Anda di halaman 1dari 2

Salah satu kegiatan audit adalah berupa penyampelan.

Dalam penyampelan terdapat adanya


ketidakpastian yang ditimbulkan oleh risiko penyampelan maupun risiko non penyampelan. Mengapa
dalam audit perlu dilakukan penyampelan? Apa saja sumber-sumber risiko penyampelan dan risiko
non penyampelan?

Dalam melakukan audit, auditor memiliki sumber daya yang terbatas, mulai dari Sumber daya
manusia, rentang waktu audit, tenaga, maupun biaya. Sehingga untuk melakukan audit yang efektif
dan efisien auditor dapat melakukan “penyampelan audit” pada uji pengendalian dan uji substantif.
Dalam melakukan audit, auditor dihadapkan pada pengujian akun dan transaksi yang jumlahnya
sangat banyak, ruang lingkup pekerjaan yang sangat luas, sedangkan diluar itu auditor juga
dihadapkan oleh rentang waktu yang terbatas. “Penyampelan Audit” adalah penerapan prosedur
audit pada kurang dari 100% item-item populasi, seperti saldo rekening atau kelas transaksi, yang
bertujuan untuk mengevaluasi beberapa karakteristik populasi tersebut.

Sumber-sumber risiko penyampelan yaitu:

1. Risiko penyampelan

Risiko penyampelan berhubungan dengan kemungkinan pengembilan sampel yang tidak


repesentatif. Jadi, kesimpulan auditor tentang pengenalian internal atau detail transaksi dan
saldo yang didasarkan pada sampel kemungkinan berbeda dari kesimpulan yang dihasilkan
dari pemerikasaan keseluruhan populasi. Ketika melakukan uji pengendalian dan uji
substantive, dapat terjadi jenis risiko penyampelan berikut.

a. Uji pengendalian

1. Risiko menaksir risiko pengendalian terlalu rendah, yaitu risiko bahwa taksiran level
risiko pengendalian berdasarkan sampel mendukung rencana taksiran level uji
pengendalian jika pengendalian internal tidak dianggap tidak memadai untuk
mendukung rencana level taksiran.
2. Risiko menaksir risiko pengendalian terlalu tinggi, yaitu risiko bahwa taksiran level
risiko pengendalian berdasarkan sampel tidak mendukung rencana taksiran uji level
pengendalian jika pengendalian internal dianggap memadai untuk mendukung
rencana level taksiran.

b. Uji substantif

1. Risiko kesalahaan penerimaan (sering disebut sebagai risiko beta), yaitu risiko sampe
mendukung kesimpulan bahwa saldo rekening tidak salah saji secara material,
padahal sebenarnya salah saji yang material.
2. Risiko kesalahan penolakan (sering disebut sebagai risiko alfa), yaitu risiko sampel
mendukung kesimpulan bahwa saldo rekening salah saji yang material, padahal
sebenarnya tidak salah saji yang material.

2. Risiko Non Penyampelan


Risiko nonpenyampelan merusuk pada bagian risiko audit yang tidak disebabkan
pemeriksaan pada sebagian data. Sumber-sumber risiko nonpenyampelan meliputi hal berikut
ini.

1. Kesalahan manusia, misalnya kegagalan mengenali kesalahan dokumen perusahaan,


2. Penerapan prosedur audit yang tidak tepat pada tujuan audit,
3. Salah interpretasi hasil sampel dan mendapatkan informasi dari pihak ketiga yang
salah, misalnya jawaban konfirmasi yang salah.

Sumber : BMP EKSI4310 Auditing II Hal 3.4 dan 3.5

Anda mungkin juga menyukai