Diskusi
Diskusi
Dalam melakukan audit, auditor memiliki sumber daya yang terbatas, mulai dari Sumber daya
manusia, rentang waktu audit, tenaga, maupun biaya. Sehingga untuk melakukan audit yang efektif
dan efisien auditor dapat melakukan “penyampelan audit” pada uji pengendalian dan uji substantif.
Dalam melakukan audit, auditor dihadapkan pada pengujian akun dan transaksi yang jumlahnya
sangat banyak, ruang lingkup pekerjaan yang sangat luas, sedangkan diluar itu auditor juga
dihadapkan oleh rentang waktu yang terbatas. “Penyampelan Audit” adalah penerapan prosedur
audit pada kurang dari 100% item-item populasi, seperti saldo rekening atau kelas transaksi, yang
bertujuan untuk mengevaluasi beberapa karakteristik populasi tersebut.
1. Risiko penyampelan
a. Uji pengendalian
1. Risiko menaksir risiko pengendalian terlalu rendah, yaitu risiko bahwa taksiran level
risiko pengendalian berdasarkan sampel mendukung rencana taksiran level uji
pengendalian jika pengendalian internal tidak dianggap tidak memadai untuk
mendukung rencana level taksiran.
2. Risiko menaksir risiko pengendalian terlalu tinggi, yaitu risiko bahwa taksiran level
risiko pengendalian berdasarkan sampel tidak mendukung rencana taksiran uji level
pengendalian jika pengendalian internal dianggap memadai untuk mendukung
rencana level taksiran.
b. Uji substantif
1. Risiko kesalahaan penerimaan (sering disebut sebagai risiko beta), yaitu risiko sampe
mendukung kesimpulan bahwa saldo rekening tidak salah saji secara material,
padahal sebenarnya salah saji yang material.
2. Risiko kesalahan penolakan (sering disebut sebagai risiko alfa), yaitu risiko sampel
mendukung kesimpulan bahwa saldo rekening salah saji yang material, padahal
sebenarnya tidak salah saji yang material.