Tugas Besar Desain Pondasi
Tugas Besar Desain Pondasi
.
KATA PENGANTAR
DESAIN PONDASI 1
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
DESAIN PONDASI 2
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................i
BAB I. PENDAHULUAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN.........................................................................i
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Sejarah...........................................................................................................2
C. Landasan teori...............................................................................................3
BAB II DESAIN PONDASI TELAPAK
1.1 Perhitungan penulangan pondasi bujur sangkar.......................................4
1.2 Perhitungan penulangan pondasi kombinasi.............................................5
1.3 Perhitungan penurunan pondasi bujur sangkar ........................................6
BAB III
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
DESAIN PONDASI 3
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya zaman, dalam pengerjaa pondasi manapun semakin
maju, sehingga berbagai jenis pondasi dapat dihasilkan untuk dapat diaplikasikan di
berbagai bidang sesuai dengan kegunaannya. Hal ini tentu sangat membantu manusia
untuk mendapatkan bahan yang dapat digunakan untuk membuat peralatan dan struktur
yang mempunyai daya tahan tinggi.
Misalnya untuk membuat pondasi dengan batu bata ataupun menggunakan pondasi
telapak yang dapat menopang beban dengan kuat serta mempunyai metode sendiri
tentang bagaimana merancang sebuah pondasi. mengingat hal tersebut dapat membantu
mengurangi ketergantungan manusia untuk menggunakan pondasi sebagai bahan dalam
membuat dasar pondasi.
DESAIN PONDASI 4
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
BAB. 1
LANDASAN TEORI
Pengertian Pondasi dan Jenis-jenis Pondasi
Pengertian Pondas i yang dimaksud disini adalah suatu jenis kontruksi yang menjadi
dasar dan pondas i ini berfungsi sebagai penopang bangunan yang ada di atasnya
dan ini bertujuan untuk diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah.
Namun terdapat juga pengertian pondasi yang lain yang mengatakan bahwa pondasi
adalah kontruksi yang telah diperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal inzi dapat
menjamin keseimbangan dan kestabilan bangunan terhadap berat yang akan
dibebankan pada pondasi tersebut . Setelah kita mengetahui pengertian dari pondasi
tersebut, mari kita lihat Jenis-jenis Pondasi yang perlu diketahui. Mengapa hal ini
begitu penting bagi Anda ? Mungkin Anda adalah seorang developer yang ingin
membangun rumah atau ruko di tanah yang telah Anda beli sebagai contoh tanah
kavling tentu jenis-jenis pondasi tersebut perlu Anda ketahui. Hal ini pastinya perlu
menjadi pengetahuan Anda jika Anda memiliki tanah yang ingin Anda jual.
Jenis-jenis Pondasi
DESAIN PONDASI 5
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Pondasi tiang batu kali merupakan jenis pondasi yang digunakan untuk jenis-jenis
bangunan yang sederhana, biasanya jenis pondasi ini digunakan untuk jenis
bangunan yang berlantai satu , dimana tanah tersebut merupakan jenis kondisi yang
keras yang terletak sangat dekat ditambah lagi tanah tersebut susah digali karena
kondisinya berbatuan.
DESAIN PONDASI 6
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
DESAIN PONDASI 7
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Pondasi Telapak apa itu pondasi telapak ? Pondasi telapak merupakan pondasi yang
sering digunakan untuk bangunan-bangunan yang bertingkat. Jenis pondasi telapak
ini yang digunakan pada jenis-jenis bangunan yang sederhana misalnya jenis
bangunan yang satu lantai. Karena jenis pondasi satu lantai bisa menggunakan jenis
pondasi seperti batu kali atau batu bata.
5. Pondasi Sumuran
DESAIN PONDASI 8
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Pondasi. Bangunan adalah kontruksi yang paling terpenting pada suatu bangunan.
Karena pondasi berfungsi sebagai “penahanan seluru beban (hidup dan mati) yang
berada di atas atasnya dan gayagaya dari luar”Pondasi merupakan bagian dari
struktur yang berfungsi meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung
dibawahnya. Dalam struktur apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh
berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus disalurkan ke dalam suatu lapisan
pendukung dalam hal ini adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut. Beton
bertulang adalah material yang paling cocok sebagai pondasi untuk struktur beton
bertulang maupun bangunan baja, jembatan, menara, dan struktur lainnya. Beban
dari kolom yang bekerja pada pondasi ini harus disebar ke permukaan tanah yang
cukup luas sehingga tanah dapat memikul beban dengan aman. Jika tegangan tekan
melebihi tekanan yang diizinkan, maka dapat menggunakan bantuan tiang pancang
untuk membantu memikul tegangan tekan pada dinding dan kolom pada struktur.
DESAIN PONDASI 9
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
8. Pondasi dan konstruksinya harus memenuhi syarat standar untuk perlindungan
lingkungan
Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah
maka jenis pondasinya adalah pondasi dangkal.(misal: pondasi jalur, pondasi telapak atau
pondasi strauss).
Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah permukaan
tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang minipile, pondasi sumuran atau pondasi
bored pile.
Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah
maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile.
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
tahun 1983 adalah;
1. PONDASI DANGKAL
DESAIN PONDASI 10
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
DESAIN PONDASI 11
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Pondasi Umpak
Pondasi ini diletakan diatas tanah yang telah padat atau keras. Sistem dan jenis pondasi ini
sampai sekarang terkadang masih digunakan, tetapi ditopang oleh pondasi batu kali yang berada
di dalam tanah dan sloof sebagai pengikat struktur, serta angkur yang masuk kedalam as umpak
kayu atau umpak batu dari bagian bawah umpaknya atau tiangnya. Pondasi ini membentuk
rigitifitas struktur yang dilunakkan, sehingga sistim membuat bangunan dapat menyelaraskan
DESAIN PONDASI 12
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
goyangan goyangan yang terjadi pada permukaan tanah, sehingga bangunan tidak akan patah
pada tiang-tiangnya jika terjadi gempa
Pondasi Plat Beton Lajur
Pondasi plat beton lajur adalah pondasi yang digunakan untuk mendukung sederetan kolom
Pondasi plat beton lajur sangat kuat, sebab seluruhnya terdiri dari beton bertulang dan harganya
lebih murah dibandingkan dengan pondasi batu kali. Ukuran lebar pondasi lajur ini sama dengan
lebar bawah dari pondasi batu kali, yaitu 70 Cm. Sebab fungsi pondasi plat beton lajur adalah
pengganti pondasi batu kali. berjarak dekat dengan telapak, sisinya berhimpit satu sama lain
2. PONDASI DALAM
Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan permukaan tanah dengan kedalam tertentu dimana
daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi permukaan tanah,
pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan
tanah. Pondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi tiang pancang, dinding pancang dan
caissons atau pondasi kompensasi . Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke
lapisan yang lebih dalam untuk mencapai kedalam yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang
mendukung daya beban strutur bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat
permukaan tanah dapat dihindari. Apabila lapisan atas berupa tanah lunak dan terdapat lapisan
tanah yang keras yang dalam maka dibuat pondasi tiang pancang yang dimasukkan ke dalam
sehingga mencapai tanah keras (Df/B >10 m), tiang-tiang tersebut disatukan oleh poer/pile cap.
