Anda di halaman 1dari 13

KEERANGKA ACUAN

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

UPTD PUSKESMAS TEGALSARI

2022,
PEDOMAN KEGIATAN
DANA OPERASIONAL PUSKESMAS (DOP)
UPTD PUSKESMAS TEGALSARI

BAB I PENDAHULUAN

I. Pendahuluan
Dana Operasional Puskesmas (DOP) adalah salah satu program pemerintah melalui
Kementerian Kesehatan. Sumber dana Dana Operasional Puskesmas yaitu APBN melalui
Dana Tugas Pembantuan Kementrian Kesehatan. Dana Operasional Puskesmas merupakan
upaya pemerintah pusat dalam membantu pemerintah daerah untuk mencapai target nasional
di bidang kesehatan yang menjadi tanggung jawab daerah.

II. Latar belakang


Menurut Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1, Kesehatan merupakan hak
asasi manusia dan investasi keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu perlu
diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh agar terwujud masyarakat yang
sehat, mandiri dan berkeadilan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi memiliki Puskesmas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan. Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
Agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan
baik, baik kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan.
Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, serta dapat
menjawab kebutuhan mereka, oleh karena itu upaya peningkatan mutu, manajemen risiko
dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan Puskesmas untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Untuk menjamin bahwa keberlangsungan pelayanan, perbaikan mutu, peningkatan
kinerja dan penerapan manajemen risiko yang dilaksanakan di Puskesmas, maka perlu
dilakukannya suatu perencanaan dan evaluasi kegiatan, sehingga kualitas pelayanan dan
perlindungan konsumen pengguna jasa UPTD Puskesmas lebih terjamin.
A. Tujuan Pedoman
a. Sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat di
daerah
b. Untuk pelayanan kesehatan primer, sehingga tidak dikenai biaya sama sekali atau
gratis meliputi: Rawat jalan tingkat pertama (konseling/ konsultasi kesehatan,
pemeriksaan umum, pemberian obat-obatan sesuai ketentuan, pemeriksaan dan
pengobatan gigi, laboratorium sederhana, tindakan medis sederhana, pemeriksaan
kesehatan ibu dan anak, pemberian imunisasi,  pelayanan dan pengobatan gawat
darurat, pemeriksaan kesehatan calon tenaga kerja dan pelajar, dan  penyuluhan
gizi), pertolongan  persalinan normal di Puskesmas (persalinan anak pertama dan
kedua di Puskesmas, penanganan  persalinan normal di Puskesmas dalam rentang
pelayanan pertolongan  persalinan mengalami penyulit/ komplikasi dan harus
dilakukan upaya rujukan ke Puskesmas  pelayanan obstetri neonatal emergency dasar
atau rumah sakit  pelayanan obstetri neonatal emergency komprehensif,
penanganan/ pencegahan komplikasi  paska keguguran di dalam gedung Puskesmas),
dan pelayanan kesehatan di luar gedung Puskesmas di dalam wilayah kerja
Puskesmas (Pelayanan rawat jalan dengan Puskesmas keliling, balai  pengobatan,
Polindes, dan Posyandu,  pelayanan penanggulangan penderita gawat darurat pada
kegiatan tertentu yang diperlukan, pelayanan kesehatan melalui kunjungan rumah,
penyuluhan kesehatan di masyarakat,  pemberian Imunisasi, pemeriksaan ibu hamil/
nifas/ menyusui dan  balita.

