Anda di halaman 1dari 7

77

MPPK (Maret, 2023) Vol. 6. No. 1

Manfaat Bawang Merah Sebagai Antipiretik Pada Penanganan Anak Dengan Hipertermi: Studi
Fenomenology

Benefits Of Onion As An Antipyretic In The Treatment Of Children With Hypertery: A Phenomenology


Stady

Yuhanah1, Nuridah2, Evodius Nasus3, Rizka Mutmainah4


1,2,3Universitas Sembilanbelas November Kolaka
4Stikes Pelita Ibu Kendari
Korespondensi Penulis: yuhanah12764@gmail.com

Abstrak
Penanganan awal kejadian demam pada umumnya dilakukan dengan menggunakan obat kimia namun tidak
sedikit pula orang tua menggunakan obat herbal yang berasal dari rempah-rempah seperti bawang merah. Tujuan
untuk mengeksplorasi pengalaman orangtua anak dalam memanfaatkan minyak bawang merah sebagai antipiretik
pada anak yang mengalami hipertermi. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang menggali
pengalaman para orangtua dalam memberikan intervensi penanganan hipertermi pada anak dengan memanfaatkan
minyak bawang merah. Informan dalam penelitian ini adalah orangtua yang berjumlah 35 orang, dilakukan melalui in-
deepth interview dengan menggunakan pedoman wawancara semiterstruktur dan diambil dengan teknik purposive
sampling. Pendekatan fenomenologi ini akan dikategorikan dalam bentuk tema dan sub-tema. Hasil data dianalisa
dengan menggunakan analisis kualitatif. Dalam penelitian ini didapatkan semua informan menyatakan bahwa
pemberian minyak bawang memiliki efek menurunkan demam pada anak. Dalam hasil wawancara ditemukan 3 tema
tatalaksana pemanfaatan bawang merah seperti pengolahan, media campuran, dan waktu efek terapi. Pemberian
minyak bawang merah merupakan intervensi non farmakologi dilakukan pada awal demam yang dialami oleh anak
dan terbukti efektif menurunkan suhu pada kondisi hipertermi. Hal ini menjadi dasar alasan para orangtua dalam
memanfaatkan minyak bawang merah sebagai penanganan awal pada kondisi hipertermi pada anak.
Kata Kunci: Hipertermia anak, Minyak bawang merah, Pengalaman orangtua

Abstract
Handling the initial occurrence of fever is generally carried out using chemical drugs, but not a few parents
also use herbal medicines derived from spices such as shallots. The aim is to explore the experience of parents of
children in using shallot oil as an antipyretic in children who experience hyperthermia. A qualitative research
method with a phenomenological approach that explores the experiences of parents in providing interventions for
treating hyperthermia in children by utilizing shallot oil. Informants in this study were parents, totaling 35 people,
conducted through in-deepth interviews using semi-structured interview guidelines and taken by purposive sampling
technique. This phenomenological approach will be categorized in the form of themes and sub-themes. The results of
the data were analyzed using qualitative analysis. In this study, all informants stated that giving onion oil had the
effect of reducing fever in children. The results of the interviews found 3 management themes for the use of shallots
such as processing, mixed media, and therapeutic effect time. Giving shallot oil is a non-pharmacological
intervention carried out at the beginning of a fever experienced by children and has been shown to be effective in
reducing temperature in hyperthermic conditions. This is the basic reason for parents to use shallot oil as an initial
treatment for hyperthermic conditions in children.
Keywords: Child hyperthermia, Onion oil, Parents' experience

Published By: Akademi Kebidanan Graha Ananda Copyright © 2019 MPPK. All rights reserved
78
MPPK (Maret, 2023) Vol. 6. No. 1

PENDAHULUAN
Demam merupakan sebuah reaksi tubuh karena adanya paparan terhadap infeksi, dan merupakan salah satu
gejala paling umum sering dialami anak-anak, sehingga dapat mempengaruhi kehidupan mereka(1). Demam juga
didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal yang berlanjut mulai timbulnya serangan
infeksi, dan pada umumnya selalu didahului oleh perasaan badan terasa panas beriringan dengan gelala penyerta lain
yang di alami anak seperti infeksi saluran pernapasan bagaian atas, pneumonia, hepatitis, meningitis, malaria, cacar,
demam rematik, dan penyakit Kawasak(2).
Orang tua merupakan sumber utama sebagai pertolongan pertama saat anak sakit, dan kondisi demam pada
anak sering membuat kehawatiran orang tua, terutama jika demam tersebut berhubungan dengan penyakit seperti
yang disebutkan di atas. Berdasarkan hasil penelitian efek lain dari demam yang di alami seorang anak dilaporkan
bahwa terkadang di sertai sebuah komplikasi seperti kejang dan kerusakan otak pada sang anak(3).
Sebuah studi ditemukan pula kondisi kebingungan orang tua dalam mengelola anak ketika demam di rumah
dan diperoleh intervensi yang mereka lakukan yakni: ibu menutupi anak dengan selimut tebal, memberikan obat
penurun demam tanpa rekomendasi dokter, dan juga ada yang menerapkan kompres dingin(4). Keadaan tersebut
beberapa orang tua memilih dalam penanganan demam pada anak dilakukan dengan cara tradisional yaitu
menggunakan bahan makanan alami atau rempah yang diyakini mampu menurunkan demam seperti bawang merah.
Hal ini juga ditemukan dalam sebuah penelitian sebanyak 86,8% para orangtua menggunakan bawang merah sebagai
alternatif dalam menurunkan demam pada anak(5).
Hasil penelitian lain melaporkan bahwa bawang merah dapat dijadikan sebagai obat antipiretik yang dapat
menurunkan demam pada anak balita sehingga menjadi sebuah bentuk kolaborasi bagi tenaga kesehatan lainnya
kepada keluarga dalam memberikan intervensi awal pada penanganan permasalahan demam di Rumah(6).
Bawang merah memiliki banyak zat kandungan aktif didalamya termasuk sebagai antimikroba yang diyakini
mampu dalam melawan berbagai infeksi yang terjadi(7). Disebutkan quercetin pada bawang merah memiliki efek
terapi untuk menurunkan demam pada anak dimana salah satu zat aktifnya sebagai antimikroba dan antiinflamasi(8).
Sebuah studi yang lain juga melaporkan bahwasannya bawang merah memiliki efek antibakteri yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri serta memiliki spekturum sangat lebih luas baik pada bakteri gram positif maupun
gram negative(9). Terlepas dari beberapa penjelasan ilmiah terkait bawang merah, para orangtua telah meyakini
bawang merah sebagai salah satu terapi alternatif yang dilakukan sejak dahulu hingga saat ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris dari para orangtua yang memiliki pengalaman
dalam pemanfaatan bawang merah sebagai alternatif mengatasi demam pada anak (hipertermia) diwilayah kerja
Puskesmas Tosiba.

METODE
Dalam penelitian fenomenologi ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling dimana informan yang
dipilih sesuai dengan tujuan dari penelitian yakni orangtua yang memiliki pengalaman menggunakan minyak bawang
merah dalam penanganan hipertermia. Informan dalam penelitian ini sebanyak 42 orang dimana keseluruhannya
memiliki pengalaman penggunaan minyak bawang merah dalam mengatasi kondisi demam pada anak. Pengumpulan

Published By: Akademi Kebidanan Graha Ananda Copyright © 2019 MPPK. All rights reserved
79
MPPK (Maret, 2023) Vol. 6. No. 1

data dilakukan melalui tahapan wawancara, pembuatan transkrip, pengkodean dan pembuatan kategori.
Penelitian dilaksanakan dengan durasi pelaksanaan selama tiga (3) bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tosiba
Kabupaten Kolaka yang umumnya masyarakat ditempat tersebut berada dikawasan pesisir pantai dengan mata
pencaharian sebagai petani dan nelayan. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan etik dengan No. 76/KEPK-
IAKMI/VIII/2022.

HASIL
Dari hasil wawancara didapatkan beberapa fenomena tahap demi tahap selama proses penelitian terkait
pemanfaatan minyak bawang merah yang disusun berdasarkan tema dan subtema pembahasan yang ditunjukkan pada
Tabel.
Tabel 1. Pengelompokan Proses Pemanfaatan Bawang Merah Sesuai Tema

No Tema Sub-tema

Pengolahan
a. Menggunakan Alat
1 Bawang
b. Manual
merah

a. Saya memakai minyak


goreng atau minyak
Media kelapa
2
campuran b. Bawang merah dicampur
dengan minyak telon atau
minyak kayu putih

Waktu Efek a. Jangka Pendek


3
Terapi b. Jangka Panjang
Pada tabel diatas dijelaskan beberapa proses yang dilakukan orangtua pada umumnya dalam memanfaatkan
bawang merah sebagai antipiretik. Mulai dari proses pengolahan bawamng merah itu sendiri, media yang
dicampurkan, lokasi atau tempat baluran saat anak mengalami kondisi demam, dan waktu yang digunakan hingga
pengobatan tersebut dikatakan efektif menurunkan demam.
Pengolahan Bawang Merah dengan menggunakan Alat dan Manual. Dalam pengolahan bawang merah yang
dimanfaatkan sebagai antipiretik pada anak saat mengalami demam, pada umumnya orangtua memberikan informasi
bahwa bawang merah awalnya dihancurkan dengan menggunakan parut atau pisau, hal ini dilakukan agar ekstrak
bawang merahnya lebih keluar.

Beberapa informan menyampaikan:


“Kalau untuk herbal saya pakai bawang merah yang diparut dahulu lalu ditambah minyak kelapa, selanjutnya
dioleskan didaerah tubuh anak mulai dari dahi, dada dan pungung. Alhamdulillah ada perubahan setelah 2 kali

Published By: Akademi Kebidanan Graha Ananda Copyright © 2019 MPPK. All rights reserved
80
MPPK (Maret, 2023) Vol. 6. No. 1

pemberian dalam setiap harinya selama demam. Informasi ini di peroleh dari para leluhur, orangtua”(R13, R28)”
“Kadang bawang merah, saya pakai sebaai baluran pada anak demam dengan diparut dahulu dan dicampur dengan
minyak, berikan pagi dan malam. Pengalaman dari para orangtua dulu”(R4, R27)
“Bawang merah di iris-iris selanjutnya oleskan di seluruh badan anak jika demam” (R1, R20)
“Untuk demam biasanya pakai bawang putih dan bawang merah yang diiris tipis lalu simpan didahi anak sampai
suhu turun. Jadi hanya menggunakan herbal karena tidak masuk kedalam tubuh”(R10)
selain itu beberapa responden mengolah secara manual dengan menggunakan tangan lalu di balurkan ke tubuh anak
yang demam.
“Biasa menggunakan daun srikaya atau pakai bawang merah yang diremas lalu di simpan di bagian kepala anak.
Alhamdulillah demamnya turun. Ramuan tersebut dipakai sudah turun temurun”(R14)
Media Campuran Bawang Merah Dengan Minyak. Pada pemberian bawang merah, responden pada umumnya
mencampurkan bawang merah dengan berbagai jenis minyak, seperti minyak kelapa, minyak gosok, minyak kayu
putih dan minyak telon. Beberapa tanggapan dari responden menyatakan:
“Saya pakai minyak yang di campur bawang merah dan saya pakai untuk mengurut saja”(R2, R18)
“Saya punya pengalaman pakai bawang merah yang di campur dengan minyak goreng melalui proses seperti saran
nenek terdahulu hasilnya alhamdulillah baik serta demamnya bisa turun. Penggunaannya yang saya lakukan dengan
mengoleskan di dada dan perut sebagai alternative jika anak mengalami demam kalau persediaan obat paracetamol
tidak ada. Saya ketahui hal ini dari pengalaman melihat keluarga dan tetangga”.(R3, R5, R6, R7)
“Saya memakai bawang dicampur dengan minyak telon dan air hangat selanjutnya ditempel pada bagian dada”(R8,
R9, R16)
“Saya gunakan bawang merah dicampur dengan minyak kayu putih atau minyak telon lalu diusap-usapkan pada
bagian belakang, punggung, dan perut”(R21, R22,R32.)
“Saya bu, untuk bawang merah dicampurkan minyak kelapa, setelah itu saya lumuri di badan anak mulai dari depan
sampai belakang” (R33, R35)
“Bawang merahnya saya campurkan dengan minyak goreng dan langsung saya oleskan diseluruh badannya,
belakang dan punggung juga”(R15)
Selain pemakaian minyak kelapa, tidak sedikit para orang tua mencampurkan bawang merah dengan minyak olahan
produksi seperti minyak telon atau minyak kayu kombinasi air hangat putih. Beberapa responden menyatakan
“Itu bawang merah saya hancurkan dan campurkan minyak telon dan air hangat, lalu saya oleskan dikepala dan
badannya anak saya bu” (R29)
“Saya pakai minyak telon atau minyak kayu putih bu, untuk dioleskan ke seluruh tubuh anak saya, jadi lansung turun
panasnya alhamdulillah” (R30, R34)

Waktu Efek Terapi:


Berdasarkan pengalaman dari para orangtua yang menerapkan terapi bawang merah sebagai penanganan hipertermi,
efek terapinya berkisar ada yang menyampaikan jangka pendeknya 10 menit dan ada yang menyampaikan jangka
panjangnya 3x24 jam. Beberapa hasil informan yang diterima mengatakan

Published By: Akademi Kebidanan Graha Ananda Copyright © 2019 MPPK. All rights reserved
81
MPPK (Maret, 2023) Vol. 6. No. 1

“Setelah saya oleskan keseluruh tubuh, lambat laun badannya terasa hangat dari semulanya panas, dan10 menit
kemusian langsung berangsur turun suhunya seperti biasa-biasa lagi (suhu normal tidak disebutkan)”(R11, R12,
R17)
“Alhamdulillah setelah pemberian minyak bawang ini, 1-3 kali saya berikan setiap harinya selama 3 hari demam
sudah tidak kembali lagi” (R24, R25, R26).

PEMBAHASAN
Beberapa penelitian menjelaskan bahwa pengolahan bawang merah dalam memberikan fungsi antipiretik dapat
dilakukan dengan menggunakan alat seperti parutan dan irisan atau dengan menggunakan pisau. Selain itu dapat pula
di olah secara manual atau menggunakan tangan melalui peremasan, sehingga umbi bawang merah dapat hancur dan
mengeluarkan minyak atsiri bawang merah(10).
Pengalaman orangtua walaupun pengolahan dengan cara yang berbeda, dilaporkan bahwa keduanya
memberikan efek antipiretik pada anak yang mengalami demam(11). Hal tersebut juga di dukung oleh beberapa
penelitian lain mengatakan bahwa bawang merah biasanya diolah sebagai bahan bumbu alami pada masakan yang
diproses dengan berbagai cara tetap memiliki efek antioksidan, antimikroba dan antiinflamasi serta dikategorikan
sebagai bahan makanan yang memiliki nilai kualitas gizi tinggi . hal tersebut karena banyaknya kandungan zat aktif
didalam bawang merah seperti quercetin dan flavonoid serta bahan lain dapat bekerja sebagai pertahanan terhadap
mikroorganisme yang merusak tubuh manusia seperti bakteri, virus dan mikroorganisme parasit lainnya(12). Di
jelaskan pula bahwa irisan bawang merah mampu melepaskan enzim alliinase yang bermanfaat sebagai katalisator
bereaksi dengan senyawa lain dan menyebabkan terjadinya pecahan gumpalan pada aliran darah di dalam pembuluh
darah(13).
Pemberian kombinasi minyak dengan bawang merah pada umumnya dilakukan oleh para orang tua dalam
memudahkan pemberian pada anak yang mengalami demam, hal tersebut dilakukan dengan melumuri minyak
bawang tersebut kearea kepala, dada, perut, belakang dan seluruh tubuh anak(14). Rata-rata orangtua menjawab
bahwa dengan cara tersebut mereka merasakan suhu tubuh anaknya kembali normal (tidak panas). Beberapa
penelitian menjelaskan bahwa ketika minyak bawang merah terkontak langsung pada area kulit, maka pori-pori kulit
akan terbuka dan terjadinya evaporasi atau penguapan yang menyebabkan suhu tubuh tinggi didalam tubuh akan
keluar melalui terbukanya pori-pori tersebut(15).
Keyakinan orangtua dalam memberikan efek terapiutik pada anak demam sudah dibuktikan dengan berbagai
faktor terutama dari pengalaman orang tua mereka sendiri, hal ini lumrah dan menjadi intervensi awal saat demam
datang walaupun akibat dari imunisasi sekalipun. Selain melumuri tubuh anak dengan minyak bawang merah
pemberian kompres hangat kombinasi minyak bawang merah banyak juga di terapkan dan terbukti efektif
menurunkan demam pada anak(16).

KESIMPULAN
Bawang merah sebagai bahan rempah yang sering kita lihat dan dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari tidak
hanya memiliki fungsi sebagai penambah cita rasa dari masakan tersebut, namun kandungan zat aktif didalamnya dan

Published By: Akademi Kebidanan Graha Ananda Copyright © 2019 MPPK. All rights reserved
82
MPPK (Maret, 2023) Vol. 6. No. 1

menambah nilai gizi sangat tinggi serta efek terapi yang sangat luar biasa terkhusus dalam menangani demam pada
anak yang disebabkan oleh apa saja. Pemberian minyak bawang merah dengan berbagai cara dan mengkombinasikan
dengan bahan lain tidak menurunkn efek terapi namun lebih mempermudah penggunaan dan efek kontak terapi pada
setiap lapisan epidermis pada tubuh manusia. Penelitian ini menjadi bukti ilmiah bahwa masyarakat mulai menyadari
bahwa penangan demam anak dapat dilakukan sedini mungkin dengan bahan-bahan alami yang dapat dilakukan
sebagai intervensi awal agar demam atau hipertermi tidak menyebabkan komplikasi yang tidak diperlukan.

SARAN

Bagi Instansi Puskesmas Tosiba, Kiranya hasil penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai referensi dalam
melaksanakan konseling pada masyarakat yang membutuhkan terkait cara menggunaan minyak bawang yang dapat
dijadikan sebagai bahan alternative pertama pada penanganan awal ketika anak balita mengalami demam dan untuk
tingkat institusi bisa dilakukan penelitian lanjutan sebagai pengembangan yang lebih luas, sehingga hasanah ilmu
pengetahuan maju dalam bidang kesehatan termasuk obat-obatan tradisional.

DAFTAR PUSTAKA
1. Alfiyyah, ZN, Ratnasari, D., & Helmiawati, Y. (2020). Shallot Wet Wipes Formulation (Allium Cepa var.
Ascalonicum) With Fennel Oil (Oleum Foeniculum Vulgare) As A Natural Fever Compress. Journal of Holistic
and Health Sciences, 4(1), 1–9.
2. Cahyaningrum, ED, & Putri, D. (2017). Differences in Body Temperature of Children Fever Before And After
Compress Onion. 15(2), 66–74.
3. Edy, HJ, & Parwanto, E. (2022). Utilization of Shallots (Allium cepa L) as Antibacterial in Indonesia.
Pharmacy Medical Journal, 5(1), 27–35.
4. Erda, R., Badar, M., Yunaspi, D., & Oktavina, Y. (2021). Journal of Aisyah: Journal of Health Sciences
Compress Onions (Allium Cepa) As A Nonpharmacological Therapy in Febris Toddlers. 6(2), 409–414.
https://doi.org/10.30604/jika.v6i2.1097.
5. Harnani, NM, Andri, I., & Utoyo, B. (2019). Effect of Shallot Compress on Reduction of Body Temperature in
Typhoid Fever Patients at PKU Muhammadiyah Hospital Gombong. 361–367.
6. Juniah, & Siahaan, ER (2022). The effect of onion compress on reducing body temperature in children with
hyperthermia. The Pomegranate Mother's Journal of Nursing, 4(1), 5–13.
7. Kelly, M., Sahm, LJ, Shiely, F., Sullivan, RO, McGillicuddy, A., & McCarthy, S. (2016). Parental knowledge,
attitudes and beliefs regarding fever in children: an interview study. BMC Public Health, 1–7.
https://doi.org/10.1186/s12889-016-3224-5.
8. Mahasuari., et all. (2020). Hedonic Test Products Boreh Reducing Fever From Red Onion (Allium cepa L.) and
Pule Stem Leather (Alstonia scholaris L.) NI. 6(2), 84–88.
9. Maulida, TF, Wanda, D., Maulida, TF, & Wanda, D. (2017). Comprehensive Child and Adolescent Nursing
The Utilization of Traditional Medicine to Treat Fever in Children in Western Javanese Culture The Utilization
of Traditional Medicine to Treat Fever in Children in Western Javanese Culture. Comprehensive Child and
Adolescent Nursing, 40(1), 161–168. https://doi.org/10.1080/24694193.2017.1386985.

Published By: Akademi Kebidanan Graha Ananda Copyright © 2019 MPPK. All rights reserved
83
MPPK (Maret, 2023) Vol. 6. No. 1

10. Medhyna, V., & Putri, RU (2020). The Effect of Shallot Compress on Decreasing Baby's Body Temperature
during Post-Immunization Fever in the Pagar Ayu Musi Rawas Polindes Working Area. 2(2).
11. Noviyanti, DL, & Wigati, DN (2021). Giving Shallot Compress Against Fever Reduction in Toddlers.
TSJKeb_Jurnal, 6(2).
12. Peetoom., et all. (2016). Childhood fever in well-child clinics : a focus group study among doctors and nurses.
BMC Health Services Research, 1–8. https://doi.org/10.1186/s12913-016-1488-1.
13. Saleh, MSM, & Kamisah, Y. (2021). Potential Medicinal Plants for the Treatment of Dengue Fever and Severe
Acute Respiratory Syndrome-Coronavirus.
14. Setyani, A., & Khusnal, E. (2015). Description of Maternal Behavior in the Treatment of Fever. 1–17.
15. Vazquez-armenta., et all. (2014). Antibrowning and Antimicrobial Effects Of Onion Essential Oil To Preserve
The Quality Of Cut Potatoes. 43(4), 640–649. https://doi.org/10.1556/AAlim.43.2014.4.14.
16. Zeng, Y., Li, Y., Yang, J., Pu, X., Du, J., Yang, X., Yang, T., & Yang, S. (2017). Therapeutic Role of
Functional Components in Alliums for Preventive Chronic Disease in Human Being. 2017.

Published By: Akademi Kebidanan Graha Ananda Copyright © 2019 MPPK. All rights reserved

Anda mungkin juga menyukai