Pondasi ini juga dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup lebar (jarak antar kolom
6m) dan bangunan bertingkat. Yang termasuk didalam pondasi ini antara lain pondasi tiang
pancang, (beton, besi, pipa baja), pondasi sumuran, pondasi borpile dan lain-lain. Jenis-jenis
pondasi dalam adalah sebagai berikut.
Pondasi Tiang Pancang
Pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya saja yang membedakan bahan dasarnya. Tiang
pancang menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah dengan
menggunakan mesin pemancang. Karena ujung tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh
karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran. Pondasi tiang pancang
dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma
DESAIN PONDASI 13
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam. Bahan untuk
pondasi tiang pancang adalah : bamboo, kayu besi/ kayu ulin, baja, dan beton bertulang.
Pondasi Piers (dinding diafragma)
Pondasi piers adalah pondasi untuk meneruskan beban berat struktural yang dibuat dengan
cara melakukan penggalian dalam, kemudian struktur pondasi pier dipasangkan kedalam galian
tersebut. Satu keuntungan pondasi pier adalah bahwa pondasi jenis ini lebih
murah dibandingkan dengan membangun pondasi dengan jenis pondasi menerus, hanya
kerugian yang dialami adalah jika lempengan pondasi yang sudah dibuat mengalami kekurangan
ukuran maka kekuatan jenis pondasi tidak menjadi normal. Pondasi pier standar dapat dibuat
dari beton bertulang pre cast. Karena itu, aturan perencanaan pondasi pier terhadap balok beton
diafragman adalah mengikuti setiap ukuran ketinggian pondasi yang direncanakan. Pondasi
pier dapat divisualisasikan sebagai bentuk tabel , struktur adalah sistem kolom vertikal
yang terbuat dari beton bertulang ditempatkan di bawah bangunan yang ditanamkan dibawah
tanah yang sudah digali. Lempengan beton diafragma ini mentransfer beban
bangunan terhadap tanah. Balok dibangun di atas dinding diafragma vertikal (pondasi pier)
yang menahan dinding rumah atau struktur. Banyak rumah didukung sepenuhnya dengan jenis
pondasi ini, dimana beton yang dipasang juga berguna sebagai dinding pada ruang bawah tanah,
dimana ruang tersebut digunakan sebagai gudang penyimpanan atau taman. Beton pondasi pier
biasanya dibuat dalam bentuk pre cast dalam berbagai ukuran dan bentuk, dimana sering
dijumpai dalam bentuk persegi memanjang dengan ketinggian sesuai dengan ukuran kedalaman
yang diperlukan. Tapi beton dapat juga dibuat dalam bentuk bulatan. Setelah beton
bertulang cukup kering kemudian di masukkan ke dalam tanah yang sudah digali dan disusun
secara bersambungan. Setelah tersusun dengan baik kemudian baru dilanjutkan dengan
konstruksi di atasnya.
Pondasi bor pile adalah bentuk pondasi dalam yang dibangun di dalam permukaan tanah, pondasi
di tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang dengan
sistim pengeboran atau pengerukan tanah. Setelah kedalaman sudah didapatkan kemudian
pondasi pile dilakukan dengan pengecoran beton bertulang terhadap lobang yang sudah di bor.
DESAIN PONDASI 14
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Sisitim pengeboran dapat dialakukan dalam berbagai jenis baik sistim maual maupun sistim
hidrolik. Besar diameter dan kedalaman galian dan juga sistim penulangan beton bertulang
didesain berdasarkan daya dukung tanah dan beban yang akan dipikul. Fungsional pondasi ini
juga hampir sama pondasi pile yang mana juga ditujukan untuk menahan beban struktur
melawan gaya angkat dan juga membantu struktur dalam melawan kekuatan gaya lateral dan
gaya guling
Yang dimaksud dengan pondasi adalah bangunan yang dapat menahan berbagai
macam beban, baik horizontal maupun vertikal dalam kondisi stabil. Adapun tujuannya
yaitu untuk menahan beban-beban yang terjadi sehingga menghasilkan kestabilan
konstruksi.
DESAIN PONDASI 15
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
sendiri. Adapun ukuran lebar bagian bawah biasanya disesuaikan dengan berat beban di
atasnya. Tetapi standar umum yang dipakai biasanya berkisar antara 70-80 cm.
Daya dukung tanah lebih besar dari tegangan tanah yang terjadi. Ketahanan beton
pondasi cukup kuat atau lebih besar dari gaya geser 1 arah dan 2 arah, serta daya dukung
pondasi aman terhadap beban yang bekerja (Pu > Pu,k). Sehingga pondasi dengan ukuran
(1,30 x 1,60) m dengan tebal = 0,3 m bisa untuk diaplikasikan.
Tulangan pondasi didesain :
Sejajar Arah Panjang : D13 – 139 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka
jumlahnya ada = 11 buah)
Arah melintang (di jalur pusat) : D13 – 164 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah,
maka jumlahnya ada = 9 buah)
- Arah Tepi (kanan) : D13 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka
jumlahnya ada = 1 buah)
- Arah Tepi (kiri) : D13 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya
ada = 1 buah)
Mungkin sobat bingung dengan format penulisan penulangan diatas, biar tidak bingung,
sobat klik tab sheet “Desain Tulangan”. (Lihat hasil penulangannya dalam bentuk
grafik)
7. Sekarang kita cek panjang penyaluran tegangan tulangan, untuk itu klik tab sheet
“Hasil Perhitungan”. Geser scroll mouse ke bawah sampai di halaman 9
Perhatikan notasi yang saya beri kotak warna biru, didalamnya ada kotak yang berwarna
orange. Kotak tersebut adalah kotak input data yang harus di isi untuk mengetahui
panjang tegangan tulangan yang terjadi.
Adapun penjelasan notasi tersebut diatas adalah sebagai berikut :
α = Faktor lokasi penulangan
- 1,3 jika tulangan berada diatas beton setebal ≥ 300 mm
- 1,0 untuk tulangan lain
(karena beton segar dibawah tulangan (selimut beton) adalah = 75 mm, maka α = 1)
DESAIN PONDASI 16
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
c = Spasi antar tulangan atau dimensi selimut beton (diambil nilai terkecil)… (mm)
( c = 75 mm)
Catatan :
Penjelasan secara lengkap mengenai notasi2 ini, sobat bisa merujuk ke SNI 03-2847,
pasal 14.2.3
Karena panjang penyaluran λd = 267,90 < 300, maka tidak memenuhi persyaratan, untuk
itu tulangan diganti dengan diameter 16 mm (D16).
Sehingga λd = 329,72 > 300… (Ok!)
Oleh karena terjadi perubahan pada rencana ukuran batang tulangan, maka hitungan dan
hasil desain tulangan secara keseluruhan berubah.
Berikut adalah hasil desain setelah terjadi perubahan ukuran tulangan (lihat gambar
bawah) :
Rencana dimensi pondasi = (1,30 x 1,60) m, tebal = 30 cm
Penulangan pondasi :
Sejajar Arah Panjang : D16 – 211 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka
jumlahnya ada = 8 buah)
Arah melintang (di jalur pusat) : D16 – 254 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah,
maka jumlahnya ada = 6 buah)
- Arah Tepi (kanan) : D16 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka
jumlahnya ada = 1 buah)
- Arah Tepi (kiri) : D16 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya
ada = 1 buah)
Untuk kemudahan dilapangan, maka tulangan dipasang sebagai berikut :
DESAIN PONDASI 17
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
A. Macam-Macam Pondasi
Pondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi bangunan. Fungsi pondasi adalah
meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah yang berada di bawah pondasi dan tidak melampaui
kekuatan tanah yang bersangkutan. Apabila kekuatan tanah dilampaui, maka penurunan yang
berlebihan atau keruntuhan dari tanah akan terjadi, kedua hal tersebut akan menyebabkan
a. Pondasi harus mempunyai bentuk, ukuran dan struktur sedemikian rupa sehingga tanah dasar
a. Struktur pondasi harus cukup kuat sehingga tidak pecah akibat gaya yang bekerja.
DESAIN PONDASI 18
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Pemilihan jenis pondasi yang akan digunakan sebagai struktur bawah dipengaruhi oleh berbagai
faktor antara lain kondisi tanah dasar, beban yang diterima pondasi, peraturan yang berlaku, biaya,
kemudahan pelaksanaannya
dan sebagainya. Berdasarkan elevasi kedalamannya, maka pondasi dibedakan menjadi pondasi
dangkal (shallow foundation) dan pondasi dalam (deep foundation) (Das, 1998).
(mendistribusikan) beban bangunan ke lapisan tanah keras yang berada relatif dekat dengan
permukaan tanah.
Pada awalnya, yang dikategorikan pondasi dangkal adalah pondasi yang memiliki kedalaman
(Df) lebih kecil atau sama dengan dimensi lebar pondasi (B). Namun dalam perkembangannya,
pondasi masih dianggap dangkal meskipun kedalaman pondasi mencapai tiga (3) sampai empat
beban konstruksi ke lapisan tanah keras yang berada jauh dari permukaan tanah. Suatu pondasi
dapat dikategorikan sebagai pondasi dalam apabila perbandingan antara kedalaman dengan lebar
Pondasi tipe ini memakai pile berupa tiang pancang, sheet pile, dll. Pekerjaan pondasi tipe
ini membutuhkan bantuan crane dan hammer pile untuk mendesakkan pile ke dalam tanah.
DESAIN PONDASI 19
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
c. Pondasi caisson
Pada Tugas Akhir ini, Penulis akan memfokuskan pembahasan tentang pondasi dangkal. Adapun
beberapa jenis pondasi dangkal yang dikenal diantaranya pondasi telapak, pondasi cakar ayam, dan
pondasi rakit.
1. Pondasi Telapak
Pondasi telapak ialah pelebaran alas kolom atau dinding dengan tujuan untuk meneruskan beban
pada tanah suatu tekanan yang sesuai dengan sifat-sifat tanah yang bersangkutan. Pondasi
telapak yang mendukung kolom tunggal disebut telapak kolom individual, telapak tersendiri atau
telapak sebar. Pondasi telapak di bawah suatu dinding disebut telapak dinding atau telapak
menerus. Apabila sebuah pondasi telapak mendukung beberapa kolom disebut telapak gabungan.
Bentuk khusus dari telapak gabungan yang umumnya digunakan apabila salah satu kolomnya
DESAIN PONDASI 20
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
tertanam di dalam tanah. Posisi pipa-pipa ini menggantung pada bagian bawah pelat. Hubungan
antara pipa-pipa dengan pelat beton dibuat monolit. Kerjasama sistem yang terdiri dari pelat-
cakar tanah ini, menciptakan pelat yang lebih kaku dan lebih tahan terhadap beban dan pengaruh
penurunan tidak seragam. Pondasi sistem cakar ayam ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo
pada tahun 1961. Secara umum perkerasan cakar ayam terdiri dari pelat tipis beton bertulang
tebal 10-17 cm yang diperkaku dengan pipa-pipa beton (cakar) berdiameter 120 cm, tebal 8 cm,
dan panjang pipa 150-200 cm, yang tertanam pada lapisan subgrade, dengan jarak pipa-pipa
berkisar 2,02,5m. Di bawah pelat beton, terdapat lapisan lean concrete setebal ± 10 cm (terbuat
dari beton mutu rendah) dan lapisan sirtu setebal ± 30 cm yang berfungsi, terutama sebagai
DESAIN PONDASI 21
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
perkerasan sementara selama masa pelaksanaan dan agar permukaan subgrade dapat rata
sehingga pelat beton cakar ayam dapat dibuat di atasnya. Pipa-pipa beton tersebut disebut cakar.
Sistem cakar ayam telah banyak diaplikasikan pada berbagai macam bangunan, seperti pondasi
menara transmisi tegangan tinggi, bangunan gedung bertingkat, power stasion, kolam renang,
gudang dan hanggar, jembatan, menara bandara (runway, taxi way, dan apron) , perkerasan jalan
Cakar Ayam Prof. Sediyatmo. Pengembangan yang telah dilakukan didasarkan pada
evaluasihasilhasil penelitian yang dilakukan secara intensif sejak tahun 1990 oleh tim
DESAIN PONDASI 22
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
1. Perubahan bahan cakar yang semula dibuat dari bahan pipa beton diameter 1 ,20 m,
panjang 2 m dan teba1 8 cm, digantikan dengan pipa baja yang sangat ringan (berat
sekitar 35 kg) dengan tebal 1 ,4 mm, diameter berkisar 0,60 - 0,80 m dan panjang 1 ,0 - 1
,2 m. Pipa baja ini harus galvanized dan dilapisi dengan bahan pelindung anti karat.
Sistem Cakar Ayam yang baru ini, yang kemudian disebut Sistem
Cakar A yam Modifikasi (CAM), dan telah dipatentkan oleh Prof. Ir. Bambang Suhendro,
M.Sc, Ph.D., Dr. Ir. Hary Christady Hardiyatmo, M.Eng., DEA., Ir. Maryadi Darmokumoro.
berat satuan tanah (kN/m3) λ = konstanta tanah yang tergantung pada sudut geser
DESAIN PONDASI 23
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Beban yang bekerja di atas pelat pondasi cakar ayam akan menimbulkan suatu momen yang harus
diimbangi oleh momen lawan dari pipa yang ada dalam jalur melintang pelat yang ditinjau,
M = q.a.L . ½L ...................................................................................(3)
m = 1/3 h3.γ.λ.b ...................................................................................(4)
Dengan:
M = momen akibat beban (kNm) L = lebar pelat (m) q = tekanan
(m)
yang merupakan perpaduan pondasi pelat beton pipih menerus yang diisi dengan perbaikan tanah
sehingga menjadi satu kesatuan komposit konstruksi beton bertulang. Kombinasi ini
menghasilkan kerja sama timbal balik yang saling menguntungkan sehingga membentuk sebuah
pondasi yang memiliki kekakuan jauh lebih tinggi dibandingkan pondasi dangkal lainnya.
Laba ditemukan oleh Ir. Ryantori dan Ir. Soetjipto, pada tahun 1975. Konstruksinya terdiri dari
pelat beton tipis bermutu K-225 berukuran 1015 cm yang dibawahnya dikakukan oleh rib–rib
tegak yang tipis dan relatif tinggi, biasanya, 50-150 cm. Penempatan rib–rib diatur sedemikian
rupa sehingga dari atas kelihatan membentuk petak–petak segitiga, sedangkan rongga–rongga di
bawah pelat dan diantara rib–rib diisi dengan tanah/pasir yang dipadatkan lapis demi lapis
(Hastomo, 2014).
DESAIN PONDASI 24
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Tangki penyimpanan yang terletak di atas permukaan tanah. Tangki penyimpanan ini bisa berada
b. underground tank
Jenis tangki penyimpanan ini mempunyai kelemahan, yaitu terdapat vapor space antara
ketinggian cairan dengan atap. Jika vapor space berada pada keadaan mudah terbakar , maka
akan terjadi ledakan. Oleh karena itu fixed cone roof tank dilengkapi dengan vent untuk
mengatur tekanan dalam tangki sehingga mendekati atmosfer. Jenis tangki ini biasanya
digunakan untuk menyimpan kerosene, air, solar. Terdapat dua jenis tipe cone roof
yaitu :
DESAIN PONDASI 25
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
a). a supported cone roof yang mana pelat atap di dukung oleh rafter pada girder dan kolom
b). a self-supporting cone roof merupakan atap tanpa penyangga dimana atap lansung di
Biasanya digunakan untuk menyimpan minyak mentah dan premium. Keuntungannya yaitu tidak
terdapat vapour space dan mengurangi kehilangan akibat penguapan. Floating roof tank terbagi
menjadi dua, yaitu external floating roof dan internal floating roof.
D. Tanah
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat ( butiran ) mineral–mineral padat yang
tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah
melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong
Tanah adalah pondasi pendukung suatu bangunan, atau bahan konstruksi dari bangunan itu sendiri
seperti tanggul atau bendungan, atau terkadang sebagai sumber penyebab gaya luar pada bangunan,
seperti tembok/donding penahan tanah. Namun tidak semua tanah mampu mendukung konstruksi.
Hanya tanah yang mempunyai stabilitas baik yang mampu mendukung konstruksi yang besar.
Sedangkan tanah yang kurang baik harus distabilisasi terlebih dahulu sebelum dipergunakan sebagai
pondasi pendukung.
DESAIN PONDASI 26
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Tipe bentuk pondasi yang paling cocok untuk suatu bangunan tergantung pada beberapa faktor;
fungsi bangunan dan beban yang harus dipikul, kondisi permukaan serta biaya pondasi dibanding
dengan biaya bangunan. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan pondasi
dangkal antara lain bahwa elevasi dasar pondasi harus di bawah (Budi, 2011):
1. batas beku tanah yang mungkin terjadi pada musim dingin (untuk negara yang mempunyai 4
musim),
2. zona yang berpotensi mengalami perubahan volume yang besar akibat perubahan kadar air di
Jenis-jenis pondasi yang sesuai dengan keadaan tanah pondasi yang bersangkutan (Sosrodarsono dan
a. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah
permukaan tanah, dalam hal ini pondasinya adalah pondasi telapak (spread foundation).
b. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter di bawah permukaan
tanah, dalam hal ini dipakai pondasi tiang atau pondasi tiang apung (floating pile foundation)
untuk memperbaiki tanah pondasi. Jika memakai tiang , maka tiang baja atau tiang beton yang
c. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 meter di bawah permukaan
tanah, dalam hal ini tergantung dari penurunan (settlement) yang diizinkan. Apabila tidak boleh
DESAIN PONDASI 27
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
terjadi penurunan, biasanya digunakan pondasi tiang pancang (pile driven foundation). Tetapi
bila batu besar (cobble stones) pada lapisan antara, pemakaian kaison lebih menguntungkan.
d. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter di bawah permukaan
tanah, biasanya dipakai kaison terbuka, tiang baja atau tiang yang dicor di tempat. Tetapi
apabila tekanan atmosfer yang bekerja ternyata kurang dari 3 kg/cm 2 digunakan juga kaison
tekanan.
e. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman lebih dari 40 meter di bawah permukaan
tanah, dalam hal ini yang paling baik adalah tiang baja dan tiang beton yang dicor di tempat.
1. Menentukan jumlah beban efektif yang akan ditransfer ke tanah di bawah pondasi. Untuk
perancangan tulangan, perlu ditentukan besarnya beban mati dan beban hidup dan beban-beban
tersebut harus dikalikan factorfaktor pengali tertentu menurut peraturan yang berlaku.
2. Menentukan nilai kapasitas dukung ijin (q a). Luas dasar pondasi, secara pendekatan ditentukan
dari pondasinya, yaitu dengan menghitung momenmomen lentur dan gaya-gaya geser yang
DESAIN PONDASI 28
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
F. Pembebanan
Besar dan macam beban yang bekerja pada struktur sangat tergantung dari jenis struktur. Berikut ini
akan disajikan jenis-jenis beban, data beban serta faktor-faktor dan kombinasi pembebanan sebagai
perhitungan struktur.
1. Beban Mati (Dead Load)
Beban mati merupakan beban yang bekerja akibat gravitasi yang bekerja tetappada posisinya
secara terus menerus dengan arah ke bumi tempat struktur didirikan. Yang termasuk beban mati
adalah berat struktur sendiri dan juga semua benda yang tetap posisinya selama struktur berdiri.
barang-barang yang dapat berpindah, mesin dan peralatan lain yang dapat digantikan selama
umur gedung.
oleh selisih dalam tekanan udara. Beban angin ditunjukan dengan menganggap adanya tekanan
positip dan tekanan negatif (isapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang–bidang yang ditinjau.
Besarnya tekanan positif dan tekanan negatif ini dinyatakan dalam kg/m 2, ditentukan dengan
mengalikan tekanan tiup yang telah ditentukan dengan koefisien–koefisien angin yang telah
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Rumah dan Gedung (SNI – 03 – 1726 – 2002), dinyatakan
sebagai berikut :
V= .....................................................................................(5)
Dimana :
V = beban gempa dasar nominal ( beban gempa rencana ) ( kN )
DESAIN PONDASI 29
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
dari segi struktur pondasi maupun bangunan di atasnya tanpa terjadi keruntuhan geser. Daya
dukung batas (ultimate bearing capacity) adalah daya dukung terbesar dari tanah. Daya dukung
ini merupakan kemampuan tanah untuk mendukung beban dengan asumsi tanah mulai mengalami
keruntuhan. Besar daya dukung yang diijinkan sama dengan daya dukung batas dibagi angka
keamanan.
Analisis kapasitas dukung (bearing capacity) mempelajari kemampuan tanah dalam mendukung
beban pondasi dari struktur yang terletak di atasnya. Kapasitas dukung menyatakan tahanan
geser tanah untuk melawan penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang dapat
dikerahkan oleh tanah di sepanjang bidang-bidang gesernya. Analisis kapasitas dukung tanah
dilakukan dengan menganggap bahwa tanah berkelakuan sebagai bahan yang bersifat plastis.
DESAIN PONDASI 30
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Coulomb:
= +
tg ∅.....................................................................................(6)
dengan : τ = tahanan geser tanah (kN/m2)
c = kohesi tanah (kN/m2) ϕ = sudut gesek
a. Pondasi Telapak
Kapasitas daya dukung pondasi telapak dapat dihitung dengan beberapa persamaan,
sγ.dγ.0,5.B.γ.Nγ .............................(7) N
c c c q q f q
. ∅ ...........................................................(8)
= e tan 45 +
Ø ..................................................................(10) s = 1 + tan
Ø ................................................................................
(11) s
..................................................................................(12)
s = 1 – 0,4 .
( / ) ...........................................................................(13)
...........................................................................(15)
dengan:
qult = kapasitas dukung ultimit (kN/m2) c = kohesi tanah
(kN/m2)
DESAIN PONDASI 31
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
......................................................................(17)
N ............................................................................(18)
N − 1 ......................................................................(19) a
.......................................................................(20)
Df = kedalaman pondasi ( m )
Bentuk Pondasi
Faktor Koreksi
Menerus Bundar Bujur Sangkar
sc 1,0 1,3 1,3
sγ 1,0 0,6 0,8
Sumber : Bowles, 1992
DESAIN PONDASI 32
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
2. Penurunan/Settlement
Penurunan (settlement) pondasi yang terletak pada tanah berbutir halus yang jenuh dapat dibagi
menjadi 3 komponen, yaitu penurunan segera, penurunan primer, dan penurunan sekunder.
Penurunan total adalah jumlah dari ketiga komponen tersebut. Persamaan yang digunakan dalam
menghitung penurunan pondasi (termasuk pondasi telapak, cakar ayam, dan sarang laba-laba)
adalah:
S = Si + Sc + Ss .....................................................................................(34)
Sementara nilai daya dukung ijin pada konstruksi sarang laba -laba
dengan,
S = penurunan total ( m )
Si = penurunan segera ( m )
Sc = penurunan konsolidasi primer ( m ) Ss = penurunan
konsolidasi sekunder ( m )
a. Penurunan segera
Penurunan segera adalah penurunan yang dihasilkan oleh distorsi massa tanah yang tertekan,
dan terjadi pada volume konstan. Persamaan penurunan segera atau penurunan elastis dari
pondasi yang terletak di permukaan tanah yang homogen, elastis, isotropis, pada media semi
tak
= (1− )
dengan, ..........................................................................(35)
pondasi (kN/m2)
Ip = faktor pengaruh
Tabel 3. Faktor pengaruh Im menurut Lee dan Ip menurut Schleincher untuk pondasi kaku, dan faktor
pengaruh untuk pondasi fleksibel menurut Terzaghi.
DESAIN PONDASI 34
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Janbu mengusulkan persamaan penurunan segera rata-rata pada beban terbagi rata fleksibel
berbentuk empat persegi panjang dan lingkaran yang terletak pada tanah elastis, homogen, dan
S =µ µ
DESAIN PONDASI 35
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
B = lebar pondasi empat persegi panjang atau diameter lingkaran (m) q = tekanan
dalam stratum yang ditinjau. Pada akhir konsolidasi primer kelebihan tekanan pori mendekati
nol dan perubahan tegangan telah beralih dari keadaan total ke keadaan efektif. Penurunan
tambahan ini disebut penurunan sekunder yang terus berlanjut untuk suatu waktu tertentu.
................................................................(17)
Cc = indeks pemampatan
P’0 = tekanan overburden efektif (kN/m2) e0 = angka pori awal
DESAIN PONDASI 36
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Dalam menentukan jenis, ukuran, dan konstruksi pondasi harus memperhatikan jenis
bangunan, beban bangunan, kondisi tanah, dan faktor-faktor lain yang berpengaruh
secara langsung maupun tidak langsung. Karena fungsi pondasi adalah sebagai perantara
untuk meneruskan beban struktur yang ada di atas muka tanah dan gaya-gaya lain yang
bekerja ke tanah pendukung bangunan tersebut. Dengan demikian, sebaiknya perlu
perhitungan matang dan tidak hanya berdasar kebiasaan setempat. Karena sering ditemui,
banyak yang membuat rumah hanya didasari dari kebiasaan masyarakat.
Sebagai contoh: Sebuah rumah sudah mengalami retak pada dindingnya, padahal
konstruksinya sudah sangat kuat, mulai dari sloof, kolom, dinding, semua menggunakan
konstruksi yang kuat. Tapi ada yang terlupakan, tanah yang dipergunakan untuk
membangun rumah saat ini adalah bekas sawah, sehingga kondisi tanah belum stabil,
sedangkan pondasi yang digunakan adalah pondasi yang biasa digunakan diwilayah
tersebut.
Pondasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.
Pondasi Umpak. Biasanya jenis pondasi ini digunakan pada rumah adat, rumah kayu,
atau rumah tradisional jaman dulu.
Pondasi Batu Bata. Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu bata. Dalam
pemasangannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat menahan berat bangunan yang
ada di atasnya dan meneruskanya ke tanah.
Pondasi Batu Kali. Jenis pondasi yang bahan dasarnya batu kali.
Pondasi bor mini (Strauss Pile)
Pondasi Telapak/ Footplat
Dll
DESAIN PONDASI 37
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam
tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :
1. 1. Fungsi bangunan atas (Uper structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut.
2. 2. Besarnya beban dan berat dari bangunan atas.
3. 3. Kondisi tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan
4. 4. Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas
Seperti yang kita ketahui bahwasanya tipe pondasi cukup banyak macamnya, dan itu
tergantung dari fungsi dan kegunaannya. nah.. salah satu di antara tipe pondasi yang
dapat digunakan adalah pondasi tiang pancang.
Secara umum pemakaian pondasi tiang pancang dipergunakan apabila tanah dasar
dibawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup
untuk memikul berat bangunan dan beban diatasnya, dan juga bila letak tanah keras yang
memiliki daya dukung yang cukup untuk memikul berat dari beban bangunan diatasnya
terletak pada posisi yang sangat dalam.
DESAIN PONDASI 38
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Berpijak dari itu, maka dalam mendesain Pondasi tiang pancang mutlak diperlukan data
data mengenai :
Pondasi tiang pancang hendaknya direncanakan sedemikian rupa sehingga gaya luar yang
bekerja pada kepala tiang tidak melebihi gaya dukung tiang yang diizinkan. Adapun yang
dimaksud dengan gaya dukung tiang yang diizinkan adalah meliputi aspek gaya dukung
tanah yang diizinkan, tegangan pada bahan tiang dan perpindahan kepala tiang yang
diizinkan.
seperti yang sudah disinggung diatas, bahwa jenis dan bahannya kita mengenal tiang
pancang yang terbuat dari kayu, Baja, Beton, atau Komposit (perpaduan dari beberapa
bahan)
DESAIN PONDASI 39
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
salah tapi juga tidak betul, namun supaya tidak terjadi perbedaan yang tajam dalam
perspektif anggapan, maka untuk dianggap sebagai lapisan tanah pendukung yang baik,
dapat digunakan ketentuan sebagai berikut :
- Lapisan non kohesif(pasir, kerikil) mempunyai harga standard penetration test (SPT) N
> 35
- Lapisan kohesif mempunyai harga kuat tekan bebas (Unconfined compression strength)
qu antara 3 s/d 4 Kg/cm2 atau kira-kira N > 15 s/d 20
dari hasil sondir dapat dipakai kira-kira harga perlawanan konis S ≥ 150 kg/cm2 untuk
lapisan non kohesif, dan S ≥ 70 kg/cm2 untuk lapisan kohesif
Pada kenyataan seperti ini praktis daya dukung yang didapat adalah dari gesekan antara
sisi tiang dengan tanah disekelilingnya namun bukan berarti perlawanan diujungnya kita
anggap melempem atau tidak ada, tapi pada kenyataannya tumpuan diujung ini juga
memiliki andil dalam memberikan sumbangan daya dukung walaupun itu kecil.
DESAIN PONDASI 40
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Dikarenakan begitu pentingnya peranan dari pondasi tiang pancang ini, maka, jika dalam
pembuatannya dibandingkan dengan pembuatan pondasi yang lainnya, pondasi tiang
pancang ini mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut :
1. Biaya pembuatannya kemungkinan besar (dengan melihat letak lokasi dan lainnya),
lebih murah bila dikonversikan dengan kekuatan yang dapat dihasilkan.
4. Para pekerja di Indonesia sudah cukup terampil untuk melaksanakan bangunan yang
mempergunakan pondasi tiang pancang.
DESAIN PONDASI 41
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
BAB. II
DESAIN PONDASI TELAPAK
Dalam pekerjaan suatu konstruksi bangunan kita akan banyak menemukan hal-hal menarik pada
saat pembangunan dimulai dari pondasi sampai konstruksi seluruhnya selesai. Beberapa kasus yang
dapat diambil adalah dalam perencanaan pondasi. Faktor jenis tanah, keterbatasan tempat, tipe pondasi,
muka air tanah, serta penurunan tanah.
Struktur pondasi dari suatu bangunan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga proses
pemindahan beban bangunan ke tanah dasar dapat berlangsung dengan baik dan aman. Untuk keperluan
tersebut, pada perencanaan pondasi harus mempertimbangkan beberapa persyaratan, yaitu:
1. Pondasi harus cukup kuat untuk mencegah penurunan (settlement) dan perputaran (rotasi) yang
berlebihan.
2. Tidak terjadi penurunan setempat yang terlalu besar bila dibandingkan dengan penuruna pondasi di
dekatnya.
3. Cukup aman terhadap bahaya longsor.
4. Cukup aman terhadap bahaya guling.
Jenis dan besar-kecilnya ukuran pondasi sangat ditentukan oleh kekuatan/daya dukung tanah
dibawah pondasi tersebut. Sebagai contoh untuk jenis pondasi telapak tunggal, semakin kuat daya dukung
tanah, semakin kecil ukuran pondasi yang direncanakan. Sebaliknya, semakin lemah daya dukung tanah,
semakin besar pula ukuran pondasi yang akan direncanakan. Untuk tanah dengan daya dukung yang
lemah ini, sebaiknya digunakan jenis pondasi lain, misalnya pondasi sumuran atau bahkan digunakan
tiang pancang.
Seperti yang telah dijelaskan diatas sebelumnya, penurunan merupakan faktor yang perlu
mendapat perhatian dan analisis yang serius. Dalam perencanaan pondasi penurunan yang perlu dianalisis
adalah penurunan segera dan penurunan konsolidasi primer. Istilah penurunan digunakan untuk
menunjukkan gerak titik tertentu pada bangunan terhadap titik referensi yang tetap. Jika seluruh
permukaan dibawah bangunan turun secara seragam dan penurunan yang terjadi tidak melebihi batas
aman, maka penurunan tidak membahayakan. Tapi, jika penurunan yang terjadi justru tidak seragam dan
melebihi batas aman, maka ketidakstabilan bangunan perlu dikhawatirkan.
Keterbatasan tempat bisa mempengaruhi tipe pondasi yang akan digunakan. Apakah pondasi
telapak tunggal atau pondasi kombinasi, tergantung situasi dan mana yang lebih efisien terhadap
keterbatasan tempat. Pondasi telapak tunggal, adalah pondasi yang hanya menopang satu kolom, dibagi
menjadi dua macam, pondasi bujur sangkar dan empat persegi panjang. Sedangkan pondasi telapak
kombinasi, adalah pondasi yang menopang dua kolom sekaligus, dibagi menjadi dua macam juga, yaitu
pondasi kombinasi trapezium dan empat persegi panjang.
Begitu juga dengan letak muka air tanah, jika kita tidak mengabaikan posisi letak muka air tanah,
maka dalam perhitungan, itu akan sangat berpengaruh pada daya dukung tanah, serta penurunan. Namun
faktor yang paling sering menjadi perhatian adalah penurunan. Penurunan yang melampaui batas ijin
dapat menyebabkan ketidakstabilan dan kerusakan struktur atas.
Pada umumnya untuk perhitungan pada tanah lempung, besar beban yang dianalisa untuk dilihat
pengaruhnya terhadap penurunan hanya ditinjau dari 1 (satu) lapisan tanah, dan penambahan tegangan
akibat beban struktur atasnya hanya ditinjau pada tengah-tengah lapisan. Padahal akan lebih akurat dan
akan lebih efektif penanggulangannya apabila kita meninjau penurunannya dengan membagi tanah
tersebut menjadi beberapa lapisan dan menghitung besar penurunannya dengan melihat juga pola
DESAIN PONDASI 42
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
distribusi beban terhadap lapisan yang ditinjau. Sebuah percobaan menghasilkan bahwa penurunan yang
ditinjau dengan
perhitungan metode sub layer (jumlah lapisan lebih dari satu) menghasilkan penurunan yang lebih akurat
karena lebih mendekati hasil percobaan dari perhitungan yang menggunakan metode one-point (meninjau
satu lapisan).
ͧͧ
ͧ
ͧ
Perhitungan daya dukung tanah menggunakan rumus Terzaghi yaitu:
qu = (1)
dengan: qu = kapasitas daya dukung ultimit untuk pondasi memanjang (kN/m ) c
2
Penurunan pondasi dapat dibagi menjadi 3 komponen, yaitu: penurunan segera, penurunan konsolidasi
primer, dan penurunan konsolidasi sekunder. Penurunan total adalah jumlah dari 3 komponen tersebut,
dalam persamaan:
St = Si + Sc + Ss (2)
(4)
Maka:
DESAIN PONDASI 43
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
(5)
S=
dimana:
S = besar penurunan
Cc = indeks pemampatan
Po = tegangan vertikal efektif pada kedalaman yang ditinjau
= tambahan tegangan vertical pada kedalaman yang ditinjau
H = tebal lapisan tanah yang ditinjau eo
= angka pori awal METODOLOGI
Gambar 1 menjelaskan secara skematik tahapan perhitungan.
DESAIN PONDASI 44
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah
maka jenis pondasinya adalah pondasi dangkal.(misal: pondasi jalur, pondasi telapak atau
pondasi strauss).
Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah permukaan
tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang minipile, pondasi sumuran atau pondasi
bored pile.
Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah
maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile.
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung tahun
1983 adalah :
Bentuk pondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan tanah disekitar bangunan,
sedangkan kedalaman pondasi ditentukan oleh letak tanah padat yang mendukung
pondasi. Jika terletak pada tanah miring lebih dari 10%, maka pondasi bangunan tersebut
harus dibuat rata atau dibentuk tangga dengan bagian bawah dan atas rata. Jenis pondasi
dibagi menjadi 2, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.
1. .PONDASI DANGKAL
DESAIN PONDASI 45
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
yang dikenakan dimana jenis struktur yang didukungnya tidak terlalu berat dan juga tidak
terlalu tinggi, pondasi dangkal umumnya tidak cocok dalam tanah kompresif yang lemah
atau sangat buruk, seperti tanah urug dengan kepadatan yang buruk , pondasi dangkal
juga tidak cocok untuk jenis tanah gambut, lapisan tanah muda dan jenis tanah deposito
aluvial, dll. Apabila kedalaman alas pondasi (Df) dibagi lebar terkecil alas pondasi (B)
kurang dari 4, (Df/B < 4) dan apabila letak tanah baik (kapasitas dukung ijin tanah > 2,0
kg/cm2) relatif dangkal (0,6-2,0 m) maka digunakan pondasi ini. Pondasi dangkal juga
digunakan bila bangunan yang berada di atasnya tidak terlalu besar. Rumah sederhana
misalnya. Pondasi ini juga bisa dipakai untuk bangunan umum lainnya yang berada di
atas tanah yang keras. Yang termasuk dalam pondasi dangkal adalah sebahai berikut :
Pondasi Tapak (Pad Foundations)
Pondasi tapak (pad foundation) digunakan untuk mendukung beban titik individual seperti
kolom struktural. Pondasi pad ini dapat dibuat dalam bentuk bukatan (melingkar), persegi atau
rectangular. Jenis pondasi ini biasanya terdiri dari lapisan beton bertulang dengan ketebalan
yang seragam, tetapi pondasi pad dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat atau haunched jika
pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom berat. Pondasi tapak disamping
diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga digunakan untuk pondasi dalam.
PONDASI TAPAK
DESAIN PONDASI 46
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis
pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis,
baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom dimana penempatan
kolom dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban
berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang
biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun
trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan
untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa
tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak
mendukung beban struktural.
PONDASI JALUR
DESAIN PONDASI 47
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
PONDASI TIKAR
PONDASI RAKIT
Pondasi Sumuran,
Pondasi sumuran atau cyclop beton menggunakan beton berdiameter 60 – 80 cm
dengan kedalaman 1 – 2 meter. Di dalamnya dicor beton yang kemudian dicampur
DESAIN PONDASI 48
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
dengan batu kali dan sedikit pembesian dibagian atasnya. Pondasi ini kurang populer
sebab banyak kekurangannya, diantaranya boros adukan beton dan untuk ukuran sloof
haruslah besar. Hal tersebut membuat pondasi ini kurang diminati. Pondasi sumuran
dipakai untuk tanah yang labil, dengan sigma lebih kecil dari 1,50 kg/cm2. Seperti bekas
tanah timbunan sampah, lokasi tanah yang berlumpur. Pada bagian atas pondasi yang
mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat sloof.
PONDASI SUMURAN
Pondasi Umpak
Pondasi ini diletakan diatas tanah yang telah padat atau keras. Sistem dan jenis
pondasi ini sampai sekarang terkadang masih digunakan, tetapi ditopang oleh pondasi
batu kali yang berada di dalam tanah dan sloof sebagai pengikat struktur, serta angkur
yang masuk kedalam as umpak kayu atau umpak batu dari bagian bawah umpaknya atau
tiangnya. Pondasi ini membentuk rigitifitas struktur yang dilunakkan, sehingga sistim
membuat bangunan dapat menyelaraskan goyangan goyangan yang terjadi pada
permukaan tanah, sehingga bangunan tidak akan patah pada tiang-tiangnya jika terjadi
gempa.
DESAIN PONDASI 49
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
PONDASI UMPAK
Pondasi plat beton lajur adalah pondasi yang digunakan untuk mendukung sederetan
kolom Pondasi plat beton lajur sangat kuat, sebab seluruhnya terdiri dari beton bertulang
dan harganya lebih murah dibandingkan dengan pondasi batu kali. Ukuran lebar pondasi
lajur ini sama dengan lebar bawah dari pondasi batu kali, yaitu 70 Cm. Sebab fungsi
pondasi plat beton lajur adalah pengganti pondasi batu kali. berjarak dekat dengan
telapak, sisinya berhimpit satu sama lain.
2. PONDASI DALAM
DESAIN PONDASI 50
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya saja yang membedakan bahan
dasarnya. Tiang pancang menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung
ketanah dengan menggunakan mesin pemancang. Karena ujung tiang pancang lancip
menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran.
Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan
kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras
pada posisi sangat dalam. Bahan untuk pondasi tiang pancang adalah : bamboo, kayu
besi/ kayu ulin, baja, dan beton bertulang.
DESAIN PONDASI 51
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
DESAIN PONDASI 52
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
PONDASI PIERS
ondasi bor pile adalah bentuk pondasi dalam yang dibangun di dalam permukaan
tanah, pondasi di tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat
lobang dengan sistim pengeboran atau pengerukan tanah. Setelah kedalaman sudah
didapatkan kemudian pondasi pile dilakukan dengan pengecoran beton bertulang
terhadap lobang yang sudah di bor. Sisitim pengeboran dapat dialakukan dalam berbagai
jenis baik sistim maual maupun sistim hidrolik. Besar diameter dan kedalaman galian
dan juga sistim penulangan beton bertulang didesain berdasarkan daya dukung tanah dan
DESAIN PONDASI 53
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
beban yang akan dipikul. Fungsional pondasi ini juga hampir sama pondasi pile yang
mana juga ditujukan untuk menahan beban struktur melawan gaya angkat dan juga
membantu struktur dalam melawan kekuatan gaya lateral dan gaya guling.
DESAIN PONDASI 54
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Gambar 1. Metodologi
DESAIN PONDASI 55
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
(a) (b)
(c)
Gambar 2. Model pondasi yang akan dihitung (a) Pondasi tipe A; (b) Pondasi tipe B;
dan (c) Pondasi tipe C
DESAIN PONDASI 56
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Untuk kasus muka air berada di tengah pondasi, maka dihitung dengan
cara:
= (Df - D) + ’ D
Dengan ’ = - = berat volume efektif tanah. Demikian juga, berat
volume tanah yang ada pada suku ketiga persamaan daya dukung harus diganti
dengan ’.
= 17 (2-1) + (20-17).(1)
= 20 kN/m2.
Maka:
DESAIN PONDASI 57
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
3. Kontrol tegangan yang terjadi pada tanah q = berat pondasi + berat tanah
= hf . + ht . = 0,5.24 + 1,5.17 = 37,5 kN/m2.
Tegangan maksimal
pondasi,
DESAIN PONDASI 58
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
ds = 75 + 19/2 = 84,5 mm 85 mm d
= 500 – 85 = 415 mm
a = B/2 – b/2 – d = 2000/2 – 400/2 – 415 = 0,385 m
+ (B – a).( ) / B 92,113 kN/m2
. Vc = . B . d = 463,984 kN
DESAIN PONDASI 59
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Vc = = 3025,176 kN.
DESAIN PONDASI 60
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
a= d = 5,307 mm
As,u = (0,85 . fc’ . a . b) / fy = (0,85 . 20 . 5,569 . 1000) / 300 = 315,577 mm2.
fc’ < 31,36 MPa
As,u = 1,4 . b. d / fy = 1,4 . 1000 . 415 / 300 = 1936, 67 mm2
Dari perhitungan di atas, diperoleh Mu = 29,76 kNm dan d = 415 mm, maka:
Rn = = = 0,00017 MPa
Rn = . fy (1 – 0,588 fy/fc’ )
0,00017 = 0,8. . 300 (1 – 0,588. . 300/20 )
0,00017 = 240 - 8,82
8,82 - 240 + 0,00017 = 0
Didapat nilai = 7,08 x 10 -7 < = 0,0035
Ambil = 0,0035
Tulangan: As =
= 0,0035 . 1000. 415
DESAIN PONDASI 61
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
= 1452,5 mm2
Dipilih As yang paling besar, yaitu As = 1936, 67 mm2
Pakai tulangan D19 – 125 (As = 2268 mm2)
Dihitung jarak tulangan (s)
Jarak tulangan, s = ¼ . . D2 . S/As,u = ¼ . . 192 . 1000 / 1936,67 = 146,325 mm
s (2 . hf = 2 . 500 = 1000 mm) s 450 mm
Dipilih yang terkecil yaitu s = 125 mm < 146,325 mm.
Jadi, pakai tulangan D19 – 125 = 2268 mm2 > As,u = 1937,67 mm2
(Ok)
7. Kontrol kuat dukung pondasi
Pu = . 0,85 .fc’ . Ak = 0,7.0,85.20.400.400 = 1904000 N = 1904 kN.
Pu, k = 200 kN < Pu = ( SAFE ) 1904 kN
Data: Untuk kolom A dan kolom B yang berukuran 400x400 sama-sama memikul beban total, P sebesar
150 kN.. Kolom A dipusatkan sejarak 1,0 m dari garis sifat; dan kolom B sejarak 6,0 m dari garis sifat. f c’
= 20 MPa, fy = 300 MPa . Tegangan tanah maksimum 140 kN/m2.
Untuk perhitungan penulangan, kita gunakan metode kekuatan dari Peraturan ACI.
(a) Panjang dan lebar telapak
DESAIN PONDASI 62
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Telapak dianggap sebagai suatu balok untuk perhitungan geser. Aksi satu arah dimisalkan
menentukan pada jarak d dari sisi kolom. Geser pada jarak d dari sisi kolom bujur sangkar
ekivalen yang berukuran 17,7 inci (0,45 m) adalah
Vu = 160,175 – (0,225 + d)(64, 285) = 145,71 – 64,285d
Kekuatan geser nominal bila tidak menggunakan tulangan geser adalah
Vn = Vc = 2
Dengan itu,
Vu = Vc
145,71 – 64,285d = 0,85(2 )(3,5)d
DESAIN PONDASI 63
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
a= = 0,01
Mn = 0,9 (324,4) [0,16 – 0,5(0,01)] = 45,254 kNm
Mn = 45,254 kNm > Mu = 30,625 kNm (Safe)
Jadi gunakan tulangan 7 – D14.
DESAIN PONDASI 64
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
a= = 0,01
Mn = 0,9 (324,4) [0,16 – 0,5(0,01)] = 45,254 kNm
Mn = 45,254 kNm > Mu = 30,625 kNm (Safe)
Jadi gunakan
tulangan 7 – D14. (g)
Sketsa penulangan:
DESAIN PONDASI 65
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
S =
Akibat Z z
h (m) Z/,B X (m) X/Z z/qn
Pondasi (m) (t/m2 )
P1 8,000 4,000 2,000 0,000 0,000 0,030 0,900
P2 8,000 4,000 2,000 5,000 1,250 0,004 0,131
P3 8,000 4,000 2,000 10,000 2,500 0,000 0,000
P4 8,000 4,000 2,000 5,000 1,250 0,004 0,131
P5 8,000 4,000 2,000 7,071 1,768 0,003 0,075
P6 8,000 4,000 2,000 11,180 2,795 0,000 0,000
Tambahan tegangan vertikal di bawah pondasi P1 ( P1) = 1,238 kN/m2
Hitungan penurunan pondasi P1 =
Po’ = {17(2-1) + 3.1} + (3x4) = 32 kN/m2
S= = 0,033 m
DESAIN PONDASI 66
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
Akibat X (m) z
h (m) Z (m) Z/B X/Z z/qn
Pondasi (t/m2)
P1 8,000 4,000 2,000 5,000 1,250 0,004 0,131
P2 8,000 4,000 2,000 0,000 0,000 0,030 0,900
P3 8,000 4,000 2,000 5,000 1,250 0,004 0,131
P4 8,000 4,000 2,000 7,071 1,768 0,003 0,075
P5 8,000 4,000 2,000 5,000 1,250 0,004 0,131
P6 8,000 4,000 2,000 7,071 1,768 0,003 0,075
Tambahan tegangan vertikal di bawah pondasi P2 ( P2) = 1,444 kN/m2
Hitungan penurunan pondasi P2 =
Po’ = {17(2-1) + 2.1} + (3x4) = 32 kN/m2
S= = 0,040 m
Tabel 4.3 Tambahan tegangan vertikal di bawah pondasi P3 perhitungan
satu lapisan (tebal lapisan 10 m) akibat pondasi P1-P6.
Akibat Z z
h (m) Z/B X (m) X/Z z/qn
Pondasi (m) (t/m2)
P1 8,000 4,000 2,000 10,000 2,500 0,000 0,000
P2 8,000 4,000 2,000 5,000 1,250 0,004 0,131
P3 8,000 4,000 2,000 0,000 0,000 0,030 0,900
P4 8,000 4,000 2,000 11,180 2,795 0,000 0,000
P5 8,000 4,000 2,000 7,071 1,768 0,003 0,075
P6 8,000 4,000 2,000 5,000 1,250 0,004 0,131
Tambahan tegangan vertikal di bawah pondasi P3 ( P3) = 1,238 kN/m2
Hitungan penurunan pondasi P3 =
Po’ = {17(2-1) + 3.1} + (3x4) = 32 kN/m2
S= = 0,033 m
DESAIN PONDASI 67
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
• Rekapitulasi Perhitungan:
Pondasi tipe A
- Dimensi pondasi : 2 m x 2 m, tebal pondasi : 0,5 m; pada kedalaman 2 m
- Muka air tanah terletak pada kedalaman 1 m dari permukaan
- Tulangan yang dipakai D19 - Besar penurunan:
5 lapisan
Pondasi 1 lapisan ( m) 2 lapisan (m) 10 lapisan (m)
(m)
P1 = P4 0,033 0,087 0,127 0,188
P2 = P5 0,040 0,089 0,129 0,191
P3 = P6 0,033 0,087 0,127 0,188
Pondasi tipe B
- Dimensi pondasi : 2,5 m x 2,5 m; tebal pondasi : 0,5 m; pada kedalaman 2 m
- Muka air tanah terletak pada kedalaman 1 m dari permukaan - Tulangan yang dipakai
D19 - Besar penurunan tanah:
5 lapisan
Pondasi 1 lapisan ( m) 2 lapisan (m) 10 lapisan (m)
(m)
P1 = P4 0,007 0,017 0,094 0,096
P2 = P5 0,020 0,019 0,097 0,099
P3 = P6 0,007 0,017 0,094 0,096
Pondasi tipe C
- Dimensi pondasi: 7 x 1,8 m dengan tebal 0,25 m.
- Tulangan yang dipakai 14 – D19, 7 – D14, D12 – 225. - Penurunan tidak dihitung.
DESAIN PONDASI 68
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
V.2. Saran
Beberapa saran yang dapat diaplikasikan dari perhitungan desain pondasi telapak dan evaluasi
penurunan pondasi kali ini:
1. Untuk pencegahan pondasi dari bahaya kerusakan/kegagalan yang diawali oleh retak pada beton,
disarankan agar mengontrol momen lentur, tegangan geser 1 arah dan 2 arah.
2. Bila pada situasi letak sumbu kolom saling berdekatan, lebih baik menggunakan pondasi telapak
kombinasi dibanding pondasi telapak tunggal karena akan lebih ekonomis.
3. Untuk perhitungan penurunan tanah, lebih baik ditinjau perlapisan tanah dengan ketebalan
tertentu sampai perbedaan besar penurunan semakin konstan.
DESAIN PONDASI 69
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI
DAFTAR PUSTAKA
DESAIN PONDASI 70