TUGAS
Disusun Oleh :
ANASRULLAH (2002021003)
HAIRUDIN (2002021011)
SUKRON NAIM (2002021036)
SYAHRUL NIZAM (2002021037)
KHAIRUL FIRDAUS S. (2002021016)
Dosen Pengampu:
YUSRAN, M.KOM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Open Source Software menjadi sangat menarik dan dianggap sebagai fenomena baru
dari keseluruhan ruang lingkup Teknologi Informasi. Fenomena Open Source
Software bukan cerita baru meskipun beberapa tahun belakangan ini, hal ini target
media massa.
Dampak dari teknologi Open Source diharapkan mendapat perhatian dari industrial
software, dan dalam lingkungan keseluruhan. Banyak orang percaya bahwa dampak
dari Open Source Software dalam industri teknologi Informasi dan lingkungan pada
umumnya akan membesar.
BAB II
PEMBAHASAN
Software open source adalah sebuah software yang dapat dimiliki dengan cara
mengambil / mendownload secara gratis dari internet, yang kode softwarenya
dipublikasikan ke publik atau pengguna internet. Umumnya orang akan memperbaiki
kelemahan-kelemahan dari software tersebut dan memodifikasi tampilan atau
bahasanya. Lalu menguploadnya kembali / mempublikasikan kembali software yang
sudah diperbaiki tersebut ke internet, dan pada saat yang sama orang lain juga akan
mendownload aplikasi software open source ini dan memperbaiki kelemahan-
kelemahan yang lain.
Istilah open source (kode program terbuka) sendiri baru dipopulerkan tahun 1998.
Namun, sejarah peranti lunak open source sendiri bisa ditarik jauh ke belakang
semenjak kultur hacker berkembang di laboratorium-laboratorium komputer di
universitas-universitas Amerika seperti Stanford, Berkeley, Carnegie Mellon, and
MIT pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Awalnya tumbuh dari suatu komunitas pemrogram yang berjumlah kecil namun
sangat erat dimana mereka biasa bertukar kode program, dan tiap orang bisa
memodifikasi program yang dibuat orang lain sesuai dengan kepentingannya. Hasil
modifikasinya juga mereka sebarkan ke komunitas tersebut.
Perkembangan di atas antara lain dipelopori oleh Richard Stallman dan kawan-
kawannya yang mengembangkan banyak aplikasi di komputer DEC PDP-10. Awal
tahun 1980-an komunitas hacker di MIT dan universitas-universitas lain tersebut
bubar karena DEC menghentikan PDP-10. Akibatnya banyak aplikasi yang
dikembangkan di PDP-10 menjadi banyak yang kadaluarsa. Pengganti PDP-10,
seperti VAX dan 68020, memiliki sistem operasi sendiri, dan tidak ada satupun piranti
lunak bebas. Pengguna harus menandatangani non disclosure agreement untuk bisa
mendapatkan aplikasi yang bisa dijalankan di sistem-sistem operasi ini.
Karena itulah pada Januari 1984 Richard Stallman keluar dari MIT, agar MIT
tidak bisa mengklaim piranti-piranti lunak yang dikembangkannya. Dan tahun 1985
dia mendirikan organisasi nirlaba Free Software Foundation. Tujuan utama organisasi
ini adalah untuk mengembangkan sistem operasi. Dengan FSF Stallman telah
mengembangkan berbagai piranti lunak: gcc (pengompilasi C), gdb (debugger, Emacs
(editor teks) dan perkakas-perkakas lainnya, yang dikenal dengan peranti lunak GNU.
Akan tetapi Stallman dan FSBnya hingga sekarang belum berhasil mengembangkan
suatu kernel sistem operasi yang menjadi target utamanya. Ada beberapa penyebab
kegagalannya, salah satunya yang mendasar adalah sistem operasi tersebut
dikembangkan oleh sekelompok kecil pengembang, dan tidak melibatkan komunitas
yang lebih luas dalam pengembangannya.
