Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA DASAR


KESETIMBANGAN KIMIA

Dosen Pengampu
Dr. Apt. Yunahara Farida, M.Si
Apt. Anarisa Budiati, M. Farm

Disusun Oleh :
Theresia Andrian
2020210002
Kelas B
7 Desember 2021

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

2021
I. Judul Percobaan
Kesetimbangan Kimia

II. Tujuan Percobaan


1. Untuk memahami bahwa banyak reaksi kimia yang bersifat reversibel
(reaksi bolak balik).
2. Untuk memahami bahwa kesetimbangan kimia dipengaruhi oleh beberapa
faktor.

III. Prinsip Percobaan


Kesetimbangan kimia merupakan suatu keadaan konsentrasi produk dan
reaktan tidak berubah. Jika konsentrasi salah satu komponen diperbesar maka
reaksi akan bergeser ke kanan dan apabila konsentrasi salah satu diperkecil
maka reaksi akan bergeser ke kiri. Suatu reaksi mencapai kesetimbangan saat
kedua proses yang berlawanan terjadi laju yang sama, artinya laju reaksi ke
kanan sama dengan laju reaksi ke kiri.

IV. Teori Singkat


Banyak reaksi tidak berlangsung hingga selesai tapi mendekati suatu
keadaan setimbang, dimana produk dan reaktan yang tidak terpakai kedua-
duanya terdapat dalam jumlah yang relatif tertentu banyaknya. Begitu
kesetimbangan tercapai, tak akan ada lagi perubahan komposisi lebih lanjut
yang terjadi. Keadaan kesetimbangan digambarkan secara kuantitatif melalui
tetapan kesetimbangan reaksi yang tergantung pada suhu dimana reaksi
berlangsung (Oxtoby, 2011).
Kesetimbangan kimia berlangsung pada suatu reaksi kimia yang
bersifat reversibel. Sifat reversibel adalah suatu reaksi kimia yang dapat
kembali ke wujud semula. Artinya pada suatu reaksi kesetimbangan kimia,
produk hasil reaksi dapat bereaksi kembali ke wujud reaktannya.
Kesetimbangan kimia akan tercapai apabila laju reaksi ketika maju sama
besarnya dengan laju reaksi Ketika balik. Syarat selanjutnya agar tercapai
kesetimbangan kimia adalah konsentrasi produk serta reaktan tidak berubah.
Sebagai gambaran persamaan reaksi reversibel sebagai berikut :
xA + yB ↔ zC + hD
Pada dasarnya, suatu reaksi kesetimbangan dapat digeser ke arah yang
kita hendaki dengan cara mengubah konsentrasi salah satu zat, dengan
mengubah suhu dan dengan mengubah tekanan atau volume zat. Seberapa
besar pengaruh dari faktor-faktor luar tersebut terhadap kesetimbangan, dapat
diramalkan berdasarkan pemahaman terhadap azas Le Chatelier yang
dikemukakan oleh Henry Louis Le Chatelier (1850-1936) berikut :
“Jika terhadap suatu kesetimbangan dilakukan aksi (Tindakan) tertentu, maka
sistem itu akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi tersebut akan
menjadi sekecil mungkin.”
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia.
Seperti perubahan konsentrasi. Perubahan konsentrasi dapat mempengaruhi
posisi keadaan setimbang, atau lebih tepatnya jumlah relatif reaktan dan
produk. Perubahan tekanan dan volume memungkinkan memberikan pengaruh
yang sama terhadapt system gas dalam kesetimbangan. Hanya perubahan suhu
yang dapat mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Katalis dapat
mempercepat tercapainya keadaan kesetimbangan dengan cara mempercepat
laju reaksi maju dan laju reaksi balik. Tetapi katalis dapat mengubah posisi
kesetimbangan atau konstanta kesetimbangan (Chang, 2009).
Ada dua macam sistem kesetimbangan, yaitu kesetimbangan dalam
sistem homogen dan kesetimbangan dalam sistem heterogen. Kesetimbangan
dalam sistem homogen dibagi menjadi dua, yaitu kesetimbangan dalam sistem
gas-gas dan kesetimbangan dalam sistem larutan-larutan. Contoh dari
kesetimbangan dalam sistem gas-gas yaitu : 2 SO2(9) + O2 ↔ 2 SO3(g). Contoh
dari kesetimbangan dalam sistem larutan-larutan yaitu : NH4OH ↔ NH4+(aq) +
OH-(aq). Kesetimbangan dalam sistem heterogen dibagi menjadi tiga,
kesetimbangan dalam sistem padat-gas, padat-larutan, dan larutan-padat,gas.
Contoh dari kesetimbangan dalam sistem padat-gas : CaCO3(s) ↔ CaO(s) +
CO2(g). Contoh dari kesetimbangan dalam sistem padat-larutan : BaSO4 ↔
Ba2+(aq) + SO42-(aq). Contoh dari kesetimbangan dalam sistem larutan-padat-gas
: Ca(HCO3)2 (aq) ↔ CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g).

V. Alat dan Bahan


• Alat
1. Rak Tabung 4. Botol semprot
2. Tabung Reaksi 5. Kertas lakmus
3. Pipet Tetes 6. Label

• Bahan
1. Larutan K2CrO4 9. NH4Cl 0.1 M
2. Larutan K2Cr2O7 10. Bi(NO3)3
3. H2SO4 6M 11. Na2S
4. NaOH 3M 12. Fe(NO3)3 0.1 M
5. NaOH 6M 13. KSCN 0.1 M
6. CH3COOH 0.1 M 14. Aquadest
7. NaC2H3O2 0.1 M 15. Indikator MJ
8. NH4OH 0.1 M 16. Indikator PP

VI. Cara Kerja


• Kesetimbangan Ion Kromat - Bikromat
1. Disiapkan 6 tabung rekasi.
2. Tabung 1-3 dimasukkan larutan K2CrO4.
3. Tabung 4-6 dimasukkan larutan K2Cr2O7.
4. Tabung 2 dan 5 ditambahkan H2SO4 6M.
5. Tabung 3 dan 6 ditambahkan NaOH 3M.
6. Diperhatikan perubahan yang terjadi.

• Kesetimbangan Asam Lemah


1. Disiapkan 3 mL CH3COOH 0.1 M pada 3 tabung reaksi.
2. Masing-masing tabung ditambahkan indikator MJ.
3. Tabung 2 ditambahkan 2 ml Na asetat 0.1 M.
4. Tabung 3 ditambahkan beberapa tetes NaOH 0.1 M.
5. Diperhatikan perubahan yang terjadi.

• Kesetimbangan Basa Lemah


1. Disiapkan 3 mL NH4OH 0.1 M pada 3 tabung reaksi.
2. Masing-masing tabung ditambahkan indikator PP.
3. Tabung 2 ditambahkan 2 ml NH4Cl 0.1 M.
4. Tabung 3 ditambahkan beberapa tetes HCl 0.1 M.
5. Diperhatikan perubahan yang terjadi.

• Kesetimbangan Hidrolisa
a. Hidrolisa Bismuth Nitrat [Bi(NO3)3]
1. Dilarutkan 1 g Bi(NO3)3 dalam 2 ml air.
2. Diperiksa sifat keasaman/kebasaan dengan kertas lakmus.
b. Hidrolisa Natrium Sulfida [Na2S]
1. Dilarutkan 1 g Na2S dalam 2 ml air.
2. Diperiksa sifat keasaman/kebasaan dengan kertas lakmus.
3. Dicium bau yang muncul akibat reaksi.

• Kesetimbangan Ion Kompleks


1. Disiapkan larutan Fe(NO3)3 0.1 M dan KSCN 0.1 M.
2. Dicampurkan kedua larutan tersebut dan perhatikan perubahan warna
yang terjadi (larutan induk).
3. Disiapkan 4 tabung reaksi yang berisi larutan induk.
4. Tabung 1 ditambahkan Fe(NO3)3 0.1 M.
5. Tabung 2 ditambahkan KSCN 0.1 M.
6. Tabung 3 ditambahkan NaOH 6 M.
7. Tabung 4 ditambahkan sedikit air
8. Diamati perubahan yang terjadi.
VII. Hasil Pengamatan
1. Kesetimbangan Ion Kromat-Bikromat
Ion Kromat Ion Kromat
Larutan Reaksi
[CrO42-] [Cr2O72-]

Mula-mula -

Penambahan 2CrO42- + 2H+ ↔ Cr2O72- +


→ →
H2SO4 6M 2OH

Penambahan Cr2O72- + 2OH- ↔ 2CrO42- +


→ →
NaOH 3M H2O

2. Kesetimbangan Asam Lemah


Kesetimbangan Asam
Tabung Warna Larutan Reaksi
Lemah

1 3 ml HC2H3O2 + Ind MJ + → -

HC2H3O2 +
3 ml HC2H3O2 + Ind MJ
2 + → NaC2H3O2 → Buffer
+ 2 ml NaC2H3O2 0.1M
Asetat
3 ml HC2H3O2 + Ind MJ
HC2H3O2 + NaOH →
3 + beberapa tetes NaOH + →
NaC2H3O2 + H2O
0.1M
3. Kesetimbangan Basa Lemah
Kesetimbangan Basa
Tabung Warna Larutan Reaksi
Lemah

3 ml NH4OH 0.1M + Ind


1 + → -
PP

3 ml NH4OH 0.1M + Ind NH4OH + NH4Cl →


2 + →
PP + 2 ml NH4Cl 0.1M Buffer Amonia

3 ml NH4OH 0.1M + Ind


NH4OH + HCl →
3 PP + beberapa tetes HCl + →
NH4Cl + H2O
0.1M

4. Kesetimbangan Hidrolisa
Pengamatan 1 g Bi(NO3)3 + 2 ml air 1 g Na2S + 2 ml air
Lakmus merah Merah Biru
Lakmus biru Merah Biru
Bau Tidak ada bau Bau khas sulfur
Bi(NO3)3 + H2O →
Reaksi yang terjadi Na2S + H2O → 2 NaOH + H2S
BiONO3 + 2HNO3

5. Kesetimbangan Ion Kompleks

Warna Larutan Pergeseran


Tabung Zat
Sebelum Sesudah kesetimbangan

1 Larutan Fe(NO3)3 0.1M

2 Larutan KSCN 0.1M

Larutan induk (Fe(NO3)3 Ke arah produk


3
0.1M + KSCN 0.1M) (Kanan)
Lar. Induk + Fe(NO3)3 Ke arah produk
4
0.1M (Kanan)

Lar. Induk + KSCN Ke arah produk


5
0.1M (Kanan)

Terbentuk
endapan
6 Lar. Induk + NaOH 6M
Fe(OH)3 yang
berwarna coklat

7 Lar. Induk + air Pengenceran

VIII. Pembahasan
Pada percobaan menggunakan ion kromat dan bikromat dengan
menggunakan asam dan basa kuat dapat menghasilkan reaksi reversibel yang
dibuktikan dengan percobaan tersebut, Saat kalium kromat ditambahkan
dengan asam sulfat akan menghasilkan kalium bikarbonat yang berwarna
jingga. Dan saat kalium bikarbonat ditambahkan dengan natrium hidroksida
akan menghasilkan kalium kromat yang berwarna kuning.
Pada percobaan kesetimbangan asam lemah digunakan CH3COOH dan
indikator MJ. Diketahui bahwa pada indikator MJ, perubahan warna terjadi
sekitar di pH 3 menuju 4. Dibawah pH 4 berwarna merah dan pH 4 serta pH
>4 berwarna merah jingga. Saat ditetesi indikator MJ maka asam asetat akan
berwarna merah jingga. Jika asam asetat ditambahkan natrium asetat, akan
terbentuk buffer asam yang dapat mempertahankan pH asam. Dan saat
ditambahkan basa kuat yaitu NaOH akan menghasilkan warna merah jingga
pula. Karena semua larutan yang terbentuk pada percobaan ini pHnya >3.
Hal ini sama terjadi dengan percobaan kesetimbangan basa lemah yang
menggunakan amonium hidroksida dan indikator PP. Indikator PP memiliki
perubahan warna pada pH 7 menuju 8. pH dibawah 7 menghasilkan larutan
tidak berwarna dan pH diatas 7 menghasilkan larutan berwana ungu. Saat
amonium hidroksida ditambahkan indikator PP, maka akan menghasilkan
warna ungu pada larutan. Saat NH4OH ditambahkan garamnya yaitu NH4Cl,
akan terbentuk buffer basa yang menghasilkan warna ungu saat ditetesi
indikator PP. Dan saat ditambahkan asam kuat yaitu HCl akan membuat pH
larutan menjadi asam dan membuat larutan tidak berwarna saat ditetesi
indikator PP.
Pada percobaan kesetimbangan hidrolisa menggunakan Bi(NO3)3 dan
Na2S cara untuk mengetahui perbedaan dari zat tersebut adalah dengan
melihat keasaman atau kebasaan menggunakan kertas lakmus dan menghirup
bau dari hasil reaksi yang terjadi. Jika Bi(NO3)3 dihidrolisis, akan
menghasilkan BiONO3 yang bersifat asam dan membuat lakmus biru menjadi
merah serta tidak memiliki bau. Sedangkan Na2S jika dihidrolisis akan
menghasilkan NaOH yang membuat lakmus merah menjadi biru dan
menghasilkan bau khas sulfur.
Pada kesetimbangan ion kompleks, ion kompleks besi (III) tiosianat
yang berwarna merah darah terbentuk menurut reaksi :
Fe3+ + SCN- → [Fe(SCN)]2+
Fe3+ + 6 SCN- → [Fe(SCN)6]2+
Susunan ion kompleks bergantung pada perbandingan dan konsentrasi
reaktan-reaktannya.
Saat ion kompleks besi (III) tiosianat ditambahkan KSCN akan
membuat larutannya tetap berwarna merah darah tetapi lebih pekat. Hal ini
dikarenakan konsentrasi KSCN bertambah, maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah kanan. Hal tersebut sama saat ditambahkan Fe(NO3)3,
dengan bertambahnya konsentrasi Fe(NO3)3, maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah kanan. Saat ditambahkan NaOH, akan terbentuk endapan
yang berwarna cokelat yang berasal dari endapan Fe(OH)3. Dan saat
ditambahkan aquadest akan terjadi pengenceran dan hal ini tidak
mempengaruhi kesetimbangan. Karena jarak antar partikel dalam cairan tetap
sehingga hanya mempengaruhi konsentrasinya saja.
IX. Kesimpulan
1. Bila hasil reaksi tetap bersinggungan pada kondisi relatif, maka akan
terbentuk reaksi reversibel.
2. Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia, yaitu
konsentrasi, suhu, tekanan, volume dan katalis.
3. Ion bikarbonat dan kromat akan menghasilkan reaksi reversibel saat
ditambahkan asam dan basa.
4. Basa lemah dan asam lemah jika ditambahkan garamnya akan membentuk
buffer dan jika ditambahkan asam kuat/ basa kuat akan membentuk reaksi
irreversibel.
5. Bi(NO3)3 dan Na2S dihidrolisis dengan air menghasilkan reaksi
irreversible.
6. Ion kompleks saat ditambahkan dengan ion sejenis akan menghasilkan
pergeseran kesetimbangan ke kanan (produk).

X. Daftar Pustaka
1. Chang, Raymond. 2009. Chemistry 10th Edition. New York: Mc-Graw
Hill.
2. Nuryati, Leila dan Dinda Al Hamdika. 2016. Modul Kimia Dasar-2. Bogor:
SMK – SMAK Bogor.
3. Oxtoby, dkk. 2011. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
4. Setiono, L., Dr. A. Hadyana Pudjaatmaja. 1985. VOGEL Buku Teks
Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima Bagian
II . Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.
5. Tim Dosen. 2017. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jakarta: Universitas
Pancasila

Depok, 7 Januari 2021

Theresia Andrian
2020210002
LAMPIRAN

Lampiran 1. Kesetimbangan Ion Kromat-Bromat

Lampiran 2. Kesetimbangan Hidrolisis

Lampiran 3. Fe(NO3)3 dan KSCN


Lampiran 4. Kesetimbangan Ion Kompleks

Anda mungkin juga menyukai