Anda di halaman 1dari 8

SOP Pemasangan Infus

1. Setiap pasien Klinik Rawat Inap Idaman Hati yang mendapatkan perawatan lanjutan berupa
pemasangan infus, maka perlu dilakukan pemasangan infus dengan baik sesuai prosedur
baku
2. Bila dokter memberikan instruksi pemasangan infus, baik untuk pasien rawat inap, rujukan,
atau observasi, maka persiapan perlu dilakukan
3. Pastikan persetujuan tindakan pemasangan infus sudah ditandatangani pada form
persetujuan tindakan
4. Informasikan rencana tindakan infus pada pasien, berkaitan keluhan penyerta yang mungkin
dirasakan atau mungkin kegagalan infus yang mungkin terjadi, sehingga pasien /keluarga
pasien memahami risiko yang mungkin terjadi
5. Bila nakes yang betugas tidak yakin dapat melakukan tindakan infus dengan baik karena
suatu hal, maka segera lakukan prosedur on call nakes yang dapat membantu pemasangan
infus
6. Bila nakes yang bertugas gagal dua kali pemasangan infus, maka hentikan tindakan, dan
segera jalankan prosedur on call nakes lain untuk membantu pemasangan infus
7. Untuk nakes yang tidak bertugas, tetap standby alat komunikasinya, sehingga dapat
menerima informasi untuk membantu pemasangan infus di Klinik Rawat Inap Idaman Hati
8. Pastikan infus dapat terpasang dengan sekali tindakan pemasangan infus untuk membantu
kenyamanan pasien mendapatkan perawatan lanjutan
9. Bila persetujuan sudah ditandatangani, maka prosedur pemasangan infus dapat dilanjutkan
10. Siapkan beberapa alat dan bahan tindakan pemasangan infus:
a. 2 buah Torniquet
b. Infus set
c. Cairan infus sesuai instruksi
d. 2 buah Venflon / IV Cath /surflow ( ukuran 22 untuk anak, ukuran 24 atau 26 untuk bayi,
ukuran 18 atau 20 untuk deawasa)

e. Hypafix/ plaster
f. Kassa
g. Alkohol dan alcohol swab
h. Betadine bila diperlukan
i. Tabung sample darah bila diperlukan
j. Gunting
k. Tiang penyangga infus/standart infus
l. Spalk tangan anak/bayi
11. Selanjutnya prosedur pemasangan infus dapat dilakukan dengan cara:
a. Persilahkan pasien untuk merebahkan diri secara rileks, bila pasien anak, maka dapat
dilakukan edukasi ke keluarga pasien berkaitan dengan posisi pasien dan kemungkinan
anak yang menangis. Tenangkan keluarga pasien dan pasien, sehingga pasien merasa
nyaman dan tindakan infus dapat dilakukan dengan baik
b. Gunakan gloves
c. Bukalah penutup cairan infus
d. Bukalah set selang infus
e. Tusukkan ujung selang infus pada karet area kepala infus yang bertuliskan out
f. Alirkan cairan infus sampai ujung jarum selang infus
g. Geser roda pengatur aliran cairan infus ke kondisi off, dan letakkan ujung selang infus
pada daerah yang steril untuk siap digabungkan dengan venflon
h. Pastikan tidak ada bubble udara di selang infus
i. Siapkan plester/ hypafix sesuai ukuran dan jumlahnya, lekatkan sebagiannya pada baki
tindakan (jangan ditempel pada bed pasien)
j. Kaji area vena yang akan menjadi titik masuk jarum venflon

k. Untuk membantu kajian pembuluh darah vena yang optimal mulai bagian distal, maka
dapat dilakukan dengan cara mengeketuk pembuluh vena secara gantle, memberikan
kompres hangat, atau membiarkan tangan tergantung dari bed pasien. Gunakan tensi
meter atau torniquet untuk membantu evaluasi (bila perlu dengan 2 bendungan
torniquet)
l. Bila titik insersi venflon sudah dipastikan, maka minta pasien untuk mengepalkan
tangan
m. Berikan motivasi untuk tenang dan tidak bergerak saat tindakan dilakukan
n. Pasang torniquet sekitar 10cm diatas lipatan lengan/siku
o. bersihkan titik insersi infus pada daerah vena dengan alcohol swab
p. Ketuk titik vena dengan jari (jangan dipukul-pukul/ menampar vena/ tangan pasien,
untuk menghindari kemerahan pada daerah insersi atau rasa nyeri karena pukulan
tangan petugas)
q. Bila belum juga memberikan hasil penampakan vena yang optimal, maka dapat
menggunakan pemasangan 2 torniquet, dimana satu torniquet lagi dipasang pada
bagian tengan lengan bawah (minimal torniquet kedua dipasang setelah 2 menit
torniquet kedua terpasang)
r. Bila titik insersi sudah dipastikan dan sudah steril, maka siapkan venflon sesuai ukuran
dan usia pasien atau ukuran pembuluh darah pasien

