Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Praktikum Variasi Kontinyu dan

Stoikiometri

NAMA : Yessica Natalia Br Ginting

NIM : 2013071008

 PENDAHULUAN

Dasar percobaan ini adalah metode JOB atau metode variasi kontinu.Pada metode ini
dilakukan sederetan pengamatan yang kuantitas molar totalnya sama,tetapi masing-masing
kuantitas molar pereaksinya berubah-ubah (bervariasi).Salah satu sifat fisika tertentu dipilih
untuk diperiksa seperti misalnya massa,volume,suhu dan daya serap.Oleh karena kuantitas
pereaksinya berlainan,maka perubahan harga sifat-sifat fisika dari system ini dapat digunakan
untuk meramal stokiometri system.

Perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung pada jumlah pereaksi mol bereaksi dengan
diubah namun volum totalnya tetap, maka stoikiometri reaksi dapat ditentukan dari titik
perubahan kalor maksimum, yakni dengan cara mengalurkan kenaikan tempratur terhadap
komposisi campuran. Ilmu kimia mempelajari tentang perubahan peristiwa yang ditandai dengan
berubahnya satu zat menjadi zat lain, contohnya pembakaran etanol dan oksigen berubah
menjadi karbon dioksida dan uap air.

Zat mula-mula disebut peraksi dan zat yang terbentuk disebut hasil reaksi .
Stokiometri (stoichion=unsure,metron=pengukuran) adalah cabang fisika yang mempelajari
perbandingan massa unsur dalam senyawa dan perhitungan variabel yang langsung berhubungan
dengan susunan dan reaksi fisika. Penelitian yang cermat terhadap pereaksi dan hasil reaksi telah
melahirkan hukum-hukum dasar kimia yang menunjukkan hubungan kuantitatif itu. Hukum
tersebut adalah hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, dan hukum perbandingan
berganda.. Hukum kekekalan massa dinyatakan oleh Lavoiser, yaitu “Pada reaksi kimia, massa
zat pereaksi sama dengan massa zat hasil reaksi dan materi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan”. Dalam versi modern yaitu, “Dalam reaksi kimia dapat dideteksi perubahan
massa”. Hukum perbandingan tetap oleh Proust menyatakan, ”Pada suatu reaksi kimia, massa zat
yang bereaksi dengan sejumlah tertentu zat lain selalu tetap”, atau “Suatu senyawa selalu terdiri
atas unsur-unsur yang sama dengan perbandingan massa yang tetap”. Hukum perbandingan
berganda oleh John Dalton menyatakan, “Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu
senyawa, maka perbandingan massa unsur yang satu, yang bersenyawa dengan unsur lain yang
tertentu massanya, merupakan bilangan bulat dan sederhana.

Reaksi kima dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu reaksi kimia yang berlangsung
tanpa perpindahan elektron, dan reaksi kimia yang berlangsung dengan perpindahan electron.
Reaksi tanpa perpindahan electron biasanya meliputi penggabungan atau pemisahan ion-ion atau
molekul-molekul Reaksi penetralan (neutralization reaction) merupakan reaksi antara asam-basa.
Reaksi asam-basa dalam medium air biasanya menghasilkan air dan garam (salt), yang
merupakan senyawa ionic yang terbentuk dari suatu kation selain H+ dan suatu anion selain OH-
atau O2-

Banyak resksi kimia berlangsung dalam larutan, dan pada keadaan ini susun atau
konsentrasi larutan lebih tepat dinyatakan berdasarkan molar. Molaritas atau konsentrasi molar
menyatakan jumlah mol zat terlarut per liter larutan. Dari definisi-definisi ini dapat dilakukan
perhitungan yang berhubungan dengan konsentrasi molar, volume larutan, dan jumlah zat
terlarut. Perhitungan ini dapat dilakukan untuk larutan yang hanya mengandung satu zat atau
untuk larutan campuran, larutan yang diencerkan (dengan menambah pelarut), atau larutan yang
dikentalkan (dengan menguapkan pelarut). Konsentrasi molar dapat juga digunakan sebagai
fakor konversi dalam perhitungan stoikiometri.

 ALAT DAN BAHAN

o ALAT

No Nama Alat Gambar Fungsi

1. Gelas Kimia 1.      Untuk memanaskan


larutan
(Gelas piala)
2.      Untuk menyimpan
larutan atau zat

3.      Untuk meng ukur


larutan ( analisis kualitatif)

2. Gelas Ukur 1.      Untuk mengukur


volume 10 hingga 2000
mL.

2.      Untuk mengukur


volume segala benda, baik
benda cair maupun benda
padat pada berbagai ukuran
volume.

3. Termometer 1. Untuk mengukur suhu.

o BAHAN

Nama
No Sifat Kimia Sifat Fisika
Bahan

1. CuSO4 -       Rumus molekul: CuSO4 -       Bentuk: Kristal

-       Massa molar: 159,62 g/mol -       Bau: berbau


(anhidrat)
-       pH: Tidak tersedia.
-       Penampilan:
-       Tekanan uap : 7.3 mm Hg
Biru (pentahidrat) @ 25 deg C

Abu – abu putih (anhidrat) -       Kepadatan uap: Tidak


tersedia.
-       Densitas:
-       Tingkat Penguapan:
3,603 gr/cm3 (anhidrat)
diabaikan.
2,204 gr/cm3 (pentahidrat) -       Viskositas: Tidak
tersedia.
-       Titik lebur:
-       Titik Didih: 150 deg C
110 oC (4H2O)
-       Pembekuan / Melting
150 oC (423 K) (5H2O)
Point: 110 deg C
< 650 C decomp
o

-       Swa-sulut/suhu
penyulutan otomatis Suhu:
Tidak dipakai.

-       Titik Nyala: Tidak


dipakai.

-       Suhu Dekomposisi: Tidak


tersedia.

-       NFPA Rating: (perkiraan)


Kesehatan: 2; mudah terbakar:
0; Reaktivitas: 0

-       Ledakan Batas, Lower:


Tidak tersedia.

-       Atas: Tidak tersedia.

-       Kelarutan: Larut.

-       Spesifik Gravity /


Densitas: 2.2840g/cm3

-       Molecular Formula:


CuO4S.5H2O

-       Berat Molekul: 249,68

2. NaOH -      Rumus Molekul : NaOH. -      Keadaan fisik dan


penampilan : Solid
-       Massa molar : 39,9971 gr/mol. (delliauessend padat).

-      Penampilan zat : Padat putih. -      Bau : Berbau.

-      Densitas : 31 gr/cm3, padat. -       Molekul berat : 40gr/mol.

-      Titik lebur : 318 oC (591 K). -      Warna : Putih.

-      Titik didih : 1390 oC (1663 K). -      pH : (1 %) [Dasar] B,5.

-      Kelarutan dalam air : 111g/100 -      Titik didih : 1388 oC (253
ml (20 oC). o
C, 40 oF)

-      Kebasahan : -2,43. -      Titik leleh : 323 oC (613,4


o
F)

-      Kelarutan : Mudah larut


dalam air.

3. HCl -      Rumus Molekul : HCl di -       Massa atom : 36,45


dalam air.
-       Massa jenis : 3,21 gr/cm3.
-      Massa molar : 36,40 g/mol (HCl)
-       Titik leleh : -1010 oC.
-      Penampilan : Cairan tak
-       Energi ionisasi : 1250 kg/gr
berwarna sampai dengan kuning o
C.
pucat.
-       Berbau : Tajam.
-      Densitas : 1,18 /cm (variabel
gr 3

1). -       Pada suhu kamar, HCl


berbentuk gas tak berwarna.
-      Titik lebur : -27,32 oC (247 K)
Larutan 38%
Titik didih : 110 oC (383 K)
Larutan 20,3 % 40 oC (321 K)
Larutan 38%.

-      Kelarutan dalam air :


Tercampur penuh.

-      Keasaman (PK2) : -8,0.

-      Viskositas : 1,9 mpa 5 pada 25


o
C larutan 31,5%.

4. H2SO4 -      Rumus molekul: H2SO4 -    Titik leleh (oC): 10

-      Massa molar: 90,08 g/mol -    Titik didih (oC): 240

-      Penampilan: cairan bening, tak -    Tekanan uap (mmHg): 146
berwarna, tak berbau o
C

-      Densitas: 1,84 g/cm3 cair -    Berat jenis cairan: 1,84 (100
%)
-      Titik lebur: -
-    Berat jenis gas: -
-      Titik didih:-
-    Kelarutan: -
-      Kelarutan dalam air:
Tercampur penuh -    Bau: -

 PEMBAHASAN

Variasi kontinyu adalah cabang ilmu kimia yang memperlajari kuantitatif dari komposisi zat-
zat kimia dan reaksi-reski kimia. Variasi kontinyu merupakan metode untuk mempermudah kita
mempelajari stoikiometri sistem. Stoikiometri adalah perhitungan yang menyangkut hubungan
kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi kimia.

Konsentrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut
dan pelarut.

1.      Konsentrasi : jumlah zat tiap satuan volum (besaran intensif)

2.      Larutan encer : jumlah zat terlarut sangat sedikit

3.      Larutan pekat : jumlah zat terlarut sangat banyak


4.       Cara menyatakan konsentrasi: molar, molal, persen, fraksi mol, bagian per sejuta (ppm),
dll.

Molaritas (M) adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. 

Normalitas (N) merupakan jumlah mol-ekivalen zat terlarut per liter larutan. Mol-ekivalen :

Asam/basa: jumlah mol proton/OH- yang diperlukan untuk menetralisir suatu asam / basa.

Larutan Homogen, yaitu larutan yang sifat-sifatnya selalu seragam. Berarti bahwa, bila
kita memeriksa sedikit bagian dari larutan natrium klorida dalam air, sifat-sifat akan sama
dengan bagian lain dari larutan tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa larutan terdiri dari satu fasa
yang berarti sistem yang mempunyai suatu sifat dan komposisi yang sama. Larutan Heterogen,
yaitu larutan yang sifat-sifatnya tak seragam (tak rata). Contohnya adalah minyak dan air. Bila
kita mengambil sample dari larutan ini akan kita dapatkan sebagian campuran akan mempunyai
sifat minyak. Sedangkan sebgaian lain mempunyai sifat air. Maka campuran ini terdiri dari dua
fasa yaitu minyak dan air. (Brady, 1999). Campuran homogen adalah campuran dua zat atau
lebih dimana semua zat memiliki susunan yang seragam, sehingga sulit dibedakan antara
komponen zat yang satu dengan yang lainnya. Campuran homogen dalam kehidupan sehari-hari
biasa dikenal dengan larutan. Contoh: Larutan gula (campuran antara air dan gula), larutan
garam (campuran antara air dan garam), soft drink, larutan teh dan susu.  Campuran heterogen
adalah campuran dua zat atau lebih dimana zat penyusunnya tidak sama atau tidak seragam
sehingga masih bisa dibedakan antara partikel-partikel zat penyusunnya. Contoh: campuran
antara tanah dan kerikil, batu granit, beton, air sungai, campuran pasir dan air.

Berdasarkan hasil diatas, perubahan yang menjadi faktor utama adalah perubahan suhu
yang digunakan untuk menentukan stoikiometri dari larutan tersebut. Data yang didapatkan,
dibuat dalam bentuk grafik hubungan antara perubahan temperatur dengan mmol
CH3COOH/mmol NaOH atau perubahan suhu dengan mmol AgNO3/mmol K2CrO4. Dari grafik
tersebut dapat dilihat adanya perubahan konsentrasi dan jumlah dari suatu larutan bisa
mempengaruhi perubahan temperatur suatu larutan.  Sehingga dapat diketahui pada suhu dan
mmol berapa yang menjadi titik minimum dan maksimum stoikiometri.  Titik maksimum adalah
titik maksimal yang dicapai pada angka yang dihasilkan dari suatu larutan dengan perbandingan
suhu dan kuantitas molar pereaksinya sedangkan titik minimum adalah titik terendah yang
dicapai pada angka yang dihasilkan dalam tabel. Terlihat dalam grafik sumbu x yaitu pembagian
dari mmol kedua larutan yang dipakai sedangkan sumbu y yaitu selisih antara Takhir dikurangi
Tmula.

Percobaan dari sistem NaOH- CH3COOH didapatkan hasil yaitu, pada larutan NaOH
0,1M yang volumenya berturut-turut 25, 20, 15, 10, dan 5 ml dengan larutan CH3COOH
1M yang volumenya berturut-turut 5, 10, 15, 20, dan 25 ml memiliki temperatur awal (TM)
berturut-turut 25,750C, 270C, 25,750C, 27,50C dan 27,50C. Setelah kedua larutan dicampur dan
diukur temperaturnya sebagai temperatur akhir didapat TA secara berturut-turut 270C, 280C,
270C, 26,50C dan 24,90C. Setelah itu dicatat perubahan suhu yang terjadi pada kedua campuran
larutan tersebut, didapat T secara berturut-turut, 0,250C, 1,250C, 0,50C, 0,50C dan 0,90C. Mmol
NaOH secara berturut-turut yaitu, 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 mmol. Mmol CH3COOH secara berturut-
turut, 25, 20, 15, 10, 5 mmol. Perbandingan antara kedua mmol campuran tersebut secara
berturut-turut yaitu, 0,02; 0,05; 0,1; 0,2; 0,5 mmol.

Percobaan dari sistem K2CrO4-AgNO3 didapatkan hasil yaitu, pada larutan K2CrO4 0,1M
yang volumenya berturut-turut 25, 20, 15, 10, dan 5 ml dengan larutan AgNO3 1M yang
volumenya berturut-turut 5, 10, 15, 20, dan 25 ml memiliki temperatur awal (TM) berturut-turut
27,250C, 26,250C, 270C, 260C dan 240C. Setelah kedua larutan dicampur dan diukur
temperaturnya sebagai temperatur akhir didapat TA secara berturut-turut 260C, 27,50C, 270C,
280C dan 280C. Setelah itu dicatat perubahan suhu yang terjadi pada kedua campuran larutan
tersebut, didapat T secara berturut-turut, 0,250C, 0,50C, 1,250C, 0,50C dan 0,50C. Mmol K2CrO4
secara berturut-turut yaitu, 1, 2, 3, 4 dan 5 mmol. Mmol AgNO3 secara berturut-turut, 0,025;
0,02; 0,015, 0,01, 0,005 mmol. Perbandingan antara kedua mmol campuran tersebut secara
berturut-turut yaitu, 0,025; 0,01; 0,005; 0,0025; 0,001 mmol.

Dari percobaan diatas, praktikan dapat mengetahui titik maksimum dan titik minimum
suatu hasil reaksi. Titik maksimum menyatakan dimana suatu larutan tepat bereaksi bila kedua
larutan itu dicampurkan. Titik minimum menyatakan dimana suatu larutan tepat habis
bereaksi. Pada sistem NaOH- CH3COOH  memiliki titik maksimum di kordinat (0,05 ; 1,25) dan
titik minimum di kordinat (0,02 ; 0,25) sedangkan pada sistem K2CrO4-AgNO3 titik maksimum
berada di kordinat (0,005 ; 1,25) dan titik minimum di kordinat (0,025 ; 0,25).
Percobaan yang telah dilakukan oleh praktikan masih terdapat kesalahan. Faktor
kesalahannya yaitu dalam melakukan percobaan praktikan terdapat kesalahan dalam
menggunakan termometer, Yakni termometer menyentuh dasar gelas kimia sehingga
mempengaruhi pengukuran temperatur dari larutan yang diukur. Selain itu pipet yang digunakan
untuk mengambil larutan dipakai bersama. Contohnya, pipet yang digunakan untuk mengambil
larutan NaOH juga digunakan dalam mengambil larutan CH3COOH, sehingga, larutan menjadi
tercampur. Praktikan juga kurang teliti dalam membaca termometer.

 KESIMPULAN

Dari percobaan-percobaan yang telah dilakukan kita dapat menarik kesimpulan yaitu reaksi
pada sistem NaOH-CH3COOH mencapai titik maksimum pada koordinat (0,05 ; 1,25) dan titik
minimumnya pada (0,02 ; 0,25) pada perubahan temperatur (∆T = 0,250C). Sedangkan titik
maksimum pada sistem K2CrO4-AgNO3 terdapat pada titik (0,005 ; 1,25) dan titik minimumnya
pada titik (0,025 ; 0,25).

Setelah melakukan percobaan, masih terjadi kesalahan dikarenakan oleh beberapa faktor
seprti saat mengghunakan termometer yang menyentuh dasar gelas kimia sehingga
mempengaruhi pengukuran temperatur.

Anda mungkin juga menyukai