Anda di halaman 1dari 30

Adalah suatu sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa,

bau , mengandung selain obat juga zat tambahan seperti gula


atau pemanis lainnya, zat warna, wangi atau pengawet.
Digunakan sebagai obat dalam, sebagai pelarut digunakan
etanol yang tujuan untuk mempertinggi kelarutan obat dalam
air.Dapat juga ditambahkan gliserol, sorbitol , propilenglikol.
Sebagai pengganti gula dapat digunakan sirop gula.
Secara umum dikenal ;
- Eliksir rendah [ low elixir ], kadar etanol 8 -10 % v/v.
- Eliksir tinggi [ high elixir ] , kadar etanol 73 – 78 % v/v.
• Dibandingkan dengan sirup:
– kurang manis dan kurang kental
– lebih mudah dalam pembuatan
– Lebih stabil.
• Pemanis yang digunakan antara lain : gula atau sirup
gula, sorbitol,gliserin dan sakarin.

2
• Dibandingkan dengan sirup:
– kurang manis dan kurang kental
– lebih mudah dalam pembuatan
– Lebih stabil.
• Pemanis yang digunakan antara lain : gula atau sirup
gula, sorbitol,gliserin dan sakarin.

2
P e n i m b a n ga n

Pencampuran (mixing)

Cek IPC :
Penyaringan - Organoleptis
(filtrasi)
- Kadar Zat Aktif
- pH
Cek IPC : - BJ
Pengisian dan Penutupan botol
- Penampilan - Viskositas
(filling & cropping)
- Kebocoran
- Volume Cek IPC :
Labelling - Penampilan
- Kelengkapan
- Penandaan
Pengemasan sekunder Cek IPC :
- Penampilan
- Kelengkapan
- Penandaan
Gudang
Obat Jadi

Alur Proses Pembuatan3 Sru


Hal-hal yg Perlu diperhatikan

Pemilihan bahan baku, termasuk air (purified water) yang
digunakan

Kebersihan wadah dan alat/mesin produksi yang digunakan

Kharakteristik bahan baku, baik secara kimiawi maupun secara fisik

Prosedur pencampuran (harus memperhatikan derajat kelarutan)

Kecepatan pengadukan/pencampuran

Penyaringan

Pengisian ke dalam wadah (botol)

HAL PENTING LAINNYA



Suhu Larutan (jangan gunakan air mendidih, suhu 50 70oC)


Pencampuran bahan-bahan mudah menguap (pada suhu kamar,
maks. 30 oC)

4
Eliksir biasanya dibuat dengan larutan sederhana dengan
pengadukkan dan atau dengan pencampuran dua atau lebih bahan
bahan cair. Komponen yang larut dalam alkohol dan dalam air
umumnya dilarutkan terpisah dalam alkohol dan air secara berturut
turut. Kemudian larutan air ditambahkan kelarutan alkohol dan
sebaliknya. Bila dua larutan selesai dicampur , campuran dibuat sesuai
dengan pelarut atau pembawa tertentu.
Sering campuran akhir akan tidak jernih, tetapi keruh, terutama
karena pemisahan beberapa minyak pemberi rasa dengan menurunnya
sedikit konsentrasi alkohol. Bila ini terjadi eliksir terpaksa disaring,
dengan dibiarkan dahulu selama beberapa jam.
Selama proses penyaringan kertas saring harus dibasahi dengan
larutan alkohol yang mempunya kadar alkohol yang sama.
Adanya gliserin, sirup, sorbitol, propilenglikol dalam eliksir
umumnya memberi andil pada efek pelarut membantu kelarutan zat
dan meningkatkan kestabilan sediaan.
KONSTANTA DIELEKTRIK / Dielectric Constant

