Dosen Pengampu
Dr. Apt. Yunahara Farida, M.Si
Apt. Anarisa Budiati, M. Farm
Disusun Oleh :
Theresia Andrian
2020210002
Kelas B
7 Desember 2021
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2021
I. Judul Percobaan
Kesetimbangan Kimia
• Bahan
1. Larutan K2CrO4 9. NH4Cl 0.1 M
2. Larutan K2Cr2O7 10. Bi(NO3)3
3. H2SO4 6M 11. Na2S
4. NaOH 3M 12. Fe(NO3)3 0.1 M
5. NaOH 6M 13. KSCN 0.1 M
6. CH3COOH 0.1 M 14. Aquadest
7. NaC2H3O2 0.1 M 15. Indikator MJ
8. NH4OH 0.1 M 16. Indikator PP
• Kesetimbangan Hidrolisa
a. Hidrolisa Bismuth Nitrat [Bi(NO3)3]
1. Dilarutkan 1 g Bi(NO3)3 dalam 2 ml air.
2. Diperiksa sifat keasaman/kebasaan dengan kertas lakmus.
b. Hidrolisa Natrium Sulfida [Na2S]
1. Dilarutkan 1 g Na2S dalam 2 ml air.
2. Diperiksa sifat keasaman/kebasaan dengan kertas lakmus.
3. Dicium bau yang muncul akibat reaksi.
Mula-mula -
1 3 ml HC2H3O2 + Ind MJ + → -
HC2H3O2 +
3 ml HC2H3O2 + Ind MJ
2 + → NaC2H3O2 → Buffer
+ 2 ml NaC2H3O2 0.1M
Asetat
3 ml HC2H3O2 + Ind MJ
HC2H3O2 + NaOH →
3 + beberapa tetes NaOH + →
NaC2H3O2 + H2O
0.1M
3. Kesetimbangan Basa Lemah
Kesetimbangan Basa
Tabung Warna Larutan Reaksi
Lemah
4. Kesetimbangan Hidrolisa
Pengamatan 1 g Bi(NO3)3 + 2 ml air 1 g Na2S + 2 ml air
Lakmus merah Merah Biru
Lakmus biru Merah Biru
Bau Tidak ada bau Bau khas sulfur
Bi(NO3)3 + H2O →
Reaksi yang terjadi Na2S + H2O → 2 NaOH + H2S
BiONO3 + 2HNO3
Terbentuk
endapan
6 Lar. Induk + NaOH 6M
Fe(OH)3 yang
berwarna coklat
VIII. Pembahasan
Pada percobaan menggunakan ion kromat dan bikromat dengan
menggunakan asam dan basa kuat dapat menghasilkan reaksi reversibel yang
dibuktikan dengan percobaan tersebut, Saat kalium kromat ditambahkan
dengan asam sulfat akan menghasilkan kalium bikarbonat yang berwarna
jingga. Dan saat kalium bikarbonat ditambahkan dengan natrium hidroksida
akan menghasilkan kalium kromat yang berwarna kuning.
Pada percobaan kesetimbangan asam lemah digunakan CH3COOH dan
indikator MJ. Diketahui bahwa pada indikator MJ, perubahan warna terjadi
sekitar di pH 3 menuju 4. Dibawah pH 4 berwarna merah dan pH 4 serta pH
>4 berwarna merah jingga. Saat ditetesi indikator MJ maka asam asetat akan
berwarna merah jingga. Jika asam asetat ditambahkan natrium asetat, akan
terbentuk buffer asam yang dapat mempertahankan pH asam. Dan saat
ditambahkan basa kuat yaitu NaOH akan menghasilkan warna merah jingga
pula. Karena semua larutan yang terbentuk pada percobaan ini pHnya >3.
Hal ini sama terjadi dengan percobaan kesetimbangan basa lemah yang
menggunakan amonium hidroksida dan indikator PP. Indikator PP memiliki
perubahan warna pada pH 7 menuju 8. pH dibawah 7 menghasilkan larutan
tidak berwarna dan pH diatas 7 menghasilkan larutan berwana ungu. Saat
amonium hidroksida ditambahkan indikator PP, maka akan menghasilkan
warna ungu pada larutan. Saat NH4OH ditambahkan garamnya yaitu NH4Cl,
akan terbentuk buffer basa yang menghasilkan warna ungu saat ditetesi
indikator PP. Dan saat ditambahkan asam kuat yaitu HCl akan membuat pH
larutan menjadi asam dan membuat larutan tidak berwarna saat ditetesi
indikator PP.
Pada percobaan kesetimbangan hidrolisa menggunakan Bi(NO3)3 dan
Na2S cara untuk mengetahui perbedaan dari zat tersebut adalah dengan
melihat keasaman atau kebasaan menggunakan kertas lakmus dan menghirup
bau dari hasil reaksi yang terjadi. Jika Bi(NO3)3 dihidrolisis, akan
menghasilkan BiONO3 yang bersifat asam dan membuat lakmus biru menjadi
merah serta tidak memiliki bau. Sedangkan Na2S jika dihidrolisis akan
menghasilkan NaOH yang membuat lakmus merah menjadi biru dan
menghasilkan bau khas sulfur.
Pada kesetimbangan ion kompleks, ion kompleks besi (III) tiosianat
yang berwarna merah darah terbentuk menurut reaksi :
Fe3+ + SCN- → [Fe(SCN)]2+
Fe3+ + 6 SCN- → [Fe(SCN)6]2+
Susunan ion kompleks bergantung pada perbandingan dan konsentrasi
reaktan-reaktannya.
Saat ion kompleks besi (III) tiosianat ditambahkan KSCN akan
membuat larutannya tetap berwarna merah darah tetapi lebih pekat. Hal ini
dikarenakan konsentrasi KSCN bertambah, maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah kanan. Hal tersebut sama saat ditambahkan Fe(NO3)3,
dengan bertambahnya konsentrasi Fe(NO3)3, maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah kanan. Saat ditambahkan NaOH, akan terbentuk endapan
yang berwarna cokelat yang berasal dari endapan Fe(OH)3. Dan saat
ditambahkan aquadest akan terjadi pengenceran dan hal ini tidak
mempengaruhi kesetimbangan. Karena jarak antar partikel dalam cairan tetap
sehingga hanya mempengaruhi konsentrasinya saja.
IX. Kesimpulan
1. Bila hasil reaksi tetap bersinggungan pada kondisi relatif, maka akan
terbentuk reaksi reversibel.
2. Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia, yaitu
konsentrasi, suhu, tekanan, volume dan katalis.
3. Ion bikarbonat dan kromat akan menghasilkan reaksi reversibel saat
ditambahkan asam dan basa.
4. Basa lemah dan asam lemah jika ditambahkan garamnya akan membentuk
buffer dan jika ditambahkan asam kuat/ basa kuat akan membentuk reaksi
irreversibel.
5. Bi(NO3)3 dan Na2S dihidrolisis dengan air menghasilkan reaksi
irreversible.
6. Ion kompleks saat ditambahkan dengan ion sejenis akan menghasilkan
pergeseran kesetimbangan ke kanan (produk).
X. Daftar Pustaka
1. Chang, Raymond. 2009. Chemistry 10th Edition. New York: Mc-Graw
Hill.
2. Nuryati, Leila dan Dinda Al Hamdika. 2016. Modul Kimia Dasar-2. Bogor:
SMK – SMAK Bogor.
3. Oxtoby, dkk. 2011. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
4. Setiono, L., Dr. A. Hadyana Pudjaatmaja. 1985. VOGEL Buku Teks
Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima Bagian
II . Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.
5. Tim Dosen. 2017. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jakarta: Universitas
Pancasila
Theresia Andrian
2020210002
LAMPIRAN