Anda di halaman 1dari 55

ANALISIS PENGGUNAAN SISTEM STAR-DELTA DENGAN

PLC PADA POMPA PENDINGIN

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan dan Diploma III Pelayaran

ACHMAD RIDWAN QUR’ANANTA

NIT : 05 17 002 1 43 E

ELEKTRO PELAYARAN

PROGRAM DIPLOMA III

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2020
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Achmad Ridwan Qur’ananta

Nomor Induk Taruna : 05 17 002 1 43 E

Program Diklat : Electro Technical Officer

Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul:

ANALISIS PENGGUNAAN SISTEM STAR-DELTA DENGAN PLC PADA


POMPA PENDINGIN

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan

yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan diatas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

yang di tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

Surabaya, ..................... 2020

ACHMAD RIDWAN QUR’ANANTA

ii
PERSETUJUAN SEMINAR

KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : ANALISIS PENGGUNAAN SISTEM STAR-DELTA


DENGAN PLC PADA POMPA PENDINGIN

NamaTaruna : Achmad Ridwan Qur’ananta


NIT : 05 17 002 1 43
Program Diklat : Electro Technical Officer

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan

Surabaya, .............................. 2020

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Agus Dwi Santoso , S.T., M.T., M.Pd. Didik Dwi Suharso, S.Si.T., M.Pd.
Penata Tk.I (III/d) Penata Muda Tk.I (III/b)
NIP.19780819 200003 1 001 NIP. 19770920 200912 1 001

Mengetahui:

Ketua Jurusan Elektro

Anak Agung Istri Wahyuni , S.Si.T, M.Adm., Sda


Penata Tk.l (III/d)
NIP. 19781217 200502 2 001

iii
PENGESAHAN

KARYA ILMIAH TERAPAN

ANALISIS PENGGUNAAN SISTEM STAR-DELTA DENGAN PLC PADA


POMPA PENDINGIN

Disusun dan Diajukan Oleh :

ACHMAD RIDWAN QUR’ANANTA


NIT.05 17 002 1 43/E
Electro Technical Officer

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan


Politeknik Pelayaran Surabaya
Pada tanggal ......................... 2020

Menyetujui :

Penguji I Penguji II Penguji III

Ferry Budi Cahyono, S.T, M.M. Dr. Agus Dwi Santoso , S.T., M.T., M.Pd. Sigit Purwanto, S.Psi.
Penata Tk.I (III/d) Penata Tk.I (III/d) Penata (III/c)
NIP.19810215 200212 1 001 NIP.19780819 200003 1 001 NIP.19800618 200812 1 001

Mengetahui :

Ketua Jurusan Elektro

Anak Agung Istri Sri Wahyuni, S.SiT, M.Adm., Sda


Penata Tk.I (III/d)
NIP.19781217 200502 2 001

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan proposal ini dengan judul Analisis Penggunaan Sistem Star-Delta

dengan PLC pada Pompa Pendingin. Karya Ilmiah Terapan ini disusun dalam

rangka memenuhi salah satu syarat melaksanakan praktek laut Program Diploma

III Politeknik Pelayaran Surabaya.

Penelitian ini dilaksanakan karena ketertarikan peneliti pada masalah yang

menyangkut penggunaan alat PLC di atas kapal. Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif deskriptif yang ditekankan pada analisis obyek

penelitian untuk mendapatkan validitas data dan membuat simpulan demi

tercapainya tujuan penelitian yaitu menyajikan fakta yang deskriptif. Pada

kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan, antara lain kepada :

1. Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya.

2. Bapak Dr. Agus Dwi Santoso , S.T, M.T., M.Pd. dan Ibu Retno Wulan Sari

,S.S. selaku dosen pembimbing.

3. Ketua jurusan elektro Ibu Anak Agung Istri Sri Wahyuni, S.Si.T, M.Adm., Sda.

4. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan berupa doa, moral dan

material.

5. Para pemberi saran dan masukan yang tidak bisa disebutkan namanya.

v
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan Karya Ilmiah

Terapan ini. Kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan dan semoga

penelitian ini akan bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, .......................... 2020

Achmad Ridwan Qur’ananta


NIT. 05 17 002 1 43/E

vi
ABSTRAK

Achmad Ridwan Qur’ananta, Analisis Penggunaan Sistem Star-Delta


dengan PLC pada Pompa Pendingin. Dibimbing oleh Bapak Agus Dwi Santoso
dan Ibu Retno Wulan Sari.
Semakin berkembangnya teknologi pada saat ini, banyak berbagai macam
teknologi bermunculan. Khususnya di bidang kontrol pengendali yang dibutuhkan
pada setiap kapal. Pada umumnya kapal menggunakan rangkaian kontrol
penggendali Star-Delta. Namun dalam penggunaannya kita membutuhkan cara
yang lebih mudah dan modern dan bagaimana cara mengefisienkan waktu dalam
menggunakannya. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui
penggunaan sistem PLC pada sistem kontrol star-delta pada pompa pendingin
dibandingkan menggunakan sistem manual. Agar dapat mengefisienkan waktu
penggunaan dan memperbaiki sistem control yang ada pada kapal tersebut. Sistem
kontrol sangat berpengaruh pada proses kerja mesin listrik, jika sistem kontrol
tidak baik maka akan mempengaruhi alat-alat yang dibawahinya, termasuk motor
listrik. Maka dari itu jika kinerja sistem kontrol tidak maksimal maka kinerja
sistem pompa pendingin juga tidak akan bisa bekerja maksimal.
Sistem pendingin adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya over
heating (panas yang berlebihan) pada mesin agar mesin bisa bekerja secara stabil.
Agar sistem pendingin bekerja secara maksimal diperlukan sistem control yang
baik. Umumnya sistem yang digunakan pada motor 3 pasa adalah sistem control
star-delta. Rangkaian Star-Delta adalah salah satu sistem rangkaian motor starter
yang digunakan untuk mengoperasikan elektro motor dengan tujuan untuk
mengurangi lonjakan arus starting yang sangat tinggi. Pada kapal sendiri
umumnya menggunakan sistem star-delta namun masih manual
pengoperasiannya, jadi carasetting masih manual. Disini penulis ingin
mengefisienkan waktu dengan cara merubah kerja manual tersebut dengan alat
yang lebih modern yaitu dengan menggunakan PLC. Pengertian PLC menurut
National Electrical Manufacturer Assosiation (NEMA) merupakan perangkat
elektronik yang bekerja secara digital yang menggunakan “Programmable
Memory” untuk penyimpanan intruksi internal guna menerapkan fungsi-fungsi
khusus seperti logic,sequencing, pengukuran waktu, penghitungan dasn aritmetik,
untuk mengontrol modul-modul input/output secara analog atau digital, berbagai
jenis mesin atau proses tertentu. Jadi pengontrolannya tidak manual lagi
melainkan menggunakan komputer. Pada penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif, yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya
deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman
video dan lain-lain. Waktu dan tempat pelaksanaan dilakukan di kapal selama 6
bulan. Metode pengambilan datanya menggunakan observasi pada sistem kontrol
Star-Delta yang menggunakan PLC pada pompa pendingin yang ada pada kapal
MV. Kedung Mas. Hasilnya penggunaan PLC pada sistem kontrol Star-Delta di
pompa pendingin dapat mengefisiensi waktu penggunaan menjadi lebih singkat
dan lebih efektif. Penggunaan PLC juga dapat mempermudah pengontrolan pada
sistem dan menganilisis jika terjadi suatu kesalahan sistem pada kontrol Star-
Delta itu sendiri tanpa harus mengecek satu persatu pada panel.

vii
ABSTRACT

Achmad Ridwan Qur’ananta, Analysis of Using the Star-Delta System with


PLC on the Cooling Pump. Guided by Mr. Agus Dwi Santoso and Mrs. Retno
Wulan Sari.
As technology develops at this time, many kinds of technologies have
emerged. Especially in the area of controlling controls needed on each ship. In
general, ships use the Star-Delta controller control circuit. But in its use we need
an easier and more modern way and how to make efficient use of it. The purpose
of this study was to determine the effect of using the PLC system on the star-delta
control system on a cooling pump compared to using a manual system. In order to
streamline the time of use and improve the control system on the ship. The control
system is very influential in the work process of the electric machine, if the
control system is not good it will affect the tools under it, including the electric
motor. Therefore, if the control system performance is not optimal, the
performance of the cooling pump system will not work optimally.
Cooling system is a series to overcome the occurrence of overheating
(overheating) on the machine so that the machine can work stably. In order for the
cooling system to work optimally a good control system is needed. Generally the
system used in the 3-phase motor is the star-delta control system. The Star-Delta
circuit is one of the starter motor circuit systems used to operate electro motors
with the aim of reducing the surge of the starting current which is very high. On
the ship itself generally uses the star-delta system but is still operating manually,
so the way is still manual settings. Here the author wants to streamline time by
changing the manual work with a more modern tool, using a PLC. The definition
of PLC according to National Electrical Manufacturer Association (NEMA) is an
electronic device that works digitally that uses "Programmable Memory" for
internal instruction storage to implement special functions such as logic,
sequencing, time measurement, arithmetic dasnmetic calculations, to control
modules analog or digital input / output, various types of machines or certain
processes. So the control is no longer manual but uses a computer. In this study
using a type of qualitative research, which produces and processes data that is
descriptive in nature, such as transcription of interviews, field notes, pictures,
photos, video recordings and others. Time and place of execution carried out on
board for 6 months. The data collection method uses observations on the Star-
Delta control system which uses PLC on the cooling pump on the MV. Kedung
Mas. The results of using PLC in the Star-Delta control system in the cooling
pump can make the usage time shorter and more effective. The use of PLCs can
also simplify controlling the system and analyzing if there is a system error in the
Star-Delta control itself without checking one by one on the panel.

viii
DAFTAR ISI

Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii
PERSETUJUAN SEMINAR KARYA ILMIAH TERAPAN........................ iii
PENGESAHAN......................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................... vii
ABSTRACT ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................. 3
D. Manfaat .......................................................................................................... 3
1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 3
2. Manfaat Praktis .................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 4
A. Review Penelitian Sebelumnya ...................................................................... 4
B. Landasan Teori................................................................................................ 9
1. Sistem pendingin ................................................................................ 9
2. Sistem Star-Delta .............................................................................. 12
3. PLC (Programmable Logic Controller) .............................................. 15
C. Kerangka Penelitian ...................................................................................... 34
METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 35
A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 35
B. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 36
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 36
ix
1. Jenis Data.......................................................................................... 36
2. Sumber Data ..................................................................................... 37
D. Pemilihan Informan ...................................................................................... 38
DAFTAR
E. Teknik Pengumpulan Data ISI
............................................................................ 39
1. Metode Observasi ............................................................................ 39
2. Metode Studi Perpustakaan ............................................................. 40
3. Metode Wawancara ......................................................................... 40
F. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 41
PEMBAHASAN........................................................................... 42
A. Hasil Pengamatan ......................................................................................... 42
B. Percobaan pengoperasian menggunakan PLC ............................................. 45
1. Pengujian Softwere........................................................................... 45
2. Pengujian Tombol On/Off ................................................................ 45
3. Pengujian Gangguan pada Sistem Kontrol ....................................... 46
4. Pengujian Gangguan Beban lebih..................................................... 46
KESIMPULAN dan SARAN........................................................ 47
A. KESIMPULAN................................................................................................. 47
B. SARAN ........................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 48

x
DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 REVIEW PENELETIAN SEBELUMNYA ..................................................................... 4

xi
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR2.1. SISTEM PENDINGIN KAPAL .................................................................................. 6


GAMBAR 2.2. WIRING DIAGRAM STAR-DELTA .................................................................... 13
GAMBAR 2.3. ELEMEN DASAR PLC ....................................................................... 17
GAMBAR 2.4. RANGKAIAN ANTARMUKA MASUKAN PLC ..................................... 18
GAMBAR 2.5. RANGKAIAN ANTARMUKA KELUARAN PLC .................................... 24
GAMBAR 2.6. ILUSTRASI TERMINAL COMM ......................................................... 26
GAMBAR 2.7. MENGHUBUNGKAN SENSOR KELUARAN SINKING DENGAN MASUKAN
SOURCING ................................................................................................................ 27
GAMBAR 2.8. MENGHUBUNGKAN SENSOR KELUARAN SOURCING DENGAN MASUKAN
SINKING .................................................................................................................... 28
GAMBAR 2.9. MENGHUBUNGKAN BEBAN KELUARAN DENGAN KELUARAN PLC TIPE
SINKING .................................................................................................................... 29
GAMBAR 2.10. MENGHUBUNGKAN BEBAN KELUARAN DENGAN KELUARAN PLC TIPE
SOURCING ................................................................................................................ 29
GAMBAR 2.11. PROSES SCANNING PROGRAM PLC ................................................ 30
GAMBAR 2.12. DIAGRAM LADDER AND ............................................................... 28
GAMBAR 2.13. DIAGRAM LADDER OR .................................................................. 29
GAMBAR 2.14. DIAGRAM LADDER NOT ................................................................ 29
GAMBAR 2.15. DIAGRAM LADDER NAND............................................................. 33
GAMBAR 2.16. DIAGRAM LADDER NOR................................................................ 33
GAMBAR 4.1. PLC DI MV. KEDUNG MAS ..............................................................................42
GAMBAR 4.2. KONTROL MANUAL PADA PANEL ................................................................. 43
GAMBAR 4.3. KONTROL MENGGUNAKAN PLC ...................................................... 44
GAMBAR 4.1. SISTEM KERJA PLC.......................................................................... 45

xii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin berkembangnya teknologi pada saat ini, banyak berbagai

macam teknologi bermunculan. Khususnya di bidang kontrol pengendali

yang dibutuhkan pada setiap kapal. Pada umumnya kapal menggunakan

rangkaian kontrol penggendali Star-Delta. Star-Delta sendiri masih

termasuk kedalam rangkaian kontrol pengendali manual. Meski telah ada

beberapa kapal yang telah menggunakan rangkaian kontrol pengendali PLC

(Programmable Logic Controller). Star Delta adalah jenis rangkaian dalam

instalasi listrik 3 fasa, terutama pada mesin-mesin listrik. Sedangkan PLC

(Programmable Logic Controller) adalah sebuah rangkaian elektronik yang

dapat mengerjakan berbagai fungsi-fungsi kontrol yang dapat diprogram,

dikontrol dan dioperasikan oleh operator yang berpengalaman dalam

mengoprasikan komputer. Akan tetapi menurut para ahli PLC

(Programmable Logic Controller) adalah alat kendali komputer yang

merupakan bentuk khusus pengontrol berbasis mikroposesor yang biasa

digunakan pada kontrol pengendali star-delta pada motor 3 fasa (W. Bolton,

2004). Di dunia maritim saat ini semua dituntut harus lebih maju dan

berkualitas dalam memberi pelayanan kepada pengguna jasa angkut sebagai

sarana transportasi laut. Maka dari itu kelancaran pengoprasian adalah hal

yang sangat penting.

1
2

Dengan ini penulis menghubungkan Star-Delta berbasis PLC pada

pompa pendingin. Pompa pendingin sendiri itu adalah mesin untuk

memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara

menaikkan tekanan cairan tersebut. Banyak hambatan untuk pengaliran

tersebut yang bisa terjadi karena adanya perbedaan tekanan,ketinggian,atau

hambatan gesek. Hambatan itu dapat dikurangi dengan adanya pompa

pendingin, karena pompa pendingin adalah unit pendingin atau pusat

penukar panas. Pompa pendingin sangat penting dalam pengoprasian laut,

karena kapal melakukan banyak jam perjalanan. Keterkaitan dengan adanya

pompa pendingin dengan menggunakan rangkaian kontrol pengendali Star-

Delta berbasis PLC, bertujuan untuk mempermudah pengontrolan langsung

dari komputer dengan waktu yang lebih efisien. Dengan adanya keterkaitan

tersebut maka penulis mengambil judul “Analisis Penggunaan Sistem

Star-Delta Dengan PLC Pada Pompa Pendingin”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana sistem kontrol Star-Delta menggunakan PLC pada pompa

pendingin di kapal dapat mengefisienkan waktu ?

2. Bagaimana penggunaan PLC dapat mempermudah pengontrolan sistem

pada pompa pendingin ?


3

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan PLC agar lebih mengefisiensi

waktu.

2. Untuk mempermudah sistem pengontrolan pompa pendingin dengan

menggunakan PLC

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam penelitian

tentang analisis pengaruh Star-Delta dengan menggunakan PLC paada

pompa pendingin.

2. Manfaat Praktis

Sebagai sarana informasi bagi masyarakat untuk mengetahui

kualitas pelayanan kepada pengguna jasa angkut atau masyarakat sebagai

sarana transportasi laut.


TINJAUAN PUSTAKA

A. Review Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti – peneliti

sebelumnya yaitu:

Tabel II.1 Review Peneletian Sebelumnya

No. Nama Topik Metode Hasil


1. Yevi Analisis 1. Persiapan Hasil penelitian
Kurniawan Pengaruh alat, bahan dan ini adalah pada
Penggunaan gambar rangkaian
Sistem Star rangkaian. pengendali
Delta dengan 2. Merangkai bintang segitiga
Rangkaian rangkaian dengan sistem
Manual dan daya, PLC lebih stabil
PLC pada rangkaian lonjakan arus
Motor Listrik 3 sistem PLC, awalnya yaitu
Phasa. rangkaian 0.74 A jika
Hesti sistem manual dibandingkan
Istiqlaliyah/ Al dengan TDR, dengan rangkaian
Jazari Journal rangkaian pengendali
of Mechanical sistem manual bintang segitiga
Engineering 2 tanpa TDR. dengan sistem
(2)16-21 3. Pengukuran manual, didapat
Tahun 2017 tegangan, arus, beberapa selisih
daya dan pada arus yaitu
kecepatan 7.86 A pada
4. proses bintang
Penghitungan dan 4.07 A pada

4
5

daya, rata-rata, proses segitiga,


selisih dan serta daya yaitu
rangkaian 4395.82 Watt
pemicu pada proses
overshoot. bintang dan
2272.41 Watt
pada proses
segitiga,
perbedaan
penggunaan
rangkaian antara
sistem PLC dan
sistem manual
pada rangkaian
pengendali
bintang segitiga
dan perbedaan
kecepatan pada
motor 3 phasa
yaitu sebesar 6
Rpm, dan tidak
terjadi overshoot
pada semua
rangkaian saat
penelitian.
2. Hanif Nika Pengendali Pada sistem Hasil pengujian
Handoko, Tejo Motor Induksi mengharuskan untuk pengasutan
Sukmadi, and Tiga Fasa adanya menunjukkan
Karnoto Menggunakan pertukaran pengasutan
Programmable arah putar dari dengan metode
Logic Control arah putar Y-∆ forward
(PLC) untuk kanan ke putar memiliki arus
6

Pengolahan kiri, hal ini starting sebesar


Kapuk. diperlukan 2,44 A dan
TRANSIENT, untuk metode Y-∆
VOL.3, NO. 1,, melakukan reverse memiliki
ISSN: 2302- pengayakan arus starting
9927, 30 kapuk agar sebesar 2,49 A .
Maret 2017 terpisah dari Waktu
bijinya pengasutan yang
baik untuk
perpindahan dari
bintang (Y)–
segitiga (∆)
adalah 5 detik.
Untuk
pengereman, arus
injeksi DC yang
disalurkan
sebesar 0,735 A
dan waktu
berhenti untuk
beban 0,21 Kg
sebesar 1,41
detik, untuk
beban 0,4 Kg
sebesar 1,08 detik
dan untuk beban
0,61 Kg sebesar
0,82 detik. Waktu
berhenti dengan
pengereman
dinamik lebih
cepat
7

dibandingkan
tanpa
pengereman
dinamik.
3. Suyanto, Otomatisasi dirancang Hasil yang
Dedy Sistem sistem kontrol dirancang dapat
Yulistyawan Pengendali otomatis yang meningkatkan
Berbasis PLC berbasis PLC kinerja vaccuum
pada Mesin pada mesin dengan waktu
Vacuum metalizer siklus 1.344 ms
Metalizer vaccuum untuk (PLC) dan sistem
utnuk Proses proses manual 708-893
Coating. pelapisan. ms
100
GEMATEK
Jurnal Teknik
Komputer,
Volume 9
Nomor 2,
September
2007
4. Yuniar E. Penilaian Dalam Hasil dari FMEA
Priharanto, M. Risiko pada membangun dapat
Zaki Latif A., Mesin FMEA, memperoleh
Akhmad Pendingin di dilakukan penilaian tingkat
Nurfauzi, Kapal pembuatan bahaya dari
Rahmad Surya Penangkap definisi sistem sebuah moda
HS. Ikan dengan yang disusun kegagalan dan
Pendekatan berdasarkan memberikan
FME PID/Block skala prioritas
Priharanto diagram sistem terhadap risiko
Y.M.et al., refrigerasi dari suatu moda
8

/Jurnal Airaha, yang terpasang kegagalan serta


Vol 6 No. 1 : di kapal. memberikan
024–032 PID/Block daftar tindakan
ISSN:2301- diagram pencegahan atau
7163 diperoleh perbaikan untuk
Tahun 2017 dengan mengurangi
mencocokan risiko. Analisis
antara PID FMEA
dengan mengindikasi
instrument komponen kritis
yang telah pada mesin
terpasang di pendingin antara
kapal untuk lain kondensor
memperoleh dengan nilai RPN
keseuaian 144 dan 128,
antara gambar evaporator
dengan dengan nilai RPN
komponen 128 dan oil
yang terpasang separator dengan
nilai RPN 112.
Upaya mitigasi
yang dapat
dilakukan antara
lain melakukan
pemeriksaan
rutin, membuat
redundant,
melakukan
penjadwalan
pembersihan
komponen secara
rutin dan
9

penggantian
komponen secara
rutin

B. Landasan Teori

Landasan teori digunakan sebagai sumber teori yang dijadikan dasar

penelitian. Sumber tersebut memberikan kerangka atau dasar untuk

memahami latar belakang dari timbulnya permasalahan secara sistematis.

Landasan teori juga penting untuk mengkaji dari penelitian- penelitian yang

sudah ada mengenai masalah sistem control star-delta menggunakan PLC

(Programmable Logic Controller) pada pompa pendingin.

1. Sistem pendingin

a. Pengertian Sistem Pendingin

Menurut Manneen (1981), Sistem pendingin adalah suatu

rangkaian untuk mengatasi terjadinya over

heating (panas yang berlebihan) pada mesin agar mesin bisa bekerja

secara stabil. Mesin yang dipasang pada kapal dirancang untuk

bekerja dengan efisien maksimal dan berjalan selama berjam-jam

berjalan lamanya. Hilangnya energi paling sering dan maksimum dari

mesin adalah dalam bentuk energi panas. Untuk menghilangkan

energi panas yang berlebihan harus menggunakan media pendingin

(Cooller) untuk menghindari gangguan fungsional mesin atau

kerusakan pada mesin. Untuk itu, sistem air pendingin dipasang pada

kapal. Ada dua sistem pendingin yang digunakan di kapal untuk

tujuan pendinginan:
10

1) Sistem Pendingin Air Laut

Air laut langsung digunakan dalam sistem mesin sebagai media

pendingin untuk penukar panas.

2) Air Tawar atau Sistem Pendingin Utama

Air tawar digunakan dalam rangkaian tertutup untuk

mendinginkan mesin yang ada di kamar mesin. Air tawar kembali

dari exchanger panas setelah pendinginan mesin yang selanjutnya

didinginkan oleh air laut pada pendingin air laut.

Gambar2.1. Sistem Pendingin Kapal

Sumber:(https://www.academia.edu/29453706/PROPOSAL_PERAWATAN_SISTEM
_PENDINGIN_MOTOR_INDUK_2_)

b. Macam-macam Jenis Pendingin pada Kapal

Menurut Endrodi (1999), sistem pendingin diatas kapal ada dua tipe,
yaitu:

1) Sistem Pendingin Terbuka

Merupakan sistem pendingin yang langsung berhubungan

dengan air laut. Sistem ini menggunakan air laut yang langsung
11

masuk untuk mendinginkan komponen yang perlu untuk

didinginkan.

a) Keuntungan Pendingin Terbuka

(1) Sistem cukup sederhana, tidak memerlukan tangki expansi,

cooler sehingga biaya berkurang.

(2) Media pendingin atau air laut selalu tersedia.

b) Kerugian Pendingin Tertutup

(1) Pada suhu lebih dari 50°C akan terjadi kerak garam yang

akan mempersempit pipa.

(2) Risiko terhadap proses korosi sangat besar sehingga motor

akan cepat rusak.

(3) Risiko berlayar di daerah dingin maka pengaturan suhu air

masuk motor sulit diatur karena suhu air laut terlalu rendah

sehingga cylinder liner dapat retak karena perbedaan suhu

yang tinggi antara di dalam cylinder liner dan suhu air laut

di luar cylinder liner.

2) Sistem Pendingin Tertutup

Sistem pendingin yang menggunakan air tawar yang

disirkulasikan dalam suatu sirkuit tertutup untuk mendinginkan

komponen yang perlu didinginkan. Kemudian air tawar tersebut

didinginkan oleh air laut, kemudian air tawar tersebut

disirkulasikan kembali untuk mendinginkan komponen. Sistem ini

dibagi menjadi dua yaitu:

a) Sistem Independen
12

Yaitu, air tawar yang digunakan untuk mendinginkan tiap-

tiap komponen didinginkan secara terpisah, tidak bersama dalam

sebuah penukar panas.

b) Sistem terpusat

Yaitu, air tawar yang digunakan untuk mendinginkan

komponen dikumpulkan untuk didinginkan secara bersama

dalam sebuah heat exchanger. Sistem pendingin ini didesain

dengan hanya mempunyai satu heat exchanger yang didinginkan

dengan air laut, sedangkan untuk cooler yang lain termasuk

jacket water, minyak pelumas, udara bilas, didinginkan dengan

air tawar yang bertemperatur rendah. Sistem pendingin jenis ini

sangat kecil peralatan yang berhubungan langsung dengan air

laut sehingga masalah korosi dapat dikurangi.

2. Sistem Star-Delta

a. Pengertian Star-Delta

Rangkaian Star-Delta adalah salah satu sistem rangkaian motor

starter yang digunakan untuk mengoperasikan elektro motor dengan

tujuan untuk mengurangi lonjakan arus starting yang sangat tinggi.

b. Prinsip Kerja

Pada saat pertama kali dioperasikan, sistem rangkaian Star-Delta

akan menghubungkan sumber tegangan ke Elektro Motor dengan

sisten rangkaian Gulungan Star(Bintang), sehingga lonjakan Arus saat

starting bisa diminimalkan atau di kurangi, karena tegangan yang


13

mengalir ke Elektro Motor harus melewati dua Gulungan “Rangkaian

Star (Bintang)”, atau satu gulungan hanya mendapat tegangan sebesar

380V/√3 = 220 Volt.

Setelah Elektro Motor berputar Normal( perpindahan diatur

dengan Timer), kemudian sistem Rangkaian Star-Delta akan bekerja

dan mengubah rangkaian/hubungan Gulungan menjadi Delta, dan

Elektro Motor beroperasi dengan normal. Setiap satu gulungan

mendapat tegangan 380V.

Gambar 2.2. Wiring Diagram Star-Delta

Sumber: (https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.com/2017/05/wiring-
diagram-rangkaian-star-delta-untuk-starting-motor-3-phase.html)

- Push Button “On” ditekan, tegangan dari MCB mengalir menuju

Coil Magnetic Contactor K1, Magnetic Contactor K1 terhubung,

Terminal NO pada K1 juga terhubung dan mengalirkan tegangan dari

Push Button “Off” menuju Coil K1 (sebagai pengunci), saat Push

Button “On” dilepas, magnetic Contactor K1 tetap terhubung karena

mendapat tegangan dari “pengunci”


14

- Disaat yang bersamaan, Timer juga mendapatkan tegangan dari

terminal Coil K1

- Tegangan dari terminal NC pada Timer mengalirkan tegangan menuju

Coil Magnetic Contactor K3, sehingga Magnetic Contactor K3 juga

terhubung

- Magnetic Contactor K1 terhubung mengalirkan tegangan Phasa R-S-

T menuju terminal gulungan Elektro Motor, sedangkan Magnetic

Contactor K3 terhubung untuk menghubungkan terminal menjadi

hubungan Star(bintang)

- Proses ini menyebabkan Elektro motor beroperasi dengan hubungan

Bintang (Star) untuk start pertama kali

- Setelah beberapa saat , sesuai dengan settingan Timer yang ada ,

maka Timer pun bekerja sehingga terminal NC putus, dan Terminal

NO pada timer terhubung

- Saat terminal NC pada Timer terputus, maka Magnetic contactor K3

juga terputus

- Kemudian , terminal NO pada Timer terhubung mengalirkan

tegangan menuju Coil Magnetic Contactor K2, sehingga Magnetic

Contactor K2 terhubung, sedangkan Magnetic Contactor K1 tetap

terhubung
15

- Magnetic Contactor K1 tetap terhubung mengalirkan tegangan phasa

R-S-T menuju terminal gulungan Elektro Motor

- Magnetic Contactor K2 terhubung mengalirkan tegangan Phasa R-S-

T menuju terminal gulungan Elektro Motor

- Proses ini menyebabkan elektro motor yang semula beroperasi

dengan hubungan Star(Bintang) berubah menjadi beroperasi dengan

hubungan Delta(Segitiga)

- Jika Push Button”Off” ditekan , sumber tegangan ke semua Coil

Magnetic Contactor terputus, dan Elektro Motor berhenti beroperasi.

3. PLC (Programmable Logic Controller)

a. Pengertian PLC

Pengertian PLC menurut National ElectricalManufacturer

Assosiation (NEMA) merupakan perangkat elektronik yang bekerja

secara digital yang menggunakan “Programmable Memory” untuk

penyimpanan intruksi internal guna menerapkan fungsi-fungsi khusus

seperti logic,sequencing, pengukuran waktu, penghitungan dan

aritmetik, untuk mengontrol modul-modul input/output secara analog

atau digital, berbagai jenis mesin atau proses tertentu.

PLC merupakan komponen utama dalam lingkungan Computer

Integated Manufacturing (CIM). PLC dapat mewujudkan lingkungan

yang real time atau nyata di mana semua informasi tersimpan.


16

Informasi seperti target, hasil yang reject, status pengoperasian, hasil

pengujian dapat langsung dilihat dari komputer.

PLC adalah sebuah komputer elektronik yang dapat

mengerjakan berbagai fungsi-fungsi control pada level-level yang

kompleks. PLC dapat diprogram, dikontrol dan dioperasikan oleh

operator yang tidak berpengalaman dalam mengoperasikan komputer.

PLC umumnya digambarkan dengan garis dan peralatan pada suatu

diagram ladder. Hasil gambar tersebut pada computer

menggambarkan wirring/hubungan yang diperlukan untuk suatu

proses. PLC akan mengoperasikan semua sistem yang mempunyai

output apakah harus on atau off. Dapat juga dioperasikan suatu sistem

dengan output yang bervariasi. PLC dapat dioperasikan dengan input

yang berupa on/off atau peralatan input yang variabel.

b. Komponen-Komponen PLC

Menurut Agfianto (2004) PLC sesungguhnya merupakan sistem

mikrokontroler khusus untuk industri, artinya seperangkat perangkat

lunak dan keras yang diadaptasi untuk keperluan aplikasi dalam dunia

industri. Elemen-elemen dasar sebuah PLC ditunjukkan pada gambar

berikut:
17

Gambar 2.3.Elemen Dasar PLC

Sumber: (http://silmuotomasi.wordpress.com20120602komponen-plc-2)

1) Unit Pengolah Pusat (CPU-Central Processing Unit)

Unit pengolah pusat atau CPU merupakan otak dari sebuah

kontroler PLC. CPU itu sendiri biasanya merupakan sebuah

mikrokontroler (versi mini mikrokontroler lengkap). Pada awalnya

merupakan mikrokontroler 8-bit seperti 8051, namun saat ini bisa

merupakan mikrokontroler 16 atau 32 bit. Biasanya untuk produk-

produk PLC buatan Jepang, mikrokontrolernya adalah Hitachi dan

Fujitsu, sedangkan untuk produk Eropa banyak menggunakan

Siemens dan Motorola untuk produk–produk Amerika. CPU ini

juga menangani komunikasi dengan piranti eksternal,

interkonektivitas antar bagian-bagian internal PLC, eksekusi

program, manajemen memori, mengawasi atau mengamati

masukan dan memberikan sinyal ke keluaran (sesuai dengan proses

atau program yang dijalankan). Kontroler PLC memiliki suatu rutin

kompleks yang digunakan untuk memeriksa agar dapat dipastikan


18

memori PLC tidak rusak, hal ini dilakukan karena alasan

keamanan. Hal ini bisa dijumpai dengan adanya indikator lampu

pada badan PLC sebagai indikator terjadinya kesalahan atau

kerusakan.

2) Memori

Memori sistem (saat ini banyak yang mengimplementasikan

penggunaan teknologi flash) digunakan oleh PLC untuk sistem

kontrol proses. Selain berfungsi untuk menyimpan "sistem

operasi", juga digunakan untuk menyimpan program yang harus

dijalankan, dalam bentuk biner, hasil terjemahan diagram tangga

yang dibuat oleh pengguna atau pemrogram. Isi dari memori Flash

tersebut dapat berubah (bahkan dapat juga dikosongkan atau

dihapus) jika memang dikehendaki seperti itu. Tetapi yang jelas,

dengan penggunaan teknologi Flash, proses penghapusan dan

pengisian kembali memori dapat dilakukan dengan mudah.

Pemrograman PLC, dilakukan melalui kanal serial komputer.

Memori pengguna dibagi menjadi beberapa blok yang memiliki

fungsi khusus. Beberapa bagian memori digunakan untuk

menyimpan status masukan dan keluaran. Status yang

sesungguhnya dari masukan maupun keluaran disimpan sebagai

logika atau bilangan '0' dan '1' (dalam lokasi bit memori tertentu).

Masing–masing masukan dan keluaran berkaitan dengan sebuah bit

dalam memori. Sedangkan bagian lain dari memori digunakan

untuk menyimpan isi variable–variable yang digunakan dalam


19

program yang dituliskan. Misalnya, nilai pewaktu atau nilai

pencacah bisa disimpan dalam bagian memori ini.

3) Pemprograman PLC

Kontroler PLC dapat diprogram melalui komputer, tetapi

juga bisa diprogram melalui program manual, yang biasa disebut

dengan konsol (console). Untuk keperluan ini dibutuhkan

perangkat lunak, yang biasanya juga tergantung pada produk PLC

nya. Dengan kata lain, masing-masing produk PLC membutuhkan

perangkat sendiri–sendiri. Saat ini fasilitas PLC dengan komputer

sangat penting sekali artinya dalam pemrograman ulang PLC dalam

dunia industri. Sekali sistem diperbaiki, program yang benar dan

sesuai harus disimpan ke dalam PLC lagi. Selain itu perlu

dilakukan pemeriksaan program PLC, apakah selama disimpan

tidak terjadi perubahan atau sebaliknya, apakah program sudah

berjalan dengan benar atau tidak. Hal ini membantu untuk

menghindari situasi berbahaya dalam ruang produksi (pabrik),

dalam hal ini beberapa pabrik PLC telah membuat fasilitas dalam

PLC nya berupa dukungan terhadap jaringan komunikasi, yang

mampu melakukan pemeriksaan program sekaligus pengawasan

secara rutin apakah PLC bekerja dengan baik dan benar atau tidak.

Hampir semua produk perangkat lunak untuk memprogram PLC

memberikan kebebasan berbagai macam pilihan seperti: memaksa

suatu saklar (masukan atau keluaran) bernilai ON atau OFF,

melakukan pengawasan program (monitoring) secara real-time


20

termasuk pembuatan dokumentasi diagram tangga yang

bersangkutan. Dokumentasi diagram tangga ini diperlukan untuk

memahami program sekaligus dapat digunakan untuk pelacakan

kesalahan. Pemrogram dapat memberikan nama pada piranti

masukan dan keluaran, komentar-komentar pada blok diagram dan

lain sebagainya. Dengan pemberian dokumentasi maupun komentar

pada program, maka akan mudah nantinya dilakukan pembenahan

(perbaikan atau modifikasi) program dan pemahaman terhadap

kerja program diagram tangga tersebut.

4) Catu Daya PLC

Catu daya listrik digunakan untuk memberikan pasokan catu

daya ke seluruh bagian PLC (termasuk CPU, memori dan lain-

lain). Kebanyakan PLC bekerja pada catu daya 24 VDC atau 220

VAC. Beberapa PLC catu dayanya terpisah (sebagai modul

tersendiri). Yang demikian biasanya merupakan PLC besar,

sedangkan yang medium atau kecil, catu dayanya sudah menyatu.

Pengguna harus menentukan berapa besar arus yang diambil dari

modul keluaran/masukan untuk memastikan catu daya yang

bersangkutan menyediakan sejumlah arus yang memang

dibutuhkan. Tipe modul yang berbeda menyediakan sejumlah besar

arus listrik yang berbeda. Catu daya listrik ini biasanya tidak

digunakan untuk memberikan catu daya langsung ke masukan

maupun kelauran, artinya masukan dan keluaran murni merupakan

saklar (baik relai maupun opto isolator). Pengguna harus


21

menyediakan sendiri catu daya terpisah untuk masukan dan

keluaran PLC. Dengan cara demikian, maka lingkungan industri

dimana PLC digunakan tidak akan merusak PLCnya itu sendiri

karena memiliki catu daya terpisah antara PLC dengan jalur – jalur

masukan dan keluaran.

5) Masukan-Masukan PLC

Kecerdasan sebuah sistem terotomasi sangat tergantung pada

kemampuan sebuah PLC untuk membaca sinyal dari berbagai

macam jenis sensor dan piranti–piranti masukan lainnya. untuk

mendeteksi proses atau kondisi atau status suatu keadaan atau

proses yang sedang terjadi, misalnya, berapa cacah barang yang

sudah diproduksi, ketinggian permukaan air, tekanan udara dan lain

sebagainya, maka dibutuhkan sensor-sensor yang tepat untuk

masing-masing kondisi atau keadaan yang akan dideteksi tersebut.

Dengan kata lain, sinyal-sinyal masukan tersebut dapat berupa

logik (ON atau OFF) maupun analog. PLC kecil biasanya hanya

memiliki jalur masukan digital saja, sedangkan yang besar mampu

menerima masukan analog melalui unit khusus yang terpadu

dengan PLCnya. Salah satu sinyal analog yang sering dijumpai

adalah sinyal arus 4 hingga 20mA yang diperoleh dari berbagai

macam sensor. Lebih canggih lagi, peralatan lain dapat dijadikan

masukan untuk PLC, seperti citra dari kamera, robot (misalnya,

robot bisa mengirimkan sinyal ke PLC sebagai suatu informasi


22

bahwa robot tersebut telah selesai memindahkan suatu objek dan

lain sebagainya) dan lain-lain.

6) Pengaturan atau Antarmuka Masukan

Antarmuka masukan berada di antara jalur masukan yang

sesungguhnya dengan unit CPU. Tujuannya adalah melindungi

CPU dari sinyal-sinyal yang tidak dikehendaki yang bisa merusak

CPU itu sendiri. Modul antar masukan ini berfungsi untuk

mengkonversi atau mengubah sinyal-sinyal masukan dari luar ke

sinyal-sinyal yang sesuai dengan tegangan kerja CPU yang

bersangkutan (misalnya, masukan dari sensor dengan tegangan

kerja 24 VDC harus dikonversikan menjadi tegangan 5 VDC agar

sesuai dengan tegangan kerja CPU). Hal ini dengan mudah

dilakukan menggunakan rangkaian opto-isolator, lihat gambar

dibawah ini:

Gambar 2.4.Rangkaian Antarmuka Masukan PLC

Sumber:(http://mekatronika08.blogspot.com201211metoda-wiring-plc.html)

Penggunaan opto-isolator artinya tidak ada hubungan kabel

sama sekali antara dunia luar dengan unit CPU. Secara 'optik'
23

dipisahkan (perhatikan gambar diatas), atau dengan kata lain, sinyal

ditransmisikan melalui cahaya. Kerjanya sederhana, piranti

eksternal akan memberikan sinyal untuk menghidupkan LED

(dalam opto osilator), akibatnya photo transistor akan menerima

cahaya dan akan menghantarkan arus (ON), CPU akan melihatnya

sebagai logika nol (catu antara kolektor dan emitor drop dibawah 1

volt). Begitu juga sebaliknya, saat sinyal masukan tidak ada lagi,

maka LED akan mati dan photo transistor akan berhenti

menghantar (OFF), CPU akan melihatnya sebagai logika satu.

7) Keluaran-keluaran PLC

Sistem otomatis tidaklah lengkap jika tidak ada fasilitas

keluaran atau fasilitas untuk menghubungkan dengan alat-alat

eksternal (yang dikendalikan). Beberapa alat atau piranti yang

banyak digunakan adalah motor, selenoid, relai, lampu indikator,

speaker dan lain sebagainya. Keluaran ini dapat berupa analog

maupun digital. Keluaran digital bertingkah seperti sebuah saklar,

menghubungkan dan memutuskan jalur. Keluaran analog

digunakan untuk menghasilkan sinyal analog (misalnya, perubahan

tegangan untuk pengendalian motor secara regulasi linear sehingga

diperoleh kecepatan putar tertentu).

8) Pengaturan atau Antarmuka Keluaran

Sebagaimana pada antarmuka masukan, keluaran juga

membutuhkan antarmuka yang sama yang digunakan untuk

memberikan perlindungan CPU dengan peralatan eksternal, lihat


24

gambar dibawah. Rangkaian antarmuka keluaran PLC, Cara

kerjanya juga sama, yang menyalakan dan mematikan LED

didalam optoisolator sekarang adalah CPU, sedangkan yang

membaca status photo transistor, apakah menghantarkan arus atau

tidak, adalah peralatan atau piranti eksternal.

Gambar 2.5.Rangkaian Antarmuka Keluaran PLC

Sumber:(http://tutukjat.blogspot.com201209programmable-logic-controller-
plc.html)

9) Jalur Ekstensi atau Tambahan

Setiap PLC biasanya memiliki jumlah masukan dan keluaran

yang terbatas. Jika diinginkan, jumlah ini dapat ditambahkan

menggunakan sebuah modul keluaran dan masukan tambahan (I/O

expansion atau I/O extension module).

c. Menghubungkan Piranti Masukan dan Keluaran

Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya, PLC yang berdiri

sendiri tidak ada artinya, agar berfungsi sebagaimana mestinya, PLC

haruslah dilengkapi dengan piranti-piranti masukan dan keluaran.

Untuk masukan, diperlukan sensor untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan. Kemudian apa yang dikendalikan atau dikontrol? inilah


25

fungsi dari keluaran, dihubungkan dengan berbagai macam piranti

yang akan dikendalikan seperti motor, selenoida dan lain sebagainya.

1) Konsep Dasar

Konsep dasar berkaitan dengan apa yang bisa dihubungkan

dan bagaimana cara menghubungkan ke masukan atau keluaran

PLC. Ada dua istilah yang sudah lazim dikalangan elektronika

maupun pengguna PLC, yaitu istilah "sinking" dan

"sourcing”. Istilah sinking berkaitan dengan penarikan atau

penyedotan sejumlah arus dari piranti luar (eksternal), istilah ini

berkaitan dengan tanda " - " (terminal negatif) atau GND (ground).

Sedangkan istilah sourcing, yang berkaitan dengan tanda " + "

(terminal positif) atau Vcc, berkaitan dengan pemberian sejumlah

arus ke piranti luar (eksternal) Masukan atau keluaran, baik yang

bersifat sinking atau sourcing hanya bisa menghantarkan arus

listrik satu arah (searah saja), artinya menggunakan catu daya DC.

Dengan demikian, setiap jalur keluaran atau masukan memiliki

terminal (+) dan (-), jika terdapat 5 masukan, maka akan terdapat

10 (5 x 2 terminal) sekrup terminal masukan, yang masing-masing

bertanda (+) dan (-). namun hal ini kemudian dihindari dengan cara

menyatukan terminal (+) nya, yang kemudian untuk beberapa

masukan atau keluaran dijadikan satu dan disebut dengan jalur

common (dalam PLC dengan tanda COMM). Lihat gambar.

Ilustrasi terminal COMM dibawah memperlihatkan 3 masukan


26

dengan satu jalur tunggal terminal COMM dan masing-masing

dihubungkan dengan sebuah saklar.

Gambar 2.6.Ilustrasi Terminal COMM


Sumber:(http://sinstallist.files.wordpress.com200912agfianto-sistem-kontrol-
proses-dan-plc.pdf

2) Jalur-jalur Masukan

Yang perlu diperhatikan dalam menghubungkan piranti luar

dengan jalur masukan, yang biasanya berupa sensor, adalah bahwa

keluaran dari sensor bisa berbeda tergantung dari sensor itu sendiri

dan aplikasinya. Yang penting, bagaimana caranya dibuat suatu

rangkaian sensor yang dapat memberikan sinyal ke PLC sesuai

dengan spesifikasi masukan PLC yang digunakan. Lihat gambar

dibawah .Menghubungkan sensor keluaran sinking dengan

masukan sourcing, memperlihatkan suatu contoh

caramenghubungkan sebuah sensor dengan tipe keluaran

sinkingdengan masukan PLC yang bersifat sourcing.


27

Gambar 2.7.Menghubungkan sensor keluaran sinking dengan masukan sourcing

Sumber: (http://dinus.ac.idrepositorydocsajarMODUL_2_-
_SINKING_SOURCING_INPUT_MODULE.pdf)

Pada gambar tersebut diatas, jenis sensor yang digunakan,

sebagaimana disebutkan sebelumnya, merupakan jenis yang

menyedot arus (sinking), dengan demikian, masukan atau

hubungan yang cocok disisi lainnya (PLC) adalah yang

memberikan arus (sourcing). Perhatikan penempatan tegangan DC

nya, terutama polaritas terminalnya (positif dan negatifnya). Dalam

hal ini COMMON bersifat positif untuk tipe hubungan atau

koneksi semacam ini. Lihat gambar dibawah menghubungkan

sensor keluaran sourcing dengan masukan sinking menunjukkan

tipe koneksi yang lain atau kebalikan dari tipe koneksi yang

sebelumnya
28

Gambar 2.8.Menghubungkan sensor keluaran sourcing dengan masukan sinking

Sumber:( http://dinus.ac.idrepositorydocsajarMODUL_2_-
_SINKING_SOURCING_INPUT_MODULE.pdf)

Pada gambar diatas memperlihatkan bahwa sekarang sensor

memiliki sumber arus sendiri sehingga tipenya merupakan

sourcing,pasangan terminalnya disisi yang lain (PLC) merupakan

tipe sinking. Untuk tipe hubungan semacam ini, COMMON

bersifat negatif atau GND. Secara garis besar dapat dikatakan

bahwa harus dilakukan hubungan sinking–sourcing atau sourcing–

sinking bukan sinking–sinking maupun sourcing–sourcing.

3) Jalur-jalur Keluaran

Keluaran dari PLC biasanya dapat berupa transistor dalam

hubungan PNP, NPN maupun relai. Lihat gambar dibawah (atas)

Menghubungkan beban keluaran dengan keluaran PLC tipe

sinkingdan gambar dibawah (bawah) Menghubungkan beban

keluaran dengan keluaran PLC tipe sourcing, yang masing-masing

menggambarkan bagaimana cara PLC mengatur piranti eksternal

secara nyata.
29

Gambar 2.9. Menghubungkan beban keluaran dengan keluaran PLC tipe


sinking

Sumber:(http://repository.usu.ac.idbitstreamhandle12345678920865Chapter
%20II.pdfsequence=3&isAllowed=y)

Gambar 2.10.Menghubungkan beban keluaran dengan keluaran PLC tipe


sourcing

Sumber:(http://repository.usu.ac.idbitstreamhandle12345678920865Chapter
%20II.pdfsequence=3&isAllowed=y)

Pada gambar diatas ditunjukkan bagaimana PLC menangani

beban keluaran, jika PLC-nya sendiri keluarannya tipe sinking.

Beban diletakkan antara terminal masukan sinkingdengan terminal

positif catu daya, yang digunakan untuk menggerakkan beban

bukan untuk PLC-nya itu sendiri. Sedangkan pada gambar bawah

adalah sebaliknya, tipe keluaran PLC adalah sourcing, sehingga

konfigurasinya beban keluaran diletakkan antara keluaran sourcing

dengan terminal negative.


30

d. Operasional PLC

Sebuah PLC bekerja secara kontinyu dengan cara menscan

program. Satu siklus scan ini terdiri dari 3 langkah atau 3 tahap,

sebagaimana ditunjukkan pada gambar dibawah.

Gambar 2.11.Proses Scanning Program PLC

Sumber:(http://repository.usu.ac.idbitstreamhandle12345678920865Chapter
%20II.pdfsequence=3&isAllowed=y)

Keterangan:

- Periksa status masukan, Pertama PLC akan melihat masing-

masing status keluaran apakah kondisinya sedang ON atau OFF.

Dengan kata lain, apakah sensor yang terhubungkan dengan

masukan pertama ON? Bagaimana dengan yang terhubungkan pada

masukan kedua? Demikian seterusnya, hasilnya disimpan ke dalam

memori yang terkait dan akan digunakan pada langkah berikutnya.

- Eksekusi Program Berikutnya PLC akan mengerjakan atau

mengeksekusi program (diagram tangga) per instruksi. Mungkin

program mengatakan bahwa masukan pertama statusnya ON maka

keluaran pertama akan di ON kan. Karena PLC sudah tahu


31

masukan yang mana saja yang ON dan OFF, dari langkah pertama

dapat ditentukan apakah memang keluaran pertama harus di ON

kan atau tidak (berdasarkan status masukan pertama). Kemudian

akan menyimpan hasil eksekusi untuk digunakan kemudian.

- Perbaharui status keluaran Akhirnya PLC akan memperbaharui

atau mengupdate status keluaran. Pembaharuan keluaran ini

bergantung pada masukan mana yang ON selama langkah 1 dan

hasil dari eksekusi program di langkah 2. Jika masukan pertama

statusnya ON, maka dari langkah 2, eksekusi program akan

menghasilkan keluaran pertama ON, sehingga pada langkah 3 ini

keluaran pertama akan diperbaharui menjadi ON. Setelah langkah

3, PLC akan mengulangi kembali scanning programnya dari

langkah 1, demikian seterusnya. Waktu scan didefinisikan sebagai

waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan 3 langkah tersebut.

Masing-masing langkah bisa memiliki waktu tanggap (response

time)yang berbeda-beda, waktu total tanggap atau total response

timeadalah jumlah semua waktu tanggap masingmasing langkah.

e. Diagram Ladder

Diagram Ladder adalah salah satu bentuk pemrograman yang

umum digunakan pada PLC. Metode ini disusun untuk mengurangi

kerumitan, dengan cara memodelkan langsung logika yang terjadi

pada relay. PLC banyak dipakai sebagai deretan / urutan logika,

meskipun beberapa PLC terbaru sudah mampu menangani

permasalahan analog. Meski begitu, kebanyakan PLC masih dipakai


32

sebagai deretan atau urutan logika, misalnya sebagai pengendali untuk

ESD (Emergency Shut Down). Sebagaimana umumnya dalam deretan

atau urutan logika atau digital, penyelesaian permasalahan tersebut

akan lebih mudah jika masing-masing komponen input dan output

disajikan dalam logika digital atau logika boolean, dengan melibatkan

tabel kebenaran, menyusun persamaan output berdasarkan tabel

tersebut dalam bilangan biner, kemudian menyederhanakan persamaan

tersebut dengan memanfaatkan Karnaugh Map. Berikut ini adalah

beberapa contoh konversi dari gerbang logika dasar ke dalam Ladder

Diagram. (contoh yang diberikan memiliki 2 input dan 1 output)

- LOGIKA AND

Gambar 2.12. Diagram Ladder AND

- LOGIKA OR

Gambar 2.13.Diagram Ladder OR


33

- LOGIKA NOT

Gambar 2.14.Diagram Ladder NOT

- LOGIKA NAND

Gambar 2.15.Diagram Ladder NAND

- LOGIKA NOR

Gambar 2.16. Diagram Ladder NOR


34

C. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi)

tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau

dirumuskan sebagai berikut :

Mengamati

Kinerja Pompa Pendingin

Menggunakan Memahami Kinerja Sistem Menggunakan


Manual Star-Delta PLC Control

Pengambilan Pengambilan
Data Data

Perbandingan

Analisis Data

Kesimpulan
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2012), Penelitian terdapat dua jenis yaitu

penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Metode penelitian kuantitatif

dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.

Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.

Menurut Suryabrata (2008), penelitian kualitatif adalah penelitian

yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti

transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan

lain-lain.

Metode penelitian berisi pengetahuan yang mengkaji ketentuan

mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian. Pada umumnya

sebuah penelitian merupakan suatu refleksi keinginan untuk memperoleh

dan mengembangkan pengetahuan yang merupakan kebutuhan dasar

manusia sehingga menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.

35
36

Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode deskriptif. Data data yang dikumpulkan dan diperoleh

selama penelitian dianalisis kembali sesuai dengan bentuk asli dilapangan.

Data pada penelitian ini diperoleh dari perbandingan penggunaan

sistem star-delta menggunakan manual dan menggunakan PLC pada pompa

pendingin sebagai pengamplikasiannya , data ini diambil langsung dari hasil

pengamatan diatas kapal. Peneliti mencatat dan melakukan dokumentasi

secara langsung melalui wawancara, checklist, foto dan dokumen penting

lainnya yang berkaitan dengan history penggunaan sistem star-delta

menggunakan manual dan menggunakan PLC.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan ketika penulis melaksanakan praktek layar

diatas kapal MV. Kedung Mas selama kurang lebih 11 bulan.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Ada pun data yang diperoleh dari sumber-sumber ini sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung oleh peneliti tanpa ada

perantara. Data diperoleh melalui wawancara dan pengamatan

langsung di lapangan. Data atau informasi juga diperoleh melalui

pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuesioner lisan dengan

menggunakan wawancara (Moleong, 2010).


37

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Penulis dalam penelitian ini melakukan

wawancara langsung terhadap KKM, Masinis III, dan Electrician

kapal yang menangani control pompa pendingin pada kapal.

Observasi dalam penulisan karya ilmiah ini diperoleh dengan cara

penulis melakukan pengamatan peristiwa yang terjadi saat proses

penyalaan pompa pendingin menggunakan sistem star-delta baik

menggunakan manual ataupun menggunakan PLC.

b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2012), Data sekunder adalah data yang

diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui

media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen

perusahaan.

Data sekunder adalah data yang diperuntukkan guna mendukung

data-data primer dalam menjelaskan substansi penelitian. Penulisan

karya ilmiah ini penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh

dari berbagai sumber kepustakaan seperti jurnal-jurnal referensi yang

membahas mengenai sistem star-delta, PLC, dan juga pompa

pendingin.

2. Sumber Data

Menurut Sutopo (2006), Sumber data adalah tempat data

diperoleh dengan menggunakan metode tertentu baik berupa manusia,

artefak, ataupun dokumen-dokumen. Menurut Moleong (2010),

pencatatan sumber data melalui wawancara atau pengamatan


38

merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan

bertanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa sumber data adalah segala

sesuatu baik berupa subjek, tempat, maupun pencatatan sumber yang

dapat dijadikan jawaban atas semua pertanyaan atau rumusan masalah

yang ada.

Sumber data yang diperlukan dan dipergunakan dalam

penyusunan karya ilmiah ini merupakan informasi yang diperoleh

penulis melalui observasi berupa pengamatan secara langsung

terhadap objek yang diteliti terutama pada control yang menggunakan

sistem star-delta, dan perbandingannya antara menggunakan alat

manual dan PLC, hasil catatan yang diperoleh dari pengamatan dan

praktek dalam pengoperasian tersebut, serta buku yang berkaitan

dengan sistem tersebut.

D. Pemilihan Informan

Informan adalah orang-orang dalam latar penelitian yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

penelitian.Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Penggunaan Sistem

Star-Delta menggunakan PLC pada Pompa Pendingin” ini penulis

menggunakan beberapa informan, yaitu KKM, Electrician, Masinis III

Hal terserbeut dikarenakan penulis menilai yang menjadi informan

mengerti tentang pengoperasian sistem control pada pompa pendingin di

kapal tersebut.
39

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Moleong (2010) teknik pengumpulan data adalah cara atau

strategi untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk menjawab

pertanyaan.

Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam suatu

penelitian yang akan digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian

kesimpulan. Pemilihan teknik dan alat pengumpulan data yang dapat

membantu pencapaian hasil atau pemecahan data yang dapat membantu

pencapaian hasil atau pemecahan masalah yang tepat dan benar. Data yang

dikumpulkan akan digunakan sebagai analisis dan pengujian tentang

kesimpulan yang dirumuskan. Kemudian data disusun secara sistematis,

sesuai dengan masalah yang akan dibahas yaitu mengenai “Analisis

Penggunaan Sistem Star-Delta dengan PLC pada Pompa Pendingin.”

Teknik pengumpulan data erat hubunganya dengan masalah yang akan

dipecahkan. Dalam suatu penelitian, penggunaan teknik dan materi

pengumpulan data yang akurat yaitu pengaruh antara menggunakan control

manual dengan menggunakan PLC.

1. Metode Observasi

Menurut Margono (1997), Mendefinisikan observasi adalah

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang

tampak pada objek penelitian. Metode ini dilakukan melalui pengamatan

langsung pada objek pompa pendingin. factor yang dihadapi yaitu

perbedaan antara kontrol dengan manual dengan kontrol menggunakan


40

PLC. Tujuanya adalah agar mengerti akan keadaan objek yang dijadikan

topik yaitu kontrol PLC. Penulisan karya ilmiah ini diperoleh dari

observasi dengan cara penulis mengamati secara langsung kinerja

menggunakan PLC yang sudah ada dikapal.

2. Metode Studi Perpustakaan

Bertujuan untuk mencari data tentang masalah penelitian dengan

mencari jawaban permasalahan dengan berpedoman pada buku. Tahap

ini sangat penting kerena merupakan dasar penyusunan kerangka teoritis

yang sangat berguna dalam pemecahan masalah. Dalam penyusunan

karya tulis ini, studi pustaka dilakukan dengan cara, mempelajari buku-

buku yang ada kaitanya dengan permasalahan yang akan dibahas oleh

penulis dalam KIT ini. Buku yang dimaksud dalam hal ini adalah buku

yang dijadikan referensi untuk penyusunan KIT ini.

3. Metode Wawancara

Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan

sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu

(Deddy, 2004).

Jadi metode wawancara adalah teknik pengumpulan data melelui

proses tanya jawab lisan yang dilakukan seorang saling berhadapan dan

saling menerima serta memberikan informasi. Dalam metode wawancara,

data-data yang diperoleh adalah bersumber dari seorang ahli ataupun


41

yang berkompeten dalam suatu masalah ataupun pihak-pihak yang

bersangkutan dengan materi yang disusun oleh penulis. Adapun dalam

penulisan ini, dilakukan wawancara dengan responden KKM, Masinis

III, dan Electrician.

F. Teknik Analisis Data

Dalam menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur

urutan data, mengordinasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan

uraian dasar. (Patton, 1980).

Teknik yang dilakukan oleh penulis dengan mengolah hasil

pengamatan yang dilakukan pada kontrol pompa pendingin dengan cara

manual maupun dengan menggunakan PLC


DAFTAR PUSTAKA

Bolton, W. (2003). Programmable Logic Controller (PLC). Oxford: Newness.

Endrodi, M. 1. (1999). Motor Diesel Penggerak Utama. Tom BPLP.

Hanif Nika Handoko, T. S. (2014). Pengendali Motor Induksi Tiga Fasa


Menggunakan Programmablle Logic Control (PLC) untuk Pengolahan
Kapuk . TRANSIENT, Vol.3, No. 1, ISSN: 2302-9927,, 30.

Kendek, T. (2018). Perawatan dan Perbaikan Pompa Pendingin Air Tawar Mesin
Induk di Kapal TB.DOLPHIN 23. p. 6.

Kurniawan, Y. (2017). Analisis Pengaruh Penggunaan Sistem Star-Delta dengan


Rangkaian Manual dan PLC pada Motor Listrik 3 Phasa. Hesti
Istiqlaliyah/ Al Jazari Journal of Mechanical Engineering 2 (2) (2017),
16-21.

Maannen, P. (1981). Motor Diesel Jilid 1. Jakarta: PT. Triasko Madra.

Margono, S. (1997). Metodologi Penelitian Pedidikan . Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, L. (2010). Metodologi Peneltian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya.

Mulyana, D. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Ilmu


Komunikasi Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Patton, M. Q. (1980). Qualitative Evaluation and Research Methods. London:


SAGE Publications.

Programmable Controllers (PLC), Part 1 General Information. (2005). Retrieved


from National Electrical Manufacturers Assosiation (NEMA):
https://www.nema.org/Standards/Pages/Programmable-Controllers-Part-1-
General-Information.aspx

Putra, A. E. (2004). PLC: Konsep, Pemprograman dan Aplikasi(Omron


CPM1A/CPM2A dan ZEN Progarammablle Relay). Gava Media.

Salim, A. (2006). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara.

Soekanto, S. (1995). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

48
49

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Sumadi, S. (2008). Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suryabrata, S. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sutopo, H. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan


Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Suyanto, D. Y. (2007). Otomatisasi Sistem Pengendali Berbasis PLC pada Mesin


Vacuum Metalizer untuk Proses Coating. 100 Gematek Jurnal Teknik
Komputer, Vol. 9 No. 2.

Valentino, S. (n.d.). Retrieved 04 27, 2019, from Academia.edu:


https://www.academia.edu/229453706/Proposal_Perawatan_Sistem_Pendi
ngin_Motor_Induk_2_?auto=download

Yuniar E. Priharanto, M. Z. (2017). Penilaian Risiko pada Mesin Pendingin di


Kapal Penangkap Ikan dengan Pendekatan FMEA. Priharanto Y.M.et al.,
/Jurnal Airaha, Vol 6 No. 1 : 024–032 ISSN:2301-7163.

Anda mungkin juga menyukai