Anda di halaman 1dari 30

Laporan Best Practice

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning


dalam pembelajaran IPA Materi Organ Pencernaan pada Manusia
Siswa Kelas V SD Negeri 4 Talaga Raya
HALAMAN PENGESAHAN
 
 
BEST PRACTICE
Penerapan Model Pembelajaran Discovery learning
dalam pembelajaran IPA Materi Organ Pencernaan Manusia
Siswa di Kelas V SDN Buku
 
  
 
Telah di setujui oleh : Kepala SD Negeri 4 Talaga Raya
Pada tanggal : 14 Desember 2019
 
 
 
Kepala SDN 4 Talaga Raya
 
 

 
La Ymba, S. Pd. SD
NIP. 19701231 199402 1 007
Biodata

HELI AKBAR, S.Pd. Lahir di Tedubara, 26 Agustus 1988. Penulis


menyelesaikan studi di SD Negeri Tedubara tahun 2001, SMP Negeri 2
Kabaena tahun 2004, SMA Negeri 1Kabaena tahun 2007 dan melanjutkan
ke Perguruan Tinggi di Universitas Jember, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP), Jurusan Pendidikan Guru SD lulus pada tahun 2011..
Aktivitas sehari-sehari penulis yaitu aktif sebagai tenaga pendidik (guru),
dan fokus membimbing siswa di SDN 4 Talaga Raya. Pada tahun 2017
penulis mulai mengabdikan diri menjadi guru. Pada tahun 2017 – Sekarang
penulis aktif mengajar di Kelas IV SDN 4 Talaga Raya..
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada kita semua sehingga
penyusunan dan pelaksanaan best practice ini dapat terselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Best practice merupakan laporan uraian hasil pengalaman nyata seorang guru dalam memecahkan masalah yang
dijumpai sesuai dengan tujuan pembelajaran dan memiliki nilai bermanfaatan baik secara langsung untuk guru
itu sendiri atau tidak langsung meliputi (peserta didik, masyarakat, Rekan sejawat lain nya). Best practice juga
berisi cara pembaharuan atau berinovasi untuk meningkatkan sebuah pembelajaran di lingkungan sekolah  bagi
guru itu sendiri
Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. La Alwi, S.Pd. selaku pengawas/pendamping pada kegiatan pelatihan Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi.
2. Bapak La Ymba, S.Pd.SD selaku Kepala SD Negeri 4 Talaga Raya yang telah memberi izin, kesempatan, dan
kepercayaan kepada penulis untuk mengikuti kegiatan pelatihan Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
(PKP) Berbasis Zonasi hingga kegiatan praktik mengajar.
3. Bapak Hanudin, S.Pd. selaku Instruktur Guru Sasaran yang selalu membina, membimbing dan memotivasi
tentang pembuatan best practice ini.
4. Rekan-rekan guru dan tenaga kependidikan di SD Negeri 4 Talaga Raya yang selalu memberikan bantuan
dan motivasi dalam penulisan best practice ini.
DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar Belakang
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.” Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen mengamanatkan adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagai
aktualisasi dari profesi pendidik. Sudah sangat jelas fungsi guru dalam mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonsia.
Pemerintah mengharapkan para peserta didik mencapai berbagai kompetensi dengan
penerapan HOTS atau Keterampilan Bepikir Tingkat Tinggi. Kompetensi tersebut yaitu berpikir
kritis (criticial thinking), kreatif dan inovasi (creative and innovative), kemampuan berkomunikasi
(communication skill), kemampuan bekerja sama (collaboration) dan kepercayaan diri
(confidence). Lima hal yang disampaikan pemerintah yang menjadi target karakter peserta didik itu
melekat pada sistem evaluasi kita dalam ujian nasional dan merupakan kecakapan abad 21.
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking Skills/HOTS) juga diterapkan menyusul
masih rendahnya peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) dibandingkan dengan negara lain, sehingga
standar soal ujian nasional dicoba ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan.

NEXT…
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan
dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model discovery learning . Model pembelajaran discovery learning
adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip. Dalam pembelajaran discovery learning siswa dituntut untuk
mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain,
pembelajaran discovery learning membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari
dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan model discovery learning , penulis
menemukan bahwa proses belajar siswa lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Praktik
pembelajaran discovery learning yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice
(praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model discovery learning .
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik ini adalah kegiatan
pembelajaran tematik di kelas V untuk KD IPA.
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan pratik baik ini adalah meningkatkan kompetensi sisw
dalam pembelajaran tematik integratif yang berorientasi HOTS
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
 
A. Tujuan dan Sasaran
Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik baik penulis
dalam menerapkan pembelajaran berorientasi higher order thiking skills (HOTS).

Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas V semester 1 di SD Negeri 4 Talaga
Raya sebanyak 20 orang.
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas V untuk
tema Makanan sehat yang merupakan pembelajaran tematik KD IPA berikut ini.

IPA
Menjelaskan organ pencernaan dan fungsinya pada hewan dan manusia serta
cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia
KD 3.3

Menyajikan karya tentang konsep organ dan fungsi pencernaan pada hewan
KD 4.3
atau manusia.
C. Cara Melaksanakan Kegiatan
Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik mengajar ini adalah menerapkan
pembelajaran tematik terpadu dengan model pembelajaran discovery learning .
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan
penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan KD yang akan diterapkan dalam
pembelajara tematik. Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah ditentukan di
kelas V, penulis memilih tema makanan sehat untuk membelajarkan KD 3.3 - 4.3
muatan IPA di kelas V semester I.

2. Analisis Target Kompetensi


3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.3.2 Mengidentifikasi organ pencernaan manusia dan fungsinya


3.3.4 Menjelaskan organ pencernaan dan fungsinya pada manusia
3.3.5 Menjelaskan cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia
3.3.6 Menganalisis cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia
untuk menjaga fungsinya
4.3.1 Menyajikan karya tentang konsep organ dan fungsi pencernaan pada
hewan atau manusia
4. Pemilihan Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang dipilih adalah discovery
learning .

5. Merencanakan kegiatan Pembelajaran Sesuai dengan Model pembelajaran


Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran
yang dilakukan sesuai dengan sintak discovery learning
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model discovery
learning .

Sintak Model Pembelajaran  Guru Siswa

Pemberian Rangsangan  Guru membimbing Peserta didik  Duduk dalam kelompoknya


(Stimulation) membentuk kelompok, satu  Peserta didik secara berkelompok
  kelompok terdiri atas 4-5 anggota. membaca dan mengamati LKPD yang
 Guru membagikan LKPD pada diberikan guru
masing-masing kelompok dan
meminta peserta didik untuk
membaca terlebih dahulu LKPD yang
telah dibagikan
Sintak Model Pembelajaran  Guru Siswa

Identifikasi Masalah  Guru membimbing peserta didik  Peserta didik berdiskusi merumuskan
(Problem Statement) untuk berdiskusi dalam kelompoknya beberapa masalah yang akan di
  untuk merumuskan masalah yang pecahkan dalam LKPD
akan dipecahkan dalam LKPD yang  Peserta didik menjawab pertanyaan-
telah dibagikan. pertanyaan yang diajukan guru.

 Guru melakukan tanya jawab tentang


fungsi dari setiap organ pencernaan
manusia
 
Sintak Model Pembelajaran  Guru Siswa

Data Collection  Guru memfasilitasi bahan bacaan  Peserta didik mencari informasi
(Pengumpulan data) baik berupa gambar maupun dari bahan bacaan mengenai
  bacaan dari beberapa sumber organ pencernaan pada manusia
belajar dan fungsi masing-masing organ

 Guru membimbing peserta didik  Peserta didik mengamati gambar


secara kelompok untuk yang disediakan guru
menyelidiki gambar organ
pencernaan pada manusia
Sintak Model Pembelajaran  Guru Siswa

Pengolahan data  Guru memfasiltasi peserta didik  Peserta didik menggunting gambar
(Data Processing) untuk menjawab pertanyaan pada yang terdapat pada LKPD Organ
  LKPD tentang cara pemeliharaan pencernaan makanan pada manusia
organ pencernaan.  Peserta didik menempelkan organ
pencernaan manusia yang sudah
 
digunting sesuai dengan posisinya
Peserta didik memberikan tanda
panah dengan menggunakan spidol
warna yang menunjukkan hubungan
organ dengan fungsinya
Sintak Model Pembelajaran  Guru Siswa

Pembuktian  Guru membimbing peserta didik  Peserta didik mempersentasekan


(Verification) untuk mempersentasekan hasil hasil kerja kelompoknya
  kerja kelompoknya
 

Generalization (Kesimpulan)  Guru memandu peserta didik  Peserta didik Bersama guru
membuat kesimpulan menyimpulkan hasil pembelajaran
penyelidikannya tentang (1) hasil
identifikasi organ pencernaan pada
manusia dan fungsinya (2) cara
memelihara organ pencernaan pada
manusia.
6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

• Berdasarkan hasil kerja 1 higga 5 di atas


kemudian disusun perangkat
pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar,
LKS, dan instrumen penilaian. RPP
disusun dengan mengintegrasikan
kegiatan literasi, penguatan pendidikan
karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.
D. Media dan Instrumen
Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (1) gambar organ
pencernaan pada manusia dan (2) lembar kerja siswa (LKS) . Instrumen yang digunakan dalam
praktik baik ini adalah instrumen pendampingan yang diisi oleh pengawas/kepala sekolah yang
berupa (1) Observasi Praktik Pembelajaran dan (2) Review RPP.
 
E. Waktu dan Tempat Kegiatan
Praktik pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 2 Desember tahun 2019 bertempat di kelas V
SD Negeri 4 Talaga Raya.
BAB III
HASIL KEGIATAN

Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran


discovery learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru,
termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang
1 dirancang sesuai sintak discovery learning megharuskan siswa aktif selama proses
pembelajaran.

A. HASIL

Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran discovery


learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.
Setelah mengamati dan menggali informasi pada bahan bacaan dan media pembelajaran
2 peserta didik mampu mengerjakan LKPD yang disediakan. Tidak hanya mampu menyebutkan
bagian-bagian organ pencernaan pada manusia, tetapi mampu menyusun organ pencernaan
manusia menjadi susunan yang utuh serta mampu menganalisis fungsi dari setiap organ
pencernaan pada manusia.
Penerapan model pembelajaran discovery learning meningkatkan kemampuan siswa
untuk berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi
3 topik yang dibahas dalam pembelajaran

Penerapan model pembelajaran discovery learning juga meningkatkan kemampuan


siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Discovery learning yang
diterapkan dengan menyajikan media mampu mendorong siswa merumuskan
A. HASIL pemecahan masalah.

Sebelum menerapkan discovery learning, penulis melaksanakan pembelajaran


sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan
4 dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa,
tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari
buku teks.
Dengan menerapkan discovery learning, siswa tak hanya belajar dari teks tulis,
tetapi juga dari media pembelajaran serta diberi kesempatan terbuka untuk
mencari data, materi dari sumber lainnya.
B. Masalah yang Dihadapi

Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar dengan model
discovery learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu
menggunakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan
(penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.
Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai untuk membuat
media pembelajaran. Padahal media pembelajaran merupakan bentuk teks visual yang juga
harus disjikan sesuai dengan rumusan KD.
C. Cara Mengatasi Masalah

Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan discovery learning dapat
membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas
tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya
HOTS akan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran
bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar
dengan HOTS.
Kekurangmampuan guru membuat video pembelajaran dapat diatasi dengan mengunduh
gambar/video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari youtube maupun dari Rumah
Belajar. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca tulis, siswa juga dapat
meningkatkan literasi digitalnya.
 
BAB IV
KESIMPULAN dan rekomendasi

1. Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran discovery learning


layak dijadikan praktik baik pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat
A. KESIMPULAN meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan,
berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara
sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran
discovery learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS,
tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan
buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan
inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang
siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran
lebih bermakna.
B.REKOMENDASI
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam
belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan
membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama
(tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti
penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk
mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang
pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai