Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PROPOSAL PENELITIAN

“Perbedaan Rata-Rata Pengeluaran Mahasiswa yang Tinggal di Kost


dengan yang Tinggal di Rumah dengan Menggunakan Analisis Uji-T
(Independent Sample t-test)”

Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Jelita Natania Damo (211011030039)
2. Francisca Juventini Mandas(211011030023)
3. Zarah Mongi (211011030027)

Program Studi Matematika


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sam Ratulangi Manado
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Perbedaan
Rata-Rata Pengeluaran Mahasiswa yang Tinggal di Kost dengan yang Tinggal di Rumah
dengan Menggunakan Analisis Uji-T (Independent Sample t-test)” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk mempelajari cara
mencari penyelesaian tentang permasalahan yang berkaitan dengan analisis data pada materi di
mata kuliah Metode Statistika, dan juga sebagai tugas yang telah diberikan oleh Bpk Djoni
Hatidja,S.si, M.si selaku dosen mata kuliah Metode Statistika.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga proposal penelitian ini dapat
selesai. Penulis juga menyadari bahwa karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman proposal
ini mungkinlah belum sempurna, sehinnga penulis sangat berharap mendapatkan kritik dan saran
dari pembaca demi untuk kesempurnaan proposal ini.

Manado, 22 Oktober 2022

Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan jaman globalisasi sekarang ini merubah pemikiran masyarakat
tentang kebutuhan primer manusia. Kebutuhan primer manusia adalah sandang, pangan
dan papan atau kebutuhan akan berpakaian, kebutuhan untuk makan-minum dan
kebutuhan tempat tinggal. Namun, kini kebutuhan primer tersebut menjadi lebih luas
dengan menambahkan satu kebutuhan lainnya yaitu pendidikan. Pendidikan itu
merupakan investasi hidup atau human capital yang menjadi salah satu indikator penting
untuk meningkat taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat kelak. Berbagai daya dan
upaya ditempuh agar dirinya atau anggota keluarganya berada pada tingkat danlevel
tertentu dalam pendidikan. Kesadaran masyarakat akan pendidikan pada akhirnya
menentukan standar minimal dalam pendidikan bagi anak-anaknya atau kerabatnya,
misalkan orang tua akan mengharapkan anaknya memiliki pendidikan setara dengan
pendidikannya dan bahkan lebih tinggi lagi. Semakin beragamnya pendidikan setingkat.
Manajemen keuangan pribadi sangatlah penting dalam mendukung terwujudnya
tujuan-tujuan individu. Dengan melakukan pengelolaan terhadap keuangan pribadi, maka
tiap individu tahu akan tujuan yang ingin dicapai, dan memanfaatkan pengelolaan sumber
daya keuangan secara optimal untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan mengoptimalkan
pengelolaan keuangan pribadi, maka individu secara bertanggung jawab dapat
merencanakan dan mewujudkan masa depannya serta dapat melakukan kontrol diri
terhadap setiap keinginan.
Setiap mahasiswa yang menempuh pendidikan pasti memerlukan biaya baik
mahasiswa yang harus tinggal di kost maupun mahasiswa yang tinggal di rumah. Untuk
mengetahui besar pengeluaran biaya mahasiswa berdasarkan tempat tinggalnya maka
dilakukan penelitian ini agar mahasiswa dapat mengetahui opsi terbaik dalam menempuh
pendidikan.
Penelitian ini menggunakan analisis uji-t untuk mengetahui perbedaan rata-rata
dua populasi/kelompok data yang independen.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa yang dimaksud dengan Uji-T?
 Bagaimana penerapan uji-t terhadap perbedaan rata-rata pengeluaran mahasiswa yang
tinggal di kost dan yang tinggal di rumah?

1.3 Batasan Masalah


 Pengambilan data hanya dilakukan melalui kuesioner.
 Pengambilan data hanya di lingkup program studi matematika Universitas Sam
Ratulangi.
 Analisis perhitungan hanya menggunakan pendugaan parameter (uji-t).

1.4 Tujuan
 Menjelaskan pengertian Pendugaan Parameter.
 Menjelaskan mengenai perbedaan rata-rata pengeluaran mahasiswa yang tinggal di kost
dan yang tinggal di rumah dengan menggunakan uji-T.

1.5 Manfaat Penelitian


 Menjadi referensi bagi teman-teman mahasiswa dalam penelitian selanjutnya.
 Memberikan informasi perbandingan pengeluaran keungan mahasiswa setiap bulannya.
 Sebagai syarat menyelesaikan tugas proyek mata kuliah Metode Statistika.
 Menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai penerapan ilmu pengetahuan selama
perkuliahan di program studi matematika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebutuhan Mahasiswa dalam Menempuh Pendidikan


Perkembangan jaman yang semakin modern menempatkan pendidikan sebagai
kebutuhan wajib bagi segenap lapisan masyarakat. Semakin maju sebuah negara maka
akan semakin meningkat pula tingkatan pendidikan yang dibutuhkan. Semakin tinggi
tingkat kesejahteraan masyarakat maka permintaan terhadap pendidikan tinggi juga
semakin tinggi (Hascaryani, 2012). Di Indonesia, selain diselenggarakan oleh pihak
pemerintah, pihak swasta juga ikut berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan,
mulai di tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun di pendidikan tinggi.
Minat atau permintaan masyarakat terhadap adanya pendidikan tinggi juga semakin
meningkat, hal itu juga diimbangi dengan meningkatnya penyediaan atau supply oleh
lembaga penyelenggara pendidikan. Lembaga pendidikan tinggi berlomba untuk
menyediakan berbagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan proses pendidikan sehingga
mendukung keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Masyarakat juga akan memilih
lembaga pendidikan yang bisa memenuhi kebutuhan peserta didik ketika melakukan
proses pendidikan.
Menurut Kotler dan Fox, pemangku kepentingan (stakeholder) pendidikan tinggi
atau universitas terdapat beberapa komponen yang terdiri dari : mahasiswa sebagai
peserta didik, badan akreditasi perguruan tinggi, orang tua ataupun wali dari mahasiswa,
para dosen, para peneliti, para karyawan dan para staf pimpinan, anggota dewan
penyantun, perguruan tinggi sejenis, para pemasok, perusahaan atau organisasi bisnis
maupun publik, yayasan, para alumni, anggota masyarakat dan media masa (Kotler dan
Fox, dalam Afiff, 2008).
Dari beberapa stakeholder tersebut, mahasiswa adalah salah satu unsur stake
holder yang penting dan menjadi kunci penilaian keberhasilan pencapaian dan visi misi
perguruan tinggi, sehingga perlu dikaji apa saja yang menjadi kebutuhan mahasiswa
ketika melakukan studi di perguruan tinggi sebagai tempat mereka menjalankan berbagai
aktivitasnya hingga mencapai derajat sarjana. Dalam menjalankan perkuliahan,
mahasiswa tentu mempunyai kebutuhan dalam meningkatkan kapabilitas dan
mengembangkan potensinya sebagai mahasiswa untuk mencapai tingkat sarjana. Harapan
mahasiswa di kampus dapat menemukan fasilitas, sistem dan lingkungan yang sesuai
dengan kebutuhannya untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran di pendidikan
tinggi.
Salah satu teori yang mempelajari tentang kebutuhan adalah teori tentang hierarki
atau tingkatan kebutuhan yang dicetuskan oleh Abraham Maslow. Menurut Maslow,
manusia mempunyai berbagai kebutuhan yang bertingkat, yang pertama adalah
kebutuhan fisiologis, yang kedua adalah kebutuhan rasa aman, yang ketiga adalah
kebutuhan sosial, yang keenpat adalah kebutuhan penghargaan dan yang kelima adalah
aktualisasi diri. Setiap tingkatan tersebut akan didapatkan jika telah dilewati pemenuhann
kebutuhan yang ada dibawahnya dan begitulah seterusnya (Fahmi, Irham, 2016). Dalam
proses pendidikan di universitas atau perguruan tinggi, mahasiswa juga mempunyai
kebutuhan yang juga bertingkat, dari kebutuhan yang paling mendasar hingga kebutuhan
yang paling tinggi.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Biaya Pengeluaran Mahasiswa


Faktor yang mempengaruhi biaya pengeluaran mahasiswa adalah faktor
konsumsi. Konsumsi seringkali digunakan sebagai indicator untuk mengukur
kesejahteraan dari segi pengeluaran untuk makanan ke non makanan. Semakin besar
pengeluaran artinya semakin tinggi kesejahteraannya. Konsumsi mahasiswa diluar
konsumsi makanan biasanya berpusat pada bidang perkuliahan, seperti fotocopy, biaya
internet, print tugas, dan lain sebagainya. Jika dikelompokkan maka konsumsi non
makanan mahasiswa bergerak dalam tiga hal, yaitu transportasi, komunikasi (meliputi
biaya pulsa, kuota internet, dan lain sebagainya), serta entertainment (meliputi
pembelanjaan untuk membeli pakaian, handphone, laptop, aksesoris, dan lain
sebagainya) (Perkasa, 2012). Mahasiswa yang tinggal di daerah yang jauh juga
memerlukan tempat tinggal yang dekat dengan kampus mereka seperti tinggal bersama
saudara dekat ataupun harus tinggal di rumah kost yang tentunya memerlukan biaya tiap
bulan atau tahunnya.

2.3 Pengertian Kost


Mendengar kata “kost”, setiap orang hampir mempunyai kesamaan pengertian,
yaitu suatu tempat atau sebuah kamar yang disewakan kepada orang yang membutuhkan
dalam jangka waktu tertentu dan dengan biaya sewa tertentu. Meruntut dari sejarahnya,
kata “kost” berasal dari bahasa belanda: “in de kost”, yang secara hurufiah berarti:
“makan di dalam”, atau dalam pengertian lebih luas: “tinggal dan ikut makan” di dalam
rumah tempat menumpang tinggal. Dimana pada zaman kolonial/penjajahan belanda di
indonesia, “in de kost” ini merupakan sebuah gaya hidup yang cukup populer di kalangan
menengah ke atas untuk kaum pribumi, terutama bagi kalangan yang sangat mengagung-
agungkan budaya barat/ eropa khususnya budaya belanda.
Tempat kost merupakan suatu hunian untuk ditinggali sementara dengan sejumlah
pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu. Dimana-mana terutama diberbagai
daerah di Indonesia, sentra pendidikan tumbuh berjamuran, terutama akademi dan
universitas negeri dan swasta. Hal ini diikuti dengan bertambahnya jumlah rumah atau
bangunan khusus yang menawarkan jasa tempat kost bagi para pelajar atau mahasiswa
yang membutuhkannya. Jasa ini tidaklah gratis, yaitu dengan melibatkan sejumlah
pembayaran untuk untuk setiap periode, yang dihitung per bulan atau per tahun. Setelah
melakukan transaksi pembayaran barulah seseorang dapat menumpang hidup di tempat
yang diinginkan. Banyaknya universitas membuat tempat tinggal juga menjadi prioritas
yang penting untuk mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di daerah lain atau jauh dari
tempat tinggalnya. Salah satunya dengan menyewa tempat tinggal sementara seperti
tempat kost. Dipilihnya tempat kost karena tidak semua universitas menyediakan fasilitas
asrama bagi mahasiswa.

2.4 Uji-T
Uji-t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan
hipotesis nol. Uji-t pertama kali dikembangkan oleh William Seely Gosset pada 1915.
Awalnya menggunakan nama samaran Student, dan huruf t yang terdapat dalam istilah
uji-t dari huruf terakhir nama beliau. Uji-t disebut juga dengan student-t. Uji-T dilakukan
dengan pengambilan sampel secara acak dari populasi berdistribusi normal, serta data
berskala interval dan atau rasio normal.
Kegunaan Uji-T adalah sebagai analisis data untuk menguji satu atau dua
populasi. Selain itu, juga membandingkan dua mean (rata-rata) untuk menentukan apakah
perbedaan rata-rata tersebut perbedaan nyata atau karena kebetulan.

2.5 Uji-T satu sampel (one sample t-test)


Pengujian rata-rata satu sampel dimaksudkan untuk menguji nilai tengah atau
rata-rata populasi (µ) sama dengan nilai tertentu (µ 0), lawan hipotesis alternatifnya bahwa
nilai tengah atau rata-rata populasi (µ) tidak sama dengan µ 0. Pengujian satu sampel pada
prinsipnya ingin menguji apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai
pembanding) berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Nilai
tertentu di sini pada umumnya adalah sebuah nilai parameter untuk mengukur suatu
populasi. Menguji:
H0 : µ = µ0 lawan H1 : µ ≠ µ0
H0 merupakan hipotesa awal, sedangkan H1 merupakan hipotesis alternatif atau hipotesis
kerja. Dengan menggunakan rumus:
x−μ0
t hit =
s
√n
 t = nilai hitung
 x = rata-rata sampel
 µ0 = nilai parameter
 s = standar deviasi sampel
 n = jumlah sampel
Untuk menginterpretasikan uji-t terlebih dahulu harus ditentukan:
 Nilai signifikansi α.
 Df (degree of freedom) = N–k. Khusus untuk uji-t satu sampel, Df = N-1.
Bandingkan nilai t dengan t , dimana t tab=t α
hit tab .
; N−1
2

Apabila:
 thit > ttab : berbeda secara signifikansi (H0 ditolak).
 thit < ttab : tidak berbeda secara signifikansi (H0 diterima).

2.6 Uji-T berpasangan (paired sample t-test)


Uji-t berpasangan adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang
digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus
yang berpasangan adalah salah satu individu (objek penelitian) dikenai dua buah
perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti tetap
memperloeh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari
perlakuan kedua. Hipotesis dari kasus ini dapat ditulis:
H 0=μ 1−μ2=0 atau μ1=μ2
H a =μ 1−μ2 ≠ 0 atau μ1 ≠ μ2
H a berarti bahwa selisih sebenarnya dari kedua rata-rata tidak sama dengan nol. Dengan
menggunakan rumus:
D
t hit =
SD
√n
dengan,
SD=√ var
n
1
var (s 2)= ∑
n−1 i=1 i
( x −x ¿)2 ¿

 D = rata-rata selisih pengukuran 1 dan 2


 SD = standa deviasi selisih pengukuran 1 dan 2
Untuk menginterpretasikan uji-t terlebih dahulu harus ditentukan:
 Nilai signifikasi α.
 Df (degree of freedom) = N–k. Khusus untuk uji-t berpasangan, Df = N-1.
Bandingkan nilai thit dengan t tab=α ;n−1.
Apabila:
 thit > ttab : berbeda secara signifikansi (H0 ditolak).
 thit < ttab : tidak berbeda secara signifikansi (H0 diterima).

2.7 Uji-T independen (independent sample t-test)


Uji ini untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua populasi/kelompok data yang
independen. Uji-t independen ini memiliki asumsi/syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
 Datanya berdistribusi normal.
 Kedua kelompok data independen (bebas).
 Variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik (dengan hanya 2
kelompok).
Uji-t independen menggunakan rumus:
M 1−M 2
t hit =

Dengan,
√ (
SS 1 +SS 2 1 1
+
n1 +n2 −2 n1 n2 )
∑ X1 ( ∑ X 1)
2

M = SS1=∑ X −
2
1
n1 1
n1
∑ X2 ( ∑ X 2)
2

M = SS2=∑ X −
2
2
n2 2
n2
 M1 = rata-rata data populasi 1
 M2 = rata-rata data populasi 2
 SS1 = sum of square populasi 1
 SS2 = sum of square populasi 2
 n1 = jumlah sampel/subjek populasi 1
 n2 = jumlah sampel/subjek populasi 2
Untuk menginterpretasikan uji-t terlebih dahulu harus ditentukan:
 Nilai signifikasi α.
 Interval confidence = 1-α.
 Df (degree of freedom) = N–k. Khusus untuk uji-t independen, Df = N-2 atau Df =
(n1 + n2) – 2.
Bandingkan nilai thit dengan t tab=α ;n−2.
Apabila:
 thit > ttab : berbeda secara signifikansi (H0 ditolak).
 thit < ttab : tidak berbeda secara signifikansi (H0 diterima).

Anda mungkin juga menyukai