Anda di halaman 1dari 41

KARYA TULIS ILMIAH

“Cara Menulis Karya Ilmiah”

Dosen Pengasuh :
Khaerun Nisa’a Tayibu, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

0
Daftar Isi

Cover .............................................................................................. 0

Daftar isi .............................................................................................. 1

A. Sistematika/cara Penyususnan Laporan Penelitian ..................... 2


1. Bagian Pembuka ..................................................................... 2
2. Bagian Inti ................................................................................. 3
3. Bagian Penutup ..................................................................... 6
B. Sistematika penyusunan Makalah ............................................. 7
C. Penyusunan Abstrak ..................................................................... 13
1. Pengertian Abstrak ..................................................................... 13
2. Kegunaan Abstrak ..................................................................... 14
3. Sifat Abstrak ..................................................................... 14
4. Karakteristik Abstrak ..................................................................... 15
5. Jenis Abstrak ..................................................................... 15
6. Penyusunan Abstrak ..................................................................... 16
D. Menyusun Proposal ..................................................................... 22
1. Pengertian Proposal ..................................................................... 22
2. Lingkup Penelitian ..................................................................... 23
3. Komponen dan Sistematika Proposal ................................. 26

Daftar Pustaka

1
A. SISTEMATIKA/CARA PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN

Laporan penelitian merupakan suatu media atau dokumen komunikasi


antara peneliti dengan masyarakat umum terutama pembaca yang ditargetkan atau
yang berkepentingan dengan penelitian yang telah dilakukan tersebut (Wardani,
1997).
Laporan penelitian adalah uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan
proses kegiatan penelitian. Dengan demikian isi laporan bukan hanya tentang
langkah-langkah yang telah dilalui oleh peneliti saja tetapi juga latar belakang
permasalahan, kerangka berfikir, dukungan teori, dan lain sebagainya yang
bersifat memperkuat makna penelitan yang dilakukan.
Beberapa penulis (Turk & Kirkman, 1982, Britowidjoyo, 1985: Arifin,
1987; Indriati, 2001), mengemukan bahwa unsur-unsur dari laporan
penelitian adalah:
1. Judul tulisan
2. Abstrak
3. Pendahuluan
4. Bahan dan metode penelitian
5. Hasil
6. Pembahasan
7. Simpulan dan saran
8. Daftar pustaka

Secara umum, sistematika suatu laporan penelitian yang lengkap terdiri


dari 3 bagian pokok, yaitu:
1. Bagian Pembuka

Menurut Arifin (1987), bagian pembuka sebuah laporan penelitian lebih


lengkap harus mengandung komponen-komponen berikut ini:
a) Judul
b) Halaman judul
c) Halaman pengesahan

2
d) Halaman penerimaan
e) Kata pengantar
f) Abstrak
g) Daftar isi
h) Daftar tabel
i) Daftar grafik, bagan, atau skema.
j) Daftar singkatan dan lambing.

Bagian pembuka tersebut pada umumnya digunakan apabila laporan


penelitian merupakan tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk laporan
penelitian yang diterbitkan dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak
seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan. Dalam kasus tersebut
biasanya yang digunakan hanyalah judul laporan.
Judul merupakan pintu atau muka dari sebuah karya ilmiah. Dalam judul
karya ilmiah harus menampilkan fakta yang ingin diungkapkan, jelas, positif,
singkat, khas, serta mampu menampilkan kata kunci dari sebuah tulisan.
Halaman judul diletakkan sesudah halamaan depan atau cover. Pada
halaman ini umumnya terdapat judul, penulis, dan penerbit. Selanjutnya halaman
judul diikuti oleh pengesahan. Pengesahan terhadap laporan yang ditulis biasanya
dilakukan oleh pemberi dana penelitian atau seseorang yang bertanggung jawab
terhadap penelitian yang dilakukan.
Kata pengantar dituliskan untuk memberikan gambaran secara umum
kepada pembaca tentang latar belakang konteks penelitian. Pada bagian ini
penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis baik dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan
laporannya.
Abstrak digunakan untuk menyampaikan gambaran singkat mengenai latar
belakang, metode, serta temuan hasil penelitian.

3
2. Bagian Inti

Pada bagian inti seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan


kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan
saran disajikan secara lengkap.
a. Pendahuluan
Secara umum bagian pendahuluan harus secara lengkap mengemukakan
tentang latar belakang, ruang lingkup/pembatasan dan rumusan masalah, tujuan
dan pertanyaan penelitian, serta anggapan dasar atau hipotesis.
Dalam latar belakang masalah yang baik harus mengandung tiga hal,
yakni:
1) Penelaahan/pembahasan mengenai literatur maupun hasil penelitian lain
yang relevan dengan masalah yang ingin diteliti.
2) Penjelasan mengapa peneliti menganggap masalah/topik tersebut penting
untuk dipelajari.
3) Manfaat hasil penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
aplikasi dan praktek.

Rumusan atau formulasi tujuan penelitian dapat berupa pernyataan atau


hipotesis. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara mengenai ada tidaknya
hubungan antara 2 atau lebih variable/fenomena yang diteliti.

b. Kajian Pustaka dan Kerangka Teori


Kajian pustaka merupakan bagian penting yang mengungkapkan teori-
teori serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang
sama atau serupa.
Dalam sebuah laporan penelitian, seperti tesis atau disertasi biasanya
disusun suatu kerangka teori berdasarkan hasil analisis atau tujuan pustaka yang
telah dilakukan. Kerangka teori merupakan dasar pemikiran yang menerangkan
dari sudut mana permasalahan ditinjau yang nantinya dijabarkan menjadi berbagai
variabel penelitian.

4
c. Metodologi Penelitian
Perbedaan utama antara karya ilmiah dengan bukan karya ilmiah adalah
pada motodologi. Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara terperinci mengenai
pendekatan atau desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode
pengumpulan dan analisis data, serta kelemahan-kelemahan penelitian.
Uraian mengenai pendekatan atau desain penelitian pada umumnya
menjelaskan tentang apakah, misalnya penelitian yang dilakukan merupakan
penelitian kualitatif atau kuantitatif, sensus/survey, cross-section atau time-series,
eksplorasi atau korelasional, eksperimen murni atau eksperimen buatan, atau
pendekatan umum lainnya.
Populasi menerangkan mengenai kolompok target yang menjadi sasaran
dalam generalisasi temuan, sedangkan penjelasan mengenai sampel menjelaskan
tentang kelompok wakil populasi yang dijadikan sumber data penelitian.
Pembahasan tentang metode pengumpulan dan analisis data pada dasarnya
merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis harus
menyajikan bagaimana data dikumpulkan dari responden/sampel penelitian serta
metode analisis. Misalnya, apakah data dikumpulkan melalui penyebaran
kuesioner/daftar pertanyaan, wawancara atau observasi langsung.
Hal yang tidak kalah penting lagi dalam bagian metodologi penelitian
adalah uraian tentang kelemahan-kelemahan yang membatasi penelitian yang
telah dilakukan. Misalnya: keterbatasan jumlah sampel, kemungkinan
kontaminasi data (apabila penelitian eksperimental), serta keterbatasan waktu dan
dana penelitian.

d. Hasil dan Pembahasan


Hasil dan pembahasan merupakan inti dari sebuah laporan penelitian. Pada
bagian ini penulis harus menyajikan secara cermat dan jelas mengenai analisis
data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang
telah dijelaskan sebelumnya.
Secara umum, bagian ini menekankan tiga hal, yaitu:
1) Hasil analisis lengkap

5
2) Hasil analisis pokok yang berhubungan dengan tujuan dan
pernyataan/hipotesis penelitian
3) Pembahasan mengenai hasil tersebut dihubungkan dengan teori dan
penelitian terdahulu yang di sajikan dalam bagian kajian pustaka dan
kerangka teori.

e. Simpulan dan Saran


Bagian ini merupakan bagian akhir dalam dari laporan penelitian. Effendi
(1991) mengemukakan bahwa simpulan adalah gambaran umum seluruh analisis
dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang di lakukan.
Penulisan simpulan dapat dilakukan dengan menggunakan penomoran
(1,2,3,4,5 dan seterusnya) ataupun secara naratif. Tapi untuk lebih baiknya,
penulisan simpulan dipaparkan dalam bentuk kalimat dan paragraph.
Setelah simpulan, pada bagian ini juga dipaparkan pula saran-saran yang
berkaitan dengan jenis penelitian lanjutan yang dapat dilakukan serta saran-saran
lain yang terkait dengan hasil penelitian atau bagaimana mengatasi hambatan-
hambatan yang telah dialami oleh penulis dalam penelitian yang telah dilakukan.

3. Bagian Penutup
Bagian ini tidak kalah penting dalam penulisan sebuah laporan penelitian
lengkap adalah bagian penutup. Bagian penutup pada umumnya, terdiri dari:
a. Daftar pustaka
Daftar pustaka merupakan komponen wajib yang harus dicantumkan oleh
penulis, sedangkan lampiran dan daftar indeks hanya di tulis jika diperlukan.
Pada umumnya, hal-hal yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka adalah:
1) Nama penulis
2) Tahun terbit
3) Judul pustaka
4) Tempat terbit
5) Nama penerbit

6
Pada umumnya urutan daftar pustaka mengacu pada urutan nama belakang
secara alpabetikel. Secara terperinci, tata cara penulisan daftar pustaka biasanya
mengikuti aturan yang berlaku secara internasional, yaitu standar dari association
of American phychology (APA).

Contohnya:
Belawati, T. 2000. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pendidikan Terbuka dan Jarak
Jauh. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.

b. Lampiran
Lampiran dapat berupa tabel, gambar, peta, bagan, instrument penelitian,
seperti kuesioner atau daftar checklist untuk observasi dan bentuk lain yang telah
dipaparkan dalam bagian inti laporan.

c. Daftar indeks atau glosarium.


Indeks adalah daftar kata atau istilah yang terdapat dalam pada laporan.
Effendi (1991) mengemukakan bahwa penulisan daftar kata atau indeks harus
berkelompok berdasarkan abjad awal kata atau istilah yang akan dituliskan.
Penulisan indeks pada umumnya di tujukan agar pembaca cepat mencari istilah
atau kata-kata khusus yang terdapat dalam laporan tersebut. Penulisan indeks
disusun berdasarkan nama atau subjek secara alpabetikal.

B. SISTEMATIKA PENYUSUNAN MAKALAH

Salah satu bentuk karya ilmiah yang banyak ditulis adalah makalah, baik
itu untuk dipresentasikan pada suatu pertemuan ilmiah, seperti seminar dan
konferensi, maupun untuk dipublikasikan melalui suatu majalah ilmiah, seperti
jurnal atau bulletin.

Makalah pada dasarnya merupakan bentuk karya ilmiah yang paling


sederhana di antara karya ilmiah lainnya. Menurut Efendi (1991) makalah

7
diartikan sebagai karya ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
Namun demikian, makalah juga dapat berupa penyajian pemikiran ataupun
mendiskusikan suatu wacana yang dianalisis secara ilmiah. Penyajian masalah
sebuah makalah dapat didasarkan pada proses berfikir deduktif atau induktif.

Seperti halnya dengan laporan penelitian, secara umum makalah harus


memiliki bagian pembuka, bagian inti, dan juga bagian penutup. Namun berbeda
dengan laporan penelitian, bagian pembuka pada makalah biasanya hanya dengan
terdiri dari halaman judul yang berisi keterangan tentang judul, penulis, dan
istitusi afiliasi penulis, serta abstrak. Dengan demikian, bagian penutup suatu
makalah biasanya hanya mengandung daftar pustaka atau referensi singkat yang
berisi daftar pustaka yang benar-benar dicuplik/disitasi dalam bagian inti makalah.

Bagian inti, seperti halnya pada laporan penelitian akan berisi


pengantar/pendahuluan, metodologi penelitian, kajian pustaka dan kerangka teori,
hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran (Turk & Kirkman 1982;
Britowidjoyo, 1985; Arifin, 1987; Indriati, 2001). Perbedaannya dengan laporan
penelitian adalah penyampaian uraian unsur-unsur ini dalam makalah disajikan
dalam versi yang lebih singkat. Sistematika unsur-unsur ini pada bagian ini dapat
bervariasi selama keseluruhan esensi substansi unsur-unsur tersebut tersampaikan.

Pada umumnya, sistematika ini disesuaikan dengan format standar yang


diberikan oleh panitia seminar/konferensi atau oleh redaktur majalah ilmiah yang
dituju. Sebgaia contoh, berikut adalah sistematika makalah yang diminta oleh
suatu jurnal penelitian.

1. Makalah hasil penelitian


Judul
Nama penulis dan afiliasi institusi
Abstrak
Kata kunci
Pendahuluan (tanpa subjudul)

8
Berisi uraian tentang latar belakang, tinjauan pustaka, masalah,
tujuan, teknik penarikan sampel, teknik pengumpulan dan analisis
data, serta aspek lain yang relevan.
Hasil dan Pembahasan
Berisi uraian tentang temuan penelitian dan pembahasannya
Penutup (tanpa subjudul)
Berisi uraian tentang simpulan penelitian dan rekomendasi
Referensi
Hanya berisi daftar pustaka yang benar-benar dirujuk dalam
artikel/makalah

2. Makalah non hasil penelitian


Judul
Nama penulis dan afiliasi institusi
Abstrak
Kata kunci
Pendahuluan (tanpa subjudul)
Berisi uraian tentang latar belakang, acuan/konteks, tujuan dan
signifikasi permasalahan/konsep/gagasan yang akan dibahas, serta
aspek lain yang relevan.
Pembahasan (boleh lebih dari satu judul, dengan satu atau tanpa subjudul)
Berisi uraian/kupasan/kajian dan pendapat/pendirian/sikap penulis
tentang pokok permasalahan/konsep/gagasan. tentang temuan
penelitian dan pembahasannya
Penutup (tanpa subjudul)
Berisi uraian tentang simpulan dan saran-saran penulis tentang
permasalah/konsep/gagasan terkait.
Referensi
Hanya berisi daftar pustaka yang benar-benar dirujuk dalam
artikel/makalah

9
Dari contoh diatas terlihat bahwa ada sedikit perbedaan sistematika yang
diminta oleh jurnal tersebut antara tata cara penulisan makalah hasil penelitian dan
bukan hasil penelitian atau makalah tentang suatu konsep pemikiran tertentu.

a. Bagian Pembuka

Bagian pembuka pada penulisan makalah sangatlah sederhana dan


umumnya dituangkan dalam halaman judul saja. Karena sifatnya yang singkat,
pada umumnya terdiri dari 5-20 halaman tergantung keperluan dan aturan yang
dikenakan maka pada makalah tidak lazim disertakan keterangan, mislanya
“daftar isi” dan “kata pengantar”.

Untuk memberikan gambaran, berikut adalah contoh halamna muka suatu


makalah yang ditulis untuk disajikan dalam suatu pertemuan ilmiah.

MEMBANGUN MASYARAKAT DIGITAL

Oleh:

Tian Belawati

Disajikan pada

National Workshop on ICT Infrastructure & E-readness


Assessment, Kementrian Komunikasi dan Informasi, Jakarta,
23 Mei 2002

UNIVERSITAS TERBUKA

2002

Sedangkan untuk abstrak, komponen dan penyusunannya tidak berbeda


dengan abstrak untuk laporan penelitian. Cara penyusunan dan contoh abstrak
akan dibahas pada kegiatan belajar berikutnya.

10
b. Bagian Inti

Seperti telah diuraikan, bagian inti makalah hasil penelitian, seperti halnya
pada laporan penelitian, berisi pengantar/pendahuluan, metodologi penelitian,
kajian pustaka dan kerangka teori, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan
saran (Turk & Kirkman, 1982; Britowidjoyo, 1985; Arifin 1987; Indriati, 2001).
Perbedaannya dengan laporan penelitian, penyampaian uraian unsur-unsur ini
pada bagian inti dapat bervariasi selama keseluruhan esensi substansi unsur-unsur
tersebut tersampaikan.

1. Pendahuluan

Bagian pendahuluan dalam penulisan makalah yang diperuntukan pada


jurnal, biasanya merupakan suatu bagian utuh, tetapi terdiri dari 5 tahapan
(Weissberg & Buker, 1990) berikut.

Tahap 1 Memberikan penjelasan tentang pernyataan umum mengenai


bidang dan ruang lingkup topik yang dibahas.

Tahap 2 Memaparkan pernyataan yang lebih khusus mengenai aspek-aspek


dari permasalahan yang telah diteliti/dikaji dan dilaporkan dalam
karya ilmiah lain.

Tahap 3 Memaparkan signifikasi topik yang akan dibahas

Tahap 4 Menjelaskan tujuan penulisan

Tahap 5 Pernyataan lain yang dapat menambah penilaian atau justifikasi


terhadap masalah yang dibahas

Dari paparan tersebut terlihat bahwa pada penulisan makalah, kajian


pustaka biasanya diintegrasikan penyajiannya dalam bagian pendahuluan yang
memperkuat rasional dan justifikasi/signifikasi masalah yang dapat
menggambarkan salah satu cara penulisan suatu makalah.

11
2. Metodologi

Pada bagian ini penulis harus menjelaskan mengenai metode penelitian


yang digunakan sehingga pembaca dapat memahami konteks hasil penelitian yang
akan dilaporkan dalam makalah.

3. Hasil dan Pembahasan

Penyajian hasil penelitian dan pembahasannya harus disajikan secara


ringkas, namun legkap dan jelas. Memang tidak mudah melakukan hal ini karena
hasil suatu penelitian umumnya sangat ekstensif. Oleh sebab itu, hasil suatu
penelitian lengkap biasanya dituangkan dalam lebih dari satu makalah yang
masing-masing difokuskan kepada salah satu aspek saja dari penelitian yang telah
dilakukan. Dengan demikian, topik atau aspek yang diangkat dan dituangkan
dalam suatu makalah harus sangat fokus

c. Bagian Penutup

Bagian penutup, seperti halnya pada laporan penelitian digunakan untuk


menyampaikan simpulan hasil penelitian yang dilaporkan dalam bagian inti
malakah.

Dalam bagian penutup hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah
mengenai penyusunan referensi. Referensi adalah berupa daftar pustaka yang
benar-benar dirujuk dalam artikel/makalh. Dengan demikian, penulis harus benar-
benar memilih daftar pustaka mana yang dirujuk dalam artikel tersebut. Penulis
tidak perlu menulis seluruh daftar pustaka, seperti yang disuusn dalam laporan
penelitian lengkap.

Cara menulis daftar pustaka dalam referensi tidak berbeda dengan cara
penulisan daftar pustaka, yaitu mengikuti aturan baku penulisan daftar pustaka
yang berlaku. Aturan mana yang digunakan tidak menjadi masalah, selama

12
penggunaannya konsisten. Salah satu aturan baku yang sering digunakan adalah
standar internasional dari Association of America Psychology (APA).

C. PENYUSUNAN ABSTRAK
1. Pengertian Abstrak

Secara umum abstrak dapat diartikan sebagai versi mini dari sebuah karya
ilmiah. Menurut Houghton (1975) abstrak dapat didefinisikan sebagai rangkuman
informasi yang terdapat dalam sebuah dokumen. Menurut American National
Standards Institute (I977) abstrak yang dipersiapkan dengan baik akan
memungkinkan pembaca untuk mengidentifikasi materi inti dari sebuah dokumen
secara cepat dan akurat sehingga pembaca dapat mengetahui apakah dokumen
tersebut terkait dengan kebutuhan mereka, kemudian mereka dapat mengambil
keputusan untuk membaca dokumen tersebut secara menyeluruh atau tidak.

Berkaitan dengan penulisan abstrak untuk karya ilmiah, sebuah abstrak


harus menyajikan rangkuman singkat dari tiap bagian penting dalam karya ilmiah.
Hal ini dikemukakan juga oleh Day (1993) yang menyatakan bahwa abstrak karya
ilmiah harus memaparkan (1) tujuan utama dan ruang lingkup penelitian, (2)
bahan dan metode yang digunakan, (3) memberikan ringkasan hasil, dan (4)
simpulan untuk hal-hal yang mendasar. Sementara Weisberg & Buker (1990)
menyebutkan bahwa abstrak laporan penelitian pada intinya terdiri dari 5 (Iima)
hal penting, yaitu (1) latar belakang, (2) tujuan, (3) method, (4) hasil, dan (5)
simpulan.

Mengingat abstrak adalah ringkasan singkat dari sebuah tulisan maka


panjangnya abstrak pada umumnya tidak melebihi 250 kata. Hal lain yang penting
juga diperhatikan dalam penulisan abstrak bahwa abstrak harus dituliskan sebagai
laporan mengenai penelitian atau kegiatan yang telah dilakukan. Informasi
ataupun simpulan yang dituliskan dalam abstrak harus terdapat dalam karya
ilmiah yang ditulis. Penulisan abstrak selalu dilakukan pada akhir sebuah
penulisan karena abstrak berisi informasi esensial yang telah dipaparkan dalam

13
sebuah tulisan. Penjelasan ini menjawab mengapa abstrak walaupun diletakkan di
bagian depan penulisan tetapi ditulis pada akhir sebuah penulisan.

Keringkasan (conciseness) dan keberartian (significance) merupakan dua


konsep penting dalam pengabstrakan. Abstrak harus ditulis secara jelas, tepat,
komprehensif, tidak terikat (independent) dan tidak dimaksudkan untuk
memberikan kritik terhadap dokumen. Pembuatan abstrak dapat dilakukan oleh
penulis (author) atau oleh pengabstrak (abstractor). Penulis merupakan orang yang
paling mengetahui isi dokumen sehingga diharapkan dapat memilih bagian-bagian
terpenting dalam dokumen yang harus dituangkan dalam abstrak. Adapun yang
dapat bertindak sebagai pengabstrak adalah orang yang mempunyai pengetahuan
yang memadai tentang subjek dokumen yang akan dibuatkan abstraknya dan
memahami metode pembuatan abstrak.

2. Kegunaan Abstrak

Abstrak sebuah karya i1miah dapat diterbitkan bersama-sama dengan


naskah aslinya, tetapi dapat juga diterbitkan secara tersendiri. Sekarang ini,
banyak terdapat buku kumpulan abstrak. Apabila abstrak diterbitkan bersama
dengan naskah aslinya maka abstrak dapat berfungsi sebagai petunjuk depan atau
heading bagi pembaca. Dengan membaca abstrak, pembaca mengetahui tentang
isi tulisan tersebut sehingga pembaca dapat menentukan secara cepat apakah dia
perlu membacanya atau tidak atau membaca dengan cepat. Kegunaan lain dari
abstrak adalah dengan membaca abstrak, pembaca dapat mengetahui secara cepat
perkembangan ilmu dalam bidang tertentu yang ingin diketahui secara garis besar

3. Sifat Abstrak
Disamping karateristik representasi informasi secara umum yang telah
disebutkan terdahulu, abstrak yang baik adalah abstrak yang mempunyai sifat-
sifat sebagai berikut:

14
1) Ringkas: dinyatakan dengan kata atau kalimat yang ringkas dan terhindar
dari ekspresi yang berlebihan (redundancy).
2) Jelas: menggunakan kata atau kalimat yang jelas dan terhindar dari arti
ganda (ambiguity)
3) Tepat: menggunakan ekspresi yang tepat dan spesifik dalam
menggambarkan isi dokumen
4) Berdiri sendiri: deskripsi dari dokumen digambarkan secara lengkap dan
dapat dimengerti sepenuhnya tanpa harus merujuk pada dokumen lain.
5) Objektif: terhindar dari interpretasi dan penilaian pribadi

