Anda di halaman 1dari 70

19

TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Makalah : desain pondasi

Di susun oleh kelompok 4 :


Nama: HairilIsbat
: Anto Abdul
: Abdul Rifai tarate
: sadam muhammad
: khairun bukhori
program studi teknik sipil
Universitas muhammadiyah maluku utara
PERIODE 2017/2018

.
KATA PENGANTAR
DESAIN PONDASI 1
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Alhamdulillahirabbilaalamiin puji syukur kehadirat Allah s.w.t , yang senantiasa


melimpahkan rahmat serta inayah-Nya sehingga penyusun masih diberikan kesempatan untuk
dapat mengerjakan tugas desain pondasi.
Penyusunan tugas desain pondasi telapak dan efaluasi penurunan pondasi
“DESAIN PONDASI” ini ditujukan agar kita semua tahu bagaimana dan seperti apa
sifat pondasi, jenis-jenis pondasi, dan cara pembuatannya.
Oleh karena itu, penyusun berharap semoga penyusunan tugas mengenai
“DESAIN PONDASI” ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Namun penyusun juga
sadar bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan tugas ini, sehingga
diharapkan bagi semua pihak untuk berpartisipasi memberikan kritik dan sarannya demi
kesempurnaan makalah ini.
Sekian yang dapat penyusun sampaikan, dan atas partisipasinya penyusun ucapkan
banyak terima kasih

DESAIN PONDASI 2
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................i

BAB I. PENDAHULUAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN.........................................................................i
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Sejarah...........................................................................................................2
C. Landasan teori...............................................................................................3
BAB II DESAIN PONDASI TELAPAK
1.1 Perhitungan penulangan pondasi bujur sangkar.......................................4
1.2 Perhitungan penulangan pondasi kombinasi.............................................5
1.3 Perhitungan penurunan pondasi bujur sangkar ........................................6
BAB III
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

DESAIN PONDASI 3
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya zaman, dalam pengerjaa pondasi manapun semakin
maju, sehingga berbagai jenis pondasi dapat dihasilkan untuk dapat diaplikasikan di
berbagai bidang sesuai dengan kegunaannya. Hal ini tentu sangat membantu manusia
untuk mendapatkan bahan yang dapat digunakan untuk membuat peralatan dan struktur
yang mempunyai daya tahan tinggi.
Misalnya untuk membuat pondasi dengan batu bata ataupun menggunakan pondasi
telapak yang dapat menopang beban dengan kuat serta mempunyai metode sendiri
tentang bagaimana merancang sebuah pondasi. mengingat hal tersebut dapat membantu
mengurangi ketergantungan manusia untuk menggunakan pondasi sebagai bahan dalam
membuat dasar pondasi.

DESAIN PONDASI 4
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB. 1
LANDASAN TEORI
Pengertian Pondasi dan Jenis-jenis Pondasi
Pengertian Pondas i yang dimaksud disini adalah suatu jenis kontruksi yang menjadi
dasar dan pondas i ini berfungsi sebagai penopang bangunan yang ada di atasnya
dan ini bertujuan untuk diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah.
Namun terdapat juga pengertian pondasi yang lain yang mengatakan bahwa pondasi
adalah kontruksi yang telah diperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal inzi dapat
menjamin keseimbangan dan kestabilan bangunan terhadap berat yang akan
dibebankan pada pondasi tersebut . Setelah kita mengetahui pengertian dari pondasi
tersebut, mari kita lihat Jenis-jenis Pondasi yang perlu diketahui. Mengapa hal ini
begitu penting bagi Anda ? Mungkin Anda adalah seorang developer yang ingin
membangun rumah atau ruko di tanah yang telah Anda beli sebagai contoh tanah
kavling tentu jenis-jenis pondasi tersebut perlu Anda ketahui. Hal ini pastinya perlu
menjadi pengetahuan Anda jika Anda memiliki tanah yang ingin Anda jual.

Jenis-jenis Pondasi

1. Pondasi Tiang Pancang

jenis pondasi tiang pancang

DESAIN PONDASI 5
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Pondasi tiang pancang memiliki pengertian seperti biasanya dipergunakan untuk


jenis-jenis tanah yang lembek, tanah yang berawa dengan jenis kondisi daya dukung
tanah yang kecil. Jika Anda menjual tanah yang lembek maka konsumen harus
diberi edukasi terhadap tanah tersebut . Mungkin Anda bias merekomendasi website
in i untuk menjadi bahan pengetahuan bagi konsumen Anda. Sehingga jenis ponasi
tiang pancang merupakan suatu jenis kontruksi pondasi yang memiliki kekuatan
untuk menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan lenturan yang
menyerap.
2. Pondasi Batu Kali

jenis pondasi batu kali

Pondasi tiang batu kali merupakan jenis pondasi yang digunakan untuk jenis-jenis
bangunan yang sederhana, biasanya jenis pondasi ini digunakan untuk jenis
bangunan yang berlantai satu , dimana tanah tersebut merupakan jenis kondisi yang
keras yang terletak sangat dekat ditambah lagi tanah tersebut susah digali karena
kondisinya berbatuan.

DESAIN PONDASI 6
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

3. Pondasi Batu Bata

jenis pondasi batu bata


Jenis Pondasi Batu Bata ini memiliki persamaan dengan jenis pondasi batu kali,
dimana pondasi ini biasanya digunakan untuk jenis-jenis bangunan berlantai satu,
dimana tanah yang menggunakan jenis pondasi i ni adalah jenis tanah yang keras.
Untuk melihat contoh jenis pondasi ini bias dilihat gambar di bawah ini.
4. Pondasi Telapak

jenis pondasi telapak

DESAIN PONDASI 7
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Pondasi Telapak apa itu pondasi telapak ? Pondasi telapak merupakan pondasi yang
sering digunakan untuk bangunan-bangunan yang bertingkat. Jenis pondasi telapak
ini yang digunakan pada jenis-jenis bangunan yang sederhana misalnya jenis
bangunan yang satu lantai. Karena jenis pondasi satu lantai bisa menggunakan jenis
pondasi seperti batu kali atau batu bata.
5. Pondasi Sumuran

jenis pondasi sumuran


Pondasi sumuruan ini merupakan salah satu dari jenis pondasi yang seriing
digunakan untuk jenis bangunan yang bertingkat . Jenis ini memliki kedalaman
dibawah tanah lebih dari 2 meter. Pondasi sumuran ini dibuat dengan tehnik
menggali tanah yang berbentuk bulat sampai ke kedalaman tanah yang keras,
kemudian diisii dengan semen beton.
Sekian pembahasan tentang Pengertian Pondasi dan Jenis-jenis Pondasi yang
mungkin dapat menambah pengetahuan Anda yang mudah-mudahan dapat membantu
Anda membangunan tanah yang Anda jual atau yang telah Anda beli . Kami juga
menawarkan tanah yang dijual dengan harga murah dibawah 20 juta. Untuk melihat
penjelasan lebih lanjut tentang tanah yang kami jual. Bisa baca disini
"

DESAIN PONDASI 8
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

B. PENGERTIAN DAN FUNGSI PONDASI

Pondasi. Bangunan adalah kontruksi yang paling terpenting pada suatu bangunan.
Karena pondasi berfungsi sebagai “penahanan seluru beban (hidup dan mati) yang
berada di atas atasnya dan gayagaya dari luar”Pondasi merupakan bagian dari
struktur yang berfungsi meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung
dibawahnya. Dalam struktur apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh
berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus disalurkan ke dalam suatu lapisan
pendukung dalam hal ini adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut. Beton
bertulang adalah material yang paling cocok sebagai pondasi untuk struktur beton
bertulang maupun bangunan baja, jembatan, menara, dan struktur lainnya. Beban
dari kolom yang bekerja pada pondasi ini harus disebar ke permukaan tanah yang
cukup luas sehingga tanah dapat memikul beban dengan aman. Jika tegangan tekan
melebihi tekanan yang diizinkan, maka dapat menggunakan bantuan tiang pancang
untuk membantu memikul tegangan tekan pada dinding dan kolom pada struktur.

B. PERSYARATAN PERENCANAAN PONDASI


Dengan memperhatikan faktor-faktor dalam pemilihan tipe pondasi terdapat juga Syarat-
syarat umum dari pondasi yaitu :
1. Kedalaman harus memadai untuk menghindarkan pergerakan tanah lateral dari bawah
pondasi khususnya untuk pondasi telapak dan pondasi rakit
2. Kedalaman harus berada dibawah daerah perubahan volume musiman yang disebabkan
oleh pembekuan, pencairan dan pertumbuhan tanaman.
3.   Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau pergeseran
tanah.
4.  Sistem harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang disebabkan oleh bahan berbahaya
yang terdapat didalam tanah.
5.   Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan geometri konstruksi atau
lapangan selama proses pelaksanaan perlu dilakukan.
6.    Metode pemasangan harus seekonomis munkin.
7.    Pergerakan tanah keseluruhan dan pergerakan diferensial harus dapat ditolerir dan
elemen pondasi dan elemen bangunan atas.

DESAIN PONDASI 9
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

8.    Pondasi dan konstruksinya harus memenuhi syarat standar untuk perlindungan
lingkungan

C. PEMILIHAN PONDASI BERDASARKAN DAYA DUKUNG TANA

 Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah
maka jenis pondasinya adalah pondasi dangkal.(misal: pondasi jalur, pondasi telapak atau
pondasi strauss).
 Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah permukaan
tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang minipile, pondasi sumuran atau pondasi
bored pile.
 Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah
maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile.
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
tahun 1983 adalah;

 Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).


 Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
 Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
 Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)
Kriteria daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian secara sederhana.
Misal pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi beban 5 kg tidak akan mengalami
penurunan atau amblas maka tanah tersebut digolongkan tana keras.
D. JENIS JENIS PONDASI
Bentuk pondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan tanah disekitar bangunan,
sedangkan kedalaman pondasi ditentukan oleh letak tanah padat yang mendukung
pondasi. Jika terletak pada tanah miring lebih dari 10%, maka pondasi bangunan tersebut
harus dibuat rata atau dibentuk tangga dengan bagian bawah dan atas rata. Jenis pondasi
dibagi menjadi 2, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam

1. PONDASI DANGKAL

Pondasidankal biasanya dibuat  dekat dengan permukaan tanah, umumnya  kedalaman


pondasi didirikan  kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai dengan kedalaman kurang dari 3

DESAIN PONDASI 10
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

m.  Kedalaman pondasi dangkal ini bukan aturan yang baku, tetapi merupakan sebagai


pedoman. Pada dasarnya, permukaan pembebanan atau kondisi permukaan lainnya akan
mempengaruhi kapasitas daya dukung pondasi dangkal.  Pondasi dangkal biasanya
digunakan ketika tanah permukaan yang cukup kuat dan kaku untuk mendukung beban
yang dikenakan dimana jenis struktur yang didukungnya tidak terlalu berat dan juga tidak
terlalu tinggi, pondasi dangkal  umumnya tidak cocok dalam tanah kompresif yang lemah
atau sangat buruk, seperti tanah urug dengan kepadatan yang buruk ,  pondasi dangkal
juga tidak cocok untuk jenis tanah gambut, lapisan tanah muda  dan jenis tanah deposito
aluvial, dll. Apabila kedalaman alas pondasi (Df) dibagi lebar terkecil alas pondasi (B)
kurang dari 4, (Df/B < 4) dan apabila letak tanah baik (kapasitas dukung ijin tanah > 2,0
kg/cm2) relatif dangkal (0,6-2,0 m) maka digunakan pondasi ini. Pondasi dangkal juga
digunakan bila bangunan yang berada di atasnya tidak terlalu besar. Rumah sederhana
misalnya. Pondasi ini juga bisa dipakai untuk bangunan umum lainnya yang berada di
atas tanah yang keras. Yang termasuk dalam pondasi dangkal adalah sebagai berikut
 Pondasi telapak (Pad Foundations)
Pondasi tapak (pad foundation)  digunakan untuk mendukung beban titik individual seperti 
kolom struktural. Pondasi pad ini dapat dibuat dalam bentuk bukatan (melingkar), persegi atau
rectangular. Jenis pondasi ini  biasanya terdiri dari lapisan beton bertulang dengan  ketebalan
yang seragam, tetapi pondasi pad  dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat  atau haunched jika
pondasi ini dibutuhkan   untuk menyebarkan beban dari kolom berat. Pondasi  tapak disamping
diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga digunakan untuk pondasi dalam
 Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang (Strip Foundations),
Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi
yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung
beban dinding atau beban kolom  dimana penempatan kolom  dalam jarak yang dekat dan
fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu
dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang
dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun
kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor
beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak
mendukung beban struktur

DESAIN PONDASI 11
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

 Pondasi Tikar (Raft foundations)


Pondasi tikar/ pondasi raft   digunakan untuk menyebarkan beban dari struktur atas area yang
luas, biasanya dibuat untuk seluruh area struktur.  Pondasi raft digunakan ketika beban kolom
atau beban struktural lainnya berdekatan dan pondasi pada saling berinteraksi. Pondasi raft
biasanya terdiri dari pelat beton bertulang  yang membentang pada luasan yang ditentukan.
Pondasi raft memiliki keunggulan mengurangi penurunan setempat  dimana  plat beton akan
mengimbangi  gerakan diferensial antara posisi beban.  Pondasi raft sering dipergunakan pada
tanah lunak atau longgar dengan kapasitas daya tahan  rendah karena pondasi radft  dapat
menyebarkan beban di area yang lebi besar.
 Pondasi Rakit/ Raft Foundation
Pondasi rakit adalah plat beton besar yang digunakan untuk mengantar permukaan dari satu atau
lebih kolom di dalam beberapa garis/ beberapa jalur dengan tanah. Digunakan di tanah lunak
atau susunan jarak kolomnya sangat dekat di semua arahnya, bila memakai telapak, sisinya
berhimpit satu sama lain.
 Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran atau cyclop beton menggunakan beton berdiameter 60 – 80 cm dengan
kedalaman 1 – 2 meter. Di dalamnya dicor beton yang kemudian dicampur dengan batu kali dan
sedikit pembesian dibagian atasnya. Pondasi ini kurang populer sebab banyak kekurangannya,
diantaranya boros adukan beton dan untuk ukuran sloof haruslah besar. Hal tersebut membuat
pondasi ini kurang diminati. Pondasi sumuran dipakai untuk tanah yang labil, dengan sigma
lebih kecil dari 1,50 kg/cm2. Seperti bekas tanah timbunan sampah, lokasi tanah yang
berlumpur. Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat
sloof

 Pondasi Umpak
Pondasi ini diletakan diatas tanah yang telah padat atau keras. Sistem dan jenis pondasi ini
sampai sekarang terkadang masih digunakan, tetapi ditopang oleh pondasi batu kali yang berada
di dalam tanah dan sloof sebagai pengikat struktur, serta angkur yang masuk kedalam as umpak
kayu atau umpak batu dari bagian bawah umpaknya atau tiangnya. Pondasi ini membentuk
rigitifitas struktur yang dilunakkan, sehingga sistim membuat bangunan dapat menyelaraskan

DESAIN PONDASI 12
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

goyangan goyangan yang terjadi pada permukaan tanah, sehingga bangunan tidak akan patah
pada tiang-tiangnya jika terjadi gempa
 Pondasi Plat Beton Lajur
Pondasi plat beton lajur adalah pondasi yang digunakan untuk mendukung sederetan kolom
Pondasi plat beton lajur sangat kuat, sebab seluruhnya terdiri dari beton bertulang dan harganya
lebih murah dibandingkan dengan pondasi batu kali. Ukuran lebar pondasi lajur ini sama dengan
lebar bawah dari pondasi batu kali, yaitu 70 Cm. Sebab fungsi pondasi plat beton lajur adalah
pengganti pondasi batu kali. berjarak dekat dengan telapak, sisinya berhimpit satu sama lain

2. PONDASI DALAM
Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan  permukaan tanah dengan kedalam tertentu dimana
daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan  kondisi permukaan tanah,
pondasi dalam biasanya dipasang  pada kedalaman lebih dari  3 m di bawah elevasi permukaan
tanah.  Pondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi tiang pancang, dinding pancang  dan
caissons atau pondasi kompensasi .   Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke
lapisan  yang lebih dalam untuk mencapai kedalam yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang
mendukung daya beban strutur bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat
permukaan tanah dapat dihindari. Apabila lapisan atas berupa tanah lunak dan terdapat lapisan
tanah yang keras yang dalam maka dibuat pondasi tiang pancang yang dimasukkan ke dalam
sehingga mencapai tanah keras (Df/B >10 m), tiang-tiang tersebut disatukan oleh poer/pile cap.
Pondasi ini juga dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup lebar (jarak antar kolom
6m) dan bangunan bertingkat. Yang termasuk didalam pondasi ini antara lain pondasi tiang
pancang, (beton, besi, pipa baja), pondasi sumuran, pondasi borpile dan lain-lain. Jenis-jenis
pondasi dalam adalah sebagai berikut.
 Pondasi Tiang Pancang
Pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya saja yang membedakan bahan dasarnya. Tiang
pancang menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah dengan
menggunakan mesin pemancang. Karena ujung tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh
karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran. Pondasi tiang pancang
dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma

DESAIN PONDASI 13
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam. Bahan untuk
pondasi tiang pancang adalah : bamboo, kayu besi/ kayu ulin, baja, dan beton bertulang.
 Pondasi Piers  (dinding diafragma)

Pondasi piers adalah pondasi untuk meneruskan beban berat struktural yang dibuat dengan
cara  melakukan penggalian dalam, kemudian struktur pondasi pier dipasangkan kedalam galian
tersebut. Satu keuntungan pondasi pier  adalah bahwa pondasi jenis ini lebih
murah dibandingkan dengan  membangun pondasi dengan jenis pondasi menerus, hanya
kerugian yang dialami adalah jika lempengan pondasi yang sudah dibuat mengalami kekurangan
ukuran maka kekuatan jenis pondasi tidak menjadi normal.  Pondasi pier  standar dapat dibuat
dari beton bertulang pre cast. Karena itu, aturan perencanaan  pondasi pier terhadap balok beton
diafragman  adalah mengikuti   setiap  ukuran ketinggian pondasi yang direncanakan.   Pondasi
pier dapat divisualisasikan sebagai bentuk tabel ,  struktur adalah sistem kolom vertikal
yang terbuat dari beton bertulang ditempatkan di bawah bangunan yang ditanamkan dibawah
tanah yang sudah digali.  Lempengan beton diafragma  ini mentransfer beban
bangunan terhadap  tanah.  Balok dibangun di atas dinding diafragma vertikal (pondasi pier)
yang menahan dinding rumah atau struktur. Banyak rumah  didukung sepenuhnya dengan jenis
pondasi ini, dimana beton yang dipasang  juga berguna sebagai dinding pada ruang bawah tanah,
dimana ruang tersebut digunakan sebagai gudang penyimpanan atau taman.  Beton pondasi pier
biasanya dibuat dalam bentuk pre cast dalam berbagai ukuran dan bentuk, dimana sering
dijumpai dalam bentuk persegi memanjang dengan ketinggian sesuai dengan ukuran kedalaman
yang diperlukan. Tapi beton dapat juga dibuat dalam bentuk bulatan. Setelah beton
bertulang cukup kering kemudian di masukkan ke dalam tanah yang sudah digali  dan disusun
secara bersambungan.  Setelah tersusun dengan baik kemudian baru dilanjutkan dengan
konstruksi di atasnya.

 Podasi caissons (Borpiler)

Pondasi bor pile adalah bentuk pondasi dalam yang dibangun di dalam permukaan tanah, pondasi
di tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang dengan
sistim pengeboran  atau pengerukan tanah. Setelah kedalaman sudah didapatkan kemudian
pondasi pile dilakukan dengan pengecoran beton bertulang terhadap lobang yang sudah di bor.

DESAIN PONDASI 14
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Sisitim pengeboran dapat dialakukan dalam berbagai jenis baik sistim maual maupun sistim
hidrolik. Besar  diameter dan kedalaman galian dan juga sistim penulangan beton bertulang
didesain berdasarkan daya dukung tanah dan beban yang akan dipikul. Fungsional pondasi ini
juga hampir sama pondasi pile yang mana juga ditujukan untuk  menahan beban  struktur
melawan gaya angkat dan juga membantu struktur dalam melawan kekuatan gaya lateral dan
gaya guling

Yang dimaksud dengan pondasi adalah bangunan yang dapat menahan berbagai
macam beban, baik horizontal maupun vertikal dalam kondisi stabil. Adapun tujuannya
yaitu untuk menahan beban-beban yang terjadi sehingga menghasilkan kestabilan
konstruksi.

Pondasi merupakan elemen penting dalam pembangunan sebuah bangunan. Sebab


kuat atau lemahnya suatu bangunan sangat ditentukan oleh kekokohan dari konstruksi
pondasinya. Keberadaan pondasi berfungsi sebagai landasan dari bangunan di atasnya
sekaligus akan menjamin mantabnya kedudukan suatu bangunan. Dengan demikian
keberadaan pondasi harus bersifat statis. Artinya, tidak boleh mengalami pergeseran, baik
secara vertikal maupun horizontal. Pengetahuan dasar mengenai konsep pondasi akan
membantu Anda agar mengetahui praktik pembuatan pondasi yang benar. Pondasi yang
baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:
1.  Memiliki konstruksi yang kuat dan kokoh sehingga tidak mudah mengalami pergeseran;
2.  Mampu menyesuaikan diri terhadap terjadinya gerakan tanah seperti tanah yang labil,
tanah mengembang, tanah menyusut, kegiatan pertambangan, efek gempa bumi;
3.  Mampu menahan pengaruh unsur kimiawi dalam tanah, baik yang organik maupun non
organik;
4.  Mampu menahan tekanan air.
Untuk bangunan rumah tinggal berlantai satu biasanya menggunakan pondasi batu
kali. Pondasi jenis ini sangat baik karena jika batu kali tersebut ditanam di dalam tanah
maka kualitasnya tidak berubah. Pondasi batu kali biasanya berbentuk trapesium dengan
lebar bagian atasnya minimal 25 cm. Ukuran ini sengaja tidak disamakan dengan ukuran
lebarnya dinding karena dikhawatirkan bisa mempengaruhi ketepatan dalam pemasangan
pondasi. Ketidaktepatan dalam pemasangan pondasi akan merubah fungsi pondasi itu

DESAIN PONDASI 15
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

sendiri. Adapun ukuran lebar bagian bawah biasanya disesuaikan dengan berat beban di
atasnya. Tetapi standar umum yang dipakai biasanya berkisar antara 70-80 cm.

B.       Klasifikasi Pondasi


Adapun klasifikasi pondasi dalam konstruksi yaitu sebagai berikut :
a. Pondasi dengan biasanya disebut pondasi telapak, ada yang menerus lokal atau setempat.
b. Pondasi dalam contohnya pondasi sumuran.
c. Bentuk pondasi yang lain adalah konstruksi tembok penahan yaitu yang menahan tanah,
diperkirakan dari keruntuhan, kelonsoran total akibat gaya geser tanah. Kedua hal
tersebut sangat menentukan daya dukung tanah dasarnya.
d. Pondasi khusus yaitu pondasi yang tidak tercakup terhadap yang disebut di atas

Daya dukung tanah lebih besar dari tegangan tanah yang terjadi. Ketahanan beton
pondasi cukup kuat atau lebih besar dari gaya geser 1 arah dan 2 arah, serta daya dukung
pondasi aman terhadap beban yang bekerja (Pu > Pu,k). Sehingga pondasi dengan ukuran
(1,30 x 1,60) m dengan tebal = 0,3 m bisa untuk diaplikasikan.
Tulangan pondasi didesain :
Sejajar Arah Panjang : D13 – 139 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka
jumlahnya ada = 11 buah)
Arah melintang (di jalur pusat) : D13 – 164 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah,
maka jumlahnya ada = 9 buah)
- Arah Tepi (kanan) : D13 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka
jumlahnya ada = 1 buah)
- Arah Tepi (kiri) : D13 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya
ada = 1 buah)
Mungkin sobat bingung dengan format penulisan penulangan diatas, biar tidak bingung,
sobat klik tab sheet “Desain Tulangan”. (Lihat hasil penulangannya dalam bentuk
grafik)

7. Sekarang kita cek panjang penyaluran tegangan tulangan, untuk itu klik tab sheet
“Hasil Perhitungan”. Geser scroll mouse ke bawah sampai di halaman 9
Perhatikan notasi yang saya beri kotak warna biru, didalamnya ada kotak yang berwarna
orange. Kotak tersebut adalah kotak input data yang harus di isi untuk mengetahui
panjang tegangan tulangan yang terjadi.
Adapun penjelasan notasi tersebut diatas adalah sebagai berikut :
α    =   Faktor lokasi penulangan
- 1,3 jika tulangan berada diatas beton setebal  ≥ 300 mm
- 1,0 untuk tulangan lain
(karena beton segar dibawah tulangan (selimut beton) adalah = 75 mm, maka α = 1)

β   =   Faktor pelapis


- 1,5 jika batang atau kawat tulangan berlapis epoksi dengan selimut beton kurang dari 3
db atau spasi bersih tulangan kurang dari 6db.

DESAIN PONDASI 16
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

- 1,2 jika batang atau tulangan berlapis epoksi lainnya


- 1,0 jika tulangan tanpa epoksi
(karena tulangan kita tanpa epoksi, maka nilai β = 1,0)

γ   =   Faktor ukuran batang tulangan


- 0,8 jika tulangannya D19 atau yang lebih kecil
- 1,0 jika tulangannya D22 atau yang lebih besar
(karena tulangan yang kita pakai adalh D13, maka γ = 0,8)

λ   =   Faktor beton agregat ringan


- 1,3 jika digunakan beton agregat ringan
- 1,0 jika digunakan beton normal
(karena yang kita gunakan adalah beton normal, maka λ = 1,0)

c   =   Spasi antar tulangan atau dimensi selimut beton (diambil nilai terkecil)… (mm)
( c = 75 mm)

Ktr   =   Faktor tulangan sengkang, Ktr = (Atr x fyt) / (10 x s x n)


(Untuk penyederhaan,  boleh dipakai Ktr = 0)
λd   =  Panjang penyaluran tegangan
λd > 300

Catatan :
Penjelasan secara lengkap mengenai notasi2 ini, sobat bisa merujuk ke SNI 03-2847, 
pasal 14.2.3

Karena panjang penyaluran λd = 267,90 < 300, maka tidak memenuhi persyaratan, untuk
itu tulangan diganti dengan diameter 16 mm (D16).
Sehingga λd = 329,72 > 300… (Ok!)

Oleh karena terjadi perubahan pada rencana ukuran batang tulangan, maka hitungan dan
hasil desain tulangan secara keseluruhan berubah.
Berikut adalah hasil desain setelah terjadi perubahan ukuran tulangan (lihat gambar
bawah) :
Rencana dimensi pondasi = (1,30 x 1,60) m, tebal = 30 cm
Penulangan pondasi :
Sejajar Arah Panjang : D16 – 211 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka
jumlahnya ada = 8 buah)
Arah melintang (di jalur pusat) : D16 – 254 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah,
maka jumlahnya ada = 6 buah)
- Arah Tepi (kanan) : D16 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka
jumlahnya ada = 1 buah)
- Arah Tepi (kiri) : D16 – 450 (Jika dikonversikan ke parameter jumlah, maka jumlahnya
ada = 1 buah)
Untuk kemudahan dilapangan, maka tulangan dipasang sebagai berikut :

DESAIN PONDASI 17
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Sejajar arah panjang : D16 - 200


Sejajar arah pendek  : D16 - 250

Okey sob, sampai disini pembahasan kita,


sobat bisa bereksplorasi untuk mendesain pondasi tapak dengan spreadsheet ini,…
Sekian,  dan semoga bermanfaat .
Ups sampai lupa, untuk download spreadsheet ini, sobat klik aja ikon rumah dibawah ini

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Macam-Macam Pondasi

Pondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi bangunan. Fungsi pondasi adalah

meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah yang berada di bawah pondasi dan tidak melampaui

kekuatan tanah yang bersangkutan. Apabila kekuatan tanah dilampaui, maka penurunan yang

berlebihan atau keruntuhan dari tanah akan terjadi, kedua hal tersebut akan menyebabkan

kerusakkan konstruksi yang berada di atas pondasi.

Persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh pondasi antara lain:


1. Terhadap tanah dasar:

a. Pondasi harus mempunyai bentuk, ukuran dan struktur sedemikian rupa sehingga tanah dasar

mampu memikul gaya-gaya yang bekerja.

b. Penurunan yang terjadi tidak boleh terlalu besar/tidak merata.

c. Bangunan tidak boleh bergeser atau mengguling.

2. Terhadap struktur pondasi sendiri:

a. Struktur pondasi harus cukup kuat sehingga tidak pecah akibat gaya yang bekerja.

DESAIN PONDASI 18
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Pemilihan jenis pondasi yang akan digunakan sebagai struktur bawah dipengaruhi oleh berbagai

faktor antara lain kondisi tanah dasar, beban yang diterima pondasi, peraturan yang berlaku, biaya,

kemudahan pelaksanaannya

dan sebagainya. Berdasarkan elevasi kedalamannya, maka pondasi dibedakan menjadi pondasi

dangkal (shallow foundation) dan pondasi dalam (deep foundation) (Das, 1998).

1. Pondasi Dangkal (Shallow Foundation)


Pondasi dangkal adalah struktur konstruksi paling bawah yang berfungsi meneruskan

(mendistribusikan) beban bangunan ke lapisan tanah keras yang berada relatif dekat dengan

permukaan tanah.

Pada awalnya, yang dikategorikan pondasi dangkal adalah pondasi yang memiliki kedalaman

(Df) lebih kecil atau sama dengan dimensi lebar pondasi (B). Namun dalam perkembangannya,

pondasi masih dianggap dangkal meskipun kedalaman pondasi mencapai tiga (3) sampai empat

(4) kali lebar pondasi (4B) (Budi, 2011).

2. Pondasi Dalam (Deep Foundation)


Pondasi dalam merupakan struktur bawah suatu konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan

beban konstruksi ke lapisan tanah keras yang berada jauh dari permukaan tanah. Suatu pondasi

dapat dikategorikan sebagai pondasi dalam apabila perbandingan antara kedalaman dengan lebar

pondasi lebih dari sepuluh (Df/B  10).

Pondasi dalam dapat dibedakan menjadi:


a. Pondasi dalam dengan pile didesakkan ke dalam tanah.

Pondasi tipe ini memakai pile berupa tiang pancang, sheet pile, dll. Pekerjaan pondasi tipe

ini membutuhkan bantuan crane dan hammer pile untuk mendesakkan pile ke dalam tanah.

b. Pondasi dalam dengan pile ditempatkan pada ruang yang telah

DESAIN PONDASI 19
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

disediakan dengan cara dibor (bored pile).


Pondasi tipe ini membutuhkan mesin bor untuk membuat lubang dengan kedalaman rencana

kemudian pile dirangkai.

c. Pondasi caisson

Pondasi caisson merupakan bentuk dari pondasi sumuran dengan

diameter yang relatif lebih besar.

B. Jenis Pondasi Dangkal

Pada Tugas Akhir ini, Penulis akan memfokuskan pembahasan tentang pondasi dangkal. Adapun

beberapa jenis pondasi dangkal yang dikenal diantaranya pondasi telapak, pondasi cakar ayam, dan

pondasi rakit.

1. Pondasi Telapak
Pondasi telapak ialah pelebaran alas kolom atau dinding dengan tujuan untuk meneruskan beban

pada tanah suatu tekanan yang sesuai dengan sifat-sifat tanah yang bersangkutan. Pondasi

telapak yang mendukung kolom tunggal disebut telapak kolom individual, telapak tersendiri atau

telapak sebar. Pondasi telapak di bawah suatu dinding disebut telapak dinding atau telapak

menerus. Apabila sebuah pondasi telapak mendukung beberapa kolom disebut telapak gabungan.

Bentuk khusus dari telapak gabungan yang umumnya digunakan apabila salah satu kolomnya

mendukung dinding luar disebut telapak kantilever.

DESAIN PONDASI 20
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Gambar 1. Tipe-tipe Pondasi (a) Pondasi Telapak individual. (b) Pondasi


Dinding. (c) dan (d) Pondasi gabungan. (e) Pondasi kantilever

2. Pondasi Cakar Ayam


Pondasi sistem cakar ayam terdiri dari pelat tipis yang didukung oleh pipa-pipa (cakar) yang

tertanam di dalam tanah. Posisi pipa-pipa ini menggantung pada bagian bawah pelat. Hubungan

antara pipa-pipa dengan pelat beton dibuat monolit. Kerjasama sistem yang terdiri dari pelat-

cakar tanah ini, menciptakan pelat yang lebih kaku dan lebih tahan terhadap beban dan pengaruh

penurunan tidak seragam. Pondasi sistem cakar ayam ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo

pada tahun 1961. Secara umum perkerasan cakar ayam terdiri dari pelat tipis beton bertulang

tebal 10-17 cm yang diperkaku dengan pipa-pipa beton (cakar) berdiameter 120 cm, tebal 8 cm,

dan panjang pipa 150-200 cm, yang tertanam pada lapisan subgrade, dengan jarak pipa-pipa

berkisar 2,02,5m. Di bawah pelat beton, terdapat lapisan lean concrete setebal ± 10 cm (terbuat

dari beton mutu rendah) dan lapisan sirtu setebal ± 30 cm yang berfungsi, terutama sebagai

DESAIN PONDASI 21
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

perkerasan sementara selama masa pelaksanaan dan agar permukaan subgrade dapat rata

sehingga pelat beton cakar ayam dapat dibuat di atasnya. Pipa-pipa beton tersebut disebut cakar.

Sistem cakar ayam telah banyak diaplikasikan pada berbagai macam bangunan, seperti pondasi

menara transmisi tegangan tinggi, bangunan gedung bertingkat, power stasion, kolam renang,

gudang dan hanggar, jembatan, menara bandara (runway, taxi way, dan apron) , perkerasan jalan

tol, dan lain-lain (Hardiyatmo, 2010).

Gambar 2. Bentuk pondasi cakar ayam Prof. Sedijatmo


Sumber: Hardiyatmo, 2010
a. Sistem Cakar Ayam Modifikasi (CAM)
Sistem Cakar Ayam Modifikasi (CAM) merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem

Cakar Ayam Prof. Sediyatmo. Pengembangan yang telah dilakukan didasarkan pada

evaluasihasilhasil penelitian yang dilakukan secara intensif sejak tahun 1990 oleh tim

pengembangan Sistem Cakar Ayam Modifikasi. Pengembangan yang dilakukan mencakup:

DESAIN PONDASI 22
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

1. Perubahan bahan cakar yang semula dibuat dari bahan pipa beton diameter 1 ,20 m,
panjang 2 m dan teba1 8 cm, digantikan dengan pipa baja yang sangat ringan (berat

sekitar 35 kg) dengan tebal 1 ,4 mm, diameter berkisar 0,60 - 0,80 m dan panjang 1 ,0 - 1

,2 m. Pipa baja ini harus galvanized dan dilapisi dengan bahan pelindung anti karat.

Bahan cakar yang lebih ringan mempermudah dan mempercepat pelaksanaan.

2. Pengembangan pada metode analisis, perancangan, metode

pelaksanaan, dan metode evaluasi perkerasan.


3. Aplikasi Sistem CAM pada perkerasan jalan yang tanah dasarnya berupa tanah ekspansif
(tanah dasar mudah mengalami kembang susut, sehingga merusakkan perkerasan).

Sistem Cakar Ayam yang baru ini, yang kemudian disebut Sistem
Cakar A yam Modifikasi (CAM), dan telah dipatentkan oleh Prof. Ir. Bambang Suhendro,

M.Sc, Ph.D., Dr. Ir. Hary Christady Hardiyatmo, M.Eng., DEA., Ir. Maryadi Darmokumoro.

Teori dasar stabilitas cakar ayam adalah:


b. h = η. a . y ; y = f(q, γ. λ) ........................................................ (1)
Dengan:
a = jarak antara pipa-pipa (m) b = diameter luar pipa (m) h = tinggi pipa (m) γ =

berat satuan tanah (kN/m3) λ = konstanta tanah yang tergantung pada sudut geser

dalam q = tekanan tanah lawan (kN/m2) η = angka keamanan (antara 1½ dan 2)

Sementara itu tekanan tanah pasif pada sebuah pipa adalah:


P = ½. h2.γ.λ.b ....................................................................................(2)
Dengan:
P = tekanan tanah pasif (kN) h = tinggi pipa (m) γ = berat satuan tanah

(kN/m3) λ = koefisien tekanan tanah pasif = tan2 (45o + ϕ/2) ϕ = sudut

geser dalam tanah (o)

b = diameter luar pipa (m)

DESAIN PONDASI 23
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Beban yang bekerja di atas pelat pondasi cakar ayam akan menimbulkan suatu momen yang harus

diimbangi oleh momen lawan dari pipa yang ada dalam jalur melintang pelat yang ditinjau,

sehingga akan memberikan keseimbangan.

M = q.a.L . ½L ...................................................................................(3)
m = 1/3 h3.γ.λ.b ...................................................................................(4)
Dengan:
M = momen akibat beban (kNm) L = lebar pelat (m) q = tekanan

tanah lawan (kN/m2) a = lebar jalur melintang pelat yang ditinjau

(m)

3. Pondasi Sarang Laba-laba


Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) ialah kombinasi konstruksi bangunan bawah konvensional

yang merupakan perpaduan pondasi pelat beton pipih menerus yang diisi dengan perbaikan tanah

sehingga menjadi satu kesatuan komposit konstruksi beton bertulang. Kombinasi ini

menghasilkan kerja sama timbal balik yang saling menguntungkan sehingga membentuk sebuah

pondasi yang memiliki kekakuan jauh lebih tinggi dibandingkan pondasi dangkal lainnya.

Konstruksi Sarang Laba-

Laba ditemukan oleh Ir. Ryantori dan Ir. Soetjipto, pada tahun 1975. Konstruksinya terdiri dari

pelat beton tipis bermutu K-225 berukuran 1015 cm yang dibawahnya dikakukan oleh rib–rib

tegak yang tipis dan relatif tinggi, biasanya, 50-150 cm. Penempatan rib–rib diatur sedemikian

rupa sehingga dari atas kelihatan membentuk petak–petak segitiga, sedangkan rongga–rongga di

bawah pelat dan diantara rib–rib diisi dengan tanah/pasir yang dipadatkan lapis demi lapis

(Hastomo, 2014).

DESAIN PONDASI 24
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Gambar 3. Pondasi sarang laba-laba

C. Jenis-jenis Tangki Minyak

Jenis tangki penyimpanan berdasarkan letaknya :


a. aboveground tank

Tangki penyimpanan yang terletak di atas permukaan tanah. Tangki penyimpanan ini bisa berada

dalam posisi horizontal dan dalam keadaan tegak (vertical tank).

b. underground tank

Tangki penyimpanan yang terletak di bawah permukaan tanah.


Jenis tangki berdasarkan cairan yang akan disimpan, vapor-saving efficiency¸ dan bentuk atapnya :

a. fixed roof tank, dengan dua jenis bentuk atap yaitu :


1. cone roof

Jenis tangki penyimpanan ini mempunyai kelemahan, yaitu terdapat vapor space antara

ketinggian cairan dengan atap. Jika vapor space berada pada keadaan mudah terbakar , maka

akan terjadi ledakan. Oleh karena itu fixed cone roof tank dilengkapi dengan vent untuk

mengatur tekanan dalam tangki sehingga mendekati atmosfer. Jenis tangki ini biasanya

digunakan untuk menyimpan kerosene, air, solar. Terdapat dua jenis tipe cone roof

berdasarkan penyangga atapnya

yaitu :

DESAIN PONDASI 25
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

a). a supported cone roof yang mana pelat atap di dukung oleh rafter pada girder dan kolom

atau oleh rangka batang dengan atau tanpa kolom

b). a self-supporting cone roof merupakan atap tanpa penyangga dimana atap lansung di

tahan oleh dinding tangki (shell plate).

2. dome roof, yang biasa digunakan untuk menyimpan cairan kimia.


b. floating roof

Biasanya digunakan untuk menyimpan minyak mentah dan premium. Keuntungannya yaitu tidak

terdapat vapour space dan mengurangi kehilangan akibat penguapan. Floating roof tank terbagi

menjadi dua, yaitu external floating roof dan internal floating roof.

D. Tanah

Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat ( butiran ) mineral–mineral padat yang

tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah

melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong

diantara partikel-partikel padat tersebut (Das, 1998).

Tanah adalah pondasi pendukung suatu bangunan, atau bahan konstruksi dari bangunan itu sendiri

seperti tanggul atau bendungan, atau terkadang sebagai sumber penyebab gaya luar pada bangunan,

seperti tembok/donding penahan tanah. Namun tidak semua tanah mampu mendukung konstruksi.

Hanya tanah yang mempunyai stabilitas baik yang mampu mendukung konstruksi yang besar.

Sedangkan tanah yang kurang baik harus distabilisasi terlebih dahulu sebelum dipergunakan sebagai

pondasi pendukung.

DESAIN PONDASI 26
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

E. Faktor Penentu Bentuk Pondasi

Tipe bentuk pondasi yang paling cocok untuk suatu bangunan tergantung pada beberapa faktor;

fungsi bangunan dan beban yang harus dipikul, kondisi permukaan serta biaya pondasi dibanding

dengan biaya bangunan. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan pondasi

dangkal antara lain bahwa elevasi dasar pondasi harus di bawah (Budi, 2011):

1. batas beku tanah yang mungkin terjadi pada musim dingin (untuk negara yang mempunyai 4

musim),

2. zona yang berpotensi mengalami perubahan volume yang besar akibat perubahan kadar air di

dalam tanah (tanah expansive) ,

3. lapisan tanah organik,

4. lapisan tanah gambut (peat) ,

5. material yang tidak dapat dikonsolidasi (sampah).

Jenis-jenis pondasi yang sesuai dengan keadaan tanah pondasi yang bersangkutan (Sosrodarsono dan

Nakazawa, 1990), yaitu:

a. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah

permukaan tanah, dalam hal ini pondasinya adalah pondasi telapak (spread foundation).

b. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter di bawah permukaan

tanah, dalam hal ini dipakai pondasi tiang atau pondasi tiang apung (floating pile foundation)

untuk memperbaiki tanah pondasi. Jika memakai tiang , maka tiang baja atau tiang beton yang

dicor di tempat kurang ekonomis, karena tiang-tiang tersebut kurang panjang.

c. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 meter di bawah permukaan

tanah, dalam hal ini tergantung dari penurunan (settlement) yang diizinkan. Apabila tidak boleh

DESAIN PONDASI 27
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

terjadi penurunan, biasanya digunakan pondasi tiang pancang (pile driven foundation). Tetapi

bila batu besar (cobble stones) pada lapisan antara, pemakaian kaison lebih menguntungkan.

d. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter di bawah permukaan

tanah, biasanya dipakai kaison terbuka, tiang baja atau tiang yang dicor di tempat. Tetapi

apabila tekanan atmosfer yang bekerja ternyata kurang dari 3 kg/cm 2 digunakan juga kaison

tekanan.

e. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman lebih dari 40 meter di bawah permukaan

tanah, dalam hal ini yang paling baik adalah tiang baja dan tiang beton yang dicor di tempat.

Langkah-langkah perancangan pondasi adalah sebagai berikut ( Hardiyatmo, 2010):

1. Menentukan jumlah beban efektif yang akan ditransfer ke tanah di bawah pondasi. Untuk

perancangan tulangan, perlu ditentukan besarnya beban mati dan beban hidup dan beban-beban

tersebut harus dikalikan factorfaktor pengali tertentu menurut peraturan yang berlaku.

2. Menentukan nilai kapasitas dukung ijin (q a). Luas dasar pondasi, secara pendekatan ditentukan

dari membagi jumlah beban efektif dengan

kapasitas dukung ijin (qa).


3. Didasarkan pada tekanan yang terjadi pada dasar pondasi, dapat dilakukan perancangan struktur

dari pondasinya, yaitu dengan menghitung momenmomen lentur dan gaya-gaya geser yang

terjadi pada pelat pondasi.

DESAIN PONDASI 28
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

F. Pembebanan

Besar dan macam beban yang bekerja pada struktur sangat tergantung dari jenis struktur. Berikut ini

akan disajikan jenis-jenis beban, data beban serta faktor-faktor dan kombinasi pembebanan sebagai

dasar acuan bagi

perhitungan struktur.
1. Beban Mati (Dead Load)
Beban mati merupakan beban yang bekerja akibat gravitasi yang bekerja tetappada posisinya

secara terus menerus dengan arah ke bumi tempat struktur didirikan. Yang termasuk beban mati

adalah berat struktur sendiri dan juga semua benda yang tetap posisinya selama struktur berdiri.

2. Beban Hidup ( Live Load )


Beban hidup ialah beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung dan

barang-barang yang dapat berpindah, mesin dan peralatan lain yang dapat digantikan selama

umur gedung.

3. Beban Angin ( Wind Load )


Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan

oleh selisih dalam tekanan udara. Beban angin ditunjukan dengan menganggap adanya tekanan

positip dan tekanan negatif (isapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang–bidang yang ditinjau.

Besarnya tekanan positif dan tekanan negatif ini dinyatakan dalam kg/m 2, ditentukan dengan

mengalikan tekanan tiup yang telah ditentukan dengan koefisien–koefisien angin yang telah

ditentukan dalam peraturan ini.

4. Beban Gempa ( Earthquake Load )


Besarnya beban gempa dasar nominal horizontal akibat gempa menurut Standar Perencanaan

Ketahanan Gempa Untuk Struktur Rumah dan Gedung (SNI – 03 – 1726 – 2002), dinyatakan

sebagai berikut :

V= .....................................................................................(5)

Dimana :
V = beban gempa dasar nominal ( beban gempa rencana ) ( kN )

DESAIN PONDASI 29
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Wi = kombinasi dari beban mati dan beban hidup vertikal yang


Direduksi ( kN )
C = faktor respons gempa
I = faktor keutamaan struktur
R = faktor reduksi gempa
Tabel 1. Faktor Keutamaan Struktur (I)

G. Analisis Struktur Pondasi


1. Daya Dukung Tanah
Daya dukung tanah (bearing capacity) adalah kemampuan tanah untuk mendukung beban baik

dari segi struktur pondasi maupun bangunan di atasnya tanpa terjadi keruntuhan geser. Daya

dukung batas (ultimate bearing capacity) adalah daya dukung terbesar dari tanah. Daya dukung

ini merupakan kemampuan tanah untuk mendukung beban dengan asumsi tanah mulai mengalami

keruntuhan. Besar daya dukung yang diijinkan sama dengan daya dukung batas dibagi angka

keamanan.

Analisis kapasitas dukung (bearing capacity) mempelajari kemampuan tanah dalam mendukung

beban pondasi dari struktur yang terletak di atasnya. Kapasitas dukung menyatakan tahanan

geser tanah untuk melawan penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang dapat

dikerahkan oleh tanah di sepanjang bidang-bidang gesernya. Analisis kapasitas dukung tanah

dilakukan dengan menganggap bahwa tanah berkelakuan sebagai bahan yang bersifat plastis.

Persamaan-persamaan kapasitas dukung tanah umumnya didasarkan pada persamaan Mohr-

DESAIN PONDASI 30
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Coulomb:

= +
tg ∅.....................................................................................(6)
dengan : τ = tahanan geser tanah (kN/m2)
c = kohesi tanah (kN/m2) ϕ = sudut gesek

dalam tanah(° ) σ = tegangan normal (kN/m2)

a. Pondasi Telapak
Kapasitas daya dukung pondasi telapak dapat dihitung dengan beberapa persamaan,

diantaranya persamaan daya dukung menurut Hansen. q u = s .d .c.N + s .d .D .γ.N +

sγ.dγ.0,5.B.γ.Nγ .............................(7) N
c c c q q f q

. ∅ ...........................................................(8)
= e tan 45 +

Nc = (Nq – 1) . cot Ø ......................................................................(9) N γ = 2.(Nq + 1) . tan

Ø ..................................................................(10) s = 1 + tan

Ø ................................................................................

(11) s

..................................................................................(12)

s = 1 – 0,4 .

( / ) ...........................................................................(13)

tan ∅(1 − sin ∅) ................................................(14)

...........................................................................(15)

dengan:
qult = kapasitas dukung ultimit (kN/m2) c = kohesi tanah

(kN/m2)

DESAIN PONDASI 31
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

B = lebar atau diameter pondasi (m )

γD = kedalaman pondasi (m)


= berat volume tanah (kN/m3)
= Dγ (kN/m2)
sc, sγ, sq = faktor bentuk pondasi

Nc, Nγ, Nq = faktor daya dukung

dc, dγ, dq = faktor kedalaman pondasi


b. Pondasi Cakar Ayam
Pondasi cakar ayam umumnya digunakan pada lempung lunak, maka persamaan kapasitas

dukung dapat dipakai persamaan Terzaghi : qu = c.Nc.sc +

Df.γ.Nq+0,5.γ.b.Nγ.sγ .....................................(16) N − 1 . cot∅

......................................................................(17)

N ............................................................................(18)

N − 1 ......................................................................(19) a
.......................................................................(20)

Dengan : qu = daya dukung ultimit (kN/m2)

c = kohesi undrained (kN/m2)

Df = kedalaman pondasi ( m )

γ = berat volume pondasi (kN/m3)


Nc, Nγ, Nq = faktor daya dukung
Tabel 2. Faktor koreksi menurut Terzaghi

Bentuk Pondasi
Faktor Koreksi
Menerus Bundar Bujur Sangkar
sc 1,0 1,3 1,3
sγ 1,0 0,6 0,8
Sumber : Bowles, 1992

DESAIN PONDASI 32
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

c. Pondasi Sarang Laba-Laba

2. Penurunan/Settlement
Penurunan (settlement) pondasi yang terletak pada tanah berbutir halus yang jenuh dapat dibagi

menjadi 3 komponen, yaitu penurunan segera, penurunan primer, dan penurunan sekunder.

Penurunan total adalah jumlah dari ketiga komponen tersebut. Persamaan yang digunakan dalam

menghitung penurunan pondasi (termasuk pondasi telapak, cakar ayam, dan sarang laba-laba)

adalah:

S = Si + Sc + Ss .....................................................................................(34)

Sementara nilai daya dukung ijin pada konstruksi sarang laba -laba

ditentukan berdasarkan perumusan sebagai berikut :

( ) = 1,5 ................................ ................................ ...... (32)


DESAIN PONDASI 33
di mana : ( )= (SF = 3) .............................. (33)
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

dengan,
S = penurunan total ( m )
Si = penurunan segera ( m )
Sc = penurunan konsolidasi primer ( m ) Ss = penurunan

konsolidasi sekunder ( m )

a. Penurunan segera
Penurunan segera adalah penurunan yang dihasilkan oleh distorsi massa tanah yang tertekan,

dan terjadi pada volume konstan. Persamaan penurunan segera atau penurunan elastis dari

pondasi yang terletak di permukaan tanah yang homogen, elastis, isotropis, pada media semi

tak

terhingga, dinyatakan oleh:

= (1− )

dengan, ..........................................................................(35)

Si = penurunan segera (m ) q = tekanan pada dasar

pondasi (kN/m2)

B = lebar pondasi (m)


E = modulus elastisitas (kN/m2) μ = rasio Poisson

Ip = faktor pengaruh
Tabel 3. Faktor pengaruh Im menurut Lee dan Ip menurut Schleincher untuk pondasi kaku, dan faktor
pengaruh untuk pondasi fleksibel menurut Terzaghi.

Sumber : Hardiyatmo, 2011.

Tabel 4. Perkiraan rasio Poisson menurut Bowles

DESAIN PONDASI 34
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Sumber : Hardiyatmo, 2011.


Tabel 5. Perkiraan modulus elastis (E) menurut Bowles

Sumber: Hardiyatmo , 2011

Janbu mengusulkan persamaan penurunan segera rata-rata pada beban terbagi rata fleksibel

berbentuk empat persegi panjang dan lingkaran yang terletak pada tanah elastis, homogen, dan

isotropis dengan tebal

terbatas, sebagai berikut:

S =µ µ

dengan, (untuk μ = 0,5) ........................................................(36)

DESAIN PONDASI 35
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Si = penurunan segera (m ) μ1 = faktor koreksi untuk lapisan tanah dengan

tebal terbatas H μ0 = faktor koreksi untuk kedalaman pondasi D

B = lebar pondasi empat persegi panjang atau diameter lingkaran (m) q = tekanan

pondasi netto (pondasi di permukaan q = qn) (kN/m2)

E = modulus elastisitas tanah (kN/m2)


b. Penurunan Konsolidasi Primer
Penurunan yang terjadi ketika gradien tekanan pori berlebihan akibat perubahan tegangan di

dalam stratum yang ditinjau. Pada akhir konsolidasi primer kelebihan tekanan pori mendekati

nol dan perubahan tegangan telah beralih dari keadaan total ke keadaan efektif. Penurunan

tambahan ini disebut penurunan sekunder yang terus berlanjut untuk suatu waktu tertentu.

Konsolidasi primer dapat dihitung dengan

................................................................(17)

Cc = indeks pemampatan
P’0 = tekanan overburden efektif (kN/m2) e0 = angka pori awal

H = tebal lapisan tanah (m)

Fungsi Pondasi Dan Jenis Pondasi


Bangunan
in Teori Bangunan - on 11:23 PM - 1 comment
Pondasi merupakan komponen/ struktur paling bawah dari sebuah bangunan, meski tidak
terlihat secara langsung saat bangunan sudah selesai, namun secara fungsi struktur,
keberadaan pondasi tidak boleh terabaikan. Perlu perencanaan yang matang, karena salah
satu faktor yang mempengaruhi keawetan atau keamanan bangunan adalah pondasi.

DESAIN PONDASI 36
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Dalam menentukan jenis, ukuran, dan konstruksi pondasi harus memperhatikan jenis
bangunan, beban bangunan, kondisi tanah, dan faktor-faktor lain yang berpengaruh
secara langsung maupun tidak langsung. Karena fungsi pondasi adalah sebagai perantara
untuk meneruskan beban struktur yang ada di atas muka tanah dan gaya-gaya lain yang
bekerja ke tanah pendukung bangunan tersebut. Dengan demikian, sebaiknya perlu
perhitungan matang dan tidak hanya berdasar kebiasaan setempat. Karena sering ditemui,
banyak yang membuat rumah hanya didasari dari kebiasaan masyarakat.

Sebagai contoh: Sebuah rumah sudah mengalami retak pada dindingnya, padahal
konstruksinya sudah sangat kuat, mulai dari sloof, kolom, dinding, semua menggunakan
konstruksi yang kuat. Tapi ada yang terlupakan, tanah yang dipergunakan untuk
membangun rumah saat ini adalah bekas sawah, sehingga kondisi tanah belum stabil,
sedangkan pondasi yang digunakan adalah pondasi yang biasa digunakan diwilayah
tersebut.

Pondasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.

Jenis pondasi dangkal diantaranya:

 Pondasi Umpak. Biasanya jenis pondasi ini digunakan pada rumah adat, rumah kayu,
atau rumah tradisional jaman dulu.
 Pondasi Batu Bata. Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu bata. Dalam
pemasangannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat menahan berat bangunan yang
ada di atasnya dan meneruskanya ke tanah.
 Pondasi Batu Kali. Jenis pondasi yang bahan dasarnya batu kali.
 Pondasi bor mini (Strauss Pile)
 Pondasi Telapak/ Footplat
 Dll

Jenis pondasi dalam diantaranya:

 Pondasi tiang pancang (driven pile).


 Pondasi tiang franki (franki pile)
 Pondasi tiang injeksi (injection pile)

DESAIN PONDASI 37
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

 Pondasi tiang bor (bored pile)

PONDASI TIANG PANCANG

PENGENALAN TENTANG PONDASI TIANG PANCANG

Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam
tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :

1. 1.  Fungsi bangunan atas (Uper structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut.
2. 2.  Besarnya beban dan berat dari bangunan atas.
3. 3. Kondisi tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan
4. 4.  Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas

Seperti yang kita ketahui bahwasanya tipe pondasi cukup banyak macamnya, dan itu
tergantung dari fungsi dan kegunaannya. nah.. salah satu di antara tipe pondasi yang
dapat digunakan adalah pondasi tiang pancang.

Pondasi Tiang Pancang

Tiang pancang adalah bagian dari suatu konstruksi yang


dibuat dari kayu, baja, atau beton yang dipakai untuk
meneruskan beban-beban dari struktur bangunan atas ke
lapisan tanah pendukung (bearing layers) dibawahnya
pada kedalaman tertentu.

Secara umum pemakaian pondasi tiang pancang dipergunakan apabila tanah dasar
dibawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup
untuk memikul berat bangunan dan beban diatasnya, dan juga bila letak tanah keras yang
memiliki daya dukung yang cukup untuk memikul berat dari beban bangunan diatasnya
terletak pada posisi yang sangat dalam.

DESAIN PONDASI 38
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Berpijak dari itu, maka dalam mendesain Pondasi tiang pancang mutlak diperlukan data
data mengenai :

1. 1. Data tanah dimana bangunan akan didirikan


2. 2. Daya dukung dari tiang pancang itu sendiri         (baik single pile ataupun group pile)
3. 3. Analisa negative skin friction (karena mengakibatkan beban tambahan)

Pondasi tiang pancang hendaknya direncanakan sedemikian rupa sehingga gaya luar yang
bekerja pada kepala tiang tidak melebihi gaya dukung tiang yang diizinkan. Adapun yang
dimaksud dengan gaya dukung tiang yang diizinkan adalah meliputi aspek gaya dukung
tanah yang diizinkan, tegangan pada bahan tiang dan perpindahan kepala tiang yang
diizinkan.

Disamping aspek-aspek tersebut perlu diperhitungkan juga kemungkinan adanya gaya


geser negatif (negative skin friction) dan gaya-gaya lain (seperti perbedaan tekanan tanah
aktif dan pasif). Perhitungan serta pengevaluasian tersebut tidak saja dilaksanakan
terhadap tiang secara individu (single pile) tetapi juga harus dilaksanakan terhadap tiang-
tiang dalam kelompok (group pile)

Umumnya tiang pancang dapat ditinjau dari :

1. Jenis / Bahan yang digunakan

seperti yang sudah disinggung diatas, bahwa jenis dan bahannya kita mengenal tiang
pancang yang terbuat dari kayu, Baja, Beton, atau Komposit (perpaduan dari beberapa
bahan)

2. Cara penyaluran beban

berdasarkan cara penyaluran beban, dapat dibedakan atas :

a. End Bearing Pile ( Tumpuan Ujung) :

dimana sebagian besar daya dukungnya adalah akibat


dari perlawanan tanah keras pada ujung tiang. Tiang
yang dimasukan sampai lapisan tanah keras, secara
teoritis dianggap bahwa seluruh beban tiang
dipindahkan kelapisan keras melalui ujung tiang.

Anggapan tanah keras yang dimaksudkan disini


sebetulnya agak relatif dan tergantung dari beberapa
faktor, antara lain seperti besar beban yang harus
dipikul oleh tiang. Sehingga bisa saja ada anggapan
asalkan  pada posisi dimana daya dukung tanahnya
sudah mumpuni untuk mengimbangi besarnya beban
yang dipikul tiang, maka disitu diasumsikan letak tanah keras berada. Anggapan ini tidak

DESAIN PONDASI 39
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

salah tapi juga tidak betul, namun supaya tidak terjadi perbedaan yang tajam dalam
perspektif anggapan, maka untuk dianggap sebagai lapisan tanah pendukung yang baik,
dapat digunakan ketentuan sebagai berikut :

- Lapisan non kohesif(pasir, kerikil) mempunyai harga standard penetration test (SPT) N
> 35

- Lapisan kohesif mempunyai harga kuat tekan bebas (Unconfined compression strength)
qu antara 3 s/d 4 Kg/cm2 atau kira-kira N > 15 s/d 20

dari hasil sondir dapat dipakai kira-kira harga perlawanan konis S ≥ 150 kg/cm2 untuk
lapisan non kohesif, dan S ≥ 70 kg/cm2 untuk lapisan kohesif

b. Friction Pile (Tumpuan Geser/Sisi)

dimana sebagian besar daya dukungnya adalah akibat


dari gesekan antara tanah dengan sisi-sisi tiang
pancang, atau dengan kata lain kemampuan tiang
pancang dalam menahan beban hanya mengandalkan
gaya geseran antara tiang dengan  tanah
disekelilingnya. Hal ini bisa terjadi karena pada
dasarnya kenyataan dilapangan mengenai data kondisi
tanah tidak bisa diprediksi, sehingga sering kita
menjumpai suatu keadaan dimana lapisan yang
memenuhi syarat sebagai lapisan pendukung yang
baik ditemui pada kedalaman yang dalam, sehingga
untuk mendapatkan tumpuan ujungnya kita perlu
merogoh kocek lebih dalam dikarenakan biayanya sangat mahal.

Pada kenyataan seperti ini praktis daya dukung yang didapat adalah dari gesekan antara
sisi tiang dengan tanah disekelilingnya namun bukan berarti perlawanan diujungnya kita
anggap melempem atau tidak ada, tapi pada kenyataannya tumpuan diujung ini juga
memiliki andil dalam memberikan sumbangan daya dukung walaupun itu kecil.

Perbedaan dari kedua jenis tiang pancang ini, semata-


mata hanya dari segi kemudahan, karena pada
umumnya tiang pancang berfungsi sebagai kombinasi
antara friction pile (tumouan sisi) dan End bearing
pile (tumpuan ujung). Kecuali tiang pancang yang
menembus tanah yang sangat lembek sampai lapisan
tanah dasar yang padat.

DESAIN PONDASI 40
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Mengapa harus Pondasi Tiang Pancang ?

Seperti yang telah kita ketahui bahwa tiang pancang pada


saat ini banyak digunakan di Indonesia sebagai pondasi
bangunan, seperti bangunan jembatan, gedung bertingkat,
pabrik atau gedung-gedung industri, menara, dermaga,
bangunan mesin-mesin berat dan lain sebagainya yang mana
mereka tersebut merupakan konstruksi-konstruksi yang
memiliki dan menerima pembebanan yang relatif berat.
Penggunaan tiang pancang untuk konstruksi ini biasanya
bertitik tolak pada beberapa hal yang mendasar seperti anggapan adanya beban yang
besar sehingga pondasi langsung jelas tidak dapat digunakan, kemudian jenis tanah pada
lokasi yang bersangkutan relatif lunak (lembek) sehingga pondasi langsung tidak
ekonomis lagi untuk dipergunakan.

Dikarenakan begitu pentingnya peranan dari pondasi tiang pancang ini, maka, jika dalam
pembuatannya dibandingkan dengan pembuatan pondasi yang lainnya, pondasi tiang
pancang ini mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut :

1. Biaya pembuatannya kemungkinan besar (dengan melihat letak lokasi dan lainnya),
lebih murah bila dikonversikan dengan kekuatan yang dapat dihasilkan.

2. Pelaksanaannya lebih mudah

3. Di Indonesia, peralatan yang digunakan tidak sulit untuk didapatkan.

4. Para pekerja di Indonesia sudah cukup terampil untuk melaksanakan bangunan yang
mempergunakan pondasi tiang pancang.

5. Waktu pelaksanaannya relatif lebih cepat.

DESAIN PONDASI 41
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

BAB. II
DESAIN PONDASI TELAPAK

Dalam pekerjaan suatu konstruksi bangunan kita akan banyak menemukan hal-hal menarik pada
saat pembangunan dimulai dari pondasi sampai konstruksi seluruhnya selesai. Beberapa kasus yang
dapat diambil adalah dalam perencanaan pondasi. Faktor jenis tanah, keterbatasan tempat, tipe pondasi,
muka air tanah, serta penurunan tanah.
Struktur pondasi dari suatu bangunan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga proses
pemindahan beban bangunan ke tanah dasar dapat berlangsung dengan baik dan aman. Untuk keperluan
tersebut, pada perencanaan pondasi harus mempertimbangkan beberapa persyaratan, yaitu:
1. Pondasi harus cukup kuat untuk mencegah penurunan (settlement) dan perputaran (rotasi) yang
berlebihan.
2. Tidak terjadi penurunan setempat yang terlalu besar bila dibandingkan dengan penuruna pondasi di
dekatnya.
3. Cukup aman terhadap bahaya longsor.
4. Cukup aman terhadap bahaya guling.
Jenis dan besar-kecilnya ukuran pondasi sangat ditentukan oleh kekuatan/daya dukung tanah
dibawah pondasi tersebut. Sebagai contoh untuk jenis pondasi telapak tunggal, semakin kuat daya dukung
tanah, semakin kecil ukuran pondasi yang direncanakan. Sebaliknya, semakin lemah daya dukung tanah,
semakin besar pula ukuran pondasi yang akan direncanakan. Untuk tanah dengan daya dukung yang
lemah ini, sebaiknya digunakan jenis pondasi lain, misalnya pondasi sumuran atau bahkan digunakan
tiang pancang.
Seperti yang telah dijelaskan diatas sebelumnya, penurunan merupakan faktor yang perlu
mendapat perhatian dan analisis yang serius. Dalam perencanaan pondasi penurunan yang perlu dianalisis
adalah penurunan segera dan penurunan konsolidasi primer. Istilah penurunan digunakan untuk
menunjukkan gerak titik tertentu pada bangunan terhadap titik referensi yang tetap. Jika seluruh
permukaan dibawah bangunan turun secara seragam dan penurunan yang terjadi tidak melebihi batas
aman, maka penurunan tidak membahayakan. Tapi, jika penurunan yang terjadi justru tidak seragam dan
melebihi batas aman, maka ketidakstabilan bangunan perlu dikhawatirkan.
Keterbatasan tempat bisa mempengaruhi tipe pondasi yang akan digunakan. Apakah pondasi
telapak tunggal atau pondasi kombinasi, tergantung situasi dan mana yang lebih efisien terhadap
keterbatasan tempat. Pondasi telapak tunggal, adalah pondasi yang hanya menopang satu kolom, dibagi
menjadi dua macam, pondasi bujur sangkar dan empat persegi panjang. Sedangkan pondasi telapak
kombinasi, adalah pondasi yang menopang dua kolom sekaligus, dibagi menjadi dua macam juga, yaitu
pondasi kombinasi trapezium dan empat persegi panjang.

Begitu juga dengan letak muka air tanah, jika kita tidak mengabaikan posisi letak muka air tanah,
maka dalam perhitungan, itu akan sangat berpengaruh pada daya dukung tanah, serta penurunan. Namun
faktor yang paling sering menjadi perhatian adalah penurunan. Penurunan yang melampaui batas ijin
dapat menyebabkan ketidakstabilan dan kerusakan struktur atas.
Pada umumnya untuk perhitungan pada tanah lempung, besar beban yang dianalisa untuk dilihat
pengaruhnya terhadap penurunan hanya ditinjau dari 1 (satu) lapisan tanah, dan penambahan tegangan
akibat beban struktur atasnya hanya ditinjau pada tengah-tengah lapisan. Padahal akan lebih akurat dan
akan lebih efektif penanggulangannya apabila kita meninjau penurunannya dengan membagi tanah
tersebut menjadi beberapa lapisan dan menghitung besar penurunannya dengan melihat juga pola

DESAIN PONDASI 42
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

distribusi beban terhadap lapisan yang ditinjau. Sebuah percobaan menghasilkan bahwa penurunan yang
ditinjau dengan

perhitungan metode sub layer (jumlah lapisan lebih dari satu) menghasilkan penurunan yang lebih akurat
karena lebih mendekati hasil percobaan dari perhitungan yang menggunakan metode one-point (meninjau
satu lapisan).
ͧͧ
ͧ
ͧ
Perhitungan daya dukung tanah menggunakan rumus Terzaghi yaitu:

qu = (1)
dengan: qu = kapasitas daya dukung ultimit untuk pondasi memanjang (kN/m ) c
2

= kohesi (kN/m2) Df = kedalaman pondasi (m)


= berat volume tanah (m)
= Df = tekanan overburden pada dasar pondasi (kN/m2)
Dari rumus daya dukung diatas akan kita peroleh dimensi pondasi yang akan kita pakai. Perhitungan
penulangan pondasi bujur sangkar akan menggunakan acuan Peraturan SNI sedangkan perhitungan
penulangan pondasi kombinasi menggunakan acuan Peraturan ACI.

Penurunan pondasi dapat dibagi menjadi 3 komponen, yaitu: penurunan segera, penurunan konsolidasi
primer, dan penurunan konsolidasi sekunder. Penurunan total adalah jumlah dari 3 komponen tersebut,
dalam persamaan:
St = Si + Sc + Ss (2)

dengan: St = penurunan total


Si = penurunan segera
Sc = penurunan konsolidasi primer
Ss = penurunan konsolidasi sekunder
Boussinesq memberikan persamaan pengaruh penyebaran beban akibat pengaruh beban titik di
permukaan. Tambahan tegangan vertical akibat beban titik ( ) pada suatu titik di dalam tanah akibat
beban titik Q di permukaan dinyatakan oleh persamaan:

r = jarak horizontal titik di dalam tanah terhadap garis kerja beban


Jika faktor pengaruh untuk beban titik didefinisikan sebagai:
pengaruh untuk beban titik didefinisikan sebagai:

(4)

Maka:

DESAIN PONDASI 43
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

(5)

Perhitungan konsolidasi primer dihitung dengan persamaan:

S=
dimana:
S = besar penurunan
Cc = indeks pemampatan
Po = tegangan vertikal efektif pada kedalaman yang ditinjau
= tambahan tegangan vertical pada kedalaman yang ditinjau
H = tebal lapisan tanah yang ditinjau eo
= angka pori awal METODOLOGI
Gambar 1 menjelaskan secara skematik tahapan perhitungan.

. PERSYARATAN PERENCANAAN PONDASI


Dengan memperhatikan faktor-faktor dalam pemilihan tipe pondasi terdapat juga Syarat-
syarat umum dari pondasi yaitu :
1. Kedalaman harus memadai untuk menghindarkan pergerakan tanah lateral dari bawah
pondasi khususnya untuk pondasi telapak dan pondasi rakit
2. Kedalaman harus berada dibawah daerah perubahan volume musiman yang disebabkan
oleh pembekuan, pencairan dan pertumbuhan tanaman.
3.   Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau pergeseran
tanah.
4.  Sistem harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang disebabkan oleh bahan berbahaya
yang terdapat didalam tanah.
5.   Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan geometri konstruksi atau
lapangan selama proses pelaksanaan perlu dilakukan.
6.    Metode pemasangan harus seekonomis mungkin.
7.    Pergerakan tanah keseluruhan dan pergerakan diferensial harus dapat ditolerir dan
elemen pondasi dan elemen bangunan atas.
8.    Pondasi dan konstruksinya harus memenuhi syarat standar untuk perlindungan
lingkungan

C. PEMILIHAN PONDASI BERDASARKAN DAYA DUKUNG TANA

DESAIN PONDASI 44
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

 Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah
maka jenis pondasinya adalah pondasi dangkal.(misal: pondasi jalur, pondasi telapak atau
pondasi strauss).
 Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah permukaan
tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang minipile, pondasi sumuran atau pondasi
bored pile.
 Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah
maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile.
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung tahun
1983 adalah :

 Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).


 Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
 Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
 Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)
Kriteria daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian secara sederhana.
Misal pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi beban 5 kg tidak akan mengalami
penurunan atau amblas maka tanah tersebut digolongkan tanah keras.
D. JENIS JENIS PONDASI

Bentuk pondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan tanah disekitar bangunan,
sedangkan kedalaman pondasi ditentukan oleh letak tanah padat yang mendukung
pondasi. Jika terletak pada tanah miring lebih dari 10%, maka pondasi bangunan tersebut
harus dibuat rata atau dibentuk tangga dengan bagian bawah dan atas rata. Jenis pondasi
dibagi menjadi 2, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.

1. .PONDASI DANGKAL

Pondasidankal biasanya dibuat  dekat dengan permukaan tanah, umumnya  kedalaman


pondasi didirikan  kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai dengan kedalaman kurang dari 3
m.  Kedalaman pondasi dangkal ini bukan aturan yang baku, tetapi merupakan sebagai
pedoman. Pada dasarnya, permukaan pembebanan atau kondisi permukaan lainnya akan
mempengaruhi kapasitas daya dukung pondasi dangkal.  Pondasi dangkal biasanya
digunakan ketika tanah permukaan yang cukup kuat dan kaku untuk mendukung beban

DESAIN PONDASI 45
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

yang dikenakan dimana jenis struktur yang didukungnya tidak terlalu berat dan juga tidak
terlalu tinggi, pondasi dangkal  umumnya tidak cocok dalam tanah kompresif yang lemah
atau sangat buruk, seperti tanah urug dengan kepadatan yang buruk ,  pondasi dangkal
juga tidak cocok untuk jenis tanah gambut, lapisan tanah muda  dan jenis tanah deposito
aluvial, dll. Apabila kedalaman alas pondasi (Df) dibagi lebar terkecil alas pondasi (B)
kurang dari 4, (Df/B < 4) dan apabila letak tanah baik (kapasitas dukung ijin tanah > 2,0
kg/cm2) relatif dangkal (0,6-2,0 m) maka digunakan pondasi ini. Pondasi dangkal juga
digunakan bila bangunan yang berada di atasnya tidak terlalu besar. Rumah sederhana
misalnya. Pondasi ini juga bisa dipakai untuk bangunan umum lainnya yang berada di
atas tanah yang keras. Yang termasuk dalam pondasi dangkal adalah sebahai berikut :
 Pondasi Tapak (Pad Foundations)
Pondasi tapak (pad foundation)  digunakan untuk mendukung beban titik individual seperti 
kolom struktural. Pondasi pad ini dapat dibuat dalam bentuk bukatan (melingkar), persegi atau
rectangular. Jenis pondasi ini  biasanya terdiri dari lapisan beton bertulang dengan  ketebalan
yang seragam, tetapi pondasi pad  dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat  atau haunched jika
pondasi ini dibutuhkan   untuk menyebarkan beban dari kolom berat. Pondasi  tapak disamping
diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga digunakan untuk pondasi dalam.

PONDASI TAPAK

DESAIN PONDASI 46
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

 Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang (Strip Foundations),

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis
pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis,
baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom  dimana penempatan
kolom  dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban
berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang
biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun
trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan
untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa
tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak
mendukung beban struktural.

PONDASI JALUR

DESAIN PONDASI 47
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

 Pondasi Tikar (Raft foundations)


Pondasi tikar/ pondasi raft   digunakan untuk menyebarkan beban dari struktur
atas area yang luas, biasanya dibuat untuk seluruh area struktur.  Pondasi raft digunakan ketika
beban kolom atau beban struktural lainnya berdekatan dan pondasi pada saling berinteraksi.
Pondasi raft  biasanya terdiri dari pelat beton bertulang  yang membentang pada luasan yang
ditentukan. Pondasi raft memiliki keunggulan mengurangi penurunan setempat  dimana  plat
beton akan mengimbangi  gerakan diferensial antara posisi beban.  Pondasi raft
sering dipergunakan pada tanah lunak atau longgar dengan kapasitas daya tahan  rendah
karena pondasi radft  dapat menyebarkan beban di area yang lebih besar.

PONDASI TIKAR

 Pondasi Rakit/ Raft Foundation


Pondasi rakit adalah plat beton besar yang digunakan untuk mengantar permukaan
dari satu atau lebih kolom di dalam beberapa garis/ beberapa jalur dengan tanah.
Digunakan di tanah lunak atau susunan jarak kolomnya sangat dekat di semua arahnya,
bila memakai telapak, sisinya berhimpit satu sama lain.

PONDASI RAKIT

 Pondasi Sumuran,
Pondasi sumuran atau cyclop beton menggunakan beton berdiameter 60 – 80 cm
dengan kedalaman 1 – 2 meter. Di dalamnya dicor beton yang kemudian dicampur

DESAIN PONDASI 48
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

dengan batu kali dan sedikit pembesian dibagian atasnya. Pondasi ini kurang populer
sebab banyak kekurangannya, diantaranya boros adukan beton dan untuk ukuran sloof
haruslah besar. Hal tersebut membuat pondasi ini kurang diminati. Pondasi sumuran
dipakai untuk tanah yang labil, dengan sigma lebih kecil dari 1,50 kg/cm2. Seperti bekas
tanah timbunan sampah, lokasi tanah yang berlumpur. Pada bagian atas pondasi yang
mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat sloof.

PONDASI SUMURAN

 Pondasi Umpak
Pondasi ini diletakan diatas tanah yang telah padat atau keras. Sistem dan jenis
pondasi ini sampai sekarang terkadang masih digunakan, tetapi ditopang oleh pondasi
batu kali yang berada di dalam tanah dan sloof sebagai pengikat struktur, serta angkur
yang masuk kedalam as umpak kayu atau umpak batu dari bagian bawah umpaknya atau
tiangnya. Pondasi ini membentuk rigitifitas struktur yang dilunakkan, sehingga sistim
membuat bangunan dapat menyelaraskan goyangan goyangan yang terjadi pada
permukaan tanah, sehingga bangunan tidak akan patah pada tiang-tiangnya jika terjadi
gempa.

DESAIN PONDASI 49
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

PONDASI UMPAK

 Pondasi Plat Beton Lajur

Pondasi plat beton lajur adalah pondasi yang digunakan untuk mendukung sederetan
kolom Pondasi plat beton lajur sangat kuat, sebab seluruhnya terdiri dari beton bertulang
dan harganya lebih murah dibandingkan dengan pondasi batu kali. Ukuran lebar pondasi
lajur ini sama dengan lebar bawah dari pondasi batu kali, yaitu 70 Cm. Sebab fungsi
pondasi plat beton lajur adalah pengganti pondasi batu kali. berjarak dekat dengan
telapak, sisinya berhimpit satu sama lain.

PONDASI PLAT BETON LAJUR

2. PONDASI DALAM

DESAIN PONDASI 50
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan  permukaan tanah dengan kedalam


tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan
kondisi permukaan tanah, pondasi dalam biasanya dipasang  pada kedalaman lebih dari  3
m di bawah elevasi permukaan tanah.  Pondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk
pondasi tiang pancang, dinding pancang  dan caissons atau pondasi kompensasi
.   Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan  yang lebih dalam
untuk mencapai kedalam yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya
beban strutur bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah
dapat dihindari. Apabila lapisan atas berupa tanah lunak dan terdapat lapisan tanah yang
keras yang dalam maka dibuat pondasi tiang pancang yang dimasukkan ke dalam
sehingga mencapai tanah keras (Df/B >10 m), tiang-tiang tersebut disatukan oleh
poer/pile cap. Pondasi ini juga dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup
lebar (jarak antar kolom 6m) dan bangunan bertingkat. Yang termasuk didalam pondasi
ini antara lain pondasi tiang pancang, (beton, besi, pipa baja), pondasi sumuran, pondasi
borpile dan lain-lain. Jenis-jenis pondasi dalam adalah sebagai berikut :
 Pondasi Tiang Pancang

Pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya saja yang membedakan bahan
dasarnya. Tiang pancang menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung
ketanah dengan menggunakan mesin pemancang. Karena ujung tiang pancang lancip
menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran.
Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan
kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras
pada posisi sangat dalam. Bahan untuk pondasi tiang pancang adalah : bamboo, kayu
besi/ kayu ulin, baja, dan beton bertulang.

DESAIN PONDASI 51
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

PONDASI TIANG PANCANG

 Pondasi Piers  (dinding diafragma)

,Pondasi piers adalah pondasi untuk meneruskan beban berat struktural yang dibuat


dengan cara  melakukan penggalian dalam, kemudian struktur pondasi pier dipasangkan
kedalam galian tersebut. Satu keuntungan pondasi pier  adalah bahwa pondasi jenis
ini lebih murah dibandingkan dengan  membangun pondasi dengan jenis pondasi
menerus, hanya kerugian yang dialami adalah jika lempengan pondasi yang sudah dibuat
mengalami kekurangan ukuran maka kekuatan jenis pondasi tidak menjadi
normal.  Pondasi pier  standar dapat dibuat dari beton bertulang pre cast. Karena itu,
aturan perencanaan  pondasi pier terhadap balok beton diafragman  adalah mengikuti   
setiap  ukuran ketinggian pondasi yang direncanakan.   Pondasi pier dapat
divisualisasikan sebagai bentuk tabel ,  struktur adalah sistem kolom vertikal yang terbuat
dari beton bertulang ditempatkan di bawah bangunan yang ditanamkan dibawah tanah
yang sudah digali.  Lempengan beton diafragma  ini mentransfer beban
bangunan terhadap  tanah.  Balok dibangun di atas dinding diafragma vertikal (pondasi
pier) yang menahan dinding rumah atau struktur. Banyak rumah  didukung sepenuhnya
dengan jenis pondasi ini, dimana beton yang dipasang  juga berguna sebagai dinding pada
ruang bawah tanah, dimana ruang tersebut digunakan sebagai gudang penyimpanan atau
taman.  Beton pondasi pier biasanya dibuat dalam bentuk pre cast dalam berbagai ukuran
dan bentuk, dimana sering dijumpai dalam bentuk persegi memanjang dengan ketinggian
sesuai dengan ukuran kedalaman yang diperlukan. Tapi beton dapat juga dibuat dalam

DESAIN PONDASI 52
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

bentuk bulatan. Setelah beton bertulang cukup kering kemudian di masukkan ke


dalam tanah yang sudah digali  dan disusun secara bersambungan.  Setelah tersusun
dengan baik kemudian baru dilanjutkan dengan konstruksi diatasnya.

PONDASI PIERS

Pondasi caissons (Borpiler)

ondasi bor pile adalah bentuk pondasi dalam yang dibangun di dalam permukaan
tanah, pondasi di tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat
lobang dengan sistim pengeboran  atau pengerukan tanah. Setelah kedalaman sudah
didapatkan kemudian pondasi pile dilakukan dengan pengecoran beton bertulang
terhadap lobang yang sudah di bor. Sisitim pengeboran dapat dialakukan dalam berbagai
jenis baik sistim maual maupun sistim hidrolik. Besar  diameter dan kedalaman galian
dan juga sistim penulangan beton bertulang didesain berdasarkan daya dukung tanah dan

DESAIN PONDASI 53
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

beban yang akan dipikul. Fungsional pondasi ini juga hampir sama pondasi pile yang
mana juga ditujukan untuk  menahan beban  struktur melawan gaya angkat dan juga
membantu struktur dalam melawan kekuatan gaya lateral dan gaya guling.

PONDASI BOR PILE

DESAIN PONDASI 54
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Gambar 1. Metodologi

DESAIN PONDASI 55
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Perhitungan penulangan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:


• Pondasi tipe A, pondasi bujur sangkar dengan mat. 1 m dari muka tanah.
• Pondasi tipe B, pondasi bujur sangkar dengan mat. 4m dari muka tanah.
• Pondasi tipe C, pondasi telapak kombinasi.

(a) (b)

(c)
Gambar 2. Model pondasi yang akan dihitung (a) Pondasi tipe A; (b) Pondasi tipe B;
dan (c) Pondasi tipe C

Untuk perhitungan penurunan pondasi bujur sangkar,


denah yang dipakai adalah:

DESAIN PONDASI 56
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Gambar 3. Denah Pondasi Data-


data yang dibutuhkan:
Data Beton:
Kolom pondasi 400 mm x 400 mm menahan beban mati P D = 100 kN, beban hidup 50 kN, dan momen
terfaktor Mu = 10 kNm. Dan berat beton = 24 kN/m3. Mutu bahan fc’ = 20 MPa, fy = 300 MPa.
Tulangan yang digunakan D19.
Data tanah:
Berat isi tanah normal ( ) = 17 kn/m3, berat isi saturated ( ) = 20 kN/m3. Kohesi tanah c = 0, sudut
geser tanah = 20o, indeks pemampatan Cc = 0,5. Angka pori awal eo = 1.

Perhitungan penulangan pondasi bujur sangkar ( pondasi tipe A )

1. Perhitungan ukuran dimensi pondasi berdasarkan beban yang dipikul. Beban


total yang dipikul pondasi adalah sebesar:

Qijin = 1,2.PD + 1,6 PL


= 200 kN.
Formula Terzaghi untuk Pondasi Bujur Sangkar:
qu = 1,3 + + 0,4 B

Untuk kasus muka air berada di tengah pondasi, maka dihitung dengan
cara:
= (Df - D) + ’ D
Dengan ’ = - = berat volume efektif tanah. Demikian juga, berat
volume tanah yang ada pada suku ketiga persamaan daya dukung harus diganti
dengan ’.
= 17 (2-1) + (20-17).(1)
= 20 kN/m2.

Maka:

DESAIN PONDASI 57
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Dengan cara coba-coba didapat nilai B sebesar 1,9 m.


Dengan ini maka kita pakai dimensi pondasi bujur sangkar 2 m x 2 m.

2. Daya dukung tanah


qu = 1,3 + + 0,4 B
qu =
qu = 151 kN/m2 tegangan ijin tanah ( )

3. Kontrol tegangan yang terjadi pada tanah q = berat pondasi + berat tanah
= hf . + ht . = 0,5.24 + 1,5.17 = 37,5 kN/m2.

Pu,k = 1,2.PD + 1,6 PL = 200 kN

Tegangan maksimal
pondasi,

Tegangan minimal pondasi,

4. Kontrol tegangan geser 1 arah

DESAIN PONDASI 58
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

ds = 75 + 19/2 = 84,5 mm 85 mm d
= 500 – 85 = 415 mm
a = B/2 – b/2 – d = 2000/2 – 400/2 – 415 = 0,385 m
+ (B – a).( ) / B 92,113 kN/m2

Gaya tekan ke atas dari tanah ( Vu ) :


Vu = a . B . ( + ) / 2 = 72,039 kN
Gaya geser yang dapat ditahan beton ( . Vc) :

. Vc = . B . d = 463,984 kN

DESAIN PONDASI 59
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Dimensi kolom b = h = 400 mm.


b + d = h + d = 400 + 415 = 815 mm = 0,815 m.
Gaya tekan ke atas (gaya geser pons) :

Vu = { B2 – (b + d).(h + d)}. = 291,880 kN.


= hk / bk = 400 / 400 = 1,0 dan

bo = 2 {(b + d) + (h + d)} = 3260 mm.


Gaya geser yang ditahan beton ( . Vc):

Vc = = 3025,176 kN.

Vc = = 2933,926 kN. = 30 (kolom tepi)

Vc = 1/3. . b . d = 2016,784 kN.


Dipilih Vc yang terkecil jadi . Vc = 0,75. 2016,784 = 1512,588 kN.
Jadi ( Vu = 291,880 kN ) < ( . Vc = 1512,588 kN) (Safe)
6. Hitungan penulangan pondasi
• Tegangan tanah pada jarak x ( )

DESAIN PONDASI 60
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Gambar 6. Gambar tegangan tanah pada jarak x

ds = 75 + 19/2 = 84,5 mm 85 mm. d


= hf – ds = 500 – 85 = 415 mm.
x = L/2 – h/2 = 2/2 – 0,4/2 = 0,8 m.
= + (L – x) . ( ) / L = 89 kN/m2
• Momen yang terjadi pada pondasi ( Mu ) Mu = ½ . . x2 + 1/3 ( - ) . x2 =
29,76 kNm.
• Faktor momen pikul K dan Kmaks
Syarat : K harus Kmaks
K = Mu / ( . b . d ) = 29,76 . 106 / ( 0,8 . 1000 . 4152 ) = 0,216 MPa.
2

Kmaks = = 5,6897 MPa.


Jadi K < Kmaks (memenuhi syarat)
• Tinggi blok tegangan beton tekan persegi ekivalen (a)

a= d = 5,307 mm
As,u = (0,85 . fc’ . a . b) / fy = (0,85 . 20 . 5,569 . 1000) / 300 = 315,577 mm2.
fc’ < 31,36 MPa
As,u = 1,4 . b. d / fy = 1,4 . 1000 . 415 / 300 = 1936, 67 mm2
Dari perhitungan di atas, diperoleh Mu = 29,76 kNm dan d = 415 mm, maka:
Rn = = = 0,00017 MPa

Rn = . fy (1 – 0,588 fy/fc’ )
0,00017 = 0,8. . 300 (1 – 0,588. . 300/20 )
0,00017 = 240 - 8,82
8,82 - 240 + 0,00017 = 0
Didapat nilai = 7,08 x 10 -7 < = 0,0035
Ambil = 0,0035
Tulangan: As =
= 0,0035 . 1000. 415

DESAIN PONDASI 61
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

= 1452,5 mm2
Dipilih As yang paling besar, yaitu As = 1936, 67 mm2
Pakai tulangan D19 – 125 (As = 2268 mm2)
Dihitung jarak tulangan (s)
Jarak tulangan, s = ¼ . . D2 . S/As,u = ¼ . . 192 . 1000 / 1936,67 = 146,325 mm
s (2 . hf = 2 . 500 = 1000 mm) s 450 mm
Dipilih yang terkecil yaitu s = 125 mm < 146,325 mm.
Jadi, pakai tulangan D19 – 125 = 2268 mm2 > As,u = 1937,67 mm2
(Ok)
7. Kontrol kuat dukung pondasi
Pu = . 0,85 .fc’ . Ak = 0,7.0,85.20.400.400 = 1904000 N = 1904 kN.
Pu, k = 200 kN < Pu = ( SAFE ) 1904 kN

Gambar 7. Penulangan pondasi tipe A

Perhitungan penulangan pondasi kombinasi ( pondasi tipe C )

Gambar 8. Denah Pondasi tipe C – Pondasi Kombinasi

Data: Untuk kolom A dan kolom B yang berukuran 400x400 sama-sama memikul beban total, P sebesar
150 kN.. Kolom A dipusatkan sejarak 1,0 m dari garis sifat; dan kolom B sejarak 6,0 m dari garis sifat. f c’
= 20 MPa, fy = 300 MPa . Tegangan tanah maksimum 140 kN/m2.
Untuk perhitungan penulangan, kita gunakan metode kekuatan dari Peraturan ACI.
(a) Panjang dan lebar telapak

DESAIN PONDASI 62
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

dari garis sifat = = 3,50 m


Panjang telapak, L = 3,5 (2) = 7,0 m.
Tebal telapak yang kita pakai sebesar 0,5 m, atau beratnya sebesar 12 kN/m 2. Maka,
luas dasar pondasi = = 12,5 m2

Dengan panjang L = 7 m, maka lebar pondasi adalah = 1,78 m 1,80 m.


