Slide Dasar-K3 (Rev.009) (1 JP)

DASAR KESELAMATAN KERJA
(THE BASIC OF SAFETY WORKPLACE)
PAKAI MATA BRO..!!!

TUJUAN DASAR-DASAR UTAMA K3 :

PESERTA DAPAT MEMAHAMI SKEMA BAHAYA DAN
PENGENDALIAN DILINGKUNGAN KERJANYA
Ref. Peraturan Pemerintah No.11 tahun 1979 dan Undang-Undang No.1 tahun 1970
Tentang Keselamatan Kerja.
DASAR-DASAR KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

KERJA
Disetiap tempat usaha wajib dilakukan pengamanan dan keselamatan
terhadap lingkungan kerja dan pekerjanya dari semua resiko kecelakaan,
kerusakan dan kebakaran.
Ref. Peraturan Pemerintah No.11 tahun 1979 dan Undang-Undang No.1 tahun 1970 Tentang Keselamatan
Kerja.
Semua potensi bahaya yang ada di tempat kerja, dilingkungan

kerja dan pekerjanya WAJIB DI KELOLA sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundangan sebagaimana jenis
usaha yang dijalankan oleh pengusaha.
Menangani bahaya dan dampak yang ditimbulkan sepanjang

kegiatan operasional perusahaan akan lebih efektif apabila
menyertakan sistem pengawasan internal. Sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam siklus kehidupan sistem manajemen K3,
yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan rencana,
pemantauan & evaluasi kinerja, peninjauan dan peningkatan kinerja
(Ref. Permenaker No.50-2012 tentang SMK3 Nasional).
UNDANG-UNDANG NO.1 – 1970 KESELAATAN KERJA

BAB III. SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA.
Pasal 3.
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat

keselamatan kerja untuk (dikelola) :
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja

baik physik maupun psychis, peracunan
, infeksi dan penularan;
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,

binatang, tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi
bertambah tinggi.
PERANAN PERSONIL K3
Peranan personil K3 (Safety Officer, Safety Man, Gas Tester,
Safety Inspektur, Safety supervisor dll) dalam penerapan
sistem manajemen K3 adalah merupakan INDIKATOR UTAMA
kunci keberhasilan Program Kerja K3 dalam mencegah dan
mengendalikan bahaya.
Peranan personil K3 tidak lepas dari dukungan Kelompok

Manajemen perusahaan dan kontraktor yang bekerja
kepadanya. Mereka wajib bertanggung jawab atas keselamatan
dan keamanan terhadap fasilitas produksi, unit-unit
operasional dan lingkungan ekosistemnya.
• Secara spesifik tempat-tempat kerja disebut dikenal sebagai

berikut ;
• Ruang Perkantoran
• Gudang Material / Peralatan Mesin / Bahan Kimia
• Gudang Peralatan K3
• Gudang Peralatan penanggulangan pencemaran pantai
• Bengkel perawatan mesin dan peralatan produksi
• Pos Penjagaan / shelter.
• Ruang Pengendali Proses produksi
• Bangunan Waste Water Treatment

• Gedung Peralatan Pompa Pemadam Kebakaran Utama
• Loading Master ( Dermaga Distribusi BBM/Crude /Gas.
• Rumah Pompa Cargo (Loading & Unloading BBM/Crude)
• Fire Station (Perkantoran dan Fire truck)
• Fire Ground Training Area.
• Yard penempatan drum bahan penolong (cair / Padat)
• Pool Kendaraan / peralatan berat.
BAHAYA SPESIFIK DITEMPAT KERJA DIKETAHUI SEBAGAI

BERIKUT
- Peralatan kerja yang tidak terawat
- Permesinan yang tidak terawat dan tidak layak dioperasikan
- Instalasi listrik ( Panel board, Main switch board, kabel-kabel dsb)
yang tidak terproteksi
- Ceceran minyak dilantai bengkel, diarea lintasan pekerja.
- Overhead crane di bengkel tidak pernah di rawat.
- Drum bahan kimia tidak berpenutup / tetap terbuka (bahan-bahan

yang reaktif dan korosif)
- Kabel-kabel listrik bertegangan tinggi dan terkelupas terbentang
diatas lantai bengkel.
- Berada di atas scaffold melakukan pekerjaan tanpa menganakan
full body harness dan scaffold tidak terpasang tag (hijau) tanda
scaffold dapat digunakan.
- Ventilasi gudang / bengkel mesin keadaan rusak.
KURANG PERAWATAN
- Jalan masuk gudang terhambat dengan barang-barang yang

menumpuk dekat pintu masuk.
- Manhole tangki yang dibersihkan tidak terdapat kartu ijin kerja,
peringatan adanya kegiatan dalam tangki, safety line dsb.
- Rotating equipment yang tidak tertutup (guardshield)
- Tidak mempunyai rekaman dan catatan pekerja yang keluar masuk

ruang terbatas (Coloum reactor, Vessel, Storage Tank, dsb) disaat
perawatan fasilitas-fasilitas tersebut.
- Program inspeksi K3 peralatan dan fasilitas produksi tidak
terprogram dengan benar.
TUGAS TRAINEE
MENILAI KESESUAIAN PROGRAM K3
YANG DIBUAT DENGAN PENERAPAN DILAPANGAN
SEMUA KETIDAK SESUAIAN DICATAT
BERDASARKAN LOKASI KERJA
• PERIJINAN KERJA
• APD YANG DIGUNAKAN
• ALAT YANG DIGUNAKAN
• LINGKUNGAN KERJA
(UNSAFE CONDITION).
• TINDAKAN AMAN PEKERJA
• BIMBINGAN K3 SEBELUM
• PEKERJAAN DIMULAI.
WAKTU ISTIRAHAT
• BAHAYA FISIK (NOISE DSB)
Kegiatan Perawatan unit produksi kilang minyakI

• PERIJINAN KERJA
(UNSAFE CONDITION).
PEKERJAAN DIMULAI.
WAKTU ISTIRAHAT
• PERIJINAN KERJA
• SIO OPERATOR ALAT
(UNSAFE CONDITION).
• PEKERJAAN DIMULAI.
WAKTU ISTIRAHAT
• PERIJINAN KERJA
• KAPAN TERJADI
• LINGKUNGAN KERJA (UNSAFE CONDITION).
TANAH TIDAK RATA DSB.
• KONDISI FISIK KOMPONEN CRANE &
PERAWATAN TERAKHIR
PEKERJAAN DIMULAI.
• WAKTU ISTIRAHAT
• RUANG KERJA OPERATOR (ADA HAMBATAN)
• PERIJIAN KERJA
• KEHADIRAN RIGGER & SERTIFIKAT
• KAPAN TERJADI
• TANGGAL INSPEKSI & SERTIFIKAT SLING
• KONDISI FISIK KOMPONEN SLING
• BIMBINGAN K3 SEBELUM PEKERJAAN DIMULAI.
• WAKTU ISTIRAHAT
• BAHAYA FISIK (SUHU DSB)
• PERIJINAN KERJA
• KAPAN TERJADI
• LINGKUNGAN KERJA (KABIN) ADA
GANGGUAN DSB
• KONDISI FISIK KOMPONEN CRANE
PEKERJAAN DIMULAI.
• WAKTU ISTIRAHAT
• BAHAYA FISIK LAINNYA.
• PERIJINAN KERJA
LIFE JACKET , FULL BODY
HARNESS DLL.
• TERSEDIA PELAMPUNG /
CREWBOAT .
• STANDBY TIM PKD
PEKERJAAN DIMULAI.
• WAKTU ISTIRAHAT
• PERIJINAN KERJA
FULL BODY HARNESS DLL.
• TERSEDIA PELAMPUNG /
CREWBOAT .
• STANDBY TIM PKD
PEKERJAAN DIMULAI.
• WAKTU ISTIRAHAT
• APD YANG DIGUNAKAN FULL BODY

HARNESS DLL.
• STANDBY TIM PKD
• BIMBINGAN K3 SEBELUM PEKERJAAN DIMULAI.
• WAKTU ISTIRAHAT
• PERIJINAN KERJA
• APD YANG DIGUNAKAN..
• STANDBY TIM MEDIS
PEKERJAAN DIMULAI.
• WAKTU ISTIRAHAT
• FASILTAS PENGELOLA LIMBAH

• PROGRAM PENGELOLA LIMBAH
Pencemaran

• KAPAN TERJADI
• LINGKUNGAN KERJA (KABIN) ADA
GANGGUAN DSB
• KONDISI FISIK KOMPONEN CRANE
PEKERJAAN DIMULAI.
• WAKTU ISTIRAHAT
• WAJIB TERPASANG
DITEMPAT KERJA .

PEKERJAAN DIMULAI.
• WAKTU ISTIRAHAT
• PERTOLONGAN YANG DIBERIKAN
• WAKTU KEJADIAN TERJADI.
• KEHADIRAN PENGAWAS PEKERJAAN
• KEHADIRAN TIM EVAKUASI
BAHAYA YANG BERPOTENSI KEBAKARAN ADALAH

MERUPAKAN DAMPAK KEGAGALAN SISTEM
PENGOLAHAN BAHAN MUDAH TERBAKAR DAN MUDAH

MELEDAK DITEMPAT KERJA
Pengolahan dan penggunaan bahan-bahan tertentu yang bersifat
mudah terbakar dan mudah meledak dalam ruangan kerja, harus
dilakukan dengan cara dan usaha yang sedemikian rupa sehingga
kebakaran, ledakan dan kecelakaan lainnya tidak akan terjadi.
MUDAH MENYALA (FLAMMABLE)

Kemudahan menyala juga merupakan ukuran seberapa cepat
sesuatu akan menyala (ignite) . Zat yang mudah menyala
tersambar api. Cairan yang mudah terbakar memiliki titik nyala di
bawah 37,8°C (100 °F). Bensin, minyak tanah, propana, gas
alam, butana, dan metana adalah beberapa zat yang mudah
terbakar.
MUDAH TERBAKAR (COMBUSTIBLE)

Mudah terbakar berarti kemampuan seketika dapat terbakar dengan
api . Zat yang mudah terbakar memiliki titik nyala (flash point) pada
atau di atas 37,8°C (100°F) dan di bawah 93,3°C (200°F). Jika suatu
zat memiliki daya bakar yang rendah, sulit untuk terbakar. Minyak
Diesel, Minyak Tanah, dan Minyak Nabati adalah beberapa
contoh untuk cairan yang mudah terbakar.
RESIKO DARI BAHAYA-BAHAYA

AKIBAT KEGAGALAN SISTEM PERALATAN, PERMESINAN,
BAHAN KIMIA, PROSES PRODUKSI, KEGIATAN PEKERJA
MERUPAKAN PERMASALAHAN PENTING UNTUK MENDAPAT
PERHATIAN DAN PENANGANAN MELEKAT SECARA
BERKESINAMBUNGAN OLEH SEMUA JAJARAN MANAJEMEN
PERUSAHAAN
METODE PENGENDALIAN BAHAYA DAN RESIKO
Contoh dibawah ini adalah proses sederhana untuk

mengidentifikasi di mana dapat dilakukan pengendalian
bahaya sampai ketingkat yang dapat diterima (ALARP)
dilingkungan operasional perusahaan.
Hazard Prevention and Control) mengikuti metode Loss
Caution Model oleh Bird & Germain -1985 International
Loss Control Institute.
Alir kejadian dari sebab sampai akibat
(1) (2) (3) (4) (5)

Lack of control Basic Cause Immediate cause Incident Loss
(Kurang (Sebab dasar) (Penyebab (kecelakaan) (Kerugian)
Pengendalian) langsung)
Program tidak sesuai Faktor Substandar Kontak dengan Pekerja

Program tidak standar perorangan tindakan dan energi atau Asset Perusahaan
Program tidak dipatuhi Faktor keadaan bahan Proses Produksi
Pekerjaan Kontraktor dll.
mengidentifikasibahaya,
Mengidentifikasi bahaya, menilai
menilai resiko,
resiko, mementukan
menentukan metode
metode
pengendalian bahaya
pengendalian bahaya dan
dan menetapkan
menetapkan pengendalian
pengendalian bahaya
bahaya
Hazard Control
The National Institute

for Occupational Safety
and Health (NIOSH)
No. 1 , 2 dan 3 merupakan faktor dominan yang saling terikat untuk

terjadi kecelakaan, tetapi apabila no.3 sudah dapat dikendalikan
maka no. 2 dan no.1 sulit menjadikan kecelakaan .
Jika Dikeluarkan
(1) (2) (3) (4) (5)

Lack of control Basic Cause Immediate cause Incident Loss
(Kurang (Sebab dasar) (Penyebab (kecelakaan) (Kerugian)
Pengendalian) langsung)
Program tidak sesuai Faktor Substandar Kontak dengan Pekerja

Program tidak standar perorangan tindakan dan energi atau Asset Perusahaan
Program tidak dipatuhi Faktor keadaan bahan Proses Produksi
Pekerjaan Kontraktor dll.
PERANAN PERSONIL K3 (SAFETY OFFICER, SAFETY MAN, GAS
TESTER, SAFETY INSPEKTUR, SAFETY SUPERVISOR DLL)
DALAM PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 ADALAH
MERUPAKAN INDIKATOR UTAMA KUNCI KEBERHASILAN
PROGRAM KERJA K3 DALAM MENCEGAH DAN
MENGENDALIKAN BAHAYA.
JA B ATA N TUGAS – K3 ACCIDENT

DIREKTUR / GM MENGARAHKAN & TGG-JWB KE PIHAK
MENGAWASI (EXT)
MANAJER MERENCANAKAN & TGG-JWB KE PIHAK

MENGAWASI (EXT)
KEPALA SEKSI MENERAPKAN & TGG-JWB KE PIHAK

MENGAWASI (INT)
SUPERINTEN. MENERAPKAN & TGG-JWB KE PIHAK

MENGAWASI (INT)
JA B ATA N TUGAS ACCIDENT

SUPERVISOR MENERAPKAN & TGG-JWB KEPIHAK (INT-
MENGUKUR DEPT)
FOREMEN MENGAWASI & TGG-JWB KEPIHAK (INT-
MELAPORKAN DEPT)
OPERATOR MENGAWASI & TGG-JWB KEPIHAK (INT-
MELAPORKAN DEPT)
KONTRAKTOR MENGAWASI & TGG-JWB KEPIHAK (INT-
MELAPORKAN DEPT)

BERIKUT ;
- PERALATAN KERJA YANG TIDAK TERAWAT
- PERMESINAN YANG TIDAK TERAWAT DAN TIDAK LAYAK
DIOPERASIKAN
- INSTALASI LISTRIK ( PANEL BOARD, MAIN SWITCH BOARD,
KABEL-KABEL DSB) YANG TIDAK TERPROTEKSI

BERIKUT …….
- CECERAN MINYAK DILANTAI BENGKEL, DIAREA LINTASAN
PEKERJA.
- OVERHEAD CRANE DI BENGKEL TIDAK PERNAH DI RAWAT.
- DRUM BAHAN KIMIA TIDAK BERPENUTUP / TETAP TERBUKA
(BAHAN-BAHAN YANG REAKTIF DAN KOROSIF)

BERIKUT …….
- KABEL-KABEL LISTRIK BERTEGANGAN TINGGI DAN
TERKELUPAS TERBENTANG DIATAS LANTAI BENGKEL.
- BERADA DI ATAS SCAFFOLD MELAKUKAN PEKERJAAN TANPA
MENGANAKAN FULL BODY HARNESS DAN SCAFFOLD TIDAK
TERPASANG TAG (HIJAU) TANDA SCAFFOLD DAPAT
DIGUNAKAN.
- BERADA DI ATAS SCAFFOLD MELAKUKAN PEKERJAAN TANPA

MENGANAKAN FULL BODY HARNESS DAN SCAFFOLD TIDAK
TERPASANG TAG (HIJAU) TANDA SCAFFOLD DAPAT
DIGUNAKAN.
- VENTILASI GUDANG / BENGKEL MESIN KEADAAN RUSAK.
- JALAN MASUK GUDANG TERHAMBAT DENGAN BARANG-
BARANG YANG MENUNPUK DEKAT PINTU MASUK.
- TIDAK MEMPUNYAI REKAMAN DAN CATATAN PEKERJA

YANG KELUAR MASUK RUANG TERBATAS (COLOUM
REACTOR, VESSEL, STORAGE TANK, DSB) DISAAT
PERAWATAN FASILITAS-FASILITAS TERSEBUT.
- PROGRAM INSPEKSI K3 PERALATAN DAN FASILITAS
PRODUKSI TIDAK TERPROGRAM DENGAN BENAR.
- MANHOLE TANGKI YANG DIBERSIHKAN TIDAK TERDAPAT KARTU IJIN
KERJA, PERINGATAN ADANYA KEGIATAN DALAM TANGKI,

SAFETY LINE DSB.
- ROTATING EQUIPMENT YANG TIDAK TERTUTUP
(GUARDSHIELD)
Bahaya kesehatan terhadap manusia .

Akibat fisiologis uap minyak bumi terhadap kesehatan
pekerja adalah sebagai berikut :
KONSENTRASI AKIBAT
0.05% (500 ppm) Nilai Ambang Batas (TLV)
0.1% (1000 ppm) Iritasi pada mata dalam 1 jam
0.2% (2000 ppm) Iritasi pada mata, hidung, saluran
pernapasan, pusing, mual dalam 30
menit
Tanker Safety Guide 1972, International Chamber of Shipping

KONSENTRASI AKIBAT
0.7% (7000 ppm) Dalam 15 menit : ada tanda - tanda
mabuk
1.0% (10.000 ppm) Lebih cepat mabuk, akan diikuti
oleh tidak sadar dan bila lebih lama
lagi akan mati
2.0% (20.000 ppm) Paralysis (kelumpuhan), tidak sadar
dan segera mati
Tanker Safety Guide 1972, International Chamber of Shipping

KESALAHAN MANUSIA MENYEBABKAN KEGAGALAN

PERALATAN (HUMAN ERRORS CAUSE EQUIPMENT FAILURES)
Sebuah studi baru-baru ini dilakukan dan menemukan bahwa

sebagian besar jenis kegagalan ini disebabkan oleh kesalahan
manusia atau organisasi. Artinya sebagian besar kegagalan peralatan
disebabkan oleh kesalahan yang dibuat orang dari pada peralatan itu
sendiri. ((https://blog.5stoday.com/human-errors)
www.chindopower.com
Mesin Boiler PT Transco
Terbakar, spiritsumbar.com
Perusahaan wajib menerapkan Program Kerja K3 untuk

mengelola Bahaya-bahaya yang terkandung dalam suatu kegiatan
dengan mengidentifikasi, mengendalikan dan diminimalkan dengan
cara ;
• Mencegah dan mengurangi kecelakaan; (lakukan Pelatihan K3 /

Basic dan Advance).
• Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran; (APAR)
• Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan; (Gas tester)
• Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya; (Escape
Route) terkait PKD
• Memberi pertolongan pada kecelakaan; (P3K) terkait PKD
• Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja; (APD)
• Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya

suhu, Kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran; (KESLINGKER)
Bahaya –Bahaya Kesehatan.
• Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja
baik physic maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
(KESLINGKER) Bahaya – Bahaya Kesehatan
• Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup; (KESLINGKER)

Bahaya –Bahaya Kesehatan.
• Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
(KESLINGKER) Bahaya –Bahaya Kesehatan.
• Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya;
(Ergonomik)
• Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,

binatang, tanaman atau barang; (Keselamatan Tranportasi Darat
,Udara dan Laut)
• Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
(Pemadam Kebakaran Aktif & Pasif)
• Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;(Rigging)
• Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya; (LISTRIK).
PENCEMARAN LINGKUNGAN (PP 11/1979)

Pasal 37
Pengusaha wajib menyediakan alat-alat pencegahan dan
penanggulangan pencemaran lingkungan.
Pasal 38
(1) Kepala Teknik wajib berusaha dengan baik untuk mencegah
terjadinya pencemaran darat dan air yang disebabkan oleh
pembuangan sampah industri termasuk air buangan industri.
PENCEMARAN LINGKUNGAN…………
Pasal 37
(2) Dilarang membuang air buangan industri yang mengandung
kadar zat radioaktip dan bahan kimia yang dapat membinasakan
hayati ke saluran air, sungai dan laut.
PENCEMARAN LINGKUNGAN……….
Pasal 38
(3) Pembuangan air buangan industri ke saluran air, sungai dan laut
tidak boleh mengandung :
a. kadar minyak bumi beserta hasil pemurnian dan pengolahannya
melebihi jumlah kadar yang ditentukan;
Terimakasih

Slide Dasar-K3 (Rev.009) (1 JP)

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Slide Dasar-K3 (Rev.009) (1 JP)

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

DASAR KESELAMATAN KERJA

(THE BASIC OF SAFETY WORKPLACE)

PAKAI MATA BRO..!!!

TUJUAN DASAR-DASAR UTAMA K3 :

DASAR-DASAR KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

Semua potensi bahaya yang ada di tempat kerja, dilingkungan

Menangani bahaya dan dampak yang ditimbulkan sepanjang

UNDANG-UNDANG NO.1 – 1970 KESELAATAN KERJA

Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat

d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu

h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja

n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,

Peranan personil K3 tidak lepas dari dukungan Kelompok

• Secara spesifik tempat-tempat kerja disebut dikenal sebagai

• Bangunan Waste Water Treatment

BAHAYA SPESIFIK DITEMPAT KERJA DIKETAHUI SEBAGAI

- Drum bahan kimia tidak berpenutup / tetap terbuka (bahan-bahan

- Jalan masuk gudang terhambat dengan barang-barang yang

- Tidak mempunyai rekaman dan catatan pekerja yang keluar masuk

Kegiatan Perawatan unit produksi kilang minyakI

• APD YANG DIGUNAKAN FULL BODY

• FASILTAS PENGELOLA LIMBAH

• SIO OPERATOR ALAT

• APD YANG DIGUNAKAN

BAHAYA YANG BERPOTENSI KEBAKARAN ADALAH

PENGOLAHAN BAHAN MUDAH TERBAKAR DAN MUDAH

MUDAH MENYALA (FLAMMABLE)

MUDAH TERBAKAR (COMBUSTIBLE)

RESIKO DARI BAHAYA-BAHAYA

METODE PENGENDALIAN BAHAYA DAN RESIKO

Contoh dibawah ini adalah proses sederhana untuk

Alir kejadian dari sebab sampai akibat

(1) (2) (3) (4) (5)

Program tidak sesuai Faktor Substandar Kontak dengan Pekerja

The National Institute

No. 1 , 2 dan 3 merupakan faktor dominan yang saling terikat untuk

(1) (2) (3) (4) (5)

Program tidak sesuai Faktor Substandar Kontak dengan Pekerja

PERANAN PERSONIL K3 (SAFETY OFFICER, SAFETY MAN, GAS

TESTER, SAFETY INSPEKTUR, SAFETY SUPERVISOR DLL)

DALAM PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 ADALAH

MERUPAKAN INDIKATOR UTAMA KUNCI KEBERHASILAN

PROGRAM KERJA K3 DALAM MENCEGAH DAN

JA B ATA N TUGAS – K3 ACCIDENT

MANAJER MERENCANAKAN & TGG-JWB KE PIHAK

KEPALA SEKSI MENERAPKAN & TGG-JWB KE PIHAK

SUPERINTEN. MENERAPKAN & TGG-JWB KE PIHAK

JA B ATA N TUGAS ACCIDENT

BAHAYA SPESIFIK DITEMPAT KERJA DIKETAHUI SEBAGAI

BAHAYA SPESIFIK DITEMPAT KERJA DIKETAHUI SEBAGAI

BAHAYA SPESIFIK DITEMPAT KERJA DIKETAHUI SEBAGAI

- BERADA DI ATAS SCAFFOLD MELAKUKAN PEKERJAAN TANPA

- TIDAK MEMPUNYAI REKAMAN DAN CATATAN PEKERJA

- MANHOLE TANGKI YANG DIBERSIHKAN TIDAK TERDAPAT KARTU IJIN

KERJA, PERINGATAN ADANYA KEGIATAN DALAM TANGKI,

Bahaya kesehatan terhadap manusia .

Tanker Safety Guide 1972, International Chamber of Shipping

Tanker Safety Guide 1972, International Chamber of Shipping

KESALAHAN MANUSIA MENYEBABKAN KEGAGALAN

Sebuah studi baru-baru ini dilakukan dan menemukan bahwa

Perusahaan wajib menerapkan Program Kerja K3 untuk

• Mencegah dan mengurangi kecelakaan; (lakukan Pelatihan K3 /

• Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu