Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan penelitian merupakan suatu media atau dokumen komunikasi
antara peneliti dengan masyarakat umum terutama pembaca yang ditargetkan
atau yang berkepentingan dengan penelitian yang telah dilakukan tersebut
(Wardani, 1997). Oleh karena itu, apabila laporan penelitian dapat berfungsi
sebagai media komunikasi yang efektif maka suatu laporan penelitian harus
disusun secara jelas sehinga mudah dipahami oleh pembacanya yang tidak
terlibat di dalam penelitian itu sendiri.
Walaupun ada beberapa jenis laporan penelitian yang tergantung kepada
pembaca utama yang ditargetkan, namun ada suatu sistematika baku yang
pada umumnya diikuti oleh setiap peneliti dalam melaporkan hasil
penelitiannya. Beberapa penulis (Turk dan Kirkman, 1982; Britowidjoyo
1985; Arifin, 1987; Indriati, 2001) mengemukakan bahwa secara umum
sebuah laporan penelitian harus memiliki unsur (1) Judul tulisan, (2) Absrak,
(3) Pendahuluan, (4) Bahan dan metode penelitan, (5) Hasil, (6) Pembahasan,
(7) Simpulan dan saran, (8) daftar pustaka. Ke delapan unsur ini merupakan
komponen dasar yang harus terdapat dalam sebuah laporan penelitian.
Walaupun demikian, pengeompokan penyajian unsur-unsur tersebut bervariasi
sepanjang menjelaskan keseluruhan unsur yang harus disajikan. Di samping
itu, masing-masing penulis dapat pula mengemukakan komponen atau unsur
tambahan yang dapat memperjelas sistmatika laporan penelitian. Penulisan
laporan penelitian yang runtut dan jelas akan melancarkan proses transfer
gagasan dan pemikiran penulis ke pembacanya Melihat pentingnya laporan
penelitian untuk disusun secara sistematis maka dari itu, penulis membuat
makalah yang berjudul “Sistematika dan Cara Penyusunan Laporan
Penelitian”.

1
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka disusunlah rumusan masalah
sebagai berikut:
1.2.1 Apa sajakah komponen yang terdapat dalam bagian pembuka dalam
laporan penelitian?
1.2.2 Apa sajakah komponen yang terdapat dalam bagian inti dalam laporan
penelitian?
1.2.3 Apa sajakah komponen yang terdapat dalam bagian penutup dalam
laporan penelitian?

1.3 Tujuan Penulisan


Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka
disusunlah tujuan penulisan sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui komponen yang terdapat dalam bagian pembuka
dalam laporan penelitian
1.3.2 Untuk mengetahui komponen yang terdapat dalam bagian inti dalam
laporan penelitian.
1.3.3 Untuk mengetahui komponen yang terdapat dalam bagian penutup dalam
laporan penelitian.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan dari makalah ini yaitu mengacu pada rumusan
masalah dan tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Bagi penulis, makalah ini dapat menambah wawasan penulis tentang
sistematika dan cara penulisan laporan penelitian.
1.4.2 Bagi pembaca, diharapkan bisa menambah wawasannya tentang
sistematika dan cara penulisan laporan penelitian. Selain itu, pembaca
bisa memakai makalah ini sebagai referensi dalam pembuatan makalah
selanjutnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komponen dalam Bagian Pembuka Laporan Penelitian


Menurut Arifin (1987), bagian pembuka sebuah laporan penelitian lengkap
harus mengandung komponen-komponen berikut ini.
1. Judul.
2. Halaman judul.
3. Halaman pengesahan.
4. Halaman penerimaan.
5. Kata pengantar.
6. Abstrak.
7. Daftar isi.
8. Daftar tabel.
9. Daftar grafik, bagan atau skema.
10. Daftar singkatan dan lambang.
Bagian pembuka tersebut pada umumnya digunakan apabila laporan
penelitian merupakan tulisan yang berdiri secara utuh. Untuk laporan
penelitian yang diterbitkan dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak
seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan. Dalam kasus
tersebut biasanya yang digunakan hanyalah judul laporan.
Judul merupakan pintu atau muka dari sebuah karya ilmiah. Sebelum
membaca isi sebuah karya ilmiah, semua orang akan mengawali dengan
membaca judul karya tersebut. Untuk itu judul sebuah karya ilmiah harus
menampilkan fakta yang ingin diungkapkan jelas, positif singkat, khas, serta
mampu menampilkan kata kunci dari sebuah tulisan. Dengan demikian, judul
dapat memandu pembaca ke arah inti karya ilmiah.
Halaman judul diletakan sesudah halaman depan atau cover. Pada halaman
ini umumnya terdapat judul, penulisan, dan penerbit (apabila diterbitkan oleh
penerbit). Selanjutnya, halaman judul diikuti oleh halaman pengesahan.
Pengesahan terhadap laporan yang ditulis biasanya dilakukan oleh pemberi

3
dana penelitian atau seseorang yang bertanggung jawab terhadap penelitian
yang dilakukan.
Kata pengantar, dituliskan untuk memberikan gambaran secara umum
kepada pembaca tentang latar belakang konteks penelitian, seperti rasional
dilakukannya penelitian, tujuan yang ingin dicapai, serta hal-hal lain yang
dpaat memberikan gambaran mengenai pelaksanaan penelitian dan penulisan
laporan secara umum. Pada bagian kata pengantar juga biasanya penulis
menyampaikan ucapan-ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis baik dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam
penulisan laporannya.
Abstrak merupakan gambaran umum mengenai substansi laporan
penelitian. Pada abstrak inilah penulis menyampaikan gambaran singkat
mengenai latar belakang, metode serta temuan hasil penelitian. Dengan
demikian, pembaca dapat mengetahui secara umum isi dari laporan sebelum
mereka membuka halaman berikutnya.

2.2 Komponen dalam Bagian Inti Laporan Penelitian


Bagian ini merupakan bagian yang secara spesifik dan eksplisit
menyajikan atau mengomunikasikan informasi ilmiah yang ingin
disampaikan. Bagian ini harus mengandung komponen:
1. Pendahuluan
Pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian merupakan tulisan yang
disusun untuk memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan
penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan
oleh pembaca untuak memahami/mengerti informasi yang akan
disampaikan (Weissberg & Buker, 1990).
Secara umum bagian pendahuluan harus secara lengkap mengemukakan
tentang latar belakang, ruang lingkup/pembatasan dan rumusan masalah,
tujuan dan atau pertanyaan penelitian, serta anggapan dasar atau hipotesis.
Oleh karena itu, dalam bagian pendahuluan biasanya juga dikemukakan
secara ringkas teori dan hasil penelitian serupa terdahulu yang dijadikan
dasar dalam pembatasan dan perumusan masalah, perumusan tujuan, serta

4
pembuatan hipotesis. Dengan penjelasan yang lugas dan sistematis, bagian
pendauluan akan mengantar pembaca laporan penelitian kepada
permasalahan penelitian serta tujuan yang ingin dicapai di akhir kegiatan
penelitian. Isi bagian pendahuluan ini biasanya tidak jauh berbeda dengan
isi bagian pendahuluan pada proposal penelitian, yang merupakan dasar
pijakan bagi peneliti untuk melakukan kegiatan kajian pustaka sebelum
penelitian dilakukan.
Latar belakang masalah yang baik harus mengandung tiga hal, yaitu (1)
penelaahan/pembahasan mengenai literatur maupun hasil penelitian lain
yang relevan dengan masalah yang ingin diteliti; (2) penjelasan mengapa
peneliti menganggap masalah/topik tersebut penting untuk
dipelajari/diteliti; dan (3) manfaat hasil penelitian bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan aplikasinya dalam praktik. Apabila ketiga hal pokok
ini sudah dijabarkan dengan jelas namun cukup singkat, kemudian
diteruskan dengan penyajian rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Rumusan atau formulasi tujuan penelitian dapat berupa pernyataan
ataupun hipotesis. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara
mengenai ada tidaknya hubungan antara 2 atau lebih variabel/fenomena
yang diteliti.
Contoh lain cara merumuskan masalah, tujuan, dan hipotesis penelitian
adalah sebagai berikut.
Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Hipotesis
1. Apakah ada
1. Untuk melihat
1. Pemberian pelayanan
pengaruh pemberian pengaruh pemberian konseling kepada siswa
pelayanan konseling pelayanan konseling berpengaruh positif
pada siswa terhadap pada siswa terhadap terhadap perilaku siswa
perilaku siswa di perilaku siswa di di sekolah
sekolah sekolah 2. Keikutsertaan siswa
2. Apakah ada
2. Untuk meneliti ada SMU pada bimbingan
perbedaan antara tidaknya perbedaan tes meningkatkan
prestasi belajar siswa prestasi belajar antara prestasi belajar siswa
SMU yang mengikuti siswa SMU yang yang bersangkutan

5
bimbingan tes mengikuti bimbingan
dengan yang tidak tes dengan baik
mengikuti bimbingan
tes

Dari contoh terlihat bahwa tujuan yang dirumuskan dalam bentuk


hipotesis sudah menyebutkan atau mengandung prediksi tentang adanya
hubungan antara (atau perbedaan di antara) variabel-variabel yang diteliti,
yaitu antara variabel prestasi belajar siswa perempuan dan variabel prestasi
belajar siswa laki-laki. Prediksi akan adanya hubungan yang dinyatakan
dalam hipotesis, masih bersifat sementara dan harus dibuktikan
berdasarkan data.
Rumusan-rumusan tersebut hanyalah contoh sederhana. Hal yang perlu
diingat adalah perlu adanya kata-kata kunci yang konsisten yang
digunakan pada rumusan masalah, tujuan dan hipotesis, yaitu nama-nama
variabel yang ingin dihubungkan, dibedakan ataupun diteliti. Misalnya,
apabila tujuan penelitian adalah untuk melihat kaitan variabel X dan Y
maka hipotesisnya adalah ada kaitan antara X dan Y jika tujuannya untuk
mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y maka hipotesisnya
adalah variabel X mempunyai pengaruh terhadap variabel Y.

2. Kajian Pustaka dan Kerangka Teori


Kajian pustaka merupakan bagian penting dari suatu laporan penelitian
karena pada bagian ini diungkapkan teori-teori serta hasil-hasil penelitian
terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa.
Berdasarkan analisis mendalam mengenai pustaka-pustaka tersebut,
peneliti biasanya dapat membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian,
serta menemukan variabel-variabel penelitian yang penting dan hubungan
antar variabel-variabel tersebut. Kajian pustaka juga dapat membantu
peneliti dalam menentukan pendekatan penelitiannya agar tidak steril,
serta untuk membantu peneliti dalam menafsirkan hasil analisis data dan
menarik simpulan penelitian (Puspitasari dan Anggoro,1997).

6
Dalam suatu laporan penelitian unggulan, seperti tesis atau disertasi
biasanya juga disusun suatu kerangka teori berdasarkan hasil analisis atau
kajian pustaka yang telah dilakukan. Kerangka teori ini merupakan dasar
pemikiran yang menerangkan dari sudut mana suatu permasalahan akan
ditinjau, yaitu dengan menjelaskan hubungan antar konsep yang nantinya
dijabarkan menjadi berbagai variabel penelitian (Puspitasari dan
Anggoro,1997). Kerangka teori inilah yang juga menjadi dasar dari
hipotesis yang disajikan pada bagian pendahuluan tadi.
Perhatikanlah contoh berikut untuk memberi gambaran tentang cara
penyajian cuplikan/sitasi/atau kutipan dalam pemaparan suatu kajian
pustaka.
Dalam bentuk cuplikan/sitasi
Media merupakan bentuk generik komunikasi yang berkaitan dengan cara
penyajian ilmu pengetahuan atau materi pendidikan (Bates,1995).
atau
Bates (1995) menyatakan bahwa media merupakan bentuk generik
komunikasi yang berkaitan dengan cara penyajian ilmu pengetahuan atau
materi pendidikan.
atau
Seperti dikemukakan oleh Bates (1995), media merupakan suatu bentuk
komunikasi generik komunikasi yang berkaitan dengan cara penyajian
ilmu pengetahuan atau materi pendidikan.
Dalam bentuk kutipan seperti pernyataan aslinya
“…media is a generic type of communication related to content delivery
(Bates, 1995, hal. 221)”
atau
Moore (2001) mengkategorikan e-learning ke dalam synchronous dan
asynchronous e-learning, seperti pernyataannya sebagai berikut.
Synchronous e-learning imitates a classroom, which means classes take
place in real-time and connect instructors and students via streaming audio
or video or through a chat room. Asynchronous e-learning lets a student