(b) Geser berfaktor dan momen berfaktor di arah memanjang. Untuk beban gravitasi,
Kolom A, Pu = 100 (1,4) + 50 (1,7) = 225 kNm
Kolom B, Pu = 100 (1,4) + 50 (1,7) = 225 kNm

Tekanan tanah netto di bawah beban terfaktor = = 35,714 kN/m2.


Tekanan merata netto ke atas = 1,8 (35,714) = 64, 285 kN/m. V u pada
garis pusat kolom A = + 64, 285 (1) = +64,285 kN
+64,285 – 225 = - 160,715 kN Vu
pada garis pusat kolom B = - 64, 285 (1) = - 64,285 kN
-64,285 + 225 = +160,175 kN
Titik dengan geser nol = 5 = 2,5 m dari garis pusat kolom A.

Mu maks (dihitung dari sisi kiri) = – 225 (3,5) = -138,234 kNm

Mu maks (dihitung dari sisi kanan) = – 225 (3,5) = -138,234 kNm


Maka untuk perhitungan selanjutnya, pakai Mu = 138, 234 kNm.
(c) Tebal pelat. Untuk momen, tebal pelat dapat didasarkan atas perbandingan tulangan yang
diinginkan. Harga maksimum yang diizinkan oleh Peraturan ACI diambil dari Tabel 3.8.1.
= 0,75 = 0,0278
Untuk pengendalian lendutan, pilih = 0,014, yaitu, sekitar setengah dari harga maksimum yang

Telapak dianggap sebagai suatu balok untuk perhitungan geser. Aksi satu arah dimisalkan
menentukan pada jarak d dari sisi kolom. Geser pada jarak d dari sisi kolom bujur sangkar
ekivalen yang berukuran 17,7 inci (0,45 m) adalah
Vu = 160,175 – (0,225 + d)(64, 285) = 145,71 – 64,285d
Kekuatan geser nominal bila tidak menggunakan tulangan geser adalah
Vn = Vc = 2
Dengan itu,
Vu = Vc
145,71 – 64,285d = 0,85(2 )(3,5)d

DESAIN PONDASI 63
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

145,71 – 64,285d = 841,46d d


= 0,18 m
Tinggi total perlu = 0,15 + 0,05 (selimut) + 0,012 (sengkang) + 0,015 (jari-jari sengkang) = 0,227
Karena tidak melebihi tinggi yang kita rencanakan maka tetap kita tetap pakai tebal pelat (d)
sebesar 0,25 m.
Berat pondasi = 0,25(24) = 6 kN/m2
Kontrol tegangan maksimum = + 6 = 29,81 kN/m2 < 140 kN/m2 (Safe)

(d) Penulangan memanjang utama. Pada tengah bentang,


Rn perlu = = = 3792,43 kN/m2.

As perlu 0,014 (1800)(150) = 3928,85 mm2.


Pakai 14 –D19, As = 3969 mm2.
(e) Penulangan memanjang pada bagian bawah dari telapak di luar pusat kolom. Momen lentur pada
sisi kolom B adalah

Mu = (64, 285)(0,5)2 = 16,07 kNm.


Meskipun tidak selalu demikian, momen disini kelihatannya cukup kecil sehingga tidak
mensyaratkan penulangan. Kekuatan dari penampang yang tidak bertulangan dalam lentur
dihitung menggunakan = 0,65. Dengan mengabaikan beton setebal 50 mm dari bawah:
Ig = (1,8)(0,2)3 = 0,0012 m4

n = 0,65 = 55,15 kNm


Mn = 55,15 kNm > Mu = 16,07 kNm. (Safe)
Tidak diperlukan tulangan lentur di dalam arah memanjang untuk kekuatan pada sisi bawah dari
kantilever yang manapun.
(f) Penulangan melintang.
Lebar lajur kolom A, WA = 1 + 0,2 + 0,7 = 1,9 m.

Beban tekan berfaktor bersih dalam arah melintang = = 125 kN/m


Mu = ½(125)(0,7) = 30,625 kNm
2

d = 0,25 – 0,08 (selimut pada sisi bawah) – 0,01 (jari-jari tulangan)


= 0,16 m.

R n perlu = = 109,65 kN/m2


As perlu = 0,0035 (1900)(160) = 1064 mm2.
Coba tulangan 7-D14 (As = 1078 mm2) Periksa
kekuatan:
C = 0,85 fc’ b a = 0,85 (20000)(1,9)(a) = 32300a T
= As . fy = 0,001078 (300000) = 323,4 kN

a= = 0,01
Mn = 0,9 (324,4) [0,16 – 0,5(0,01)] = 45,254 kNm
Mn = 45,254 kNm > Mu = 30,625 kNm (Safe)
Jadi gunakan tulangan 7 – D14.

DESAIN PONDASI 64
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Lebar jalur kolom B, WB = 1 + 0,2 + 0,7 = 1,9 m

Beban terfaktor netto dalam arah melintang = = 125 kN/m


Mu = ½(125)(0,7) = 30,625 kNm
2

d = 0,25 – 0,08 (selimut pada sisi bawah) – 0,01 (jari-jari tulangan)


= 0,16 m.

R n perlu = = 109,65 kN/m2


As perlu = 0,0035 (1900)(160) = 1064 mm2.
Coba tulangan 7-D14 (As = 1078 mm2) Periksa
kekuatan:
C = 0,85 fc’ b a = 0,85 (20000)(1,9)(a) = 32300a T
= As . fy = 0,001078 (300000) = 323,4 kN

a= = 0,01
Mn = 0,9 (324,4) [0,16 – 0,5(0,01)] = 45,254 kNm
Mn = 45,254 kNm > Mu = 30,625 kNm (Safe)
Jadi gunakan
tulangan 7 – D14. (g)
Sketsa penulangan:

Gambar 9. Penulangan pondasi tipe C

DESAIN PONDASI 65
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Perhitungan penurunan pondasi bujur sangkar ( pondasi tipe A )

Angka pori awal, eo = 1


Beban yang dipikul pondasi 200 kN.
Jarak as ke as = 5,0 m
Dimensi pondasi = 2,0 x 2,0 m Kedalaman
pondasi = 2
m
qn = – ( (Df - D) + ’ D) = – {17(2-1) + 3.1} = 30 kN/m2

S =

Po’ = tekan vertical efektif.

Tabel 4.1 Tambahan tegangan vertikal di bawah pondasi P1 perhitungan


satu lapisan (tebal lapisan 10 m) akibat pondasi P1-P6.

Akibat Z z
h (m) Z/,B X (m) X/Z z/qn
Pondasi (m) (t/m2 )
P1 8,000 4,000 2,000 0,000 0,000 0,030 0,900
P2 8,000 4,000 2,000 5,000 1,250 0,004 0,131
P3 8,000 4,000 2,000 10,000 2,500 0,000 0,000
P4 8,000 4,000 2,000 5,000 1,250 0,004 0,131
P5 8,000 4,000 2,000 7,071 1,768 0,003 0,075
P6 8,000 4,000 2,000 11,180 2,795 0,000 0,000
Tambahan tegangan vertikal di bawah pondasi P1 ( P1) = 1,238 kN/m2
Hitungan penurunan pondasi P1 =
Po’ = {17(2-1) + 3.1} + (3x4) = 32 kN/m2

S= = 0,033 m

DESAIN PONDASI 66
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

Tabel 4.2 Tambahan tegangan vertical di bawah pondasi P2 perhitungan


satu lapisan (tebal lapisan 10 m) akibat pondasi P1-P6.

Akibat X (m) z
h (m) Z (m) Z/B X/Z z/qn
Pondasi (t/m2)
P1 8,000 4,000 2,000 5,000 1,250 0,004 0,131
P2 8,000 4,000 2,000 0,000 0,000 0,030 0,900
P3 8,000 4,000 2,000 5,000 1,250 0,004 0,131
P4 8,000 4,000 2,000 7,071 1,768 0,003 0,075
P5 8,000 4,000 2,000 5,000 1,250 0,004 0,131
P6 8,000 4,000 2,000 7,071 1,768 0,003 0,075
Tambahan tegangan vertikal di bawah pondasi P2 ( P2) = 1,444 kN/m2
Hitungan penurunan pondasi P2 =
Po’ = {17(2-1) + 2.1} + (3x4) = 32 kN/m2

S= = 0,040 m
Tabel 4.3 Tambahan tegangan vertikal di bawah pondasi P3 perhitungan
satu lapisan (tebal lapisan 10 m) akibat pondasi P1-P6.

Akibat Z z
h (m) Z/B X (m) X/Z z/qn
Pondasi (m) (t/m2)
P1 8,000 4,000 2,000 10,000 2,500 0,000 0,000
P2 8,000 4,000 2,000 5,000 1,250 0,004 0,131
P3 8,000 4,000 2,000 0,000 0,000 0,030 0,900
P4 8,000 4,000 2,000 11,180 2,795 0,000 0,000
P5 8,000 4,000 2,000 7,071 1,768 0,003 0,075
P6 8,000 4,000 2,000 5,000 1,250 0,004 0,131
Tambahan tegangan vertikal di bawah pondasi P3 ( P3) = 1,238 kN/m2
Hitungan penurunan pondasi P3 =
Po’ = {17(2-1) + 3.1} + (3x4) = 32 kN/m2

S= = 0,033 m

DESAIN PONDASI 67
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

• Rekapitulasi Perhitungan:
Pondasi tipe A
- Dimensi pondasi : 2 m x 2 m, tebal pondasi : 0,5 m; pada kedalaman 2 m
- Muka air tanah terletak pada kedalaman 1 m dari permukaan
- Tulangan yang dipakai D19 - Besar penurunan:
5 lapisan
Pondasi 1 lapisan ( m) 2 lapisan (m) 10 lapisan (m)
(m)
P1 = P4 0,033 0,087 0,127 0,188
P2 = P5 0,040 0,089 0,129 0,191
P3 = P6 0,033 0,087 0,127 0,188
Pondasi tipe B
- Dimensi pondasi : 2,5 m x 2,5 m; tebal pondasi : 0,5 m; pada kedalaman 2 m
- Muka air tanah terletak pada kedalaman 1 m dari permukaan - Tulangan yang dipakai
D19 - Besar penurunan tanah:

5 lapisan
Pondasi 1 lapisan ( m) 2 lapisan (m) 10 lapisan (m)
(m)
P1 = P4 0,007 0,017 0,094 0,096
P2 = P5 0,020 0,019 0,097 0,099
P3 = P6 0,007 0,017 0,094 0,096
Pondasi tipe C
- Dimensi pondasi: 7 x 1,8 m dengan tebal 0,25 m.
- Tulangan yang dipakai 14 – D19, 7 – D14, D12 – 225. - Penurunan tidak dihitung.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil perhitungan dan analisis, antara lain:
1. Kegagalan/kerusakan pondasi selalu diawali oleh terjadinya retak pada beton. Keadaan ini terjadi
karena pondasi tidak mampu menahan beban yang berupa momen lentur dan/atau gaya geser.
Inilah sebabnya kenapa perlu dihitung juga kontrol tegangan geser 1 arah dan 2 arah.
2. Beban yang bekerja pada pondasi berasal dari tekanan tanah di bawah pondasi. Jika tulangan
tidak mampu menahan momen lentur yang bekerja pada pondasi, maka akan terjadi retak beton
pada momen terbesar (umumnya di bagian tengah pondasi) dengan arah vertikal ke atas.
3. Tegangan geser 2 arah atau tegangan geser pons (punching shear), dapat mengakibatkan retak
miring di sekeliling kolom dengan jarak ± d/2 dari muka kolom, d adalah tebal efektif pondasi.
4. Tegangan geser 1 arah yang bekerja pada dasar pondasi dapat mengakibatkan retak di sekitar
pondasi pada jarak ± d dari muka kolom.
5. Untuk perhitungan penurunan, dengan metode sub-layer, semakin banyak lapisan yang kita tinjau
akan memberikan hasil penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan metode one-point yang
hanya meninjau satu lapisan saja.

DESAIN PONDASI 68
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

V.2. Saran
Beberapa saran yang dapat diaplikasikan dari perhitungan desain pondasi telapak dan evaluasi
penurunan pondasi kali ini:
1. Untuk pencegahan pondasi dari bahaya kerusakan/kegagalan yang diawali oleh retak pada beton,
disarankan agar mengontrol momen lentur, tegangan geser 1 arah dan 2 arah.
2. Bila pada situasi letak sumbu kolom saling berdekatan, lebih baik menggunakan pondasi telapak
kombinasi dibanding pondasi telapak tunggal karena akan lebih ekonomis.
3. Untuk perhitungan penurunan tanah, lebih baik ditinjau perlapisan tanah dengan ketebalan
tertentu sampai perbedaan besar penurunan semakin konstan.

DESAIN PONDASI 69
19
TUGAS BESAR. DESAIN PONDASI

DAFTAR PUSTAKA

DESAIN PONDASI 70

Anda mungkin juga menyukai