B. Sasaran Pedoman
Sasaran Pedoman Dana Operasional Puskesmas (DOP) meliputi :
(1) Sasaran Primer yakni Bendahara Pengeluaran Pembantu, Koordinator BOK dan
Koordinator Rawat Inap.
(2) Sasaran Sekunder yakni UKM dan UKP.
(3) Sasaran Tertier yakni stake holder/pengambil kebijakan.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup Dana Operasional Puskesmas (DOP) meliputi :
(1) Kegiatan SPJ DOP sesuai Anggaran Kas.
(2) Kegiatan SPJ BOK sesuai Anggaran Kas.
(3) Kegiatan SPJ RAWAT INAP sesuai Anggaran Kas.
(4) Pihak ke 3 atau Rekanan penjual/Pengada barang dan jasa serta modal untuk
Puskesmas Tegalsari
D. Batasan Operasional
Menurut Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 45 Tahun 2018 tentang
Pedoman Pelaksanaan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2019,
Tugas bendahara pengeluaran pembantu adalah :
1. Menguji kebenaran dan kelengkapan dokumen pertanggungjawaban
2. Melakukan pencatatan bukti bukti pembelanjaan dana pada dokumen buku kas umum
pembantu yang akan diserahkan kepada bendahara pengeluaran
3. Melakukan rekapitulasi pengeluaran dan mencatatnya dalam SPJ pengeluaran
pembantu yang akan diserahkan kepada bendahara pengeluaran
4. Menyampaikan laporan pertangungjawaban pengeluaran kepada bendahara
pengeluaran paling lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya dan laporan dimaksud
mencakup buku kas umum pembantu, buku pajak pembantu dan bukti pengeluaran
yang sah
Bendahara pengeluaran pembantu berkewajiban :
1. Menyelenggarakan penatausahaan terhadap seluruh pengeluaran yang menjadi
tanggungjawabnya dan mengunakan bukti pengeluaran yang sah
2. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengeluaran kepada bendahara
pengeluaran paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya
Dokumen yang dibutuhkan:
1. BKU
2. Buku Pembantu BKU :
a. Buku Pembantu Kas Tunai
b. Buku Pembantu Simpanan/ Bank
c. Buku Pembantu Pajak
d. Buku Pembantu Panjar
e. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja
Dokumen Laporan pertanggungjawaban pengeluaran :
1. Buku Kas Umum
2. Bukti Penyetoran Pajak
3. Register Penutupan Kas
Dalam rangka implementasi transaksi non tunai pada penerimaan dan
pengeluaran daerah, bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran tidak
diperkenankan mengelola uang dalam bentuk tunai kecuali diatur melalui
ketentuan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran baik secara langsung maupun
tidak langsung dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborong dan
penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/ pekerjaan/ penjualan serta
membuka rekening/ giro pos atau penyimpanan uang pada suatu bank atau lembaga
lainnya atas nama pribadi.
Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran bertanggung jawab secara
pribadi atas pengelolaan yang menjadi tanggungjawabnya.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Penunjukan Bendahara harus memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Berstatus pegawai negeri sipil (PNS).
2. Serendah rendahnya golongan II/ a.
3. Diutamakan yang telah mengikuti kursus bendaharawan daerah.
4. Ditetapkan dengan keputusan Bupati atas usul dari Kepala SKPD.
Adapun pola ketenagaan yang ada di unit pemeriksa kesehatan haji Puskesmas Tegalsari
saat ini adalah sebagai berikut :
Pola Ketenagaan Bendahara Pengeluaran Pembantu UPTD Puskesmas Tegalsari
Kualifikasi
No Nama Status
Status Pendidikan Pelatihan
1 Ahmad Guna PNS D3 Perawat - Bendahara
Gigi Pengeluaran
Pembantu
2 Indri Sriwahyuni PNS D3 - Pengelola BOK
Keperawatan
3 Nuryanto PNS DIII - Koordinator
Keperawatan Rawat Inap

Untuk Puskesmas Tegalsari, Jumlah tenaga sudah cukup, namun perlu peningkatan
kompetensi pelatihan.
B. Distribusi Ketenagaan Bendahara Pengeluaran Pembantu
Distribusi Ketenagaan Bendahara Pengeluaran Pembantu UPTD Puskesmas Tegalsari
Puskesmas RTL
No Jenis Tenaga
Wajib Ada Kekurangan
1 Administrasi 1 0 0 Koordinasi
Pengadaan Tenaga
Administrasi
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Gedung Puskesmas Tegalsari

B. Standar Fasilitas Bendahara Pengeluaran Pembantu Puskesmas Tegalsari


Ketersediaan peralatan sangat menentukan terselenggaranya kegiatan bendahara
pengeluaran pembantu yang optimal, efektif dan efisien di Puskesmas.
STANDAR PERALATAN
No Uraian
ADA BELUM ADA
1 Laptop √
2 Printer √
3 ATK √
BAB IV
TATALAKSANA KEGIATAN DANA OPERASIONAL PUSKESMAS

A. Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan ini direncanakan dilaksanakan selama 12 bulan yakni mulai bulan Januari s/d
Desember 2022
B. Pelaksana kegiatan ini terdiri dari :
1. Pihak ke 3 atau Rekanan penjual/ Pengada barang dan jasa serta modal untuk
Puskesmas Tegalsari
2. UPTD Puskesmas Tegalsari
C. Penanggungjawab Kegiatan
Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi selaku
Pengguna Anggaran.
D. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
UPTD Puskesmas Tegalsari Jln. Raya Kyai Syafaat - Tegalrejo-Tegalsari- Banyuwangi
BAB V
LOGISTIK

Manajemen Logistik adalah suatu pengetahuan atau seni serta proses mengenai
perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan serta penghapusan
material. Tujuan dari manajemen logistik adalah tersedianya bahan setiap saat dibutuhkan, baik
mengenai jenis, jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara efisien. Manajemen logistik
kegiatan Dana Operasional Puskesmas UPTD Puskesmas Tegalsari adalah sebagai berikut :
A. Perencanaan
Perencanaan kegiatan DOP, BOK dan Rawat inap melalui perencanaan terstruktur dalam
Perencanaan Tingkat Pertama Puskesmas Tegalsari. Anggaran setiap tahun akan ditetapkan
Pagu indikatif dari Dinas Kesehatan untuk disesuaikan dengan kebutuhan Puskesmas
Tegalsari yang telah direncanakan sebelumnya sesuai RUK.
B. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan DOP sesuai DPA dan Anggaran Kas, dan evaluasi kegiatan BOK dan
Rawat Inap sesuai DPA dan Anggaran Kas.
C. Pertanggungjawaban
Fungsi berikutnya adalah pertanggungjawaban pembukuan sesuai dengan pelaporan yang
diwajibkan.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Keselamatan sasaran adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam
sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui pratik yang terbaik untuk mencapai luaran
yang optimum. (The Canadian Patient Safety Dictionary, October 2003).
Tujuan keselamatan sasaran adalah terciptanya budaya keselamatan sasaran kegiatan
DOP, menurunnya KTD (kejadian tidak diharapkan), serta terlaksananya program - program
pencegahan, sehingga tidak terjadi pengulangan KTD (kejadian tidak diharapkan).
Sasaran keselamatan sasaran kegiatan DOP sebagaimana dimaksud meliputi tercapainya
hal-hal sebagai berikut :
1) Ketepatan identifikasi sasaran;
Identifikasi sasaran kegiatan yang akan menerima kegiatan DOP sesuai DPA dan
Anggaran Kas yang telah disusun.
2) Peningkatan komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh sasaran kegiatan DOP
akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan keselamatan sasaran.
Evaluasi di akhir pelayanan DOP dilakukan untuk memastikan sasaran sesuai DPA dan
Angaran Kas.
3) Peningkatan keamanan sarana kegiatan DOP
Memantau DPA dan Anggaran Kas masing masing kegiatan
4) Kepastian tepat-lokasi, tepat-metoda, tepat-sasaran
Menyusun dan menerapkan standar operasional prosedur (SOP) kegiatan DOP
5) Pengurangan risiko psikososial terkait kegiatan DOP.
Resiko psikososial seperti kelelahan, ketakutan dan stress akibat kegiatan DOP dapat
diminimalkan dengan koordinasi secara terarah dengan Kepala SKPD dan Dinas
Kesehatan.
6) Pengurangan risiko dana belum terserap
Melaksanakan kegiatan sesuai DPA satu bulan sebelum klaim dilakukan.
Sistem Keselamatan Sasaran kegiatan DOP dilakukan dengan melakukan assesment resiko,
identifikasi resiko, dampak dan menyusun implementasi solusi untuk mengendalikan atau
meminimalkan timbulnya resiko.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan


bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus dilaksanakan di semua tempat kerja,
khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit
atau mempunyai karyawan sedikitnya 10 orang. Jika memperhatikan dari isi pasal diatas, maka
jelaslah bahwa Puskesmas termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman
bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung
yang bekerja di Puskesmas, tetapi juga terhadap pasien maupun pengunjung Puskesmas.
Risk Assesment melakukan identifikasi potensi bahaya atau faktor risiko dan dampak
atau akibatnya. Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan,
meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu   (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem
kegiatan  teknis yang bersifat rutin yang dirancang  untuk mengukur dan menilai mutu produk
atau jasa yang diberikan kepada sasaran.  Pengendalian mutu pada unit pelayanan pemeriksaan
kesehatan jemaah haji UPTD Puskesmas Tegalsari diperlukan agar terjaga kualitasnya sehingga
memuaskan masyarakat sebagai sasaran. Penjaminan mutu pelayanan kesehatan dapat
diselenggarakan melalui berbagai model manajemen kendali mutu. Salah satu model manajemen
yang dapat digunakan adalah model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan
pengembangan berkelanjutan.
Pada setiap tahap kegiatan disusun standar operasional prosedur (SOP) untuk menjamin
pelaksanaan kegiatan yang sesuai standar pelayanan. Evaluasi dan rencana tindak lanjut
dilaksanakan untuk mengatasi adanya kesenjangan antara perencanaan dan hasil kegiatan. Hasil
kegiatan didokumentasikan secara periodik.
BAB IX
PENUTUP

Demikianlah pedoman internal kegiatan Dana Operasional Puskesmas (DOP) dibuat


untuk bisa dilaksanakan dalam Tahun angaran 2022. Hal hal yang belum diatur dalam Buku
Pedoman ini sepanjang menyangkut kegiatan DOP, akan diatur lebih lanjut.
Pedoman pelayanan pemeriksaan kesehatan UPTD Puskesmas Tegalsari ini
menyampaikan hasil kajian tentang ketenagaan, sarana dan pengendalian mutu pelayanan agar
unit pelayanan pemeriksaan kesehatan dapat menjalankan fungsinya secara optimal, dikelola
dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses pelayanan maupun sumber daya yang digunakan.

Tegalsari, 01 Januari 2022


Mengetahui
Kepala Puskesmas Tegalsari Bendahara Pengeluaran Pembantu

AHMAD GUNA EKA WIJAYA


dr. ROHMAH EL YUNUSIYAH
NIP. 19700922 200801 2 016 NIP.19830602 200604 1 003

Anda mungkin juga menyukai