Adalah sifat suatu pelarut yang berhubungan dengan


energi yang dibutuhkan untuk memisahkan dua muatan
yang berlawanan dalam pelarut, bila dibandingkan
dengan energi yang dibutuhkan untuk memisahkannya
dalam keadaan vakum.
1.Larutan sejati, larutan yang homogen, tidak dapat dipisahkan
secara mekanik
2.Larutan kasar, larutan yang heterogen contoh, campuran tanah
dan pasir atau gula dengan garam [dapat dipisahkan secara
mekanik ]
3.Larutan koloid, larutan yang heterogen, contoh tanah liat dan
air.
Zat yang akan dilarutkan disebut Solute sedangkan pelarut
disebut Solvent.
Dalam Farmakope Indonesia;
Jumlah bagian pelarut diperlukan untuk
melarutkan 1 bagian zat

Sangat mudah larut : Kurang dari 1


Mudah larut : 1 sampai 10
Larut : 10 sampai 30
Agak sukar larut : 30 sampai 100
Sukar larut : 100 sampai 1000
Sangat sukar larut : 1000 sampai 10.000
Praktis tidak larut : Lebih dari 10.000.
Dalam F.I . persentase [ % ] adalah bagian bobot per bobot [ b/b ]

{ % b/b = % bobot / bobot }

jumlah gram zat dalam 100 gram bahan atau hasil akhir

% b/v = % berat / volume = Jumlah gram zat 100 ml bahan atau


hasil akhir.
% v/v = % volume / volume = jumlah ml zat dalam 100 ml bahan
atau hasil akhir.
% v/b = % volume / berat = jumlah ml zat dalam 100 gram bahan
atau hasil akhir.

M = molaritas = jumlah mole zat terlarut tiap liter larutan


m = molalitas = jumlah mole zat terlarut tiap 1000 gram pelarut.
N = normalitas = jumlah grek zat terlarut tiap liter larutan
Jenis larutan : 1. Larutan gas dalam gas
2. Larutan cair dalam gas
3. Larutan zat padat dalam gas
4. Larutan gas dalam zat padat
5. Larutan cair dalam zat padat
6. Larutan zat padat dalam zat padat
7. Larutan gas dalam zat cair
8. Larutan zat padat dalam zat cair
9. Larutan zat cair dalam zat cair

Contoh : Aerosol ; obat inhalasi.


1. Solven dan solute harus murni
2. Suhu harus dikontrol dengan baik

konsentrasi

t=waktu.
* * Solute d ala m keadaan berlebih di masukkan kedala m
solvent
* * Priode w aktu [ t ] larutan diambil [ pengocokkan ] dan
ten tu k an k a d ar ny a.
* * M u l a m ula k ur vany a n aik d an akhirnya tetap [ sejajar d g n
absis ]
FAK TO R Y A N G MEMP E NG ARU H I K E LA RU T AN
ZAT PADAT

1. S u h u
T erjadi absorbsi panas [ proses endothermic ] = panas
positif dari larutan.
Disini a k a n terjadi ,, ken a ik an s u h u “ m e n y e b a b k a n
ke n aik a n kelarutan. T etapi bila terjadi p e mb e b a s a n
panas [ p roses exothermic ] de n ga n p an as negative
da ri l a ru ta n ,, k e n a i k a n s u h u “ … k e l a r u t an b e r k u r a n g .
KNO3 Na2SO4 10 H 2 O
0,6
Kelarutan
k g / k g air 0,5 N a Cl
C a acetat
0,4

0,3

273 293 303 … suhu Kelvin

Catatan : KNO3 suhu naik……… kelarutan naik.


Ca Acetat suhu naik ……... kelarutan turun
NaCl suhu naik ………hampir tdk berpengaruh
[ horizontal ]
Na2SO4 10 H20 suhu naik ……... naik dahulu kmd hampir
tidak berarti [ horizon ]
sampai H2O habis.
Zat yang berkurang kelarutannya bila
suhu naik;
= Ca Hypophosphit
= Ca Glycerophosphat
= Urotropin
= Ca sulphat

Terjadi penguraian bila ada panas ;


= Ascal
= Acetosal
= Luminal Natrium
= Natrium Carbonat
= Protargol
2. Ukuran partikel [ luas permukaan partikel ]
Ukuran partikel makin kecil akan terjadi kenaikan kelarutan. Tapi ada
Batas tertentu [ bisa menyebabkan penurunan kelarutan ].
Partikel makin kecil ……. Luas permukaan partikel bertambah besar.

3. Jenis Pelarut / solvent


Air, Etanol, Glyserol, Propilenglikol, Chloroform, Aseton, Eter dst.

4. pH.
Zat asam akan larut dalam suasana alkalis dan akan mengendap bila
Suasana asam. Dan begitu pula sebaliknya. [ basa ]

5. Pengadukan

6. Penambahan zat surfaktan [ surface active agent ].


Tween 80, Tween 60, Tween 40, Tween 20, Myrj, Brij. Dst.

7. Polimorphisme : bentuk struktur lebih dari Satu


Prednisolon ; 3 bentuk polimorfisa
Aspirin : 2 bentuk
8. Zat tambahan
a. Efek ion bersamaan. [ common ion effect ]
kelarutannya akan berkurang.
A B … ….. A + B
Bila ditambahkan larutan A yang berasal dari AC….. A + C
maka kelarutan AB akan berkurang.

b. Elektrolit lain [ indifferent electrolytes ]


Kelarutan dari elektrolit yang kelarutannya kecil mungkin akan menaik
dengan penambahan elektrolit kedua yang tidak mempunyai ion yang
sama dengan elektrolit pertama.

Jika dibandingkan bentuk larutan obat dengan sediaan tablet / kapsul ;

= Larutan kurang stabil dan dapat terurai


Rasa dan bau kadang kadang sukar ditutupi
Untuk dibawa bawa, untuk volume besar susah, jika botol pecah / rusak.
Dibutuhkan alat pembantu [ sendok, alat takar, pipet dll ]
9. Pembentukan senyawa komplek

Absorbsi dapat segera di saluran cerna.


Takaran obat – uniform [ suspensi memerlukan pengocokkan yang lama ]
Cara aman
Bentuk lebih menarik.

Formula lengkap sediaan larutan ;

R/ Zat aktif
Zat pembantu … [ Untuk keperluan zat aktif, misalnya ;
Zat pembasah, zat peningkatan kelarutan
pensuspensi, pengemulsi, pensolubilisi ]
Pemanis [ saporis ]
Pengharum [ odoris ]
Pewarna [ coloris ]
Pengawet [ preservative ]
pH
Antioksidan
Pelarut
Catatan ; W ar n a , bau dan rasa ,, memilihnya haruslah saling terkait “.

Misal ; Ras an ya rasa jeruk m a k a w ar n an ya harus kuning, rasa


agak as am dan bau seperti o l eu m citri.

Ketentuan ini harus dipakai kalau tidak dianggap penipuan.

** Pemanis : sorbitol, sucrose, siklamat, sakharin,


campuran siklamat dengan sakharin [ 1 : 10 ]
campuran siklamat dengan sakharin [ 10 : 1 ]
Sakharin d an siklamat, telah men g h ad ap i tantangan tantangan
tentang keselamatannya oleh F D A dan ketentuan pengetatan
penggunaan d an penjualannya. Siklamat dilarang akhir akhir ini
dari penggunaannya di Amerik a oleh F D A [ Food and Drug
Administration ]
U m u m n y a pasien yang dimaksud juga harus dipertimbangkan
dalam pemilihan zat pemberi rasa, karena k elo mpok u mu r ter-
tentu t a mp ak n ya me mi l i h rasa tertentu.

== Bayi ; Rasa susu ibu.


== Anak anak ; M emi lih rasa manis, preparat yan g seperti
k emb an g gula, rasa b u ah [ rasa jeruk dll ].
== Orang dewasa ; T a mp ak n ya memilih preparat y an g tidak
begitu manis . Wanita rasa as am as am dan
pria d eng an rasa coklat.
= = Lanjut usia ; M en yu k ai rasa permen, kopi atau anggur
Penggunaan zat pemberi warna dalam preparat farmasi
untuk tujuan estetika, sebagai pembantu sensori untuk
pemberi rasa yang digunakan dan untuk tujuan khas
produk.
Kebanyakan berasal senyawa sintetis [ perkin purple =
ungu ] , zat warna alam [ natural coloring ] seperti ;
tumbuhan [ chlorofil ] dan anorganik [ pigmen ]
Pigmen = arang hitam, titanium oksida, ultra marine.
Sekarang penggunaan zat warna dalam makanan, obat
dan kosmetika diatur oleh Food, Drug and Cosmetic.
[ FD & C ] dan Drug and Cosmetic [ D & C ].

FDA mengelompokan ;
1. Golongan FD & C ; Indogotine, Amaranth, Ponceou 3 R
2. D & C external ; obat kosmetik pemakaian luar ]
Methylen blue, Metanyl yellow.
3. D & C internal ; Fluorescin, Alizarin.
#> Umumnya minyak menguap / atsiri berbau khas
yang bersal dari tumbuh tumbuhan, mudah me-
nguap pada suhu kamar tanpa mengalami peng-
uraian.
Minyak ; lavender, rosae, jasmine dll.
Bentuk kristal spt vanillin , cumarin.

Syarat syarat zat warna, bau dan rasa secara umum ;

1. Tahan terhadap suhu 10 – 110 C


2. Stabil terhadap penyinaran cahaya
3. Stabil pada pH 2 – 9
4. Larut dalam air / minyak
5. Tahan terhadap oksidasi dan reduksi
6. Tidak memberikan efek karsinogenik
7. Tidak mengganggu pemeriksaan kadar
8. Aman dan khasiat tidak berkurang.
* * P en g a w e t anti j a m u r : D i g u n a k a n dala m preparat cairan d an preparat
setengah padat untuk men c eg ah p ertu mbuh an
jamur. A s a m benzoat, butyl paraben, etil paraben,
metil paraben [ nipagin ], propil paraben [ nipasol ], natrium
benzoate. Natrium propionat

** Pengawet antimikroba :
D i g u n a k an d a l a m preparat cair d a n preparat
setengah padat u ntuk men ceg ah p ertu mbuh an
mikroorgan isme.
Benzalkonium khlorida, benzyl alkohol, fenol,
fenil etilalkohol, fenil merkuri nitrat, timerosal.
P e n a m b a h an p en g aw et k ed al a m suatu preparat farmasi u n t uk tujuan ;
m e n a m b a h k ep er man en an d al am pemakiannya.
P en amb ah an seperti itu hanya sesuai jika p en a mb ah an tsb tidak toksis d an
berbahaya d al am ju ml ah yan g diberikan d an tdk m en g g an g g u kemanjuran
terapi ak a n tes atau uji preparat tsb.

Cara kerja pengawet.


1. modifikasi permeabelitas membran.
2. Denaturasi en zi m seperti sen yaw a merkuri atau denaturasi protein sel lain
seperti s en yaw a asambenzoat, as a m borat dan parahidroksi benzoat.
3. Oksidasi dari konsituen sel
4. Hidrolisis.
#> Suatu zat yang menghambat oksidasi dan dengan
demikian digunakan untuk mencegah penguraian
preparat dengan proses oksidasi.
Contoh, Natrium bisulfit, natrium formaldehid,
sulfoksilat, natrium metabisulfit. Asam askorbat,
L – Tocopherol, asam gallat.
Konstanta dielektrik

Adalah suatu pendekatan lain yang dapat dipakai untuk meramalkan kepolaran ,
suatu pelarut.

Derajat kepolaran dari suatu pelarut, biasanya dinyatakan dengan ;


,, MOMEN DIPOL “

Momen dipol terjadi ;

1. Muatan positif dan negatif dari suatu molekul tidak berimpit ;

H + H Cl H

0 - C +
-
Cl H

Sehingga menimbulkan jarak dari muatan tersebut.


Beda panjang ikatan [ A = Amstrong ]
2. Sifat keelektronegatifan

! _
- C – Cl
!
+ ikatan akan tertarik kearah Chlor
Contoh : dalam susunan berkala atom
Sp2 akan elektronegatif dari Sp3

3. Adanya perpindahan muatan [ Resonansi ]

0 0 + 0 0 -

N N
Suatu pelarut polar akan lebih mudah melarutkan zat polar. Sebaliknya
zat yang non polar akan mudah melarutkan zat non polar pula.
Contoh ; Carbon tetrachloride [ non polar ] akan mudah larut dalam benzene
[ non polar ]
Pelarut polar mempunyai nilai Konstanta dielektriknya besar [ 50 keatas ] Contoh
air, Kd = 80. Semipolar [ 20 – 50 ], Non polar = [ 1 - 20 ] Contoh ;
Chloroform , Kd = 5.
Eliksir : Eliksir bukan obat
Eliksir obat
Eliksir bukan obat dapat digunakan oleh ahli farmasi dalam pembuatan resep yang
dibuat segar, yang meliputi ;

1. Penambah zat zat obat untuk pembawa yang membawa rasa enak.
2. Pengencer eliksir obat yang ada.

Eliksir obat :
Seperti dinyatakan sebelumnya eliksir obat digunakan untuk
pengobatan .
Umumnya eliksir resmi yang beredar diperdagangan
Mengandung zat obat tunggal, tapi untuk hal hal terapi tertentu
Perhitungan Konstanta Dielektrik

** Berapakah Konstanta Dielektrik dari Chloroform spirit ?


Dalam literatur Chloroform spirit, komposisinya ;

R / Chloroform 5%
Etanol 95 %

Diketahui ; Kd untuk Chloroform = 5


Kd untuk Etanol = 25
Kd Air = 80

Kd total : [ 5/100 x 5 ] + [ 95/100 x 25 ] = 24.

** Berapakah Konstanta Dielektrik dari Etanol 70 %

Komposisinya ; R / Etanol 70 %
Air 30 %

Kd total : [ 70 /100 x 25 ] + [ 30 / 100 x 80 ] = 41.25


Suatu sediaan eliksir ;

R / Acetaminofen 2,4 gram


Benzyl alkohol 1,5 % v /v Kd = 13
Propilen glikol 15 % v /v Kd = 33
Etanol 10 % v /v Kd = 25
Aqua ad 120 ml Kd = 80

Buatlah sediaan tanpa menggunakan Benzylalkohol


Yang berbentuk larutan adalah ; Benzylalkohol, Propilenglikol, Etanol,
dan Aqua, jumlah 100 %. Dihitung Kd total adalah semua larutan

= [1,5/100 x 13] + [15/100 x 33] + [10/100 x 25] + [73,5/100 x 80] = 66,45


Kd total = 66,45. Berarti Asetaminofen akan larut dalam pelarut tunggal atau
pelarut campur yang lain asal nilai Kd nya sama atau
hampir sama dengan 66,45.
Bila benzylalkohol dihilangkan berarti untuk melarutkan zat aktif, salah satu antara
Propilenglikol dan Etanol harus ditambah [ dinaikkan ].
Dimisalkan Propilenglikol ditambah sebanyak y %, total = [ 15 + Y ] %.
Aqua sekarang = 100 – [ 15 + Y + 10 ] = [ 75 – Y ] %

Persamaan sekarang ;

[15+Y]/100 x 33} + [10/100 x 25] + {[75-Y]/100 x 80 } = 66,45

Y=2%
Propilenglikol dalam formula diatas menjadi 15% + 2 % = 17 %

Formulasi dibawah ini adalah eliksir yang baik.

R/ Acetaminofen 2,4 gram


Etanol 20 % v/v Kd = 25
Gliserol 15 % v/v Kd = 46
Propilenglikol 5 % v/v Kd = 33
Aqua ad 120 ml Kd = 80

Karena etanol sanat tini buatlah sediaan denan kadar etanol = 10 %

Anda mungkin juga menyukai