7
access prepackaged training on his own time, working at his own pace and
communicating with the instructor or other students through e-mail (hal 1).
Seperti dalam contoh tersebut jika pernyataan yang dikutip cukup
panjang, biasanya jika terdiri dari tiga baris atau lebih maka kutipan
disampaikan dalam paragraf tersendiri dengan indent. Hal yang perlu
diperhatikan juga bahwa kajian pustaka disampaikan dalam bentuk kutipan
maka sumber perlu disebutkan sampai dengan nomor halamannya,
sedangkan jika hanya dikutip/disitasi maka cukup ditulis sampai dengan
tahun penerbitnya saja.
Sedangkan cara memaparkan kerangka teori umumnya sangat ekstensif
sehingga sulit untuk memberikan contoh singkat yang komprehensif.
Namun, sebagai gambaran umum, perhatikan cuplikan paragraf berikut.
Fenomena dropout merupakan fenomena yang telah banyak dikaji para
pakar dan praktisi pendidikan, khususnya dalam pendidikan jarak jauh ….
Menurut Tinto (1975), perilaku dropout dipengaruhi oleh karakteristik
awal siswa ketika masuk yang membentuk tujuan dan komitmen
belajarnya, serta proses integrasi siswa dalam sistem pembelajaran, baik
secara normatif maupun struktural. Tinto juga membedakan antara
integrasi sosial yang didefinisikan sebagai integrasi siswa dengan sistem
sosial sekolah/kampus dengan integrasi struktural yang didefinisikan
sebagai integrasi siswa dengan standar-standar akademik yang harus
dipenuhinya. Kedua proses integrasi ini diyakini Tinto dapat diintervensi
oleh institusi dengan upaya tertentu, untuk mengiringi siswa ke arah
persistensi …. Model Tinto ini, kemudian dikembangkan oleh Kember
(1989) yang menekankan pentingnya pemahaman tentang lingkungan dan
latar belakang pekerjaan siswa jika model tersebut akan diaplikasikan pada
konteks pendidikan jarak jauh karena siswa pendidikan jarak jauh pada
umumnya adalah orang dewasa yang telah bekerja …. Berdasarkan kedua
model tersebut serta dengan memperhatikan karakteristik dan konteks
pendidikan jarak jauh di Indonesia, fenomena perilaku “dropout” pada
sistem pendidikan jarak jauh di Indonesia dapat dijelaskan dalam bagan
berikut.

8
Latar
Belakang Lingkungan Sosial/Kerja/Keluarga Perilaku
Sosial/Kerja/
Persisten
Keluarga

Karakteristik Komit- Proses Komitmen


Individual men Integrasi Termodifi-
Awal kasi
Perilaku
Sistem Non-
Penyelenggara Lingkungan Akademik persisten
-an
Pendidikan

Bagan 5.
1

Dengan kerangka pemikiran ini maka penelitian akan difokuskan


kepada pengumpulan dan analisis keterkaitan antara variabel-variabel latar
belakang dan lingkungan sosial/kerja/keluarga, karakteristik individual,
sistem penyelenggaraan pendidikan jarak jauh yang diterapkan, komitmen
awal dan termodifikasi siswa pendidikan jarak jauh, proses integrasi dalam
proses pembelajaran, serta perilaku akhir siswa. Variabel-variabel ini,
kemudian didefinisikan secara operasional sebagai berikut. …, dan
seterusnya.

3. Metodologi Penelitian
Perbedaan utama antara karya ilmiah dengan bukan karya ilmiah adalah
pada metodologi. Karya ilmiah termasuk laporan penelitian adalah suatu
karya yang melaporkan suatu kegiatan ilmiah yang dicirikan dari prosedur
pelaksanaannya yang logis dan sistematis. Prosedur tersebut dalam laporan
penelitian dituangkan dalam bagian metodologi. Pada bagian ini biasanya
dijelaskan secara terperinci mengenai pendekatan/desain penelitian,
populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data,
serta kelemahan-kelemahan penelitian.

9
Uraian mengenai pendekatan dan atau desain penelitian pada umumnya
menjelaskan tentang apakah, misalnya penelitian yang dilakukan
merupakan penelitian kuantitatif atau kualitatif, sensus atau survey, cross-
section atau time-series, eksplorasi atau korelasional, eksperimen murni
atau eksperimen buatan ataupun pendekatan-pendekatan umum lainnya
yang digunakan sebagai kerangka umum penelitian.
Penjelasan mengenai populasi menerangkan mengenai kelompok target
yang menjadi sasaran dalam generalisasi temuan, sedangkan penjelasan
mengenai sampel menjelaskan tentang kelompok wakil populusi yang
dijadikan sumber data penelitian. Misalnya, populusinya udalah seluruh
SMU Se-provinsi Jawa Timur maka sampelnya dapat berupa beberapa
SMU yung di anggap mewakili kurena karakterristik tertentu. Pada bugian
ini juga biasanya dijelaskan tentang metode penarikan sampel, upakah
misalnya secara acak, acak bertahap. Klaster atau terpilih (Purposive)
sesuui dengan kebutuhan data berdasarkan tujuan penelitian. Pembahasan
tentang metode pcngumpulan dan analisis data pada dasarnya merupukan
inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis hurus menyajikan
secara cermat dan jelus mengenai bagaimana duta dikumpulkan dari
responden/ sampel penelitian serta metode analisis, seperti apa yang
digunukun untuk menjawab pertanyaan penelitian ataupun hipotesis yung
diajukan pada bagian pendahuluan, Misalnya, apakah data dikumpulkan
melalui penyebaran kuisioner atau daftar pertanyaan, Puda bagian ini,
penulis jugu perlu menjelaskan pemilihan metode atau teknik yang
digunakan tersebut didasarkan pada relevansi dengan tujuan penulisan .

4. Hasil dan Pembahasan


Hasil dan Pembahasan dalam sebuah laporan penelitian pada dasarnya
meupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah, Pada bagian ini penulis harus
menyajikan secara cermat dan jelas mengenai hasil analisis data serta
pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya. Hal ini pada umumnya terjadi karena
penulis ingin menunjukkan pembahasan yang mendalam mengenai

10
penemuan penemuannya dalam studi atau penelitian yang telah dilakukan
apabila penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penulis pada bagian ini
biasanya difokuskan pada hasil analisis statistik secara singkat, kemudian
diikuti dengan pembahasannya. Penyajian hasil analisis dapat dilakukan
secara naratif ataupun dalam bentuk gambar, grafik, diagram, dan tabel.
Secara umum, bagian ini harus menekankan tiga hal, yaitu:
1. Hasil analisis lengkap;
2. Hasil analisis pokok yang berhubungan dengan tujuan dan
pertanyaan/hipotesis penelitian;
3. Pembahsan mengenai hasil tersebut dihubungkan dengan teori dan
penelitian terdahulu yang disajikan dalam bagian kajian teori dan
penelitian terdahulu yang disajikan dalam bagian kajian pustakadan
atau kerangka teori.
Untuk dapat lebih memahami bagaimana menuliskan bagian "hasil dan
pembahasan" dalam satu laporan penelitian, perhatikan contoh singkat
berikut yang memperlihatkan 3 bagian penting yang perlu dituliskan,
seperti yang telah dijelaskan. Pertanyaan utama penelitian ini adalah untuk
mengetahui, apakah pemberian layanan konseling kepada siswa dapat
meningkatkan tingkat penyelesaian tugas belajar yang diberikan kepada
rnereka. Tabel X menunjukkan hasil analisis statistik (uji t) yang
memperlihatkan bahwa ternyata perlakuan yang diberikan kepada siswa,
yaitu pemberian layanan konseling, secara nyata dapat meningkatkan
penyelesaian belajar mereka,

5. Simpulan dan Saran


Bagian ini merupakan bagian akhir dari inti laporan penelitian, namun
merupakan bagian yang sangat penting, Efendi (1991) mengemukakan
bahwa simpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya
dengan hipotessis dari penelitian yang dilakukan.
Pada dasarnya simpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan
deskripsi yang di tuliskan oleh psenulis pada bagian analisis dan
pembahasan. Intinya pada bagian ini penulis secara terperinci dan eksplist

11
merumuskan simpulan simpulan tentang temuan penelitiannya berdasarkan
hasil analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya.
Penulisan simpulan dapat menggunakan penomoran (1,2,3,4, dan
seterusnya) ataupun secara naratif. Setelah simpulan pada bagian ini
biasanya disampaikan pula saran saran yang dianggap penting untuk
dikemukakan oleh penulis, walaupun saran dapat dituliskan pada bagian
akhir dari sebuah karya ilmiah, tetapi penulisan mengenai saran ini tidak
menjadi keharusan.

2.3 Komponen dalam Bagian Penutup Laporan Penelitian


Bagian penutup pada umumnya terdiri dari (1) daftar pustaka, (2)
lampiran, serta (3) daftar indeks dan atau glosarium. Daftar pustaka
merupakan komponen yang wajib dicantumkan oleh penulis karena hal ini
mencerminkan acuan yang digunakan oleh penulis baik dalam melakukan
penelitian maupun dalam menyusun laporan. Daftar pustaka yang
dipublikasikan dapat berupa : buku teks, majalah, jurnal makalah, surat kabar,
dan lain-lain. Daftar pustaka harus mencantumkan beberapa hal dasar berikut.
1. Nama penulis.
2. Tahun terbit.
3. Judul pustaka.
4. Tempat terbit.
5. Nama penerbit.
Pada umumnya urutan daftar pustaka mengacu pada urutan nama belakang
secara apabetikal. Secara lebih terperinci, tata cara penulisan daftar pustaka
biasanya mengikuti aturan baku yang berlaku international. Daftar Pustaka
yang disusun sesuai standar internasional yang paling banyak digunakan,
yaitu standard dari Associatuin of American Psyholohy (APA).

Contoh penulisan daftar pustaka/referensi dalam bentuk berikut ini.


1. Buku
Belawati, T. (2000). Prinsip-prinsip pengelolaan pendidikan
terbuka dan jarak jauh. Jakarta: PAU-PPAI Universitas

12
Terbuka.
2. Monograf
Keegan, D. (1993). Theory of transactional distance. Dalam G.
Moore, Theoretical principles of distance education (hal.22-
38). New York: Routledge.
3. Majalah/jurnal ilmiah
Belawati, T. 1998). Increasing student persistence in Indonesian
post-secondary distance education. Distance Education, 19
(1), hal. 23-34.
4. Majalah atau jurnal eletronik
Seehusen, V. (2000). Consortia approach to distance education
delivery and management. Community College Journal of
Research & Practice, 24(1), 27-36. Dapat diakses pada URL:
http://www.ccla.fl.us.WebZ/ (memerlukan ID and password).
5. Dalam pertemuan ilmiah (seminar)
Yuhetty, H. (2003). ICT and Education in Indonesia. Makalah
dipresentasikan pada the UNESCO High Level Policy-
Makers Workshop, Bangkok: 18-21 Februari.
6. Dalam situs internet/website
International Telecommunication Union (ITU). (20020. Kretek
Internet: Indonesia Case Study. Dapat diakses pada URL:
http://www.itu.int/asean2001/repots/ material/DN%20CS.pdf
Lampiran dapat berupa tabel, gambar, peta, bagan, instrument penelitian,
seperti kuesioner atau daftar checklist untuk observasui, dan bentuk lain yang
terkait dengan penjelasan yang telah dipaparkan dalam bagian inti laporan.
Selain lampiran, laporan penelitian yang lengkap biasanya juga
menyertakan indeks dan atau glosarium untuk istilah-istilah khusus yang
digunakan dalam laporan. Indeks adalah daftar kata atau istilah yang terdapat
pada laporan. Efendi (1991) mengemukakan bahwa penulisan daftar kata atau
indeks harus berkelompok berdasarkan abjad awal kata atau istilah yang akan
dituliskan. Penulisan indeks pada umumnya ditujukan agar pembaca dapat
dengan cepat mencari istilah atau kata-kata khusus yang terdapat dalam

13
laporan tersebut. Penulisan indeks dapat dibuat berdasarkan nama atau subjek
secara alpabetikal. Untuk lebih jelas tentang indeks, perhatikan contoh indeks
berikut.
1. Berdasarkan nama :
Ahrens, S. 70, 250
Burge, L 169, 271
Conway, C. 185, 206, 271
Dan seterusnya.
(menunjukan bahwa teks atau narasi berhubungan dengan nama Ahrens,
S. dapat ditemukan pada halaman 70 dan 250; yang berhubungan dengan
Burge, L. dapat ditemukan pada halman 169 dan 271, sedangkan yang
berhubungan dengan Conway, C. Dapat ditemukan pada 185, 206, dan
271)
2. Berdasarkan subjek:
Atmosfer akademik 9, 52, 55
Bagan sekolah 2, 15
Evaluasi diri 40, 50
Manajemen berbasis sekolah 66, 80
(menunjukkan bahwa teks atau narasi yang berhubungan dengan masalah
atmosfer akademik dapat ditemukan pada halaman 9, 52 dan 55; yang
berhubungan dengan masalah bagan sekolah dapat ditemukan pada
halaman 2 dan 15; yang berhubungan dengan masalah evaluasi diri dapat
ditemukan pada 40 dan 50, sedangkan yang berhubungan dengan
masalah manajemen berbasis sekolah dapat ditemukan pada 66 dan 80).

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Laporan penelitian merupakan suatu media atau dokumen komunikasi
antara peneliti dengan masyarakat umum terutama pembaca yang ditargetkan
dengan penelitian yang telah dilakukan tersebut. Laporan penelitian dapat
berfungsi sebagai media komunikasi yang efektif. Suatu laporan penelitian
harus disusun secara jelas sehinga mudah dipahami oleh pembacanya yang
tidak terlibat di dalam penelitian itu sendiri. Penulisan laporan penelitian yang
runtut dan jelas akan melancarkan proses transfer gagasan dan pemikiran
penulis ke pembacanya. Secara umum laporan penelitian harus memiliki unsur
(1) Judul tulisan, (2) Absrak, (3) Pendahuluan, (4) Bahan dan metode
penelitan, (5) Hasil, (6) Pembahasan, (7) Simpulan dan saran, (8) daftar
pustaka. Ke delapan unsur ini merupakan komponen dasar yang harus terdapat
dalam sebuah laporan penelitian sehingga laporan penelitian ini dapat
dipahami oleh pembacanya.

3.2 Saran
Laporan penelitian sebaiknya disusun secara jelas dan sistematis. Dalam
penulisan laporan penelitian hendakya menggunakan ke delapan unsur yang
harus ada dalam laporan penelitian. Penulisan laporan yang jelas dan runtut
dapat membantu pembaca yan tidak terlibat dalam penelitian untuk
memahami maksud dari penulisan penelitian.

15

Anda mungkin juga menyukai