La Ymba, S. Pd. SD
NIP. 19701231 199402 1 007
Biodata
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada kita semua sehingga
penyusunan dan pelaksanaan best practice ini dapat terselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Best practice merupakan laporan uraian hasil pengalaman nyata seorang guru dalam memecahkan masalah yang
dijumpai sesuai dengan tujuan pembelajaran dan memiliki nilai bermanfaatan baik secara langsung untuk guru
itu sendiri atau tidak langsung meliputi (peserta didik, masyarakat, Rekan sejawat lain nya). Best practice juga
berisi cara pembaharuan atau berinovasi untuk meningkatkan sebuah pembelajaran di lingkungan sekolah bagi
guru itu sendiri
Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. La Alwi, S.Pd. selaku pengawas/pendamping pada kegiatan pelatihan Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi.
2. Bapak La Ymba, S.Pd.SD selaku Kepala SD Negeri 4 Talaga Raya yang telah memberi izin, kesempatan, dan
kepercayaan kepada penulis untuk mengikuti kegiatan pelatihan Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
(PKP) Berbasis Zonasi hingga kegiatan praktik mengajar.
3. Bapak Hanudin, S.Pd. selaku Instruktur Guru Sasaran yang selalu membina, membimbing dan memotivasi
tentang pembuatan best practice ini.
4. Rekan-rekan guru dan tenaga kependidikan di SD Negeri 4 Talaga Raya yang selalu memberikan bantuan
dan motivasi dalam penulisan best practice ini.
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.” Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen mengamanatkan adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagai
aktualisasi dari profesi pendidik. Sudah sangat jelas fungsi guru dalam mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonsia.
Pemerintah mengharapkan para peserta didik mencapai berbagai kompetensi dengan
penerapan HOTS atau Keterampilan Bepikir Tingkat Tinggi. Kompetensi tersebut yaitu berpikir
kritis (criticial thinking), kreatif dan inovasi (creative and innovative), kemampuan berkomunikasi
(communication skill), kemampuan bekerja sama (collaboration) dan kepercayaan diri
(confidence). Lima hal yang disampaikan pemerintah yang menjadi target karakter peserta didik itu
melekat pada sistem evaluasi kita dalam ujian nasional dan merupakan kecakapan abad 21.
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skills/HOTS) juga diterapkan menyusul
masih rendahnya peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) dibandingkan dengan negara lain, sehingga
standar soal ujian nasional dicoba ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan.
NEXT…
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan
dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model discovery learning . Model pembelajaran discovery learning
adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip. Dalam pembelajaran discovery learning siswa dituntut untuk
mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain,
pembelajaran discovery learning membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari
dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan model discovery learning , penulis
menemukan bahwa proses belajar siswa lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Praktik
pembelajaran discovery learning yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice
(praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model discovery learning .
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik ini adalah kegiatan
pembelajaran tematik di kelas V untuk KD IPA.
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan pratik baik ini adalah meningkatkan kompetensi sisw
dalam pembelajaran tematik integratif yang berorientasi HOTS
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan dan Sasaran
Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik baik penulis
dalam menerapkan pembelajaran berorientasi higher order thiking skills (HOTS).
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas V semester 1 di SD Negeri 4 Talaga
Raya sebanyak 20 orang.
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas V untuk
tema Makanan sehat yang merupakan pembelajaran tematik KD IPA berikut ini.
IPA
Menjelaskan organ pencernaan dan fungsinya pada hewan dan manusia serta
cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia
KD 3.3
Menyajikan karya tentang konsep organ dan fungsi pencernaan pada hewan
KD 4.3
atau manusia.
C. Cara Melaksanakan Kegiatan
Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik mengajar ini adalah menerapkan
pembelajaran tematik terpadu dengan model pembelajaran discovery learning .
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan
penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan KD yang akan diterapkan dalam
pembelajara tematik. Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan di
kelas V, penulis memilih tema makanan sehat untuk membelajarkan KD 3.3 - 4.3
muatan IPA di kelas V semester I.
Identifikasi Masalah Guru membimbing peserta didik Peserta didik berdiskusi merumuskan
(Problem Statement) untuk berdiskusi dalam kelompoknya beberapa masalah yang akan di
untuk merumuskan masalah yang pecahkan dalam LKPD
akan dipecahkan dalam LKPD yang Peserta didik menjawab pertanyaan-
telah dibagikan. pertanyaan yang diajukan guru.
Data Collection Guru memfasilitasi bahan bacaan Peserta didik mencari informasi
(Pengumpulan data) baik berupa gambar maupun dari bahan bacaan mengenai
bacaan dari beberapa sumber organ pencernaan pada manusia
belajar dan fungsi masing-masing organ
Pengolahan data Guru memfasiltasi peserta didik Peserta didik menggunting gambar
(Data Processing) untuk menjawab pertanyaan pada yang terdapat pada LKPD Organ
LKPD tentang cara pemeliharaan pencernaan makanan pada manusia
organ pencernaan. Peserta didik menempelkan organ
pencernaan manusia yang sudah
digunting sesuai dengan posisinya
Peserta didik memberikan tanda
panah dengan menggunakan spidol
warna yang menunjukkan hubungan
organ dengan fungsinya
Sintak Model Pembelajaran Guru Siswa
Generalization (Kesimpulan) Guru memandu peserta didik Peserta didik Bersama guru
membuat kesimpulan menyimpulkan hasil pembelajaran
penyelidikannya tentang (1) hasil
identifikasi organ pencernaan pada
manusia dan fungsinya (2) cara
memelihara organ pencernaan pada
manusia.
6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran
A. HASIL
Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar dengan model
discovery learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu
menggunakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan
(penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.
Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai untuk membuat
media pembelajaran. Padahal media pembelajaran merupakan bentuk teks visual yang juga
harus disjikan sesuai dengan rumusan KD.
C. Cara Mengatasi Masalah
Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan discovery learning dapat
membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas
tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya
HOTS akan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran
bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar
dengan HOTS.
Kekurangmampuan guru membuat video pembelajaran dapat diatasi dengan mengunduh
gambar/video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari youtube maupun dari Rumah
Belajar. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca tulis, siswa juga dapat
meningkatkan literasi digitalnya.
BAB IV
KESIMPULAN dan rekomendasi