Anda di halaman 1dari 92

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
P U T U S A N

si
Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol.

ne
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Polewali yang memeriksa dan memutus perkara

do
gu
perdata pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut
dalam perkara gugatan antara:

In
A
1. Pr. SAMBOPAILLIN, Umur 69 Tahun, Pekerjaan Ibu Rumah Tangga,
ah

bertempat tinggal di Kelurahan Mamasa, Kecamatan Mamasa,

lik
Kabupaten Mamasa, yang untuk selanjutnya disebut
PENGGUGAT I;
am

ub
2. BONGGAKARAENG, Umur 62 Tahun, Pekerjaan Wiraswasta, bertempat
tinggal di Kelurahan Mamasa, Kecamatan Mamasa, Kabupaten
ep
Mamasa, yang untuk selanjutnya disebut PENGGUGAT II;
k

3. L O P O, Umur 51 Tahun, Pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di


ah

Desa Taupe, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, yang


R

si
untuk selanjutnya disebut PENGGUGAT III;
LUTHER, Umur 49 Tahun, Pekerjaan Kepala Desa Taupe, bertempat

ne
4.
ng

tinggal di Desa Taupe, Kecamatan Mamasa, Kabupaten


Mamasa, yang untuk selanjutnya disebut PENGGUGAT IV;

do
gu

5. PETRUS, Umur 42 Tahun, Pekerjaan CPNS, bertempat tinggal di Desa


Taupe, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, yang untuk
In
selanjutnya disebut PENGGUGAT V;
A

6. Pr. MILKA, Umur 41 Tahun, Pekerjaan Ibu Rumah Tangga, bertempat


tinggal di Desa Taupe, Kecamatan Mamasa, Kabupaten
ah

lik

Mamasa, yang untuk selanjutnya disebut PENGGUGAT VI;


Dalam hal ini Penggugat I s/d Penggugat VI memberikan
m

ub

kuasa kepada TAUFIK, SH. Advokat / Penasehat Hukum


beralamat kantor di Jl. Kartini No. 14 Kabupaten Polewali
ka

Mandar, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 13 Oktober


ep

2014,
ah

LAWAN:
R

es

1. BADAN PEKERJA SINODE GEREJA TORAJA MAMASA (BPS-GTM) ,


M

ng

berkedudukan di Jalan Demmatande Nomor 17, Desa Tondok


on

Halaman 1 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bakaru, Kelurahan Mamasa, Kecamatan Mamasa, Kabupaten

R
Mamasa, yang untuk selanjutnya disebut TERGUGAT;

si
2. SOLEMAN, Pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di Litaksakka, Desa

ne
ng
Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, yang
untuk selanjutnya disebut TURUT TERGUGAT I;
3. DAUT DONGA Alias PAPA KRISNA, Pekerjaan Wiraswasta, bertempat

do
gu tinggal di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,
Kabupaten Mamasa, yang untuk selanjutnya disebut TURUT

In
A
TERGUGAT II;
4. RIAN Alias PAPA GIYO, Pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di
ah

lik
Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,
Kabupaten Mamasa, yang untuk selanjutnya disebut TURUT
TERGUGAT III;
am

ub
5. WEMPI Alias PAPA IRMA, Pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di
Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,
ep
Kabupaten Mamasa, yang untuk selanjutnya disebut TURUT
k

TERGUGAT IV;
ah

Yang dalam hal ini Tergugat dan Turut Tergugat II s/d Turut
R

si
Tergugat IV memberikan kuasa kepada SEMUEL, SH. Advokat /
Penasehat Hukum, beralamat di Jalan Tusan, Desa Tondok

ne
ng

Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa berdasarkan


Surat Kuasa Khusus tanggal 24 November 2014;

do
gu

Pengadilan Negeri tersebut;

Setelah membaca berkas perkara beserta surat-surat yang


In
A

bersangkutan;

Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara;


ah

lik

TENTANG DUDUK PERKARA

Menimbang, bahwa Para Penggugat dengan surat gugatannya tanggal


m

ub

3 November 2014 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan


Negeri Polewali pada tanggal 3 November 2014 dalam Register Nomor
ka

ep

17/Pdt.G/2014/PN. Pol, telah mengajukan gugatan sebagai berikut:


Bahwa sebagai OBYEK SENGKETA dalam perkara ini adalah mengenai
ah

tanah pekarangan atau sawah seluas ± ¾ Ha ( ± 75 are) terletak di Desa


R

Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, dengan batas-


es
M

batas:
ng

 Sebelah Utara berbatas dengan Limbong Toke’;


on

Halaman 2 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Sebelah Timur berbatas dengan tanah yang dikuasai oleh Tergugat,

R
tanah miring yang kosong dan Jalan ke Rantebuda;

si
 Sebelah Selatan berbatas dengan Eks Tanah M. KALOLI / Tergugat;

ne
ng
 Sebelah Barat berbatas dengan sungai Mamasa.
Bahwa gugatan serta tuntutan Para Penggugat kepada Tergugat dan
Turut Tergugat I, II, III dan IV didasarkan atas alasan berkisar pada dan meliputi

do
gu
hal ikhwal:
1. Bahwa Pr. INDO SONDOK telah meninggal dunia pada sekitar tahun 1937.

In
A
Semasa hidupnya Pr. INDOK SONDOK menikah dengan Lk. PUA
LEMBANG, namun mereka tidak dikaruniai anak;
ah

2. Bahwa Pr. INDO SONDOK tersebut mempunyai saudara kandung bernama

lik
Lk. PAMPANG LANGI Almarhum (meninggal lebih dahulu dari Pr. INDOK
SONDOK);
am

ub
3. Bahwa Almarhum PAMPANG LANGI meninggalkan seorang anak kandung
bernama Pr. ARRUAN MEWANGKA. Bahwa semasa hidupnya Pr.
ep
ARRUAN MEWANGKA bersuami dengan Lk. Bernama ARRUAN
k

SILOMBA. Dalam tahun 1987 Pr. ARRUAN MEWANGKA telah meninggal


ah

dunia dengan meninggalkan 8 (delapan) orang anak kandung, 6 (enam)


R

si
diantaranya adalah PARA PENGGUGAT (1. SAMBOPAILLIN, 2. BONGGA
KARAENG, 3. LOPO’, 4. LUTHER, 5. PETRUS, 6. Pr. MILKA) Dengan

ne
ng

demikian PARA PENGGUGATlah yang merupakan ahli waris dari mendiang


INDO SONDOK;

do
gu

4. Bahwa INDO SONDOK Almarhumah selain meninggalkan ahli waris PARA


PENGGUGAT juga meninggalkan beberapa harta warisan/peninggalan
antara lain OBYEK SENGKETA yang merupakan harta asal (EWANAN
In
A

BOKO’NA) bukan sebagai harta bersamanya dengan PUA LEMBANG;


5. Bahwa obyek sengketa dahulu terletak pada sebelah utara dengan tanah
ah

lik

yang dikuasai M. KALOLI dan M. KALOLI juga memiliki tanah yang


berbatas dengan tanah milik TNI-AD (Koramil MAMASA) pada sebelah
m

ub

selatan.
6. Bahwa menurut pengakuan Tergugat, pada tahun 1972 membeli sawah dari
ka

M. KALOLI seluas ± 2 Ha (dua hektar), sawah mana terletak di Litaksakka


ep

yang memanjang dari utara ke selatan dengan batas-batas:


ah

 Sebelah Utara dengan Limbong Toke’;


R

 Sebelah Timur dengan Jalan Raya ke Rantebuda;


es

Sebelah Selatan dengan Kompleks Perumahan Roma Katolik;


M


ng

 Sebelah barat dengan Sungai Mamasa.


on

Halaman 3 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pembelian tersebut dituangkan dalam surat penjualan (24 Januari 1972 dan

R
21 September 1972);

si
7. Bahwa ternyata M. KALOLI telah keliru menjual sawah miliknya kepada

ne
ng
Tergugat. Karena di dalamnya ikut pula dijual tanah milik orang lain yaitu
tanah milik TNI-AD (Koramil Mamasa) yang seharusnya menjadi batas
dalam surat penjualan pada sebelah selatan (sebelum kompleks

do
gu perumahan Roma Katolik) dan tanah obyek sengketa yang terletak pada
sebelah utara yang seharusnya menjadi batas dalam surat penjualan

In
A
dimaksud. Seharusnya batas tanah yang di jual M. KALOLI kepada
Tergugat pada sebelah utara tanah milik INDO SONDOK atau PARA
ah

PENGGUGAT (bukan Limbong Toke’) dan pada sebelah selatan

lik
seharusnya berbatas dengan tanah milik TNI-AD/Koramil Mamasa bukan
dengan kompleks perumahan Roma Katolik). Kekeliruan ini dibenarkan oleh
am

ub
ahli waris M. KALOLI;
8. Bahwa atas kekeliruan tersebut Tergugat sudah mengetahui namun tetap
ep
menganggap obyek sengketa adalah bagian dari tanah M. KALOLI yang
k

terhisap dalam batas-batas surat penjualan tanggal 24.01.1972 dan


ah

21.09.1972 dan tetap menguasai tanpa hak bahkan mendirikan bangunan


R

si
di atasnya sekalipun Para Penggugat telah mencegahnya. Adapun pihak
TNI-AD (Koramil Mamasa) yang tanahnya ikut dikuasai oleh Tergugat

ne
ng

karena masuk dalam batas surat penjualan telah menguasai kembali tanah
miliknya sementara Para Penggugat yang hanya merupakan masyarakat

do
gu

sipil biasa telah pula berupaya menguasai tanah miliknya namun dilaporkan
ke pihak Kepolisian oleh Tergugat dan disidangkan ke Pengadilan Negeri
Polewali;
In
A

9. Bahwa tindakan Tergugat yang tetap menguasai obyek sengketa dengan


alasan membeli dari M. KALOLI pada tahun 1972 padahal obyek jual beli
ah

lik

dalam surat penjualan tanggal 24.01.1972 dan 21.09.1972 melekat tanah


milik orang lain yaitu obyek sengketa dan tanah milik TNI-AD, dan oleh ahli
m

ub

waris M. KALOLI Almarhum sudah mengakui obyek sengketa yang ikut


terjual bersama tanah milik TNI-AD bukan milik Ayahnya dan Tergugat tetap
ka

mempertahankan obyek sengketa bahkan mendirikan bangunan diatasnya


ep

sekalipun Para Penggugat telah mencegahnya adalah perbuatan yang tidak


ah

sah dan melanggar hukum serta sangat merugikan Para Penggugat;


R

10. Bahwa Para Penggugat telah berusaha menyelesaikan masalah ini baik
es

secara kekeluargaan maupun melalui LEMBAGA ADAT KABUPATEN


M

ng

MAMASA KORWIL WILAYAH RAMBUSARATU namun tidak berhasil;


on

Halaman 4 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
11. Bahwa Turut Tergugat I, II, III, IV adalah mereka yang tinggal berumah di

R
atas obyek sengketa sehingga di tarik sebagai pihak dalam perkara ini;

si
12. Bahwa Para Penggugat khawatir selain surat penjualan tanggal 24.01.1972

ne
ng
dan 21.09.1972 yang terbit tanpa setahu/tanpa seizin Para Penggugat telah
pula di buat surat bukti hak atau surat-surat lain tanpa seizin dan tanpa
sepengetahuan Para Penggugat sehingga patut dinyatakan tidak sah dan

do
gu tidak mengikat/batal menurut hukum;
13. Bahwa untuk mencegah agar obyek sengketa tidak beralih/dialihkan

In
A
kepada orang lain, beralasan hukum jika atas obyek sengketa diletakkan
sita jaminan;
ah

Bahwa berdasarkan segala uraian di atas, dimohon semoga Yth. Bapak

lik
Ketua Pengadilan Negeri Polewali Cq Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Polewali berkenan mengadili perkara ini berkenan memutuskan:
am

ub
PRIMAIR:
1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat seluruhnya;
ep
2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan di atas obyek
k

sengketa;
ah

3. Menyatakan bahwa obyek sengketa adalah harta peninggalan/harta asal


R

si
dari Almarhum INDO SONDOK yang belum terbagi kepada Para Ahli
Warisnya/Para Penggugat;

ne
ng

4. Menyatakan bahwa surat penjualan tanggal 24.01.1972 dan 21.09.1972


antara M. KALOLI selaku penjual serta Tergugat selaku pembeli dan

do
gu

menjadikan obyek sengketa masuk sebagai obyek jual beli harus


dinyatakan tidak sah/batal demi hukum khusus untuk obyek sengketa;
Menyatakan bahwa penguasaan Tergugat atas obyek sengketa
In
5.
A

berdasarkan surat penjualan tanggal 24.01.1972 dan 21.09.1972 adalah


tidak sah menurut hukum karena obyek sengketa bukan milik M. KALOLI
ah

lik

selaku penjual melainkan harta peninggalan INDO SONDOK;


6. Menyatakan bahwa surat penjualan tanggal 24.01.1972 dan 21.09.1972
m

ub

serta surat-surat lain yang terbit di atasnya khusus menyangkut obyek


sengketa harus dinyatakan tidak sah dan tidak mengikat Para
ka

Penggugat/batal demi hukum;


ep

7. Menghukum Tergugat beserta siapa saja yang memperoleh hak darinya


ah

untuk membongkar rumah/bangunan yang berdiri di atas obyek sengketa


R

kemudian menyerahkan obyek sengketa dalam keadaan kosong sempurna


es

tanpa beban atau ikatan apapun juga kepada Para Penggugat untuk
M

ng

dimiliki/dikuasai oleh Para Penggugat;


on

Halaman 5 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8. Menghukum Turut Tergugat I, II, III, IV untuk tunduk dan mentaati putusan

R
ini;

si
9. Menghukum Tergugat/Turut Tergugat untuk secara tanggung renteng

ne
ng
membayar biaya perkara.
SUBSIDAIR:
Jika Majelis Hakim berpendapat lain, Para Penggugat memohon

do
gu
putusan yang adil dan menurut hukum.
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, untuk

In
A
Para Penggugat dan Tergugat, Turut Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV
masing-masing datang menghadap kuasanya tersebut,
ah

lik
Menimbang, bahwa terhadap Turut Tergugat I dalam perkara a quo
tidak hadir di persidangan tanpa alasan yang sah atau menyuruh wakilnya
am

yang sah untuk hadir di persidangan sekalipun sudah dipanggil secara sah dan

ub
patut menurut ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Oleh karenanya
maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Turut Tergugat I dianggap telah tidak
ep
k

menggunakan haknya untuk membela kepentingannya dalam perkara ini.


Sehingga Majelis Hakim berketetapan melanjutkan persidangan tanpa
ah

R
kehadiran dari Turut Tergugat I;

si
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengupayakan perdamaian

ne
ng

diantara para pihak melalui mediasi sebagaimana diatur dalam Peraturan


Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

do
dengan menunjuk Sdr. MUH. GHAZALI ARIEF, SH., MH Hakim pada
gu

Pengadilan Negeri Polewali sebagai mediator;

Menimbang, bahwa berdasarkan laporan Mediator tanggal 4 Desember


In
A

2014 upaya perdamaian tersebut tidak berhasil;

Menimbang, bahwa oleh karena itu pemeriksaan terhadap perkara a


ah

lik

quo dilanjutkan dengan pembacaan surat gugatan yang isinya tetap


dipertahankan oleh Para Penggugat;
m

ub

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Para Penggugat tersebut, pihak


ka

Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV melalui Kuasanya
ep

memberikan jawaban secara tertulis tanggal 20 Desember 2014, sedangkan


untuk Turut Tergugat I tidak mengajukan jawaban baik secara lisan maupun
ah

tertulis, dimana pada pokoknya jawaban Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan
R

es

Turut Tergugat IV secara tertulis tersebut adalah sebagai berikut:


M

DALAM EKSEPSI:
ng

on

Halaman 6 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Gugatan Para Penggugat Kekurangan Pihak.

R
Bahwa gugatan Para Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima

si
karena kekurangan pihak atau exception plurium litis consortium. Hal ini

ne
ng
disebabkan oleh beberapa alasan, yakni:
Pertama:
Pihak yang bertindak sebagai Para Penggugat tidak lengkap. Para

do
gu Penggugat tidak mendapat kuasa dari saudara-saudaranya/anak-anak
kandung yang lain dari Pr. Arruan Mewangka untuk mengajukan gugatan a

In
A
quo.
Kedua:
ah

Pihak yang ditarik sebagai Tergugat dalam gugatan Para Penggugat tidak

lik
lengkap. Ada pihak lain yang ikut menguasai obyek sengketa di sisi sebelah
timur namun tidak ditarik sebagai Tergugat atau Turut Tergugat.
am

ub
Ketiga:
M. KALOLI atau ahli waris M. KALOLI seharusnya di tarik sebagai Tergugat
ep
atau Turut Tergugat dalam gugatan a quo, hal tersebut sesuai dengan
k

gugatan Para Penggugat mendalilkan bahwa tanah obyek sengketa


ah

terhisap dalam penjualan M. KALOLI kepada Tergugat Badan Pekerja


R

si
Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM).
Selain M. KALOLI atau ahli warisnya, Z. Ponno dan Saratu seharusnya ikut

ne
ng

pula ditarik sebagai Tergugat atau Turut Tergugat karena merekalah yang
menjual dan atau mengalihkan tanah obyek sengketa kepada Tergugat

do
gu

BPS-GTM.
2. Keliru Pihak yang Ditarik Sebagai Turut Tergugat.
Gugatan Para Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima karena
In
A

keliru menarik orang sebagai Tergugat atau Turut Tergugat, yakni Soleman
yang ditarik sebagai Turut Tergugat I padahal Soleman sama sekali tidak
ah

lik

ada hubungannya dengan tanah yang menjadi Obyek Sengketa.


3. Gugatan Para Penggugat Kabur atau obscuur libel.
m

ub

Gugatan Para Penggugat tidak memenuhi syarat formil karena isinya kabur
atau obscuur libel sehingga haruslah dinyatakan tidak dapat diterima.
ka

Dalam surat gugatan a quo, Para Penggugat tidak menjelaskan peristiwa


ep

yang mendasari gugatan (felelijke ground). Sepanjang uraian pada bagian


ah

posita atau fundamentum petendi sama sekali tidak ada uraian yang
R

menjelaskan siapa yang menguasai tanah obyek sengketa sebelum


es

dikuasai oleh Tergugat atau siapa yang menguasai tanah obyek sengketa
M

ng

on

Halaman 7 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sejak Indok Sondok meninggal dunia tahun 1937 sampai M. Kaloli

R
menjualnya kepada Tergugat tahun 1972.

si
Bahkan jika dibandingkan dalil gugatan terdahulu yang pernah diajukan

ne
ng
Penggugat LUTHER dalam perkara Nomor 06/Pdt.G/2003/PN.POL dengan
dalil gugatan dalam perkara a quo maka terjadi perbedaan yang sangat
mendasar menunjukkan ketidak-konsistenan Penggugat sebagai tanda

do
gu gugatan yang mengada-ada karena memang tidak di dukung dasar hukum
dan fakta yang jelas untuk menuntut tanah obyek sengketa.

In
A
Alasan lain yang menjadilkan posita gugatan Penggugat kabur atau
obscuur libel adalah perubahan batas obyek sengketa pada sebelah timur
ah

dari semula tertulis berbatasan dengan jalan ke Rantebuda kemudian

lik
diperbaiki menjadi tanah yang dikuasai Tergugat dan tanah miring, namun
anehnya Tergugat tetap menarik Para Turut Tergugat sebagai pihak dalam
am

ub
perkara a quo padahal rumah yang ditempati para Turut Tergugat sudah
berada di luar obyek sengketa menurut batas tanah yang telah diperbaiki
ep
sendiri oleh Penggugat dalam surat gugatannya.
k
ah

DALAM POKOK PERKARA:


R

si
1. Bahwa segala hal ikhwal yang terurai dalam eksepsi tersebut di atas adalah
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah-pisahkan dengan jawaban

ne
ng

atas pokok perkara tersebut.


2. Bahwa Tergugat dan Para Turut Tergugat membantah dan menolak dengan

do
gu

tegas keseluruhan dalil-dalil gugatan Para Penggugat yang termuat dalam


surat gugatan, terkecuali sepanjang mengenai dalil-dalil yang
menguntungkan dan bermanfaat dalam hal membuktikan dalil-dalil
In
A

sangkalan Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV.


3. Bahwa tidak benar dalil gugatan Para Penggugat pada point 4 yang
ah

lik

menyebut Obyek Sengketa adalah bagian dari harta warisan Indo Sondok
yang harus jatuh kepada ahli warisnya, termasuk kepada Para Penggugat .
m

ub

jika obyek sengketa masih merupakan bagian dari harta warisan Indo
Sondok maka seharusnya sejak Indo Sondok meninggal dunia pada tahun
ka

1937, tanah obyek sengketa sudah beralih ke tangan Arruan Mewangka,


ep

orang tua Para Penggugat. Kenyataannya hingga Arruan Mewangka


ah

meninggal dunia pada tahun 1987, orang tua Para Penggugat tersebut
R

sama sekali tidak pernah menguasai tanah obyek sengketa, bahkan


es

mengajukan tuntutan dalam bentuk apapun atas tanah obyek sengketa


M

ng

sama sekali tidak pernah dilakukan Arruan Mewangka. Barulah pada tahun
on

Halaman 8 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2003, atau 66 tahun setelah Indok Sondok meninggal dunia, tiba-tiba

R
muncul salah seorang anak dari Arruan Mewangka, yakni LUTHER

si
mengajukan gugatan perdata atas tanah obyek sengketa. Namun gugatan

ne
ng
yang diajukan ke Pengadilan Negeri Polewali dengan register perkara
Nomor 06/Pdt.G/2003/PN.POL oleh pengadilan dinyatakan tidak dapat
diterima, sehingga sekarang LUTHER bersama saudara-saudaranya yang

do
gu lain mengajukan lagi gugatan baru untuk obyek yang sama.
4. Bahwa tidak benar dalil Penggugat tersebut pada point 6 dan point 7 dan 8,

In
A
yang menyatakan Tergugat dan Turut Tergugat menguasai tanah obyek
senketa karena terhisap dalam batas tanah yang dijual oleh M. Kaloli.
ah

Dalil Para Penggugat tersebut jelas sangat keliru dan menyesatkan, sebab

lik
Tergugat menguasai tanah Obyek Sengketa bukan karena membeli dari M.
Kaloli seorang diri. Melainkan masih ada pihak-pihak atau orang lain yang
am

ub
ikut menjual bagian dari tanah obyek sengketa kepada Tergugat. Adapun
orang lain selain M. Kaloli, yang menjadi pihak dimana Tergugat
ep
memperoleh bagian dari tanah obyek sengketa adalah:
k

a. Untuk bagian tengah dari tanah obyek sengketa seluas kurang lebih 0,32
ah

Ha, Tergugat membelinya dari Z. Ponno seharga Rp. 450.000.00 (empat


R

si
ratus lima puluh ribu rupiah) sesuai surat perjanjian jual beli tanggal 11
Oktober 1972. Sawah yang di jual Z. PONNO tersebut adalah milik

ne
ng

DATULENGKENG. Datulengkeng memiliki sawah tersebut karena


membeli dari Demas Pualillin Alias Ambe’ Toto’ berdasarkan Surat

do
gu

Perjanjian tanggal 31 Agustus 1956.


b. Untuk bagian timur dari tanah obyek sengketa, Tergugat memperolehnya
dari SARATU’ dengan cara menukar guling dengan tanah milik Tergugat
In
A

yang terletak di Randanan berdasarkan Surat Perjanjian Tukar Menukar


Tanah tanggal 21 September 1972, dan sebagian diperoleh dari
ah

lik

pembelian kepada M. Kaloli. Tanah yang dijual M. Kaloli kepada


MALLETO alias Sangngin, berdasarkan surat jual beli tanggal 10
m

ub

Desember 1933.
c. Untuk bagian utara dan bagian selatan dari tanah obyek sengketa,
ka

Tergugat membelinya dari M. Kaloli.


ep

5. Bahwa para pihak yang menjual dan atau mengalihkan hak kepemilikan
ah

atas tanah obyek sengketa sebagaimana tersebut pada point (4) huruf a, b
R

dan c tersebut di atas sama sekali tidak memperoleh tanah a quo dari Indo
es

Sondok atau dari Arruan Mewangka apalagi dari tangan Para Penggugat.
M

ng

on

Halaman 9 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tanah yang dijadikan obyek oleh SARATU melakukan tukar guling tanah

R
dengan Tergugat, merupakan tanah miliknya sendiri.

si
DATULENGKEN yang menjual bagian tanah yang sekarang menjadi obyek

ne
ng
sengketa melalui Z. PONNO, juga membeli tanah tersebut dari DEMAS
PUALILLIN pada tahun 1956.
Demikian pula dengan M. Kaloli yang mendapatkan tanah tersebut dari

do
gu LASO’ alias AMBE BETJE’ lalu kemudian menjualnya kepada Tergugat.
6. Bahwa tidak benar dalil gugatan Para Penggugat pada point 8 yang

In
A
menyebut Tergugat ikut pula menguasai tanah milik TNI-AD tetapi sudah
dikuasai kembali oleh TNI-AD. Tergugat menolak dalil tersebut karena
ah

Tergugat sama sekali tidak pernah menguasai tanah milik TNI-AD disekitar

lik
tanah obyek sengketa.
7. Bahwa tidak benar dalil gugatan Para Penggugat pada point 9 yang
am

ub
menyebut tindakan Tergugat menguasai obyek sengketa sebagai perbuatan
yang tidak sah dan melanggar hukum. Dalil ini salah karena Tergugat
ep
menguasai tanah obyek sengketa secara sah yakni dengan membeli dari Z.
k

Ponno dan M. Kaloli serta dengan menukar guling dengan Saratu’.


ah

8. Bahwa Tergugat dengan tegas menolak pula dalil gugatan Para Penggugat
R

si
pada point 11 karena diantara Turut Tergugat ada yang sama sekali tidak
menguasai dan atau tidak tinggal dalam rumah di atas tanah obyek

ne
ng

sengketa.
9. Bahwa Tergugat menolak dalil Para Penggugat pada point 12 dan point 13

do
gu

mengingat Tergugat memperoleh tanah obyek sengketa secara sah


menurut hukum dan karenanya patut dianggap sebagai pembeli yang
beritikat baik sehingga setiap dokumen atas tanah a quo yang dimiliki
In
A

Tergugat adalah sah dan tidak ada alasan hukum untuk membatalkannya.
10. Bahwa demikian pula dalil gugatan Para Penggugat pada point 13,
ah

lik

Tergugat memandang sangat tidak beralasan karena Tergugat memperoleh


tanah obyek sengketa secara sah sehingga beralasan pula menurut hukum
m

ub

bagi Tergugat untuk mengalihkannya kepada pihak lain.


Bahwa berdasarkan keseluruhan dalil-dalil eksepsi dan jawaban
ka

sebagaimana terurai di atas, maka perkenankan Tergugat dan Turut Tergugat II,
ep

III dan IV dengan segala hormat memohon kiranya Majelis Hakim Pengadilan
ah

Negeri Polewali yang memeriksa dan mengadili perkara ini menjatuhkan


R

putusan sebagai berikut:


es
M

ng

DALAM EKSEPSI:
on

Halaman 10 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Mengabulkan eksepsi Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV untuk

R
seluruhnya;

si
- Menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima;

ne
ng
DALAM POKOK PERKARA:
- Menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya

do
gu menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima.
- Menghukum Para Penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul

In
A
dalam perkara ini.
Atau:
ah

Bila Pengadilan Negeri Polewali/Majelis Hakim berpendapat lain mohon

lik
putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa untuk meneguhkan gugatannya, Kuasa Para
am

ub
Penggugat mengajukan Replik tanggal 7 Januari 2015 yang pada pokoknya
tetap pada gugatannya sedangkan Kuasa Tergugat dan Turut Tergugat II, III
ep
dan IV juga mengajukan dupliknya pada tanggal 14 Januari 2015, yang pada
k

pokoknya tetap pada jawabannya dan untuk hal ini selanjutnya dapat menunjuk
ah

dalam berita acara persidangan yang merupakan satu kesatuan dengan


R

si
putusan ini;

ne
ng

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka


segala sesuatu yang tercantum di dalam berita acara persidangan dianggap
telah termuat dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini;

do
gu

Menimbang, bahwa oleh karena pemeriksaan perkara ini telah selesai,


maka Majelis Hakim memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk
In
A

menyampaikan kesimpulannya;
Menimbang, bahwa atas kesempatan yang diberikan untuk mengajukan
ah

lik

kesimpulan, Kuasa Para Penggugat mengajukan kesimpulan secara tertulis


tanggal 31 Maret 2015 sedangkan Kuasa Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan
Turut Tergugat IV mengajukan kesimpulan secara tertulis pula pada tanggal 31
m

ub

Maret 2015 yang merupakan satu kesatuan dengan putusan ini;


ka

Menimbang, bahwa selanjutnya Kuasa Para Penggugat maupun Kuasa


ep

Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV menyatakan tidak akan
ah

mengajukan apa-apa lagi dan hanya mohon putusan;


R

es
M

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM


ng

on

Halaman 11 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa oleh karena di dalam Jawaban Tergugat dan Turut

R
Tergugat II, III dan IV telah mengajukan eksepsi maka selanjutnya Majelis

si
Hakim akan mempertimbangkan eksepsi tersebut terlebih dahulu sebelum

ne
ng
Majelis Hakim mempertimbangkan mengenai pokok perkara;

DALAM EKSEPSI:

do
gu Menimbang, bahwa Kuasa Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV
telah mengajukan eksepsi yang pada pokoknya berorientasi tentang aspek-
aspek sebagai berikut:

In
A
1. Gugatan Penggugat Kekurangan Pihak.
Bahwa gugatan Para Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima
ah

lik
karena kekurangan pihak atau exception plurium litis consortium. Hal ini
disebabkan oleh beberapa alasan, yakni:
am

ub
Pertama:
Pihak yang bertindak sebagai Para Penggugat tidak lengkap. Para
Penggugat tidak mendapat kuasa dari saudara-saudaranya/anak-anak
ep
k

kandung yang lain dari Pr. Arruan Mewangka untuk mengajukan gugatan a
ah

quo.
R

si
Kedua:
Pihak yang ditarik sebagai Tergugat dalam gugatan Para Penggugat tidak

ne
ng

lengkap. Ada pihak lain yang ikut menguasai obyek sengketa di sisi sebelah
timur namun tidak ditarik sebagai Tergugat atau Turut Tergugat.

do
Ketiga:
gu

M. KALOLI atau ahli waris M. KALOLI seharusnya di tarik sebagai Tergugat


atau Turut Tergugat dalam gugatan a quo, hal tersebut sesuai dengan
In
A

gugatan Para Penggugat yang mendalilkan bahwa tanah obyek sengketa


terhisap dalam penjualan M. KALOLI kepada Tergugat Badan Pekerja
ah

lik

Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM).


Selain M. KALOLI atau ahli warisnya, Z. Ponno dan Saratu seharusnya ikut
pula ditarik sebagai Tergugat atau Turut Tergugat karena merekalah yang
m

ub

menjual dan atau mengalihkan tanah obyek sengketa kepada Tergugat


ka

BPS-GTM;
ep

2. Keliru Pihak yang Ditarik Sebagai Turut Tergugat.


Gugatan Para Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima karena
ah

keliru menarik orang sebagai Tergugat atau Turut Tergugat, yakni Soleman
es

yang ditarik sebagai Turut Tergugat I padahal Soleman sama sekali tidak
M

ada hubungannya dengan tanah yang menjadi Obyek sengketa.


ng

on

Halaman 12 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Gugatan Penggugat Kabur atau obscuur libel.

R
Gugatan Para Penggugat tidak memenuhi syarat formil karena isinya kabur

si
atau obscuur libel sehingga haruslah dinyatakan tidak dapat diterima.

ne
ng
Dalam surat gugatan a quo, Para Penggugat tidak menjelaskan peristiwa
yang mendasari gugatan (felelijke ground). Sepanjang uraian pada bagian
posita atau fundamentum petendi sama sekali tidak ada uraian yang

do
gu menjelaskan siapa yang menguasai tanah obyek sengketa sebelum
dikuasai oleh Tergugat atau siapa yang menguasai tanah obyek sengketa

In
A
sejak Indo’ Sondok meninggal dunia tahun 1937 sampai M. Kaloli
menjualnya kepada Tergugat tahun 1972.
ah

Bahkan jika dibandingkan dalil gugatan terdahulu yang pernah diajukan

lik
Penggugat LUTHER dalam perkara Nomor 06/Pdt.G/2003/PN.POL dengan
dalil gugatan dalam perkara a quo maka terjadi perbedaan yang sangat
am

ub
mendasar menunjukkan ketidak-konsistenan Penggugat sebagai tanda
gugatan yang mengada-ada karena memang tidak di dukung dasar hukum
ep
dan fakta yang jelas untuk menuntut tanah obyek sengketa.
k

Alasan lain yang menjadikan posita gugatan Para Penggugat kabur


ah

atau obscuur libel adalah perubahan batas obyek sengketa pada sebelah
R

si
timur dari semula tertulis berbatasan dengan jalan ke Rantebuda kemudian
diperbaiki menjadi tanah yang dikuasai Tergugat dan tanah miring, namun

ne
ng

anehnya Tergugat tetap menarik Para Turut Tergugat sebagai pihak dalam
perkara a quo padahal rumah yang ditempati para Turut Tergugat sudah

do
gu

berada di luar obyek sengketa menurut batas tanah yang telah diperbaiki
sendiri oleh Penggugat dalam surat gugatannya.
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi dari Kuasa Tergugat dan Turut
In
A

Tergugat II, III dan IV tersebut di atas, Kuasa Para Penggugat didalam
Repliknya telah menyangkal, yang pada pokoknya menyatakan bahwa eksepsi
ah

lik

tersebut tidak beralasan hukum karena dalil-dalil eksepsi Tergugat dan Turut
Tergugat II, III dan IV tersebut telah masuk dalam ranah pokok perkara dan
m

ub

tidak dipersyaratkan seluruh ahli waris harus ikut sebagai pihak dalam perkara
atau memberikan kuasa kepada saudaranya yang lain dan Para Penggugat
ka

memiliki hak untuk menentukan siapa-siapa yang harus ditarik sebagai pihak,
ep

karenanya harus ditolak seluruhnya;


ah

Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Kuasa Tergugat dan Turut


R

Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV tersebut serta berdasarkan Replik dari
es

Kuasa Para Penggugat di atas, maka Majelis Hakim akan menetapkan


M

ng

pendiriannya dengan mempertimbangkan aspek-aspek sebagai berikut;


on

Halaman 13 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa dalam ketentuan Pasal 162 RBg atau Pasal 136

R
HIR menyatakan bahwa “tangkisan-tangkisan (eksepsi-eksepsi) yang ingin

si
Tergugat kemukakan, kecuali mengenai ketidakwenangan Hakim tidak boleh

ne
ng
diajukan dan dipertimbangkan sendiri-sendiri, melainkan diperiksa dan diputus
bersama-sama dengan gugatan pokok”, dari ketentuan Pasal 162 RBg atau
Pasal 136 HIR tersebut maka Majelis Hakim berpendapat bahwa eksepsi

do
gu
mengenai ketidakwenangan mengadili baik ketidakwenangan mengadili secara
absolut maupun secara relatif harus diputus sebelum memeriksa gugatan pokok

In
A
sehingga harus di putus dengan putusan sela, sedangkan untuk selain
mengenai kewenangan mengadili baik absolut maupun relatif maka harus di
ah

putus bersama-sama dengan gugatan pokok dalam putusan akhir;

lik
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Kuasa Tergugat dan Turut
am

Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV yaitu pada point angka 1 (satu) dan angka

ub
2 (dua) yang menyatakan Bahwa gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat
adalah gugatan yang error in persona dalam hal Plurium Litis Consortium dan
ep
k

Gemis Aanhoeda nigheid, hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, yakni:
Pertama:
ah

R
Pihak yang bertindak sebagai Para Penggugat tidak lengkap. Para Penggugat

si
tidak mendapat kuasa dari saudara-saudaranya/anak-anak kandung yang lain

ne
ng

dari Pr. Arruan Mewangka untuk mengajukan gugatan a quo;


Kedua:
Pihak yang ditarik sebagai Tergugat dalam gugatan Para Penggugat tidak

do
gu

lengkap. Ada pihak lain yang ikut menguasai obyek sengketa di sisi sebelah
timur namun tidak ditarik sebagai Tergugat atau Turut Tergugat;
In
A

Ketiga:
M. KALOLI atau ahli waris M. KALOLI seharusnya di tarik sebagai Tergugat
ah

atau Turut Tergugat dalam gugatan a quo, hal tersebut sesuai dengan gugatan
lik

Para Penggugat mendalilkan bahwa tanah obyek sengketa terhisap dalam


penjualan M. KALOLI kepada Tergugat Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja
m

ub

Mamasa (BPS-GTM).
Selain M. KALOLI atau ahli warisnya, Z. Ponno dan Saratu seharusnya ikut
ka

ep

pula ditarik sebagai Tergugat atau Turut Tergugat karena merekalah yang
menjual dan atau mengalihkan tanah obyek sengketa kepada Tergugat BPS-
ah

GTM, sehingga gugatan Para Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima
R

karena keliru menarik orang sebagai Tergugat atau Turut Tergugat, yakni
es
M

Soleman yang ditarik sebagai Turut Tergugat I padahal Soleman sama sekali
ng

tidak ada hubungannya dengan tanah yang menjadi obyek sengketa.


on

Halaman 14 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas maka

R
Majelis Hakim akan menetapkan pendiriannya dengan mempertimbangkan

si
aspek-aspek sebagai berikut :

ne
ng
a. Bahwa dikaji dari perspektif dan optik praktik peradilan Indonesia dengan
tolok ukur berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia tanggal 11 April 1997 Nomor: 3909 K/Pdt.G/1994 pada

do
gu pokoknya ada menggariskan: “Adalah hak dari Penggugat untuk
menentukan siapa-siapa yang akan dijadikan atau ditarik menjadi pihak

In
A
dalam berperkara“.
b. Bahwa dikaji dari aspek teoritik maka kiranya pendapat Mahkamah Agung
ah

Republik Indonesia dalam Yurisprudensinya Nomor 1529 K/Pdt/2001

lik
tanggal 29 September 2003 tersebut telah sesuai dengan teori Hukum
Acara Perdata tentang asas “legitima persona Standi in judicio” maknanya
am

ub
siapapun yang merasa memiliki suatu hak dan ingin mempertahankan
haknya tersebut, maka ia berhak bertindak selaku pihak, baik selaku pihak
ep
Penggugat maupun selaku pihak Tergugat;
k

c. Bahwa untuk siapa-siapa saja yang dapat di jadikan menjadi pihak


ah

Tergugat atau Turut Tergugat dalam suatu gugatan bisa bermacam-


R

si
macam, bisa sebagai orang pribadi atau kelompok, persekutuan badan
hukum maupun bukan badan hukum, akan tetapi ada hal-hal yang harus

ne
ng

diperhatikan Penggugat mengingat kedudukan atau posisi Tergugat


dengan Penggugat adalah berbeda, hal ini demi untuk menghindari

do
gu

adanya kekeliruan dalam penarikan atau penentuan pihak-pihak yang


akan dijadikan sebagai Tergugat (gemis aanhoedanigheid) sehingga agar
gugatan nantinya tidak mengandung suatu cacat formil (plurium litis
In
A

consortium);
d. Bahwa dalam hubungan perkara a quo jika Para Penggugat tidak
ah

lik

memandang penting untuk mengikutsertakan pihak-pihak termaksud


dalam upaya untuk dalam hal mempertahankan haknya, maka hal itu
m

ub

merupakan wewenangnya, serta kenyataan itu tidak menjadikan gugatan


menjadi kurang pihak;
ka

e. Bahwa dengan tidak diikutsertakannya selain Badan Pekerja Sinode


ep

Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) sebagai Tergugat, Soleman sebagai


ah

Turut Tergugat I, Daud Donga Alias Papa Krisna sebagai Turut Tergugat II,
R

Rian Alias Papa Giyo sebagai Turut Tergugat III dan Wempi Alias Papa
es

Irma sebagai Turut Tergugat IV dalam perkara aquo, tidaklah menjadikan


M

ng

gugatan menjadi kurang pihak, karena selain merupakan haknya Para


on

Halaman 15 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penggugat untuk menentukan siapa-siapa saja yang akan dijadikan

R
sebagai pihak dalam mengajukan gugatannya, juga permasalahan dalam

si
perkara ini adalah berkaitan dengan perbuatan dari Badan Pekerja Sinode

ne
ng
Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) sebagai Tergugat yang tidak mau
menyerahkan tanah obyek sengketa kepada Para Penggugat dimana
Soleman sebagai Turut Tergugat I, Daud Donga Alias Papa Krisna sebagai

do
gu Turut Tergugat II, Rian Alias Papa Giyo sebagai Turut Tergugat III dan
Wempi Alias Papa Irma sebagai Turut Tergugat IV ada di atas tanah obyek

In
A
sengketa sebagaimana hasil dari pemeriksaan setempat (plaats
onderzoek) yang dilakukan Majelis Hakim tanggal 20 Januari 2015;
ah

f. Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia

lik
Nomor 1072 K/Sip/1982 tanggal 1 Agustus 1983 bahwasanya suatu
gugatan perdata yang bertujuan untuk menuntut suatu hak atas sebidang
am

ub
tanah yang dikuasai oleh orang lain, maka orang yang harus ditarik
sebagai pihak Tergugat ataupun Turut Tergugat adalah orang-orang yang
ep
secara nyata benar-benar menguasai atau menghaki tanah yang
k

disengketakan dalam perkara a quo tersebut;


ah

g. Bahwa berdasarkan anotasi dari Harifin A. Tumpa dalam makalahnya


R

si
”pengkajian beberapa topik hukum acara perdata” yang terangkum dalam
”bunga rampai makalah hukum acara perdata” terbitan Mahkamah Agung

ne
ng

Republik Indonesia tahun 2004, menyebutkan bahwa terdapat adanya


asas dalam hukum acara perdata bahwa prinsipnya siapa Tergugat

do
gu

adalah orang yang dipandang telah merugikan kepentingan


Penggugat. Oleh karena itu prinsip siapa yang digugat ditentukan
oleh Penggugat. Akan tetapi kadang-kadang Hakim harus
In
A

mempertimbangkan (karena ada Eksepsi) apakah putusannya tersebut


dapat dilaksanakan bilamana hanya Tergugat yang ditentukan Penggugat
ah

lik

tersebut yang digugat. Misalnya obyek sengketa tidak hanya dikuasai oleh
orang yang digugat saja akan tetapi masih ada orang lain yang
m

ub

menguasainya. Selama hal tersebut tidak diajukan oleh Penggugat atau


Hakim tidak melihat adanya hambatan didalam Eksekusi kelak, maka
ka

sebaiknya Hakim tidak terlalu jauh mencampuri siapa yang seharusnya


ep

digugat oleh Penggugat dan oleh karena dalam perkara a quo Majelis
ah

Hakim tidak melihat adanya hambatan dalam eksekusi kelak dengan tidak
R

digugatnya selain Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-


es

GTM) sebagai Tergugat dan Soleman sebagai Turut Tergugat I, Daud


M

ng

Donga Alias Papa Krisna sebagai Turut Tergugat II, Rian Alias Papa Giyo
on

Halaman 16 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sebagai Turut Tergugat III dan Wempi Alias Papa Irma sebagai Turut

R
Tergugat IV karena menurut Majelis Hakim penguasaan terhadap tanah

si
obyek sengketa yang saat ini dikuasai oleh pihak-pihak tersebut dan tidak

ne
ng
ada pihak-pihak lain yang menguasai obyek sengketa, hal ini terbukti
ketika Majelis Hakim melakukan pemeriksaan setempat (plaats
onderzoek) di atas tanah obyek sengketa saat ini hanya dikuasai oleh

do
gu Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) sebagai
Tergugat, Soleman sebagai Turut Tergugat I, Daud Donga Alias Papa

In
A
Krisna sebagai Turut Tergugat II, Rian Alias Papa Giyo sebagai Turut
Tergugat III dan Wempi Alias Papa Irma sebagai Turut Tergugat IV;
ah

h. Bahwa terhadap pihak-pihak yang disebut oleh Kuasa Tergugat, Turut

lik
Tergugat II, III dan IV yaitu M. KALOLI atau ahli warisnya, Z. Ponno dan
Saratu karena merekalah yang menjual dan atau yang mengalihkan tanah
am

ub
obyek sengketa kepada Tergugat Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja
Mamasa (BPS-GTM) menurut Majelis Hakim telah masuk dalam ranah
ep
pokok perkara sehingga akan Majelis Hakim pertimbangkan nanti ketika
k

Majelis Hakim mempertimbangkan pokok perkara dalam perkara a quo;


ah

i. Bahwa pada masa yang lalu memang diterapkan pendapat bahwasanya


R

si
apabila gugatan menyangkut keterlibatan ahli waris maka seluruh ahli
waris harus ikut menjadi pihak, baik sebagai pihak Penggugat maupun

ne
ng

sebagai pihak Tergugat dimana pendapat ini adalah merupakan pendapat


yang sangat sempit dan sangat formalistis;

do
gu

j. Bahwa apabila suatu harta warisan dikuasai oleh pihak ketiga tanpa suatu
alas hak yang sah, maka cukup seorang ahli waris saja yang bertindak
sebagai Penggugat, hal ini sebagaimana dalam Yurisprudensi Mahkamah
In
A

Agung Republik Indonesia Nomor 64 K/Sip/1974 yang menyatakan bahwa


“meskipun tidak semua ahli waris turut ikut menggugat (menjadi
ah

lik

Penggugat atau Para Penggugat) tidak mengakibatkan gugatan cacat


hukum;
m

ub

k. Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia


Nomor 244 K/Sip/1959 bahwasanya “gugatan untuk menuntut penyerahan
ka

kembali atas harta warisan yang dikuasai oleh pihak ketiga tanpa hak,
ep

dianggap sah dan memenuhi syarat formil meskipun tidak seluruh ahli
ah

waris ikut serta menjadi pihak Penggugat, karena ketidak ikut sertanya
R

seluruh ahli waris menjadi pihak, tidak menimbulkan kerugian bagi


es

Tergugat untuk membela hak dan kepentingannya dalam proses


M

ng

persidangan”;
on

Halaman 17 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
l. Bahwa menurut Majelis Hakim dalam perkara a quo bahwasanya yang

R
menjadi Para Penggugat berjumlah 6 (enam) orang yaitu antara lain: Pr.

si
Sambopaillin, Bonggakaraeng, Lopo, Luther, Petrus dan Pr. Milka

ne
ng
sehingga dalam perkara a quo telah lebih dari satu orang yang menjadi
Penggugat atau Para Penggugat maka dengan demikian semua ahli waris
tidak mutlak harus ikut menjadi Penggugat atau Para Penggugat karena

do
gu setiap ahli waris bebas untuk bertindak menjadi pihak tanpa harus
memerlukan kuasa dari ahli waris yang lainnya;

In
A
Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh pertimbangan aspek-aspek di
atas, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa eksepsi dari Kuasa Tergugat,
ah

Turut Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV pada point angka 1 (satu) dan 2

lik
(dua) karena tidak berdasarkan hukum, oleh karena itu harus
dikesampingkan;
am

ub
Menimbang, bahwa terhadap eksepsi Kuasa Tergugat, Turut Tergugat
II, III dan Turut Tergugat IV yaitu pada point angka 3 (tiga) yang menyatakan
ep
bahwa gugatan Para Penggugat kabur obscuur libel oleh karena gugatan Para
k

Penggugat tidak memenuhi syarat formil karena isinya kabur sehingga haruslah
ah

dinyatakan tidak dapat diterima. Dalam surat gugatan a quo, Para Penggugat
R

si
tidak menjelaskan peristiwa yang mendasari gugatan (felelijke ground).
Sepanjang uraian pada bagian posita atau fundamentum petendi sama sekali

ne
ng

tidak ada uraian yang menjelaskan siapa yang menguasai tanah obyek
sengketa sebelum dikuasai oleh Tergugat atau siapa yang menguasai tanah

do
gu

obyek sengketa sejak Indo’ Sondok meninggal dunia tahun 1937 sampai M.
Kaloli menjualnya kepada Tergugat tahun 1972, bahkan jika dibandingkan dalil
gugatan terdahulu yang pernah diajukan Penggugat LUTHER dalam perkara
In
A

Nomor 06/Pdt.G/2003/PN.POL dengan dalil gugatan dalam perkara a quo maka


terjadi perbedaan yang sangat mendasar menunjukkan ketidak-konsistenan
ah

lik

Para Penggugat sebagai tanda gugatan yang mengada-ada karena memang


tidak di dukung dasar hukum dan fakta yang jelas untuk menuntut tanah obyek
m

ub

sengketa.
Alasan lain yang menjadilkan posita gugatan Para Penggugat kabur atau
ka

obscuur libel adalah perubahan batas obyek sengketa pada sebelah timur dari
ep

semula tertulis berbatasan dengan jalan ke Rantebuda kemudian diperbaiki


ah

menjadi tanah yang dikuasai Tergugat dan tanah miring, namun anehnya
R

Tergugat tetap menarik Para Turut Tergugat sebagai pihak dalam perkara a quo
es

padahal rumah yang ditempati para Turut Tergugat sudah berada di luar obyek
M

ng

sengketa menurut batas tanah yang telah diperbaiki sendiri oleh Para
on

Halaman 18 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penggugat dalam surat gugatannya. Majelis Hakim menetapkan pendiriannya

R
dengan mempertimbangkan aspek-aspek sebagai berikut :

si
a. Bahwa yang dimaksud dengan Obscuur Libel mengenai suatu surat

ne
ng
gugatan bahwasanya surat gugatan Penggugat tersebut tidak terang atau
isinya gelap (onduidelijk) atau disebut juga formulasi dalam penyusunan
gugatan Penggugat tidak jelas karena untuk suatu gugatan dianggap telah

do
gu memenuhi syarat formil, maka dalil-dalil dalam suatu gugatan harus terang
dan jelas atau tegas (duidelijk);

In
A
b. Bahwa bertitik tolak dari ketentuan Pasal 118 Ayat (1) atau Pasal 142 RBg,
Pasal 120 HIR dan Pasal 121 HIR atau Pasal 145 RBg, tidak terdapat
ah

penegasan untuk merumuskan gugatan secara jelas dan terang, akan

lik
tetapi dalam praktek peradilan demi kepentingan beracara (process
doelmatigheid) di Pengadilan merujuk pada Pasal 8 Rv dimana pokok-
am

ub
pokok gugatan disertai kesimpulan yang jelas dan tertentu (een duidelijk en
bepaalde conclusie) sehingga dalam kebiasaan praktik peradilan muncul
ep
adanya eksepsi gugatan kabur (obscuur libel) atau eksepsi mengenai
k

gugatan tidak jelas;


ah

c. bahwa menurut Majelis Hakim Para Penggugat di dalam gugatannya yang


R

si
di daftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Polewali pada tanggal 3
November 2014, telah menyebutkan dengan jelas siapa-siapa saja pihak

ne
ng

yang di jadikan sebagai Tergugat ataupun Turut Tergugat sebagaimana ciri


yang melekat pada suatu gugatan Contentiosa dimana permasalahan

do
gu

hukum tersebut mengandung sengketa (disputes,differences) yang bersifat


partai (party) yang di dalamnya telah di sebutkan dan diuraikan dengan
jelas dan lengkap mengenai identitas para pihak (baik Para Penggugat
In
A

maupun Tergugat dan Turut Tergugat), dasar atau dalil-dalil gugatan


(Fundamentum Petendi) dan pokok-pokok tuntutan (Petitum) sehingga
ah

lik

gugatan Para Penggugat tersebut telah memenuhi suatu formulasi


mengenai suatu surat gugatan, sedangkan mengenai hukumnya adalah
m

ub

kewajiban dari Hakim untuk menentukannya;


d. Bahwa di dalam ketentuan Rbg ataupun HIR sebagai peraturan perundang-
ka

undangan hukum acara perdata di Indonesia tidak mengatur mengenai


ep

perubahan gugatan, akan tetapi di dalam praktek peradilan perubahan


ah

gugatan merupakan kebutuhan dalam penyelesaian perkara maka dengan


R

demikian apabila ditinjau dari asas peradilan cepat, sederhana dan biaya
es

ringan perubahan gugatan akan sangat efektif dan efisien didalam


M

ng

mempercepat pemeriksaan dan penyelesaian perkara sehingga perubahan


on

Halaman 19 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
gugatan tersebut sangat diperlukan untuk memperbaiki kesalahan

R
pengetikan (Clerical error) dan kesalahan perhitungan (error in

si
Computation) sebagaimana menurut Soepomo bahwasanya “meskipun

ne
ng
RBg/ HIR tidak mengatur mengenai perubahan tuntutan (gugatan), ini tidak
berarti bahwa perubahan tuntutan (gugatan) tidak diperbolehkan”
(Abdulkadir Muhammad, Hukum Acara Perdata Indonesia, Citra Aditya

do
gu Bakti, Bandung, hlm 66);
e. Bahwa dikaji dari perspektif dan optik praktik peradilan Indonesia dengan

In
A
tolok ukur berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia
tanggal 19 September 1985 Nomor: 934 K/Pdt/1984 pada pokoknya ada
ah

menggariskan: “Sesuai Yurisprudensi perubahan gugatan tuntutan selama

lik
persidangan diperbolehkan“ dan sebagaimana Yurisprudensi Mahkamah
Agung Republik Indonesia tanggal 29 Januari 1976 Nomor: 823 K/Pdt/1973
am

ub
bahwa oleh karena perubahan gugatan itu tidak merugikan kepentingan
Tergugat dalam melakukan pembelaan ataupun pembuktian sehingga tidak
ep
bertentangan dengan hukum acara dan demi peradilan yang cepat dan
k

murah dapatlah dikabulkan;


ah

f. Bahwa mengenai perubahan gugatan ini adalah hak yang diberikan kepada
R

si
Penggugat oleh undang-undang sehingga perubahan gugatan bukan di
mohonkan melainkan harus diajukan, maka dengan demikian untuk

ne
ng

melindungi hak Penggugat dan juga guna untuk melindungi kepentingan


pembelaan diri Tergugat maka perubahan gugatan tersebut tidak boleh

do
gu

merugikan kepentingan Tergugat, sebagaimana ditegaskan oleh Mahmakah


Agung dalam buku II “perubahan atau perubahan gugatan diperkenankan
asalkan diajukan pada hari sidang pertama dimana para pihak hadir dan
In
A

harus dinyatakan kepada pihak Tergugat guna pembelaan kepentingannya”


;
ah

lik

g. Bahwa oleh karena di dalam RBg ataupun HIR tidak diatur mengenai
perubahan gugatan dimana mengenai perubahan gugatan yang hanya di
m

ub

atur di dalam Rv (Reglement op de burgerlijke rechtsvordering voorde


raden van justitie, alsmede voor de risidentiegerechten op java en Madura,
ka

Stb.1847-52 jo. Stb.1849-63) khususnya dalam Pasal 127 Rv sehingga


ep

pasal ini dapat dijadilan sebagai landasan rujukan berdasarkan prinsip demi
ah

kepentingan beracara atau process doelmetigheid;


R

h. Bahwa berdasarkan Pasal 127 Rv yang berbunyi “ Penggugat berhak untuk


es

mengubah atau mengurangi tuntutannya, tanpa boleh mengubah atau


M

ng

menambah pokok gugatannya” dimana pokok gugatan itu adalah materi


on

Halaman 20 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pokok gugatan atau materi pokok tuntutan atau kejadian materiil gugatan,

R
sebagaimana Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor: 209K/Sip/1970,

si
tanggal 6 Maret 1971 bahwasanya perubahan gugatan diperbolehkan

ne
ng
asalkan tidak bertentangan dengan Asas Hukum Acara Perdata yaitu
sepanjang tidak bertentangan atau tidak menyimpang dari kejadian materiil
yang diuraikan dalam Surat Gugatan Penggugat tersebut;

do
i.
gu Bahwa perubahan gugatan yang dilakukan oleh Para Penggugat, sebelum
kuasa dari Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV

In
A
mengajukan jawaban sehingga tidak perlu adanya persetujuan dari
Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV terlebih dahulu;
ah

j. Bahwa perubahan gugatan yang dilakukan oleh Para Penggugat menurut

lik
Mejelis Hakim tidak merubah gugatan pokok atau kejadian meteriil gugatan
akan tetapi hanya pembetulan untuk memperbaiki kesalahan pengetikan
am

ub
(Clerical error) terhadap pemilik tanah yang berbatasan langsung dengan
obyek sengketa disebelah timur pada tanah obyek sengketa, sehingga tidak
ep
merubah petitum, pokok perkara dan dasar dari gugatan (tetap bertumpu
k

adanya perbuatan melawan hukum bukan wanprestasi) sehingga tidak


ah

akan merugikan kuasa Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan Turut
R

si
Tergugat IV dalam melakukan pembelaan terhadap kepentingan Tergugat
dan Turut Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV atas adanya gugatan dari

ne
ng

Para Penggugat tersebut;


k. Bahwa Majelis Hakim telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya

do
gu

kepada Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV melalui
kuasa hukumnya untuk menanggapi dan membela segala kepentingan
Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV terhadap adanya
In
A

perubahan surat gugatan Para Penggugat;


Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh pertimbangan aspek-aspek di
ah

lik

atas, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa eksepsi dari Kuasa Tergugat,
Turut Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV pada point angka 3 (tiga) karena
m

ub

tidak berdasarkan hukum, oleh karena itu harus dikesampingkan;


Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh pertimbangan-pertimbangan
ka

aspek-aspek hukum di atas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa eksepsi dari


ep

Kuasa Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV, oleh karena itu
ah

harus dinyatakan ditolak untuk seluruhnya;


R

DALAM POKOK PERKARA


es
M

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Para Penggugat yang


ng

pada pokoknya adalah mengenai “perbuatan melawan hukum” yang telah


on

Halaman 21 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dilakukan oleh Tergugat dan Turut Tergugat I, II, III dan Turut Tergugat IV atas

R
tanah obyek sengketa milik Para Penggugat yang telah dikuasai tanpa alas hak

si
yang sah oleh Tergugat dan Turut Tergugat I, II, III dan Turut Tergugat IV;

ne
ng
Menimbang, bahwa oleh karena telah diakui atau setidak-tidaknya tidak
disangkal maka menurut hukum yang harus dianggap terbukti bahwasanya

do
yang menjadi tanah obyek sengketa dalam gugatan Para Penggugat adalah
gu
mengenai sebidang tanah sawah dan pekarangan dengan luas ± ¾ Ha (tiga
seperempat hektar) atau ± 75 (tujuh puluh lima) are yang keseluruhannya

In
A
terletak di Dusun Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,
Kabupaten Mamasa, dengan batas-batas yaitu:
ah

lik
 Sebelah utara berbatasan dengan Limbong Toke’;
 Sebelah Timur berbatasan dengan tanah yang dikuasai Tergugat, tanah
am

miring dan Jalan ke Rantebuda;

ub
 Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah eks M. Kaloli/Tergugat;
 Sebelah Barat berbatasan dengan sungai Mamasa;
ep
k

Menimbang, bahwa yang menjadi pokok permasalahan dalam perkara


aquo adalah sebagai berikut :
ah

R
Bahwa Para Penggugat menyatakan sebagai pemilik yang sah atas

si

sebidang tanah sawah dan pekarangan dengan luas ± ¾ Ha (tiga

ne
ng

seperempat hektar) atau ± 75 (tujuh puluh lima) are yang keseluruhannya


terletak di Dusun Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,
Kabupaten Mamasa, dengan batas-batas yaitu:

do
gu

 Sebelah utara berbatasan dengan Limbong Toke’;


 Sebelah Timur berbatasan dengan tanah yang dikuasai Tergugat, tanah
In
A

miring dan Jalan ke Rantebuda;


 Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah eks M. Kaloli/Tergugat;
ah

 Sebelah Barat berbatasan dengan sungai Mamasa;


lik

 Bahwa tanah obyek sengketa tersebut adalah milik Pr. Indo’ Sondok
(Sondok Langi) dimana kemudian turun kepada Lk. Pampang Langi dan
m

ub

setelah Lk. Pampang langi meninggal dunia diwariskan kepada Pr. Arruan
Mewangka dan setelah Pr. Arruan Mewangka meninggal dunia di wariskan
ka

ep

kepada Para Penggugat;


 Bahwa ketika Pr. Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia dimana
ah

pada sat itu tidak ada ahli waris yang mampu untuk menanggung seluruh
R

biaya untuk upacara kematiannya maka sebagaimana adat yang hidup di


es
M

tengah-tengah masyarakat Kabupaten Mamasa ada di sebut dengan


ng

“Massapan” dimana Y. Lella berkorban memberikan annan inanna dan


on

Halaman 22 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’ berkorban memberikan

R
karua inanna, sehingga Y. Lella berhak untuk menggarap tanah milik Pr.

si
Indo’ Sondok (Sondok Langi) yang ada di Dusun Litaksakka, Desa Tondok

ne
ng
Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa (obyek sengketa)
sebanyak 2 (dua) petak sawah dan Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias
Ambe Toto’ berhak untuk menggarap tanah milik Pr. Indo’ Sondok (Sondok

do
gu Langi) yang ada di Dusun Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan
Mamasa, Kabupaten Mamasa (obyek sengketa) sebanyak 1 (satu) petak

In
A
sawah;
 Bahwa pada saat tanah obyek sengketa di kuasai untuk di garap oleh Y.
ah

Lella, tanah obyek sengketa yang dikuasai untuk di garap tersebut di

lik
serahkan penggarapannya kepada M. Kaloli dimana kemudian M. Kaloli
menjual tanah obyek sengketa tersebut kepada Badan Pekerja Sinode
am

ub
Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) dan tanah yang dikuasai untuk digarap
oleh Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’ di jual kepada
ep
Datulengken dan Datulengken memberikan kuasa kepada Z. Ponno untuk
k

menjual kepada Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM);


ah

Menimbang, bahwa dari dalil-dalil Para Penggugat yang tertuang di


R

si
dalam gugatannya tersebut, kuasa Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV
menyangkal dalil-dalil tersebut dengan alasan-alasan yang pada pokoknya

ne
ng

sebagai berikut:
 Bahwa tidak benar jika Para Penggugat adalah sebagai pemilik yang sah

do
gu

atas sebidang tanah sawah dan pekarangan dengan luas ± ¾ Ha (tiga


seperempat hektar) atau ± 75 (tujuh puluh lima) are yang keseluruhannya
terletak di Dusun Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,
In
A

Kabupaten Mamasa, dengan batas-batas yaitu:


 Sebelah utara berbatasan dengan Limbong Toke’;
ah

lik

 Sebelah Timur berbatasan dengan tanah yang dikuasai Tergugat,


tanah miring dan Jalan ke Rantebuda;
m

ub

 Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah eks M. Kaloli/Tergugat;


 Sebelah Barat berbatasan dengan sungai Mamasa;
ka

 Bahwa tanah obyek sengketa tersebut adalah milik Tergugat dimana


ep

penguasaan atau perolehan hak atas tanah obyek sengketa oleh Tergugat
ah

tersebut tidak melawan hukum;


R

 Bahwa tanah obyek sengketa telah Tergugat kuasai sejak Tahun 1972
es

dimana penguasaan tersebut berdasarkan jual beli dari Z. Ponno dan M.


M

ng

Kaloli serta ada tukar guling dengan Saratu;


on

Halaman 23 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa tidak benar jika Tergugat melakukan perbuatan melawan hukum

R
yang merugikan Para Penggugat;

si
Menimbang, bahwa oleh karena dali-dalil gugatan Para Penggugat

ne
ng
dibantah oleh Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV, maka Para Penggugat
harus membuktikan dalil-dalil gugatannya dan Tergugat dan Turut Tergugat II, III
dan IV harus pula membuktikan dalil-dalil bantahannya ;

do

gu Menimbang, bahwa yang perlu dibuktikan adalah siapa pemilik tanah obyek
sengketa, yang berupa sebidang tanah sawah dan pekarangan dengan luas

In
A
± ¾ Ha (tiga seperempat hektar) atau ± 75 (tujuh puluh lima) are yang
keseluruhannya terletak di Dusun Litaksakka, Desa Tondok Bakaru,
ah

Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, dengan batas-batas yaitu:

lik
 Sebelah utara berbatasan dengan Limbong Toke’;
 Sebelah Timur berbatasan dengan tanah yang dikuasai Tergugat,
am

ub
tanah miring dan Jalan ke Rantebuda;
 Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah eks M. Kaloli/Tergugat;
ep
 Sebelah Barat berbatasan dengan sungai Mamasa;
k

Menimbang, bahwa berdasarkan hal tersebut di atas maka Majelis


ah

Hakim perlu mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai letak, luas dan


R

si
batas-batas dari tanah obyek sengketa dalam perkara a quo;
Menimbang, bahwa kuasa Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV

ne
ng

dalam jawabannya tidak secara tegas mengakui atau menyangkal mengenai


letak, luas dan batas-batas obyek sengketa dalam perkara ini, akan tetapi

do
gu

kuasa Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV hanya mempersoalkan
mengenai kepemilikan atau asal-usul mengenai tanah obyek sengketa tersebut
di atas karena menurut kuasa Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV tanah
In
A

sawah yang menjadi obyek sengketa yang saat ini di kuasai oleh Tergugat dan
Turut Tergugat II, III dan IV tersebut merupakan hasil jual beli dan tukar guling
ah

lik

yang dilakukan oleh Tergugat dengan beberapa pihak;

Menimbang, bahwa sekalipun Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV
m

ub

tidak mempermasalahkan mengenai letak, luas dan batas-batas obyek


sengketa dalam perkara ini, akan tetapi untuk memastikan mengenai
ka

ep

keberadaan obyek sengketa dalam perkara ini Majelis Hakim memandang perlu
untuk dilakukannya pemeriksaan setempat (plaats onderzoek);
ah

Menimbang, bahwa pemeriksaan setempat (plaats onderzoek)


R

sebenarnya erat kaitannya dengan hukum pembuktian, walaupun secara formil


es
M

pemeriksaan setempat (plaats onderzoek) tidak termasuk dalam salah satu alat
ng

bukti sebagaimana dalam Pasal 1866 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata


on

Halaman 24 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
atau Pasal 284 RBg atau Pasal 164 HIR namun demikian, pemeriksaan

R
setempat (plaats onderzoek) berfungsi untuk membuktikan kejelasan dan

si
kepastian tentang lokasi, ukuran dan batas-batas terhadap obyek sengketa

ne
ng
termasuk juga siapa saja yang berada di atas tanah obyek sengketa atau siapa
saja yang menguasai terhadap tanah obyek sengketa tersebut;

do
gu Menimbang, bahwa memang pemeriksaan setempat (plaats
onderzoek) oleh karena tidak termasuk dalam salah satu alat bukti
sebagaimana dalam Pasal 1866 Kitap Undang-Undang Hukum Perdata atau

In
A
Pasal 284 RBg atau Pasal 164 HIR maka pada dasarnya pemeriksaan
setempat (plaats onderzoek) tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian, tetapi
ah

lik
berdasarkan Pasal 180 Ayat (1) RBg menegaskan bahwasanya nilai kekuatan
yang melekat pada hasil pemeriksaan setempat (plaats onderzoek) dapat
am

dijadikan sebagai keterangan bagi Hakim dalam mempertimbangkan

ub
putusannya yang mana sifat daya mengikatnya tidak mutlak sehingga Hakim
bebas untuk menentukan nilai kekuatan pembuktiannya;
ep
k

Menimbang, bahwa sebagaimana dalam Surat Edaran Mahkamah


ah

Agung (SEMA) Nomor 7 Tahun 2001, tanggal 15 November 2001 tentang


R

si
pemeriksaan setempat (plaats onderzoek) oleh karena sering terjadi dalam
praktek peradilan dimana pada saat suatu putusan akan dilakukan eksekusi

ne
ng

oleh karena obyek barang berperkara tidak jelas baik itu mengenai letak, luas,
batas-batas, siapa saja pihak yang menguasai tanah objek sengketa dan lain

do
sebagainya sehingga pelaksanaannya harus dinyatakan non executable, yaitu
gu

eksekusi tidak dapat di jalankan, karena obyek barang yang hendak dilakukan
eksekusi tidak jelas dan tidak pasti baik itu mengenai letak, ukuran dan batas-
In
A

batasnya, sehingga dengan demikian secara tidak langsung walaupun


pemeriksaan setempat (plaats onderzoek) tersebut tidak termasuk dalam salah
ah

lik

satu alat bukti sebagaimana dalam Pasal 1866 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata atau Pasal 284 RBg atau Pasal 164 HIR tetapi oleh karena menurut
Majelis Hakim sangat membantu dalam hal pelaksanaan eksekusi terhadap
m

ub

putusan kelak maka sangat penting akan adaya acara pemeriksaan setempat
ka

(plaats onderzoek) tersebut dilakukan;


ep

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan di atas, maka Majelis


ah

Hakim berdasarkan permohonan dari para pihak baik dari Para Penggugat dan
R

pihak Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV, telah melakukan sidang
es

pemeriksaan setempat (plaats onderzoek) atas obyek sengketa yang


M

ng

selanjutnya sesuai hasil sidang pemeriksaan setempat (plaats onderzoek) yang


on

Halaman 25 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dihadiri oleh kuasa kedua belah pihak sebagaimana termuat dalam Berita Acara

R
Persidangan tanggal 20 Januari 2015;

si
 Menimbang, bahwa berdasarkan hasil dari sidang pemeriksaan setempat

ne
ng
(plaats onderzoek) atas obyek sengketa menurut Majelis Hakim pada
pokoknya tidak terdapat perbedaan yang prinsip antara Para Penggugat
dan Tergugat serta Turut Tergugat II, III dan IV mengenai letak, luas dan

do
gu batas-batas dari obyek sengketa sebagaimana terdapat dalam surat
gugatan Para Penggugat, akan tetapi terdapat perbedaan hanya pada

In
A
pihak-pihak yang menguasai tanah obyek sengketa dan porolehan Tergugat
terhadap tanah obyek sengketa, dimana saat dilakukan pemeriksaan
ah

setempat (plaats onderzoek) terhadap obyek sengketa sebidang tanah

lik
sawah dan pekarangan dengan luas ± ¾ Ha (tiga seperempat hektar) atau
± 75 (tujuh puluh lima) are yang keseluruhannya terletak di Dusun
am

ub
Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten
Mamasa, dengan batas-batas yaitu:
ep
 Sebelah utara berbatasan dengan Limbong Toke’;
k

 Sebelah Timur berbatasan dengan tanah yang dikuasai Tergugat,


ah

tanah miring dan Jalan ke Rantebuda;


R

si
 Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah eks M. Kaloli/Tergugat;
 Sebelah Barat berbatasan dengan sungai Mamasa;

ne
ng

 Menurut Kuasa Para Penggugat yang menguasai tanah obyek sengketa


saat ini adalah Tergugat dimana para Turut Tergugat I, II, III dan Turut

do
gu

Tergugat IV berada di atas tanah obyek sengketa berdasarkan ijin dari


Tergugat;
Menurut Kuasa Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV bahwasanya Turut
In

A

Tergugat I sudah meninggalkan rumah yang ada di tanah obyek sengketa


sehingga sekarang yang menempati rumah tersebut adalah saudara dari
ah

lik

Turut Tergugat I dan rumah Turut Tergugat III lebih dahulu dari pada rumah
Turut Tergugat IV;
m

ub

Menimbang, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung


Nomor: 1087 K/Sip/1973, tanggal 1 Juli 1975 bahwasanya “Merupakan
ka

kewenangan Judex facti – Hakim Pengadilan Negeri untuk menentukan dapat


ep

diterima atau tidaknya permohonan pembuktian dalam “pemeriksaan setempat”


ah

yang diajukan oleh salah satu pihak (ic. Penggugat)”;


R

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 283 RBg atau Pasal 163 HIR
es

bahwasanya “barang siapa yang mendalilkan mempunyai suatu hak, atau


M

ng

mengajukan suatu peristiwa (feit) untuk menegaskan haknya atau untuk


on

Halaman 26 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
membantah adanya hak orang lain haruslah membuktikan tentang adanya hak

R
atau peristiwa tersebut” dalam hal ini apabila kita membaca anotasi dari

si
Retnowulan Sutantio, SH. dan Iskandar Oeripkartawinata dalam bukunya

ne
ng
hukum acara perdata dalam teori dan praktek, diungkapkan bahwa secara
sepintas lalu, asas tersebut kelihatannya sangat mudah. Sesungguhnya dalam
praktek merupakan hal yang sangat sukar untuk menentukan secara tepat,

do
gu
siapa yang harus dibebani kewajiban untuk membuktikan sesuatu. Sebagai
patokan untuk dapat dikemukakan, bahwa hendaknya tidak selalu satu pihak

In
A
saja yang diwajibkan memberikan bukti, akan tetapi harus dilihat secara kasus
demi kasus, menurut kedaaan yang kongkrit dan pembuktian itu hendaknya
ah

diwajibkan kepada pihak yang paling sedikit diberatkan ;

lik
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan dari Pasal 283 RBg atau
Pasal 163 HIR tersebut di atas maka Mejelis Hakim berpendapat bahwasanya
am

ub
Para Penggugat dan Tergugat serta Turut Tergugat II, III dan IV berkewajiban
untuk membuktikan seluruh dalil-dalil dalam gugatannya dan membuktikan
ep
seluruh dalil-dalil sangkalannya, sehingga Para Penggugat dan Tergugat serta
k

Turut Tergugat II, III dan IV masing-masing berkewajiban untuk membuktikan


ah

hal-hal tersebut di atas;


R

si
Menimbang, bahwa sejalan dengan anotasi dari Ny. Retnowulan
Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata tersebut, DR. Harifin A. Tumpa,

ne
ng

SH.MH, Hakim Agung pada Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam


makalah yang diberikan pada pelatihan Hakim Pengadilan Negeri tahun 2002

do
gu

pada halaman 26, menyatakan bahwa asas “siapa yang mendalilkan sesuatu
dia harus membuktikan”, kelihatannya asas tersebut mudah dan bahkan banyak
orang dengan simpel menyatakan bahwa siapa yang menggugat maka ia yang
In
A

harus membuktikan. Namun dalam praktek, masalah pembebanan pembuktian


tersebut cukup rumit dan harus dilakukan dengan sangat hati-hati, oleh karena
ah

lik

itu pembebanan pembuktian harus melihat kasus perkasus, menurut keadaan


yang kongkrit. Hakim dituntut untuk mempunyai analisa yang tajam sehingga
m

ub

dapat menentukan pembebanan pembuktian secara tepat dan adil;


Menimbang, bahwa ada beberapa teori tentang pembebanan
ka

pembuktian itu, namun saat ini banyak dipakai teori “billijkheid beginsel” atau
ep

teori kepatutan. Teori ini menganut prinsip bahwa pihak yang dibebani
ah

pembuktian adalah pihak yang paling sedikit diberatkan berdasarkan kepatutan


R

dan keadilan, dan berdasarkan kaedah hukum dalam putusan Mahkamah


es

Agung Nomor 547 K/Sip/1971, tanggal 15 Maret 1972 pada dasarnya adalah
M

ng

bahwa beban pembuktian yang diletakkan kepada pihak yang harus


on

Halaman 27 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
membuktikan sesuatu yang negatif, adalah lebih berat daripada beban

R
pembuktian pihak yang harus membuktikan sesuatu yang positif, yang tersebut

si
terakhir ini dibebankan kepada pihak yang lebih mampu untuk

ne
ng
membuktikannya;
Menimbang, bahwa Para Penggugat untuk menguatkan dalil-dalilnya
telah mengajukan bukti-bukti surat berupa bukti surat P - 1, P - 2, P - 3, P - 4, P

do
gu
- 5, P – 6, P - 7 dan P – 8 dan saksi-saksi sebanyak 5 (lima) orang yaitu saksi
1). Jhonni Dettumanan, 2). Sangkala, 3). Buntu Ma’dika, 4). Limbong Malilin

In
A
dan 5). Luther Langi;
Menimbang, bahwa bukti-bukti surat Para Penggugat berupa P – 1
ah

sampai dengan P – 8 yaitu antara lain:

lik
1. Silsilah Keturunan Keluarga INDO’ SONDOK yang dibuat oleh LUTHER
pada tanggal 20 Januari 2015, yang foto copynya telah dicocokkan dengan
am

ub
aslinya, telah bermaterai cukup, kemudian dilampirkan dalam berkas
perkara ini dan diberi pertanda P – 1;
ep
2. Surat Keterangan Asal-Asul Kepemilikan Tanah Sawah Mamasa tanggal 6
k

Desember 2011, yang dalam adat-istiadat masyarakat Mamasa di sebut


ah

dengan “Batang Lembang”, yang foto copynya telah dicocokkan dengan


R

si
aslinya, telah bermaterai cukup, kemudian dilampirkan dalam berkas
perkara ini dan diberi pertanda P – 2;

ne
ng

3. Surat Keterangan Nomor 297/DTB/XI/2012 yang menerangkan


bahwasanya tanah sawah/tanah kering adalah benar tanah tersebut milik

do
gu

Almarhum Sondok Langi’, yang ditandatangani oleh Kepala Desa Tondok


Bakaru Atas Nama Maria tanggal 12 November 2012, yang foto copynya
telah dicocokkan dengan aslinya, telah bermaterai cukup, kemudian
In
A

dilampirkan dalam berkas perkara ini dan diberi pertanda P – 3;


4. Surat Keterangan yang ditandatangani oleh Kepala Dusun Kandenan Desa
ah

lik

Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa Propinsi


Sulawesi Barat Atas Nama Mesakaraeng, tanggal 31 Januari 2015, yang
m

ub

menyatakan bahwasanya tanah sawah dengan batas-batas: Sebelah Utara


Limbong Toke’, Sebelah Timur tanah yang dikuasai oleh Tergugat dan jalan
ka

raya ke Rantebuda, Sebelah Selatan tanah yang dikuasai oleh Tergugat


ep

dan Sebelah Barat berbatasan dengan sungai Mamasa yang dimaksud


ah

adalah benar harta milik kepunyaan Indo’ Sondok Alias Sondok Langi’,
R

yang foto copynya telah dicocokkan dengan aslinya, telah bermaterai


es

cukup, kemudian dilampirkan dalam berkas perkara ini dan diberi pertanda
M

ng

P – 4;
on

Halaman 28 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Hasil Musyawarah Lembaga Adat Kabupaten Mamasa Korwil Rambusaratu,

R
yang ditandatangani oleh Joni Dettumanan sebagai Korwil Hadat

si
Rambusaratu, tanggal 24 September 2014, yang foto copynya telah

ne
ng
dicocokkan dengan aslinya, telah bermaterai cukup, kemudian dilampirkan
dalam berkas perkara ini dan diberi pertanda P – 5;
6. Tanda Terima Berkas, yang ditandatangani oleh Sisca Novianthy tanggal 20

do
gu Oktober 2014, yang foto copynya telah dicocokkan dengan aslinya, telah
bermaterai cukup, kemudian dilampirkan dalam berkas perkara ini dan

In
A
diberi pertanda P – 6;
7. Peta Tanah Obyek Sengketa yang di buat oleh Luther tanggal 14 Oktober
ah

2014 dan disaksikan oleh Sangkala (anak kandung M. Kaloli) dan Buntu

lik
Ma’dika (anak kandung Y.Lella), yang foto copynya telah dicocokkan
dengan aslinya, telah bermaterai cukup, kemudian dilampirkan dalam
am

ub
berkas perkara ini dan diberi pertanda P – 7;
8. Surat Keterangan Nomor B/37/X/2014 yang ditandatangani oleh Kaf.
ep
Infantri Djohan Saselah, NRP 608531 (Dan Ramil Mamasa) tanggal 14
k

Oktober 2014, yang foto copynya telah dicocokkan dengan aslinya, telah
ah

bermaterai cukup, kemudian dilampirkan dalam berkas perkara ini dan


R

si
diberi pertanda P – 8;
Menimbang, bahwa selain bukti surat tersebut di atas, oleh Kuasa Para

ne
ng

Penggugat telah pula diajukan 5 (lima) orang yaitu saksi 1). Jhonni
Dettumanan, 2). Sangkala, 3). Buntu Ma’dika, 4). Limbong Malilin dan 5). Luther

do
gu

Langi yang setelah bersumpah menurut cara agamanya, masing-masing


memberikan keterangan yang pada pokoknya adalah sebagai berikut:
Saksi ke-1 : JHONNI DETTUMANAN:
In
A

 Bahwa saksi kenal dengan sebagian dari Para Penggugat yaitu Pr.
Sambopaillin dan Lopo sedangkan dengan Para Penggugat yang lain saksi
ah

lik

tidak kenal dan saksi tahu dengan Tergugat Badan Pekerja Sinode Gereja
Toraja Mamasa sedangkan saksi tidak kenal dengan Turut Tergugat I, II, III
m

ub

dan IV, akan tetapi tidak ada hubungan keluarga dan pekerjaan dengan
Para Penggugat dan Tergugat;
ka

 Bahwa saksi tahu antara Para Penggugat (Pr. Sambopaillin,


ep

Bonggakaraeng, Lopo, Luther, Petrus dan Milka) dan Badan Pekerja Sinode
ah

Gereja Toraja Mamasa (Tergugat), Soleman ( Turut Tergugat I), Daud


R

Donga Alias Papa Krisna (Turut Tergugat II), Rian Alias Papa Giyo (Turut
es

Tergugat III) dan Wempi Alias Papa Irma (Turut Tergugat IV) yaitu
M

ng

bersengketa mengenai masalah tanah persawahan yang terletak di


on

Halaman 29 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten

R
Mamasa;

si
 Bahwa saksi adalah Koordinator Wilayah (Korwil) Lembaga Adat yang ada

ne
ng
di Kabupaten Mamasa;
 Bahwa saksi adalah Koordinator Wilayah (Korwil) lembaga adat di
Kabupaten Mamasa khususnya wilayah Desa Rambusaratu yang

do
gu membawahi Desa Lambanan, Rambusaratu, Tondok Bakaru, Mambuliling,
Buntu Buda dan Kelurahan kota Mamasa;

In
A
 Bahwa tanah obyek sengketa dalam perkara ini masuk di dalam wilayah
Lembaga Adat saksi yaitu di Desa Tondok Bakaru;
ah

Bahwa lembaga adat di Kabupaten Mamasa memiliki tugas yaitu antara lain

lik

ketika ada laporan masuk atau diterima di Lembaga Adat mengenai suatu
permasalahan yang terjadi di dalam atau disekitar masyarakat adat maka
am

ub
laporan tersebut akan ditampung terlebih dahulu untuk selanjutkan dibentuk
tim musyawarah Lembaga Adat yang anggotanya terdiri dari beberapa
ep
tokoh adat, tokoh agama, badan perwakilan desa, dan tokoh masyarakat
k

dimana total 10 (sepuluh) orang sebagaimana kebutuhan, sehingga


ah

keanggotaan Lembaga Adat tersebut bisa di tambah dan bisa juga di


R

si
kurangi;
 Bahwa tugas utama dari Lembaga Adat yang ada di Mamasa tersebut

ne
ng

adalah memberikan dan melayani akan kebutuhan peraturan-peraturan


masyarakat tentang hukum adat kebiasaan yang berlaku di dalam

do
gu

kehidupan masyarakat Mamasa kepada pihak-pihak yang membutuhkan


(bersengketa);
Bahwa saksi sebagai Korwil Lembaga Adat Rambusaratu di bentuk sejak
In

A

tanggal 19 September 2009 akan tetapi sebelum tahun 2009 memang


sudah di bentuk Lembaga-lembaga Adat di Mamasa, sehingga sudah turun
ah

lik

temurun;
 Bahwa setelah terbentuk tim Lembaga Adat yang anggotanya terdiri dari
m

ub

beberapa tokoh adat, tokoh agama, badan perwakilan desa, dan tokoh
masyarakat dimana total 10 (sepuluh) orang yang akan menangani laporan
ka

tersebut maka selanjutnya tim tersebut mengkaji, menelaah dan


ep

bermusyawarah untuk menentukan apakah laporan atau permasalahan


ah

yang telah diterima oleh Lembaga Adat tersebut dapat diselesaikan oleh
R

Lembaga Adat yang ada di wilayah tersebut;


es

Bahwa 10 (sepuluh) orang keanggotaan dari tim Lembaga Adat yang terdiri
M


ng

dari beberapa tokoh adat, tokoh agama, badan perwakilan desa, dan tokoh
on

Halaman 30 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
masyarakat yaitu antara lain L. Dessaratu, Maurids Genggong,

R
Demmangngiring (Kepala Desa Rambusaratu), Yohanis P, Bonggalangi,

si
Y.C. Sukardi, Pampangsaratu, David dan J. Dettumanan;

ne
ng
 Bahwa untuk menentukan bisa atau tidaknya laporan tersebut di tindak
lanjuti lebih jauh oleh Lembaga Adat maka tim Lembaga Adat yang
anggotanya terdiri dari beberapa tokoh adat, tokoh agama, badan

do
gu perwakilan desa, dan tokoh masyarakat dimana total 10 (sepuluh) orang
tersebut maka bisa saja tim tersebut turun untuk melihat lokasi tanah yang

In
A
dipermasalahkan apabila laporan tersebut mengenai masalah perselisihan
akan hak milik tanah;
ah

Bahwa setelah musyawarah tim menentukan bahwasanya laporan yang

lik

masuk di lembaga adat tersebut dapat diterima maka kemudian tim
lembaga adat tersebut akan memanggil semua pihak-pihak yang terkait
am

ub
atau pihak-pihak yang dilaporkan tersebut dan tidak ketinggalan juga pihak
pelapor itu sendiri;
ep
 Bahwa saksi sendiri di sini sebagai Koordinator Wilayah Lembaga Adat
k

yang membawahi 6 (enam) wilayah yaitu wilayah Desa Rambusaratu yang


ah

membawahi Desa Lambanan, Rambusaratu, Tondok Bakaru, Mambuliling,


R

si
Buntu Buda dan Kelurahan kota Mamasa;
 Bahwa untuk melakukan musyawarah adat tersebut, Lembaga Adat yang

ne
ng

beranggotakan 10 (sepuluh) orang yang terdiri dari beberapa tokoh adat,


tokoh agama, badan perwakilan desa, dan tokoh masyarakat memanggil

do
gu

pihak-pihak yaitu antara lain Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa,
pihak dari ahli waris Arruan Mewangka, pihak dari ahli waris dari Markus
Kaloli, pihak-pihak dari ahli waris Y. Lella dan pihak-pihak dari ahli waris
In
A

Demas pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’;


 Bahwa pihak Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa ( BPS-GTM)
ah

lik

tidak hadir walaupun sudah di panggil untuk menghadiri musyawarah


Lembaga Adat tersebut;
m

ub

 Bahwa saksi tidak mengetahui kenapa pihak Badan Pekerja Sinode Gereja
Toraja Mamasa (BPS-GTM) tidak hadir ketika di panggil untuk
ka

menyelesaikan permasalahan ini di Lembaga Adat, akan tetapi setelah


ep

dilakukan musyawarah dan menghasilkan kesepakatan dari pihak-pihak


ah

yang hadir dimana kesepakatan tersebut dituangkan di dalam bentuk


R

tertulis tanggal 24 September 2014 yang ditandatangani oleh saksi sendiri


es

sebagai Korwil Adat Rambusaratu, Maurids Genggong sebagai pimpinan


M

ng

Pertemuan dan David sebagai Notulis tersebut bahwasanya ketidak hadiran


on

Halaman 31 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pihak Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa ( BPS-GTM) bersurat

R
kepada Lembaga Adat bahwasanya pihak Badan Pekerja Sinode Gereja

si
Toraja Mamasa (BPS-GTM) sangat menjunjung tinggi Lembaga Adat

ne
ng
khususnya Lembaga Adat Korwil Rambusaratu untuk mempertemukan
keluarga namun dalam hal ini pihak Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja
Mamasa (BPS-GTM) tidak hadir karena permasalahan ini sudah

do
gu dimenangkan oleh pihak Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa
(BPS-GTM);

In
A
 Bahwa peninjauan lapangan terhadap tanah obyek sengketa yang saat itu
dilakukan oleh Lembaga Adat sebagai bahan untuk pengkajian laporan
ah

yang masuk di Lembaga Adat tersebut, dimana peninjauan lapangan

lik
(obyek tanah) merupakan inisiatif sendiri dari Lembaga Adat di mana saksi
juga ikut saat itu dan dari Lembaga Adat sendiri dihadiri oleh Demmalela
am

ub
dan Pampang Saratu yang dilakukan pada bulan Agustus 2014;
 Bahwa ketika dilakukan peninjauan lapangan terhadap tanah obyek
ep
sengketa yang terletak di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan
k

Mamasa, Kabupaten Mamasa, diperoleh batas-batasnya yaitu;


ah

 Sebelah Utara berbatasan dengan Limbong Toke’;


R

si
 Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Raya;
 Sebelah Selatan berbatasan dengan eks tanah M. Kaloli yang telah di

ne
ng

jual kepada BPS-GTM;


 Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Mamasa.

do
gu

 Bahwa di atas tanah obyek sengketa tersebut saat ini berdiri yayasan milik
BPS-GTM, perumahan karyawan BPS-GTM, sawah dan tanah kering;
In
 Bahwa saksi lahir dan dibesarkan di Mamasa dimana sejak saksi kecil,
A

saksi biasa bermain di tanah obyek sengketa karena di tanah obyek


sengketa dahulu terdapat kolam ikan;
ah

lik

 Bahwa tanah obyek sengketa sepengetahuan saksi awalnya adalah milik


Sura’ Langi turun kepada Pampang Langi kemudian turun lagi kepada Indo’
m

ub

Sondok (Sondok Langi) dan kemudian kepada Arruan Mewangka;


 Bahwa Sura’ Langi dari hasil pernikahannya memiliki 2 (dua) orang anak
ka

yaitu Indo’ Sondok (Sondok Langi) dan Pampang Langi;


ep

 Bahwa selama hidupnya Pr. Indo’ Sondok (Sondok Langi) menikah dengan
ah

Lk. Pua Lembang akan tetapi karena Pr. Indo’ Sondok (Sondok Langi)
R

mandul sehingga tidak memiliki anak (keturunan), sedangkan Lk. Pampang


es

Langi menikah dengan Pr. Datu Bonga dan memiliki keturunan bernama Pr.
M

ng

Arruan Mewangka;
on

Halaman 32 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa Pr. Arruan Mewangka semasa hidupnya menikah dengan Lk. Arruan

R
Silomba yang kemudian memiliki keturunan sebanyak 8 (delapan) orang

si
anak akan tetapi saksi hanya kenal dengan Lopo, Luther dan Bongga

ne
ng
Karaeng;
 Bahwa Pr. Arruan Mewangka mendapatkan warisan (Ewanan Boko’na/harta
asal/harta bawaan) yang saat ini menjadi tanah obyek sengketa;

do

gu Bahwa Lk. Pampang Langi mendapatkan (Ewanan Boko’na/harta asal/harta
bawaan) dari orang tuanya yaitu Sura’ Langi;

In
A
 Bahwa ketika Pr. Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia dimana
oleh karena Pr. Indo’ Sondok (Sondok Langi) tidak memiliki keturunan maka
ah

berdasarkan musyawarah keluarga bersepakat untuk menyerahkan kepada

lik
Y. Lella dan Demas Pualillin Alias Demmaraya untuk menanggung seluruh
biaya kematian dari Pr. Indo’ Sondok (Sondok Langi) karena Lk. Pampang
am

ub
Langi telah meninggal terlebih dahulu sehingga dari pihak keluarga saat itu
tidak ada yang mampu untuk menanggung biaya kematian dari Pr. Indo’
ep
Sondok (Sondok Langi) sedangkan Pr. Arruan Mewangka sendiri saat itu
k

masih kecil sehingga belum mempunyai kemampuan untuk menanggung


ah

seluruh biaya dari kematian Pr. Indo’ Sondok (Sondok Langi);


R

si
 Bahwa sebagaimana adat di Mamasa apabila ada keluarga yang meninggal
dunia dan keturunan langsung atau ahli warisnya belum dewasa atau tidak

ne
ng

memiliki kemampuan untuk menanggung seluruh biaya kematian dari si


mayat maka berdasarkan adat di Mamasa ada dua cara yaitu “Massapan”

do
gu

dan “Mattomate”;
 Bahwa untuk menentukan adat mana yang akan dipakai, apakah
menggunakan “Massapan” atau menggunakan adat
In
“Mattomate”
A

berdasarkan musyawarah keluarga terlebih dahulu;


 Bahwa berdasarkan hasil rapat Lembaga Adat Korwil Rambusaratu
ah

lik

diketahui bahwasanya ketika Pr. Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal


dunia, keluarga besar yang ditinggalkan bersepakat untuk menggunakan
m

ub

adat “Massapan” dimana Y. Lella berkorban annan inanna, sedangkan


Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto berkorban karua inanna;
ka

 Bahwa “Massapan” itu sendiri menurut adat di Mamasa adalah adat-istiadat


ep

yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Mamasa


ah

dimana ketika ada keluarga yang meninggal dunia bahwasanya pihak dari
R

keluarga dekat orang yang meninggal (almarhum) tersebut dapat menunjuk


es

orang dari keluarga jauh yang memiliki kemampuan untuk menggantikan


M

ng

anak-anak atau ahli waris dari orang yang meninggal (almarhum) tersebut
on

Halaman 33 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
untuk mengadakan pengorbanan dengan konsekwensi pihak-pihak yang

R
mau menggantikan untuk menanggung seluruh biaya pelaksanaan pesta

si
kematian orang yang meninggal (almarhum) tersebut dapat menguasai atau

ne
ng
mengerjakan (menggarap) harta yang ditinggalkan oleh orang yang
meninggal (almarhum) tersebut, karena anak-anak dari orang yang
meninggal (almarhum) tersebut masih di bawah umur yang tentu saja tidak

do
gu memiliki kemampuan untuk menanggung seluruh biaya dari pesta kematian
orang yang meninggal (almarhum) tersebut dan kelak pada waktu ahli waris

In
A
sudah besar atau sudah dewasa dan sudah mempunyai kemampuan dalam
segi materi dapat mengganti kembali biaya-biaya yang pernah dikorbankan
ah

oleh pihak-pihak lain (keluarga jauh) dalam acara kematian orang tuanya

lik
tersebut;
 Bahwa “Matomate” itu sendiri menurut adat di Mamasa adalah adat-istiadat
am

ub
yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Mamasa
dimana ketika ada keluarga yang meninggal dunia bahwasanya pihak dari
ep
keluarga dekat orang yang meninggal (almarhum) tersebut dapat menunjuk
k

orang dari keluarga jauh yang memiliki kemampuan untuk menggantikan


ah

anak-anak atau ahli waris dari orang yang meninggal (almarhum) tersebut
R

si
untuk mengadakan pengorbanan dengan konsekwensi pihak-pihak yang
mau menggantikan untuk menanggung seluruh biaya pelaksanaan pesta

ne
ng

kematian orang yang meninggal (almarhum) tersebut dapat menguasai


harta yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal (almarhum) tersebut

do
gu

sehingga biaya-biaya yang telah dikorbankan oleh pihak-pihak lain tersebut


tidak dapat diganti lagi oleh para ahli warisnya, sehingga konsekwensinya
harta orang yang meninggal (almarhum) tidak dapat diminta kembali oleh
In
A

para ahli warisnya;


 Bahwa oleh karena Y. Lella berkorban annan inanna, sedangkan Demas
ah

lik

Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambo Toto’ berkorban karua inanna maka
Y. Lella dan Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambo Toto’ disebut
m

ub

sebagai “si Massapan”;


 Bahwa oleh karena Y. Lella dan Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias
ka

Ambo Toto’ disebut sebagai “si Massapan” maka Y. Lella dan Demas
ep

Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambo Toto’ berhak untuk mendapatkan 2


ah

(dua) petak sawah dan 1 (satu) petak sawah milik Almarhum Pr. Indo’
R

Sondok (Sondok Langi) untuk di garap sampai ahli waris dari Pr. Indo’
es

Sondok (Sondok Langi) dewasa dan dapat mengembalikan seluruh biaya


M

ng

kematian yang telah di keluarkan oleh Y. Lella dan Demas Pualillin Alias
on

Halaman 34 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Demmaraya Alias Ambo Toto’, sehingga harta peninggalan dari Almarhum

R
Pr. Indo’ Sondok (Sondok Langi) tidak serta merta dapat dimiliki oleh Y.

si
Lella dan Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambo Toto’;

ne
ng
 Bahwa sejak sebelum tahun 1970 tepatnya sebelum saksi tinggalkan
Kabupaten Mamasa untuk merantau ke Kalimantan, saksi sering melihat Y.
Lella dan Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambo Toto’ yang

do
gu menggarap 2 (dua) petak sawah dan 1 (satu) petak sawah yang saat ini
sawah tersebut masuk di dalam tanah obyek sengketa;

In
A
 Bahwa saksi sering ke tanah obyek sengketa yang saat itu masih di garap
oleh Y. Lella karena saksi berteman baik dengan anak Y. Lella sehingga
ah

sering bermain ke tanah obyek sengketa;

lik
 Bahwa M. Kaloli juga memiliki tanah yang bersebelahan dengan tanah
yang di garap oleh Y. Lella yang saat ini masuk dalam tanah obyek
am

ub
sengketa, dimana tanah milik M. Kaloli tersebut tepatnya di sebelah selatan
dari tanah obyek sengketa;
ep
 Bahwa saksi pernah melihat M. Kaloli menggarap sebagian tanah obyek
k

sengketa milik Pr. Indo’ Sondok (Sondok Langi) ketika sebagian tanah
ah

obyek sengketa tersebut di kuasai berdasarkan adat “Massapan” oleh Y.