s. Stabilkan posisi vena dengan cara fiksasi tangan pasien, serta menarik elastisitas kulit
kearah distal/bawah dengan sedikit tarikan dari petugas
t. Pegang Venflon secara tepat, posisikan ujung jarum venflon mengarah keatas
u. Gunakan teknik Catheter Hub Twirling dilakukan dengan cara : setelah melakukan
tusukan dan darah terlihat di flashback chamber, masukan IV Cath dengan gerakan
memutar searah jarum jam dengan perlahan. Hal ini membantu jarum plastik IV Cath
meluncur memutar di dalam pembuluh darah mencari lubang kosong untuk masuk
tanpa menerobos dinding vena atau endapan (jika ada).
v. Bila venflon sudah masuk dalam lumen vena, maka Tarik jarum venflon bertahap dan
tekan ujung selang venflon untuk mencegah darah keluar saat jarum venflon ditarik.
w. Pasang ujung selang infus ke venflon
x. Buka roda aliran cairan infus secara penuh, pastikan cairan menetes dengan lancer dan
tidak ada penggelembungan cairan disekitar masuknya venflon ke dalam vena (edema
cairan infus)
y. Bila cairan infus sudah masuk melalui venflon dan vena pasien, maka segera fiksasi
venflon dengan cara, bersihkan kulit titik insersi venflon dengan swab alcohol, letakkan
kassa steril pada area insersi, dan fiksasi dengan Hypafix pada kassa area insersi dan
pada selang yang melingkar dari area insersi. Berikan identitas pada area fiksasi berupa
tanggal dan jam pemasangan
z. Adanya penggelembungan menandakan adanya kegagalan pemasangan IV cath
aa. Kegagalan tindakan pemasangan infus dapat diketahui bila cairan infus tidak menetes,
cairan berkumpul pada daerah insersi venflon, pasien merasa kesakitan
bb. Bila tanda kegagalan pemasangan infus tampak, maka segera tarik venflon secara
perlahan kearah atas, sehingga mendapatkan aliran darah pada chamber venflon. Bila
usaha ini tidak berhasil, maka ulangi prosedur tindakan pemasangan infus sejak awal

12. Hitung jumlah tetesan infus permenit sesuai instruksi dokter. Perhitungan dapat dilakukan
dengan cara :

Faktor tetes dewasa = 20


Faktor tetes anak = 60

13. Risiko phlebitis dapat terjadi pada pasien dengan pemasangan infus yang sudah berjalan
beberapa hari atau lebih dari 72 jam. Bila komplikasi phlebitis timbul, maka segera lakuka
prosedur awal pemasangan infus. Untuk mencegah risiko phlebitis, beberapa hal di bawah
ini dapat dilakukan:

Menurut Schaffer, dkk (2000 : 301) tindakan-tindakan pencegahan spesifik antara lain
sebagai berikut :
a. Menggunakan teknik aseptic yang ketat saat memasang intravena atau mengganti
balutan intravena.
b. Mencuci tangan dengan adekuat dan sering.
c. Letakkan jarum atau kateter dengan aman di tempat pemasangan. d. Ganti tempat
pemasangan minimal setiap 72 jam.
d. Encerkan dengan cukup preparat yang mengiritasi sebelum mengimpuskan.
e. Gunakan penyaring (lebih disukai 0,22 mikron) dengan infus kecuali kontra indikasi.
f. Ganti pemberian set intravena setiap 24 jam sampai 48 jam. h. Ganti balutan setiap 24
jam sampai 48 jam.
g. Pertahankan integritas sistem infus.
14. Lakukan evaluasi 5-10mnt setelah pemasangan infus, dan evaluasi setiap 48 jam terhadap
risiko phlebitis atau risiko lain
15. Buang limbah medis pada sampah medis dan safety box sesuai prosedur
Pasien dengan
rencana pemasangan
infus

Persetujuan pasien
dan Persiapan alat -
bahan pemasangan
infus

Pasien merebahkan
diri dan medapatkan
edukasi

Pastikan area insersi


dan siap menginfus

Prosedur
pemasangan infus

Ragu atau 1-2 kali Berhasil


Gagal

Prosedur oncall nakes Hitung tetesan infus

Prosedur Lanjutkan perawatan


pemasangan infus dan rencana dokter

Anda mungkin juga menyukai