Kontribusi utama lain dari FSF selain perangkat lunak adalah lisensi GPL (GNU
public License), dimana lisensi ini memberi kebebasan bagi penggunanya untuk
menggunakan dan melihat kode program, memodifikasi dan mendistribusi ulang
peranti lunak tersebut dan juga jaminan kebebasan untuk menjadikan hasil modifikasi
tersebut tetap bebas didistribusikan. Linus Torvalds juga menggunakan lisensi ini
dalam pengembangan dasar Linux.
Seiring dengan semakin stabilnya rilis dari distribusi Linux, semakin meningkat
juga minat terhadap peranti lunak yang bebas untuk di sharing seperti Linux dan GNU
tersebut, juga meningkatkan kebutuhan untuk mendefinisikan jenis peranti lunak
tersebut.
Akan tetapi terminologi “ tree ” yang dimaksud oleh FSF menimbulkan banyak
persepsi dari tiap orang. Sebagian mengartikan kebebasan sebagaimana yang
dimaksud dalam GPL, dan sebagian lagi mengartikan untuk arti gratis dalam
ekonomi. Para eksekutif di dunia bisnis juga merasa khawatir karena keberadaan
perangkat lunak gratis dianggap aneh.
Kondisi ini mendorong munculnya terminologi “open source” dalam tahun 1998,
yang juga mendorong terbentuknya OSI (Open Source Initiative) suatu organisasi
nirlaba yang mendorong pemasyarakatan dan penyatuan “Open Source”, yang
diinisiasi oleh Eric Raymond dan timnya.
Konsep Open Source Software pada intinya adalah dapat/diizinkan membuka kode
sumber (source code) dari sebuah perangkat lunak. Konsep ini terasa aneh pada
awalnya dikarenakan kode sumber merupakan kunci dari sebuah perangkat lunak.
Dengan diketahui logika yang ada di kode sumber, maka orang lain semestinya dapat
membuat perangkat lunak yang sama fungsinya. Open source hanya sebatas itu.
Artinya, tidak harus gratis. Kita bisa saja membuat perangkat lunak yang kita buka
kode-sumber-nya, mematenkan algoritmanya, mendaftarkan hak cipta, dan tetap
menjual perangkat lunak tersebut secara komersial (alias berbayar).
1. Unix
Termasuk sistem operasi yang paling awal ada untuk komputer. Merupakan induk
dari sistem operasi linux. Unix atau UNIX adalah sebuah sistem operasi komputer
yang diawali dari project Multics (Multiplexed Information and Computing Service)
pada tahun 1965 yang dilakukan American Telephone and Telegraph AT&T, General
Electric (GE), dan Institut Teknologi Massachusetts (MIT), dengan biaya dari
Departemen Pertahanan Amerika (Department of Defence Advanced Research
Project, DARPA and ARPA), UNIX didesain sebagai Sistem operasi yang portable,
multi-tasking dan multi-user.
2. MINIX
Minix adalah sebuah sistem operasi turunan UNIX yang bersifat open-source, yang
dibuat berdasarkan arsitektur microkernel. Kernel sistem operasi ini dibuat oleh
seorang profesor di Vrije Universiteit Amsterdam, Belanda yang bernama Andrew
Stuart Tanenbaum yang pada awalnya ditujukan untuk tujuan edukasional. Minix juga
menjadi inspirasi bagi Linus Torvalds untuk membuat kernel Linux.
Berkeley Software Distribution (BSD) pertama kali dibangun dan dikembangkan oleh
Computer System Research Group (CSRG) di University of California at Berkeley
(UCB), BSD pertama kali keluar pada akhir 1977 sebagai paket tambahan dan
patch dari AT&T UNIX versi 6, yang mana waktu itu beroperasi pada mesin PDP-11
minicomputer.
● BSD/OS
Pada tahun 2000, BSDI bergabung dengan Walnut Creek CDROM, sebuah
perusahaan yang secara finansial mendukung juga OS FreeBSD . BSD/OS
akan dilanjutkan sebagai sebuah produk yang terpisah, namun seperti yang
diharapkan, BSD/OS dan FreeBSD Sumber bebas akan digabungkan.
● Darwin OS
Darwin adalah sistem operasi Unix yang dikembangkan oleh Apple, dirilis
pada tahun 1999 pada iterasi pertama OS X. Darwin mengimplementasikan
kepribadian 4.4BSD dan userland pada sebuah microkernel Mach, dengan
FreeBSD sebagai referensi utama. Walaupun ditujukan pada platform apps
Apple, namun system ini juga sedang dikembangkan untuk platform i386.
Varian BSD lainnya yang juga merupakan turunan 4.4BSD, menggunakan
lisensi distribusi BSD yang menyediakan kode sumber secara bebas. Sesaat
setelah rilis sebagai bagian dari OS X, Apple memutuskan untuk membuat
source Darwin terbuka di mana ia bercabang menjadi beberapa sistem operasi
independen, seperti OpenDarwin dan PureDarwin, meskipun tidak ada
menjadi sangat mainstream.
● FreeBSD
● NetBSD
● OpenBSD
4. GNU Linux
Linux adalah sebuah kloning UNIX, ditulis benar-benar dari bawah lebih dari satu
dekade lalu. Linux sama dengan BSD dalam banyak hal, namun BSD telah
mempunyai budaya yang telah lama, serta lebih ramah terhadap dunia komersial.
Sistem Operasi ini dibuat oleh Linus Torvald dan berkembang sedemikian cepatnya
sehingga hampir bisa melampaui jumlah pengguna Windows di dunia. Linux bisa
didapatkan dalam berbagai distribusi (sering disebut Distro). Distro adalah bundel
dari kernel Linux, beserta sistem dasar linux, program instalasi, tools basic, dan
program-program lain yang bermanfaat sesuai dengan tujuan pembuatan distro. Ada
banyak sekali distro Linux, diantaranya :
Slackware, merupakan distribusi yang pernah merajai di dunia Linux. Hampir semua
dokumentasi Linux disusun berdasarkan Slackware. Dua hal penting dari Slackware
adalah bahwa semua isinya (kernel, library ataupun aplikasinya) adalah yang sudah
teruji. Sehingga mungkin agak tua tapi yang pasti stabil. Yang kedua karena dia
menganjurkan untuk menginstall dari source sehingga setiap program yang kita install
teroptimasi dengan sistem kita. Ini alasannya dia tidak mau untuk menggunakan
binary RPM dan sampai Slackware 4.0, ia tetap menggunakan libc5 bukan glibc2
seperti yang lain.
SuSE, distribusi yang sangat terkenal dengan YaST (Yet another Setup Tools) untuk
mengkonfigurasi sistem. SuSE merupakan distribusi pertama dimana instalasinya
dapat menggunakan bahasa Indonesia.
Mandrake, merupakan varian distro RedHat yang dioptimasi untuk pentium. Kalau
komputer kita menggunakan pentium ke atas, umumnya Linux bisa jalan lebih cepat
dengan Mandrake.
WinLinux, distro yang dirancang untuk diinstall di atas partisi DOS (WIndows). Jadi
untuk menjalankannya bisa di-klik dari Windows. WinLinux dibuat seakan-akan
merupakan suatu program aplikasi under Windows.
Dan masih banyak distro-distro lainnya yang telah tersedia maupun yang akan
muncul.
5. Sun Solaris
6. Syllable Desktop
Syllable adalah sebuah OS gratis dan open source yang dicabangkan dari AtherOS,
tiruan AmigaOS pada tahun 2002, Syllable Desktop merupakan OS yg ringan dan
cepat, cocok untuk home and small office users.
AROS adalah sebuah OS open source ringan yang didesain untuk tidak saja
kompatibel dengan AmigaOS 3.1, tetapi juga lebih baik dari Amiga. Proyek ini
dimulai pada tahun 1995 dan hari ini dapat dioperasikan di perangkat keras berbasis
PowerPC dan IBM PC. AROS juga mengemas sebuah emulator yang dapat
mengoperasikan aplikasi-aplikasi Amiga.
8. OpenGEM
GEM (Graphical Environment Manager) mulai hidup pada tahun 1985 sebagai shell
grafis Digital Research untuk CP/M. Dibuat dengan cara untuk MS-DOS dan
interface Atari ST. Kaldera, yang berakhir memiliki GEM, open-source di tahun
1999. Sejak itu, para penggemar memperbarui dan memperpanjang kode, yang
biasanya dirilis sebagai Free GEM atau OpenGEM.
9. KolibriOS
KolibriOS adalah sistem operasi rakitan berbasi hobi yang kecil dan cepat yang
bercabang dari kode MenuetOS pada tahun 2004. Seperti MenuetOS, KolibriOS
merupakan sistem operasi gratis dan open-source yang dapat dijalankan dari floppy
disk tunggal, tetapi juga mampu berkembang untuk memenuhi kebutuhan yang lebih
besar pada instalasi hard disk. Sementara Kolibri dan Menuet hampir mirip, masing-
masing berlangganan filsafat antarmuka pengguna yang berbeda..
10. ReactOS
ReactOS adalah project yang dikembangkan oleh komunitas free software dan open
source yang binarynya (executable filenya) dan driver compatible (sesuai) dengan
Microsoft windows 2000/XP. Dalam bekerja ReactOS memiliki persamaan dengan
proyek WINE yang ada pada linux karena perkembangan ReactOS sangat tergantung
dari developer WINE juga. Saat ini ReactOS telah memasuki tahapan Alpha diman
orang yang berminat untuk mengujinya dapat mengunduhnya disitus resminya.
http://www.reactos.org
11. DexOS
DexOS merupakan OS yang didesain untuk bekerja seperti pada game console dan
tampilannya terinspirasi dari video game console. Sama seperti MenuetOS, DexOS
juga dibuat dengan menggunakan bahasa assembly sehingga dapat dijalankan di
flashdisk, floppy disk, dll.
12. EyeOS
EyeOS adalah sebuah sistem operasi desktop open source yang berbasis web, dimana
Anda dapat mengakses sistem operasi tersebut melalui jaringan seperti LAN atau
Internet dari web browser seperti Firefox, Chrome dan lain sebagainya. Meskipun
orientasi penyebarannya melalui web, dalam banyak hal, eyeOS merupakan sistem
operasi desktop yang memiliki fitur yang cukup lengkap. Berbagai aplikasi seperti
kalender, RSS Reader, email client, word processor, spreadsheet, manajer kontak
sudah menjadi aplikasi default yang terpasang dalam sistemnya. Ini adalah sistem
dengan konsep cloud computing yang bertujuan untuk memungkinkan kolaborasi dan
komunikasi di antara pengguna, atau bisa juga sebagai perlindungan pribadi Anda
ketika Anda terjebak menggunakan komputer orang lain. Secara garis besar eyeOS
merupakan terobosan hebat dalam dunia sistem operasi desktop, karena memberi
warna yang unik dengan menghadirkan konsep cloud computing.
Google sedang mengembangkan suatu sistem operasi baru, atau lebih tepatnya, distro
Linux baru yang diberi nama Chromium OS atau Google Chrome OS. Sistem baru ini
ditujukan untuk siapa saja yang sering bekerja dengan cloud computing.
Google Chrome OS adalah sistem operasi sumber terbuka yang dirancang oleh
Google Inc. untuk bekerja secara eksklusif dengan aplikasi web. Google Chrome OS
diumumkan pada tanggal 7 Juli 2009, dan versi stabilnya akan diluncurkan umum
pada paruh kedua tahun 2010.[4] Sistem operasi ini berbasis Linux dan hanya akan
berjalan pada pada perangkat keras yang dirancang khusus. Antarmuka penggunanya
dirancang mengambil pendekatan minimalis, seperti penjelajah web Google Chrome.
Sistem operasi ini ditujukan bagi mereka yang menghabiskan sebagian besar
waktunya di Internet.
Sebelum kita bedah lebih mendalam mengenai open source, Setidaknya kita harus
mengetahui yang dimaksudkan dengan open source itu sendiri apa sih?
Open source ini dapat dikembangkan karena bagi seseorang yang ingin
memberikan kontribusinya atau menambahkan suatu fungsi tanpa bergantung
dengan fungsi yang ada di peranti lunak tersebut. Lalu untuk desain dan proses
pengembangan open source itu sendiri terbilang transparansi.
