Nama Kelompok :
• Ni Luh Putu Cahya Kurnia Dwiyanti (20101072)
• Nanda Siti Meliasari (20103002)
• Melinda Saprianti (20103037)
• Nadilla Zulfatikah ( 20104077)
• Devi Saskia Saputri (20103138)
1. Skeptisme Profesional
Skeptisme profesional auditor merupakan sikap (attitude) auditor dalam melakukan
penugasan audit dimana sikap ini mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan
melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit. Karena bukti audit dikumpulkan dan
dinilai selama proses audit, maka skeptisme professional harus digunakan selama proses
tersebut. Skeptisme merupakan manifestasi dari obyektivitas. Skeptisme tidak berarti bersikap
sinis, terlalu banyak mengkritik, atau melakukan penghinaan. Auditor menerapkan sikap
skeptisme profesional pada saat mengajukan pertanyaan dan menjalankan prosedur audit,
dengan tidak cepat puas dengan bukti audit yang kurang persuasive yang hanya didasarkan pada
kepercayaan bahwa manajemen dan pihak terkait bersikap jujur dan mempunyai integritas.
Dalam proses Audit tahap skeptisisme ini di perlukan saat Auditor menerapkan sikap skeptisme
profesional di saat mengajukan pertanyaan dan menjalankan prosedur audit, dengan tidak cepat
puas dengan bukti audit yang kurang persuasive yang hanya didasarkan pada kepercayaan
bahwa manajemen dan pihak terkait bersikap jujur dan mempunyai integritas.
KEWASPADAAN PROFESIONAL
1. Sadari, manajemen selalu bisa membuat kecurangan
• Manajemen berada dalam posisi meniadakan (override) pengendalian intern
yang baik.
• Anggota tim audit harus mengesampingkan keyakinan/kepercayaan mereka
bahwa manajemen jujur dan punya integritas, sekalipun pengalaman dalam
audit yang lalu menunjukkan mereka jujur dan punya integritas.
3. Waspada
• Apakah bukti audit bertentangan dengan atau mempertanyakan keandalan ?
• Dokumen dan tanggapan terhadap pertanyaan auditor ?
• Semua informasi lain yang diperoleh dari manajemen ?
4. Terapkan kehati-hatian
Jangan :
• Abaikan/sepelekan situasi aneh/luar biasa;
• Menggeneralisasi kesimpulan mengenai pengamatan audit;
• Gunakan asumsi keliru dalam menentukan sifat, waktu pelaksanaan, dan
luasnya prosedur audit dan dalam mengevaluasi hasil/temuannya;
• Terima bukti audit yang kurang persuasif, dengan harapan/ kepercayaan
manajemen jujur dan punya integritas.
• Terima representasi dari manajemen sebagai subtansi/pengganti dari bukti audit
yang cukup dan tepat yang seharusnya diperoleh.
http://keepcopying.blogspot.com/2014/07/mengidentifikasi-risiko-bawaan-menilai.html
https://www.jtanzilco.com/blog/detail/510/slug/skeptisme-profesional-auditor-dalam-
mendeteksi-kecurangan
https://www.kompasiana.com/dewisekarsari7466/5fa01db5d541df1d28328c72/sikap-
skeptisisme-profesional-bagi-auditor