4. Karakteristik Abstrak
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan abstrak adalah
sebagai berikut.
a) Bentuk tulisan bersifat: a) informatif kualitatif atau kuantitatif bergantung
jenis laporan atau karya ilmiah, dan b) deskriptif, analisis, induktif, atau
deduktif bergantung pada jenis laporan atau karya ilmiah.
b) Abstrak disajikan secara singkat, terdiri atas 200 s.d. 300 kata
c) Abstrak tidak memuat latar belakang, contoh, penjelasan berupa alat,
cara kerja, dan proses yang sudah dikenal atau lazim.
d) Abstrak hanya memuat metode kerja dari pengumpulan data sampai
penyimpulan dan data yang sudah diolah.
e) Dalam penyusunan abstrak, perlu diperhatikan ketelitian penyajian sumber
informasi asli secara cermat, mudah dipahami, dan menggunakan kata atau
istilah yang sama dengan tulisan aslinya.
f) Pengetikan berspasi satu, menggunakan tipe tulisan standar times new
roman atau arial, dengan ukuran tulisan 12 pt.

5. Jenis-jenis Abstrak

Menurut Day (1993) abstrak yang dikenal dalam penulisan sebuah karya
setidaknya ada 2 jenis, yaitu abstrak informatif dan abstrak deskriptif. Abstrak
informatif merupakan ringkasan dan memuat hal-hal pokok yang asli

15
dalamsebuah karya ilmiah, yang banyak digunakan dalam penulisan makalah
jurnal atau penulisan karya ilmiah hasil penelitian. Pada umumnya, abstrak .
informatif dirancang untuk merangkum sebuah karya ilmiah yang harus
memaparkan permasalahan, metode penelitian, data utama hasil penelitian, dan
simpulan. Sesuai dengan isinya, abstrak informatif sering kali mampu
menggantikan kebutuhan pembaea untuk membaea karya ilmiah secara utuh.
Dengan membaca abstrak informatif, para ilmuwan dapat memperluas wawasan
mereka terhadap informasi tentang jenis-jenis penelitian yang telah dilakukan oleh
para ilmuwan lainnya. Dengan karakteristik seperti ini, memang tepat bila abstrak
jenis digunakan sebagai heading.

Jenis abstrak lainnya, yaitu abstrak deskriptif, yang dirancang untuk


menunjukkan subjek atau bahasan dari sebuah karya ilmiah yang mempermudah
ealon pembaca untuk memutuskan apakah mereka akan membaca seluruh karya
tersebut atau tidak. Abstrak ini tidak dapat menggantikan karya ilmiah yang utuh.
Oleh karena itu, abstrak jenis ini biasanya digunakan dalam publikasi berbentuk
review materi, laporan seminar, dan lain-lain, dan biasanya berguna bagi
pustakawan dalam memperluas koleksinya.

Walaupun abstrak dapat bersifat informatif atau deskriptif, namun


biasanya penuli~n abstrak merupakan kombinasi dari keduanya. Dalam menulis
abstrak, penulis memang seringkali dihadapkan dengan masalah
"menyeimbangkan" antara pemaparan yang singkat versus terperinci, dan antara
pemaparan informatif versus deskriptif.

6. Penyusunan Abstrak

Seperti telah dijelaskan sebelumnya abstrak harus ditulis secara singkat.


Abstrak untuk karya tulis hasil penelitian menggunakan jenis abstrak informatif
yang memiliki struktur yang jelas. Seperti telah dijelaskan sebelumnya menu rut
Weisberg & Buker (1990) abstrak penulisan laporan penelitian pada intinya terdiri
dari 5 (lima) hal penting, yaitu (1) latar belakang, (2) tujuan, (3) metode, (4) hasil,
dan (5) simpulan.

16
Sekarang akan kita bahas secara lebih mendalarn bagaimana menyusun
abstrak untuk karya ilmiah hasil penelitian. Dalam menyusun abstrak, bagian
pertama yang harus ditulis adalah latar belakang. Latar belakang yang dituliskan
di sini adalah menuliskan beberapa informasi latar belakang yang penting yang
mendasari pelaksanaan penelitian secara singkat. Informasi yang melatarbelakangi
penelitian harus cukup selektif agar penulisan tidak terjebak dalam pemaparan
yang berpanjang panjang. Tuliskan informasi latar belakang yang dianggap
penting dan perJu dituliskan serta mendukung pentingnya penelitian tersebut
dilakukan.

Penulisan tujuan penelitian dalam abstrak juga harus dituliskan secara


singkat, namun tidak mengurangi esensi tujuan penelitian. Tujuan yang dituliskan
dalam abstrak dapat pula dilengkapi dengan ruang lingkup penelitian yang telah
dilakukan.

Informasi lain yang harus dituliskan dalam abstrak adalah metode dan
hasil penelitian. Tuliskan metode penelitian dengan singkat dan jelas, demikian
pula hasil penelitian yang paling penting dan utama. Bagian terakhir dalam
penyusunan abstrak adalah penulisan simpulan dan rekomendasi.

Selain memperhatikan struktur penyusunan abstrak, hal lain yang perlu


diperhatikan adalah penggunaan dan pemilihan kata-kata yang tepat. Pemilihan
kata-kata dalam penulisan abstrak menjadi sangat penting mengingat abstrak
harus ditulis secara singkat. Apabila keseluruhan struktur dalam abstrak dapat
dituliskan denga lebih pendek, namun jelas makna tidak perlu diperpanjang

Di samping penggunaan kata yang tepat, dalam abstrak juga tidak


diperlukan bibliografi, gambar atau tabel. Walaupun abstrak ditulis secara singkat
jangan gunakan singkatan. Namun, apabila singkatan tersebut digunakan berkali-
kali dalam penulisan maka singkatan dapat digunakan setelah untuk pertama
kalinya diberikan dalam versi lengkapnya.

Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penyusunan


abstrak, perhatikan contoh abstrak berikut.

17
Abstrak

Tutorial merupakan bagian integral dari sistem pendidikan jarak jauh. Universitas
Terbuka (UT) telah mengembangkan dan menawarkan berbagai modus tutorial melalui
berbagai media. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, UT
juga menawarkan tutorial online melalui Internet. Makalah ini melaporkan hasil
penelitian yang dilakukan untuk melihat korelasi antara partisipasi mahasiswa dalam
tutorial on/ine dengan hasil belajar mereka. Berdasarkan data dari 1000 mahasiswa
dalam 160 mata kuliah tutorial online selama dua semester, hasil analisis data
menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara tingkat partisipasi mahasiswa dalam
tutorial on/ine dengan tingkat hasil belajar mereka.

Pada contoh tersebut, apabila dibaca dengan cermat kalimat pertama dan
kedua merupakan latar belakang dari penelitian yang dilakukan, sedangkan
berikutnya dipaparkan tentang tujuan dan ruang lingkup penelitian, diikuti dengan
metodologi yang digunakan dalam penelitian. Kalimat berikutnya adalah
penjelasan tentang hasil penelitian dan diakhiri dengan simpulan. Perlu
diperhatikan bahwa jumlah kata pada contoh abstrak di atas hanya 89 kata, namun
telah secara komprehensif menggambarkan keseluruhan isi karya ilrniah.

Menuliskan sesuatu secara singkat, tetapi jelas pada umumnya sulit untuk
dilakukan. Dalam menulis abstrak, penulis kerap kali mengalami abstrak yang
ditulisnya masih terlalu panjang. Jika hal ini terjadi maka penulis harus membaca
kembali abstraknya dengan cermat kemudian mengurangi hal-hal yang tidak
begitu penting. Walaupun demikian, perlu diperhatikan agar pengurangan tersebut
tidak mengurangi kepentingan.

Menurut Weisberg & Buker (1990) dalam proses pengurangan atau


memperpendek abstrak pada dasarnya hanya dapat dengan mengurangi dua atau 3
elemen dengan menfokuskan abstrak pada hasil penelitian. Hal pertama yang

18
dapat dikurangi adalah latar belakang. Kemudian, dapat pula dilakukan penyatuan
antara tujuan dan metode penelitian yang digunakan. Pada bagian terakhir
simpulan dan rekomendasi juga dapat dipadatkan dalam satu atau dua kalimat
saja. Salah satu proses memperpendek abstrak dapat dilakukan dengan cara
menyatukan metode serta mengintegrasikan simpulan dan rekomendasi.
Contoh abstrak di atas merupakan abstrak yang sudah sangat pendek.

Namun, sebenarnya abstrak tersebut pada awalnya mencapai lebih dari


200 kata. Untuk dapat memberikan contoh bagaimana cara mengurangi abstrak
yang terlalu panjang, perhatikanlah contoh berikut ini. Berikut adalah versi contoh
abstrak di atas ketika masih terdiri dari 200 kata.

Kegiatan belajar mahasiswa pada sistem belajar jarak jauh (SBJJ) dilakukan secara
rnandiri oleh mahasiswa di tempat mereka masing-masing. lnstitusi penyelenggara dalam
hal ini berperan sebagai fasilitator dengan menyediakan layanan bantuan belajar sesuai
kebutuhan rnahasiswa. Dengan demikian, layanan bantuan belajar yang pada sistem SPJJ
merupakan bagian integral dari keseluruhan sistern yang tidak dapat ditinggalkan agar
jarak antara kegiatan mengajar (teaching act) dengan belajar (learning act) atau
transactional distance pada proses pernbelajaran dapat dijembatani. Universitas Terbuka
(UT) telah menyelenggarakan SPJJ selama 20 tahun. Selama kurun waktu tersebut,
berbagai model dan format layanan bantuan belajar telah dikernbangkan, diujicobakan
dan ditawarkan kepada mahasiswa, di antaranya layanan tutorial. Modus tutorial yang
ditawarkan UT meliputi tutorial tatap muka dan tutorial jarak jauh melalui pemanfaatan
berbagai media, seperti surat-menyurat, radio, televisi, telepon, dan fox. Seiring dengan
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi serta jaringan infrastrukturnya di
Indonesia, sejak tahun 1997 UT juga menyediakan layanan tutonal jarak jauh melalui
Internet atau tutorial online. Penelitian yang dilaporkan pada tulisan ini ditujukan untuk
rnelihat efektivitas tutorial online terhadap upaya untuk meningkatkan hasil belajar
mahasiswa. Secara spesifik makalah ini melaporkan hasil penelitian yang dilakukan untuk
melihat korelasi antara partisipasi mahasiswa dalam tutorial online dengan hasil belajar
mereka. Data dikumpulkan dari 1000 mahasiswa dalam 160 mata kuliah tutorial online
selama dua semester, yaitu semester 2002.1 dan 2002.2. Data dianalisis dengan uji t dan
hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara tingkat partisipasi

19
rnahasiswa dalam tutorial on line dengan tingkat hasil belajar mereka. Berdasarkan hasil
ini, penulis merekomendasikan bahwa kegiatan tutorial online perlu terus diakukan.

Pada abstrak tersebut langkah pertama yang harus dilakukan adalah


mengurangi hal yang kurang begitu diperlukan, yaitu latar belakang. Untuk
memperpendek kalimat maka tujuan dan metode penelitian diupayakan untuk
menjadi satu kalimat. Mengingat hasil penelitian adalah merupakan hal yang
'utama dan penting maka pengurangan tidak perlu dilakukan. Untuk menghemat
penggunaan kata tanpa menghilangkan makna dari sebuah abstrak maka simpulan
dan rekomendasi dapat digabung menjadisatu atau dua kalimat. Perhatikan
perbaikan yang dilakukan pada abstrak tersebut dengan cara menghilangkan
(dengan mencoret) dan menggabungkan kalimat-kalimat yang terkait berikut
sehingga jumlah kata menjadi hanya 89 dari sebelumnya 200:

Tutorial rnerupakan bagian integral dari sistem pendidikan jarak jauh Kegiatan belajar
mahasiswa pada sistem belajar jarak jauh (SBJJ) dilakukan secara mandiri oleh
mahasiswa di tempat mereka masing masing. Institusi penyelenggara dalam hal ini
berperan sebagai fasilitator dengan menyediakan layanan bantuan belajar sesuai
kebutuhan mahasiswa. Dengan demikian, layanan bantuan belajar yang pada sistem SPJJ
merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem yang tidak dapat ditinggalkanagar
jarak antara kegiatan mengajar (teaching act) dengan belajar (learning act) atau
transactional distance pada proses pembelajaran dapat dijembatani. Universitas Terbllka
(UT) telah menyelenggarakan SPJJ selama, 20 tahun. Selama kurun waktu tertentu,
berbagai model dan format layanan bantuan belajar telah di mengembangkan,
dimengujicobakan dan dimenawarkan kepada mahasiswa, di antaranya berbagai layanan
tutorial. Modus tutorial yang ditawarkan UT meliputi tlutorial tatap muka dan tutorial
jarak jauh melalui pemanfaatan melaluli berbagai media seperti surat menyurat, radio,
televisi, telepon, dan fax. Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi serta jaringan infrastrukturnya di Indonesia, sejak tahun 1997 UT juga
menyediakan layanan tutorial jarak jauh melalui Internet atau tutorial online melalui
Internet. Penelitian yang dilaporkan pada tulisan ini tujukan untuk melihat efektivitas
tutorial online terhadap upaya untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Secara

20
spesifik makalah ini melaporkan hasil penelitian yang dilakllkan untuk melihat korelasi
antara partisipasi mahasiswa dalam tutorial online sengan hasil belajar mereka.
Berdasarkan data dikumpulkan dari 1000 mahasiswa dalam 160 mata kuliah tutorial
online selama dua semester, yaitu semester 2002.1 dan 2002.2. Data dianalisis sengan uji
t dan hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara tingkat
partisipasi mahasiswa dalam tuterial online dengan tingkat hasil belajar mereka.
Berdasarkan hasil ini, penulis merekomendasikan bahwa kegiatan tuterial online perlu
terus dilakukan.

Jika coretan-coretan tersebut dibersihkan maka abstrak di atas menjadi


persis, seperti yang disampaikan sebelumnya denganjumlah kata 89.

Tutorial merupakan bagian integral dari sistem pendidikan jarak. Universitas Terbuka
(UT) telah mengembangkan, mengujicobakan dan menawarkan berbagai layanan tutorial
melalui berbagai media. Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi UT juga menyediakan tutorial on line melalui Internet. Makalah ini melaporkan
basil penelitian yang dilakukan untuk melihat korelasi antara partisipasi mahasiswa dalam
tutorial on line dengan hasil belajar mereka. Berdasarkan data dari 1000 mahasiswa
dalam 160 mata kuliah tutorial on line selama dua semester, hasil analisis data
menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara tingkat partisipasi mahasiswa dalam
tutorial online dengan tingkat hasil belajar mereka

Kata kunci: pendidikan jarak jauh, tutorial on line, hasil belajar

Penulisan abstrak biasanya diikuti dengan penulisan kata-kata kunci yang


digunakan dalam penyajian makalah. Dari contoh abstrak di atas, misalnya kata-
kata kunci dapat berupa "pendidikan jarak jauh", "tutorial online", dan "hasil
belajar". Kata kunci dalam penyajian sebuah makalah pada umumnya dipilih dari
kata yang paling mewakili atau mencerminkan isi dari uraian yang dituliskan
dalam makalah tersebut. Kata kunci biasanya digunakan untuk mempermudah
pencarian makalah yang membahas tentang hal tersebut.

21
D. Menyusun Proposal
1. Pengertian

Proposal penelitian adalah perencanaan penelitian yang berisi langkah-


langkah sistematis dan rasional yang ditetapkan oleh peneliti sehingga dapat
digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan dan mengendalikan penelitian.

Setiap penelitian baik penelitian yang menggunakan metode kuantitatif


maupun kualitatif perlu direncanakan dalam bentuk proposal penelitian. Dengan
membuat proposal ini berarti peneliti telah melaksanakan salah satu fungsi
manajemen penelitian yaitu membuat perencanaan. Karena terdapat perbedaan
mendasar antara metode kuantitatif dan kualitatif maka proposal antara metode
penelitian kuantitatif dan kualitatif juga berbeda. Perbedaan mendasar antara
metode kuantitatif dan kualitatif adalah terletak pada aksioma, proses penelitian,
dan karakteristik kedua metode tersebut.

2. Lingkup Penelitian Kualitatif

Sebelum peneliti membuat proposal penelitian dengan metode kualitatif,


maka terlebih dahulu harus diketahui lingkup penelitian kualitatif. Lingkup ini
berkenaan dengan permasalahan yang cocok diteliti dengan metode kualitatif serta
scope konteks sosial yang diteliti. Metode kualitatif cocok digunakan untuk
meneliti hal-hal sebagai berikut:

a. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin


malah gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif,
karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke objek, melakukan
penjelajahan dengan grand tour question , sehingga masalah akan dapat
ditemukan dengan jelas. Melalui penelitian model ini, peneliti akan
melakukan eksplorasi terhadap suatu objek. Ibarat orang akan mencari
sumber minyak, tambang emas dan lain-lain

22
b. Bila ingin memahami makna di balik data yang tampak. Gejala sosial
sering tidak bisa difahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan
orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna
tertentu. Sebagai contoh, orang yang menangis, tertawa, cemberut,
mengedipkan mata, memiliki makna tertentu. Sering terjadi, menurut
penelitian kuantitatif benar, tetapi justru menjadi tanda tanya menurut
penelitian kualittaif. Sebagai contoh ada 99 orang menyatakan bahwa A
adalah pencuri, sedangkan satu orang menyatakan tidak. Menurut
penelitian kuantitatif, cinta suami kepada istri dapat diukur dari banyaknya
sehari dicium. Menurut penelitian kualitatif, semakin banyak suami
mencium istri, maka malah tanda tanya, jangan-jangan hanya pura-pura.
Data untuk mencari makna dati setiap perbuatan tersebut hanya cocok
diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik wawancara mendlam,
observasi berperan serta dokumentasi.
c. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya
dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif
dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi
sosial tersebut. Dengan demikian akan dapat ditemukan pola-pola
hubungan yang jelas.
d. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak
diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulsn data
wawancara mendalam, dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan
apa yang dirasakan orang tersebut.
e. Untuk mengembangkan teori. Metode kualitatif paling cocok digunakan
untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh
melalui lapangan. Teori yang demikian dibangun melalui grounded
research. Dengan metode kualitatif peneliti pada tahap awalnya
melakukan penjelajahan, selanjutnya melakukan pengumpulan data yang
mendalam sehingga dapat ditemukan hipotesis yang berupa hubungan
antar gejala. Hipotesis tersebut selanjutnya diverifikasi dengan

23
pengumpulan data yang lebih mendalam. Bila hipotesis terbukti, maka
akan menjadi tesis atau teori.
f. Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan
kebenarannya. Dengan metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan
data secara triangulasi/gabungan (karena dengan teknik pengumpulan data
tertentu belum dapat menemukan apa yang dituju, maka ganti teknik lain),
maka kepatian data akan lebih terjamin. Selain itu dengan metode
kualitatif, data yang diperoleh diuji kredibilitasnya, dan penelitian berakhir
setelah data itu jenuh, maka kepastian data akan dapat diperoleh. Ibarat
mencari siapa yang menjadi provokator, maka sebelum ditemukan siapa
provokator yang dimaksud maka penelitian belum dinyatakan selesai.
g. Meneliti sejarah perkembangan. Sejarah perkembangan kehidupan
seseorang tokoh atau masyarakat akan dapat dilacak melalui metode
kualitatif. Dengan menggunakan data dokumentasi, wawancara mendalam
kepada pelaku atau orang yang dipandang tahu, maka sejarah
perkembangan kehidupan raja-raja di Jawa, sejarah perkembangan
masyarakat tertentu sehingga masyarakat tersebut menjadi masyarakat
yang etos kerjanya tinggi atau rendah. Penelitian perkembangan ini juga
bisa dilakukan di bidang pertanian, bidang teknik seperti meneliti kinerja
mobil dan sejenisnya, dengan melakukan pengamatan secara terus
menerus yang dibantu kamera terhadap proses tumbuh dan
berkembangnya bunga tertentu, atau mesin mobil tertentu.

Penelitian kualitatif dilakukan pada situasi sosial tertentu dari situasi sosial
yang tunggal, sampai masyarakat yang kompleks. Situasi sosial ditunjukkan pada
gambar 8.1, dan scope penelitian digambarkan seperti gambar 8.2 berikut.

24
Place/tempat

Social
situation

Actor/orang Activity/aktivitas

Gambar 8.1 Situasi sosial (Social situation)

Inti dari situasi sosial adalah orang-orang (actor) yang melakukan aktivitas
pada tempat/lokasi (space) tertentu.

SCOPE OF RESEARCH SOCIAL UNITS STUDIES

Macro Complex Society (masyarakat yang kompleks)


Multiple communities (beberapa kelompok
masyarakat)
A single community study (sekelompok masyarakat)
Multiple social institutions (beberapa lembaga sosial)
A single social institution (sau lembaga sosial)
Multiple social situation (beberapa situasi sosial)
Micro Single social situation (satu situasi sosial)

Gambar 8.2 Scope penelitian kualitatif

25
3. Komponen dan Sistematika Proposal
A. Proposal Penelitian Kuantitatif

Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi


langkah-langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya.
Dalam menyusun rancangan penelitian, perlu diantisipasi tentang berbagai sumber
yang dapat digunakan untuk mendukung dan menghambat terlaksananya
penelitian.

Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permasalahan. Masalah


merupakan “penyimpangan” dari apa yang seharusnya dengan apa terjadi,
penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan, penyimpangan antara teori
dengan praktek, dan penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan. Masalah
itu muncul pada ruang (tempat) dan waktu tertentu.

SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Hasil Penelitian
II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
B. Keranga Berfikir
C. Hipotesis
III. PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode
B. Populasi dan Sampel
C. Instrumen Penilaian
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data
IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN
A. Organisasi Penelitian
B. Jadwal Penelitian
V. BIAYA YANG PERLUKAN
26
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah

Pada bagian ini berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang
terjadi pada suatu objek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu, sekarang ini tampak
ada penyimpangan-penyimpangan dari standar yang ada, baik standar yang
bersifat keilmuan maupun aturan-aturan. Oleh karena itu dalam latar belakang ini,
peneliti harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas.
Melalui analisis masalah ini, peneliti harus dapat menunjukkan adanya suatu
penyimpangan yang ditunjukkan dengan data dan menuliskan mengapa hal ini
perlu diteliti.
b. Identifikasi Masalah

Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada objek
yang diteliti. Semua masalah dalam objek, baik yang akan diteliti maupun yang
tidak akan diteliti sedapat mungkin dikemukakan.

Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka peneliti perlu


melakukan studi pendahuluan ke objek yang diteliti, melakukan observasi, dan
wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat
diidentifikasikan.

Berdasarkan berbagai permasalahan yang telah diketahui tersebut,


selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah yang lain.
Masalah yang akan diteliti itu kedudukannya di mana di antara masalah yang akan
diteliti. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif dan negatif terhadap
masalah yang diteliti. Selanjutnya masalah tersebut dapat dinyatakan dalam
bentuk variabel.

c. Batasan Masalah

Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya


penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah
yang telah diidentifikasi akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberi batasan, di

27
mana akan dilakukan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti, serta
bagaimana hubungan variabel satu dengan variabel yang lain.
Berdasarkan batasan masalah ini, maka selanjutnya dapat dirumuskan
masalah penelitian.
d. Rumusan Masalah

Setelah masalah yang akan diteliti itu ditentukan (variabel apa saja yang
akan diteliti, dan bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lain), dan
supaya masalah dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu
perlu dirumuskan secara spesifik.
e. Tujuan Penelitian

Terdapat hubungan antara tujuan dan kegunaan penelitian dengan


permasalahan. Akan tetapi, tujuan penelitian tidak sama dengan tujuan yang ada
pada sampul tesis, yang merupakan tujuan formal (misalnya untuk memenuhi
salah satu syarat untuk mendapat gelar Magister), tetapi tujuan di sini berkenaan
dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan
erat dengan rumusan masalah yang dituliskan

f. Kegunaan Hasil Penelitian

Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan.


Kalau tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab
secara akurat maka sekarang kegunaannya apa. Kegunaan hasil penelitian ada dua
hal yaitu:
1. Kegunaan untuk mengembangkan ilmu/kegunaan teoritis.
2. Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah
yang ada pada objek yang diteliti.

II. Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis


a. Deskripsi Teori

Landasan teoritis adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan


untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk

28
memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis),
dan penyusunan instrumen penelitian.
Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang,
pendapat penguasa, tetapi teori yang betul-betul telah teruji kebenarannya. Di sini
juga diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang
ada kaitannya dengan variabel yang akan diteliti. Jumlah teori yang dikemukakan
tergantung pada variabel yang diteliti. Kalau variabel yang diteliti ada lima, maka
jumlah teori yang akan dikemukakan juga ada lima.

b. Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori


berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel yang akan diteliti.
Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam
penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila dalam penelitian
hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan
peneliti di samping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing
variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang akan diteliti.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya
dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena
itu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan
komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berpikir.

c. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah


penelitian yang akan diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis
adalah rumusan masalah penelitian.

29
III. Prosedur Penelitian
a. Metode

Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis,


diperlukan metode penelitian. Untuk itu dibagian ini perlu ditetapkan metode
penelitian apa yang akan digunakan.

b. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat


digunakan sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan
(kesimpulan dan sampel yang dapat diberlakukan untuk populasi ) maka sampel
yang digunakan sebagai sumber data harus respresentasif dapat dilakukan dengan
cara mengambil sampel dari populasi secara random sampai jumlah tertentu.

c. Instrumen Penelitian

Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan menggunakan


instrumen penelitian. Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada
variabel yang diteliti. Bila variabel yang diteliti jumlahnya lima, maka akan
menggunakan lima instrumen.

d. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan sangat penting agar benar-benar mendapatkan data


yang valid dan reliable. Jangan semua teknik pengumpulan data (angket,
observasi, wawancara) dicantumkan kalau sekiranya tidak dapat dilaksanakan.
Selain itu konsekuensi dari mencantumkan ketiga teknik pengumpulan data itu
adalah: setiap teknik pengumpulan data yang dicantumkan harus disertai datanya.
Memang untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif penggunaan berbagai
teknik sangat diperlukan, tetapi bila satu teknik di pandang mencukupi maka
teknik yang lain bila digunakan akan menjadi tidak efisien.

30
e. Teknik Analisis Data

Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka teknik analisis data


ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan
pengujian hipotesis yang diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan, akan
menentukan teknik statistik mana yang digunakan. Jadi sebab membuat
rancangan, maka teknik analisis data ini telah ditentukan. Bila peneliti tidak
membuat hipotesis, maka rumusan masalah penelitian ilmiah itulah yang perlu
dijawab. Tetapi kalau hanya rumusan masalah itu dijawab, maka sulit membuat
generalisasi, sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya dapat berlaku untuk
sampel yang digunakan, tidak berlaku untuk populasi.

IV. Organisasi dan Jadwal Penelitian


a. Organisasi Penelitian

Bila penelitian dilaksanakan oleh tim/kelompok maka diperlukan adanya


organisasi pelaksana peneliti. Minimal ada ketua yang bertanggung jawab dan
anggota, sebagai pembantu ketua.

b. Jadwal Penelitian

Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang


akan dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan apa saja yang akan dilakukan,
dan berapa lama akan dilakukan.

V. Biaya yang diperlukan

Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah biaya
yang diperlukan tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga peneliti dan
pendukungnya, tingkat risiko kegiatan dilakukan, jarak tempat penelitian dengan
tempat tinggal peneliti, serta lamanya penelitian dilakukan. Biaya penelitian pada
umumnya 60% untuk tenaga, dan 40% persen untuk penunjang seperti bahan,

31
transpor, sewa alat-alat komputer. Semua biaya yang dibutuhkan perlu diuraikan
secara rinci.

B. Proposal Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kuantitatif, karena permasalahan yang diteliti sudah jelas,


realitas dianggap tunggal, tetap, teramati pola fikir deduktif, maka proposal
penelitian kuantitatif dipandang sebagai “blue print”yang harus digunakan sebagai
pedoman baku untuk melaksanakan dan mengendalikan penelitian. Sedangkan
dalam metode kualitatif yang berpandangan bahwa, realitas dipandang sesuatu
holistik, kompleks, dinais dan penuh makna, dan pola fikir induktif, sehingga
permasalahan belum jelas, maka proposal penelitian kualitatif yang dibuat masih
bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek
penelitian/situasi sosial.

Oleh karena itu proposal penelitian kualitatif diibaratkan oleh Bogdan


seeperti seseorang yang akan merencanakan piknik. Yang direncanakan dalam
piknik adalah baru tempat-tempat yang akan dikunjungi, dann apa yang ingin
diketahui lebih dalam dari tempat tersebut, akan tergantung pada situasi setelah
seseorang berada ditempat piknik tersebut.

Proposal peneltiian kualitatif berisi garis-garis besar rencana yang


mungkin akan dilakukan. Jadi perbedaan utama antara proposal yang
menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah terletak pada,
yang kuantitatif proposalnya spesifik dan sudah baku, dan yang kualitatif masih
bersifat umum dan sementara.

Komponen dan Sistematika Proposal

Komponen dan sistematika dalam proposal penelitian kualitatif bersifat


sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Setelah di
lapangan mungkin maslaah, fokus, teori, teknik pengumpulan data, analisis data,
bahkan judul penelitian bisa berubah

32
SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
II. STUDI KEPUSTAKAAN
A. ...........................................................................
B. ...........................................................................
C. ...........................................................................
III. PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode dan alasan menggunakan metode
B. Tempat Penelitian
C. Instrumen Penilaian
D. Sampel Sumber Data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
G. Rencana Pengujian Keabsahan Data
IV. Organisasi dan Jadwal Penelitian
A. Organisasi Penelitian
B. Jadwal Penelitian
V. Biaya yang diperlukan

33
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah

Walaupun dalam penelitian kualitatif, masalah bersifat sementara, namun


perlu dikemukakan dalam proposal penelitian. Masalah merupakan penyimpangan
antara yang diharapkan dengan yang terjadi, penyimpangan antara tujuan dengan
hasil yang dicapai, dan pelaksanaan, penyimpangan antara tujuan dengan hasil
yang dicapai, dan penyimpangan antara pengalaman masa lampau dengan yang
terjadi. Setiap masalah pasti ada yang melatarbelakangi.

Dalam latar belakang masalah ini perlu dikemukakan gambaran keadaan


yang sedang terjadi selanjutkan dikaitkan dengan peraturan/kebijakan,
perencanaan, tujuan, teori, pengalaman, sehingga terlihat adanya kesenjangan
yang merupakan masalah. Masalah ini perlu dikemukakan dalam bentuk data.

Masalah yang dikemukakan dalam bentuk data, bisa diperoleh dari sudi
pendahuluan, dokumentasi, laporan penelitian, atau pernyataan orang-orang yang
dianggap kredibel dalam media baik media cetak maupun elektronika. Penelitian
juga tidak harus berangkat dari masalah, tetapi dari potensi. Potensi tersebut dapat
berkembang menjadi masalah karena potensi tersebut tidak dapat didayagunakan.

Setelah masalah yang dikemukakan belum dapat diatasi, dan mungkin ada
potensi yang belum dapat didayagunakan, maka perlu dilakukan penelitian. Jadi
dalam latar belakang masalah ini intinya berisi tentang jawaban atas pertanyaan,
mengapa perlu dilakukan penelitian.

b. Fokus Penelitian

Kalau dalam penelitian kuantitatif, fokus penelitian ini merupakan batasan


masalah. Adanya keterbatasan baik tenaga, dana, dan waktu, dan supaya hasil
penelitian lebih terfokus, maka peneliti tidak akan melakukan penelitian terhadap
keseluruhan yang ada pada objek atau situasi sosial tertentu, tetapi perlu
menentukan fokus.

34
Pada penelitian kualitatif, penentuan fokus berdasarkan hasil studi
pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang
yang dipandang ahli. Fokus dalam penlitian ini juga masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelah peneliti di lapangan.

c. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian tersebut,


selanjutnya dibuat rumusan masalahnya. Rumusan masalah merupakan
pertanyaan penelitian, yang jawabannya dicarikan melalui penelitian. Rumusan
masalah ini merupakan panduan awal bagi peneliti untuk penjelajahan pada objek
yang diteliti. Namun bila rumusan masalah ini tidak sesuai dengan kondisi objek
penelitian, maka peneliti perlu mengganti rumusan masalah penelitiannya.
Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif tidak berkenaan dengan
variabel penelitian, yang bersifat spesifik, tetapi lebih makro dan berkaitan dengan
kemungkinan apa yang terjadi pada objek/situasi sosial penelitian tersebut.

d. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan,


dan membuktikan pengetahuan. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian
kualitatif adalah untuk menemukan. Menemukan berarti sebelumnya belum
pernah ada atau belum diketahui. Dengan metode kualitatif, maka penelitian
penemuan pemahaman luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang kompleks,
memahami interaksi dalam situasi sosial tersebut sehingga dapat ditemukan
hipotesis, pola hubungan yang akhirnya dapat dikembangkan menjadi teori.
Tujuan penelitian dalam proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat
sementara, dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Dalam
proposal tujuan penelitian terkait dengan rumusan masalah, yaitu untuk
mengetahui segala sesuatu setelah rumusan masalah itu terjawab melalui
pengumpulan data.

35
e. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat. Manfaat tersebut bisa


bersifat teoritis dan praktis. Untuk penelitian kualitatif, manfaat penelitian lebih
bersifat teoritis, yaitu untuk pengembangan ilmu, namun juga tidak menolak
manfaat praktisnya untuk memecahkan masalah. Bila peneliti kualitatif dapat
menemukan teori, maka akan berguna untuk menjelaskan, memprediksikan, dan
mengendalikan suatu gejala.

f. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis. Terdapat tiga kriteria


terhadap teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian, yaitu relevansi,
kemutkahiran, dan keaslian. Relevansi berarti teori yang dikemukakan sesuai
dengan permasalahan yang diteliti. Kemutakhiran berarti terkait dengan kebaruan
teori atau referensi yang digunakan. Keaslian terkait dengan keaslian sumber,
maksudnya supaya peneliti menggunakan sumber aslinya dalam menggunakan
teori. Jangan sampai peneliti mengutip dari kutipan orang lain

II. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis. Terdapat tiga kriteria


terhadap teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian, yaitu relevansi,
kemutkahiran, dan keaslian. Relevansi berarti teori yang dikemukakan sesuai
dengan permasalahan yang diteliti. Kemutakhiran berarti terkait dengan kebaruan
teori atau referensi yang digunakan. Keaslian terkait dengan keaslian sumber,
maksudnya supaya peneliti menggunakan sumber aslinya dalam menggunakan
teori. Jangan sampai peneliti mengutip dari kutipan orang lain

36
III. Metode Penelitian

Komponen dalam metode penelitian kualitatif adalah: alasan menggunakan


metode kualitatif, tempat penelitian, instrumen penelitian, sampel sumber data,
teknik pengumplan data, teknik analisis data, rencana pengujian keabsahan data.

a. Metode dan Alasan menggunakan Metode Kualitatif

Dalam hal ini yang pelu dikemukakan, mengapa metode penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif. Pada umummnya alasan menggunakan
metode kualitatif karena, permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis,
dan penuh makna.

b. Tempat Penelitian

Dalam penelitian kualitatif juga dikemukan di mana penelitian tersebut akan


dilakukan.

c. Instrumen Penelitian

Yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri atau anggota tim
peneliti. Untuk itu perlu dikemukakan siapa yang akan menjadi instrumen
penelitian, atau mungkin setelah permasalahannya dan fokus jelas peneliti akan
menggunakan instrumen. Instrumen yang akan digunakan perlu dikemukakan
pada bagian ini.

d. Sampel Sumber Data

Sampel sumber pada proposal masih bersifat sementara, dan akan


berkembang kemudian setelah peneliti di lapangan.

e. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang utama adalah


observasi, wawancara, studi dokumentasi, atau gabungan ketiganya.

37
f. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan


pengumpulan data. Tahapan penelitian kualitatif adalah tahap memasuki
lapangan. Tahap kedua adalah menentukan fokus, teknik pengumpulan
data dengan minitour quetions, analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi.
Selanjutnya pada tahap selection

g. Rencana Pengujian Keabsahan Data

Dalam proposal perlu dikemukakan rencana uji keabsahan data yang akan
dilakukan. Uji keabsahan meliputi kredibilitas data, uji depenabilitas (reliabilitas)
data, uji transferbilitas, atau uji komfirmabilitas. Namun yang utama adalah uji
kredebilitas data.

IV. Organisasi dan Jadwal Penelitian

Dalam penelitian kualitatif organisasi penelitian dan jadwal penelitian juga


harus dikemukan seperti dalam penelitian kuantitatif.
a. Organisasi

Organisasi penelitian ini perlu dikemukakan, bila penelitian dilakukan oleh


tim. Dalam organisasi penelitian ini terdiri atas, Ketua Tim Peneliti, beberapa
anggota peneliti, pengumpul data, bendahara, tenaga administrasi. Masing-masing
perlu dikemukakan uraian tugas dan waktu yang tersedia.

b. Jadwal Penelitian

Pada umunya penelitian kualitatif memerlukan waktu yang relatif lama,


antara 6 bulan sampai 24 bulan. Untuk itu perlu direncanakan jadwal pelaksanaan
penelitian. Jadwal penelitian berisi aktivis yang dilakukan dan kapan akan
dilakukan. Berikut ini diberikan contoh rencana jadwal penelitian kualitatif.

38
No Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Penyusunan proposal
2 Diskusi proposal
3 Memasuki lapangan, grand tour dan
miniatour question, analisis domain
4 Menentukan fokus, minitour question,
analisis taksonomi
5 Tahap selection, structural question, analisis
komponensial
6 Menentukan tema, analisis tema
7 Uji keabsahan data
8 Membuat draf laporan penelitian
9 Diskusi draf laporan penelitian
10 Penyempurnaan laporan

V. Biaya yang diperlukan

Dalam penelitian kualitatif jumlah biaya juga perlu dikemukakan seperti


yang terdapat dalam penelitian kuantitatif.

39
Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Kusmana, Suherli. 2010. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sandjaja. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Subana. 2005. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. 2014. Memahamai Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

40

Anda mungkin juga menyukai