R

si
Lella;
 Bahwa M. Kaloli memiliki tanah sawah yang bersebelahan dengan tanah

ne
ng

obyek sengketa dimana tanah milik M. Kaloli ada di sebelah selatan tanah
obyek sengketa;

do
gu

 Bahwa tanah milik M. Kaloli yang ada di sebelah selatan tanah obyek
sengketa tersebut saat ini dikuasai oleh Badan Pekerja Sinode Gereja
Toraja Mamasa (BPS-GTM) karena memang telah di jual oleh M. Kaloli;
In
A

 Bahwa saksi tidak pernah melihat Z. Ponno menggarap tanah yang saat ini
menjadi tanah obyek sengketa;
ah

lik

 Bahwa saksi kenal dengan Z. Ponno dimana Z. Ponno pernah menjabat


sebagai Kapolsek di Mamasa;
m

ub

 Bahwa saksi tidak pernah melihat Saratu menggarap tanah yang saat ini
menjadi tanah obyek sengketa;
ka

 Bahwa Saratu memiliki tanah sawah akan tetapi di luar tanah yang saat ini
ep

menjadi tanah obyek sengketa;


ah

 Bahwa pada saat dilakukan musyawarah oleh Lembaga Adat Korwil


R

Rambusaratu yang hadir pada saat itu, dari pihak ahli waris Arruan
es

Mewangka adalah Luther, perwakilan dari ahli waris Y. Lella adalah Buntu
M

ng

Ma’dika, perwakilan dari ahli waris Demas Pualillin alias Demmaraya adalah
on

Halaman 35 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bongga Pasilong Alias Papa Dolo dan Tandi dan perwakilan dari ahli waris

R
pihak M. Kaloli adalah Sangkala’ yang hasil musyawarahnya dituangkan

si
secara tertulis tanggal 24 September 2014 yang ditandatangani oleh saksi

ne
ng
sendiri sebagai Korwil Adat Rambusaratu, Maurids Genggong sebagai
pimpinan Pertemuan dan David sebagai Notulis sebagaimana dalam bukti
surat tertanda P - 5;

do
gu Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut kuasa Para Penggugat
membenarkannya dan akan menanggapinya dalam kesimpulan sedangkan

In
A
Kuasa Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV akan menanggapinya dalam
kesimpulan;
ah

Saksi ke-2 : SANGKALA:

lik
 Bahwa saksi kenal dengan sebagian dari Para Penggugat yaitu Pr.
Sambopaillin, Petrus dan Luther sedangkan dengan Para Penggugat yang
am

ub
lain saksi tidak kenal dan saksi tahu dengan Tergugat Badan Pekerja
Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) sedangkan saksi tidak kenal
ep
dengan Turut Tergugat I, II, III dan IV, akan tetapi tidak ada hubungan
k

keluarga dan pekerjaan dengan Para Penggugat dan Tergugat;


ah

 Bahwa saksi tahu antara Para Penggugat (Pr. Sambopaillin,


R

si
Bonggakaraeng, Lopo, Luther, Petrus dan Milka) dan Badan Pekerja Sinode
Gereja Toraja Mamasa (Tergugat), Soleman ( Turut Tergugat I), Daud

ne
ng

Donga Alias Papa Krisna (Turut Tergugat II), Rian Alias Papa Giyo (Turut
Tergugat III) dan Wempi Alias Papa Irma (Turut Tergugat IV) yaitu

do
gu

bersengketa mengenai masalah tanah persawahan yang terletak di


Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten
Mamasa;
In
A

 Bahwa saksi mengetahui batas-batas dari tanah obyek sengketa yang


terletak di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,
ah

lik

Kabupaten Mamasa yaitu:


 Sebelah Utara berbatasan dengan Limbong Toke’;
m

ub

 Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan raya;


 Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah eks Markus Kaloli;
ka

 Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Mamasa;


ep

 Bahwa saksi adalah anak kandung dari M. Kaloli (Markus Kaloli);


ah

 Bahwa saksi mengetahui bahwasanya saat ini tanah obyek sengketa di


R

kuasai oleh Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (Tergugat) dan
es

ada juga karyawan dari Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa
M

ng

(BPS-GTM) yang menempati rumah di atas tanah obyek sengketa tersebut;


on

Halaman 36 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa tanah di sebelah selatan yang saat ini dikuasai oleh Badan Pekerja

R
Sinode Gereja Toraja Mamasa (Tergugat) dan Para Turut Tergugat tersebut

si
dahulu adalah tanah milik dari M. Kaloli (Markus Kaloli) ayah kandung

ne
ng
saksi;
 Bahwa tanah yang saat ini dikuasai oleh Badan Pekerja Sinode Gereja
Toraja Mamasa (Tergugat) dan Para Turut Tergugat tepatnya di sebelah

do
gu selatan dari tanah obyek sengketa tersebut diperoleh berdasarkan jual beli
antara Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) dengan

In
A
M. Kaloli;
 Bahwa proses terjadinya jual beli antara pihak Badan Pekerja Sinode
ah

Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) dengan ayah saksi (M. Kaloli) tersebut

lik
pada tahun ± 1972 dengan harga sejumlah Rp. 2.650.000,00 (dua juta
enam ratus lima puluh ribu rupiah);
am

ub
 Bahwa pihak Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM)
masih membayar sejumlah Rp. 2.400.000,00 (dua juta empat ratus ribu
ep
rupiah) kepada ayah saksi (M. Kaloli) sehingga pihak Badan Pekerja Sinode
k

Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) masih memiliki tanggungan sejumlah


ah

Rp. 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) kepada ayah saksi
R

si
(M.Kaloli) dimana sampai saat ini kekurangan pembayaran tersebut masih
belum di lunasi oleh pihak Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa

ne
ng

(BPS-GTM);
 Bahwa tanah yang di jual oleh ayah saksi (M. Kaloli) kepada Badan Pekerja

do
gu

Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) tersebut batas-batasnya yaitu:


 Sebelah Utara berbatasan dengan Tanah obyek sengketa;
 Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan raya;
In
A

 Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah milik TNI;


 Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Mamasa;
ah

lik

 Bahwa ayah saksi (M. Kaloli) pernah menjual tanah miliknya kepada pihak
Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) tersebut akan
m

ub

tetapi melebihi tanah miliknya, dimana tanah tersebut adalah milik TNI;
 Bahwa saat ini kelebihan tanah yang dahulu di jual oleh ayah saksi (M.
ka

Kaloli) tersebut telah di miliki kembali oleh TNI sehingga tidak lagi dikuasai
ep

oleh pihak Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM);


ah

 Bahwa berdasarkan cerita dari ibu tiri saksi (Naib) dan adik kandung dari
R

ayah saksi (Demmangngaya) bahwasanya di daerah Litaksakka tersebut


es

ada tanah sawah yang bukan milik ayah saksi (M.Kaloli) yaitu di sebelah
M

ng

utara tanah sawah milik ayah saksi (M. Kaloli);


on

Halaman 37 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa tanah sawah yang bukan milik ayah saksi (M. Kaloli) tersebut adalah

R
tanah sawah yang saat ini menjadi tanah obyek sengketa yang saat ini

si
dikuasai oleh pihak Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-

ne
ng
GTM) dan Para Turut Tergugat;
 Bahwa ada tanah yang bukan milik ayah saksi (M. Kaloli) yang ikut di jual
oleh ayah saksi (M. Kaloli) kepada pihak Badan Pekerja Sinode Gereja

do
gu Toraja Mamasa (BPS-GTM) selain tanah milik TNI yaitu tanah yang saat ini
menjadi obyek sengketa;

In
A
 Bahwa saksi kenal dengan Z. Ponno dimana pada saat saksi masih muda
Z. Ponno adalah seorang Polisi;
ah

Bahwa sepengetahuan saksi Z. Ponno tidak pernah memiliki tanah di

lik

Litaksakka yang saat ini menjadi tanah obyek sengketa;
 Bahwa tanah milik ayah saksi (M. Kaloli) sebagian diperoleh dari nenek
am

ub
saksi (ibu dari M. Kaloli) dan ada juga dari hasil beli dari pihak lain yaitu
Malleto dan Laso;
ep
 Bahwa saksi pernah datang ke tanah milik ayah saksi (M. Kaloli) ketika saat
k

panen ikan;
ah

 Bahwa ketika saksi panen ikan di tanah milik ayah saksi (M. Kaloli) saksi
R

si
tidak pernah melihat pihak Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa
(BPS-GTM) menggarap atau menguasai tanah yang bersebelahan dengan

ne
ng

tanah milik ayah saksi (M. Kaloli) yang saat ini menjadi tanah obyek
sengketa;

do
gu

 Bahwa ketika ayah saksi (M. Kaloli) menjual tanahnya saat itu usia saksi
sudah ± 20 (dua puluh) tahun;
In
 Bahwa saksi pernah hadir ketika diadakan musyawarah oleh Lembaga Adat
A

Korwil Rambu Saratu;


 Bahwa ayah saksi (M. Kaloli) meninggal dunia pada tahun 1989;
ah

lik

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Kuasa Para


Penggugat membenarkannya dan akan menanggapinya dalam kesimpulan
m

ub

sedangkan Kuasa Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV akan
menanggapinya dalam kesimpulan;
ka

Saksi ke-3 : BUNTU MA’DIKA:


ep

 Bahwa saksi kenal dengan sebagian dari Para Penggugat yaitu Pr.
ah

Sambopaillin, Petrus, Luther dan Milka sedangkan dengan Para Penggugat


R

yang lain saksi tidak kenal, tidak ada hubungan keluarga dan pekerjaan
es

sedangkan saksi tahu dengan Tergugat Badan Pekerja Sinode Gereja


M

ng

Toraja Mamasa (BPS-GTM) sedangkan saksi tidak kenal dengan Turut


on

Halaman 38 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tergugat I, II, III dan IV serta tidak ada hubungan keluarga dan pekerjaan

R
dengan Tergugat dan Turut Tergugat I, II, III dan IV;

si
 Bahwa saksi tahu antara Para Penggugat (Pr. Sambopaillin,

ne
ng
Bonggakaraeng, Lopo, Luther, Petrus dan Milka) dan Badan Pekerja Sinode
Gereja Toraja Mamasa (Tergugat), Soleman ( Turut Tergugat I), Daud
Donga Alias Papa Krisna (Turut Tergugat II), Rian Alias Papa Giyo (Turut

do
gu Tergugat III) dan Wempi Alias Papa Irma (Turut Tergugat IV) yaitu
bersengketa mengenai masalah tanah persawahan yang terletak di

In
A
Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten
Mamasa;
ah

Bahwa Para Penggugat adalah anak dari Arruan Mewangka yang

lik

melakukan pernikahan dengan Arruan Silomba dimana dari hasil
perkawinan tersebut memiliki 8 (delapan) orang anak dimana sebagian
am

ub
adalah Para Penggugat;
 Bahwa Arruan Mewangka adalah anak kandung (tunggal) dari Pampang
ep
Langi yang melakukan pernikahan dengan Datu Bonga;
k

 Bahwa saksi pernah mendengar nama Indo Sondok (Sondok Langi)


ah

dimana Indo’ Sondok (Sondok Langi) adalah saudara kandung dari


R

si
Pampang Langi (Ayah kandung dari Arruan Mewangka ibu dari Para
Penggugat);

ne
ng

 Bahwa Indo’ Sondok (Sondok Langi) adalah anak kandung dari Sura’ Langi;
 Bahwa saksi mengetahui batas-batas dari tanah obyek sengketa yang

do
gu

terletak di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,


Kabupaten Mamasa yaitu:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Limbong Toke’;
In
A

 Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan raya;


 Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah eks Markus Kaloli;
ah

lik

 Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Mamasa;


 Bahwa tanah obyek sengketa adalah milik dari Indo’ Sondok (Sondok
m

ub

Langi) warisan dari orang tuanya Sura’ Langi’;


 Bahwa almarhum Sura’ Langi ketika meninggal dunia meninggalkan harta
ka

yaitu tanah obyek sengketa;


ep

 Bahwa Pampang Langi meninggal terlebih dahulu dari pada Indo’ Sondok
ah

(Sondok Langi);
R

 Bahwa selama pernikahan antara Indo’ Sondok (Sondok Langi) dengan


es

Pua Lembang tidak memiliki keturunan oleh karena Indo’ Sondok (Sondok
M

ng

Langi) mandul;
on

Halaman 39 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa di dalam masyarakat adat Mamasa apabila ada anggota keluarga

R
yang meninggal dunia maka keluarga terdekat atau ahli waris yang harus

si
menanggung seluruh biaya pesta kematian dari anggota keluarga yang

ne
ng
meninggal dunia tersebut, karena ahli waris atau anggota keluarga tersebut
yang akan mendapatkan harta warisan dari anggota keluarga yang
meninggal tersebut;

do

gu Bahwa ketika Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia dan oleh
karena Indo’ Sondok (Sondok Langi) tidak memiliki keturunan maka tidak

In
A
ada yang dapat menanggung seluruh biaya untuk pesta kematian dari Indo’
Sondok (Sondok Langi) maka berdasarkan musyawarah keluarga
ah

disepakati bahwasanya Y. Lella dan Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias

lik
Ambe’Toto’ yang akan menangung seluruh biaya yang diperlukan selama
perayaan pesta kematian dari Indo’ Sondok (Sondok Langi) sebagaimana
am

ub
adat di Mamasa yaitu “Massapan”;
 Bahwa pada saat Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia dan oleh
ep
karena selama pernikahannya tidak memiliki keturunan sehingga ahli waris
k

langsung yang berhak untuk mewarisi harta asal (Ewanan Boko’na) dari
ah

Sura’ Langi hanyalah Arruan Mewangka (anak kandung dari Pampang


R

si
Langi dimana Pampang Langi adalah saudara kandung dari Indo’ Sondok
(Sondok Langi) yang saat itu masih kecil (anak-anak) sehingga tidak bisa

ne
ng

dan tidak ada kemampuan untuk menanggung seluruh biaya yang di


perlukan dari pesta kematian Indo’ Sondok (Sondok Langi) sehingga di

do
gu

tunjuklah Y. Lella dan Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’
untuk menanggung seluruh biaya yang diperlukan selama pesta kematian
dari Indo’ Sondok (Sondok Langi) sebagaimana adat di Mamasa yaitu
In
A

“Massapan”;
 Bahwa di dalam masyarakat adat Mamasa ketika ada orang meninggal
ah

lik

dunia ada di kenal kebiasaan adat dengan sebutan “Massapan” dan


“Matomate”;
m

ub

 Bahwa berbeda antara “Massapan” dengan “Matomate”;


 Bahwa “Massapan” adalah itu sendiri menurut adat di Mamasa adalah adat-
ka

istiadat yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat


ep

Mamasa dimana ketika ada keluarga yang meninggal dunia bahwasanya


ah

pihak dari keluarga dekat orang yang meninggal (almarhum) tersebut dapat
R

menunjuk orang dari keluarga jauh yang memiliki kemampuan untuk


es

menggantikan anak-anak atau ahli waris dari orang yang meninggal


M

ng

(almarhum) tersebut untuk mengadakan pengorbanan dengan konsekwensi


on

Halaman 40 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pihak-pihak yang mau menggantikan untuk menanggung seluruh biaya

R
pelaksanaan pesta kematian orang yang meninggal (almarhum) tersebut

si
dapat menguasai atau mengerjakan (menggarap) harta yang ditinggalkan

ne
ng
oleh orang yang meninggal (almarhum) tersebut, karena anak-anak dari
orang yang meninggal (almarhum) tersebut masih di bawah umur yang
tentu saja tidak memiliki kemampuan untuk menanggung seluruh biaya dari

do
gu pesta kematian orang yang meninggal (almarhum) tersebut dan kelak pada
waktu ahli waris sudah besar atau sudah dewasa dan sudah mempunyai

In
A
kemampuan dalam segi materi dapat mengganti kembali biaya-biaya yang
pernah dikorbankan oleh pihak-pihak lain (keluarga jauh) dalam acara
ah

kematian orang tuanya tersebut;

lik
 Bahwa “Matomate” itu sendiri menurut adat di Mamasa adalah adat-istiadat
yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Mamasa
am

ub
dimana ketika ada keluarga yang meninggal dunia bahwasanya pihak dari
keluarga dekat orang yang meninggal (almarhum) tersebut dapat menunjuk
ep
orang dari keluarga jauh yang memiliki kemampuan untuk menggantikan
k

anak-anak atau ahli waris dari orang yang meninggal (almarhum) tersebut
ah

untuk mengadakan pengorbanan dengan konsekwensi pihak-pihak yang


R

si
mau menggantikan untuk menanggung seluruh biaya pelaksanaan pesta
kematian orang yang meninggal (almarhum) tersebut dapat menguasai

ne
ng

harta yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal (almarhum) tersebut


sehingga biaya-biaya yang telah dikorbankan oleh pihak-pihak lain tersebut

do
gu

tidak dapat diganti lagi oleh para ahli warisnya, sehingga konsekwensinya
harta orang yang meninggal (almarhum) tidak dapat diminta kembali oleh
para ahli warisnya;
In
A

 Bahwa untuk menentukan “Massapan” atau “Matomate” yang akan


dipergunakan untuk membiayai seluruh keperluan dari penyelenggaraan
ah

lik

pesta kematian orang yang sudah meninggal yaitu berdasarkan hasil


musyawarah keluarga dari orang yang sudah meninggal tersebut;
m

ub

 Bahwa pada saat Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia Y. Lella
berkorban Karua Inanna dan Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe’
ka

Toto berkorban Annan Inanna;


ep

 Bahwa oleh karena Y. Lella telah berkorban Karua Inanna dan Demas
ah

Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe’ Toto telah berkorban Annan Inanna
R

maka Y. Lella berhak untuk menggarap 2 (dua) petak sawah milik Indo’
es

Sondok (Sondok Langi) dan Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe’
M

ng

Toto berhak untuk menggarap 1 (satu) petak sawah milik Indo’ Sondok
on

Halaman 41 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(Sondok Langi) yang kesemuanya terletak di Litaksakka, Desa Tondok

R
Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa yang saat ini menjadi

si
tanah obyek sengketa;

ne
ng
 Bahwa oleh karena ketika kematian dari Indo’ Sondok (Sondok Langi) telah
disepakati adat “Massapan” maka kosekuensi dari adat “Massapan”
tersebut adalah Y. Lella berhak untuk menggarap 2 (petak) sawah milik

do
gu Indo’ Sondok (Sondok Langi) tersebut sampai ahli waris Arruan Mewangka
dapat mengembalikan seluruh biaya kematian dari Indo’ Sondok (Sondok

In
A
Langi) kepada Y. Lella sejumlah Karuan Inanna sebagaimana yang telah Y.
Lella korbankan ketika Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia dan
ah

demikian juga dengan Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe’ Toto

lik
berhak untuk menggarap 1 (satu) petak sawah milik Indo’ Sondok (Sondok
Langi) sampai ahli waris Arruan Mewangka dapat mengembalikan seluruh
am

ub
biaya kematian dari Indo’ Sondok (Sondok Langi) kepada Demas Pualillin
Alias Demmaraya Alias Ambe’ Toto;
ep
 Bahwa Y. Lella dan Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe’ Toto
k

hanya berhak untuk menggarap harta warisan milik Indo’ Sondok (Sondok
ah

Langi) dan tidak berhak untuk menjual harta warisan milik Indo’ Sondok
R

si
(Sondok Langi) tersebut sampai dengan ahli warisnya Indo’ Sondok
(Sondok Langi) yaitu (Arruan Mewangka) dapat menebus atau

ne
ng

mengembalikan seluruh biaya (korban) yang telah dikeluarkan oleh Y. Lella


dan Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe’ Toto terhadap

do
gu

pembiayaan pesta kematian dari Indo’ Sondok (Sondok Langi);


 Bahwa saksi adalah anak kandung dari Y. Lella;
Bahwa setelah Y. Lella menggarap sebagian tanah yang saat ini menjadi
In

A

obyek sengketa, Y. Lella mendirikan rumah di atas tanah obyek sengketa


tersebut dimana saksi lahir dan di besarkan di rumah tersebut;
ah

lik

 Bahwa tidak ada rumah milik orang lain selain rumah Y. Lella (orang tua
saksi) di atas tanah obyek sengketa pada saat itu;
m

ub

 Bahwa pada tahun ± 1969 terhadap 2 (dua) petak sawah milik Indo’
Sondok (Sondok Langi) yang digarap oleh Y. Lella (orang tua saksi)
ka

tersebut di serahkan penggarapannya kepada M. Kaloli, karena saksi


ep

bersama dengan Y. Lella (orang tua saksi) pindah meninggalkan tanah


ah

obyek sengketa ke Tusan;


R

 Bahwa saksi selama tinggal di atas tanah obyek sengketa pernah bertemu
es

dengan M. Kaloli karena M. Kaloli memang memiliki tanah sawah yang


M

ng

bersebelah dengan tanah milik Indo’ Sondok (Sondok Langi) yang di garap
on

Halaman 42 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
oleh Y. Lella (orang tua saksi) yaitu di sebelah selatan dari tanah yang

R
digarap oleh Y. Lella (orang tua saksi);

si
 Bahwa M. Kaloli tidak pernah bertempat tinggal di sebelah tanah obyek

ne
ng
sengketa apalagi di atas tanah obyek sengketa, akan tetapi M. Kaloli hanya
tinggal untuk menjaga bibit padi;
 Bahwa M. Kaloli adalah keponakan dari Y. Lella (orang tua saksi), sehingga

do
gu M. Kaloli memanggil Y. Lella (orang tua saksi) dengan sebutan “Opa Lella”;
 Bahwa selama Y. Lella (orang tua saksi) yang menggarap tanah obyek

In
A
sengketa hasilnya selalu di ambil oleh Y. Lella (orang tua saksi) akan tetapi
ketika tahun ± 1969 tersebut, terhadap 2 (dua) petak sawah milik Indo’
ah

Sondok (Sondok Langi) yang digarap oleh Y. Lella (orang tua saksi)

lik
tersebut penggarapannya diserahkan kepada M. Kaloli dengan ketentuan
hasil dari sawah tersebut di bagi 2 (dua) dengan pembagian ½ (setengah)
am

ub
untuk Y. Lella (orang tua saksi) dan ½ (setengah) lagi untuk penggarap M.
Kaloli sebagaimana di dalam masyarakat adat-istiadat Mamasa di sebut
ep
dengan “Mantesan” yang artinya menggarap dengan membagi dua hasilnya
k

antara penggarap dengan pemilik sawah/lahan ;


ah

 Bahwa pada tahun pertama musim panen sejak penggarapannya


R

si
“Mantesan” di serahkan kepada M. Kaloli tersebut pembagiannya lancar
dimana Y. Lella (orang tua saksi) mendapatkan ½ (setengah) dari hasil

ne
ng

panen dan M. Kaloli mendapatkan ½ (setengah) lagi dari hasil panen sawah
tersebut, di tahun kedua musin panen padi, Y. Lella (orang tua saksi) hanya

do
gu

mendapatkan ¼ (seperempat) dari hasil panen dan di tahun yang ketiga Y.


Lella (orang tua saksi) tidak pernah lagi mendapatkan bagian dari hasil
panen sawah tersebut;
In
A

 Bahwa setelah 3 (tiga) tahun atau tahun ketiga sejak di “Mantesan” oleh M.
Kaloli dan tidak mendapatkan hasil pembagian panen tiba-tiba Y. Lella
ah

lik

mendengar dari sepupunya bahwasanya terhadap sebagian tanah obyek


sengketa tersebut di jual kepada Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja
m

ub

Mamasa (BPS-GTM) oleh M. Kaloli;


 Bahwa setelah mendengar bahwasanya tanah obyek sengketa telah di jual
ka

oleh M. Kaloli kepada Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-
ep

GTM) maka Y. Lella (orang tua saksi) kemudian memanggil keluarga dan
ah

tokoh masyarakat dimana saat itu juga hadir mantan Kepala Desa
R

Rambusaratu untuk musyawarah dimana di dalam adat masyarakat


es

Mamasa di sebut dengan “Mantabangngi”;


M

ng

on

Halaman 43 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa setelah dilakukan musyawarah keluarga “Mantabangngi” dimana

R
“Mantabangngi” adalah musyawarah yang dilakukan oleh karena ada suatu

si
hak atas tanah akan tetapi tanah tersebut telah dijual oleh pihak (orang) lain

ne
ng
yang tidak berhak untuk melakukannya;
 Bahwa setelah dilakukan musyawarah “Mantabangngi” tersebut kemudian
Y. Lella (orang tua saksi) dan saksi mendatangi rumah M. Kaloli untuk

do
gu menyatakan keberatan atas tindakan yang dilakukan oleh M. Kaloli
tersebut;

In
A
 Bahwa Y. Lella (orang tua saksi) dan saksi mendatangi rumah M. Kaloli
sebanyak 4 (empat) kali;
ah

Bahwa ketika Y. Lella (orang tua saksi) dan saksi mendatangi rumah M.

lik

Kaloli, Y. Lella (orang tua saksi) mengatakan keberatannya kepada M.
Kaloli bahwasanya kenapa kamu jual sawah tersebut kepada Badan
am

ub
Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) karena sawah tersebut
punya orang bukan milik saya dan bukan milik M. Kaloli juga;
ep
 Bahwa ketika Y. Lella (orang tua saksi) mengatakan keberatannya kepada
k

M. Kaloli pada saat itu M. Kaloli mengatakan bahwasanya sawah tersebut


ah

tidak di jual akan tetapi hanya di sewakan kepada Badan Pekerja Sinode
R

si
Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM);
Bahwa saksi tidak pernah mendatangi Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja

ne

ng

Mamasa (BPS-GTM) untuk “Mantabangngi” karena saat itu saksi masih


duduk di sekolah SMP;

do
gu

 Bahwa saksi hadir ketika diadakan musyawarah adat untuk membicaraan


mengenai masalah tanah obyek sengketa tersebut yang dilakukan oleh
In
Lembaga Adat Korwil Rambusaratu dimana saksi mewakili dari ahli waris Y.
A

Lella (orang tua saksi);


 Bahwa Sangkala juga hadir mewakili ahli waris dari M. Kaloli ketika
ah

lik

dilakukan musyawarah adat yang dilakukan oleh Lembaga Adat Korwil


Rambusaratu;
m

ub

 Bahwa saksi tidak pernah mengetahui, mendengar dan melihat


bahwasanya Z. Ponno memiliki tanah sawah di sekitar tanah obyek
ka

sengketa;
ep

 Bahwa tidak ada tanah orang lain di dalam obyek sengketa selain tanah
ah

milik Indo’ Sondok (Sondok Langi) kecuali di sebelah timur ada tanah milik
R

Saratu dan di sebelah selatan tanah milik M. Kaloli;


es

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut kuasa Para


M

ng

Penggugat membenarkannya dan akan menanggapinya dalam kesimpulan


on

Halaman 44 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sedangkan Kuasa Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV akan

R
menanggapinya dalam kesimpulan;

si
Saksi ke-4 :LIMBONG MALILLIN:

ne
ng
 Bahwa saksi kenal dengan sebagian dari Para Penggugat yaitu Pr.
Sambopaillin, Petrus, Luther dan Milka sedangkan dengan Para Penggugat
yang lain saksi tidak kenal, ada hubungan keluarga yaitu sepupu dua kali

do
gu dan tidak ada hubungan pekerjaan sedangkan saksi tahu dengan Tergugat
Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) sedangkan saksi

In
A
tidak kenal dengan Turut Tergugat I, II, III dan Turut Tergugat IV serta tidak
ada hubungan keluarga dan pekerjaan dengan Tergugat dan Turut Tergugat
ah

I, II, III dan Turut Tergugat IV;

lik
 Bahwa saksi tahu antara Para Penggugat (Pr. Sambopaillin,
Bonggakaraeng, Lopo, Luther, Petrus dan Milka) dan Badan Pekerja Sinode
am

ub
Gereja Toraja Mamasa (Tergugat), Soleman ( Turut Tergugat I), Daud
Donga Alias Papa Krisna (Turut Tergugat II), Rian Alias Papa Giyo (Turut
ep
Tergugat III) dan Wempi Alias Papa Irma (Turut Tergugat IV) yaitu
k

bersengketa mengenai masalah tanah persawahan yang terletak di


ah

Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten


R

si
Mamasa;
 Bahwa saksi mengetahui batas-batas dari tanah obyek sengketa yang

ne
ng

terletak di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,


Kabupaten Mamasa yaitu:

do
gu

 Sebelah Utara berbatasan dengan Limbong Toke’;


 Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan raya;
 Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah eks Markus Kaloli;
In
A

 Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Mamasa;


 Bahwa Para Penggugat adalah anak dari Arruan Mewangka yang
ah

lik

melakukan pernikahan dengan Arruan Silomba dimana dari hasil


perkawinannya tersebut memiliki 8 (delapan) orang anak dimana sebagian
m

ub

adalah Para Penggugat;


 Bahwa Arruan Mewangka adalah anak kandung (tunggal) dari Pampang
ka

Langi;
ep

 Bahwa Indo’ Sondok adalah satu orang yang sama dengan Sondok Langi;
ah

 Bahwa Indo’ Sondok (Sondok Langi) adalah saudara kandung dari


R

Pampang Langi (Ayah kandung dari Arruan Mewangka ibu dari Para
es

Penggugat);
M

ng

 Bahwa Indo’ Sondok (Sondok Langi) adalah anak kandung dari Sura’langi;
on

Halaman 45 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa tanah obyek sengketa adalah milik dari Indo’ Sondok (Sondok

R
Langi) warisan dari orang tuanya Sura’ Langi’;

si
 Bahwa almarhum Sura’ Langi ketika meninggal dunia meninggalkan harta

ne
ng
yaitu tanah obyek sengketa;
 Bahwa Pampang Langi meninggal terlebih dahulu dari pada Indo’ Sondok
(Sondok Langi);

do

gu Bahwa Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal ketika jaman Nippon dan
saksi sudah lupa kapan pastinya tanggal, bulan dan tahun ketika Indo’

In
A
Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia;
 Bahwa Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia di Tusan;
ah

Bahwa saksi hadir ketika Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia di

lik

Tusan;
 Bahwa ketika Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia Arruan
am

ub
Mewangka masih kecil (anak-nak) pada saat itu;
 Bahwa saksi sering datang ketanah obyek sengketa untuk menjaga burung
ep
pipit;
k

 Bahwa saksi menjaga tanah obyek sengketa dari burung pipit tersebut di
ah

perintah oleh Indo’ Sondok (Sondok Langi) sebelum Indo’ Sondok (Sondok
R

si
Langi) meninggal dunia;
Bahwa yang menanam padi di tanah obyek sengketa adalah Indo’ Sondok

ne

ng

(Sondok Langi) di bantu dengan seseorang yang saksi tidak tahu namanya;
 Bahwa hasil panen dari tanah obyek sengketa diambil oleh Indo’ Sondok

do
gu

(Sondok Langi) dan oleh Indo’ Sondok (Sondok Langi) hasil dari panen
tanah obyek sengketa selalu di bawa ke Tusan;
In
 Bahwa tanah obyek sengketa dalam setahun hanya dapat di panen
A

sebanyak 1 (satu) kali;


 Bahwa setelah Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia saksi sudah
ah

lik

tidak pernah lagi datang ke tanah obyek sengketa;


 Bahwa saksi kenal dengan Indo’ Pepe yaitu ibu dari M. Kaloli;
m

ub

 Bahwa saksi dengan Indo’ Pepe tinggal berdekatan rumah (tetangga);


 Bahwa Indo’ Pepe pernah menyampaikan kepada saksi bahwasanya tanah
ka

obyek sengketa adalah milik Indo’ Sondok (Sondok Langi);


ep

 Bahwa ketika Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia saksi tidak
ah

mengetahui siapa yang membiayai untuk mengadakan upacara pesta


R

kematiannya;
es

Bahwa ketika Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia saksi tidak
M


ng

mengetahui apakah menggunakan adat “Massapan” atau “ Matomate”;


on

Halaman 46 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa saksi tidak pernah mengetahui siapa yang menggarap tanah obyek

R
sengket setelah Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia karena saksi

si
tidak pernah datang ke tanah obyek sengketa setelah Indo’ Sondok

ne
ng
(Sondok Langi) meninggal dunia;
 Bahwa saksi kenal dengan Z. Ponno akan tetapi tidak kenal dengan Indo
Saratu dan Demas Pualillin;

do

gu Bahwa saksi tidak tahu apakah Z. Ponno pernah memiliki sawah di
Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten

In
A
Mamasa;
 Bahwa saksi tidak mengetahui siapa yang menguasai dan menggarap
ah

tanah obyek sengketa sekarang ini;

lik
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Kuasa Para
Penggugat membenarkannya dan akan menanggapinya dalam kesimpulan
am

ub
sedangkan Kuasa Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV akan
menanggapinya dalam kesimpulan;
ep
Saksi ke-5 : LUTHER LANGI:
k

 Bahwa saksi kenal dengan sebagian dari Para Penggugat yaitu Pr.
ah

Sambopaillin, Bonggakaraeng, Lopo, Petrus, Luther dan Milka, ada


R

si
hubungan keluarga tapi sudah jauh dan tidak ada hubungan pekerjaan
sedangkan saksi tahu dengan Tergugat Badan Pekerja Sinode Gereja

ne
ng

Toraja Mamasa (BPS-GTM) sedangkan saksi tidak kenal dengan Turut


Tergugat I, II, III dan IV serta tidak ada hubungan keluarga dan pekerjaan

do
gu

dengan Tergugat dan Turut Tergugat I, II, III dan IV;


 Bahwa saksi tahu antara Para Penggugat (Pr. Sambopaillin,
Bonggakaraeng, Lopo, Luther, Petrus dan Milka) dan Badan Pekerja Sinode
In
A

Gereja Toraja Mamasa (Tergugat), Soleman ( Turut Tergugat I), Daud


Donga Alias Papa Krisna (Turut Tergugat II), Rian Alias Papa Giyo (Turut
ah

lik

Tergugat III) dan Wempi Alias Papa Irma (Turut Tergugat IV) yaitu
bersengketa mengenai masalah tanah persawahan yang terletak di
m

ub

Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten


Mamasa;
ka

 Bahwa Para Penggugat adalah anak dari Arruan Mewangka yang


ep

melakukan pernikahan dengan Arruan Silomba dimana dari hasil


ah

perkawinan tersebut memiliki 8 (delapan) orang anak dimana sebagian


R

adalah Para Penggugat;


es

Bahwa Arruan Mewangka adalah anak kandung (tunggal) dari Pampang


M


ng

Langi yang melakukan pernikahan dengan Datu Bonga;


on

Halaman 47 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa saksi pernah mendengar nama Indo’ Sondok (Sondok Langi)

R
dimana Indo’ Sondok (Sondok Langi) adalah saudara kandung dari

si
Pampang Langi (Ayah kandung dari Arruan Mewangka ibu dari Para

ne
ng
Penggugat);
 Bahwa Indo’ Sondok (Sondok Langi) adalah anak kandung dari Sura’ Langi;
 Bahwa saksi mengetahui batas-batas dari tanah obyek sengketa yang

do
gu terletak di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,
Kabupaten Mamasa yaitu:

In
A
 Sebelah Utara berbatasan dengan Limbong Toke’;
 Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan raya;
ah

 Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah eks Markus Kaloli;

lik
 Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Mamasa;
 Bahwa tanah obyek sengketa adalah milik dari Indo’ Sondok (Sondok
am

ub
Langi) dan Pampang Langi warisan dari orang tuanya Sura’ Langi’;
 Bahwa almarhum Sura’ Langi ketika meninggal dunia meninggalkan harta
ep
yaitu tanah obyek sengketa;
k

 Bahwa Pampang Langi meninggal terlebih dahulu dari pada Indo’ Sondok
ah

(Sondok Langi);
R

si
 Bahwa selama pernikahan antara Indo’ Sondok (Sondok Langi) dengan
Pua Lembang tidak memiliki keturunan oleh karena Indo’ Sondok (Sondok

ne
ng

Langi) mandul;
 Bahwa di dalam masyarakat adat Mamasa apabila ada anggota keluarga

do
gu

yang meninggal dunia maka keluarga terdekat atau ahli waris yang harus
menanggung seluruh biaya pesta kematian dari anggota keluarga yang
In
meninggal dunia tersebut, karena ahli waris atau anggota keluarga tersebut
A

yang akan mendapatkan harta warisan dari anggota keluarga yang


meninggal tersebut;
ah

lik

 Bahwa ketika Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia dan oleh
karena Indo’ Sondok (Sondok Langi) tidak memiliki keturunan maka tidak
m

ub

ada yang dapat menanggung seluruh biaya untuk pesta kematian dari Indo’
Sondok (Sondok Langi) maka berdasarkan musyawarah keluarga
ka

disepakati bahwasanya Y. Lella yang menanggung seluruh biaya yang


ep

diperlukan selama pesta kematian dari Indo’ Sondok (Sondok Langi)


ah

sebagaimana adat di Mamasa yaitu “Massapan”;


R

 Bahwa pada saat Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia dan oleh
es

karena selama pernikahannya tidak memiliki keturunan sehingga ahli waris


M

ng

langsung yang berhak untuk mewarisi harta asal (Ewanan Boko’na) dari
on

Halaman 48 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sura’ Langi hanyalah Arruan Mewangka (anak kandung dari Pampang

R
Langi) dimana Pampang Langi adalah saudara kandung dari Indo Sondok

si
(Sondok Langi) yang saat itu masih kecil (anak-anak) sehingga tidak bisa

ne
ng
dan tidak ada kemampuan untuk menanggung seluruh biaya yang di
timbulkan dari pesta kematian Indo’ Sondok (Sondok Langi) sehingga di
tunjuklah Y. Lella untuk menangung seluruh yang diperlukan selama pesta

do
gu kematian dari Indo’ Sondok (Sondok Langi) sebagaimana adat di Mamasa
yaitu “Massapan”;

In
A
 Bahwa di dalam masyarakat adat Mamasa ketika ada orang meninggal
dunia ada di kenal kebiasaan adat dengan sebutan “Massapan” dan
ah

“Matomate”;

lik
 Bahwa berbeda antara “Massapan” dengan “Matomate”;
 Bahwa “Massapan” itu sendiri menurut adat di Mamasa adalah adat-istiadat
am

ub
yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Mamasa
dimana ketika ada keluarga yang meninggal dunia bahwasanya pihak dari
ep
keluarga dekat orang yang meninggal (almarhum) tersebut dapat menunjuk
k

orang dari keluarga jauh yang memiliki kemampuan untuk menggantikan


ah

anak-anak atau ahli waris dari orang yang meninggal (almarhum) tersebut
R

si
untuk mengadakan pengorbanan dengan konsekwensi pihak-pihak yang
mau menggantikan untuk menanggung seluruh biaya pelaksanaan pesta

ne
ng

kematian orang yang meninggal (almarhum) tersebut dapat menguasai atau


mengerjakan (menggarap) harta yang ditinggalkan oleh orang yang

do
gu

meninggal (almarhum) tersebut, karena anak-anak dari orang yang


meninggal (almarhum) tersebut masih di bawah umur yang tentu saja tidak
memiliki kemampuan untuk menanggung seluruh biaya dari pesta kematian
In
A

orang yang meninggal (almarhum) tersebut dan kelak pada waktu ahli waris
sudah besar atau sudah dewasa dan sudah mempunyai kemampuan dalam
ah

lik

segi materi dapat mengganti kembali biaya-biaya yang pernah dikorbankan


oleh pihak-pihak lain (keluarga jauh) dalam acara kematian orang tuanya
m

ub

tersebut;
 Bahwa “Matomate” itu sendiri menurut adat di Mamasa adalah adat-istiadat
ka

yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Mamasa


ep

dimana ketika ada keluarga yang meninggal dunia bahwasanya pihak dari
ah

keluarga dekat orang yang meninggal (almarhum) tersebut dapat menunjuk


R

orang dari keluarga jauh yang memiliki kemampuan untuk menggantikan


es

anak-anak atau ahli waris dari orang yang meninggal (almarhum) tersebut
M

ng

untuk mengadakan pengorbanan dengan konsekwensi pihak-pihak yang


on

Halaman 49 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mau menggantikan untuk menanggung seluruh biaya pelaksanaan pesta

R
kematian orang yang meninggal (almarhum) tersebut dapat menguasai

si
harta yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal (almarhum) tersebut

ne
ng
sehingga biaya-biaya yang telah dikorbankan oleh pihak-pihak lain tersebut
tidak dapat diganti lagi oleh para ahli warisnya, sehingga konsekwensinya
harta orang yang meninggal (almarhum) tidak dapat diminta kembali oleh

do
gu para ahli warisnya;
 Bahwa untuk menentukan “Massapan” atau “Matomate” yang akan

In
A
dipergunakan untuk membiayai seluruh keperluan dari penyelenggaraan
pesta kematian orang yang sudah meninggal yaitu berdasarkan hasil
ah

musyawarah keluarga dari orang yang sudah meninggal tersebut;

lik
 Bahwa adat “Massapan” yang di pilih pada saat itu karena Arruan
Mewangka masih anak-anak (kecil);
am

ub
 Bahwa oleh karena ketika kematian dari Indo’ Sondok (Sondok Langi) telah
disepakati adat “Massapan” maka konsekuensi dari adat “Massapan”
ep
tersebut adalah Y. Lella berhak untuk menggarap sawah milik Indo’ Sondok
k

(Sondok Langi) tersebut sampai ahli waris Arruan Mewangka dapat


ah

mengembalikan seluruh biaya kematian dari Indo’ Sondok (Sondok Langi)


R

si
kepada Y. Lella;
 Bahwa Y. Lella hanya berhak untuk menggarap harta warisan milik Indo’

ne
ng

Sondok (Sondok Langi) dan tidak berhak untuk menjual harta warisan milik
Indo’ Sondok (Sondok Langi) tersebut sampai dengan ahli warisnya Indo’

do
gu

Sondok (Sondok Langi) yaitu (Arruan Mewangka) dapat menebus atau


mengembalikan seluruh biaya (korban) yang telah dikeluarkan oleh Y. Lella
terhadap pembiayaan pesta kematian dari Indo’ Sondok (Sondok Langi);
In
A

 Bahwa saat ini tanah obyek sengketa dikuasai oleh Badan Pekerja Sinode
Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM);
ah

lik

 Bahwa Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM)


menguasai tanah obyek sengketa informasinya membeli dari M. Kaloli,
m

ub

akan tetapi saksi tidak mengetahui kepastian akan informasi tersebut;


 Bahwa saksi kenal dengan M. Kaloli dan Z. Dessaratu;
ka

 Bahwa saksi sering melihat tanah obyek sengketa karena saksi setiap hari
ep

melintasi jalan di atas jalan tanah obyek sengketa;


ah

 Bahwa tanah obyek sengketa sebelum di kuasai oleh Badan Pekerja


R

Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) dahulu berupa sawah dan tanah
es

kosong akan tetapi setelah di kuasai oleh Badan Pekerja Sinode Gereja
M

ng

on

Halaman 50 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Toraja Mamasa (BPS-GTM) saat ini ada bangunan sekolah, perumahan,

R
yayasan dan kandang babi;

si
 Bahwa saksi kenal dengan Z. Ponno, akan tetapi saksi tidak pernah melihat

ne
ng
dan tahu bahwasanya Z. Ponno memiliki tanah di sekitar tanah obyek
sengketa atau di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,
Kabupaten Mamasa;

do

gu Bahwa saksi pernah melihat M. Kaloli menggarap tanah obyek sengketa
sebelum dikuasai oleh Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-

In
A
GTM);
 Bahwa saksi pernah menghadiri musyawarah adat untuk membicarakan
ah

mengenai tanah obyek sengketa;

lik
 Bahwa yang memfasilitasi musyawarah tersebut adalah Lembaga Adat
Korwil Rambusaratu;
am

ub
 Bahwa ketika dilakukan musyawarah adat untuk membicarakan mengenai
tanah obyek sengketa yang dilakukan oleh Lembaga Adat Korwil
ep
Rambusaratu yang hadir pada saat itu adalah ahli waris dari Arruan
k

Mewangka, Y. Lella dan ahli waris dari M. Kaloli, sedangkan untuk pihak
ah

Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) tidak hadir;


R

si
 Bahwa saksi tidak mengetahui kenapa Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja
Mamasa (BPS-GTM) tidak mau menghadiri undangan musyawarah adat

ne
ng

yang di fasilitasi oleh Lembaga Adat Korwil Rambusaratu;


 Bahwa tidak ada tanah orang lain di dalam obyek sengketa selain tanah

do
gu

milik Indo Sondok (Sondok Langi) kecuali di sebelah timur ada tanah milik
Saratu dan di sebelah selatan tanah milik M. Kaloli;
In
 Bahwa saksi mengetahui batas-batas tanah milik M. Kaloli yang
A

bersenelahan dengan tanah obyek sengketa yaitu:


 Sebelah Utara berbatasan dengan tanah obyek sengketa;
ah

lik

 Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan raya;


 Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah milik TNI;
m

ub

 Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Mamasa;


Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut kuasa Para
ka

Penggugat membenarkannya dan akan menanggapinya dalam kesimpulan


ep

sedangkan Kuasa Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV akan
ah

menanggapinya dalam kesimpulan;


R

Menimbang, bahwa untuk membuktikan kebenaran akan dalil-dalil


es

sangkalannya, oleh Kuasa Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV telah
M

ng

diajukan bukti-bukti surat berupa bukti surat T – 1, T – 2, T – 3, T – 4, T – 5, T –


on

Halaman 51 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6, T – 7.1, T – 7.2, T – 7.3, T – 8.1, T – 8.2, T – 8.3, T – 8.4, T – 9, T – 9.1, T –

R
9.2, T – 10, T – 11, T – 12, T – 13, dan T – 14 dan saksi-saksi sebanyak 4

si
(empat) orang yaitu saksi 1). Talluminanga, 2). Demmaliling, 3). Yesaya dan 4).

ne
ng
Mesakaraeng;
Menimbang, bahwa bukti-bukti surat para Tergugat berupa T – 1
sampai dengan T – 14, yaitu antara lain:

do
1.
gu Surat Perjanjian Jual Beli/Gadai antara Z. PONNO (sebagai Penjual)
dengan Badan Pekerja Syinode Gereja Toraja Mamasa (sebagai Pembeli)

In
A
tanggal 11 Oktober 1972, yang disaksikan oleh Kepala Desa Mamasa, A.
ARRUAN SUKKU dan diketahui oleh Kepala Kecamatan Mamasa P. SILA,
ah

B.A, yang foto copynya telah dicocokkan dengan aslinya, telah bermaterai

lik
cukup, kemudian dilampirkan dalam berkas perkara ini dan diberi pertanda
T – 1;
am

ub
2. Surat Perjanjian Tukar Menukar Tanah antara Pr. SARATU (pihak yang
ditukar) dengan Badan Pekerja Syinode Gereja Toraja Mamasa (pihak yang
ep
menukar), tanggal 21 September 1972, yang foto copynya telah dicocokkan
k

dengan aslinya, telah bermaterai cukup, kemudian dilampirkan dalam


ah

berkas perkara ini dan diberi pertanda T – 2;


R

si
3. Surat Perjanjian antara DEMAS PUALILLIN (pihak Penjual) dengan
DATULENGKEN (pihak Pembeli) tanggal 31 Agustus 1956 yang disaksikan

ne
ng

oleh DEMMATAKKO (Kepala Kampung Buntukasisi) dan NATANIEL OKO’,


yang foto copynya telah dicocokkan dengan aslinya, telah bermaterai

do
gu

cukup, kemudian dilampirkan dalam berkas perkara ini dan diberi pertanda
T – 3;
4. Surat Penjualan antara MARKUS KALOLI (pihak Penjual) dengan Ketua
In
A

Badan Pekerja Syinode Gereja Toraja Mamasa (pihak Pembeli), atas


sebidang tanah sawah yang terletak di Litak Sakka dengan harga sejumlah
ah

lik

Rp. 2.650.000,00 (dua juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) tanggal 24
Januari 1972, yang foto copynya telah dicocokkan dengan aslinya, telah
m

ub

bermaterai cukup, kemudian dilampirkan dalam berkas perkara ini dan


diberi pertanda T – 4;
ka

5. Surat Jual Beli antara MALLETO (pihak Penjual) dengan M. KALOLI (pihak
ep

Pembeli), atas sebidang tanah sawah dan kebun yang terletak di Mamasa,
ah

yang foto copynya tidak dapat dicocokkan dengan aslinya (foto copy di atas
R

copy), telah bermaterai cukup, kemudian dilampirkan dalam berkas perkara


es

ini dan diberi pertanda T – 5;


M

ng

on

Halaman 52 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6. Surat Keterangan Pindah Penduduk Nomor 09/DTB/IV/2014, bahwasanya

R
SOLEMAN warga desa Tondok Bakaru yang beralamat di Litaksakka,

si
Dusun Kandenan, Desa Tondok Bakaru telah pindah penduduk/domisili ke

ne
ng
Desa Taora, Kecamatan Buntu Malangka, yang dikeluarkan oleh Kepala
Desa Tondok Bakaru MARIA tanggal 4 April 2014, yang foto copynya telah
dicocokkan dengan aslinya, telah bermaterai cukup, kemudian dilampirkan

do
gu dalam berkas perkara ini dan diberi pertanda T – 6;
7. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan Tahun

In
A
2011 dan 2012 atas nama wajib pajak PARPEM, terhadap obyek pajak
yang terletak di Dusun Kandenan, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan
ah

Mamasa, Kabupaten Mamasa, yang foto copynya telah dicocokkan dengan

lik
aslinya, telah bermaterai cukup, kemudian dilampirkan dalam berkas
perkara ini dan diberi pertanda T – 7.1;
am

ub
8. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan Tahun
2007 atas nama wajib pajak PARPEM, terhadap obyek pajak yang terletak
ep
di Dusun Kandenan, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,
k

Kabupaten Mamasa, yang foto copynya telah dicocokkan dengan aslinya,


ah

telah bermaterai cukup, kemudian dilampirkan dalam berkas perkara ini


R

si
dan diberi pertanda T – 7.2;
9. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan tahun

ne
ng

1996 atas nama wajib pajak Pendeta P. MONY, terhadap obyek pajak yang
terletak di Mamasa Kota, Desa Mamasa, Kacamatan Mamasa, Kabupaten

do
gu

Polewali Mamasa, yang foto copynya telah dicocokkan dengan aslinya,


telah bermaterai cukup, kemudian dilampirkan dalam berkas perkara ini
dan diberi pertanda T – 7.3;
In
A

10. Surat Pernyataan Menyewa Tanah Pdt. B. DERMAWAN, tanggal 20 Juni


2013, yang diketahui Kepala Desa Tondok Bakaru MARIA, yang foto
ah

lik

copynya telah dicocokkan dengan aslinya, telah bermaterai cukup,


kemudian dilampirkan dalam berkas perkara ini dan diberi pertanda T – 8.1;
m

ub

11. Surat Pernyataan Menyewa Tanah YERMIA, tanggal 20 Juni 2013, yang
diketahui Kepala Desa Tondok Bakaru MARIA, yang foto copynya telah
ka

dicocokkan dengan aslinya, telah bermaterai cukup, kemudian dilampirkan


ep

dalam berkas perkara ini dan diberi pertanda T – 8.2;


ah

12. Surat Pernyataan Menyewa Tanah PUALIKU, tanggal 20 Juni 2013, yang
R

diketahui Kepala Desa Tondok Bakaru MARIA, yang foto copynya telah
es

dicocokkan dengan aslinya, telah bermaterai cukup, kemudian dilampirkan


M

ng

dalam berkas perkara ini dan diberi pertanda T – 8.3;


on

Halaman 53 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
13. Surat Pernyataan Menyewa Tanah YOHANIS SAMBOLANGI, tanggal 20

R
Juni 2013, yang diketahui Kepala Desa Tondok Bakaru MARIA, yang foto

si
copynya telah dicocokkan dengan aslinya, telah bermaterai cukup,

ne
ng
kemudian dilampirkan dalam berkas perkara ini dan diberi pertanda T – 8.4;
14. Turunan Putusan Nomor 6/Pdt.G/2003/PN Pol, yang foto copynya telah
dicocokkan dengan aslinya, telah bermaterai cukup, kemudian dilampirkan

do
gu dalam berkas perkara ini dan diberi pertanda T – 9;
15. Surat Gugatan Nomor 6/Pdt.G/2003/PN Pol, yang ditandatangani oleh

In
A
LUTHER, tanggal 10 April 2003, yang foto copynya tidak dapat dicocokkan
dengan aslinya (foto copy di atas copy), telah bermaterai cukup, kemudian
ah

dilampirkan dalam berkas perkara ini dan diberi pertanda T – 9.1;

lik
16. Turunan Putusan Nomor 6/Pdt.G/2003/PN Pol, yang foto copynya telah
dicocokkan dengan aslinya, telah bermaterai cukup, kemudian dilampirkan
am

ub
dalam berkas perkara ini dan diberi pertanda T – 9.2;
17. Turunan Putusan Nomor 1888 K/Pid/2011, yang foto copynya telah
ep
dicocokkan dengan aslinya, yang foto copynya telah dicocokkan dengan
k

aslinya, telah bermaterai cukup, kemudian dilampirkan dalam berkas


ah

perkara ini dan diberi pertanda T – 10;


R

si
18. Surat Keterangan Hibah Tanah antara JOHANNES BATARAGOA (pemberi
Hibah) dengan RAINHARD BANGGAS (penerima Hibah) terhadap tanah

ne
ng

yang terletak di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,


Kabupaten Mamasa dengan luas ± 20.000 m² (dua puluh ribu meter

do
gu

persegi) tanggal 4 Mei 2014, yang foto copynya telah dicocokkan dengan
aslinya, telah bermaterai cukup, kemudian dilampirkan dalam berkas
perkara ini dan diberi pertanda T – 11;
In
A

19. Surat Keputusan Nomor 821/2198/DPPO/IV/2014 Tentang Penetapan


Sekolah dan Tingkat Satuan Pendidikan Penerima Dana Alokasi Khusus
ah

lik

(DAK) Bidang Pendidikan Menengah Kabupaten Mamasa Tahun Anggaran


2014 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah
m

ub

Raga, Drs. HARNAL EDISON, MM NIP. 19561225 198103 1 013, tanggal


30 April 2014, yang foto copynya telah dicocokkan dengan aslinya, telah
ka

bermaterai cukup, kemudian dilampirkan dalam berkas perkara ini dan


ep

diberi pertanda T – 12;


ah

20. Daftar Gaji Bulan Maret Tahun 2015 Kantor BPS-GTM, yang foto copynya
R

telah dicocokkan dengan aslinya, telah bermaterai cukup, kemudian


es

dilampirkan dalam berkas perkara ini dan diberi pertanda T – 13;


M

ng

on

Halaman 54 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
21. Salinan Keputusan Bupati Mamasa Nomor 220/KPTS-119/VI/2014 Tentang

R
Penetapan Struktur dan Komposisi Lembaga Adat Kabupaten Mamasa

si
Masa Bakti Tahun 2014 s/d 2019 yang ditandatangani oleh Bupati Mamasa

ne
ng
H. Ramlan Badawi, tanggal 7 Juni 2014, yang foto copynya telah
dicocokkan dengan aslinya, telah bermaterai cukup, kemudian dilampirkan
dalam berkas perkara ini dan diberi pertanda T – 14;

do
gu
Menimbang, bahwa selain bukti surat tersebut di atas, oleh kuasa

In
A
Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan IV telah diajukan 4 (empat) orang saksi-
saksi yang masing-masing bernama saksi 1). Talluminanga, 2). Demmaliling, 3).
ah

Yesaya dan 4). Mesakaraeng yang setelah bersumpah menurut cara

lik
agamanya, masing-masing memberikan keterangan yang pada pokoknya
sebagai berikut:
am

ub
Saksi ke-1 : TALLUMINANGA:
 Bahwa saksi kenal dengan sebagian dari Para Penggugat yaitu Pr.
ep
Sambopaillin, Petrus dan Luther, ada hubungan keluarga tapi sudah jauh
k

dan tidak ada hubungan pekerjaan sedangkan saksi tahu dengan Tergugat
ah

Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa sedangkan saksi tidak kenal
R

si
dengan Turut Tergugat I, II, III dan IV serta tidak ada hubungan keluarga
dan pekerjaan dengan Tergugat dan Turut Tergugat I, II, III dan IV;

ne
ng

 Bahwa saksi tahu antara Para Penggugat (Pr. Sambopaillin,


Bonggakaraeng, Lopo, Luther, Petrus dan Milka) dan Badan Pekerja Sinode

do
gu

Gereja Toraja Mamasa (Tergugat), Soleman ( Turut Tergugat I), Daud


Donga Alias Papa Krisna (Turut Tergugat II), Rian Alias Papa Giyo (Turut
Tergugat III) dan Wempi Alias Papa Irma (Turut Tergugat IV) yaitu
In
A

bersengketa mengenai masalah tanah persawahan yang terletak di


Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten
ah

lik

Mamasa;
 Bahwa saksi mengetahui batas-batas dari tanah obyek sengketa yang
m

ub

terletak di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,


Kabupaten Mamasa yaitu:
ka

 Sebelah Utara berbatasan dengan Limbong Toke’;


ep

 Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan raya;


ah

 Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah eks Markus Kaloli;


R

 Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Mamasa;


es
M

ng

on

Halaman 55 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa tanah obyek sengketa yang terletak di Litaksakka, Desa Tondok

R
Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa mempunyai luas ± 2

si
(dua) hektar;

ne
ng
 Bahwa saat ini tanah obyek sengketa dikuasai oleh Badan Pekerja Sinode
Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM);
 Bahwa Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM)

do
gu menguasai tanah obyek sengketa dari Malleto, Z. Ponno, Saratu dan So’pa;
 Bahwa Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM)

In
A
menguasai tanah obyek sengketa dari Saratu atas dasar tukar guling;
 Bahwa saksi tidak mengetahui dari mana Saratu mendapatkan tanah yang
ah

di tukar guling dengan tanah milik Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja

lik
Mamasa (BPS-GTM);
 Bahwa Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM)
am

ub
menguasai tanah obyek sengketa dari Malleto dimana Malleto
mendapatkan tanah tersebut dari orang tuanya yang bernama Indo
ep
Sangngin;
k

 Bahwa Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM)


ah

menguasai tanah obyek sengketa dari Z. Ponno dimana Z. Ponno


R

si
mendapatkan tanah tersebut dari Datulengkeng;
Bahwa Z. Ponno dengan Datulengkeng memiliki hubungan kekeluargaan

ne

ng

dimana Z. Ponno adalah kemenakan dari Datulengkeng;


 Bahwa tanah yang di jual oleh Z. Ponno kepada Badan Pekerja Sinode

do
gu

Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) diperoleh Datulengkeng dari membeli


kepada Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’;
In
 Bahwa saksi pernah melihat Saratu dan Datulengkeng menggarap tanah;
A

 Bahwa saksi pernah melihat Y. Lella (Opa Lella) menggarap tanah obyek
sengketa sebelum dikuasai oleh Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja
ah

lik

Mamasa (BPS-GTM);
 Bahwa saksi tidak mengetahui bagaimana cara sehingga tanah yang di
m

ub

garap oleh Y. Lella (Opa Lella) bisa berpindah dimana saat ini di kuasai oleh
Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM);
ka

 Bahwa sekolah yang saat ini berada di atas tanah obyek sengketa di
ep

bangun oleh Pemerintah Kabupaten Mamasa;


ah

 Bahwa Soleman (Turut Tergugat I) sudah lama pindah dari tanah obyek
R

sengketa;
es

Bahwa saksi adalah sebagai Kepala Dusun Tusan, Desa Tondok Bakaru;
M


ng

 Bahwa saksi pernah mendengar nama Indo’ Sondok (Sondok Langi);


on

Halaman 56 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa ketika Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia Y. Lella dan

R
Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’ yang “Matomate”;

si
 Bahwa saksi adalah anak dari Datulengkeng, dimana ibu saksi yang

ne
ng
memberi tahu saksi bahwasanya ketika Indo’ Sondok (Sondok Langi)
meninggal dunia Y. Lella dan Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe
Toto’ yang “Matomate”;

do

gu Bahwa saksi bersepupu dengan Z. Ponno;
 Bahwa saksi tidak pernah mengetahui bahwasanya Z. Ponno dahulu

In
A
pernah memiliki tanah di sekitar tanah obyek sengketa;
 Bahwa Z. Ponno mendapatkan kuasa untuk menjual tanah milik
ah

Datulengken pada tahun 1972;

lik
 Bahwa tanah milik Datulengken di jual oleh Z. Ponno kepada Badan
Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) dengan harga sejumlah
am

ub
Rp. 400.000,00 (empat ratus ribu rupiah);
 Bahwa tanah yang di jual oleh Z. Ponno kepada Badan Pekerja Sinode
ep
Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) dengan harga sejumlah Rp. 400.000,00
k

(empat ratus ribu rupiah) tersebut luasnya 12 (dua belas) tomabungka atau
ah

12 (dua belas) penggarapnya;


R

si
 Bahwa Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia pada tahun 1940;
Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Kuasa Tergugat dan

ne
ng

Turut Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV membenarkannya dan akan
menanggapinya dalam kesimpulan sedangkan Kuasa Para Penggugat akan

do
gu

menanggapinya dalam kesimpulan;


Saksi ke-2 : DEMMALILING:
In
 Bahwa saksi kenal dengan sebagian dari Para Penggugat yaitu Pr.
A

Sambopaillin, Bonggakaraeng, Petrus dan Luther, ada hubungan keluarga


tapi sudah jauh dan tidak ada hubungan pekerjaan sedangkan saksi tahu
ah

lik

dengan Tergugat Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa sedangkan


saksi tidak kenal dengan Turut Tergugat I, II, III dan IV serta tidak ada
m

ub

hubungan keluarga dan pekerjaan dengan Tergugat dan Turut Tergugat I, II,
III dan IV;
ka

 Bahwa saksi tahu antara Para Penggugat (Pr. Sambopaillin,


ep

Bonggakaraeng, Lopo, Luther, Petrus dan Milka) dan Badan Pekerja Sinode
ah

Gereja Toraja Mamasa (Tergugat), Soleman ( Turut Tergugat I), Daud


R

Donga Alias Papa Krisna (Turut Tergugat II), Rian Alias Papa Giyo (Turut
es

Tergugat III) dan Wempi Alias Papa Irma (Turut Tergugat IV) yaitu
M

ng

bersengketa mengenai masalah tanah persawahan yang terletak di


on

Halaman 57 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten

R
Mamasa;

si
 Bahwa saksi mengetahui batas-batas dari tanah obyek sengketa yang

ne
ng
terletak di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,
Kabupaten Mamasa yaitu:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Limbong Toke’;

do
gu  Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan raya;
 Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah milik BPS-GTM;

In
A
 Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Mamasa;
 Bahwa saksi pernah bekerja di Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja
ah

Mamasa (BPS-GTM) sejak tahun 1970 sampai dengan tahun 1978;

lik
 Bahwa saat ini tanah obyek sengketa dikuasai oleh Badan Pekerja Sinode
Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM);
am

ub
 Bahwa Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM)
menguasai tanah obyek sengketa membeli dari M. Kaloli;
ep
 Bahwa di atas tanah obyek segketa setelah di kuasai oleh Badan Pekerja
k

Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) tidak ada orang lain yang
ah

mengerjakannya;
R

si
 Bahwa saksi pernah melihat Malleto menggarap tanah di sekitar tanah
obyek sengketa;

ne
ng

 Bahwa Malleto memiliki tanah tersebut dari Indo’ Sangnging dimana Indo’
Sangnging memperoleh tanah tersebut dari orang tuanya;

do
gu

 Bahwa saksi tidak mengetahui dari mana Indo’ Saratu mendapatkan tanah
yang di tukar guling dengan tanah milik Badan Pekerja Sinode Gereja
In
Toraja Mamasa (BPS-GTM);
A

 Bahwa Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) memiliki


tanah di sebelah barat Randanan yang di tukar dengan Saratu;
ah

lik

 Bahwa sekolah yang saat ini berada di atas tanah obyek sengketa di
bangun oleh Pemerintah Kabupaten Mamasa;
m

ub

 Bahwa pada tahun 1970 saksi pernah menggarap tanah obyek sengketa;
 Bahwa saksi menggarap tanah obyek sengketa atas perintah dari Badan
ka

Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM);


ep

 Bahwa batas-batas tanah yang saksi garap pada tahaun 1970 adalah
ah

 Sebelah Utara berbatasan dengan Limbong Toke’;


R

 Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan raya;


es

Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah milik BPS-GTM;


M


ng

 Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Mamasa;


on

Halaman 58 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa saksi mengetahui tanah tersebut adalah milik Badan Pekerja Sinode

R
Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) karena pernah dikasih lihat surat

si
perjanjian jual belinya;

ne
ng
 Bahwa batas-batas tanah obyek sengketa sejak tahun 1970 ketika saksi
menggarap tanah tersebut sampai sekarang sama dan tidak pernah
berubah;

do
gu Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Kuasa Tergugat dan
Turut Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV membenarkannya dan akan

In
A
menanggapinya dalam kesimpulan sedangkan Kuasa Para Penggugat akan
menanggapinya dalam kesimpulan;
ah

Saksi ke-3 : YESAYA:

lik
 Bahwa saksi kenal dengan sebagian dari Para Penggugat yaitu Petrus dan
Luther, ada hubungan keluarga tapi sudah jauh dan tidak ada hubungan
am

ub
pekerjaan sedangkan saksi tahu dengan Tergugat Badan Pekerja Sinode
Gereja Toraja Mamasa sedangkan saksi tidak kenal dengan Turut Tergugat
ep
I, II, III dan IV serta tidak ada hubungan keluarga dan pekerjaan dengan
k

Tergugat dan Turut Tergugat I, II, III dan IV;


ah

 Bahwa saksi tahu antara Para Penggugat (Pr. Sambopaillin,


R

si
Bonggakaraeng, Lopo, Luther, Petrus dan Milka) dan Badan Pekerja Sinode
Gereja Toraja Mamasa (Tergugat), Soleman ( Turut Tergugat I), Daud

ne
ng

Donga Alias Papa Krisna (Turut Tergugat II), Rian Alias Papa Giyo (Turut
Tergugat III) dan Wempi Alias Papa Irma (Turut Tergugat IV) yaitu

do
gu

bersengketa mengenai masalah tanah persawahan yang terletak di


Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten
Mamasa;
In
A

 Bahwa saksi mengetahui batas-batas dari tanah obyek sengketa yang


terletak di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,
ah

lik

Kabupaten Mamasa yaitu:


 Sebelah Utara berbatasan dengan Limbong Toke’;
m

ub

 Sebelah Timur berbatasan dengan tanah miring yang di kuasai oleh


BPS-GTM sampai jalan raya;
ka

 Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah BPS-GTM;


ep

 Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Mamasa;


ah

 Bahwa tanah obyek sengketa yang terletak di Litaksakka, Desa Tondok


R

Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa mempunyai luas ± 1


es

(satu) hektar;
M

ng

on

Halaman 59 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa saksi pernah menjabat sebagai Kepala Desa di Tondok Bakaru yaitu

R
sejak tahun 2005 s/d 2009;

si
 Bahwa saat ini tanah obyek sengketa dikuasai oleh Badan Pekerja Sinode

ne
ng
Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) yang diatasnya ada bangunan sekolah
rumah karyawan dan kandang babi;
 Bahwa Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM)

do
gu menguasai tanah obyek sengketa membeli dari Z. Ponno, dimana Z. Ponno
mendapatkan kuasa dari Datulengken, tukar guling dengan Indo’ Malilin dan

In
A
dari So’pa dan Papa Lella yang memberikan kuasa kepada M. Kaloli untuk
menjual kepada Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM);
ah

Bahwa saksi tidak mengetahui letak tanah milik Badan Pekerja Sinode

lik

Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) yang di tukar guling dengan Indo’
Malilin;
am

ub
 Bahwa Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) juga
membeli dari Malleto dimana Malleto mendapatkan tanah tersebut dengan
ep
cara hibah dari Sangnging yang kemudian di jual kepada M. Kaloli;
k

 Bahwa saksi tidak mengetahui dari mana Indo’ Sangnging mendapatkan


ah

tanah yang di hibahkan kepada Malleto;


R

si
 Bahwa saksi tidak mengetahui dari mana So’pa mendapatkan tanah yang di
jual kepada Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM);

ne
ng

 Bahwa saksi tidak mengetahui dari mana Papa Lella (Y. Lella)
mendapatkan tanah yang di jual kepada Badan Pekerja Sinode Gereja

do
gu

Toraja Mamasa (BPS-GTM);


 Bahwa Datulengken mendapatkan tanah dari Demas Pualillin Alias
In
Demmaraya Alias Ambe Toto’;
A

 Bahwa saksi tidak mengetahui dari mana Demas Pualillin Alias Demmaraya
Alias Ambe Toto’ mendapatkan tanah tersebut;
ah

lik

 Bahwa saksi tahu orang tua dari Arruan Mewangka akan tetapi tidak pernah
bertemu;
m

ub

 Bahwa saksi pernah mendengar ketika Indo’ Sondok (Sondok Langi)


meninggal dunia dimana pada saat itu saksi masih kecil (anak-anak);
ka

 Bahwa saksi sebagai masyarakat Mamasa baru mendengar adat istiadat


ep

“Massapan” walaupun sering menghadiri pesta kematian;


ah

 Bahwa saksi mengetahui adat-istiadat “Matomate” dimana menurut adat di


R

Mamasa adalah adat-istiadat yang tumbuh dan berkembang di tengah-


es

tengah masyarakat Mamasa dimana ketika ada keluarga yang meninggal


M

ng

dunia bahwasanya pihak dari keluarga dekat orang yang meninggal


on

Halaman 60 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(almarhum) tersebut dapat menunjuk orang dari keluarga jauh yang

R
memiliki kemampuan untuk menggantikan anak-anak atau ahli waris dari

si
orang yang meninggal (almarhum) tersebut untuk mengadakan

ne
ng
pengorbanan dengan konsekwensi pihak-pihak yang mau menggantikan
untuk menanggung seluruh biaya pelaksanaan pesta kematian orang yang
meninggal (almarhum) tersebut dapat menguasai harta yang ditinggalkan

do
gu oleh orang yang meninggal (almarhum) tersebut sehingga biaya-biaya yang
telah dikorbankan oleh pihak-pihak lain tersebut tidak dapat diganti lagi oleh

In
A
para ahli warisnya, sehingga konsekwensinya harta orang yang meninggal
(almarhum) tidak dapat diminta kembali oleh para ahli warisnya;;
ah

Bahwa saksi pernah melihat Opa Lella (Y. Lella) menggarap tanah obyek

lik

sengketa;
 Bahwa saksi tidak mengetahui bahwasanya tanah obyek sengketa pernah
am

ub
di musyawarahkan di Lembaga Adat Korwil Rambusaratu;
 Bahwa saksi tidak pernah mendengar ada Lembaga Adat Korwil
ep
Rambusaratu dan apa kewenangannya dari Lembaga Adat tersebut selama
k

saksi menjabat sebagai Kepala Desa;


ah

 Bahwa selama saksi menjabat sebagai Kepala Desa tidak pernah


R

si
mendengar Arruan Mewangka mengajukan keberatan mengenai tanah
obyek sengketa;

ne
ng

 Bahwa di wilayah desa dimana saksi sebagai Kepala Desanya tidak ada
dokumen atau peta yang menjelaskan mengenai tanah-tanah yang ada di

do
gu

wilayah desa saksi;


 Bahwa selama saksi menjabat sebagai Kepala Desa pihak Badan Pekerja
Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) yang membayar pajak terhadap
In
A

tanah obyek sengketa;


 Bahwa Z. Ponno dengan saksi memiliki hubungan kekeluargaan dimana Z.
ah

lik

Ponno adalah paman dari saksi;


 Bahwa saksi tidak pernah mengetahui proses jual beli antara Badan
m

ub

Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) dengan pihak-pihak


tersebut di atas karena saksi masih kecil (anak-anak) pada saat dilakukan
ka

jua beli tersebut;


ep

 Bahwa saksi pernah melihat Y. Lella (Opa Lella) menggarap tanah obyek
ah

sengketa sebelum dikuasai oleh Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja


R

Mamasa (BPS-GTM);
es

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Kuasa Tergugat dan


M

ng

Turut Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV membenarkannya dan akan
on

Halaman 61 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menanggapinya dalam kesimpulan sedangkan Kuasa Para Penggugat akan

R
menanggapinya dalam kesimpulan;

si
Saksi ke-4 : MESAKARAENG:

ne
ng
 Bahwa saksi kenal dengan sebagian dari Para Penggugat yaitu Pr.
Sambopailling, Bonggakaraeng dan Luther, ada hubungan keluarga tapi
sudah jauh dan tidak ada hubungan pekerjaan sedangkan saksi tahu

do
gu dengan Tergugat Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa sedangkan
saksi tidak kenal dengan Turut Tergugat I, II, III dan IV serta tidak ada

In
A
hubungan keluarga dan pekerjaan dengan Tergugat dan Turut Tergugat I, II,
III dan IV;
ah

Bahwa saksi tahu antara Para Penggugat (Pr. Sambopaillin,

lik

Bonggakaraeng, Lopo, Luther, Petrus dan Milka) dan Badan Pekerja Sinode
Gereja Toraja Mamasa (Tergugat), Soleman ( Turut Tergugat I), Daud
am

ub
Donga Alias Papa Krisna (Turut Tergugat II), Rian Alias Papa Giyo (Turut
Tergugat III) dan Wempi Alias Papa Irma (Turut Tergugat IV) yaitu
ep
bersengketa mengenai masalah tanah persawahan yang terletak di
k

Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten


ah

Mamasa;
R

si
 Bahwa saksi mengetahui batas-batas dari tanah obyek sengketa yang
terletak di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,

ne
ng

Kabupaten Mamasa yaitu:


 Sebelah Utara berbatasan dengan Limbong Toke’;

do
gu

 Sebelah Timur berbatasan dengan tanah miring yang di kuasai oleh


BPS-GTM;
Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah BPS-GTM;
In

A

 Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Mamasa;


 Bahwa tanah obyek sengketa yang terletak di Litaksakka, Desa Tondok
ah

lik

Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa mempunyai luas ± 2


(dua) hektar;
m

ub

 Bahwa saksi menjabat sebagai Kepala Dusun Kandenan sejak tahun 2003
sampai sekarang;
ka

 Bahwa saat ini tanah obyek sengketa dikuasai oleh Badan Pekerja Sinode
ep

Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM);


ah

 Bahwa Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM)


R

menguasai tanah obyek sengketa membeli dari Z. Ponno dan tukar guling
es

dengan Indo’ Saratu;


M

ng

on

Halaman 62 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
 Bahwa So’pa juga menjual tanahya kepada Badan Pekerja Sinode Gereja

R
Toraja Mamasa (BPS-GTM);

si
 Bahwa saksi juga mengetahui bahwasanya Papa Lella (Y. Lella) juga

ne
ng
pernah mempunyai tanah di atas tanah obyek sengketa;
 Bahwa Z. Ponno mendapatkan tanah yang di jual kepada Badan Pekerja
Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) dari Datulengkeng;

do

gu Bahwa Datulengken mendapatkan tanah dari Demas Pualillin Alias
Demmaraya Alias Ambe Toto’;

In
A
 Bahwa saksi pernah melihat Datulengkeng menggarap tanahnya sehingga
hasil panen dari tanah tersebut diambil oleh Datulengkeng;
ah

Bahwa Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) membeli

lik

tanah obyek sengketa pada tahun 1972;
 Bahwa saksi tidak mengetahui apakah Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja
am

ub
Mamasa (BPS-GTM) ada surat jual belinya atau tidak;
 Bahwa saksi pernah mendengar nama Arruan Mewangka (Do Arruang);
ep
 Bahwa saksi tidak mengetahui dari mana Papa Lella mendapatkan tanah
k

yang di jual kepada Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-
ah

GTM);
R

si
 Bahwa Datulengken mendapatkan tanah dari Demas Pualillin Alias
Demmaraya Alias Ambe Toto’;

ne
ng

 Bahwa saksi tidak mengetahui dari mana Demas Pualillin Alias Demmaraya
Alias Ambe Toto’ mendapatkan tanah tersebut;

do
gu

 Bahwa saksi tidak mengetahui apakah batas-batas dari tanah obyek


sengketa sekarang sama dengan batas-batas tanah yang di jualoleh M.
In
Kaloli kepada Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM);
A

 Bahwa saksi pernah melihat Y. Lella (Opa Lella) menggarap tanah obyek
sengketa sebelum dikuasai oleh Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja
ah

lik

Mamasa (BPS-GTM);
 Bahwa saksi membenarkan surat keterangan yang di tandatanganinya
m

ub

sebagaimana bukti surat P – 4;


Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Kuasa Tergugat dan
ka

Turut Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV membenarkannya dan akan
ep

menanggapinya dalam kesimpulan sedangkan Kuasa Para Penggugat akan


ah

menanggapinya dalam kesimpulan;


R

Menimbang, bahwa untuk menyingkat uraian dalam putusan ini maka


es

segala sesuatu yang telah dipertimbangkan dalam eksepsi tersebut di atas


M

ng

sepanjang relevan maka secara mutatis mutandis dianggap telah turut


on

Halaman 63 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dipertimbangkan dan dianggap satu kesatuan yang bulat dan utuh dalam

R
pertimbangan tuntutan dalam pokok perkara ini;

si
Menimbang, bahwa sekarang Majelis Hakim akan meneliti dan

ne
ng
mempertimbangkan petitum surat gugatan Para Penggugat secara satu
persatu;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim terlebih dahulu akan

do
gu
mempertimbangkan dan meneliti petitum surat gugatan Para Penggugat angka
3 (tiga) yaitu “Menyatakan bahwa obyek sengketa adalah harta peninggalan

In
A
atau harta asal dari almarhum Indo Sondok yang belum terbagi kepada Para
ahli waris (Para Penggugat)”;
ah

Menimbang, bahwa untuk menentukan siapa yang memiliki alas hak

lik
terhadap tanah obyek sengketa tersebut apakah Para Penggugat ataukah
Tergugat dan Turut Tergugat I, II, III dan IV, maka Majelis Hakim akan
am

ub
mempertimbangkannya melalui beberapa aspek-aspek berikut;
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya maka Para
ep
Penggugat mengajukan alat bukti surat tertanda P - 1, P - 2, P - 3, P - 4, P - 5, P
k

– 6, P - 7 dan P - 8, kemudian Tergugat mengajukan alat bukti surat tertanda T


ah

– 1, T – 2, T – 3, T – 4, T – 5, T – 6, T – 7.1, T – 7.2, T – 7.3, T – 8.1, T – 8.2, T


R

si
– 8.3, T – 8.4, T – 9, T – 9.1, T – 9.2, T – 10, T – 11, T – 12, T – 13, dan T – 14;
Menimbang, bahwa berdasarkan Posita dan Petitum surat gugatan Para

ne
ng

Penggugat, Replik, Kesimpulan serta bukti surat tertanda P – 1, yaitu tentang


Silsilah Keturunan Keluarga INDO’ SONDOK yang dibuat oleh LUTHER pada

do
gu

tanggal 20 Januari 2015, bukti surat tertanda P – 2, yaitu tentang Surat


Keterangan Asal-usul Kepemilikan Tanah Sawah Mamasa tanggal 6 Desember
2011, yang dalam adat-istiadat masyarakat Mamasa di sebut dengan “Batang
In
A

Lembang”, bukti surat tertanda P – 3, yaitu tentang Surat Keterangan Nomor


297/DTB/XI/2012 yang menerangkan bahwasanya tanah sawah atau tanah
ah

lik

kering adalah benar tanah tersebut milik Almarhum Sondok Langi’, yang
ditandatangani oleh Kepala Desa Tondok Bakaru Atas Nama Maria tanggal 12
m

ub

November 2012, bukti surat tertanda P – 4, yaitu tentang Surat Keterangan


yang ditandatangani oleh Kepala Dusun Kandenan Desa Tondok Bakaru,
ka

Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa Propinsi Sulawesi Barat Atas Nama


ep

Mesakaraeng, tanggal 31 Januari 2015, yang menyatakan bahwasanya tanah


ah

sawah dengan batas-batas: Sebelah Utara Limbong Toke’, Sebelah Timur tanah
R

yang dikuasai oleh Tergugat dan jalan raya ke Rantebuda, Sebelah Selatan
es

tanah yang dikuasai oleh Tergugat dan Sebelah Barat berbatasan dengan
M

ng

sungai Mamasa yang dimaksud adalah benar harta milik kepunyaan Indo’
on

Halaman 64 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sondok alias Sondok Langi’ serta bukti surat tertanda P – 5, yaitu tentang Hasil

R
Musyawarah Lembaga Adat Kabupaten Mamasa Korwil Rambusaratu di

si
Hadapan Tokoh Adat /Tokoh Masyarakat di Wilayah Kehadatan Rambusaratu,

ne
ng
terkait dengan sengketa sawah di Litaksakka yang ditandatangani oleh Joni
Dettumanan sebagai Korwil Hadat Rambusaratu, tanggal 24 September 2014;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat tertanda P – 1 sampai

do
gu
dengan P – 5 hal ini berkesuaian dengan keterangan saksi-saksi yang
dihadirkan oleh Para Penggugat yaitu saksi 1). Jhonni Dettumanan, 2).

In
A
Sangkala, 3). Buntu Ma’dika, 4). Limbong Malilin dan 5). Luther Langi
bahwasanya Sura’ Langi semasa hidupnya telah menikah dengan Langi
ah

Kaiyang dimana selama pernikahannya tersebut Sura’ Langi memiliki 2 (dua)

lik
orang anak yaitu Indo Sondok (Sondok Langi) dan Pampang Langi;
Menimbang, bahwa berdasarkan Posita dan Petitum surat gugatan Para
am

ub
Penggugat, Replik, kesimpulan dan keterangan saksi-saksi yang dihadirkan
oleh Para Penggugat dipersidangan dan dikuatkan dengan bukti tertanda P – 1
ep
bahwasanya Indo Sondok (Sondok Langi) selama hidupnya telah menikah
k

dengan Pua Lembang akan tetapi selama pernikahannya tersebut Indo Sondok
ah

(Sondok Langi) tidak memiliki keturunan oleh karena Indo Sondok (Sondok
R

si
Langi) mandul, sedangkan saudara kandung dari Indo Sondok (Sondok Langi)
yaitu Pampang Langi selama hidupnya menikah dengan Datu Bonga dimana

ne
ng

selama pernikahannya tersebut Pampang Langi memiliki 1 (satu) orang anak


yang bernama Arruan Mewangka;

do
gu

Menimbang, bahwa Arruan Mewangka selama hidupnya menikah


dengan Arruan Silomba dimana selama pernikahannya tersebut Arruan
Mewangka memiliki 8 (delapan) orang anak antara lain bernama Sambo Paillin,
In
A

Bongga Karaeng, Setiawati, Limbong Saratu, Lopo, Luther, Petrus dan Milka;
Menimbang, bahwa berdasarkan Posita dan Petitum surat gugatan Para
ah

lik

Penggugat, Replik, Kesimpulan dan keterangan saksi-saksi yang dihadirkan


oleh Para Penggugat dipersidangan yaitu saksi 1). Jhonni Dettumanan, 2).
m

ub

Sangkala, 3). Buntu Ma’dika, 4). Limbong Malilin dan 5). Luther Langi dan
dikuatkan dengan bukti tertanda P – 2 bahwasanya semasa hidupnya Sura’
ka

Langi memiliki harta bawaan “Ewanan Boko’na” berupa tanah sawah dan
ep

pekarangan yang terletak di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan


ah

Mamasa, Kabupaten Mamasa (obyek sengketa);


R

Menimbang, bahwa oleh karena semasa hidupnya dari Sura’ Langi


es

memiliki harta bawaan “Ewanan Boko’na” berupa tanah sawah dan pekarangan
M

ng

yang terletak di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa,


on

Halaman 65 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kabupaten Mamasa tersebut maka harta bawaan “Ewanan Boko’na” yang

R
berupa tanah sawah dan pekarangan itu tidak dapat dimiliki oleh istri dari Sura’

si
Langi yaitu Langi Kaiyang sehingga harta bawaan “Ewanan Boko’na” tersebut

ne
ng
akan turun-temurun kepada anak-anak dari Sura’ Langi sebagaimana dalam
adat istiadat di masyarakat Mamasa disebut dengan “Batang lembang”;
Menimbang, bahwa berdasarkan Posita dan Petitum surat gugatan Para

do
gu
Penggugat, Replik, Kesimpulan dan keterangan saksi-saksi yang dihadirkan
oleh Para Penggugat dipersidangan yaitu saksi 1). Jhonni Dettumanan, 2).

In
A
Sangkala, 3). Buntu Ma’dika, 4). Limbong Malilin dan 5). Luther Langi dan
dikuatkan dengan bukti tertanda P – 3, dan P – 4 bahwasanya Indo’ Sondok
ah

(Sondok Langi) adalah pemilik tanah yang saat ini sedang disengketakan dalam

lik
perkara a quo atas dasar “Batang lembang”; karena Pampang Langi saudara
kandung Indo’ Sondok (Sondok Langi) telah meninggal terlebih dahulu dari
am

ub
pada Indo’ Sondok (Sondok Langi);
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil sangkalannya Tergugat
ep
mengajukan bukti surat berupa bukti surat tertanda T – 1, T – 2, T – 3, T – 4, T
k

– 5, T – 6, T – 7.1, T – 7.2, T – 7.3, T – 8.1, T – 8.2, T – 8.3, T – 8.4, T – 9, T –


ah

9.1, T – 9.2, T – 10, T – 11, T – 12, T – 13, dan T – 14, dan saksi-saksi yaitu: 1).
R

si
Talluminanga, 2). Demmaliling, 3). Yesaya dan 4). Mesakaraeng;
Menimbang, bahwa berdasarkan Jawaban, Duplik dan Kesimpulan

ne
ng

terhadap surat gugatan Para Penggugat dan berdasarkan keterangan saksi-


saksi: 1). Talluminanga, 2). Demmaliling, 3). Yesaya dan 4). Mesakaraeng serta

do
gu

bukti T – 1 tentang Surat Perjanjian Jual Beli/Gadai antara Z. PONNO (sebagai


Penjual) dengan Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (sebagai
Pembeli) tanggal 11 Oktober 1972, yang disaksikan oleh Kepala Desa Mamasa,
In
A

A. ARRUAN SUKKU dan diketahui oleh Kepala Kecamatan Mamasa P. SILA,


B.A, bukti surat tertanda T – 2 tentang Surat Surat Perjanjian Tukar Menukar
ah

lik

Tanah antara Pr. SARATU (pihak yang ditukar) dengan Badan Pekerja Syinode
Gereja Toraja Mamasa (pihak yang menukar), tanggal 21 September 1972,
m

ub

bukti surat tertanda T – 3 tentang Surat Perjanjian antara DEMAS PUALILLIN


(pihak Penjual) dengan DATULENGKEN (pihak Pembeli) tanggal 31 Agustus
ka

1956 yang disaksikan oleh DEMMATAKKO (Kepala Kampung Buntu Kasisi) dan
ep

NATANIEL OKO’, bukti surat tertanda T – 4 tentang Surat Penjualan antara


ah

MARKUS KALOLI (pihak Penjual) dengan Ketua Badan Pekerja Syinode


R

Gereja Toraja Mamasa (pihak Pembeli), atas sebidang tanah sawah yang
es

terletak di Litaksakka dengan harga sejumlah Rp. 2.650.000,00 (dua juta enam
M

ng

ratus lima puluh ribu rupiah) tanggal 24 Januari 1972 , bahwasanya tanah obyek
on

Halaman 66 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sengketa diperoleh Tergugat dari alas hak yang sah yaitu berdasarkan jual beli

R
dan tukar menukar dengan pihak-pihak tersebut di atas;

si
Menimbang, bahwa berdasarkan Jawaban, Duplik dan Kesimpulan

ne
ng
terhadap surat gugatan Para Penggugat dan berdasarkan keterangan saksi-
saksi: Talluminanga, Demmaliling, Yesaya dan Mesakaraeng serta bukti surat
tertanda T – 7.1 tentang Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan

do
gu
Bangunan Tahun 2011 dan 2012 atas nama wajib pajak PARPEM, terhadap
obyek pajak yang terletak di Dusun Kandenan, Desa Tondok Bakaru,

In
A
Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, bukti surat tertanda T – 7.2 tentang
Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan Tahun 2007
ah

atas nama wajib pajak PARPEM, terhadap obyek pajak yang terletak di Dusun

lik
Kandenan, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa,
bukti surat tertanda T – 7.3 tentang Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
am

ub
Pajak Bumi dan Bangunan tahun 1996 atas nama wajib pajak Pendeta P.
MONY, terhadap obyek pajak yang terletak di Mamasa Kota, Desa Mamasa,
ep
Kacamatan Mamasa, Kabupaten Polewali Mamasa bahwasanya selama ini
k

yang membayar pajak terhadap tanah yang terletak di Dusun Kandenan, Desa
ah

Tondok Bakaru, Kabupaten Mamasa adalah Parpem sedangkan pembayaran


R

si
pajak terhadap tanah yang terletak di Mamasa Kota adalah Pendeta P.Mony;
Menimbang, bahwa berdasarkan Jawaban, Duplik dan Kesimpulan

ne
ng

terhadap surat gugatan Para Penggugat dan berdasarkan keterangan saksi-


saksi: 1). Talluminanga, 2). Demmaliling, 3). Yesaya dan 4). Mesakaraeng serta

do
gu

bukti surat tertanda T – 8.1 tentang Surat Pernyataan Menyewa Tanah Pdt. B.
DERMAWAN, yang diketahui oleh Kepala Desa Tondok Bakaru MARIA, tanggal
20 Juni 2013, bukti surat tertanda T – 8.2 tentang Surat Pernyataan Menyewa
In
A

Tanah YERMIA, yang diketahui Kepala Desa Tondok Bakaru MARIA, tanggal 20
Juni 2013, bukti surat tertanda T – 8.3 tentang Surat Pernyataan Menyewa
ah

lik

Tanah PUA LIKU, yang diketahui Kepala Desa Tondok Bakaru MARIA, tanggal
20 Juni 2013, bukti surat tertanda T – 8.4 tentang Surat Pernyataan Menyewa
m

ub

Tanah YOHANIS SAMBOLANGI, yang diketahui Kepala Desa Tondok Bakaru


MARIA, tanggal 20 Juni 2013, bahwasanya para pihak-pihak tersebut di atas
ka

menyewa tanah yang terletak di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kacamatan


ep

Mamasa, Kabupaten Mamasa dari Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja


ah

Mamasa (BPS-GTM);
R

Menimbang, bahwa berdasarkan Jawaban, Duplik dan Kesimpulan


es

terhadap surat gugatan Para Penggugat dan berdasarkan keterangan saksi-


M

ng

saksi: 1). Talluminanga, 2). Demmaliling, 3). Yesaya dan 4). Mesakaraeng serta
on

Halaman 67 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bukti surat tertanda T – 9 tentang Turunan Putusan Nomor 6/Pdt.G/2003/PN

R
Pol, bukti surat tertanda T – 9.1 tentang Surat Gugatan Nomor 6/Pdt.G/2003/PN

si
Pol, yang ditandatangani oleh LUTHER, tanggal 10 April 2003, bukti surat

ne
ng
tertanda T – 9.2 tentang Turunan Putusan Nomor 6/Pdt.G/2003/PN Pol dan
bukti surat tertanda T – 10 tentang Turunan Putusan Nomor 1888 K/Pid/2011,
bahwasanya Luther (salah satu Penggugat) pernah mengajukan gugatan yang

do
gu
berkaitan dengan tanah yang terletak di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru,
Kacamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa akan tetapi gugatan tersebut tidak

In
A
diterima (Niet ontvankelijke Verklaard) sehingga ketika Luther ingin menguasai
maka ia dikenakan hukuman pidana;
ah

Menimbang, bahwa berdasarkan Jawaban, Duplik dan kesimpulan

lik
terhadap surat gugatan Para Penggugat dan berdasarkan keterangan saksi-
saksi: 1). Talluminanga, 2). Demmaliling, 3). Yesaya dan 4). Mesakaraeng serta
am

ub
bukti surat tertanda T – 11 tentang Surat Keterangan Hibah Tanah antara
JOHANNES BATARAGOA (pemberi Hibah) dengan RAINHARD BANGGAS
ep
(penerima Hibah) terhadap tanah yang terletak di Litaksakka, Desa Tondok
k

Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa dengan luas ± 20.000 m²


ah

(dua puluh ribu meter persegi) tanggal 4 Mei 2014, bahwasanya pengurus dari
R

si
Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) yang diwakili oleh
JOHANNES BATARAGOA telah menghibahkan lahan seluas ± 20.000 m² (dua

ne
ng

puluh ribu meter persegi) kepada Ketua Yayasan Pendidikan Kristen (YPK-
GTM) yang diwakili oleh RAINHARD BANGGAS;

do
gu

Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim memberikan pertimbangan


mengenai aspek-aspek tersebut di atas, oleh karena adanya pertentangan
mengenai nilai kekuatan dan batas minimal pembuktian dari bukti surat
In
A

keterangan jual beli dan tukar-menukar terhadap bagian yang saat ini menjadi
tanah obyek sengketa (bukti surat tertanda T – 1, T – 2, T – 3, dan T – 4) maka
ah

lik

terlebih dahulu Majelis Hakim akan memberikan pendapatnya mengenai nilai


kekuatan dan batas minimal pembuktian dari bukti surat keterangan jual beli
m

ub

dan tukar-menukar terhadap bagian yang saat ini menjadi tanah obyek
sengketa (bukti surat tertanda T – 1, T – 2, T – 3, dan T – 4) yang di ajukan oleh
ka

Tergugat tersebut;
ep

Menimbang, bahwa di dalam surat keterangan jual beli tertanda T – 1, T


ah

– 2, T – 3 dan T – 4 tersebut para pihak (semua pihak-pihak baik pihak pertama


R

sebagai penjual maupun pihak kedua sebagai pembeli) yang namanya ada
es

tersebut di dalam surat perjanjian jual beli tersebut telah membubuhkan tanda
M

ng

tangan di dalamnya dan juga telah bermaterai yang di saksikan oleh saksi dan
on

Halaman 68 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diketahui oleh perangkat desa yaitu Kepala Desa setempat dan diketahui oleh

R
Pejabat Kecamatan yaitu Kepala Kecamatan Mamasa pada saat itu, sehingga

si
menurut hemat Majelis Hakim bukti surat perjanjian jual beli terhadap tanah

ne
ng
obyek sengketa tertanda T – 1, T – 2, T – 3 dan T – 4 yang di ajukan oleh
Tergugat tersebut adalah suatu Akta Bawah Tangan sebagaimana ketentuan
dalam Pasal 1874 Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan Pasal 286 RBg

do
gu
yang menyatakan bahwasanya ciri-ciri suatu akta di bawah tangan adalah
tulisan atau akta yang ditandatangani di bawah tangan, tidak dibuat dan

In
A
ditandatangani dihadapan pejabat yang berwenang (pejabat umum) akan tetapi
dibuat sendiri oleh para pihak dimana isi yang diterangkan di dalamnya
ah

menyangkut perbuatan hukum (reschts handeling) atau hubungan hukum

lik
(reschts bettrekking) dan sengaja dibuat untuk dijadikan bukti dari perbuatan
hukum yang disebutkan di dalamnya, sehingga telah memenuhi syarat formil
am

ub
dan materiil dari suatu akta sebagaimana ciri-ciri di atas karena di dalamnya
telah memuat adanya para pihak yang melakukan perjanjian, para pihak yang
ep
ada di dalamnya telah membubuhkan tandatangan yang berarti dengan
k

membubuhkan tandatangan di dalam surat perjanjian tersebut, para pihak-pihak


ah

telah mengetahui dan mengerti akan isi dari apa yang ada di dalam surat
R

si
perjanjian tersebut, dicantumkan tanggal penandatanganan dan tempat
penandatanganan yang didalamnya berisi persetujuan tentang perbuatan

ne
ng

hukum (reschts handeling) atau hubungan hukum (reschts bettrekking) yang


sengaja dibuat untuk dijadikan bukti sehingga surat keterangan jual beli dan

do
gu

tukar-menukar tanah yang di buat oleh para pihak tersebut sebagaimana surat
bukti tertanda T – 1, T – 2, T – 3 dan T – 4 tersebut menurut Majelis Hakim telah
memenuhi ketentuan formil dan materiil dari suatu akta sehingga dengan
In
A

dipenuhinya syarat formil dan materiil di atas maka akta surat perjanjian jual beli
dan tukar-menukar sebagaimana surat bukti tertanda T – 1, T – 2, T – 3 dan T –
ah

lik

4 tersebut telah memenuhi ketentuan di dalam Pasal 1875 KUH Perdata


dimana “suatu tulisan di bawah tangan yang diakui oleh orang terhadap siapa
m

ub

tulisan itu hendak dipakai atau yang dengan cara menurut undang-undang
dianggap sebagai diakui, memberikan terhadap orang-orang yang
ka

menandatanganinya serta para ahli warisnya dan orang-orang yang mendapat


ep

hak dari pada mereka merupakan bukti yang sempurna seperti suatu akta
ah

otentik” dan sebagaimana di tegaskan di dalam Pasal 288 RBg bahwasanya


R

”surat-surat di bawah tangan yang berasal dari orang-orang Indonesia atau


es

Golongan Timur Asing, yang telah diakui kebenarannya oleh orang yang akan di
M

ng

lawan dengan surat itu atau dengan suatu cara yang sah dipandang sebagai
on

Halaman 69 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
telah diakui kebenarannya, menimbulkan pembuktian yang lengkap yang sama

R
dengan akta otentik bagi pihak-pihak yang menandatanganinya serta ahli waris

si
mereka dan yang mendapat hak dari pada mereka”;

ne
ng
Menimbang, bahwa dengan demikian surat keterangan jual beli dan
tukar-menukar sebagaimana surat bukti tertanda T – 1, T – 2, T – 3 dan T – 4
yang di ajukan oleh Tergugat tersebut menurut Majelis Hakim merupakan suatu

do
gu
akta yang nilai pembuktiannya sama dengan akta autentik sehingga nilai
kekuatan pembuktian yang melekat padanya sempurna dan mengikat

In
A
(volleding en bindende bewijskracht) dan batas minimal pembuktiannya mampu
berdiri sendiri tanpa bantuan alat bukti lain sehingga pada dirinya telah
ah

terpenuhi batas minimal pembuktian, namun dengan demikian nilai kekuatan

lik
dan batas minimal pembuktiannya akta di bawah tangan yang disamakan
dengan akta otentik tersebut di atas dapat berubah apabila terhadapnya
am

ub
diajukan bukti lawan serta isi dan tanda tangan diingkari atau tidak diakui pihak
lawan sehingga akan terjadi perubahan yang subtansial terhadap nilai kekuatan
ep
pembuktian yang melekat kepadanya, karena akan berubah menjadi alat bukti
k

yang tidak bisa berdiri sendiri akan tetapi memerlukan tambahan dari salah satu
ah

alat bukti yang lain apakah dari keterangan saksi ataupun alat bukti yang
R

si
lainnya;
Menimbang, bahwa oleh karena bukti T - 1, T - 2, T - 3, dan T - 4

ne
ng

tersebut di atas merupakan alat bukti yang autentik, maka sebagaimana dalam
anotasi M. Yahya Harahap, SH. dalam bukunya Hukum Acara Perdata tentang

do
gu

gugatan, persidangan, penyitaan, pembuktian dan putusan Pengadilan,


Penerbit Sinar Grafika, Jakarta cetakan ke Sembilan, tahun 2009, pada
halaman 514 mengemukakan bahwa semua alat bukti yang diajukan pihak lain
In
A

(Penggugat atau Tergugat) dapat dibantah atau dilumpuhkan dengan bukti


lawan. Alat bukti keterangan saksi dapat dibantah pihak lawan dengan alat bukti
ah

lik

yang sama maupun dengan jenis alat bukti lain. Bahkan alat bukti autentik
dapat dibantah dengan bukti lawan. Dalam putusan Mahkamah Agung
m

ub

Republik Indonesia Nomor 3360 K/Sip/1983, dikatakan bahwa memang benar


berdasarkan Pasal 1870 KUHPerdata, nilai kekuatan pembuktian yang melekat
ka

pada akta otentik adalah sempurna (volledig). Akan tetapi hal itu melekat
ep

sepanjang tidak ada diajukan bukti lawan (tegenbewijs) oleh pihak lawan. Oleh
ah

karena itu kesempurnaannya tidak bisa menentukan (besslisend) atau


R

memaksa (dwingend). Kesempurnaannya dapat dilumpuhkan dengan bukti


es

lawan (tegenbewisj). Sedangkan yang dimaksud dengan bukti lawan atau


M

ng

tegenbewisj (counter proof) adalah pembuktian sebaliknya;


on

Halaman 70 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa untuk melumpuhan kesempurnaan dari bukti T – 1

R
s/d T – 4 yang diajukan oleh Tergugat tersebut maka Para Penggugat

si
mengajukan bukti lawan atau tegenbewisj (counter proof) dengan mengajukan

ne
ng
bukti bukti surat tertanda P – 1, P – 2, P – 3, P – 4, P – 5, P – 7 dan P – 8 serta
5 (lima) orang saksi yaitu saksi 1). Jhonni Dettumanan, 2). Sangkala, 3). Buntu
Ma’dika, 4). Limbong Malilin dan 5). Luther Langi;

do
gu Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan mengenai syarat materil alat bukti saksi dimana keterangan

In
A
yang diberikan apakah bersesuaian pula dengan alat bukti-bukti yang lain
sesuai dengan yang dikehendaki didalam Pasal 1908 KUHPerdata dan Pasal
ah

309 RBg, dalam hal ini apakah keterangan saksi-saksi Tergugat dan Turut

lik
Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV bersesuaian pula dengan bukti-bukti surat
yang telah diajukan di Persidangan yaitu bukti surat T – 1 s/d T – 4;
am

ub
Menimbang, bahwa surat keterangan jual beli terhadap sebagian dari
tanah obyek sengketa sebagaimana bukti surat tertanda T – 1 yang di ajukan
ep
oleh Tergugat di dalamnya tertulis bahwasanya telah terjadi ikatan jual beli
k

terhadap sebidang tanah sawah dengan luas ± 0,32 Ha (nol koma tiga puluh
ah

dua) yang terletak di Litaksakka, Desa Mamasa, Kecamatan Mamasa,


R

si
Kabupaten Polewali Mamasa antara pihak pertama Z. Ponno (sebagai penjual)
dengan pihak kedua Badan Pekerja Syinode Gereja Toraja Mamasa (sebagai

ne
ng

pembeli) dengan harga yang telah disepakati yaitu sejumlah Rp. 450.000,00
(empat ratus lima puluh ribu rupiah), dimana di dalam surat perjanjian jual beli

do
gu

tersebut disebutkan batas-batas tanahnya yaitu: Sebelah Utara berbatasan


dengan Limbong Toke’, Sebelah Timur berbatasan dengan jalan ke Rantebuda,
Sebelah Selatan berbatasan dengan kompleks perumahan Roma Katolik (tanah
In
A

milik M. Kaloli) dan Sebelah Barat berbatasan dengan sungai Mamasa dan
dengan adanya saksi dan diketahui oleh Pejabat Kecamatan yaitu Kepala
ah

lik

Kecamatan Mamasa pada saat itu tanggal 11 Oktober 1972;


Menimbang, bahwa surat keterangan tukar-menukar terhadap sebagian
m

ub

dari obyek sengketa bukti surat tertanda T – 2 yang diajukan oleh Tergugat di
dalamnya tertulis bahwasanya Saratu sebagai pihak I (pihak yang di tukar
ka

sawahnya) dengan Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM)


ep

sebagai pihak II (pihak yang menukar sawahnya) telah bersepakat untuk saling
ah

mengadakan tukat-menukar tanah sawah dimana Saratu sebagai pihak I (pihak


R

yang di tukar sawahnya) akan menyerahkan sawahnya yang terletak di


es

Litaksakka kepada Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM)


M

ng

sebagai pihak II (pihak yang menukar sawahnya) dimana Badan Pekerja


on

Halaman 71 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) sebagai pihak II (pihak yang

R
menukar sawahnya) akan menyerahkan tanahnya yang ada di Randanan

si
kepada Saratu sebagai pihak I (pihak yang di tukar sawahnya) sebagaimana

ne
ng
batas-batas masing-masing tanah pada gambar terlampir, akan tetapi di dalam
bukti surat tertanda T – 2 tersebut tidak ikut dilampirkan sehingga tidak
diketahui dengan pasti mana tanah milik dari Saratu sebagai pihak I (pihak yang

do
gu
di tukar sawahnya) dan mana tanah dari Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja
Mamasa (BPS-GTM) sebagai pihak II (pihak yang menukar sawahnya), sehigga

In
A
tidak diketahui batas-batas tanah yang dijadikan sebagai obyek tukar menukar
dari tanah tersebut;
ah

Menimbang, bahwa surat keterangan jual beli terhadap sebagian dari

lik
tanah obyek sengketa bukti surat tertanda T – 3 yang di ajukan oleh Tergugat di
dalamnya tertulis bahwasanya telah terjadi ikatan jual beli terhadap sebidang
am

ub
tanah sawah yang tidak diketahui luasnya, terletak di Mamasa, bhg.kg. Tusan,
dist Mamasa, antara pihak pertama Demas Pualillin (sebagai penjual) dengan
ep
pihak kedua Datulengken (sebagai pembeli) dengan harga yang telah
k

disepakati yaitu 15 (lima belas) inanna, dimana di dalam surat perjanjian jual
ah

beli tersebut disebutkan batas-batas tanahnya yaitu: Sebelah Utara berbatasan


R

si
dengan Sungai Mamasa, Sebelah Timur berbatasan dengan sawah Duri,
Sebelah Selatan berbatasan dengan barisan bukit Pa’tolongan dan Sebelah

ne
ng

Barat berbatasan dengan sawah Y. Lella dan dengan adanya saksi


(Denmatakko dan Nataniel Oko’) dan diketahui oleh Kepala Distrik Osango

do
gu

pada saat itu tanggal 31 Agustus 1956;


Menimbang, bahwa surat keterangan jual beli terhadap sebagian dari
tanah obyek sengketa bukti surat tertanda T – 4 yang di ajukan oleh Tergugat di
In
A

dalamnya tertulis bahwasanya telah terjadi ikatan jual beli terhadap sebidang
tanah sawah terletak di Litaksakka, antara pihak pertama M. Kaloli (sebagai
ah

lik

penjual) dengan pihak kedua Badan Pekerja Syinode Gereja Toraja Mamasa
(sebagai pembeli) dengan harga sejumlah Rp. 2.650.000,00 (dua juta enam
m

ub

ratus lima puluh ribu rupiah), dimana di dalam surat perjanjian jual beli tersebut
disebutkan bahwasanya tanah yang dimaksud terletak di Litaksakka (lihat
ka

gambar terlampir) akan tetapi di dalam bukti surat tertanda T – 4 tersebut tidak
ep

ikut dilampirkan sehingga tidak diketahui dengan pasti batas-batas tanah yang
ah

dijadikan sebagai obyek jual beli dan tidak diketahui pula luas dari tanah
R

tersebut, dengan disaksikan oleh 6 (enam) orang saksi dan diketahui oleh
es

pejabat desa dan pejabat kecamatan setempat yaitu Kepala Desa Mamasa dan
M

ng

Kepala Kecamatan Mamasa pada saat itu tanggal 24 Djanuari 1972;


on

Halaman 72 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa terhadap surat keterangan jual beli sebagaimana

R
bukti surat tertanda T – 1 tersebut maka berdasarkan Posita dan Petitum surat

si
gugatan Para Penggugat, Replik, keterangan saksi-saksi yang di hadirkan di

ne
ng
depan persidangan oleh Para Penggugat yaitu saksi Jhonni Dettumanan,
Sangkala, Buntu Madika, Limbong Malilin dan saksi Luther Langi serta
Kesimpulan yang pada pokoknya menyatakan bahwasanya Z. Ponno pernah

do
gu
bertugas sebagai Kapolsek Mamasa akan tetapi Z. Ponno tidak pernah memiliki
atau terlihat menggarap sawah di Litaksakka akan tetapi Y. Lella (orang tua dari

In
A
saksi Buntu Madika) pernah menggarap dan tinggal mendirikan rumah di atas
tanah sawah milik Indo’ Sondok (Sondok Langi) atas dasar kesepakatan adat
ah

“Massapan” dimana sawah tersebut terletak di Litaksakka, Desa Tondok

lik
Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa dengan luas ± 1 Ha (satu
hektar) dengan batas-batas: Sebelah Utara berbatasan dengan Limbong Toke’,
am

ub
Sebelah Timur berbatasan dengan jalan ke Rantebuda dan tanah miring,
Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah milik eks M. Kaloli yang saat ini
ep
dikuasai oleh BPS-GTM dan Sebelah Barat berbatasan dengan sungai
k

Mamasa, dan tidak hanya Y. Lella yang menggarap sawah milik Indo’ Sondok
ah

(Sondok Langi) akan tetapi Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’
R

si
juga pernah menggarap sawah lain milik Indo’ Sondok (Sondok Langi) yang
terletak di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten

ne
ng

Mamasa, hal ini karena Y. Lella (orang tua saksi Buntu Madika) ketika kematian
Indo’ Sondok (Sondok Langi) berkorban karua inanna sedangkan Demas

do
gu

Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’ berkorban annan inanna untuk
membiayai pesta kematian Indo’ Sondok (Sondok Langi) sebagaimana
dikuatkan dengan bukti P – 5;
In
A

Menimbang, bahwa terhadap surat keterangan jual beli sebagaimana


bukti surat tertanda T – 1 tersebut dan berdasarkan dari Jawaban, Duplik
ah

lik

keterangan saksi-saksi di depan persidangan yang dihadirkan oleh Tergugat


yaitu saksi Talluminanga, Demmaliling, Yesaya dan saksi Mesakaraeng dan
m

ub

Kesimpulan yang pada pokoknya menyatakan bahwasanya Z. Ponno adalah


keponakan dari Datulengken dimana tanah yang di jual oleh Z. Ponno kepada
ka

Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) tersebut di peroleh


ep

dari Datulengken dan Datulengken mendapatkan tanah tersebut membeli dari


ah

Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’ dimana kemudian


R

Datulengken memberikan kuasa kepada Z. Ponno untuk menjual kepada Badan


es

Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) tersebut oleh karena


M

ng

on

Halaman 73 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Datulengken buta huruf, dan para saksi-saksi tidak pernah melihat Z. Ponno

R
memiliki atau menggarap sawah di atah obyek sengketa;

si
Menimbang, bahwa terhadap surat keterangan tukar-menukar tanah

ne
ng
sebagaimana bukti surat tertanda T – 2 tersebut maka berdasarkan Posita dan
Petitum surat gugatan Para Penggugat, Replik, keterangan saksi-saksi yang di
hadirkan di depan persidangan oleh Para Penggugat yaitu saksi Jhonni

do
gu
Dettumanan, Sangkala, Buntu Madika, Limbong Malilin dan saksi Luther Langi
serta Kesimpulan yang pada pokoknya menyatakan bahwasanya Saratu tidak

In
A
pernah memiliki tanah di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan
Mamasa, Kabupaten Mamasa akan tetapi di tempat lain yang berjauhan
ah

dengan tanah obyek sengketa dan tandatangan dari Z. Dessaratu yang

lik
mengetahui adanya surat perjanjian tukar menukar tanah tersebut di sangsikan
kebenarannya karena saksi Jhonni Dettumanan selain sebagai Korwil Lembaga
am

ub
Adat Rambu Saratu juga menjabat sebagai ketua BPD Desa Tondok Bakaru
dimana Z. Dessaratu sebagai anggotanya sehingga saksi Jhonni Dettumanan
ep
sangat tahu dan hafal sekali dengan bentuk dan coretan pertama dari
k

tandatangan Z. Dessaratu karena memang sering melihat Z. Dessaratu


ah

bertandatangan dan di dalam bukti T – 2 tersebut dinyatakan bahwasanya


R

si
batas-batas dari tanah masing-masing pihak baik pihak Saratu sebagai pihak I
(pihak yang di tukar sawahnya) dan Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja

ne
ng

Mamasa (BPS-GTM) sebagai pihak II (pihak yang menukar sawahnya)


terlampir dalam gambar, akan tetapi di dalam bukti T – 2 yang diajukan oleh

do
gu

Tergugat tersebut tidak terdapat gambar terlampir yang menunjukkan batas-


batas tanah dari masing-masing pihak baik pihak Saratu sebagai pihak I (pihak
yang di tukar sawahnya) maupun pihak Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja
In
A

Mamasa (BPS-GTM) sebagai pihak II (pihak yang menukar sawahnya),


sehingga tidak jelas dan tidak dapat diketahui dengan pasti tanah yang
ah

lik

disebelah mana yang dijadikan obyek tukar menukar oleh masing-masing pihak
tersebut;
m

ub

Menimbang, bahwa terhadap surat keterangan tukar-menukar tanah


sebagimana bukti surat tertanda T – 2 tersebut dan berdasarkan dari Jawaban,
ka

Duplik keterangan saksi-saksi di depan persidangan yang dihadirkan oleh


ep

Tergugat yaitu saksi Talluminanga, Demmaliling, Yesaya dan saksi


ah

Mesakaraeng dan kesimpulan yang pada pokoknya menyatakan bahwasanya


R

tanah Saratu di tukar guling dengan tanah milik Bapada Pekerja Sinode Gereja
es

Toraja Mamasa (BPS-GTM) yang ada di Randanan dimana tidak ada yang
M

ng

mengetahui dari mana Saratu mendapatkan tanah yang di tukar guling kepada
on

Halaman 74 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) dan juga demikian

R
dengan Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM), sehingga

si
dengan demikian tidak jelas tanah Saratu tepatnya yang di sebelah mana dari

ne
ng
obyek sengketa dan tanah Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-
GTM) di Randanan yang di tukar dengan Saratu, berapa luasnya dan
bagaimana batas-batasnya dari masing-masing tanah tersebut;

do
gu Menimbang, bahwa terhadap surat keterangan jual beli sebagaimana
bukti surat tertanda T – 3 tersebut maka berdasarkan Posita dan Petitum surat

In
A
gugatan Para Penggugat, Replik, keterangan saksi-saksi yang di hadirkan di
depan persidangan oleh Para Penggugat yaitu saksi Jhonni Dettumanan,
ah

Sangkala, Buntu Madika, Limbong Malilin dan saksi Luther Langi serta

lik
Kesimpulan yang pada pokoknya menyatakan bahwasanya Demas Pualillin
Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’ pernah menggarap tanah sawah milik Indo’
am

ub
Sondok (Sondok Langi) atas dasar kesepakatan adat “Massapan” yang terletak
di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa
ep
oleh karena Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’ ketika kematian
k

Indo’ Sondok (Sondok Langi) berkorban annan inanna untuk membiayai pesta
ah

kematian Indo’ Sondok (Sondok Langi) sebagaimana dikuatkan dengan bukti P


R

si
– 5;
Menimbang, bahwa terhadap surat keterangan jual beli sebagaimna

ne
ng

bukti surat tertanda T – 3 tersebut dan berdasarkan dari Jawaban, Duplik


keterangan saksi-saksi di depan persidangan yang dihadirkan oleh Tergugat

do
gu

yaitu saksi Talluminanga, Demmaliling, Yesaya dan saksi Mesakaraeng dan


Kesimpulan yang pada pokoknya menyatakan bahwasanya Z. Ponno adalah
keponakan dari Datulengken dimana tanah yang di jual oleh Z. Ponno kepada
In
A

Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) tersebut di peroleh


dari Datulengken dan Datulengken mendapatkan tanah tersebut membeli dari
ah

lik

Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’ dan kemudian Datulengken
memberikan kuasa kepada Z. Ponno untuk menjual tanah yang dahulu dibeli
m

ub

dari Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’ tersebut kepada Badan
Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) oleh karena Datulengken
ka

buta huruf, sehingga ada keterkaitan antara tanah yang dijual oleh Demas
ep

Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’ kepada Datulengken dengan tanah
ah

yang di “Massapan” oleh Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’
R

dari Indo’ Sondok (Sondok Langi);


es

Menimbang, bahwa terhadap surat keterangan jual beli sebagaimana


M

ng

bukti surat tertanda T – 4 tersebut maka Posita dan Petitum surat gugatan Para
on

Halaman 75 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penggugat, Replik, keterangan saksi-saksi yang di hadirkan di depan

R
persidangan oleh Para Penggugat yaitu saksi Jhonni Dettumanan, Sangkala,

si
Buntu Madika, Limbong Malilin dan saksi Luther Langi serta Kesimpulan yang

ne
ng
pada pokoknya menyatakan bahwasanya saksi Sangkala (anak kandung dari
M. Kaloli) di depan persidangan memberikan keterangan bahwasanya M. Kaloli
pernah menjual tanah kepada Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa

do
gu
(BPS-GTM) dimana tanah tersebut adalah milik Indo’ Sondok (Sondok Langi)
dimana Para Penggugat sebagai ahli warisnya dan sebagaimana keterangan

In
A
saksi Buntu Madika (anak kandung dari Y. Lella) di depan persidangan
memberikan keterangan bahwasanya Y. Lella (orang tua saksi Buntu Madika)
ah

pernah menggarap tanah sawah milik Indo’ Sondok (Sondok Langi) atas dasar

lik
kesepakatan adat “Massapan” yang terletak di Litaksakka, Desa Tondok
Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa dengan luas ± 1 Ha (satu
am

ub
hektar) dengan batas-batas: Sebelah Utara berbatasan dengan Limbong Toke’,
Sebelah Timur berbatasan dengan jalan ke Rantebuda dan tanah miring,
ep
Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah milik eks. M. Kaloli yang saat ini
k

dikuasai oleh BPS-GTM dan Sebelah Barat berbatasan dengan sungai


ah

Mamasa, hal ini karena Y. Lella (orang tua saksi Buntu Madika) ketika kematian
R

si
Indo’ Sondok (Sondok Langi) berkorban karua inanna untuk membiayai pesta
kematian Indo’ Sondok (Sondok Langi);

ne
ng

Menimbang, bahwa setelah beberapa tahun sawah milik Indo’ Sondok


(Sondok Langi) yang diperoleh Y. Lella atas dasar kesepakatan adat

do
gu

“Massapan” tersebut di garap oleh Y. Lella maka pada sekitar tahun 1969 oleh
karena Y. Lella akan pindah tempat tinggal ke daerah Tusan, Kabupaten
Mamasa, sehingga tidak mungkin lagi untuk menggarap sawah milik Indo’
In
A

Sondok (Sondok Langi) yang terletak di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru,


Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa karena jarak antara sawah dengan
ah

lik

rumah Y. Lella di Tusan, Kabupaten Mamasa sangat berjauhan maka Y. Lella


menyerahkan penggarapan sawah tersebut kepada M. Kaloli sebagaimana adat
m

ub

di Mamasa di sebut dengan “Mantessan” yaitu membagi dua hasil dan pada
tahun pertama Y. Lella mendapatkan bagian ½ (setengah) dari hasil sawah
ka

tersebut dan M. Kaloli mandapatkan bagian yang sama yaitu ½ (setengah) dari
ep

hasil sawah tersebut, di tahun kedua Y. Lella mendapatkan bagian ¼


ah

(seperempat) dari hasil sawah tersebut dan di tahun ketiga Y. Lella tidak pernah
R

mendapatkan bagian dari hasil sawah yang di garap oleh M. Kaloli tersebut dan
es

bahkan Y. Lella mendengar kabar dari saudara sepupunya ± pada tahun 1972
M

ng

bahwasanya sawah yang di garap oleh M. Kaloli dimana menurut adat di


on

Halaman 76 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Mamasa di sebut dengan “Mantessan” yaitu membagi dua hasil tersebut di jual

R
kepada Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM);

si
Menimbang, bahwa terhadap surat keterangan jual beli tertanda bukti T –

ne
ng
4 tersebut dan berdasarkan dari Jawaban, Duplik keterangan saksi-saksi di
depan persidangan yang dihadirkan oleh Tergugat yaitu saksi Talluminanga,
Demmaliling, Yesaya dan saksi Mesakaraeng dan Kesimpulan yang pada

do
gu
pokoknya menyatakan bahwasanya M. Kaloli menjual tanahnya kepada Badan
Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) dimana tanah yang di jual

In
A
M. Kaloli kepada Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM)
tersebut di dapatkan M. Kaloli dari hasil jual beli dengan Malleto dan M. Kaloli
ah

mendapatkan kuasa dari So’pa dan Opa Lella (Y. Lella) untuk menjualkan

lik
tanahnya yang kemudian tanah tersebut di jual oleh M. Kaloli kepada Badan
Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) tersebut, akan tetapi para
am

ub
saksi yang dihadirkan oleh Tergugat dalam memberikan keterangan di depan
persidangan saling bertolak belakang dan melemahkan antara saksi yang satu
ep
dengan saksi yang lain;
k

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat tertanda T – 1 s/d T – 4


ah

yang diajukan oleh Tergugat dan keterangan di depan persidangan saksi-saksi


R

si
yang diajukan oleh Tergugat yaitu saksi Talluminanga, Demmaliling, Yasaya dan
Mesakaraeng apabila di kaitkan dengan bukti surat tertanda P – 1 s/d P – 8

ne
ng

yang diajukan oleh Para Penggugat dan keterangan di depan persidangan


saksi-saksi yang diajukan oleh Para Penggugat yaitu saksi Jhonni Dettumanan,

do
gu

Sangkala, Buntu Madika, Limbong Malilin dan Luther Langi menurut Majelis
Hakim saling berkaitan hal ini terbukti berdasarkan keterangan dari saksi-saksi
yang diajukan Tergugat dimana di dalam keterangan saksi-saksi Tergugat di
In
A

depan persidangan tersebut menyatakan bahwasanya memang pernah melihat


Y. Lella dan Demas Pualillin Alias Demmaraya alias Ambe Toto’ memiliki dan
ah

lik

menggarap sawah di tanah obyek sengketa a quo, dimana tanah yang di garap
Y. Lella kemudian diserahkan penggarapannya kepada M. Kaloli dengan adat-
m

ub

istiadat “Mantessan” dimana kemudian tanah yang di garap oleh M. Kaloli


tersebut kemudian di jual oleh M. Kaloli kepada Badan Pekerja Sinode Gereja
ka

Toraja Mamasa (BPS-GTM) selain tanah yang memang milik M. Kaloli sendiri
ep

yang berada di sebelah selatan tanah obyek sengketa dan terhadap tanah yang
ah

di jual Z. Ponno yang mendapat kuasa dari Datulengkeng kepada Badan


R

Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) karena Datulengkeng buta


es

huruf dimana tanah tersebut asalnya dari jual beli dengan Demas Pualillin Alias
M

ng

Demmaraya alias Ambe Toto’ sehingga dengan demikian memang ada sawah
on

Halaman 77 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
milik Indo Sondok (Sondok Langi) di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru,

R
Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, dimana memang Y. Lella dan

si
Demas Pualillin Alias Demmaraya alias Ambe Toto’ menggarap sawah milik

ne
ng
Indo’ Sondok (Sondok Langi) tersebut atas dasar “Massapan” karena Y. Lella
dan Demas Pualillin Alias Demmaraya alias Ambe Toto’ masing-masing
berkorban karua inanna dan annan inanna sehingga Y. Lella mendapatkan 2

do
gu
(dua) petak sawah dan Demas Pualillin Alias Demmaraya alias Ambe Toto’
mendapatkan 1 (satu) petak sawah yang merupakan harta bawaan “Ewanan

In
A
Boko’na” dari Sura’ Langi yang turun temurun ke Indo’ Sondok (Sondok Langi);
Menimbang bahwa berdasarkan bukti-bukti dan saksi-saksi yang
ah

diajukan oleh Para Penggugat yaitu tertanda bukti ( P - 1, s/d P – 8) serta di

lik
dukung dengan keterangan saksi-saksi yaitu saksi Jhonni Dettumanan,
Sangkala, Buntu Madika, Limbong Malilin dan Luther Langi dimana memang
am

ub
Indo’ sondok memiliki tanah sawah di Litak Sakka, Desa Tondok Bakaru,
Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, yang diperoleh dari orang tuanya
ep
yaitu Sura’ Langi dimana sawah yang terletak di Litaksakka, Desa Tondok
k

Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa tersebut merupakan harta


ah

bawaan dari Sura’Langi yang di adat-istiadat masyarakat Mamasa di sebut


R

si
dengan “Ewanan Boko’na” sehingga sawah tersebut bukan merupakan harta
bersama Sura’ Langi dengan Langi Kaiyang dan ketika Sura’ Langi telah

ne
ng

meninggal dunia maka sawah yang terletak di Litaksakka, Desa Tondok Bakaru,
Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa tersebut yang merupakan harta

do
gu

bawaan dari Sura’Langi yang di adat-istiadat masyarakat Mamasa di sebut


dengan “Ewanan Boko’na” otomatis akan turun kepada ahli waris anak kandung
dari Sura’ Langi;
In
A

Menimbang, bahwa semasa hidupnya Sura’ Langi telah menikah dengan


Langi Kaiyang dimana selama pernikahannya tersebut Sura’ Langi memiliki 2
ah

lik

(dua) orang anak yaitu Indo’ Sondok (Sondok Langi) dan Pampang Langi,
dimana Indo’ Sondok (Sondok Langi) selama hidupnya telah menikah dengan
m

ub

Pua Lembang akan tetapi selama pernikahannya tersebut Indo’ Sondok


(Sondok Langi) tidak memiliki keturunan oleh karena Indo’ Sondok (Sondok
ka

Langi) mandul, sedangkan saudara kandung dari Indo’ Sondok (Sondok Langi)
ep

yaitu Pampang Langi selama hidupnya menikah dengan Datu Bonga dimana
ah

selama pernikahannya tersebut memiliki 1 (satu) orang anak yang bernama


R

Arruan Mewangka, sehingga dengan demikian sawah yang terletak di


es

Litaksakka, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa


M

ng

yang merupakan harta bawaan dari Sura’Langi yang di sebut dengan “Ewanan
on

Halaman 78 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Boko’na” turun kepada Indo’ Sondok (Sondok Langi) yang di adat-istiadat

R
masyarakat Mamasa di sebut dengan dengan “Batang lembang”

si
Menimbang, bahwa ketika Indo’ Sondok (Sondok Langi) meninggal dunia

ne
ng
dan oleh karena tidak ada keluarga langsung yang mampu untuk memenuhi
seluruh pembiayaan terhadap acara pesta kematian dari Indo’ Sondok (Sondok
Langi) dikarenakan memang Indo’ Sondok (Sondok Langi) tidak punya

do
gu
keturunan karena mandul, sedangkan Arruan Mewangka (anak kandung dari
saudara kandung Indo’ Sondok atau Sondok Langi yaitu Pampang Langi) masih

In
A
kecil sehingga tentu saja tidak atau belum memiliki kemampuan untuk
menanggung semua biaya yang berkaitan dengan adanya pesta kematian dari
ah

Indo’ Sondok (Sondok Langi), maka berdasarkan adat-istiadat yang tumbuh dan

lik
berkembang di tengah-tengah masyarakat Mamasa bahwasanya pihak
keluarga dekat dari orang yang meninggal (almarhum) dapat menunjuk orang
am

ub
dari keluarga jauh yang memiliki kemampuan untuk menggantikan anak-anak
atau ahli waris dari orang yang meninggal (almarhum) tersebut untuk
ep
mengadakan pengorbanan dengan konsekwensi pihak-pihak yang mau
k

menggantikan untuk menanggung seluruh biaya pelaksanaan pesta kematian


ah

orang yang meninggal (almarhum) tersebut dapat menguasai atau mengerjakan


R

si
(menggarap) harta yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal (almarhum)
tersebut, karena anak-anak dari orang yang meninggal (almarhum) tersebut

ne
ng

masih di bawah umur yang tentu saja tidak memiliki kemampuan untuk
menanggung seluruh biaya dari pesta kematian orang yang meninggal

do
gu

(almarhum) tersebut dan kelak pada waktu ahli waris sudah besar atau sudah
dewasa dan sudah mempunyai kemampuan dalam segi materi dapat
mengganti kembali biaya-biaya yang pernah dikorbankan oleh pihak-pihak lain
In
A

dalam acara kematian orang tuanya yang di dalam adat-istiadat masyarakat


Mamasa di sebut dengan “Massapan”
ah

lik

Menimbang, bahwa berbeda antara “Massapan” dengan “Matomate”


karena kalau “Matomate” biaya-biaya yang telah dikorbankan tidak dapat
m

ub

diganti lagi, sehingga konsekwensinya harta orang yang meninggal (almarhum)


tidak dapat diminta kembali oleh para ahli warisnya;
ka

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti dan saksi-saksi yang


ep

diajukan oleh Para Penggugat yaitu tertanda bukti P – 5 serta di dukung dengan
ah

keterangan saksi-saksi yaitu saksi Jhonni Dettumanan, Sangkala, Buntu


R

Madika, Limbong Malilin dan Luther Langi bahwasanya keluarga telah


es

bermusyawarah dan telah menunjuk Y. Lella dan Demas Pualillin Alias


M

ng

Demmaraya alias Ambe Toto’ untuk berkorban guna menanggung seluruh biaya
on

Halaman 79 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang berkaitan dengan akan diadakannya pesta kematian Indo’ Sondok

R
(Sondok Langi) tersebut dengan memilih adat-istiadat “Massapan” bukan

si
“Matomate”;

ne
ng
Menimbang, bahwa pertimbangan keluarga besar Indo’ Sondok (Sondok
Langi) memilih adat-istiadat “Massapan” adalah untuk melindungi harta asal
ewanan boko’na Sura’ Langi dan untuk memberikan bekal kepada Arruan

do
gu
Mewangka yang saat itu masih kecil;
Menimbang, bahwa oleh karena adat istiadat “Massapan” yang di pilih

In
A
oleh keluarga besar Indo’ Sondok (Sondok Langi) pada saat musyawarah
kematian Indo’ Sondok (Sondok Langi), dimana Y. Lella berkorban karua inanna
ah

dan Demas Pualillin Alias Demmaraya alias Ambe Toto’ berkorban annan

lik
inanna sehingga konsekuensi dari pengorbanan tersebut maka Y. Lella
mendapatkan 2 (dua) petak sawah sebagai harta peninggalan “Ewanan
am

ub
Boko’na” Sura’ Langi yang turun menurun kepada Indo’ Sondok (Sondok Langi)
oleh karena saudara kandung Indo’ Sondok (Sondok Langi) yaitu Pampang
ep
Langi (ayah kandung dari Arruan Mewangka) telah meninggal terlebih dahulu
k

dan Demas Pualillin Alias Demmaraya alias Ambe Toto’ mendapatkan 1 (satu)
ah

petak sawah dimana Y. Lella dan Demas Pualillin Alias Demmaraya alias Ambe
R

si
Toto’ hanya berhak untuk menggarap saja sampai ahli waris dari Indo’ Sondok
(Sondok Langi) yaitu Arruan Mewangka memiliki kemampuan untuk mengganti

ne
ng

dengan nilai yang sama yang telah di korbankan oleh Y. Lella dan Demas
Pualillin Alias Demmaraya alias Ambe Toto’ tersebut, sehingga Y. Lella dan

do
gu

Demas Pualillin Alias Demmaraya alias Ambe Toto’ tidak memiliki hak untuk
mengalihkan atau menjual sawah sebagai harta peninggalan ewanan boko’na
Sura’ Langi yang turun menurun kepada Indo’ Sondok (Sondok Langi) tersebut;
In
A

Menimbang, bahwa terhadap bukti surat tertanda T – 5 yaitu tentang


Surat Jual Beli antara MALLETO (pihak Penjual) dengan M. KALOLI (pihak
ah

lik

Pembeli), atas sebidang tanah sawah dan kebun yang terletak di Mamasa
Majelis Hakim akan menetapkan pendapatnya bahwa terhadap bukti surat
m

ub

tertanda T – 5 yang diajukan oleh Tergugat dimana bukti surat tertanda T – 5


tersebut merupakan Fotocopy dimana ketika dilakukan pemeriksaan terhadap
ka

bukti surat tersebut di depan persidangan Tergugat tidak dapat menunjukkan


ep

dokumen asli dari bukti surat tertanda T – 5 tersebut, sehingga Majelis hakim
ah

memberikan tanda copy di atas copy terhadap bukti surat tertanda T – 5


R

tersebut, sehingga dengan demikian berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah


es

Agung Nomor 701 K/Sip/1974, tanggal 14 April 1976 bahwasanya “Dalam


M

ng

mengajukan Foto copy surat-surat sebagai alat bukti di dalam persidangan


on

Halaman 80 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
gugatan perdata di Pengadilan, maka foto copy surat tersebut oleh seorang

R
Pejabat harus dinyatakan telah sesuai dengan aslinya, bilamana tidak demikian,

si
maka bukti surat berupa foto copy tersebut merupakan alat bukti yang tidak sah

ne
ng
di dalam persidangan”, dan sebagaimana juga berdasarkan Yurisprudensi
Mahkamah Agung Nomor 112 K/Pdt/1996, tanggal 17 September 1998
bahwasanya “Foto copy suatu surat diserahkan oleh salah satu pihak

do
gu
kepersidangan Pengadilan Perdata untuk digunakan sebagai “alat bukti surat”
dan ternyata foto copy surat tersebut tanpa disertai surat aslinya untuk

In
A
disesuaikan dengan surat aslinya tersebut atau tanpa dikuatkan oleh
keterangan saksi dan alat bukti lainnya dalam keadaan yang demikian ini, maka
ah

foto copy surat tersebut menurut hukum pembuktian acara perdata tidak dapat

lik
digunakan sebagai “alat bukti yang sah” dalam suatu persidangan di
Pengadilan”
am

ub
Menimbang, bahwa merujuk pada Pasal 1888 KUHPerdata dan
Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I Nomor 701 K/Sip/1974, tanggal 14 April
ep
1976 dan Nomor 112 K/Pdt/1996, tanggal 17 September 1998 tersebut di atas
k

serta Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. Nomor : 3609 K/Pdt/1985 yang


ah

menyebutkan bahwa surat bukti fotokopi yang tidak pernah diajukan atau tidak
R

si
pernah ada surat aslinya, harus dikesampingkan sebagai surat bukti maka
dengan demikian bukti surat tertanda T – 5 tersebut menurut Majelis Hakim

ne
ng

tidak akan dipertimbangkan dalam putusan ini dan harus dikesampingkan


sebagai surat bukti;

do
gu

Menimbang, bahwa terhadap bukti-bukti surat yang diajukan oleh


Tergugat yaitu bukti surat tertanda T – 7.1 yaitu tentang, Surat Pemberitahuan
Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan Tahun 2011 dan 2012 atas nama
In
A

wajib pajak PARPEM terhadap obyek pajak yang terletak di Dusun Kandenan,
Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, bukti surat
ah

lik

tertanda T – 7.2 yaitu tentang Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak


Bumi dan Bangunan Tahun 2007 atas nama wajib pajak PARPEM, terhadap
m

ub

obyek pajak yang terletak di Dusun Kandenan, Desa Tondok Bakaru,


Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, bukti surat tertanda T – 7.3 yaitu
ka

tentang Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan tahun
ep

1996 atas nama wajib pajak Pendeta P. MONY, terhadap obyek pajak yang
ah

terletak di Mamasa Kota, Desa Mamasa, Kacamatan Mamasa, Kabupaten


R

Polewali Mamasa, Majelis Hakim berpendirian bahwasanya sebagaimana


es

ketentuan dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor: 34 K/Sip/1960,


M

ng

tanggal 3 Februari 1960 bahwa Surat Petuk Pajak Bumi adalah bukan
on

Halaman 81 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
merupakan suatu bukti mutlak bahwa tanah sawah sengketa adalah milik orang

R
yang namanya tercantum dalam Surat Petuk Pajak Bumi tersebut” karena Surat

si
Petuk Pajak Bumi yang diajukan dalam persidangan tersebut hanya merupakan

ne
ng
suatu tanda bahwa siapa yang harus membayar pajak dari tanah sawah yang
bersangkutan karena yang bersangkutan telah mendapatkan manfaat dari
tanah sawah tersebut;

do
gu Menimbang, bahwa mengenai kebenaran kesaksian Jhonni
Dettumanan (saksi Para Penggugat) mengenai adat-istiadat “Massapan”

In
A
Tergugat berpendapat bahwasanya kesaksian Jhonni Dettumanan tidak benar
karena Jhonni Dettumanan memberi kesaksian dengan mengatasnamakan
ah

Lembaga Adat Kabupaten Mamasa Korwil Rambusaratu dimana Jhonni

lik
Dettumanan sama sekali bukan sebagai pengurus yang masuk di dalam
Struktur dan Komposisi Lembaga Adat Kabupaten Mamasa sebagaimana
am

ub
dalam surat bukti tertanda T – 14 yaitu tentang Salinan Keputusan Bupati
Mamasa Nomor 220/KPTS-119/VI/2014 Tentang Penetapan Struktur dan
ep
Komposisi Lembaga Adat Kabupaten Mamasa Masa Bakti Tahun 2014 s/d 2019
k

yang ditandatangani oleh Bupati Mamasa H. Ramlan Badawi, tanggal 7 Juni


ah

2014;
R

si
Menimbang, bahwa Para Penggugat di dalam Kesimpulan dan lampiran
kesimpulan yang diterima oleh Majelis Hakim pada tanggal 31 Maret 2015

ne
ng

dengan tegas menyatakan bahwasanya di dalam Salinan Keputusan Bupati


Mamasa Nomor 220/KPTS-119/VI/2014 Tentang Penetapan Struktur dan

do
gu

komposisi Lembaga Adat Kabupaten Mamasa Masa Bakti Tahun 2014 s/d 2019
yang ditandatangani oleh Bupati Mamasa H. Ramlan Badawi, tanggal 7 Juni
2014 dalam hal pertimbangan perlunya ditetapkan pengurusan Lembaga Adat
In
A

di Kabupaten Mamasa dengan Surat Keputusan Bupati yaitu pada point huruf b
dimana disebutkan bahwa berdasarkan rapat koordinasi tokoh-tokoh adat
ah

lik

Kabupaten Mamasa pada hari Jum’at tanggal 27 Juni 2014 di kantor Bupati
Mamasa dengan Pemerintah Kabupaten Mamasa, dimana Salinan Keputusan
m

ub

Bupati Mamasa Nomor 220/KPTS-119/VI/2014 Tentang Penetapan Struktur dan


Komposisi Lembaga Adat Kabupaten Mamasa Masa Bakti Tahun 2014 s/d 2019
ka

yang ditandatangani oleh Bupati Mamasa H. Ramlan Badawi, dan di tetapkan


ep

pada tanggal 7 Juni 2014, maka Penetapan Struktur dan Komposisi Lembaga
ah

Adat Kabupaten Mamasa Masa Bakti Tahun 2014 s/d 2019 ada dan di sahkan
R

terlebih dahulu sebelum adanya rapat koordinasi tokoh-tokoh adat Kabupaten


es

Mamasa di kantor Bupati Mamasa dengan Pemerintah Kabupaten Mamasa


M

ng

yang dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 27 Juni 2014, dimana seharusnya
on

Halaman 82 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dilaksanakan rapat koordinasi tokoh-tokoh adat Kabupaten Mamasa di kantor

R
Bupati Mamasa dengan Pemerintah Kabupaten Mamasa terlebih dahulu baru

si
kemudian hasil dari rapat koordinasi tokoh-tokoh adat Kabupaten Mamasa di

ne
ng
kantor Bupati Mamasa dengan Pemerintah Kabupaten Mamasa mengenai
Struktur dan Komposisi Lembaga Adat Kabupaten Mamasa Masa Bakti Tahun
2014 s/d 2019 tersebut di sahkan;

do
gu Menimbang, bahwa mengenai kesaksian dan keabsahan Jhonni
Dettumanan sebagai Korwil Lembaga Adat Rambusaratu maka berdasarkan

In
A
lampiran kesimpulan yang diajukan di depan persidangan bahwasanya
keabsahan Jhonni Dettumanan sebagai Korwil Lembaga Adat Rambusaratu
ah

sebagaimana dalam berita acara hasil musyawarah pembentukan Lembaga

lik
Adat wilayah Rambusaratu pada tanggal 19 September 2009 yang kemudian
diketahui dan di tandatangani oleh Bupati Mamasa Drs. Obednego
am

ub
Depparinding, MA pada tanggal 19 September 2009, sehingga dengan
demikian keabsahan Jhonni Dettumanan sebagai Korwil Lembaga Adat
ep
Rambusaratu memiliki dasar yang jelas;
k

Menimbang, bahwa sebagaimana surat bukti tertanda T – 6, T – 7.1, T


ah

– 7.2, T – 7.3, T – 8.1, T – 8.2, T – 8.3, T – 8.4, T – 11, T – 12, T – 13, dan T –
R

si
14 serta keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh Tergugat yaitu saksi
Talluminanga, Demmaliling, Yesaya dan saksi Mesakareng menurut Majelis

ne
ng

Hakim saling berdiri sendiri antara satu dengan yang lainnya dimana tidak
terdapat kesesuaian antara saksi satu dengan yang lainnya, akan tetapi saling

do
gu

melemahkan, sehingga menurut Majelis Hakim keterangan saksi-saksi yang di


hadirkan oleh Tergugat yaitu saksi-saksi Talluminanga, Demmaliling, Yesaya
dan saksi Mesakaraeng sangat lemah dan berdiri sendiri sehingga dengan
In
A

demikian sebagaimana dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 950


K/Pdt/1987, tanggal 28 Pebruari 1989 menyatakan bahwa “Putusan Judex Facti
ah

lik

yang didasarkan atas pertimbangan yang tidak cukup mengenai kebenaran


keterangan para saksi oleh karena keterangan para saksi-saksi tersebut tidak
m

ub

ada yang dapat memberikan alasan-alasan pengetahuannya tentang dasar


(titel) apa bagi Tergugat menguasai tanah sengketa, sehingga keterangan dari
ka

para saksi-saksi yang lemah tersebut akan menjadikan putusan Judex Facti
ep

tersebut di tolak oleh Mahkamah Agung”, terlebih lagi terhadap keterangan


ah

saksi yang diajukan di depan persidangan oleh Tergugat yaitu saksi


R

Mesakaraeng yang membenarkan akan adanya bukti P – 4 yang diajukan oleh


es

Para Penggugat yang membenarkan bahwasanya Indo’ Sondok (Sondok Langi)


M

ng

mempunyai ahli waris perempuan Arruan Mewangka yakni ibu kandung dari
on

Halaman 83 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Para Penggugat dimana terhadap tanah obyek sengketa dengan batas-batas

R
Sebelah Utara berbatasan dengan Limbong Toke’, Sebelah Timur berbatasan

si
dengan tanah yang dikuasai oleh Tergugat dan jalan raya ke Rantebuda,

ne
ng
Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah yang dikuasai oleh Tergugat dan
Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Mamasa adalah benar-benar harta
milik kepunyaan Indo’ Sondok (Sondok Langi) dan saksi Yesaya yang di berikan

do
gu
di depan persidangan sangat bertentangan dengan bukti tertanda T – 14 yaitu
tentang Salinan Keputusan Bupati Mamasa Nomor 220/KPTS-119/VI/2014

In
A
Tentang Penetapan Struktur dan Komposisi Lembaga Adat Kabupaten Mamasa
Masa Bakti Tahun 2014 s/d 2019 yang ditandatangani oleh Bupati Mamasa H.
ah

Ramlan Badawi tanggal 7 Juni 2014, dimana di depan persidangan saksi

lik
Yesaya pernah menjabat sebagai Kepala Desa selama ± 4 (empat) tahun yaitu
sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 di Desa Tondok Bakaru yang
am

ub
mana saksi Yesaya adalah penduduk asli (putra daerah) Kabupaten Mamasa
(bukan pendatang) yang menerangkan bahwasanya di masyarakat Mamasa
ep
tidak ada lembaga adat yang bertugas menyelesaikan setiap permasalahan
k

atau konflik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Mamasa dengan cara


ah

musyawarah adat sebelum permasalahan atau konflik tersebut di lanjutkan ke


R

si
jenjang yang lebih tinggi sehingga dengan demikian menurut Majelis Hakim
keterangan saksi Tergugat tersebut sangat mengada-ada, sangat tidak obyektif

ne
ng

dan sangat subyektif terlebih lagi sangat menciderai kehidupan adat-istiadat


yang sangat di junjung tinggi oleh setiap masyarakat di Kabupaten Mamasa

do
gu

karena memang adat-istiadat yang sangat di junjung tinggi oleh setiap


masyarakat di Kabupaten Mamasa tersebut telah tumbuh dan berkembang di
tengah-tengah kehidupan masyarakat Mamasa, sehingga dengan demikian
In
A

bukti-bukti dan keterangan saksi-saksi yang di hadirkan oleh Tergugat tersebut


di atas tidak saling mendukung sehingga telah dapat dimentahkan oleh bukti-
ah

lik

bukti surat dan keterangan saksi-saksi yang di hadirkan oleh Para Penggugat,
sebagaimana dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I Nomor 775
m

ub

K/Sip/1971, tanggal 6 Oktober 1971 bahwasanya Surat Jual beli tanah “di
bawah tangan” yang diajukan dalam persidangan, kemudian disangkal oleh
ka

pihak lawan dan tidak dikuatkan dengan alat bukti lainnya, maka surat jual beli
ep

tanah tersebut dinilai sebagai alat bukti yang lemah dan belum sempurna dan
ah

oleh karena itu maka dengan demikian berdasarkan pertimbangan-


R

pertimbangan hukum sebagaimana telah diuraikan di atas maka Majelis Hakim


es

berpendirian karena Para Penggugat telah dapat membuktikan dalil-dalil


M

ng

gugatannya dan Tergugat tidak dapat membuktikan dalil-dalil sangkalannya


on

Halaman 84 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
maka layak, adil dan berargumentasi hukum apabila Petitum gugatan Para

R
Penggugat angka 3 (tiga) yaitu “Menyatakan bahwa obyek sengketa adalah

si
harta peninggalan atau harta asal dari Almarhum Indo Sondok (Sondok Langi)

ne
ng
yang belum terbagi kepada Para Ahli Warisnya (Para Penggugat)” patut untuk
dikabulkan;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan

do
gu
mempertimbangkan petitum angka 4 (empat), angka 5 (lima) dan angka 6
(enam) yang ada di dalam gugatan Para Penggugat yaitu “Menyatakan bahwa

In
A
surat penjualan tanggal tanggal 24 Januari 1972 dan 21 September 1972
antara M. Kaloli selaku penjual serta Tergugat selaku pembeli dan menjadikan
ah

obyek sengketa masuk sebagai obyek jual beli harus dinyatakan tidak sah atau

lik
batal demi hukum khusus untuk obyek sengketa”, “Menyatakan bahwa
peguasaan Tergugat atas obyek sengketa berdasarkan surat penjualan tanggal
am

ub
24 Januari 1972 dan 21 September 1972 adalah tidak sah menurut hukum
karena obyek sengketa bukan milik M. Kaloli selaku penjual melainkan harta
ep
peninggalan Indo’ Sondok” dan “Menyatakan bahwa surat penjualan tanggal 24
k

Januari 1972 dan tanggal 21 September 1972 serta surat-surat lain yang terbit
ah

diatasnya khusus menyangkut obyek sengketa harus dinyatakan tidak sah dan
R

si
tidak mengikat Para Penggugat atau batal menurut hukum”;

ne
ng

Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan


petitum di atas maka terlebih dahulu Majelis Hakim akan menetapkan
pendapatnya sebagaimana berikut bahwasanya penguasaan yang dilakukan

do
gu

oleh para pihak selain ahli waris dari Indo’ Sondok (Sondok Langi) terhadap
tanah obyek sengketa terlebih lagi terhadap pihak-pihak yang melakukan
In
A

perbuatan hukum baik jual beli atau tukar menukar terhadap tanah obyek
sengketa adalah merupakan pihak-pihak yang tidak memiliki hak atas tanah
ah

obyek sengketa tersebut sebagaimana dalam Pasal 532 Ayat (1) KUH Perdata
lik

bahwa bilamana seorang bezitter mengetahui bahwasanya dirinya bukan


pemilik yang sesungguhnya atas kebendaan yang dikuasai atau didudukinya
m

ub

itu, tetapi tetap menguasai atau menduduki kebendaan tersebut maka dirinya
bukan pemilik sejati atas kebendaan yang dikuasainya itu, melainkan
ka

ep

kebendaannya itu milik orang lain;

Menimbang, bahwa para pihak selain para ahli waris dari Indo’ Sondok
ah

(Sondok Langi) adalah merupakan Burgerlijk bezitter dimana bezitter tersebut


es

mempunyai kehendak untuk memiliki benda tersebut bagi dirinya sendiri


M

dimana keadaan menguasai timbul karena terjadinya suatu hubungan hukum


ng

on

Halaman 85 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tertentu baik itu misalkan karena sewa-menyewa, pinjam-meminjam atau gadai

R
jadi secara nyata dan bersikap seperti seorang pemilik serta berkeinginan untuk

si
menjadi pemilik, tetapi sebenarnya dia bukanlah pemilik sejati sehingga secara

ne
ng
yuridis mereka bukan sebagai pemilik atas tanah obyek sengketa tersebut;

Menimbang, bahwa untuk adanya pertukaran bezit atau interventie

do
bezit dapat terjadi jika memenuhi 2 (dua) syarat yaitu harus adanya perubahan
gu
kehendak dari bezitter dan harus ada diperjanjikan antara pihak yang
berkepentingan, artinya persetujuan pihak lawan sangat menentukan,

In
A
sebagaimana dalam Pasal 536 KUH Perdata yang menentukan bahwasanya
baik atas kehendak sendiri maupun karena perlewatan waktu, tiada seorang
ah

lik
pemegang kedudukanpun dapat mengubah alasan dan dasar kedudukannya
untuk diri sendiri;
am

ub
Menimbang, bahwa dari ketentuan sebagaimana tersebut di atas maka
berarti hubungan hukum penguasaan seseorang secara fisik atas suatu benda,
yang timbul atau terbit dari suatu hubungan hukum antar subjek hukum tertentu
ep
k

tidak dapat diubah atau berubah semata-mata atas kehendak pribadi dari orang
ah

yang secara fisik melakukan penguasaan atas benda tersebut melainkan juga
R

si
harus mendapatkan persetujuan dari pihak lainnya, sehingga terjadi pertukaran
dari bezitter menjadi detentor atau sebaliknya dari detentor menjadi bezitter;

ne
ng

Menimbang, bahwa sebagaimana bukti P – 1 s/d P – 8 dan dikuatkan


dengan keterangan saksi-saksi yang di hadirkan oleh Para Penggugat yaitu

do
gu

saksi Jhonni Dettumanan, Sangkala, Buntu Madika, Limbong Malilin dan Luther
Langi bahwasanya tanah obyek sengketa setelah di “Massapan” oleh Y. Lella
dan Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’ dimana sawah yang di
In
A

garap oleh Y. Lella pada tahun 1969 penggarapannya di serahkan kepada M.


Kaloli oleh Y. Lella yang mana dalam adat Mamasa di sebut dengan
ah

lik

“Mantesan” yaitu menggarap tanah pertanian dimana hasil pertanian tersebut


nantinya akan di bagi dua antara pemilik lahan dengan penggarap (½
m

ub

(setengah) untuk Y. Lella dan ½ (setengah) untuk M. Kaloli), pada tahun 1970
hasil panen di bagi sesuai kesepakatan oleh M. Kaloli yaitu ½ (setengah) untuk
ka

Y. Lella dan ½ (setengah) untuk M. Kaloli, pada tahun 1971, Y. Lella hanya
ep

mendapatkan bagian ¼ (seperempat) dari hasil panen dan pada tahun


ah

berikutnya Y. Lella tidak pernah mendapatkan lagi pembagian hasil panen dan
R

sampai pada tahun 1972 Y. Lella mendapatan informasi dari sepupunya


es

bahwasanya tanah yang di garap “Mantesan” oleh M. Kaloli di jual kepada


M

ng

Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM);


on

Halaman 86 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa sebagaimana bukti surat tertanda T – 2 dan T – 4

R
dan dikuatkan dengan keterangan saksi-saksi yang di hadirkan oleh Tergugat

si
yaitu saksi saksi Talluminanga, Demmaliling, Yesaya dan saksi Mesakaraeng

ne
ng
dimana saksi-saksi yang di hadirkan oleh Tergugat memang pernah melihat Y.
Lella dan Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’ menggarap sawah
di tanah obyek sengketa dan sebagaimana bukti surat tertanda T – 1, dimana

do
gu
berdasarkan keterangan saksi-saksi yang di hadirkan oleh Tergugat yaitu saksi
saksi Talluminanga, Demmaliling, Yesaya dan saksi Mesakaraeng bahwasanya

In
A
Z. Ponno mendapatkan kuasa dari Datulengken untuk menjual tanahnya
kepada Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja Mamasa (BPS-GTM) karena
ah

Datulengken buta huruf, sedangkan Datulengken mendapatkan tanah tersebut

lik
membeli dari Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’ sehingga
dengan demikian ada keterkaitan antara dalil-dalil gugatan Para Penggugat
am

ub
mengenai obyek sengketa dengan bukti-bukti dan saksi-saksi yang di hadirkan
oleh Tergugat, dimana berdasarkan adat “Massapan” bahwasanya Y. Lella dan
ep
Demas Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’ tidak mempunyai hak untuk
k

memiliki tanah obyek sengketa terlebih lagi untuk menjual karena tanah obyek
ah

sengketa yang telah di “Massapan” oleh Y. Lella dan Demas Pualillin Alias
R

si
Demmaraya Alias Ambe Toto’ harus dikembalikan kepada ahli waris ketika ahli
waris tersebut telah memiliki kemampuan sehingga dapat mengembalikan

ne
ng

semua biaya pengorbanan yang telah di tanggung oleh Y. Lella dan Demas
Pualillin Alias Demmaraya Alias Ambe Toto’, apalagi pihak-pihak yang lain;

do
gu

Menimbang bahwa dengan demikian terhadap tanah obyek sengketa


tersebut adalah merupakan harta asal (Ewanan Boko’na) yang di “Massapan”
In
A

sehingga tidak dapat di jual atau dipindah tangankan kepada siapapun, kecuali
para ahli waris yang hanya memiliki hak dan kewenangan untuk memindah
ah

tangankan kepada pihak lain, sehingga pihak-pihak lain selain ahli waris tidak
lik

memiliki kewenangan atau hak untuk melakukan perbuatan hukum perdata


terhadap obyek (Ewanan Boko’na) yang telah di “Massapan” tersebut;
m

ub

Menimbang, bahwa dengan demikian pihak-pihak yang melakukan


ka

perbuatan hukum baik jual beli atau tukar menukar terhadap tanah obyek
ep

sengketa adalah merupakan pihak-pihak yang tidak memiliki hak atas tanah
obyek sengketa tersebut sehingga bertentangan dengan azas nemo plus juris
ah

dimana seseorang bertindak melakukan perbuatan hukum melebihi dari pada


es

hak yang dimiliki, sehingga dengan demikian berdasarkan pertimbangan-


M

pertimbangan hukum sebagaimana telah diuraikan di atas maka Majelis Hakim


ng

on

Halaman 87 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berpendirian layak, adil dan berargumentasi hukum apabila Petitum gugatan

R
Para Penggugat angka 4 (empat), angka 5 (lima) dan angka 6 (enam) gugatan

si
Para Penggugat yaitu “Menyatakan bahwa surat penjualan tanggal tanggal 24

ne
ng
Januari 1972 dan 21 September 1972 antara M. Kaloli selaku penjual serta
Tergugat selaku pembeli dan menjadikan obyek sengketa masuk sebagai obyek
jual beli harus dinyatakan tidak sah atau batal demi hukum khusus untuk obyek

do
gu
sengketa”, “Menyatakan bahwa penguasaan Tergugat atas obyek sengketa
berdasarkan surat penjualan tanggal 24 Januari 1972 dan 21 September 1972

In
A
adalah tidak sah menurut hukum karena obyek sengketa bukan milik M. Kaloli
selaku penjual melainkan harta peninggalan Indo’ Sondok” dan “Menyatakan
ah

bahwa surat penjualan tanggal 24 Januari 1972 dan tanggal 21 September

lik
1972 serta surat-surat lain yang terbit diatasnya khusus menyangkut obyek
sengketa harus dinyatakan tidak sah dan tidak mengikat Para Penggugat atau
am

ub
batal menurut hukum” patut untuk dikabulkan;

Menimbang, bahwa terhadap petitum surat gugatan Para Penggugat


ep
k

angka 7 (tujuh) yaitu “Menghukum Tergugat beserta siapa saja yang


memperoleh hak darinya untuk membongkar rumah/bangunan yang berdiri di
ah

R
atas obyek sengketa kemudian menyerahkan obyek sengketa dalam keadaan

si
kosong sempurna tanpa beban atau ikatan apapun juga kepada Para

ne
ng

Penggugat untuk dimiliki atau dikuasai oleh Para Penggugat” maka menurut
Majelis Hakim oleh karena Para Penggugat telah dapat membuktikan dalil-dalil
gugatannya sebagaimana pertimbangan Majelis Hakim di atas dimana tanah

do
gu

obyek sengketa adalah merupakan tanah peninggalan “Ewanan Boko’na” dari


Sura’ Langi yang kemudian secara adat-istiadat masyarakat Mamasa pasti
In
A

akan turun kepada ahli warisnya sebagaimana dalam adat-istiadat masyarakat


Mamasa disebut dengan “Batang lembang” kepada Indo’ Sondok (Sondok
ah

Langi), Pampang Langi, Arruan Mewangka dan kemudian kepada Para


lik

Penggugat maka adalah layak, adil dan berargumentasi hukum apabila petitum
gugatan Para Penggugat angka 7 (tujuh) yaitu “Menghukum Tergugat beserta
m

ub

siapa saja yang memperoleh hak darinya untuk membongkar rumah atau
bangunan yang berdiri di atas obyek sengketa kemudian menyerahkan obyek
ka

ep

sengketa dalam keadaan kosong sempurna tanpa beban atau ikatan apapun
juga kepada Para Penggugat untuk dimiliki atau dikuasai oleh Para Penggugat”
ah

patut untuk dikabulkan juga;


R

Menimbang, bahwa mengenai petitum gugatan Para Penggugat pada


es
M

angka 8 (delapan) yaitu “Menghukum Turut Tergugat I, II, III dan Turut Tergugat
ng

IV untuk tunduk dan mentaati putusan ini” patut juga untuk dikabulkan;
on

Halaman 88 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa sedangkan mengenai petitum gugatan Para

R
Penggugat pada angka 2 (dua) yaitu “Menyatakan sah dan berharga sita

si
jaminan yang diletakkan di atas tanah obyek sengketa”, oleh karena selama

ne
ng
jalannya persidangan Mejelis Hakim Pengadilan Negeri Polewali tidak pernah
melakukan Sita Jaminan atas obyek sengeta, maka petitum pada angka 2 (dua)
yaitu “Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan di atas tanah

do
gu
obyek sengketa” tidak dapat dikabulkan;

Menimbang. bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat dapat

In
A
dikabulkan sebagian maka patut kiranya menghukum Tergugat, Turut Tergugat
I, II, III dan Turut Tergugat IV untuk membayar biaya perkara ini secara
ah

lik
tanggung renteng yang besarnya akan ditentukan kemudian, maka dengan
demikian petitum gugatan Para Penggugat pada angka 9 (sembilan) yaitu
am

“Menghukum Tergugat atau Turut Tergugat I, II, III dan Turut Tergugat IV untuk

ub
secara tanggung renteng membayar biaya perkara” dapat dikabulkan oleh
karena Tergugat atau Turut Tergugat I, II, III dan Turut Tergugat IV dipihak yang
ep
k

dikalahkan;
ah

Menimbang, bahwa mengenai bukti-bukti surat dan keterangan saksi-


R

si
saksi yang tidak relevan dengan putusan ini, Majelis Hakim berpendapat bahwa
tidak perlu dipertimbangkan dan harus dikesampingkan;

ne
ng

Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh pertimbangan-pertimbangan


sebagaimana tersebut di atas, maka gugatan Para Penggugat dapat dikabulkan

do
gu

untuk sebagian;

Mengingat dan memperhatikan: ketentuan hukum yang berlaku


In
khususnya dalam RBg (Stb. 1927-227), Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
A

(KUH Perdata), Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan


Kehakiman, Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Peradilan Umum,
ah

lik

Pasal 157 RBg atau Pasal 132a HIR dan ketentuan pasal-pasal lain yang
bersangkutan dengan perkara ini ;
m

ub

MENGADILI:
ka

ep

DALAM EKSEPSI:
ah

 Menolak Eksepsi Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV
R

seluruhnya.
es
M

ng

DALAM POKOK PERKARA:


on

Halaman 89 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk sebagian;

R
2. Menyatakan bahwa obyek sengketa adalah harta peninggalan atau harta

si
asal dari Almarhum INDO SONDOK yang belum terbagi kepada Para Ahli

ne
ng
Warisnya atau Para Penggugat;
3. Menyatakan bahwa surat penjualan tanggal 24 Januari 1972 dan 21
September 1972 antara M. KALOLI selaku penjual serta Tergugat selaku

do
gu pembeli dan menjadikan obyek sengketa masuk sebagai obyek jual beli
harus dinyatakan tidak sah atau batal demi hukum khusus untuk obyek

In
A
sengketa;
4. Menyatakan bahwa penguasaan Tergugat atas obyek sengketa
ah

berdasarkan surat penjualan tanggal 24 Januari 1972 dan 21 September

lik
1972 adalah tidak sah menurut hukum karena obyek sengketa bukan milik
M. KALOLI selaku penjual melainkan harta peninggalan INDO SONDOK;
am

ub
5. Menyatakan bahwa surat penjualan tanggal 24 Januari 1972 dan 21
September 1972 serta surat-surat lain yang terbit di atasnya khusus
ep
menyangkut obyek sengketa harus dinyatakan tidak sah dan tidak mengikat
k

Para Penggugat atau batal demi hukum;


ah

6. Menghukum Tergugat beserta siapa saja yang memperoleh hak darinya


R

si
untuk membongkar rumah atau bangunan yang berdiri di atas obyek
sengketa kemudian menyerahkan obyek sengketa dalam keadaan kosong

ne
ng

sempurna tanpa beban atau ikatan apapun juga kepada Para Penggugat
untuk dimiliki atau dikuasai oleh Para Penggugat;

do
gu

7. Menghukum Turut Tergugat I, II, III dan Turut Tergugat IV untuk tunduk dan
mentaati putusan ini;
8. Menolak gugatan Para Penggugat selain dan selebihnya;
In
A

9. Menghukum Tergugat dan Turut Tergugat I, II, III dan Turut Tergugat IV
untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 2.621.000,00 (Dua Juta Enam
ah

lik

Ratus Dua Puluh Satu Ribu Rupiah);


m

ub

Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim


Pengadilan Negeri Polewali, pada hari Selasa, tanggal 14 April 2015, oleh kami
ka

ep

KADARISMAN AL RISKANDAR, SH., MH sebagai Hakim Ketua, YULIANTI


MUHIDIN, SH. dan NANANG DWI KRISTANTO, SH., M.Hum masing-masing
ah

sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk berdasarkan Surat Penetapan Ketua


R

Pengadilan Negeri Polewali Nomor 136/Pen.Pdt.G/2014/PN Pol, tanggal 3


es
M

November 2014, putusan tersebut di ucapkan pada hari itu juga dalam
ng

persidangan yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh
on

Halaman 90 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
para Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh MUH. SALEH, SH Panitera

R
Pengganti pada Pengadilan Negeri Polewali, Kuasa Para Penggugat dan Kuasa

si
Tergugat dan Turut Tergugat II, III dan Turut Tergugat IV dan tanpa dihadiri oleh

ne
ng
Turut Tergugat I.

Hakim Anggota Ketua Majelis

do
gu

In
A
YULIANTI MUHIDIN, SH. KADARISMAN AL RISKANDAR, SH., MH.
ah

lik
NANANG DWI KRISTANTO, SH., M.Hum.
am

ub
Panitera Pengganti
ep
k
ah

MUH. SALEH, SH
R

si
Perincian Biaya Perkara:

ne
ng

Pendaftaran Rp. 30.000,00


Panggilan Rp. 2.480.000,00

do
gu

ATK Rp. 100.000,00


Meterai Rp. 6.000,00
Redaksi Rp. 5.000,00
In
A

JUMLAH Rp. 2.621.000,00


(Dua Juta Enam Ratus Dua Puluh Satu Ribu Rupiah)
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 91 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 92 dari 93 Putusan Nomor 17/Pdt.G/2014/PN Pol


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92

Anda mungkin juga menyukai