Lalu kontribusi apa saja yang telah diberikan oleh Open Source?
Kontribusinya meliputi:
Lalu, bagaimana masa depan untuk open Source? Adakah kemajuan atau kemunduran
yang diberikan oleh software tersebut?
Tentu saja, penyediaan biaya software yg murah dan berstandar kualitas bagus akan
jadi pemicu naiknya tingkat penggunaan aplikasi open source di Indonesia, bukan itu
saja yang digunakan dalam memajukan program ini namun juga dibutuhkan juga
campur tangan dan dukungan dari pemerintah dalam hal penyediaan aplikasi-aplikasi
open source yang dimana terkadang banyak orang yang mempunyai fikiran “ buat apa
kita beli yang mahal kalau ada barang yang memiliki kualitas yang sama dengan
harga yang lebih murah bahkan gratis.”
Bisa dibayangkan bukan ? Apabila anda bekerja di sebuah perusahaan yang berskala
besar dimana paling tidak perusahaan tersebut memberikan setiap unit komputer pada
pegawainya untuk memberikan kemudahan dan kelancaran dalam bekerja supaya
memberikan tujuan yang maksimal pada perusahaan tersebut.
Namun dimana ada kelebihan pasti ada kekurangannya dari open source itu
sendiri.Tidak banyak pula masyarakat yang tidak setuju dengan adanya open source
ini.Karena beberapa dari mereka ada yang bilang, “ harga itu tidak pernah bohong”.
Gak selamanya yang gratisan itu kualitasnya sama dengan yang berharga.
Ya, memang menurut survey tentang open source ada beberapa kekurangan. Yaitu:
1. Interfacenya yang jelek bisa dilihat tidak ada desain dari layout interface itu
sendiri.
2. Terkadang ada beberapa struktur ko kode open source yang tidak kita kenal
seperti di software lain, sehingga ada beberapa masyarakat berkata “lebih baik
membayar daripada harus menanggung resiko”.
3. Kurang update atau versinya tidak bisa di upgrade dan terkadang banyak bug-
nya itu loh.
4. Harga tidak pernah bohong..
Motivasi dari penggunaan dan pengembangan open source software beraneka ragam,
mulai dari filosofi dan alasan etika sampai pada masalah praktis. Biasanya,
keuntungan yang dirasa pertama dari model open source adalah fakta bahwa
ketersediaan open source diciptakan secara gratis atau dengan biaya yang rendah.
1. Keuntungan Open Source Software
Ini merupakan hal yang penting. Hal ini menyebabkan perubahan dan
improvisasi pada produk software. Selain itu, hal ini memunculkan
kemungkinan untuk meletakan code pada hardware baru, agar dapat diadaptasi
pada situasi yang berubah-ubah, dan menjangkau pemahaman bagaimana
sistem itu bekerja secara detail.
Hal ini merupakan titik perbedaan Open Source Software dengan Free
Software. Pada kenyataannya, hak pendistribusian diakui dan merupakan hal
yang umum, ini adalah hal yang berpengaruh bagi sekumpulan developer
( pengembang ) untuk bekerja bersama dalam project Open Source Software.
Biasanya terjadi ketika sebuah project dimulai tanpa dukungan yang kuat dari
satu atau beberapa perusahaan, memunculkan celah awal ketika sumber code
masih mentah dan pengembangan dasar masih dalam pembangunan.
b. Masalah yang berhubungan dengan intelektual property.
Pada saat ini, beberapa negara menerima software dan algoritma yang
dipatenkan. Hal ini sangat sulit untuk diketahui jika beberapa motede utama
untuk menyelesaikan masalah software di patenkan sehingga beberapa
komunitas dapat dianggap bersalah dalam pelanggaran intelektual property.
Tidak banyak iklan bagi open source software, biasanya beberapa project
secara tidak langsung ditangani oleh perusahaan yang mampu berinvestasi dan
melakukan merketing.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Freeware : Perangkat lunak komputer berhak cipta yang gratis digunakan tanpa
batasan waktu
http://blog.ali-software.com.2013.13/01/2014.