1. I WY WIDIARTA (2022032016)
2. NI MADE SUMIARTINI (2022032027)
3. NURYANI RAUF (2022032037)
4. DARUL FAHRI (2022032010)
5. MIRDAYANTI SY. NAUKOKO (2022032022)
6. IMROATUR ROSIDAH (2022032017)
7. NURAINUN A (2022031022)
STASE
KEPERAWATAN DASAR PROFESI
Mengetahui :
CI Institusi Penamggung Jawab Stase
i
LEMBAR PENGESAHAN
CI Lahan CI Institusi
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan seminar kasus yang berjudul”Asuhan
Keperawatan pada Ny. K dengan kebutuhan Dasar Aasa Aman dan Nyaman pada
diagnosis Anernia di Ruangan Cemara I RSUD Torabelo Sigi”. Terimakasih atas
bimbingan dan arahan dari Pembimbing Institusi dan kepada Pembimbing lahan
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan seminar kasus ini. Tentunya juga
berkat Kerjasama dari teman-teman kelompok di praktik stase Keperawatan Dasar
Profesi.
Kami menyadari bahwa laporan seminar kasus ini masih ada kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kami mengharapkan saran dan
masukan demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan seminar kasus ini
dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran secara khusus dalam pemberian
asuhan keperawatan pada klien dengan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman dan
dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya profesi keperawatan.
.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI....................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................1
D. Manfaat Penulisan.......................................................................1
E. Metode Penulisan........................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI 3
A. Konsep Dasar Kebutuhan Rasa aman dan Nyaman 3
1. Definisi Rasa Aman Nyaman 3
2. Anatomi 6
3. Fisiologi 7
4. Perubahan fungsi 11
5. Pemeriksaan fisik 11
6. Pemeriksaan penunjang 12
7. Konsep asuhan keperawatan 14
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyaman adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dalam merespons terhadap sesuatu rangsangan yang berbahaya.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan,
bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal
skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. (Tetty, 2018).
Anemia adalah menurunnya massa eritrosit yang menyebabkan
ketidakmampuannya untuk memenuhi kebutuhan oksigen ke jaringanperifer.
Secara klinis, anemia dapat diukur dengan penurunan kadar hemoglobin,
hematokrit, atau hitung eritrosit, namun yang paling sering digunakan adalah
pengujian kadar hemoglobin (Bakta, 2018).
Menurut Hasdianah & Suprapto, (2018). Anemia atau kekurangan sel
darah merah yaitu suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin (protein yang membawa oksigen) dalam sel darah merah berada di
bawah normal.Sel darah merah itu sendiri mengandung hemoglobin yang
berperan untuk mengangkut oksigen dari paru – paru dan mengantarkan ke
seluruh bagian tubuh.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah dalam
penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apa tinjauan teori dan
tinjauan kasus dengan kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman pada pasien
Anemia?”.
C. Tinjauan Penulisan
Diketahuinya tinjauan teori dan tinjauan kasus dengan kebutuhan dasar
dasar rasa aman dan nyaman pada pasien Anemia?”.
D. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini berguna sebagai bahan masukan bagi RSUD
Torabelo, untuk dapat mengevaluasi penerapan Asuhan Keperawatan dasar
2
profesi dengan kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman pada pasien Anemia di
Rumah Sakit secara komprehensif.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan laporan seminar kasus ini, penulis menggunakan
tehnik pengumpulan data yaitu dengan wawancara langsung terhadap pasien
dengan tehnik anamnesa baik pada pasien, kelurga, serta teman sejawat.
Observasi dengan melakukan pengamatan kepada pasien, studi kepustakaan
dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan pada pasien dengan kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman pada
pasien Anemia.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Limfosit (ada dua jenis sel yaitu sel T dan sel B) keduanya
berfungsi untuk menyelenggarakan imunitas (kekebalan
tubuh). Sel T adalah imunitas seluler dan sel B adalah
imunitas humoral.
Monosit merupakan leukosit dengan ukuran paling
besar
- Trombosit (keping darah)
Disebut juga sel darah pembeku jumlah sel pada orang
dewasa sekitar 200.000 – 500.000 sel/cc. Didalam
trombosit terdapat banyak sekali faktor pembeku
(hemostasis) antara lain adalah faktor VIII (anti
haemophilic factor), jika seseorang secara genetis
trombositnya tidak mengandung faktor tersebut, maka
orang tersebut menderita hemofili.
Proses pembekuan darah yaitu jika trombosit
menyentuh permukaan yang kasar akan pecah dan
mengeluarkan enzim trombokinase (tromboplastin).
Pada masa embrio sel-sel darah dibuat di limpa dan
hati (extra medullarry haemopoesis) setelah embrio sudah
cukup usia , fungsi itu diambil alih oleh sumsung tulang.
- Plasma darah
Terdiri dari air dan protein darah yaitu albumin,
globulin, dan fibrinogen, cairan yang tidak mengandung
unsur fibrinogen disebut serum darah. Protein dalam serum
inilah yang berfungsi sebagai antibodi terhadap adanya
benda asing (antigen).
Zat antibodi adalah senyawa gama yang disebut
globulin. Tiap antibodi bersifat spesifik terhadap antigen
dan reaksimya bermacam-macam.
Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen disebut
presipitin.
Antibodi yang dapat menguraikan antigen adalah lisin.
11
3) Pernapasan
d. Ekstremitas
Amati gerakan tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau rasa
yang tidak nyaman
6. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium adalah penunjang diagnostic dalam
menentukan diagnosa anemia. Pemeriksaan ini terdiri dari beberapa
pemeriksaan yaitu: Pemeriksaan penyaring (sceening test),
Pemeriksaan darah seri anemia, Pemeriksaan sumsum tulang, dan
Pemeriksaan khusus.
a. Pemeriksaan penyaring (sceening test)
Pemeriksaan penyaring pada anemia terdiri dari pengukuran kadar
hemoglobin, hapusan darah tepi, indeks eritrosit. Dari pemeriksaan
ini dapat dipastikan adanya anemia serta jenis morfologik anemia,
dan sangat berguna untuk menentukan diagnosis lebih lanjut.
b. Pemeriksaan darah seri anemia
Pemeriksaan darah seri anemia terdiri dari hitungan trombosit,
leukosit, laju endap darah dan hitungan retikulosit. Automatic
hematology analyzer yang dapat memberikan presisi hasil lebih
baik.
c. Pemeriksaan sumsum tulang
Pemeriksaan sumsung tulang memberikan informasi mengenai
keadaan sistem hematopoiesis. Pemeriksaan ini dibutuhkan untuk
menentukan diagnosis definitif pada beberapa jenis anemia.
Pemeriksaan sumsung tulang diperlukan untuk diagnosis anemia
aplastic, anemia megaloblastic serta kelainan hematologic.
d. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan ini hanya dikerjakan atas indikasi khusus, seperti
pada:
1) Anemia defisiensi besi: serum, TIBC (total iron binding
capacity), reseptor transferrin, protoporfirin eritrosit, saturasi
transferrin dan pengecatan besi pada sumsum tulang
13
- Leher
- Dada : jantung dan paru-paru
- Abdomen
- Genitalia dan anus
- Ekstremitas
- Kulit dan kuku
2) Pemeriksaan penunjang
- Tes laboratorium
Pemeriksaan laboratorium memiliki nilai yang besar pada
diagnosasis anemia,dan terapi sangat berguna dalam
menentukan prognosis dan pengambilan keputusan untuk
intervensi spesifik.
- Pemeriksaan radiologi
2. Diagnosa keperawatan
a. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan
penurunan konsentrasi Hb dan penurunan suplay oksigen.
Ditandai dengan:
1) Klien tampak lesu dan lemas
2) Telapak tangan klien tampak pucat
3) Muka tampak pucat
4) HGB klien: 7.0 gr%
Tujuan : menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat
b. Intoleransi aktifitas berhubungan kelemahan
Ditandai dengan:
1) Kelemahan dan kelelahan
2) Mengeluh penurunan aktifitas/latihan
3) Klien terlihat dibantu perawat maupunn keluarga dalam
pemenuhan kebutuhannya
4) Klien tampak berbaring saja di tempat tidur
Tujuan: terjadi peningkatan intoleransi aktifitas.
19
3. Intervensi keperawatan
1) Diagnosa 1 (Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan
dengan penurunan konsentrasi Hb dan penurunan suplay oksigen)
Intervensi:
a) Kaji tanda-tanda vital
b) Monitor adanya reaksi transfusi darah
c) Edukasi rencana pemberian transfusi darah
d) Kolaborasi pemberian terapi obat
2) Diagnosa 2 (Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan)
Intervensi:
a) Monitor tanda-tanda vital
b) Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energy
yang adekuat
c) Edukasi aktifitas/istirahat
d) Kolaborasi dalam pemberian analgetik. Jika perlu
3) Diagnosa 3 (Nyeri kronik berhubungan dengan agen cedera
fisiologis)
Intervensi:
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
b) Berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri
c) Monitor keberhasilan terapi komplementer
d) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
4) Diagnosa 4 (Resiko infeksi berhubungan keadekuatan pertahanan
tubuh sekunder (penurunan hemoglobin)
Intervensi:
a) Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sestemik
b) Batasi jumlah pengunjung
c) Berikan perawatan kulit pada daerah edema
d) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
e) Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
21
BAB III
TINJAUAN KASUS
B. Pola Eliminasi
Pemenuhan
No Eliminasi Di Rumah Di Rumah Sakit
BAB /BAK
Pagi : BAK & BAB
Pagi : BAK & BAB Siang : BAK 1 x/hari
1 Waktu Siang : BAK (>1500 cc)
Malam : BAK Malam : BAK terpasang
kateter
BAK Kuning BAK Kuning
2 Warna
BAB Kuning BAB Berlendir
BAK Amoniak BAK Amoniak
3 Bau
BAB Khas BAB Khas
4 Konsistensi BAB Pada BAB LUNAK
E. Pola Kebiasaan
No Pola Kebiasaan Di Rumah Di Rumah Sakit
B.KEADAAN UMUM
Keadaan klien Composmentis GCS: 15
C.PEMERIKSAAN SISTEM PERNAPASAN
1) Inspeksi
Bentuk dada kiri dan kanan simetris, tidak terdapat peningkatan
tambahan gerakan dada, pola napas normal (eupnea), tidak ada
pernpasan cuping hidung.
2) Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan pada bagian dada,taktil fremitus kiri dan
kanan normal
3) Perkusi
Tidak terdapat kelaian pada paru
4) Auskultasi
Irama napas teratur dan suara napas reguler
D. PEMERIKSAAN SISTEM KARDIOVASKULER
1) Inspeksi
Tidak terdapat keluhan nyeri bagian dada, ictus cordis teraba.
2) Palpasi
Dinding dada teraba kuat, irama jantung teratur, denyut nadi teraba
kuat , nadi 65x/menit.
3) Auskultasi
Irama jantung reguler, suara jantung lup dup.
E. PEMERIKSAAN SISTEM NEUROLOGI
1) Menguji Tingkat Kesadaran Dengan GCS
Menilai respon membuka mata (E) : 4
Menilai respon verbal (V) : 5
Menilai respon Motorik (M) ; 6
Tingkat kesadaran klien composmentis
2) Memeriksa Tanda-Tanda Rangsangan Otak
Tidak ada peningkatan suh tubuh, tidak terdapat nyeri kepala, kaku
kuduk dan pasien tidak mengalami kejang.
27
b. Palpasi
Tekstur kuku halus, Ketika kuku ditekan diantara jari-jari (tes
pucat) kuku kembali dalam waktu >3 detik, tidak terdapat lesi.
G. PEMERIKSAAN SISTEM PENCERNAAN
1. Inspeksi
Bentuk bibir simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, warna bibir
coklat, bentuk abdomen simetris dan datar.
2. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada abdomen, makan ½ porsi tidak di
habiskan (1-2 sendok).
H. PEMERIKSAAN SISTEM UROGENITALIA
1. Inspeksi
Kemampuan berkemih : klien terpasang kateter
Jenis kateter: 16 Cm
I. SISTEM PERSEPSI SENSORI PENGLIHATAN
1. Inspeksi
Mata simetri kiri dan kanan, palpebra tidak edema, tidak ada ptosis,
tidak terjadi peradangan, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,
tidak terdapat luka , reaksi pupil pada cahaya miosis, penglihatan
baik.
2. Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan pada bagian mata
J. SISTEM PERSEPSI SENSORI PENDENGARAN
Inspeksi dan palpasi
Bentuk telinga simetris kiri dan Kanan, pendengaran baik tidak ada
gangguan, tidak ada lesi, tidak ada serumen, dan tidak ada otitis.
K. SISTEM MUSKULOSKELETAL
1. Inspeksi
Pergerakan sendi terbatas dan terdapat atrofi pada kekuatan otot.
Kekuatan otot. 5 5
0 0
29
4. Pola interaksi
a. Klien merespon kepada semua orang yang di ajak
berkomunikasi
b. Siapa orang yang dekat dan di percaya klien : klien percaya
dengan keluarganya
c. Bagaimanakah klien dalam berinteraksi : klien berkomunikasi
pasif
d. Apakah tipe kepribadian klien : tertutup
5. Pola pertahanan
Klien selalu di semangati oleh anaknya mengenai penyakitnya.
6. Dampak dirawat dirumah sakit
Setelah di rawat di rumah sakit klien mengalami perubahan dalam
segi kesehatannya (membaik)
7. Pemeriksaan status mental dan spiritual
a. Apa suasana hati yang menonjol pada klien : Sedih, klien
mengatakan sedih tentang penyakitnya.
b. Apakah emosinya sesuai dengan ekpresinya : Ya, klien terlihat
murung.
8. Konsep diri pasien:
3. Identitas diri : Klien mengenal siapa dirinya dan dimana
dia berada
4. Ideal diri : Klien berperilaku sangat baik
5. Gambaran diri : Klien adalah orang yang sederhana
6. Harga diri :Klien merasa tidak berguna karna
penyakitnya
7. Peran :Klien kurang aktif berinteraksi dalam
keluarganya dikarenakan kesehatan klien terganggu.
VI. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah lengkap
Leukosit : 5.1 103/mm3
Eritrosit : 2.66 L 103/mm3
Trombosit : 398 103/mm3
31
A. Pengumpulan Data
1. Klien mengeluhkan sakit belakang
2. Klien mengatakan nyeri perut tembus belakang kanan bawah
32
B. Klasifikasi Data
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien mengeluh sakit 1. Klien terpasang kateter
belakang 2. Hemoglobin 8.0 L g/dl
2. Klien mengatakan nyeri a. TD : 96/68 mmHg
perut tembus belakang b. Nadi : 75 x/menit
kanan bawah c. RR : 20 x/menit
3. Klien mengatakan nyeri d. Suhu : 36,7oC
kepala, Pusing e. Spo2 : 97 %
4. Keluarga mengatakan
aktivitas sehari-hari di bantu
5. Klien mengatakan susah
tidur
33
C. Analisis Data
MASALAH
DATA FOKUS ETIOLOGI
KEPERAWATAN
DS : Kegagalan SDM oleh Perfusi perifer tidak
1. Klien sumsum tulang efektif
mengatakan belakang
ekstremitas
bawah Penurunan SDM
mengalami
kesemutan HB Berkurang
2. Klien
mengatakan Anemia
pusing
3. Klien Perfusi perifer tidak
mengatakan sulit efektif
tidur
DO :
1. Pengisian kapiler
> 3 detik
2. Turgor kulit
menurun
3. Warna kulit
pucat
4. Terdapat edema
pada ekstrimitas
bawah (kaki)
5. Tanda-tanad vital
TD : 96/68
Nadi : 75x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,70c
Spo2 : 97%
34
6. Nilai
Hemoglobin : 8,0
L g/dl
DS : Kegagalan SDM Oleh Nyeri kronis
1. Klien sumsum tulang
mengatakan
nyeri perut kanan Suplai O2 dan nutrisi
bawah, nyeri ke jaringan berkurang
dirasakan seperti
tertususk-tusuk, SSP(sistem saraf
nyeri dirasakan pusat
tembus belakang,
nyeri dirasakan Reaksi antar saraf
saat klien berkurang
bergerak, skala
nyeri 6 (sedang), Infeksi sekunder
nyeri dirasakan
hilang timbul Nyeri
durasi nyeri ±8
detik.
DO :
2. Klien nampak
meringis ketika
bergerak
3. Tanda-tanad vital
TD : 96/68
Nadi : 75x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,70c
Spo2 : 97%
35
D. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan kosentrasi hemoglobin
2. Nyeri kronik b/d agen cidera fisiologis
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
E. Intervensi
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawata
n
1. Perfusi Setelah dilakukan tindakan Observasi
perifer tidak keperawatan selama 4x24 1. Monitor frekuensi dan 1. Untuk mengetahui frekuensi dan kekuatan
efektif b/d jam diharapkan perfusi kekuatan nadi nadi
penurunan perifer tidak efektif dapat 2. Monitor tekanan darah 2. Untuk mengetahui keadaan umum klien
kosentrasi teratasi dengan kriteria 3. Monitor waktu pengisian 3. Untuk mengetahui kemungkinan adanya
hemoglobin hasil : kapiler gangguan pada perfusi perifer
1. Edema perifer (4) 4. Monitor elastisitas kulit 4. Untuk mengetahui tingkat dehidrasi klien
2. Kelemahan otot (4) Terapeutik 5. Untuk mengatasi kekurangan cairan
3. Parepresia (4) 5. Berikan cairan intravena 6. Membantu meningkatkan kosentrasi
4. Pengisian kapiler bila perlu hemoglobin
(4) Edukasi
6. Anjurkan program
rehabilitasi vaskuler.
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian
37
3. Itoleransi Setelah dilakukan tindakan Observasi 1. Untuk mengetahui adanya gangguan fungsi
aktivitas b/d keperawatan selama 4x24 1. Identifikasi gangguan tubuh yang menyebabkan kelelahan
kelemahan jam diharapkan itoleransi fungsi tubuh yang 2. untuk mengetahui pola jam tidur klien
aktivitas dapat teratasi mengakibatkan keleahan sampai jam berapa
dengan kriteria hasil : 2. Monitor pola jam tidur 3. Agar tubuh klien tidak merasa kaku
1. keluhan lelah (5) Terapeutik 4. untuk membantu klien agar bisa beraktifitas
2. frekuensi nadi (4) 3. Lakukan latihan rentang secara perlahan
3. tekanan darah (4) gerak pasif atau aktif 5. Agar asupan makanan klien terpenuhi
4. warna kulit (5) Edukasi
4. Anjurkan melalukan
aktivitas secara bertahap
Kolaborasi
5. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
39
F. Implementasi
1. Implementasi diagnosa 1
Hari/Tgl/Jam No Tindakan Keperawatan Hasil Tindakan Ttd
Dx
Rabu, 1 Observasi Obsevasi
07/02/2023 1. Memonitor frekuensi dan kekuatan 1. Nadi 75x/menit
nadi 2. Tekanan Darah 98/68 mmHg
2. Memonitor tekanan darah 3. >3 detik (5 detik)
3. Memonitor waktu pengisian kapiler 4. Turgor kulit menurun
4. Memonitor elastisitas kulit Terapeutik
Terapeutik 5. Terpasang Rl 20 tpm dan
5. Memberikan cairan intravena bila pemberian albumin
perlu Kolaborasi
Kolaborasi 6. Metromidazole 8 jam
6. Melakukan kolaborasi pemberian
analgetik
40
G. Evaluasi
1. Evaluasi diagnosa 1
Hari/tgl/jam No Dx Evaluasi Ttd
Rabu, 07/02/2023 1 S : 1. Klien mengatakan ekstremitas bawah mengalami
kesemutan
2. Klien mengatakan sulit tidur
O : 1. Pengisian kapiler >3 detik (5 detik)
2. Turgor Kulit Menurun
3. Warna kulit pucat
4. Terdapat Edema
A : Perfusi perifer belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. Monitor tekanan darah
3. Monitor waktu pengisian kapiler
4. Monitor elastisitas kulit
5. Berikan cairan intravena
6. Kolaborasi pemberian analgetik
41
H. Catatan perkembangan
1. Catatan perkembangan Diagnosa 1
Hari/tgl/jam No Dx Evaluasi Ttd
Kamis, 1 S : 1. Klien mengatakan ekstremitas bawah mengalami
9 Februari 2023 kesemutan
2. Klien mengatakan sulit tidur
O : 1. Pengisian kapiler >3 detik (5 detik)
2. Turgor kulit menurun warna kulit pucat
3. Terdapat Edema
4. Tekanan darah 100/60 mmHg
A : Perfusi perifer belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. Monitor tekanan darah
3. Monitor waktu pengisian kapiler
4. Monitor elastisitas kulit
5. Berikan cairan intravena
6. Kolaborasi pemberian analgetik
42
2. Implementasi diagnosa 2
Hari/Tgl/Jam No Tindakan Keperawatan Hasil Tindakan Ttd
Dx
Rabu, 2 Observasi Observasi
07/02/2023 1. Mengobservasi, identifikasi, lokasi, 1. Nyeri di sebabkan saat klien
karakteristik, durasi, frekuensi, bergerak, nyeri dirasakan
kualitas dan itensitas nyeri. dibagian perut kanan bagian
2. Mengidentifikasi skala nyeri bawah, nyeri seperti tersuk-
Terapeutik tusuk , frekuensinya ± 8 detik.
3. Memberikan teknik non 2. Skala Nyeri 6 (sedang)
farmakologis tehnik relaksasi nafas Terapeutik
dalam dan terapi musik 3. Klien mampu melakukan tehnik
Edukasi relaksasi napas dalam.
4. Menjelaskan periode dan penyebab Edukasi
nyeri 4. Klien dapat memahami penyebab
Kolaborasi nyeri
Melakukan kolaborasi bemberian Kolaborasi
analgetik, jika perlu PCT tab 3x1
45
2. Evaluasi diagnosa 2
Hari/tgl/jam No Dx Evaluasi Ttd
Rabu, 07/02/2023 2 S : 1. Klien mengatakan nyeri perut kanan bawah tembus
belakang
2.Klien mengatakan nyeri kepala, Pusing
O : 1. Skala nyeri 6 (sedang)
2.Klien nampak meringis ketika bergerak
A : Nyeri kronis belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi, identifikasi, lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri
3. Berikan teknik non farmakologis tehnik relaksasi
nafas dalam dan terapi musik
4. Kolaborasi pemberian analgetik
46
3. Implementasi diagnosa 3
Hari/Tgl/Jam No Tindakan Keperawatan Hasil Tindakan Ttd
Dx
Rabu, 3 Observasi Obsevasi
07/02/2023 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi 1. Nyeri bagian belakang
tubuh yang mengakibatkan 2. Siang 1jam
kelelahan Malam 1-2 jam
2. Memonitor pola jam tidur Terapeutik
Terapeutik 3. Klien mempu menggerakan
3. Melakukan latihan rentang gerak ekstremitas atas dan ekstremitas
pasif atau aktif bawah tidak dapat digerakkan
Edukasi Edukasi
4. Menganjurkan melalukan aktivitas 4. Klien hanya mampu mengangkat
secara bertahap tangan dan tidak mampu
Kolaborasi menggerakkan kakinya
5. Melakukan kolaborasi dengan ahli Kolaborasi
gizi tentang cara meningkatkan Klien makan makanan yang
asupan makanan tinggi protein dan kalium
50
3. Evaluasi diagnosa 3
Hari/tgl/jam No Dx Evaluasi Ttd
Rabu, 3 S : 1. Klien mengatakan cepat lelah ketika menggerakkan
07/02/2023 lengannya
O : 1. Aktivitas sehari-hari klien dibantu
2. Klien Nampak lemas
3. Siang 1 jam
Malam 1-2 jam
4. Klien mempu menggerakan ekstremitas atas dan
ekstremitas bawah tidak dapat digerakkan
A : Intoleransi aktivitas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
keleahan
2. Monitor pola jam tidur
3. Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif
4. Anjurkan melalukan aktivitas secara bertahap
5. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
51
A. Pengkajian
Secara teori pengkajian yang didapatkan pada pasien anemia
meliputi : riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik memberikan data
mengenai masalah dan keluhan pasien. Gejala kelemahan, kelelahan, dan
malaise umum sering terjadi, selain itu pada kulit dan membran mukosa
nampak pucat, serta konjungtiva anemis. Rambut dan kulit, kering sering
terjadi pada anemia defisiensi besi. Apabila hemoglobin rendah, jantung
akan berusaha mengkompensasi dengan memompa lebih cepat dan lebih
kuat sebagai usaha mengangkut lebih banyak darah ke jaringan yang
mengalami hipoksia. Peningkatan beban jantung tersebut mengakibatkan
berbagai gejala seperti takikardi, palpitasi, dispnue, pusing, ortopnu,
selanjutnya akan terjadi gagal jantung kongestif yang ditandai dengan
adanya pembesaran jantung.
Pengkajian adalah merupakan tahap yang sistematis dalam
pengumpulan data tentang individu, keluarga dan kelompok yang meliputi
identitas. Didalam tinjauan teoritis umur diatas 20 tahun dan perempuan
memiliki resiko terkenanya penyakit anemia.
Pada kasus yang dialami Ny. K diantaranya keluarga klien
mengatakan masuk IGD RS Torabelo pada tanggal 26 Januari 2023 jam
22:00 dengan keluhan sakit belakang, muntah 2 kali, klien tidak bisa
duduk. Dan di pindahkan ke ruangan perawatan Cemara I pada jam 13:00.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 7 Februari 2023 Klien
terpasang kateter dan klien mengatakan nyeri perut sebelah kanan bawah,
nyeri dirasakan seperti tersusuk-tusuk, nyeri dirasakan tembus belakang,
skala nyeri dirasakan 6 (nyeri sedang), nyeri dirasakan saat klien
menggerakkan badan, nyeri dirasakan hilang timbul,durasi nyeri ± 8 detik.
upaya klien untuk menghilangkan nyeri dengan membatasi gerak serta
CRT >3 detik ,Klien juga mengatakan nyeri kepala, pusing ,klien
55
A. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu
atau kelompok dimana perawat secara akontibilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjanga status kesehatan
menurun, membatasi, mencegah dan merubah.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada tinjauan kasus adalah :
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi Hb, ditandai dengan klien tampak lesu dan lemas, telapak
tangan klien tampak pucat,muka tampak pucat, HGB klien :8.1* [g/dL]
Tanda-tanda vital : TD 103/56 mmHg, Nadi 78 x/i, pernafasan 21 x/I.
2. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera fisiologis, di tandai
dengan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan ditandai dengan,
B. Intervensi Keperawatan
Perencanaan adalah kegiatan dalam keperawatan yang melputi :
meletakkan pusat tujuan pada klien, menetapkan hasil yang ingin dicapai
dan memilih intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan. Dalam
penyusunan rencana tindakan keperawatan kepada klien berdasarkan
prioritas masalah yang di temukan tidak semua tindakan pada teoris dapat
di tegakan pada tinjauan kasus karena recana tindakan pada tinjaun kasus
di sesuaikan dengan keluhan dan keadaan klien pada saat pengkajian.
Untuk diagnosa pertama yaitu Perfusi perifer tidak efektif berhubungan
dengan penurunan konsentrasi Hb.
Intervensi yang dilakukan penulis yaitu : monitor frekuensi dan kekuatan
nadi, monitor tekanan darah, monitor waktu pengisian kapiler, monitor
elastisitas kulit, berikan cairan intravena bila perlu, kolaborasi pemberian
deuretik bila perlu.
56
C. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah suatu serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kedalam suatu kasus kesehatan yang lebih baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan( Potter & Perry
2012).
Setelah rencana tindakan di tetapkan maka di lanjutkan dengan melakukan
rencana tersebut dalam bentuk nyata, dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Ny.K dengan Anemia. Tindakan dilakukan sesuai
dengan rencana yang dibuat
Untuk diagnosa pertama yaitu Perfusi perifer tidak efektif
b/dpenurunan konsentrasi Hb.
Implementasi yang dilakukan penulis yaitu : Memonitor frekuensi dan
kekuatan nadi, Memonitor tekanan darah, Memonitor waktu pengisian
kapiler, Memonitor elastisitas kulit, Memberikan cairan intravena bila
perlu, Mengkolaborasi pemberian deuretik bila perlu.
Untuk diagnosa kedua yaitu nyeri kronis berhubungan dengan agen
cedera fisiologis
57
D. Evaluasi
Tujuan yang diinginkan saat melakukan asuhan keperawatan pada
Ny K, tercapai sebagian karena setelah diberikan asuhan keperawatan
selama 4 hari pada Ny. K didapatkan hasil bahwa hari pertama sampai
dengan hari ke dua kondisi Ny. K tidak memperlihatkan perubahan,
namun pada hari ke tiga dan ke empat kondisi Ny. K mengalami
perubahan, diamana tekanan darah Ny. K meningkat 110/80 mmHg, dan
HGB dari 8.0 L g/dl menjadi 10.9 L g/dl dan nyeri klien ada penurunan
menjadi skala 4 (sedang).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin dalam darah seseorang berada dibawah batas normal. Ini
menyebabkan kurangnya aliran darah keseluruh tubuh dan mempengaruhi
kinerja organ tubuh. Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti kekurangan zat besi, kehilangan darah yang berlebihan, atau
kurangnya produksi sel darah merah oleh sumsum tulang.
B. Saran
1. Institusi pengambil kebijakan Rumah Sakit
Dengan hasil laporan ini diharapkan institusi pengambil kebijakan
Rumah Sakit dapat menjadikan referensi sebagai salah satu cara yang
dapat dikembangkan dalam pelaksanaan perawatan ANEMIA
2. Bagi Universitas Widya Nusantara
Bagai Universitas Widya Nusantara diharapkan dengan hasil laporan
ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya tentang perawatan ANEMIA
3. Bagi Kelompok
Bagi kelompok diharapkan hasil laporan ini dapat dijadikan sebagai
bahan referensi untuk kajian ilmiah dari teori yang didapat dan
implementasi dalam perawatan kebutuhan dasar manusia terhadap
khasus ANEMIA
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indinesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus
Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat PPNI