Anda di halaman 1dari 7

KERAGAMAN SEBAGAI SUNNATULLAH

Penyusun : Riska Oktaria


Sekolah :
JenjangSekolah : SekolahDasar
Fase : B Kelas IV
AlokasiWaktu : 2 JP (70menit)

KOMPETENSI AWAL
Peserta difokuskan untuk mempelajari keragaman sebagai sunnatullah

PROFIL PELAJAR PANCASILA


Mandiri, Bernalar Kritis dan Kreatif.

SARANA PRASARANA
Ruang Kelas, Papan Tulis, Alat Tulis, Simbol Pancasila, Tongkat Kecil, dan
Hp.

TARGET PESERTA DIDIK


Siswa reguler. Jumlah siswa: 28

MODEL PELAJARAN
Kelompok dan talking stick

TUJUAN PEMBELAJARAN
Mendeskripsikan Keragaman Sebagai Sunnatullah Agar Saling
Mengenal(Lita’arafu) Dengan Benar.
PEMAHAMAN BERMAKNA
Peserta didik harus menerapkan sunnatullah dikehidupan sehari-hari

PERTANYAAN PEMANTIK
1. Pernahkan kalian bertemu orang dari berbagai suku dan bangsa lain ?
PERSIAPAN PEMBELAJARAN
• Materi : membaca dan memahami keragaman sebagai sunnatullah
• Sumber : Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas IV


KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendahuluan :
• Berdoa, presensidan menyampaikan tujuan.
Kegiatan Inti :
• Peserta didik diberiarahan untuk membaca dan memahami materi tentang
keragaman sebagai sunnatullah
• Peserta didik dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok yang terdiri atas 4-5
orang
• Guru memberikan lembar kerja peserta didik yang harus dikerjakan secara
berkelompok.
• Guru menyiapkan lagu yang nantinya di bunyikan untuk mengiringi talking stick
berjalan, lalu ketika guru menghentikan lagu kelompok yang memegang alat lah
yang akan mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka.
Penutup :
• Menyimpulkan pembelajaran, refleksi dan feedback.

ASESMEN
• Penilaian Sikap(terlampir)
• Penilaian Pengetahuan(terlampir)

PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Kegiatan Pengayaan Kegiatan Remedial
Kegiatan pengayaan di berikan • Mengulang materi.
peserta didik yang sudah • Guru melakukan pendampingandan
memenuhi KKM kegiatan bimbingan agar peserta didik yang
pengayaan dapat berupa
memahami materi yang sudah diberikan.
pendalaman materi dengan
melakukan aktivitas pengayaan
dan literasi yang terdapat dalam
buku siswa
PENILAIAN SIKAP
Mengetahui, Palembang, 12 Mei 2023
Kepala Sekolah, Guru PAI dan Budi Pekerti

Riska Oktaria
NIP. NIM. 1930202135
Perbedaan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di setiap jenjang pendidikan dapat ditilik

berdasarkan kerangka dasar kurikulum, kompetensi yang dituju, struktur kurikulum, penilaian,

pembelajaran, perangkat ajar yang disediakan pemerintah, dan peringkat kurikulum masing-masing.

Kurikulum Merdeka berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan karakter Profil Pelajar

Pancasila. Implementasi Kurikulum Merdeka bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kesiapan

setiap sekolah.

Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka adalah metode pembelajaran yang mendorong bakat dan minat yang dimiliki

oleh murid. Kurikulum yang diresmikan oleh Kemendikbedristek pada bulan Februari 2022 ini merupakan

kurikulum pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Dalam kurikukulum ini pula, guru memiliki

keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar agar pembelajaran dapat menyesuaikan dengan

kebutuhan belajar dan minat murid. Beberapa kelebihan Kurikulum Merdeka antara lain:

1. Kurikulum Merdeka Belajar dinilai lebih simple dan intens

Kurikulum Merdeka lebih berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi siswa.

Pada proses pembelajaran diubah menjadi lebih menyenangkan, mendalam, dan sederhana.

2. Kurikulum Merdeka Belajar dinilai lebih bebas dan leluasa

Contohnya pada siswa jenjang SMA nantinya tidak akan ada kelas peminatan IPA, IPS dan Bahasa.

Sehingga siswa bebas memilih mata pelajaran sesuai bakat dan minatnya masing-masing siswa. Selain itu,

sekolah memiliki wewenang menerapkan dan mengelola kurikulum pembelajaran sesuai dengan bakat dan

minat siswa serta guru dapat mengajar sesuai perkembangan siswa dalam menerima materi pelajaran.

3. Kurikulum Merdeka Belajar dinilai relevan dan interaktif

Kurikulum Merdeka Belajar menerapkan proses pembelajaran melalui kegiatan proyek. Diharapkan

dengan proses pembelajaran tersebut dapat memberikan kesempatan lebih luas pada siswa agar aktif dalam

mengeksplorasi isu-isu aktual yang terjadi saat ini dan dapat mendukung pengembangan karakter dan

kompetensi Profil Pelajar Pancasila.


Selain untuk menguatkan profil pelajar Pancasila, Kurikulum Merdeka memiliki beberapa tujuan

sebagai berikut:

1. Menciptakan pendidikan yang menyenangkan

Pendidikan yang menyenangkan dengan menekankan pendidikan pada aspek pengembangan

keterampilan dan karakter yang sesuai dengan nilai bangsa, kurikulum ini juga menciptakan atmosfer

belajar yang menyenangkan baik untuk guru maupun murid.

2. Mengejar ketertinggalan pembelajaran

Dalam kurikulum ini, dunia pendidikan di Indonesia mencoba menerapkan kebebasan murid untuk

memilih apa yang diminatinya dalam pembelajaran. Model pembelajaran seperti ini sudah diterapkan di

negara maju. Selain itu, tujuan lain dari Kurikulum Merdeka ini adalah untuk mengejar ketertinggalan

pembelajaran yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.

3. Mengembangkan potensi murid

Fleksibilitas dalam menjalankan proses pembelajaran juga merupakan salah satu kunci agar murid

dapat memahami lebih mendalam bahan ajar yang diberikan. Sehingga potensi-potensi yang dimiliki murid

dapat berkembang. Guru-guru pun juga dimudahkan dalam menyampaikan materi ajar kepada murid

melalui berbagai media yang ada saat ini.

Ketika suatu kurikulum memiliki kelebihan, pasti dia juga memiliki kekurangan. Kekurangan

Kurikulum Merdeka antara lain:

1. Kurang matang dalam persiapannya

Mengingat Kurikulum Merdeka baru diresmikan serta diluncurkan oleh Mendikbudristek beberapa

bulan yang lalu. Tentu pengkajian dan evaluasi yang lebih mendalam diperlukan agar penerapannya efektif

dan tepat.

2. Sistem pengajaran yang belum terencana dengan rinci

Jika melihat prosedur pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, sistem pengajarannya

masih belum membahas dengan rinci mengenai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di

Indonesia.
3. Kurangnya kapasitas SDM

Dengan diresmikannya Kurikulum Merdeka ini, tentu saja pihak pemerintah harus

mensosialisasikan mengenai kurikulum baru ini dan melakukan persiapan yang matang. Selain itu guru

sebagai tombak utama penerapan kurikulum ini juga harus diberikan pola pendidikan dan latihan (diklat)

secara bertahap namun berkelanjutan. Memperkenalkan strategi-strategi pembelajaran yang berpihak

kepada murid, meningkatkan kualitas pedagogis guru, serta mengubah pola pikir dan paradigma lama guru.

Dengan demikian, Kurikulum Merdeka dapat terlaksana dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai