Anda di halaman 1dari 3

NOTULENSI

Hari dan Tanggal : Senin, 5 Juni 2023


Tempat : Online via Zoom Meeting
Waktu : 16.00 – 16.35 WITA
Topik Pembahasan : Sistem Jaminan Halal
Penyaji Materi : Kelompok IX (Sembilan)
• Ainayah Mulyaningtyas Pratiwi (197052585)
• Andi Baso Matolla (197052600)
• Muhammad Radyasa Akbar (197052564)
Moderator : Andrew Mario Eliazer
Notulen : Nur Fakhriah Aulia Sam
Dosen Pengampu : Ibu Ns. Sri Wahyuni, S.Kep., M.Kes.
Peserta : Mahasiswa Kelas A5
Jumlah Peserta : 19 (Sembilan Belas) orang

1) Nur Fakhriah Aulia Sam 197052570 (Kelompok 7)


Pertanyaan : Syarat dokumen apa saja yang harus dipenuhi untuk mendapatkan surat
sertifikasi halal suatu produk?
Jawab :
• Nomor Induk Berusaha (NIB)
• Fotokopi KTP
• Daftar Riwayat Hidup
• Salinan sertifikat Penyelia Halal dan salinan keputusan Penyelia Halal
• Nama dan jenis produk
• Daftar produk dan bahan yang digunakan
• Proses pengelolaan produk
• Dokumen sistem jaminan halal

2) Fathurrahman 197052561 (Kelompok 2)


Pertanyaan : Ada berapa kriteria system jaminan halal?
Jawab :
• Kebijakan halal
• Tim manajemen halal
• Pelatihan
• Bahan
• Produk
• Fasilitas produksi
• Prosedur tertulis untuk aktivis kritis
• Kemampuan telusur
• Penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria
• Audit internal
• Kaji ulang manajemen

3) Frendy Arinda Putra 197052549 (Kelompok 7)


Pertanyaan : Apakah ada regulasi yang mengatur tentang system manajemen halal?
Jawab :
Regulasi yang mengatur Sistem Jaminan Halal adalah Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2014 tentang Jaminan Halal Produk, yang telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja, dimana dalam pasal-pasal yang diubah ada
menyisipkan pasal yang mewajibkan pelaku usaha mikro dan kecil untuk memiliki
sertifikat halal bagi produk olahannya.

4) Nur Fakhriah Aulia Sam 197052570 (Kelompok 7)


Pertanyaan : Apa saja 3 prinsip penentuan halal MUI?
Jawab :
Dalam prinsip penentuan halal MUI ada 3 yaitu:
a. Jaminan
b. Otentikasi
c. Ketelusuran

5) Muhammad Imran 197052538 (Kelomok 7)


Pertanyaan : Apakah makanan dan minuman yang sudah halal di luar negeri tapi belum
mendapat sertifikasi halal di Indonesia boleh dimakan?
Jawab :
Kita tidak bisa menjamin kehalalan produk dari luar negeri dikarenakan bukan dari
lingkup Indonesia atau nasional sehingga tidak dapat lewat pengawasan, sehingga sebagai
konsumen yang cerdas, kitab isa memeriksa komposisi dari makanan tersebut.

6) Yanuar Riscky 197052531 (Kelompok 3)


Pertanyaan : Bagaimana jika banyak produk melakukan pemalsuan logo SJH dan
produknya beredar di pasaran? Apakah ada UU yang mengatur tentang hal tersebut?
Jawab :
Untuk pemalsuan logo pada suatu produk dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal
menegaskan pelanggaran terhadap penyelenggaraan JPH, termasuk pencantuman label
halal akan dikenakan sanksi administrative yang akan diberikan kepada pelaku usaha dan
Lembaga Pemeriksa Halal (LPH).

Sanksi Administratif terhadap pelaku usaha berupa peringatan tertulis, denda


administratif paling banyak Rp 2 miliar, pencabutan sertifikat halal, dan penarikan barang
dari peredaran. Sementara sanksi administratif terhadap LPH meliputi peringatan tertulis,
denda administratif paling banyak Rp 2 miliar, dan pembekuan operasional. Sanksi
administratif ini diberikan sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan. Pengenaan
sanksi dapat diberikan secara berjenjang, alternatif dan kumulatif.

7) Mariano Lembang 197052554 (Kelompok 8)


Pertanyaan : Mengutip sedikit dari kata pemateri tentang UMKM, pemateri berkata bisa
dilihat saja dari produk kehalalannya, pertanyaan saya tolong berikan contoh bagaimana
cara melihat kehalalan produk!
Jawab :
Untuk saat ini melihat secara langsung kehalalan produk UMKM agak sulit, karena
tidak mengetahui bagaimana bahan-bahan dan produksi makanan itu sendiri, sehingga bisa
menggunakan pengetahuan sendiri mengenai makanan dan minuman halal dan non halal,
serta menganalisa apakah produk tersebut bisa dikategorikan halal atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai