Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fifi Nur Afiyah

NIM : B200210445
Kelas :J
Mata Kuliah : Pengauditan 1
Pendalaman Materi Chapter 5
1. Mengapa auditor perlu melakukan mempertimbangkan masalah tanggung jawab & etika
profesi sebelum menerima penugasan?
Jawab :
Auditor perlu mempertimbangkan masalah tanggung jawab dan etika profesi sebelum
menerima penugasan karena hal tersebut berkaitan dengan integritas dan kredibilitas
auditor. Sebagai seorang profesional, auditor harus memiliki tanggung jawab moral untuk
menjamin bahwa laporan keuangan yang dia audit telah disajikan secara jujur, adil, dan
akurat.
Dalam mempertimbangkan tanggung jawab dan etika profesi, auditor harus memastikan
bahwa dia memiliki kompetensi dan pengetahuan yang cukup untuk mengevaluasi laporan
keuangan yang dia audit. Dia juga harus memastikan bahwa dia tidak memiliki konflik
kepentingan atau hubungan yang tidak sesuai dengan klien atau pihak yang terlibat dalam
audit.
Selain itu, etika profesi juga memainkan peran penting dalam menentukan apakah seorang
auditor dapat menerima penugasan atau tidak. Auditor harus mematuhi kode etik profesi
yang mengatur perilaku dan tindakan mereka dalam menjalankan tugas mereka.
Ketidakpatuhan terhadap kode etik profesi dapat mengancam kredibilitas dan integritas
auditor, serta menghasilkan tindakan disiplin oleh organisasi profesi.
Dengan mempertimbangkan masalah tanggung jawab dan etika profesi sebelum menerima
penugasan, seorang auditor dapat memastikan bahwa dia dapat melakukan tugasnya
dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi, serta memastikan bahwa laporan
keuangan yang dia audit akurat dan dapat diandalkan.

2. Mengapa auditor perlu mengevaluasi integritas manajemen saat penerimaan penugasan?


Jawab :
Auditor perlu mengevaluasi integritas manajemen saat penerimaan penugasan karena
integritas manajemen dapat memengaruhi kualitas laporan keuangan dan dapat
mempengaruhi kemampuan auditor untuk melakukan audit yang efektif dan efisien.
Integritas manajemen mengacu pada kejujuran, etika, dan nilai-nilai moral yang dipegang
oleh manajemen dalam menjalankan bisnis. Jika manajemen tidak memiliki integritas yang
baik, maka kemungkinan besar mereka akan membuat keputusan yang tidak jujur dan tidak
adil dalam melaporkan keuangan perusahaan. Hal ini dapat menghasilkan laporan
keuangan yang tidak akurat atau menyesatkan, dan sulit untuk diverifikasi oleh auditor.
Selain itu, manajemen yang tidak memiliki integritas yang baik dapat menghalangi auditor
dalam melaksanakan tugas mereka dengan efektif. Manajemen mungkin mencoba untuk
menyembunyikan informasi penting atau menghambat akses auditor ke data yang
diperlukan. Oleh karena itu, penilaian integritas manajemen dapat membantu auditor
untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin terkait dengan kualitas laporan keuangan dan
untuk merencanakan audit yang sesuai.
Dalam beberapa kasus, jika auditor meragukan integritas manajemen, auditor dapat
menolak penugasan tersebut karena risiko yang terkait dengan audit yang tidak dapat
diterima. Dan jika klien memiliki integritas yang meragukan, auditor mungkin akan menilai
risiko audit yang dapat diterima yang lebih rendah, perusahaan yang memiliki integritas
rendah sering kali menjalankan bisnisnya dengan cara yang akhirnya menimbulkan konflik
dengan para pemegang saham , pelanggan serta pembuat peraturan.
Oleh karena itu, mengevaluasi integritas manajemen adalah langkah penting dalam
memastikan bahwa auditor dapat menjalankan tugasnya dengan efektif dan efisien serta
memastikan bahwa laporan keuangan yang dia audit dapat diandalkan.

3. Apa fungsi mengidentifikasi kondisi khusus dan resiko yang tidak biasa saat penerimaan
penugasan?
Jawab :
1. Memahami kondisi khusus dan resiko yang terkait dengan klien
Identifikasi kondisi khusus dan resiko yang tidak biasa saat penerimaan penugasan
membantu auditor dalam memahami situasi klien secara keseluruhan. Hal ini
memungkinkan auditor untuk memahami perusahaan dengan lebih baik dan
mengembangkan strategi audit yang lebih efektif.
2. Memperoleh pemahaman tentang lingkungan bisnis
Mengidentifikasi kondisi khusus dan resiko yang tidak biasa juga membantu auditor
dalam memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang lingkungan bisnis di mana klien
beroperasi. Hal ini membantu auditor dalam memahami potensi resiko dan tantangan
yang mungkin terkait dengan operasi bisnis klien.
3. Menentukan apakah penugasan dapat diterima
Identifikasi kondisi khusus dan resiko yang tidak biasa juga membantu auditor dalam
menentukan apakah penugasan dapat diterima. Dalam beberapa kasus, kondisi khusus
atau resiko yang tidak biasa mungkin menjadi alasan untuk menolak penugasan atau
mengubah strategi audit yang direncanakan.
4. Menentukan tingkat resiko yang terkait dengan penugasan
Identifikasi kondisi khusus dan resiko yang tidak biasa juga membantu auditor dalam
menentukan tingkat resiko yang terkait dengan penugasan. Hal ini memungkinkan
auditor untuk merencanakan audit dengan lebih hati-hati dan mengambil tindakan yang
tepat untuk mengurangi risiko audit.
4. Pada saat perencanaan audit, mengapa dibutuhkan pemahaman bisnis dan industri klien?
Jawab :
Auditor harus memperoleh pemahaman yang memadai tentang entitas dan lingkungannya,
termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji yang material pada
laporan keuangan baik karena kekeliruan maupun kecurangan, dan untuk merancang sifat,
penetapan waktu, serta luas prosedur audit selanjutnya. Sifat bisnis dan industri klien
mempengaruhi risiko bisnis klien serta risiko salah saji yang material dalam laporan
keuangan. Untuk mengembangkan rencana audit yang efektif, auditor pada semua
perusahaan harus mempunyai keahlian untuk menilai risiko lingkungan eksternal. Auditor
juga membutuhkan pengetahuan tentang strategi, operasi dan sistem pengukuran kinerja
klien untuk menilai risiko bisnis dan risiko inheren klien dalam laporan keuangan.

5. Apa manfaat penilaian atas resiko audit?


Jawab :
Penilaian atas resiko audit memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Menentukan strategi audit yang tepat
Penilaian atas resiko audit membantu auditor dalam menentukan strategi audit yang
tepat. Dengan memahami resiko yang terkait dengan entitas dan lingkungannya, auditor
dapat merencanakan dan melaksanakan audit dengan cara yang tepat untuk
mengurangi risiko dan memaksimalkan efektivitas audit.
2. Menentukan materialitas
Penilaian atas resiko audit membantu auditor dalam menentukan materialitas yang
tepat untuk tujuan audit. Materialitas adalah ukuran seberapa besar suatu kesalahan
dalam laporan keuangan dapat mempengaruhi pengguna informasi dalam membuat
keputusan.
3. Mengidentifikasi area yang perlu mendapat perhatian lebih
Penilaian atas resiko audit membantu auditor dalam mengidentifikasi area yang perlu
mendapat perhatian lebih selama audit. Dengan memahami resiko yang terkait dengan
entitas dan lingkungannya, auditor dapat memfokuskan perhatian mereka pada area-
area yang memiliki resiko yang lebih tinggi.
4. Meningkatkan efisiensi audit
Penilaian atas resiko audit membantu auditor dalam meningkatkan efisiensi audit.
Dengan memahami resiko yang terkait dengan entitas dan lingkungannya, auditor dapat
memprioritaskan tugas-tugas audit dan mengalokasikan sumber daya audit dengan cara
yang lebih efisien.
5. Meningkatkan kualitas audit
Penilaian atas resiko audit membantu auditor dalam meningkatkan kualitas audit.
Dengan memahami resiko yang terkait dengan entitas dan lingkungannya, auditor dapat
mengidentifikasi potensi kesalahan atau kecurangan dalam laporan keuangan dan
mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko tersebut.

Anda mungkin juga menyukai