042219493
1. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pendapatan
adalah :
a. Tekanan untuk membuat lebih saji pendapatan dilakukan dengan melaporkan
pencapaian target pendapatan atau profitabilitas, padahal sebenarnya tidak
terpenuhi karena faktor-faktor, seperti kondisi ekonomi global, nasional, atau
regional; dampak perkembangan teknologi terhadap daya saing perusahaan; atau
buruknya manajemen. Cara yang digunakan untuk membuat lebih saji pendapatan
mencakup pencatatan penjualan fiktif, penyelenggaraan pembukuan terbuka
sehingga penjualan periode berikutnya dicatat pada periode berjalan (pisah batas
yang tidak tepat), dan mencatat pengiriman barang yang tidak dipesan ke
pelanggan menjelang akhir tahun serta mengakuinya sebagai penjualan tahun
berjalan dan kemudian dibalikkan pada periode berikutnya.
b. Tekanan untuk membuat lebih saji kas dan piutang kotor atau kurang saji
cadangan kerugian piutang dilakukan dengan melaporkan modal kerja yang lebih
tinggi untuk memenuhi syarat perjanjian utang.
Karena bervariasi dan besarnya potensi salah saji yang dapat terjadi karena
tidak adanya pengendalian yang efektif, auditor harus selalu memberikan
pertimbangan yang cermat atas risiko bawaan dalam siklus pendapatan. Risiko
bawaan terkait pengakuan pendapatan yang signifikan meliputi asersi
keberadaan dan keterjadian. Sering kali manajemen menerapkan pengendalian
internal yang ekstensif karena penaksiran risiko mereka sendiri.
2. Berikut adalah contoh daftar uji substantif untuk asersi utang usaha:
a. Membandingkan jumlah utang usaha yang dilaporkan dengan dokumen bukti dari
masing-masing akuntansi pemasok.
b. Membandingkan jumlah utang usaha yang dilaporkan dengan catatan keuangan
pembayaran yang tersedia.
c. Melakukan uji pergeseran pada jumlah utang usaha yang dilaporkan pada interval
waktu tertentu.
d. Melakukan uji proses menyeluruh pada sistem pengendalian intern sehubungan
dengan pencatatan utang usaha.
e. Mengevaluasi kepatuhan terhadap tingkat utang usaha yang direkomendasikan
oleh perusahaan.
f. Memeriksa timing dari pembayaran utang usaha untuk menentukan apakah masih
tersedia dalam jangka waktu yang ditentukan sebelumnya.
g. Menganalisis diplom utang usaha untuk penyisihan yang diterima dan yang
diprediksi.
h. Membandingkan jumlah utang usaha yang dilaporkan pada tanggal neraca dengan
jumlah yang terjadi pada tanggal pelaporan.
i. Memindai data lebih lanjut untuk melihat pola translasi jumlah utang usaha yang
tercatat.
j. Melakukan uji tambahan signifikan untuk jumlah utang usaha yang dieditkan
secara material.
3. Strategi Audit Pendahuluan Pada Siklus Jasa Kepegawaian