Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN PENDOKUMENTASIAN PRAKTIK KLINIK STASE KEPERAWATAN

DASAR DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANEMIA BERHUBUNGAN DENGAN


KEBUTUHAN DASAR RASA AMAN DAN NYAMAN DI RUANGAN
CEMARA I RSUD TORABELO SIGI
07 Februari 2023 s/d 11 Februari 2023

DISUSUN OLEH KELOMPOK I


MAHASISWA NERS

1. I WY WIDIARTA (2022032016)
2. NI MADE SUMIARTINI (2022032027)
3. NURYANI RAUF (2022032037)
4. DARUL FAHRI (2022032010)
5. MIRDAYANTI SY. NAUKOKO (2022032022)
6. IMROATUR ROSIDAH (2022032017)
7. NURAINUN A (2022031022)

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA PALU
TA. 2023/2024
Di Persiapkan Dan Di Setujui Oleh Tim Penyusun Program Studi Ners
Profesi Ners Universitas Widya Nusantara Palu

STASE
KEPERAWATAN DASAR PROFESI

Mengetahui :
CI Institusi Penamggung Jawab Stase

Ns. Ade Sulistyawati, S.Kep.,MH Ns. Sri Marnianti, S.Kep.,M.Kep


Nik : 20220901136 NIK 20220901133

Kordinator Profesi Ners Ketua Program Studi Ners

Ns. Elin Hidayat, S.Kep.,M.Kep Ns. Yulta Kadang, S.Kep.,M.Kep


NIK.20230901156 NIK.20220901145

i
LEMBAR PENGESAHAN

Di Persiapkan Dan Di Setujui Oleh Tim Penyusun Program Studi Ners


Profesi Ners Universitas Widya Nusantara Palu

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

CI Lahan CI Institusi

Ns. Etrika, S.Kep Ns. Ade Sulistyawati, S.Kep.,MH


NIP : 1991052602019082001 NIK : 20220901136

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan seminar kasus yang berjudul”Asuhan
Keperawatan pada Ny. K dengan kebutuhan Dasar Aasa Aman dan Nyaman pada
diagnosis Anernia di Ruangan Cemara I RSUD Torabelo Sigi”. Terimakasih atas
bimbingan dan arahan dari Pembimbing Institusi dan kepada Pembimbing lahan
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan seminar kasus ini. Tentunya juga
berkat Kerjasama dari teman-teman kelompok di praktik stase Keperawatan Dasar
Profesi.
Kami menyadari bahwa laporan seminar kasus ini masih ada kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kami mengharapkan saran dan
masukan demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan seminar kasus ini
dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran secara khusus dalam pemberian
asuhan keperawatan pada klien dengan Kebutuhan Dasar Aman dan Nyaman dan
dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya profesi keperawatan.
.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI....................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................1
D. Manfaat Penulisan.......................................................................1
E. Metode Penulisan........................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI 3
A. Konsep Dasar Kebutuhan Rasa aman dan Nyaman 3
1. Definisi Rasa Aman Nyaman 3
2. Anatomi 6
3. Fisiologi 7
4. Perubahan fungsi 11
5. Pemeriksaan fisik 11
6. Pemeriksaan penunjang 12
7. Konsep asuhan keperawatan 14

B. Konsep Asuhan Keperawatan........................................................14


1. Pengkajian...............................................................................14
2. Diagnosa Keperawatan...........................................................18
3. Intervensi................................................................................20
BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................22
A. Pengkajian....................................................................................22
B. Pengumpulan Data.......................................................................31
C. Klasifikasi Data...........................................................................32
D. Analisa Data.................................................................................33
.....................................................................................................
E. Diagnosa Keperawatan................................................................35
F. Intervensi Implementasi dan Evaluasi.........................................36
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................54
A. Pengkajian...................................................................................54
B. Diagnosa Keperawatan................................................................55
C. Intervensi ....................................................................................55
D. Implementasi ..............................................................................56
E. Evaluasi.......................................................................................57
BAB V PENUTUP...........................................................................................58
A. Kesimpulan..................................................................................58
B. Saran............................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................59
.......................................................................................................

v
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyaman adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dalam merespons terhadap sesuatu rangsangan yang berbahaya.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan,
bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal
skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. (Tetty, 2018).
Anemia adalah menurunnya massa eritrosit yang menyebabkan
ketidakmampuannya untuk memenuhi kebutuhan oksigen ke jaringanperifer.
Secara klinis, anemia dapat diukur dengan penurunan kadar hemoglobin,
hematokrit, atau hitung eritrosit, namun yang paling sering digunakan adalah
pengujian kadar hemoglobin (Bakta, 2018).
Menurut Hasdianah & Suprapto, (2018). Anemia atau kekurangan sel
darah merah yaitu suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin (protein yang membawa oksigen) dalam sel darah merah berada di
bawah normal.Sel darah merah itu sendiri mengandung hemoglobin yang
berperan untuk mengangkut oksigen dari paru – paru dan mengantarkan ke
seluruh bagian tubuh.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah dalam
penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apa tinjauan teori dan
tinjauan kasus dengan kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman pada pasien
Anemia?”.
C. Tinjauan Penulisan
Diketahuinya tinjauan teori dan tinjauan kasus dengan kebutuhan dasar
dasar rasa aman dan nyaman pada pasien Anemia?”.
D. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini berguna sebagai bahan masukan bagi RSUD
Torabelo, untuk dapat mengevaluasi penerapan Asuhan Keperawatan dasar
2

profesi dengan kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman pada pasien Anemia di
Rumah Sakit secara komprehensif.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan laporan seminar kasus ini, penulis menggunakan
tehnik pengumpulan data yaitu dengan wawancara langsung terhadap pasien
dengan tehnik anamnesa baik pada pasien, kelurga, serta teman sejawat.
Observasi dengan melakukan pengamatan kepada pasien, studi kepustakaan
dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan pada pasien dengan kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman pada
pasien Anemia.
3

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Kebutuhan Dasar Rasa Aman Dan Nyaman


1. Pengertian
a. Rasa nyaman
Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa
sejahtera atau nyaman baik secara mental, fisik maupun sosial
(Keliat, Windarwati,Pawirowiyono, & Subu, 2018). Gangguan rasa
nyaman merupakan suatu gangguan dimana perasaan kurang
senang, kurang lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik ,
psikospiritual, lingkungan serta sosial pada diri yang biasanya
mempunyai gejala dan tanda minor mengeluh mual (PPNI, 2018).
Kenyamanan menurut (Keliat dkk, 2018) dapat dibagi menjadi tiga
yaitu:
1. Kenyamanan fisik; merupakan rasa sejahtera atau nyaman
secara fisik.
2. Kenyamanan lingkungan; merupakan rasa sejahtera atau rasa
nyaman yang dirasakan didalam atau dengan lingkungannya.
3. Kenyamanan sosial; merupakan keadaan rasa sejahtera atau
rasa nyaman dengan situasi sosialnya.
Kenyamanan atau rasa aman adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan
sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan
transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah
dan nyeri). Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu
mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon
terhadap suatu ransangan. Kenyamanan seharusnya dipandang
secara holistic yang mencakup empat aspek yaitu:
4

1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.


2. Sosial, berhubungan dengan interpersonal keluarga, dan
social.
3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal
dalam diri seorangyang meliputi harga diri, seksualitas dan
makna kehidupan
4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang
pengalaman eksternal manusia seperti cahaya, bunyi,
temperature, warna, dan unsur ilmiah lainnya. Meningkatkan
kebutuhan rasa nyaman dapat diartikan perawat telah
memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan,
dorongan, dan bantuan.
b. Rasa aman
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap
oksigen, kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang
optimum akan mempengauhi kemampuan seseorang.
1. Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem
pemanasan yang tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran
yang tidak mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan
penumpukan karbondioksida.
2. Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan
klien, jika kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit
akan terevaporasi dengan lambat.
3. Nutrisi
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau
benda yangdapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak
bersih akan meningkatkan resikoinfeksi dan keracunan
makanan.
5

c. Gangguan Rasa Nyaman Akibat Nyeri


Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial(keliat dkk, 2018). Nyeri adalah suatu sensori subyektif
dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan
dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang
dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan IASP
(dalam Potter & Perry, 2018). Nyeri adalah segalasesuatu yang
dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja
seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri (Mc Caffery dalam
Potter &Perry, 2018).
2. Anatomi
6

Gambar 1.1 Sel Darah


Bagian-bagian dari darah menurut Syaifuddin (2018), meliputi :
a. Air : 90%
b. Protein : 3% (albumin, globulin, protombin, dan fibrinogen)
c. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam
fosfat, magnesium, kalsium dan zat besi)
d. Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak, asam urat, kreatinin,
kolesterol, dan asam amino)
Darah terdiri dari dua bagian yaitu : sel darah dan plasma darah
a. Sel-sel darah ada 3 macam, yaitu :
- Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit berbentuk cakram bikonkav, tanpa inti sel,
berdiameter 8 mikron, tebalnya 2 mikron dan ditengah tebalnya
1 mikron. Eritrosit mengandung hemoglobin, yang
memberinya warna merah.
- Leukosit (sel darah putih) Leukosit dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Granulosit adalah leukosit yang didalam sitoplasmanya
memiliki butir-butir kasar (granula). Jenisnya adalah
eosinofil, basofil, dan netrofil.
2) Agranulosit adalah leukosit yang sitoplasmanya tidak
memiliki granula, jenisnya adalah limfosit (sel T dan sel B)
dan monosit.
7

3) Trombosit/platelet (sel pembeku darah)


b. Plasma darah
Terdiri dari air dan protein darah yaitu albumin, globulin,
dan fibrinogen. Cairan yang tidak mengandung unsur fibrinogen
disebut serum darah.
3. Fisiologi
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya
adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh
tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme dan mengandung berbagai
bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah.
Hormon- hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui
darah. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang
apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan
oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin,
protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi
dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-
molekul oksigen. Manusia memiliki sistem peredaran darah
tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan
disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju
paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa
karbondioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh darah
aorta. Darah mengedarkan oksigen melalui pembuluh darah
pulmonalis, lalu dibawa lagi ke jantung melalui vena pulmonalis.
Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolism obat-obatan
dan bahan kimia asing ke hati untuk di buang sebagai urine.
Komponen darah manusia terdiri dari dua komponen :
1) Korpuskular adalah unsur padat darah yaitu sel-sel darah eritrosit,
leukosit, dan trombosit.
- Eritrosit (sel darah merah)
8

Sel ini berbentuk cakram bikonkav, tanpa inti sel,


berdiameter 7-8 mikrometer. Eritrosit mengandung
hemoglobin, yang memberinya warna merah. Hemoglobin
(Hb) adalah protein kompleks terdiri atas protein, globin,
dan pigmen hem (besi). Jadi besi penting untuk Hb. Besi
ditimbun di jaringan sebagai ferritin dan hemosiderin.
Eritrosit dibentuk di sumsum tulang merah, dari
proeritroblas, kemudian normoblas. Keduanya masih
memiliki inti. Normoblas kehilangan intinya dan masuk
peredaran darah sebagai eritrosit dewasa (Tambayong,
2018).
Fungsi utama sel darah merah adalah untuk
mentransfer hemoglobin, yang selanjutnya membawa
oksigen dari paru-paru ke jaringan. Sel darah merah
merupakan cakram biconkav yang mempunyai garis tengah
rata-rata sekitar 8 mikron, tebalnya 2 mikron dan di
tengahnya mempunyai tebal 1 mikron atau kurang, bentuk
sel normal adalah suatu ”kantong” yang dapat berubah
menjadi hampir semua bentuk karena sel normal
mempunyai membran, dan akibatnya tidak merobek sel
seperti yang akan terjadi pada sel-sel lainnya. Pada laki-
laki normal, jumlah rata-rata sel darah per ml 2 5.200.000
dan pada wanita normal 4.700.000. jumlah hemoglobin
dalam sel dan transforoksigen, bila hematokrit (prosentase
darah yang berupa sel darah merah norma) darah
mengandung rata-rata 15 gram hemoglobin. Tiap gram
hemoglobin mampu mengikat kira-kira 1.39 ml oksigen.
Oleh karena itu, pada orang normal lebih dari 20 ml
oksigen dapat diangkut dalam ikatan dengan hemoglobin
dalam tiap-tiap 100 ml darah. Faktor utama yang dapat
merangsang produksi sel-sel darah merah adalah hormon
di dalam sirkulasi yang disebut sebagai eritropoetin, yang
9

merupakan suatu glikoprotein. Pada orang normal 90


sampai 95 persen dari seluruh eritropoietin di bentuk di
dalam ginjal.
- Leukosit (sel darah putih)
Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 –
9000 sel/cc darah. Fungsi utama dari sel tersebut adalah
untuk fagosit (pemakan) bibit penyakit/benda asing yang
masuk tubuh. Peningkatan jumlah leukosit merupakan
petunjuk adanya infeksi misalnya radang paru-paru.
Leukopenia berkurangnya jumlah leukosit sampai dibawah
6000 sel/cc darah. Leukositosis bertambahnya jumlah
leukosit melebihi normal (di atas 9000 sel/cc darah).
Faktor fagosit sel darah tersebut terkadang harus
mencapai benda asing atau kuman jauh di luar pembuluh
darah. Kemampuan leukosit untuk menembus dinding
pembuluh darah (kapiler) untuk mencapai daerah tertentu
disebut diapedesis. Gerakan leukosit mirip dengan
amoeba disebut gerak amuboid.
Granulosit adalah leukosit yang didalam sitoplasmanya
memiliki butir-butir kasar (granula). Jenisnya adalah
eosinofil, basofil, dan netrofil.
Agranulosit adalah leukosit yang sitoplasmanya tidak
memiliki granula, jenisnya adalah limfosit dan monosit.
 Eosinofil mengandung granula berwarna merah (warna
eosin) disebut juga asidofil berfungsi pada reaksi alergi
(terutama infeksi cacing).
 Basofil mengandung granula berwarna biru (warna basa)
berfungsi pada reaksi alergi.
 Netrofil ada 2 jenis sel yaitu netrofil batang dan
netrofil segmen disebut juga sebagai sel-sel PMN
(Poly Morpho Nuclear) berfungsi sebagai fagosit.
10

 Limfosit (ada dua jenis sel yaitu sel T dan sel B) keduanya
berfungsi untuk menyelenggarakan imunitas (kekebalan
tubuh). Sel T adalah imunitas seluler dan sel B adalah
imunitas humoral.
 Monosit merupakan leukosit dengan ukuran paling
besar
- Trombosit (keping darah)
Disebut juga sel darah pembeku jumlah sel pada orang
dewasa sekitar 200.000 – 500.000 sel/cc. Didalam
trombosit terdapat banyak sekali faktor pembeku
(hemostasis) antara lain adalah faktor VIII (anti
haemophilic factor), jika seseorang secara genetis
trombositnya tidak mengandung faktor tersebut, maka
orang tersebut menderita hemofili.
Proses pembekuan darah yaitu jika trombosit
menyentuh permukaan yang kasar akan pecah dan
mengeluarkan enzim trombokinase (tromboplastin).
Pada masa embrio sel-sel darah dibuat di limpa dan
hati (extra medullarry haemopoesis) setelah embrio sudah
cukup usia , fungsi itu diambil alih oleh sumsung tulang.
- Plasma darah
Terdiri dari air dan protein darah yaitu albumin,
globulin, dan fibrinogen, cairan yang tidak mengandung
unsur fibrinogen disebut serum darah. Protein dalam serum
inilah yang berfungsi sebagai antibodi terhadap adanya
benda asing (antigen).
Zat antibodi adalah senyawa gama yang disebut
globulin. Tiap antibodi bersifat spesifik terhadap antigen
dan reaksimya bermacam-macam.
 Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen disebut
presipitin.
 Antibodi yang dapat menguraikan antigen adalah lisin.
11

 Antibodi yang dapat menawarkan racun adalah


antitoksin.
4. Perubahan fungsi
a. Perubahan emosi
Kondisi psikis dengan kecemasan, depresi, dan marah akan mudah
mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
b. Perubahan Status mobilisasi
Status fisik dengan keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan
otot, dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko cedera
c. Gangguan Persepsi Sensori
Adanya gangguan persepsi sensori yang akan mempengaruhi
adaptasi terhada p rangsangan yang berbahaya seperti gangguan
penciuman dan penglihata
d. Perubahan Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran yang menurun, pasien koma menyebabkan
respon terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang
tidur.
e. Perubahan Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah
menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko
terhadap penyakit tertentu.
5. Pemeriksaan fisik
a. Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggit bibir dibawah
b. Verbal
1) Menangis
2) Berteriak
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
12

3) Pernapasan
d. Ekstremitas
Amati gerakan tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau rasa
yang tidak nyaman
6. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium adalah penunjang diagnostic dalam
menentukan diagnosa anemia. Pemeriksaan ini terdiri dari beberapa
pemeriksaan yaitu: Pemeriksaan penyaring (sceening test),
Pemeriksaan darah seri anemia, Pemeriksaan sumsum tulang, dan
Pemeriksaan khusus.
a. Pemeriksaan penyaring (sceening test)
Pemeriksaan penyaring pada anemia terdiri dari pengukuran kadar
hemoglobin, hapusan darah tepi, indeks eritrosit. Dari pemeriksaan
ini dapat dipastikan adanya anemia serta jenis morfologik anemia,
dan sangat berguna untuk menentukan diagnosis lebih lanjut.
b. Pemeriksaan darah seri anemia
Pemeriksaan darah seri anemia terdiri dari hitungan trombosit,
leukosit, laju endap darah dan hitungan retikulosit. Automatic
hematology analyzer yang dapat memberikan presisi hasil lebih
baik.
c. Pemeriksaan sumsum tulang
Pemeriksaan sumsung tulang memberikan informasi mengenai
keadaan sistem hematopoiesis. Pemeriksaan ini dibutuhkan untuk
menentukan diagnosis definitif pada beberapa jenis anemia.
Pemeriksaan sumsung tulang diperlukan untuk diagnosis anemia
aplastic, anemia megaloblastic serta kelainan hematologic.
d. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan ini hanya dikerjakan atas indikasi khusus, seperti
pada:
1) Anemia defisiensi besi: serum, TIBC (total iron binding
capacity), reseptor transferrin, protoporfirin eritrosit, saturasi
transferrin dan pengecatan besi pada sumsum tulang
13

2) Anemia megalobastik: Folat serum, tes supresi deoksiuridin,


vitamin B12 serum dan test schilling
3) Anemia hemolitik: test comb, elektroforesis hemoglobin,
bilirubin serum
4) Anemia Aplastik: biopsy sumsum tulang
7. Tindakan penanganan
Dalam penanganan anemia tujuan utamanya untuk
mengidentifikasi dan perawatan yang dikarenakan terjadinya destruksi
sel darah atau penurunan produksi sel darah merah. Sedangkan
penanganan pada pasien yang mengalami hipovelemik antara lain:
a. Pemberian tambahan oksigen, pemberian cairan intravena,
b. Resusitasi pemberian cairan kristaloid dengan normal salin
c. Tranfusi kompenen darah sesuai indikator
Terapi yang diberikan pada pasien dengan anemia dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
a. Terapi Oksigen : diberikan kepada klien dengan anemia berat,
karena darah mengalami penurunan mengikuti oksigen. Oksigen
dapat mencegah hipoksia danmengurangi beban jantung karena
rendahnya kadar HB
b. Eritripoetin : injeksi eritropoetin dari subkutan diberikan kepada
pasien anemia kronik, karena obat ini akan membantu
meningkatkan produksi sel darah merah.supaya terapi ini efektif,
pasien diharuskankan memiliki sumsul tulang yangnormal dan
asupan nutrisi yang memadai
c. Penggantian zat besi : zat besi ni diberikan per oral pada kebuthan
yang segera atau pada saat kebutuhan tubuh diatas normal
(biasanya pada kehamilan). pemberian per oral ini dilakukan
karena mudah dan harganya yang relatif murah. Biasanyaobat yang
digunakan yaitu fero sulfat (feosol) atau fero glukanat (fergon),
200-325mg dosis dengan melalui oral ¾ kali pemberian/hari
setelah makan. konsumsi zat besi dengan vitamin C akan
membantu penyerapan dari zat besi. pasien biasanyamenerima
14

suplementasi zat besi selama 6 bulan agar dapat disimpan dalam


tubuh.efek samping dari hal tersebut biasanya terjadi mual,
muntah, konstipasi atau diaredan feses berwarna hitam.
d. Terapi komponen darah: terapai ini digunakan untuk terapi
penyakit hematologi dan beberapa prosedur bedah yang
bergantung pada produksi darah. produksi darah yang didapatkan
dari orang lain disebut homolog, sedangkan produksi darah yang
diinfuskan kembali dari tubuh pasien sendiri disebut autolog.
e. Tranfusi darah

B. Konsep asuhan keperawatan


1. Pengkajian
a) Identitas klien
Anemia lebih sering terjadi pada umur 14-15 tahun (WHO 2018),
sedangkan menurut jenis kelamin Kemenkes RI (2013)
menunjukkan angka prevalensi anemia pada perempuan relatif
lebih tinggi (23,90%) dibanding laki-laki (18,40%), prevalensi
anemia berdasarkan lokasi tempat tinggal (alamat) menunjukkan
bahwa masyarakat yang tinggal di pedesaan memiliki risisko lebih
tinggi (22,80%) dibandingkan tinggal di perkotaan (20,60%)
(Priyanto 2018, pendidikan, pekerjaan yang beresiko terjadinya
anemia salah satunya yaitu penggunaan pestisida, karena pestisida
merupakan bahanyang digunakan secara luas diberbagai sektor,
terutama disektor pertanian atau perkebunan, kehutanan,
perikanan, dan pertanian pangan (Arwin N. M, Suyud. 2018).
b) Riwayat penyakit
1) Keluhan utama
Pasien dengan penyakit anemia biasanya memiliki keluhan
yang paling khas adalah pusing, pucat, kelelahan dan
kelemahan.
15

2) Riwayat penyakit sekarang


Riwayat penyakit sekarang merupakan pengembangan dari
keluhan utama pasien dengan menggunakan metode PQRST.
P (Paliatif/profokatif) : sesuatu yang membuat keluhan menjadi
berat atau ringan
Q (Quality): bagaimana keluhan yang dirasakan (pada anemia,
klien bisanyamerasakan lemas dan tidak bisa melakukan
aktivitas seperti biasa)
R (Regio): tempat keluhan dirasakan (biasanya pasien
mengeluhkan mula,muntah)
S (Scale): seberapa besar keluhan dirasakan
T (Timing): kapan keluhan dirasakan
3) Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit terdahulu merupakan pengkajian mengenai
penyakit yang pernahdiderita klien, yang berhubungan dengan
anemia maupun tidak
4) Riwayat penyakit keluarga
Pada riwayat keluarga yang dikaji adalah riwayat dari anggota
yang memiliki penyakit sama seperti klien, penyakit menular
seperti TBC, penyakit keturunanseperti DM, Hipertensi,
jantung dan asma. Jika ada riwayat penyakit
keturunanselanjutnya dibuat genogram.
c) Pola fungsional
1) Pola persepsepsi kesehatan dan management kesehatan
Menggambarkan pola pikir kesehatan klien, keadaan sehat dan
bagaimanamemeliharaan kondisi kesehatan. Termasuk persepsi
individu tentang status danriwayat kesehatan, hubungan dengan
aktiv dan rencana yang akan datang sertausaha-usaha preventif
yang dilakukan klien untuk menjaga kesehatannya
16

2) Pola nutrisi metabolik


- Makan
Dikaji tentang frekuensi makan, jenis diet, porsi makan,
riwayat alergi terhadapsuatu jenis makanan tertentu. pada
klien anemia, bisanya mengalami penurunannafsu makan
karena badan yang terasa lemas
- Minum
Dikaji tentang jumlah dan jenis minuman setiap hari dan
tidak ada perubahan pada pola minum pada pasien
- Pola eliminasi
Meliputi kebiasaan BAK dan BAB, warnanya, konsisten,
frekuensi dan bau baik sebelum masuk kerumahan sakit
atau saat masuk rumah sakit. klien anemia tidak mengalami
perubahan dalam pola eliminasinya.
- Pola aktivitas
Dikaji tentang kegiatan dalam pekerjaan, mobilisasi, ola
raga, kegiatan diwaktuluang dan apakah keluhan yang
dirasakan klien mengganggu aktivitas klientersebut.
Aktivitas pada klien anemia biasanya terganggu karena
pola istirahatyang tidak teratur, keletihan atau kelemahan
yang dialami klien.
- Pola istirahat tidur
Waktu tidur, lamanya tidur setiap hari, apakah ada kesulitan
dalam tidur.Pada pasien anemia biasanya pola tidurnya
sering terganggu pada malam hari dan pasien merasakan
gelisah akan kondisinya atau kare pola aktivitas pada saat
pagi hari.
- Pola kognitif – perseptual
Penglihatan, pendengaran, rasa, bau, sentuhan, kemampuan
bahasa, kemampuan membuat keputusan, ingatan,
ketidaknyamanan dan kenyamanan. pada klien anemia pola
17

kognitif tidak terlalu terganggu, akan tetapi kemampuan


dalammengambil keputusan tidak seperti biasanya.
- Pola persepsi dan konsep diri
Menggambarkan : body image, identitas diri, harga diri,
peran diri, ideal diri danklien dengan riwayat penyakit
anemia biasanya menginginkan kesmbuhan supayadapat
beraktivitas kembali seperti biasanya
- Pola peran hubungan sosial
Menggambarkan : pola hubungan keluarga dan masyarakat,
masalah keluarga danmasyarakat, peran dan tanggung
jawab dalam keseharian akan terganggua karenakeadaan
yang lemah dan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya
- Pola koping toleransi stress
koping yang didapatkan klien biasanya dukungan dari
keluarga dan kedekatankeluarga kepada klien.
- Pola seksual dan reproduksi
Meliputi hubungan klien dengan keluarga (orang tua),
mempunya berapa saudaradan termasuk anak keberapa.
Hubungan keluarga dan klien bisanya lebih dekatkarena
keadaan klien yang membutuhkan kehadiran keluarga.
- Pola nilai dan kepercayaan
Pada Pasien anemia, aktivitas dalam beribadah sedikit
terganggua karena klien mengalami lemas
d) Pemeriksaan fisik dan penunjang
1) Pemeriksaan fisik
Pengkajian fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi,
Auskultasi)
- Kepala
- Mata
- Telinga
- Hidung
- Mulut
18

- Leher
- Dada : jantung dan paru-paru
- Abdomen
- Genitalia dan anus
- Ekstremitas
- Kulit dan kuku
2) Pemeriksaan penunjang
- Tes laboratorium
Pemeriksaan laboratorium memiliki nilai yang besar pada
diagnosasis anemia,dan terapi sangat berguna dalam
menentukan prognosis dan pengambilan keputusan untuk
intervensi spesifik.
- Pemeriksaan radiologi
2. Diagnosa keperawatan
a. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan
penurunan konsentrasi Hb dan penurunan suplay oksigen.
Ditandai dengan:
1) Klien tampak lesu dan lemas
2) Telapak tangan klien tampak pucat
3) Muka tampak pucat
4) HGB klien: 7.0 gr%
Tujuan : menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat
b. Intoleransi aktifitas berhubungan kelemahan
Ditandai dengan:
1) Kelemahan dan kelelahan
2) Mengeluh penurunan aktifitas/latihan
3) Klien terlihat dibantu perawat maupunn keluarga dalam
pemenuhan kebutuhannya
4) Klien tampak berbaring saja di tempat tidur
Tujuan: terjadi peningkatan intoleransi aktifitas.
19

c. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera fisiologis


Ditandai dengan:
1) Mengeluh nyeri
2) Merasa depresi
3) Klien tampak meringis
4) Klien tampak gelisah
d. Resiko infeksi berhubungan keadekuatan pertahanan tubuh
sekunder (penurunan hemoglobin)
Ditandai dengan:
1) Kebersihan dan nafsu makan meningkat
2) Demam menurun
3) Periode malaise menurun
4) Kadar sel darah putih membaik
e. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kekurangan informasi
Ditandai dengan:
1) Perilaku klien sesuai dengan yang di anjurkan meningkat
2) Minat klien dalam belajar meningkat
3) Perilaku sesuai dengan kemampuan meningkat
4) Pertanyaan tentang penyakitnya menurun
5) Perilaku klien membaik
f. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologi anemia
Ditandai dengan:
1) Verbalisasi kepulihan energy meningkat
2) Tenaga meningkat
3) Kemampuan melakukan aktivitas rutin meningkat
4) Motivasi meningkat
5) Lesu menurun
6) Gangguan konsentrasi menurun
7) Pola napas dan pola istirahat membaik
20

3. Intervensi keperawatan
1) Diagnosa 1 (Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan
dengan penurunan konsentrasi Hb dan penurunan suplay oksigen)
Intervensi:
a) Kaji tanda-tanda vital
b) Monitor adanya reaksi transfusi darah
c) Edukasi rencana pemberian transfusi darah
d) Kolaborasi pemberian terapi obat
2) Diagnosa 2 (Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan)
Intervensi:
a) Monitor tanda-tanda vital
b) Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energy
yang adekuat
c) Edukasi aktifitas/istirahat
d) Kolaborasi dalam pemberian analgetik. Jika perlu
3) Diagnosa 3 (Nyeri kronik berhubungan dengan agen cedera
fisiologis)
Intervensi:
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
b) Berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri
c) Monitor keberhasilan terapi komplementer
d) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
4) Diagnosa 4 (Resiko infeksi berhubungan keadekuatan pertahanan
tubuh sekunder (penurunan hemoglobin)
Intervensi:
a) Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sestemik
b) Batasi jumlah pengunjung
c) Berikan perawatan kulit pada daerah edema
d) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
e) Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
21

f) Jelaskan tanda dan gejala infeksi


5) Diagnosa 5 (Defisit pengetahuan berhubungan dengan kekurangan
informasi)
Intervensi:
a) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c) Berikan kesempatan untuk bertanya
d) Jelaskan klien tentang penyakitnya
e) Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
6) Diagnosa 6 (Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologi
anemia)
Intervensi:
a) Identifikasi fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
b) Anjurkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat seperti
kelelahan, sesak napas saat aktivitas
c) Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
d) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan
4. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini
perawat menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan
antara manusia (komunikasi) dan kemampuan teknis keperawatan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana
mengenai kesehatan klien dengan tujuan yang telah diterapkan dan
dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan
tenaga kesehatan lainnya.
22

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal masuk : 26 Januari 2023


Tanggal pengkajian : 6 Februari 2023
1. PENGKAJIAN
BIODATA PASIEN
a. Nama : Ny. K
b. Umur : 57 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. No. Register : 01060521
e. Alamat : Desa Sidondo
f. Status : Menikah
g. Kekuarga terdekat : Anak
h. Diagnosa Medis : Anemia
1. ANAMNESE
A. Keluhan Utama ( Alasan MRS ) : Klien masuk dengan keluhan sakit
belakang
B. KeluanUtama Saat Pengkajian : Klien mengatakan nyeri perut
kanan bawah tembus belakang.
C. Keluhan Penyerta : Klien mengatakan sakit kepala,
pusing, klien mengatakan susah
tidur. Keluarga klien mngatakan
aktivitas sehari-hari di bantu
keluarga.
D. Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluarga klien mengatakan masuk IGD RS Torabelo pada tanggal 26
Januari 2023 jam 22:00 dengan keluhan sakit belakang, muntah 2 kali,
klien tidak bisa duduk. Dan di pindahkan ke ruangan perawatan
Cemara I pada jam 13:00. Pada saat dilakukan pengkajian pada
tanggal 7 Februari 2023 Klien terpasang kateter dan klien mengatakan
23

nyeri perut sebelah kanan bawah, nyeri dirasakan seperti tersusuk-


tusuk, nyeri dirasakan tembus belakang, skala nyeri dirasakan 6 (nyeri
sedang), nyeri dirasakan saat klien menggerakkan badan, nyeri
dirasakan hilang timbul,durasi nyeri ± 8 detik. upaya klien untuk
menghilangkan nyeri dengan membatasi gerak. Klien nampak
meringis pada saat bergerak
F. Riwayat Penyakit Yang Lalu :
Keluarga klien mengatakan sebelumnya klien sudah pernah masuk
rumah sakit dengan penyakit yang sama kurang lebih 2 minggu. Klien
juga memiliki riwayat penyakit DM, dan TB.
G. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit DM atau penyakit yang sama dengan klien.
II. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN
A. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi :
No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit
Makan/Minum
1 Makan :Jumla Pagi : klien mengatakan Pagi : klien
h / Waktu setiap kali makan di mengatakan 1\2 porsi
habiskan ¼ porsi . tidak di habiskan (1-2
Siang:klien mengatakan sendok)
setiap kali makan di Siang: klien
habiskan ¼ porsi . mengatakan 1 porsi
Minum : Malam::klien tidak di habiskan (1-2
Jumlah/waktu mengatakan setiap kali sendok)
makan di habiskan ¼ Malam : klien
porsi . mengatakan 1 porsi
Minum 5-6 gelas/hari tidak di habiskan (1-2
sendok)
4-6 gelas /hari
2 Jenis Nasi : Bubur
Nasi : Putih
Lauk : Ikan, Telur,
Lauk : Telur,Ikan
ayam
Sayur:Sawi, Kangkung,
Sayur : Bayam, sup,
Bayam,kacang panjang
sayur bening

3 Pantangan Makanan tinggi garam Dilarang untuk makan


makanan dari luar
kecuali yang di
sediahkan RS
4 Kesulitan Kesulitan menelan Ada kesulitan pada
24

Makan / saat makan minum


Minum karena klien sering
batuk dan susah
menelan
5 Usaha-usaha Klien mengatakan sedikit Makan sedikit tapi
mengatasi tapi sering sering
masalah

B. Pola Eliminasi
Pemenuhan
No Eliminasi Di Rumah Di Rumah Sakit
BAB /BAK
Pagi : BAK & BAB
Pagi : BAK & BAB Siang : BAK 1 x/hari
1 Waktu Siang : BAK (>1500 cc)
Malam : BAK Malam : BAK terpasang
kateter
BAK Kuning BAK Kuning
2 Warna
BAB Kuning BAB Berlendir
BAK Amoniak BAK Amoniak
3 Bau
BAB Khas BAB Khas
4 Konsistensi BAB Pada BAB LUNAK

Tidak ada nyeri saat Tidak ada nyeri saat


Masalah
5 BAK dan BAB BAK dan BAB
Eliminasi

C. Pola istirahat tidur


No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit
Istirahat Tidur
1 Jumlah / Waktu Pagi : Tidak ada Pagi : - jam
Siang : 1-3 jam Siang : 1 jam
Malam : 5-6 jam Malam : 1-2 jam
2 Gangguan Tidur Susah tidur Klien nyeri sehingga
sulit tidur
3 Upaya Mengatasi Tidak ada Tidak ada
Gangguan tidur
4 Hal Yang Tidak ada Suasana tenang dan
Memper-mudah dibantu dengan cairan
Tidur dan obat
5 Hal Yang Tidak ada Tidak ada
Memper-mudah
bangun

D. Pola kebersihan diri / Personal Hygiene :


No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit
Personal
Hygiene
25

1 Frekuensi Mencuci 2x seminggu Belum pernah


Rambut
2 Frekuensi Mandi 2 x sehari Hanya seka 1 x sehari
3 Frekuensi Gosok 2 x sehari 1x sehari
Gigi
4 Keadaan Kuku Bersih dan Besih dan Pendek
Pendek

E. Pola Kebiasaan
No Pola Kebiasaan Di Rumah Di Rumah Sakit

1. Merokok : Klien mengatakan tidak Klien mengatakan


merokok tidak merokok
2. Minuman Keras Klien mengatakan tidak Klien mengatakan
minum-minuman keras tidak minum-
minuman keras

III. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


a. Latar belakang social, budaya dan spiritual klien
1) Kegiatan kemasyarakatan : Pasein mengatakan sering
bersosialisasi dengan masyarakat.
2) Konflik sosial yang dialami klien : Pasien mengatakan tidak ada
konflik yang di alami
3) Ketaatan klien dalam menjalankan agamanya : Pasien
mengatakan saat sakit sekaran ini beliau tidak lagi menjalankan
ibadah, sebelum sakit beliau sering menjalankan ibadah di rumah.
4) Teman dekat yang senantiasa siap membantu : Keluarga (anak)
b. Ekonomi
1. Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat :
Klien mengatakan menggunakan BPJS
2. Apakah ada masalah ke uangan : klien mengatakan tidak ada
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
1) TD : 96/68 mmHg 5) Spo2 : 97 %
2) Nadi : 75 x/menit
3) RR : 20 x/menit
4) Suhu : 36,7oC
26

B.KEADAAN UMUM
Keadaan klien Composmentis GCS: 15
C.PEMERIKSAAN SISTEM PERNAPASAN
1) Inspeksi
Bentuk dada kiri dan kanan simetris, tidak terdapat peningkatan
tambahan gerakan dada, pola napas normal (eupnea), tidak ada
pernpasan cuping hidung.
2) Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan pada bagian dada,taktil fremitus kiri dan
kanan normal
3) Perkusi
Tidak terdapat kelaian pada paru
4) Auskultasi
Irama napas teratur dan suara napas reguler
D. PEMERIKSAAN SISTEM KARDIOVASKULER
1) Inspeksi
Tidak terdapat keluhan nyeri bagian dada, ictus cordis teraba.
2) Palpasi
Dinding dada teraba kuat, irama jantung teratur, denyut nadi teraba
kuat , nadi 65x/menit.
3) Auskultasi
Irama jantung reguler, suara jantung lup dup.
E. PEMERIKSAAN SISTEM NEUROLOGI
1) Menguji Tingkat Kesadaran Dengan GCS
Menilai respon membuka mata (E) : 4
Menilai respon verbal (V) : 5
Menilai respon Motorik (M) ; 6
Tingkat kesadaran klien composmentis
2) Memeriksa Tanda-Tanda Rangsangan Otak
Tidak ada peningkatan suh tubuh, tidak terdapat nyeri kepala, kaku
kuduk dan pasien tidak mengalami kejang.
27

3) Memeriksa Nervus Cranialis


Nervus I, Olfaktorius (pembau) : klien bisa menebak aroma
Nervus II, Optikus : pengelihatan klien jelas
Nervus III, Oculomotor : klien mampu membuka mata
Nervus IV, Troclearis : klien mampu mengangkat kelopak mata
dan membuka mata
Nervus V, Trigeminus : klien mampu melakukan reflex kedip dan
memejamkan mata
Nervus VI, Abdusen : klien mampu memutar bola mata
Nervus VII, Fasialis : klien mampu senyum dan mengangkat alis
Nervus VIII, Auditorius : klien mampu mendengar yang baik
Nervus IX, Glopharingeal : klien kesulitan menelan
Nervus 1X, Vagus : klien tidak mampu berkomunikasi dengan baik
Nervus XI, Accesorius : klien mampu menoleh
Nervus XII, Hypoglosal : klien tidak mampu menelan dengan
baik.
F. PEMERIKSAAN SISTEM INTEGUMEN
1. Kulit
a. inspeksi
Tidak terdapat lesi dan jaringan parut, warna kulit pucat
b. Palpasi
Tekstur kulit kasar, turgor kulit tidak elastis, tidak terdapat nyeri
tekan dan tidak terdapat lesi
2. Pemeriksaan Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : warna rambut hitam beruban,
rambut lurus, penyebaran rambut tidak merata, rambut tidak mudah
rontok, rambut terlihat bersih dan tidak ada lesi.
3. Pemeriksaan Kuku
a. Inspeksi
Klien memiliki kuku pendek dan bersih.
28

b. Palpasi
Tekstur kuku halus, Ketika kuku ditekan diantara jari-jari (tes
pucat) kuku kembali dalam waktu >3 detik, tidak terdapat lesi.
G. PEMERIKSAAN SISTEM PENCERNAAN
1. Inspeksi
Bentuk bibir simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, warna bibir
coklat, bentuk abdomen simetris dan datar.
2. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada abdomen, makan ½ porsi tidak di
habiskan (1-2 sendok).
H. PEMERIKSAAN SISTEM UROGENITALIA
1. Inspeksi
Kemampuan berkemih : klien terpasang kateter
Jenis kateter: 16 Cm
I. SISTEM PERSEPSI SENSORI PENGLIHATAN
1. Inspeksi
Mata simetri kiri dan kanan, palpebra tidak edema, tidak ada ptosis,
tidak terjadi peradangan, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,
tidak terdapat luka , reaksi pupil pada cahaya miosis, penglihatan
baik.
2. Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan pada bagian mata
J. SISTEM PERSEPSI SENSORI PENDENGARAN
Inspeksi dan palpasi
Bentuk telinga simetris kiri dan Kanan, pendengaran baik tidak ada
gangguan, tidak ada lesi, tidak ada serumen, dan tidak ada otitis.
K. SISTEM MUSKULOSKELETAL
1. Inspeksi
Pergerakan sendi terbatas dan terdapat atrofi pada kekuatan otot.
Kekuatan otot. 5 5

0 0
29

Ekstremitas atas dalam keadaan normal , terdapat pengecilan otot


(atrofi) pada ekstremitas bawah dan klien kesulitan dalam
bergerak.
L. SISTEM ENDOKRIN
1. Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran kelenjar
getah bening.
2. Inspeksi
Klien mengalami hiperglikemia dan tidak terdapat luka.
M. RIWAYAT PSIKOLOGIS
1. Status nyeri
Keterangan:
6 (sedang) : rentang gerak penuh melawan gravitasi beberapa
retensi
2. Status emosi
a. Bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien :
Klien mengatakan nyeri belakang sehingga membuat
gerakannya terbatas
b. Suasana yang membahagiakan klien : klien mengatakan senang
jika keluarga mengunjunginya.
c. Stressing yang membuat perasaan klien tidak nyaman :
Klien merasa tidak nyaman dengan penyakitnya yang membuat
dia terganggu.
3. Gaya komunikasi
a. Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara : Ya, Klien
nampak berhati-hati dalam berbicara
b. Apakah pola komunikasinya : Lambat, komunikasi klien lambat
c. Apakah klien menolak untuk diajak komunikasi : Tidak, klien
menjawab semampunya saat di ajak berkomunikasi
d. Apakah komunikasi klien jelas : Komunikasi klien kurang jelas
e. Apakah klien menggunakan bahasa isyarat : Tidak, klien tidak
menggunakan bahasa isyarat.
30

4. Pola interaksi
a. Klien merespon kepada semua orang yang di ajak
berkomunikasi
b. Siapa orang yang dekat dan di percaya klien : klien percaya
dengan keluarganya
c. Bagaimanakah klien dalam berinteraksi : klien berkomunikasi
pasif
d. Apakah tipe kepribadian klien : tertutup
5. Pola pertahanan
Klien selalu di semangati oleh anaknya mengenai penyakitnya.
6. Dampak dirawat dirumah sakit
Setelah di rawat di rumah sakit klien mengalami perubahan dalam
segi kesehatannya (membaik)
7. Pemeriksaan status mental dan spiritual
a. Apa suasana hati yang menonjol pada klien : Sedih, klien
mengatakan sedih tentang penyakitnya.
b. Apakah emosinya sesuai dengan ekpresinya : Ya, klien terlihat
murung.
8. Konsep diri pasien:
3. Identitas diri : Klien mengenal siapa dirinya dan dimana
dia berada
4. Ideal diri : Klien berperilaku sangat baik
5. Gambaran diri : Klien adalah orang yang sederhana
6. Harga diri :Klien merasa tidak berguna karna
penyakitnya
7. Peran :Klien kurang aktif berinteraksi dalam
keluarganya dikarenakan kesehatan klien terganggu.
VI. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah lengkap
Leukosit : 5.1 103/mm3
Eritrosit : 2.66 L 103/mm3
Trombosit : 398 103/mm3
31

Haemoglobin : 8.0 L g/dl


Haematokrit : 23.3 L %

VII. TERAPI YANG DIBERIKAN


N NAMA OBAT DOSIS EFEK OBAT
O
1 IVFD RL 20 Tpm Mengatasi cairan yang
hilang/mengatasi
dehidrasi
Albuminar 25% Mengatasi
hipoalbuminemia, yaitu
rendahnya kadar
albumin dalam darah.
Inj. Pantoprazole Iv/12 jam Untuk mengurangi nyeri
Ondansentron 8 jam Mual dan muntah
Domperidone 3x1 Untuk menghentikan
mual dan muntah
Inj.Asam Traneksamat Iv/8 jam Untuk nyeri abdomen
Paracetamol 3x1 Untuk menurunkan
demam
Metronidazole Drips/ 8 jam Mencegah untuk
terjadinya infeksi bakteri
Sukralfat syr 3x2 Untuk mengatasi peka
lambung atau gastritis
Novorapid 6-6-6 Untuk menurunkan gula
darah
Levemir 0-0-10 Insulin pengobatan
diabetes

A. Pengumpulan Data
1. Klien mengeluhkan sakit belakang
2. Klien mengatakan nyeri perut tembus belakang kanan bawah
32

3. Klien mengatakan nyeri kepala, Pusing


4. Klien mengatakan susah tidur
5. Keluarga mengatakan aktivitas sehari-hari di bantu keluarga
6. Klien terpasang kateter
7. Hemoglobin 8.0 L g/dl
8. Klien mengatakan susah tidur
9. Pemerikaan tanda-tanda vital
a. TD : 96/68 mmHg
b. Spo2 : 97 %
c. Nadi : 75 x/menit
d. RR : 20 x/menit
e. Suhu : 36,7oC

B. Klasifikasi Data
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien mengeluh sakit 1. Klien terpasang kateter
belakang 2. Hemoglobin 8.0 L g/dl
2. Klien mengatakan nyeri a. TD : 96/68 mmHg
perut tembus belakang b. Nadi : 75 x/menit
kanan bawah c. RR : 20 x/menit
3. Klien mengatakan nyeri d. Suhu : 36,7oC
kepala, Pusing e. Spo2 : 97 %
4. Keluarga mengatakan
aktivitas sehari-hari di bantu
5. Klien mengatakan susah
tidur
33

C. Analisis Data
MASALAH
DATA FOKUS ETIOLOGI
KEPERAWATAN
DS : Kegagalan SDM oleh Perfusi perifer tidak
1. Klien sumsum tulang efektif
mengatakan belakang
ekstremitas
bawah Penurunan SDM
mengalami
kesemutan HB Berkurang
2. Klien
mengatakan Anemia
pusing
3. Klien Perfusi perifer tidak
mengatakan sulit efektif
tidur
DO :
1. Pengisian kapiler
> 3 detik
2. Turgor kulit
menurun
3. Warna kulit
pucat
4. Terdapat edema
pada ekstrimitas
bawah (kaki)
5. Tanda-tanad vital
TD : 96/68
Nadi : 75x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,70c
Spo2 : 97%
34

6. Nilai
Hemoglobin : 8,0
L g/dl
DS : Kegagalan SDM Oleh Nyeri kronis
1. Klien sumsum tulang
mengatakan
nyeri perut kanan Suplai O2 dan nutrisi
bawah, nyeri ke jaringan berkurang
dirasakan seperti
tertususk-tusuk, SSP(sistem saraf
nyeri dirasakan pusat
tembus belakang,
nyeri dirasakan Reaksi antar saraf
saat klien berkurang
bergerak, skala
nyeri 6 (sedang), Infeksi sekunder
nyeri dirasakan
hilang timbul Nyeri
durasi nyeri ±8
detik.
DO :
2. Klien nampak
meringis ketika
bergerak
3. Tanda-tanad vital
TD : 96/68
Nadi : 75x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,70c
Spo2 : 97%
35

DS : Anemia Itoleransi aktivitas


1. Klien
mengatakan Penurunan suplai O2
cepat lelah ketika
menggerakan Intoleransi aktifitas
badannya
DO :
1. Aktivitas sehari-
hari klien
dibantu
2. Klien Nampak
lemas
3. Tekanan darah
rendah : 96/68
mmHg
4. Kekuatan
ekstremitas
5 5
0 0

D. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan kosentrasi hemoglobin
2. Nyeri kronik b/d agen cidera fisiologis
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
E. Intervensi
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawata
n
1. Perfusi Setelah dilakukan tindakan Observasi
perifer tidak keperawatan selama 4x24 1. Monitor frekuensi dan 1. Untuk mengetahui frekuensi dan kekuatan
efektif b/d jam diharapkan perfusi kekuatan nadi nadi
penurunan perifer tidak efektif dapat 2. Monitor tekanan darah 2. Untuk mengetahui keadaan umum klien
kosentrasi teratasi dengan kriteria 3. Monitor waktu pengisian 3. Untuk mengetahui kemungkinan adanya
hemoglobin hasil : kapiler gangguan pada perfusi perifer
1. Edema perifer (4) 4. Monitor elastisitas kulit 4. Untuk mengetahui tingkat dehidrasi klien
2. Kelemahan otot (4) Terapeutik 5. Untuk mengatasi kekurangan cairan
3. Parepresia (4) 5. Berikan cairan intravena 6. Membantu meningkatkan kosentrasi
4. Pengisian kapiler bila perlu hemoglobin
(4) Edukasi
6. Anjurkan program
rehabilitasi vaskuler.
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian
37

deuretik bila perlu


2. Nyeri kronik Setelah dilakukan tindakan Observasi
b/d agen keperawatan selama 4x24 1. Observasi, identifikasi, 1. Untuk mengetahui letak/lokasi nyeri
cidera jam diharapkan nyeri lokasi, karakteristik, 2. Untuk mengetahui skala nyeri yang dirasakan
fisiologis kronik dapat teratasi durasi, frekuensi, 3. untuk mengurangi rasa nyeri yang di rasakan
dengan kriteria hasil : kualitas dan itensitas 4. untuk mengetahui faktor yang menyebabkan
1. Keluhan nyeri (5) nyeri. nyeri dan lama nyeri yang dirasakan
2. Meringis (3) 2. Identifikasi skala nyeri 5. membantuk mengurangi rasa nyeri
3. Gelisah (4) Terapeutik
4. Kesulitan tidur (4) 3. Berikan teknik non
farmakologis tehnik
relaksasi nafas dalam
Edukasi
4. Jelaskan periode dan
penyebab nyeri
Kolaborasi
5. Kolaborasi bemberian
analgetik, jika perlu
38

3. Itoleransi Setelah dilakukan tindakan Observasi 1. Untuk mengetahui adanya gangguan fungsi
aktivitas b/d keperawatan selama 4x24 1. Identifikasi gangguan tubuh yang menyebabkan kelelahan
kelemahan jam diharapkan itoleransi fungsi tubuh yang 2. untuk mengetahui pola jam tidur klien
aktivitas dapat teratasi mengakibatkan keleahan sampai jam berapa
dengan kriteria hasil : 2. Monitor pola jam tidur 3. Agar tubuh klien tidak merasa kaku
1. keluhan lelah (5) Terapeutik 4. untuk membantu klien agar bisa beraktifitas
2. frekuensi nadi (4) 3. Lakukan latihan rentang secara perlahan
3. tekanan darah (4) gerak pasif atau aktif 5. Agar asupan makanan klien terpenuhi
4. warna kulit (5) Edukasi
4. Anjurkan melalukan
aktivitas secara bertahap
Kolaborasi
5. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
39

F. Implementasi
1. Implementasi diagnosa 1
Hari/Tgl/Jam No Tindakan Keperawatan Hasil Tindakan Ttd
Dx
Rabu, 1 Observasi Obsevasi
07/02/2023 1. Memonitor frekuensi dan kekuatan 1. Nadi 75x/menit
nadi 2. Tekanan Darah 98/68 mmHg
2. Memonitor tekanan darah 3. >3 detik (5 detik)
3. Memonitor waktu pengisian kapiler 4. Turgor kulit menurun
4. Memonitor elastisitas kulit Terapeutik
Terapeutik 5. Terpasang Rl 20 tpm dan
5. Memberikan cairan intravena bila pemberian albumin
perlu Kolaborasi
Kolaborasi 6. Metromidazole 8 jam
6. Melakukan kolaborasi pemberian
analgetik
40

G. Evaluasi
1. Evaluasi diagnosa 1
Hari/tgl/jam No Dx Evaluasi Ttd
Rabu, 07/02/2023 1 S : 1. Klien mengatakan ekstremitas bawah mengalami
kesemutan
2. Klien mengatakan sulit tidur
O : 1. Pengisian kapiler >3 detik (5 detik)
2. Turgor Kulit Menurun
3. Warna kulit pucat
4. Terdapat Edema
A : Perfusi perifer belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. Monitor tekanan darah
3. Monitor waktu pengisian kapiler
4. Monitor elastisitas kulit
5. Berikan cairan intravena
6. Kolaborasi pemberian analgetik
41

H. Catatan perkembangan
1. Catatan perkembangan Diagnosa 1
Hari/tgl/jam No Dx Evaluasi Ttd
Kamis, 1 S : 1. Klien mengatakan ekstremitas bawah mengalami
9 Februari 2023 kesemutan
2. Klien mengatakan sulit tidur
O : 1. Pengisian kapiler >3 detik (5 detik)
2. Turgor kulit menurun warna kulit pucat
3. Terdapat Edema
4. Tekanan darah 100/60 mmHg
A : Perfusi perifer belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. Monitor tekanan darah
3. Monitor waktu pengisian kapiler
4. Monitor elastisitas kulit
5. Berikan cairan intravena
6. Kolaborasi pemberian analgetik
42

Jumat, 1 S : 1. Klien mengatakan ekstremitas bawah mengalami


10 Februari 2023 kesemutan
2. Klien mengatakan sulit tidur
O : 1. Pengisian kapiler >3 detik (4 detik)
5. Turgor Kulit Menurun, warna kulit pucat
6. Terdapat edema
7. Tekanan darah 110/72 mmHg
A : Perfusi perifer belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. Monitor tekanan darah
3. Monitor waktu pengisian kapiler
7. Monitor elastisitas kulit
8. Berikan cairan intravena
9. Kolaborasi pemberian analgetik
43

Sabtu, 1 S : 1. Klien mengatakan ekstremitas bawah masih


11 Februari 2023 mengalami kesemutan
2. Klien mengatakan sulit tidur
O : 1. Pengisian kapiler >3 detik (4 detik)
4. Turgor kulit menurun warna kulit masih pucat
5. Terdapat Edema
6. Hemoglobin mengalami perubahan dari 8.0 L g/dl
menjadi 10.9 L g/dl
7. Tekanan darag 110/80 mmHg
A : Perfusi perifer belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. Monitor tekanan darah
3. Monitor waktu pengisian kapiler
4. Monitor elastisitas kulit
5. Berikan cairan intravena
6. Kolaborasi pemberian analgetik
44

2. Implementasi diagnosa 2
Hari/Tgl/Jam No Tindakan Keperawatan Hasil Tindakan Ttd
Dx
Rabu, 2 Observasi Observasi
07/02/2023 1. Mengobservasi, identifikasi, lokasi, 1. Nyeri di sebabkan saat klien
karakteristik, durasi, frekuensi, bergerak, nyeri dirasakan
kualitas dan itensitas nyeri. dibagian perut kanan bagian
2. Mengidentifikasi skala nyeri bawah, nyeri seperti tersuk-
Terapeutik tusuk , frekuensinya ± 8 detik.
3. Memberikan teknik non 2. Skala Nyeri 6 (sedang)
farmakologis tehnik relaksasi nafas Terapeutik
dalam dan terapi musik 3. Klien mampu melakukan tehnik
Edukasi relaksasi napas dalam.
4. Menjelaskan periode dan penyebab Edukasi
nyeri 4. Klien dapat memahami penyebab
Kolaborasi nyeri
Melakukan kolaborasi bemberian Kolaborasi
analgetik, jika perlu PCT tab 3x1
45

2. Evaluasi diagnosa 2
Hari/tgl/jam No Dx Evaluasi Ttd
Rabu, 07/02/2023 2 S : 1. Klien mengatakan nyeri perut kanan bawah tembus
belakang
2.Klien mengatakan nyeri kepala, Pusing
O : 1. Skala nyeri 6 (sedang)
2.Klien nampak meringis ketika bergerak
A : Nyeri kronis belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi, identifikasi, lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri
3. Berikan teknik non farmakologis tehnik relaksasi
nafas dalam dan terapi musik
4. Kolaborasi pemberian analgetik
46

2. Catatan perkembangan diagnosa 2


Hari/tgl/jam No Dx Evaluasi Ttd
Kamis, 2 S : 1. Klien mengatakan nyeri perut kanan bawah tembus
9 Februari 2023 belakang
2. Klien mengatakan nyeri kepala, pusing
O : 1. Skala nyeri 6 (sedang)
2. Klien nampak meringis ketika bergerak
A : Nyeri kronis belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi, identifikasi, lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan itensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri
3. Berikan teknik non farmakologis tehnik relaksasi
nafas dalam
4. Kolaborasi pemberian analgetik
47

Jumat, 2 S : 1. Klien mengatakan nyeri perut kanan bawah tembus


10 Februari 2023 belakang
2. Klien mengatakan masih nyeri kepala, pusing
O : 1. Skala nyeri 5 (sedang)
2.Klien nampak meringis ketika bergerak
A : Nyeri kronis belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi, identifikasi, lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan itensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri
3. Berikan teknik non farmakologi terapi musik
4. Kolaborasi pemberian analgetik
48

Sabtu, 2 S : 1. Klien mengatakan masih merasakan nyeri perut kanan


11 Februari 2023 bawah tembus belakang
2. Klien mengatakan masih pusing
O : 1. Skala nyeri 4 (sedang)
2. Klien nampak meringis ketika bergerak
A : Nyeri kronis belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi, identifikasi, lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan itensitas nyeri.
2. Berikan teknik non farmakologis terapi musik
3. Kolaborasi pemberian analgetik
49

3. Implementasi diagnosa 3
Hari/Tgl/Jam No Tindakan Keperawatan Hasil Tindakan Ttd
Dx
Rabu, 3 Observasi Obsevasi
07/02/2023 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi 1. Nyeri bagian belakang
tubuh yang mengakibatkan 2. Siang 1jam
kelelahan Malam 1-2 jam
2. Memonitor pola jam tidur Terapeutik
Terapeutik 3. Klien mempu menggerakan
3. Melakukan latihan rentang gerak ekstremitas atas dan ekstremitas
pasif atau aktif bawah tidak dapat digerakkan
Edukasi Edukasi
4. Menganjurkan melalukan aktivitas 4. Klien hanya mampu mengangkat
secara bertahap tangan dan tidak mampu
Kolaborasi menggerakkan kakinya
5. Melakukan kolaborasi dengan ahli Kolaborasi
gizi tentang cara meningkatkan Klien makan makanan yang
asupan makanan tinggi protein dan kalium
50

3. Evaluasi diagnosa 3
Hari/tgl/jam No Dx Evaluasi Ttd
Rabu, 3 S : 1. Klien mengatakan cepat lelah ketika menggerakkan
07/02/2023 lengannya
O : 1. Aktivitas sehari-hari klien dibantu
2. Klien Nampak lemas
3. Siang 1 jam
Malam 1-2 jam
4. Klien mempu menggerakan ekstremitas atas dan
ekstremitas bawah tidak dapat digerakkan
A : Intoleransi aktivitas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
keleahan
2. Monitor pola jam tidur
3. Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif
4. Anjurkan melalukan aktivitas secara bertahap
5. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
51

3. Catatan perkembangan diagnosa 3

Hari/tgl/jam No Dx Evaluasi Ttd


Kamis, 3 S : 1. Klien mengatakan masih merasah lelah ketika
9 Februari 2023 menggerak-gerakkan lengannya
O : 1. Aktivitas sehari-hari klien dibantu keluarga (anak)
2. Klien nampak lemas
3. Siang 2 jam
Malam 1-3 jam
4. Klien mempu menggerakan ekstremitas atas dan
ekstremitas bawah tidak dapat digerakkan
A : Intoleransi aktivitas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
2. Monitor pola jam tidur
3. Anjurkan melalukan aktivitas secara bertahap
4. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
52

Jumat, 3 S : 1. Klien mengatakan cepat lelah ketika menggerakan


10 Februari 2023 lengannya
O : 1. Aktivitas sehari-hari klien dibantu keluarga (anak)
2. Klien nampak lemas
3. Siang 2 jam
Malam 3-4 jam
4. Klien mampu menggerakkan ekstremitas bawah secara
perlahan-lahan
A : Intoleransi aktivitas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan keleahan
2. Monitor pola jam tidur
3. Anjurkan melalukan aktivitas secara bertahap
4. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
53

Sabtu, 3 S : 1. Klien mengatakan cepat lelah ketika menggerak-


11 Februari 2023 gerakanan lengannya
O : 1. Aktivitas sehari-hari klien dibantu keluarga (anak)
2. Siang 3 jam (klien tidur sering tapi cepat bangun)
Malam 4-5 jam
3. Klien mampu menggerakkan ekstremitas bawah
secara perlahan-lahan
A : Intoleransi aktivitas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan keleahan
2. Monitor pola jam tidur
3. Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif
4. Anjurkan melalukan aktivitas secara bertahap
5. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Secara teori pengkajian yang didapatkan pada pasien anemia
meliputi : riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik memberikan data
mengenai masalah dan keluhan pasien. Gejala kelemahan, kelelahan, dan
malaise umum sering terjadi, selain itu pada kulit dan membran mukosa
nampak pucat, serta konjungtiva anemis. Rambut dan kulit, kering sering
terjadi pada anemia defisiensi besi. Apabila hemoglobin rendah, jantung
akan berusaha mengkompensasi dengan memompa lebih cepat dan lebih
kuat sebagai usaha mengangkut lebih banyak darah ke jaringan yang
mengalami hipoksia. Peningkatan beban jantung tersebut mengakibatkan
berbagai gejala seperti takikardi, palpitasi, dispnue, pusing, ortopnu,
selanjutnya akan terjadi gagal jantung kongestif yang ditandai dengan
adanya pembesaran jantung.
Pengkajian adalah merupakan tahap yang sistematis dalam
pengumpulan data tentang individu, keluarga dan kelompok yang meliputi
identitas. Didalam tinjauan teoritis umur diatas 20 tahun dan perempuan
memiliki resiko terkenanya penyakit anemia.
Pada kasus yang dialami Ny. K diantaranya keluarga klien
mengatakan masuk IGD RS Torabelo pada tanggal 26 Januari 2023 jam
22:00 dengan keluhan sakit belakang, muntah 2 kali, klien tidak bisa
duduk. Dan di pindahkan ke ruangan perawatan Cemara I pada jam 13:00.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 7 Februari 2023 Klien
terpasang kateter dan klien mengatakan nyeri perut sebelah kanan bawah,
nyeri dirasakan seperti tersusuk-tusuk, nyeri dirasakan tembus belakang,
skala nyeri dirasakan 6 (nyeri sedang), nyeri dirasakan saat klien
menggerakkan badan, nyeri dirasakan hilang timbul,durasi nyeri ± 8 detik.
upaya klien untuk menghilangkan nyeri dengan membatasi gerak serta
CRT >3 detik ,Klien juga mengatakan nyeri kepala, pusing ,klien
55

mengatakan susah tidur,keluarga mengatakan aktivitas sehari-hari di bantu


keluarga ,klien terpasang kateter ,hemoglobin 8.0 L g/dl

A. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu
atau kelompok dimana perawat secara akontibilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjanga status kesehatan
menurun, membatasi, mencegah dan merubah.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada tinjauan kasus adalah :
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi Hb, ditandai dengan klien tampak lesu dan lemas, telapak
tangan klien tampak pucat,muka tampak pucat, HGB klien :8.1* [g/dL]
Tanda-tanda vital : TD 103/56 mmHg, Nadi 78 x/i, pernafasan 21 x/I.
2. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera fisiologis, di tandai
dengan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan ditandai dengan,

B. Intervensi Keperawatan
Perencanaan adalah kegiatan dalam keperawatan yang melputi :
meletakkan pusat tujuan pada klien, menetapkan hasil yang ingin dicapai
dan memilih intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan. Dalam
penyusunan rencana tindakan keperawatan kepada klien berdasarkan
prioritas masalah yang di temukan tidak semua tindakan pada teoris dapat
di tegakan pada tinjauan kasus karena recana tindakan pada tinjaun kasus
di sesuaikan dengan keluhan dan keadaan klien pada saat pengkajian.
Untuk diagnosa pertama yaitu Perfusi perifer tidak efektif berhubungan
dengan penurunan konsentrasi Hb.
Intervensi yang dilakukan penulis yaitu : monitor frekuensi dan kekuatan
nadi, monitor tekanan darah, monitor waktu pengisian kapiler, monitor
elastisitas kulit, berikan cairan intravena bila perlu, kolaborasi pemberian
deuretik bila perlu.
56

Untuk diagnosa kedua yaitu nyeri kronis berhubungan dengan agen


cedera fisiologis
Implementasi yang dilakukan penulis yaitu : indetifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi kualitas intensitas nyeri, fasilitasi istirahat
dan tidur, ajarkan klien tehnik non farmakologis, kolaborasi pemberian
analgesic jika perlu.
Untuk diagnosa ketiga : intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan
Implementasi yang dilakukan penulis yaitu : identifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan kelelahan, monitor pola jam tidur, lakukan
latihan rentang gerak pasif atau aktif, anjurkan melalukan aktivitas secara
bertahap, kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan.

C. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah suatu serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kedalam suatu kasus kesehatan yang lebih baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan( Potter & Perry
2012).
Setelah rencana tindakan di tetapkan maka di lanjutkan dengan melakukan
rencana tersebut dalam bentuk nyata, dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Ny.K dengan Anemia. Tindakan dilakukan sesuai
dengan rencana yang dibuat
Untuk diagnosa pertama yaitu Perfusi perifer tidak efektif
b/dpenurunan konsentrasi Hb.
Implementasi yang dilakukan penulis yaitu : Memonitor frekuensi dan
kekuatan nadi, Memonitor tekanan darah, Memonitor waktu pengisian
kapiler, Memonitor elastisitas kulit, Memberikan cairan intravena bila
perlu, Mengkolaborasi pemberian deuretik bila perlu.
Untuk diagnosa kedua yaitu nyeri kronis berhubungan dengan agen
cedera fisiologis
57

Implementasi yang dilakukan penulis yaitu : Mengindetifikasi lokasi,


karakteristik, durasi, frekuensi kualitas intensitas nyeri, memfasilitasi
istirahat dan tidur, mengajarkan klien tehnik non farmakologis,
mengkolaborasi pemberian analgesic jika perlu.
Untuk diagnosa ketiga : intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan
Implementasi yang dilakukan penulis yaitu : Mengidentifikasi gangguan
fungsi tubuh yang mengakibatkan keleahan, Memonitor pola jam tidur,
Melakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif, Menganjurkan
melalukan aktivitas secara bertahap, Mengkolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan makanan.

D. Evaluasi
Tujuan yang diinginkan saat melakukan asuhan keperawatan pada
Ny K, tercapai sebagian karena setelah diberikan asuhan keperawatan
selama 4 hari pada Ny. K didapatkan hasil bahwa hari pertama sampai
dengan hari ke dua kondisi Ny. K tidak memperlihatkan perubahan,
namun pada hari ke tiga dan ke empat kondisi Ny. K mengalami
perubahan, diamana tekanan darah Ny. K meningkat 110/80 mmHg, dan
HGB dari 8.0 L g/dl menjadi 10.9 L g/dl dan nyeri klien ada penurunan
menjadi skala 4 (sedang).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin dalam darah seseorang berada dibawah batas normal. Ini
menyebabkan kurangnya aliran darah keseluruh tubuh dan mempengaruhi
kinerja organ tubuh. Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti kekurangan zat besi, kehilangan darah yang berlebihan, atau
kurangnya produksi sel darah merah oleh sumsum tulang.
B. Saran
1. Institusi pengambil kebijakan Rumah Sakit
Dengan hasil laporan ini diharapkan institusi pengambil kebijakan
Rumah Sakit dapat menjadikan referensi sebagai salah satu cara yang
dapat dikembangkan dalam pelaksanaan perawatan ANEMIA
2. Bagi Universitas Widya Nusantara
Bagai Universitas Widya Nusantara diharapkan dengan hasil laporan
ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya tentang perawatan ANEMIA
3. Bagi Kelompok
Bagi kelompok diharapkan hasil laporan ini dapat dijadikan sebagai
bahan referensi untuk kajian ilmiah dari teori yang didapat dan
implementasi dalam perawatan kebutuhan dasar manusia terhadap
khasus ANEMIA
DAFTAR PUSTAKA

Betty, S. (2018). Konsep Dan Aplikasi Relaksasi Dalam Keperawatan Maternitas.


PT Refika Adiwijaya. Bandung
Bakta, IM 2015, Pendekatan terhadap pasien anemia, Dalam: Sudoyo AW,
Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, penyunting, Buku ajar
ilmu penyakit dalam UI, Interna Publishing, Jakarta.
Bakta, IM, Suega, K, Dharmayuda, TG 2019, Anemia Defisieinsi Besi, Dalam:
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, penyunting,
Buku ajar ilmu penyakit dalam UI, Interna Publishing, Jakarta.
Hasdianah, & Suprapto, S. I. (2018). Patologi & Patofisiologi Penyakit (2nd ed.).
Yogyakarta: nuhamedika.
Keliat, B. A., Dwi Windarwati, H., Pawirowiyono, A., & Subu, A. (2018). Nanda
International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2017-2018
Edisi 10. (T. H. Herdman & S. Kamitsuru, Eds.) (edisi 10). Jakarta: EGC.
PPNI, T. P. S. D. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddart Volume 2 (Edisi 8, pp. 805–816). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indinesia
Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1.Jakarta : Dewan Pengurus
Pusat PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indinesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus
Pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai