Anda di halaman 1dari 51

PELAKSANAAN P4KDENGAN STIKER

DI ERA NEW NORMAL PANDEMI COVID-19


No. Dokumen : 441/ /D2.U.5/ /2020

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :

Halaman :

UPTD Puskesmas
Iringmulyo Rochayani,SST.M.Kes
NIP.197005081989122001

1. Pengertian P4K dengan stiker adalah merupakan suatu kegiatan yang difasilitasi olehbidan di
desa/kelurahan khususnya dalam rangka peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman danpersiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil,
termasuk perencanaan penggunaan KB pasca persalinan dengan menggunakan stiker
sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan
kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahirdi era new normal dengan menerapkan protokol
kesehatan guna pencegahan terhadap penularan Covid-19.
2. Tujuan Tujuan Umum :
Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui
peningkatan peran aktifkeluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan
yangaman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya bagi ibu sehingga
dapat melahirkan bayi yang sehat di era new normal dengan menerapkan protokol
kesehatan guna pencegahan terhadap penularan Covid-19 .
Tujuan Khusus :
1. Terdatanya status ibu hamil dan terpasanganya stiker P4K di setiap rumah ibu hamil
yang memuat informasi tentang :
 Lokasi tempat tinggal ibu hamil
 Identitas ibu hamil
 Tafsiran persalinan
 Penolong, pendamping dan fasilitas persalinan
 Calon donor darah, transportasi yang akan digunakan sertapembiayaan
2. Adanya perencanaan persalinan termasuk pemakaian metode KB pasca persalinan yang
sesuai dan disepakati ibu hamil,suami, keluarga dan bidan
3. Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi
selama kehamilan, persalinan, dan nifas.
4. Meningkatkan keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun nonformal,
pendamping persalinan dan kelompok masyarakat dalam perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi dengan stiker, dan KB pasca salin sesuai dengan perannya
masing-masing.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Iringmulyo Nomor : 800/ /D-
3. Kebijakan 2.U.5/2020 tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan MasyarakatUPTD Puskesmas
Iringmulyo
1. Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan
Stiker Departemen Kesehatan RI, 2009
4. Referensi 2. Surat Edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan Nomor: HK.02.02/II/2518/2020 tentang Pelayanan Puskesmas di Era
Tatanan Baru dalam Pandemi Covid-19
5. Alat dan 1. Buku KIA
2. Stiker P4K
Bahan
3. Blangko P4K
4. Bidan Kit
6. Prosedur 1. Petugas menentukan target sasaran, memastikan ketersediaan logistik (stiker, Buku
KIA, blangko P4K) bagi setiap ibu hamil, untuk keberlangsungan P4K.
2. Petugas membuat janji melalui WA atau telepon untuk bertemu dengan sasaran.
3. Petugas melakukan kontak dengan ibu hamil dan keluarga dalam pengisian stiker
dengan melakukan kunjungan rumah dengan menerapkan protokol kesehatan.
4. Petugas melakukan anamnesa (wawancara) dengan ibu hamil, suami dan keluarga
untuk sepakat dalam pengisian stiker P4K termasuk pemakaian KB pasca salin dengan
menerapkan protokol kesehatan.
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik (ANC) pada ibu hamil dengan menerapkan
protokol kesehatan.
6. Petugas mencatat hasil pemeriksaan, termasuk mengisi amanat persalinan pada buku
KIA dan mengisi stiker P4K
7. Petugas memberikan konseling pada ibu hamil, suami, keluarga tentang P4K dengan
menerapkan protokol kesehatan.
8. Petugas melakukan rujukan ke Puskemsas apabila ditemukan masalah/komplikasi
dengan menerapkan protokol kesehatan
9. Petugas menempel stiker P4K.
7. Unit Terkait Bidan, Dokter, Kader, Lurah, Tokoh Masyarakat
8. Dokumen
Buku KIA, Blangko P4K, Stiker P4K, Kohort, Surat Tugas
terkait
9. Rekaman Tanggal mulai
No. Yang berubah Isi perubahan
histori diberlakukan
perubahan Penambahan kalimat “Di Era New
1. Judul Juni 2020
Normal Pandemi Covid-19”
Penambahan kalimat “di era new normal
dengan menerapkan protokol kesehatan
2. Pengertian Juni 2020
guna pencegahan terhadap penularan
Covid-19
Penambahan kalimat “di era new normal
dengan menerapkan protokol kesehatan
3. Tujuan Juni 2020
guna pencegahan terhadap penularan
Covid-19
Penambahan poin 2 “Surat Edaran
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Direktorat Jenderal Pelayanan
4. Referensi Kesehatan Nomor: HK. 02.02 / II / Juni 2020
2518 /2020 tentang Pelayanan
Puskesmas di Era Tatanan Baru dalam
Pandemi Covid-19”
Penambahan poin 2 “Petugas membuat
janji melalui WA atau telepon untuk
bertemu dengan sasaran”.
5. Prosedur Juni 2020
Penambahan kalimat “dengan
menerapkan protokol kesehatan” pada
point 3, 4, 5, 7, 8
KUNJUNGAN NEONATUS
DI ERA NEW NORMAL PANDEMI COVID-19

No. Dokumen : 441/ /D2.U.5/ /2020

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :

Halaman :

UPTD Puskesmas Rochayani,SST.M.Kes


Iringmulyo NIP.197005081989122001

1. Pengertian Kunjungan neonatus adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus (usia 0-28 hari)
sedikitnya 3 kali yaitu KN 1 pada 6-48 jam setelah lahir, KN 2 pada hari ke 3-7 hari, KN 3
pada hari ke 8-28 hari. Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat dapat
dilaksanakan di Puskesmas atau melalui kunjungan rumah di era new normal dengan
menerapkan protokol kesehatan guna pencegahan terhadap penularan Covid-19.
2.Tujuan Tujuan umum :
Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan
kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi atau
mengalami masalahdi era new normal dengan menerapkan protokol kesehatan guna
pencegahan terhadap penularan Covid-19.
Tujuan khusus :
1. Melakukan pemeriksaan ulang pada bayi baru lahir
2. Mengidentifikasi gejala penyakit
3. Memberikan penyuluhan dan pedoman antisipasi bersama orang tua
4. Mendidik dan mendukung orang tua dalam merawat bayi baru lahir
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Iringmulyo Nomor :800/ /
3.Kebijakan D2.U.5/2020 tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan MasyarakatUPTD Puskesmas
Iringmulyo
1. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku KIA, Kementerian Kesehatan RI, 2015
2. Surat Edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
4.Referensi
Pelayanan Kesehatan Nomor: HK.02.02/II/2518/2020 tentang Pelayanan
Puskesmas di Era Tatanan Baru dalam Pandemi Covid-19
5.Langkah – 1. Alat dan Bahan
langkah a. Buku KIA
prosedur b. Blangko Neonatus dan MTBM
c. Termometer
d. Stetoskop
2. Langkah – langkah
a. Petugas menentukan target sasaran, memastikan ketersediaan logistik (Buku KIA,
blangko neonatus).
b. Petugas membuat janji melalui WA atau telepon untuk bertemu dengan sasaran.
c. Petugas melakukan kunjungan ke rumah neonatus dengan menerapkan protokol
kesehatan.
d. Petugas melakukan anamnesa dengan menerapkan protokol kesehatan.
e. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dengan menerapkan protokol kesehatan.
f. Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus adalah sebagai berikut :
1) KN 1 dilakukan dalam kurun waktu 6-48 jam setelah bayi lahir.

Hal yang dilakukan :


 Jaga kehangatan tubuh bayi
 Berikan ASI Eksklusif
 Cegah infeksi
 Perawatan tali pusat
 Konseling
2) KN 2 dilakukan dalam kurun waktu hari ke- 3 sampai hari ke-7 setelah
bayi lahir.Hal yang dilakukan :
 Pemeriksaan ulang
 ASI eksklusif
 Asuhan dasar pada bayi
 Perawatan tali pusat
 Memantau tanda bahaya
 Konseling
3) KN 3 dilakukan dalam kurun waktu hari ke- 8 sampai hari ke-28 setelah
bayi lahir.Hal yang dilakukan :
 Melakukan pemeriksaan ulang
 ASI Eksklusif
 Asuhan dasar pada bayi
 Memantau tanda bahaya
 Konseling
g. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan.
h. Petugas melakukan konseling dengan menerapkan protokol kesehatan.
i. Petugas melakukan rujukan ke Puskesmas ditemukan neonatus resiko tinggi di
wilayah tersebut.
7.Unit Terkait Bidan, Dokter, Kader
8.Dokumen
Blangko Neonatus, Formulir MTBM, Surat Tugas
terkait
9.Rekaman Tanggal mulai
No. Yang berubah Isi perubahan
histori diberlakukan
perubahan Penambahan kalimat “Di Era New Normal
1. Judul Juni 2020
Pandemi Covid-19”
Penambahan kalimat “di era new normal
2. Pengertian dengan menerapkan protokol kesehatan guna Juni 2020
pencegahan terhadap penularan Covid-19
Penambahan kalimat “di era new normal
3. Tujuan dengan menerapkan protokol kesehatan guna Juni 2020
pencegahan terhadap penularan Covid-19
Penambahan poin 2 “Surat Edaran Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor: HK.
4. Referensi Juni 2020
02.02 / II / 2518 /2020 tentang Pelayanan
Puskesmas di Era Tatanan Baru dalam Pandemi
Covid-19”
5. Prosedur Penambahan poin 2 “Petugas membuat janji Juni 2020
melalui WA atau telepon untuk bertemu dengan
sasaran”.
Penambahan kalimat “dengan menerapkan
protokol kesehatan” pada point 3, 4, 5, 8
PEMANTAUAN NEONATUS RESIKO
TINGGI DI ERA NEW NORMAL
PANDEMI COVID-19
No. Dokumen : 441/ /D2.U.5/ /2020

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :

Halaman :

UPTD
Puskesmas Rochayani,SST.M.Kes
Iringmulyo NIP.197005081989122001

1. Pengertian Pemantauan neonatus dengan resiko tinggi adalah kegiatan yang dilakukan untuk
melakukan penilaian terhadap kondisi neonatus yang mempunyai resiko tinggi di era new
normal dengan menerapkan protokol kesehatan guna pencegahan terhadap penularan
Covid-19. Yang termasuk neonatus resiko tinggi yaitu :
1. BBLR
2. Asfiksia Neonatorum
3. Sindrom Gangguan Pernafasan
4. Ikterus
5. Perdarahan Tali Pusat
6. Kejang
7. Hypotermi
8. Hypertermi
9. Hypoglikemi
10. Tetanus Neonatorum
11. Pesalinan Prematur
12. Persalinan dengan tindakan (SC, Vakum)
2. Tujuan 1. Mengajari dan memantau ibu dalam merawat neonatus resti
2. Memantau perkembangan kasus dan mencegah kasus menjadi lebih berat
3. Mencegah terjadinya keterlambatan penanganan kasus
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Iringmulyo Nomor : 800/ /D-
3.Kebijakan 2.U.5/2020 tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan MasyarakatUPTD Puskesmas
Iringmulyo
1. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku KIA, Kementerian Kesehatan RI, 2015
2. Surat Edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
4. Referensi
Pelayanan Kesehatan Nomor: HK.02.02/II/2518/2020 tentang Pelayanan Puskesmas di
Era Tatanan Baru dalam Pandemi Covid-19
5. Langkah – 1. Alat dan Bahan
langkah a. KIA
Prosedur b. Blangko Neonatus dan MTBM
c. Termometer
d. Stetoskop
2. Langkah-langkah :
 Persiapan
1. Petugas menentukan target sasaran
2. Petugas mempersiapkan alat dan bahan

 Pelaksanaan
1. Petugas membuat janji dengan menggunakan WA atau telepon dengan
sasaran
2. Petugas melakukan kontak dengan sasaran melalui kunjungan rumah dengan
menerapkan protokol kesehatan
3. Petugas melakukan anamnesa dengan menerapkan protokol kesehatan
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik menggunakan MTBM engan
menerapkan protokol kesehatan
5. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan
6. Petugas melakukan konseling terhadap temuan kasus dengan menerapkan
protokol kesehatan
Petugas melakukan rujukan ke Puskesmas bila diperlukan
6 .Unit Terkait Bidan, Dokter, Kader
7.Dokumen
Blangko Neonatus, Formulir MTBM, Surat Tugas
terkait
Tanggal mulai
No. Yang berubah Isi perubahan
8. Rekaman diberlakukan
histori Penambahan kalimat “Di Era New Normal
1. Judul Juni 2020
perubahan Pandemi Covid-19”
Penambahan kalimat “di era new normal
dengan menerapkan protokol kesehatan
2. Pengertian Juni 2020
guna pencegahan terhadap penularan
Covid-19
Penambahan poin 2 “Surat Edaran
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Direktorat Jenderal Pelayanan
3. Referensi Juni 2020
Kesehatan Nomor: HK. 02.02 / II / 2518
/2020 tentang Pelayanan Puskesmas di Era
Tatanan Baru dalam Pandemi Covid-19”
Penambahan poin 1 pelaksanaan “Petugas
membuat janji melalui WA atau telepon
5. Prosedur untuk bertemu dengan sasaran”. Juni 2020
Penambahan kalimat “dengan menerapkan
protokol kesehatan” pada point 2, 3, 4, 6
POSYANDU BALITA
DI ERA NEW NORMAL PANDEMI
COVID-19

No. Dokumen : 441/ /D2.U.5/ /2020

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :

Halaman :

UPTD Puskesmas Rochayani,SST.M.Kes


Iringmulyo NIP.197005081989122001

1.Pengertian Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk
masyarakat serta yang dibimbing petugas terkait.

2. Tujuan 1. Menurunkan angka kematian bayi (AKB) , angka kematian ibu hamil, melahirkan dan
nifas.
2. Membudayakan NKBS
3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan
KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera
4. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan
keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Iringmulyo Nomor : 800/ /D-
3.Kebijakan 2.U.5/2020 tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat UPTD Puskesmas
Iringmulyo
1. Departemen Kesehatan RI, 2006
2. Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU, 2007
4.Referensi 3. Surat Edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan Nomor: HK.02.02/II/2518/2020 tentang Pelayanan Puskesmas di Era
Tatanan Baru dalam Pandemi Covid-19
5. Langkah – 1. Alat dan Bahan
langkah a. Buku KIA
prosedur b. ATK
c. Timbangan
d. Antopometri
e. Metlit
2 Langkah – langkah :
a. Kader membuat janji dengan sasaran posyandu melalui WA atau telepon
b. Kader menyiapkan tempat cuci tangan di luar gedung posyandu
c. Kader menyiapkan kusri tunggu dan meja posyandu dengan jarak min 1 meter
d. Kader melakukan pendaftaran balita dengan menerapkan protokol kesehatan
e. Kader melakukan penimbangan menggunakan timbangan digital
f. Kader melakukan pencatatan
g. Kader melakukan penyuluhan dengan menerapkan protokol kesehatan
h. Petugas melakukan pelayanan kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan
i. Setelah selesai pelayanan, kader melakukan desinfektan pada peralatan dan
gedung posyandu

KIA, KB, PTM, Imunisasi, Gizi, PLKB, Promkes


6.Unit Terkait

7.Dokumen Kohort Ibu, Kohort Bayi, Kohort Balita, Kohort KB, Buku KIA, Surat Tugas
terkait
Yang Tanggal mulai
No. Isi perubahan
8.Rekaman berubah diberlakukan
histori Penambahan kalimat “Di Era New Normal
1. Judul Juni 2020
perubahan Pandemi Covid-19”
Penambahan poin 2 “Surat Edaran
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
2. Referensi Juni 2020
Nomor: HK. 02.02 / II / 2518 /2020 tentang
Pelayanan Puskesmas di Era Tatanan Baru
dalam Pandemi Covid-19”
Penambahan poin 1 “Kader membuat janji
dengan sasaran posyandu melalui WA atau
telepon”, poin 2 “kader menyiapkan tempat
cuci tangan di luar gedung posyandu”, poin 3
“kader menyiapkan kusri tunggu dan meja
posyandu dengan jarak min 1 meter”,
3. Prosedur penambahan kalimat “dengan menerapkan Juni 2020
protokol kesehatan” pada point 4, 7, 8,
penambahan kalimat “menggunakan
timbangan digital” pada poin 5 , penambahan
poin 9 “setelah selesai pelayanan, kader
melakukan desinfektan pada peralatan dan
gedung posyandu”
SDIDTK DI POSYANDU
DI ERA NEW NORMAL PANDEMI
COVID-19

No. Dokumen : 441/ /D2.U.5/ /2020

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :

Halaman :

UPTD Puskesmas Rochayani,SST.M.Kes


Iringmulyo NIP.197005081989122001

1. Pengertian Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) adalah
pemantauan dan pengelolaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan
berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang pada usia 0-72 bulan yang dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih
SDIDTK, yang dilaksanakan di Posyandu di era new normal dengan menerapkan protokol
kesehatan guna pencegahan terhadap penularan Covid-19.
2. Tujuan Memantau adanya penyimpangan perkembangan pada balita

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Iringmulyo Nomor : 800/ /D-
3.Kebijakan 2.U.5/2020 tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan MasyarakatUPTD Puskesmas
Iringmulyo
1. Buku Pedoman SDIDTK
2. Surat Edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
Pelayanan
4.Referensi
Kesehatan Nomor: HK.02.02/II/2518/2020 tentang Pelayanan Puskesmas di Era
Tatanan
Baru dalam Pandemi Covid-19
5. Langkah – 1. Alat dan Bahan
langkah a. Timbangan
prosedur b. Pengukur Tinggi Badan
c. Pita ukur
d. Buku KIA
e. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) sesuai umur anak
f. Instrumen Tes Daya Dengar (TDD)
 Tes Daya Dengar sesuai umur anak
 Gambar Binatang (Ayam, anjing, kucing, manusia)
 Mainan ( Boneka, Kubus, Cangkir, Bola)
g. Instrumen daya lihat
 Ruangan yang bersih dan penyinaran yang baik
 2 buah kursi. 1 untuk anak dan 1 untuk pemeriksa
 Poster E untuk di gantung dan kartu E untuk di pegang
 Alat penunjuk
h. Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
i. Chek list for autism in toddlers (CHAT)
j. Chek list gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH)

2. Langkah – langkah :
a. Sasaran menunggu diluar gedung posyandu dengan menerapkan protokol
kesehatan
b. Petugas memanggil balita dan orangtua ke ruang periksa dengan menerapkan
protokol kesehatan
c. Petugas mengenalkan diri menyapa pasien dan orang tua atau keluarga yang
menemani pasien dengan menerapkan protokol kesehatan
d. Petugas menjelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan dan mengatur
posisi pasien senyaman mungkin dengan menerapkan protokol kesehatan
e. Petugas mengukur tinggi badan/panjang badan dan menimbang berat badan dan
mencatatnya di buku KIA dengan menerapkan protokol kesehatan
f. Petugas mengukur lingkar kepala anak (LKA) dan mencatatnya di buku KIA
g. Petugas melakukan skrining perkembangan anak dan melakukan wawancara
dengan orang tua dengan menggunakan kuesioner pra skrining perkembangan
(KPSP) sesuai umur anak dan mencatat hasil di kuesioner tersebut dengan
menerapkan protokol kesehatan
h. Petugas melakukan Tes Daya Dengar (TDD) pada anak usia 0-3 tahun dan
mencatat hasil nya dengan menerapkan protokol kesehatan
i. Petugas melakukan Tes Daya Lihat (TDL) pada anak usia 36-72 bulan dan
mencatat hasilnya dengan menerapkan protokol kesehatan
j. Petugas melakukan deteksi dini penyimpangan mental emosional pada anak
usia 36-72 bulan dengan menggunakan Kuesioner Masalah Mental Emosional
(KMME) dan mencatat hasilnya dengan menerapkan protokol kesehatan
k. Petugas melakukan test CHAT pada anak usia 18-36 dengan menggunakan
ceklist CHAT dan mencatat hasilnya dengan menerapkan protokol kesehatan
l. Petugas melakukan tes GPPH pada anak usia 36 bulan ke atas menggunakan
ceklist GPPH dan mencatat hasilnya dengan menerapkan protokol kesehatan
m. Petugas merangkum seluruh hasil pemeriksaan dalam rekam medis
n. Petugas menjelaskan hasil pemeriksaan kepada orang tua atau keluarga pasien
dengan menerapkan protokol kesehatan
o. Petugas segera merujuk pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki
terapi tumbuh kembang anak apabila di temukan kelainan tumbuh kembang
Petugas menacatat hasil pemeriksaan di buku register pasien
7.Unit Terkait Bidan, Dokter, Kader
8.Dokumen Kohort Bayi, Kohort Balita, Formulir KPSP, Formulir KMME, Formulir CHAT, Formulir
terkait GPPH, Buku Pedoman SDIDTK, Surat Tugas

9.Rekaman Tanggal mulai


No. Yang berubah Isi perubahan
histori diberlakukan
perubahan Penambahan kalimat “Di Era New Normal
1. Judul Juni 2020
Pandemi Covid-19”
Penambahan kalimat “di era new normal
dengan menerapkan protokol kesehatan
2. Pengertian Juni 2020
guna pencegahan terhadap penularan Covid-
19
3. Referensi Penambahan poin 2 “Surat Edaran Juni 2020
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Nomor: HK. 02.02 / II / 2518 /2020 tentang
Pelayanan Puskesmas di Era Tatanan Baru
dalam Pandemi Covid-19”

Penambahan poin 1 “sasaran menunggu


diluar gedung posyandu dengan menerapkan
protokol kesehatan”
4. Prosedur Juni 2020
Penambahan kalimat “dengan menerapkan
protokol kesehatan” pada setiap poin
prosedur
SOP IMUNISASI DALAM MASA NEW
NORMAL
No. Dokumen : 441/ /D-2.U.5/ /2020
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :

UPTD Puskesmas
Rochayani,SST.M.Kes
Iringmulyo
NIP.197005081989122001

1. Pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit,sehingga bila kelak dia terpapar dengan penyakit tersebut
tidak akan menderita penyakit tersebut.
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan Imunisasi di era pandemi
covid 19 untuk menurunkan angka kesakitan,kecacatan,dan kematian bayi dan balita
akibat penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi (PD3I)
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Langkah –langkah A.Persiapan alat :
Prosedur 1. Ruangan yang luas dan sirkulasi udara yang baik
2. Meja pemeriksaan yang sudah di beri pembatas transparan
3. Tempat tidur Imunisasi yang sudah diberi pembatas transparan.
4. Termometer
5. Pengukur Berat Badan
6. Pengukur Panjang/Tinggi Badan
7. Cold chain
8. Vaksin Carieer dan Cold pack
9. Vaksin : HB 0,BCG,DPT dan Hb,Campak /MR,dan Polio oral
10. Disposible 0,5 ml,0,05 ml,dan 5ml.
11. Alkohol swaap
12. Alat Pelindung Diri : Handscoen,masker,Goun/Apron,face shield.
13. Tempat mencuci Tangan/Wastafel dengan sabun cuci tangannya.
14. Safety box
15. Tempat sampah medis dan non medis

B.Prosedur :
a. Untuk bayi umur 1 bulan,diberikan Imunisasi BCG (untuk kekebalan aktif
terhadap tuberkulosis),dan Polio Oral (untuk kekebalan aktif terhadap
Poliomielitis).
b. Untuk Bayi umur 2-6 bln,diberikan Imunisasi DPT/HB (untuk kekebalan
secara simultan terhadap difteri pertusis dan tetanus juga hepatitis B, dan
Polio Oral.
c. Untuk Bayi umur 9 bln diberikan Imunisasi Campak/MR (untuk perlindungan
terhadap campak dan Rubela
d. Untuk Balita umur 18 bln,diberikan Imunisasi DPT/HB Lanjutan
e. Untuk Balita umur 24 bln diberikan Imunisasi Campak/MR Lanjutan.
f. Pemberian imunisasi TT,untuk kekebalan aktif terhadap tetanus.
C.Langkah-langkah kegiatan
a. Ibu bayi/Pengantar Klien dianjurkan mencuci tangan memakai sabun
dan di cek suhu tubuh.
b. Ibu/Pengantar Klien mendaftar di pendaftaran.

c. Ibu/Pengantar Klien di arahkan ke ruangan Pelayanan Sehat untuk


dilakukan anamnesa , identitas, riwayat penyakit,dan lainnya.
d. Petugas menulis identitas pasien pada kartu rawat jalan.
e. Petugas Mencuci tangan dan mengeringkannya, lalu memakai
handscoen,dan masker,juga face shield.
f. Petugas melakukan pemeriksaan Tanda tanda vital Bayi, jika suhu >
37,5 C maka pemeriksaan selanjutnya dilakukan di ruang skrining
MTBS dan berkolaborasi dengan dokter / petugas kesehatan lain.dan
Imunisasi di tunda,sampai bayi/balita sembuh.
g. Jika Suhu < 37,5 Petugas Melakukan Imunisasi sesuai dengan
kebutuhan bayai saat itu:

 Imunisasi BCG diberikan pada lengan kanan bagian atas


secara Intracutan,dengan dosis pemberian 0,05 ml,sebanyak 1
kali pemberian.
 Imunisasi Polio Oral 1 dosis ( dua tetes),sebanyak 4 kali dosis
pemberian dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.
 Imunisasi DPT/HB diberikan secara IntraMusculer,0,5 ml
sebanyak 3 dosis. pada paha kiri,dosis pertama pada umur 2
bulan,dosis selanjutnya dengan interval minimal 4
minggu ,dan pemberian ulangan (booster) pada umur 18 bulan
 Imunisasi Campak/MR diberikan pada bayi umur 9-11 bulan,
secara subcutan, pada lengan kiri atas,dan pemberian ulangan
(booster) pada umur 24 bln dan 6-7 tahun.
 Imunisasi TT diberikan pada calon pengantin atau klien yang
memerlukan,diberikan secara subcutan 0,5 ml.
 Setelah selesai dilakukan penyuntikan pada bayi/balita/klien,
selanjutnya ibu/pengantar/klien di harapkan untuk menunggu
selama 15 menit sebelum diperbolehkan untuk pulang.

h. Petugas memberikan konseling kepada ibu/pengantar bayi/balita,


tentang cara menangani efek samping dari pemberian imunisasi yang
telah dilakukan.
i. Petugas,melepas hanscoen, mencuci tangan,dan mengeringkannya
kembali.
j. Petugas melakukan pendokumentasian,dan kemudian mempersilahkan
klien untuk pulang

6. Unit Terkait Dokter, program gizi, program P2, program surveilans, promkes, farmasi
7. Rekaman Histori Tanggal mulai
No. Yang berubah Isi perubahan
perubahan diberlakukan
PEMANTAUAN LANSIA RESTI
DI ERA NEW NORMAL PANDEMI
COVID-19

No. Dokumen : 441/ /D2.U.5/ /2020

No. Revisi:
SOP
TanggalTerbit :

Halaman :

UPTD
Puskesmas Rochayani,SST.M.Kes
Iringmulyo NIP.197005081989122001

1. Pengertian Kunjungan rumah pada lansia resti adalah salah satu upaya untuk mendukung
peningkatan derajat kesehatan Lansia, untuk memantau kondisi kesehatan dan juga
menilai kemandirian lansia di era new normal dengan menerapkan protokol kesehatan
guna pencegahan terhadap penularan Covid-19
2. Tujuan a. Memantau kesehatan lansia, kepatuhan minum obat dengan menerapkan
protokol kesehatan
b. Memberikan edukasi kepada keluarga untuk terlibat mendukung peningkatan
derajat kesehatan lansia dengan menerapkan protokol kesehatan
c. Meningkatkan derajat kesehatan lansia dengan pelayanan preventif dan
promotif di era ner normal dengan menerapkan protokol kesehatan
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Iringmulyo Nomor :
3. Kebijakan 800/ /D-2.U.5/2020 tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan MasyarakatUPTD
Puskesmas Iringmulyo
a. Permenkes RI Nomor 25 Tahun 2016 tentang rencana aksi nasional kesehatan lansia
b. Surat Edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
4. Referensi
Pelayanan Kesehatan Nomor: HK.02.02/II/2518/2020 tentang Pelayanan Puskesmas
di Era Tatanan Baru dalam Pandemi Covid-19
5. Langkah – 1. Persiapan Alat
langkah a. Tensimeter
Prosedur b. Buku kunjungan
2. Langkah-langkah :
a. Petugas membuat janji melalui WA atau telepon untuk bertemu dengan sasaran
b. Petugas mengunjungi rumah lansia dengan menerapkan protokol kesehatan
c. Melakukan wawancara tentang keluhandengan menerapkan protokol kesehatan
d. Pemeriksaan tekanan darahdengan menerapkan protokol kesehatan
e. Memberikan edukasi sesuai masalah kesehatan lanisadengan menerapkan
protokol kesehatan
f. Jika ditemukan ada masalah anjurkan pasien ke puskesmas
1. Pengelola Program Lansia
2. Dokter
6.Unit Terkait
3. Program PTM
4. Kader kesehatan
7. Rekaman Histori Tanggal mulai
No. Yang berubah Isi perubahan
Perubahan diberlakukan
Penambahan kalimat “Di Era New
1 Judul Juni 2020
Normal Pandemi Covid-19”
Penambahan kalimat “di era new
normal dengan menerapkan protokol
2 Pengertian Juni 2020
kesehatan guna pencegahan terhadap
penularan Covid-19
Penambahan kalimat “di era new
3 Tujuan normal dengan menerapkan protokol Juni 2020
kesehatan pada setiap poin
Penambahan poin 1 “Petugas membuat
janji melalui WA atau telepon untuk
bertemu dengan sasaran”.
4 Prosedur Juni 2020
Penambahan kalimat “dengan
menerapkan protokol kesehatan” pada
point 2, 3, 4, 5
PENJARINGAN KESEHATAN LANSIA
DI ERA NEW NORMAL PANDEMI COVID-19

No. Dokumen : 441/ /D-2.U.5/ /2020

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :

Halaman :

UPTD Puskesmas Rochayani,SST.M.Kes


Iringmulyo NIP.197005081989122001

1. Pengertian Penjaringan kesehatan lansia merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi


pengisian kuesioner, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang oleh tenaga
kesehatan bersama-sama kader kesehatan kepada lansia usia 60-69 tahun yang
dilakukan di era new normal dengan menerapkan protokol kesehatan guna
pencegahan terhadap penularan Covid-19.
2. Tujuan mempermudah deteksi dini penyakit terutama penyakit tidak menular di era new
normal dengan menerapkan protokol kesehatan
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Iringmulyo Nomor :
3. Kebijakan 800/ /D-2.U.5/2020 tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan MasyarakatUPTD
Puskesmas Iringmulyo
1. Permenkes No 75 tahun 2014 tentang puskesmas
2. Permenkes No. 67 tahun 2015 tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan lanjut
usia di puskesmas
4. Referensi
3. Surat Edaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan Nomor: HK.02.02/II/2518/2020 tentang Pelayanan Puskesmas
di Era Tatanan Baru dalam Pandemi Covid-19
5. Langkah – 1. Persiapan Alat
langkah b. Metlit
Prosedur c.Timbangan
d. PengukurTinggiBadan
e.Tensi
f. Kuesioner
2. Langkah-langkah :
a. Petugas memberitahu kepala puskesmas tentang kegiatan penjaringan
b. Petugas menyusun jadwal pelaksanaan penjaringan
c. Petugas membuat janji melalui WA atau telepon untuk bertemu dengan sasaran
d. Petugas dan tim melaksanakan kegiatan penjaringan dengan menerapkan
protokol kesehatan
e. Petugas melakukan pemeriksaan, pengisian kuesioner, konseling, dan tindak
lanjut pada lansia resiko tinggi dengan menerapkan protokol kesehatan
f. Petugas melakukan perekapan hasil penjaringan
g. Petugas melaporkan hasil penjaringan kesehatan lansia ke kepala puskesmas dan
dinas kesehatan

6. Unit Terkait 1 Pengelola Program Lansia


2 Kader kesehatan
3 Program PTM

Yang Tanggal mulai


No. Isi perubahan
berubah diberlakukan
Penambahan kalimat “Di Era New
1 Judul Juni 2020
Normal Pandemi Covid-19”
Penambahan kalimat “di era new
normal dengan menerapkan protokol
2 Pengertian Juni 2020
kesehatan guna pencegahan terhadap
penularan Covid-19
7. Rekaman histori Penambahan kalimat “di era new
Perubahan 3 Tujuan normal dengan menerapkan protokol Juni 2020
kesehatan
Penambahan poin 3“Petugas
membuat janji melalui WA atau
telepon untuk bertemu dengan
4 Prosedur sasaran”. Juni 2020
Penambahan kalimat “dengan
menerapkan protokol kesehatan”
pada point 4 dan 5
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BAYI
DAN BALITA DI POSYANDU DALAM
TATANAN NEW NORMAL
PRODUKTIF DAN AMAN CORONA
VIRUS DISEASE (COVID-19)

No. Dokumen : 441/ /D2.U.5/ /2020

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :
UPTD Puskesmas Rochayani,S.st,M.Kes
Iringmulyo NIP.197005081989122001
1. Pemantauan pertumbuhan status gizi adalah untuk memberikan informasi
gambaran besaran dan pentebaran masalah gizi kurang di suatu wilayah
2. Posyandu adalah bentuk kegiatan upaya kesehatan berbasis masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari oleh dan untuk masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan
1. Pengertian masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian
ibu (AKI) dan angka kematian bayi
3. Pelaksanaan kegiatan tersebut diatas pada masa new normal produktif dan
aman corona (virus covid-19) tetap dilaksanakan dengan menerapkan protokol
kesehatan secara ketat
1. Memelihara dan meningkatkan kesehatan bayi, balita, ibu dan pasangan usia
subur (PUS)
2. Tujuan 2. Evaluasi perkembangan masalah gizi bayi, balita, ibu dan pasangan usia subur
(PUS) di masa new normal produktif dan aman corona (virus covid-19) tetap
berjalan

3. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPTD Puskesmas Iringmulyo

1. UU No. 36/2009 tentang kesehatan


2. Keputusan Presiden No.12 tahun2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai bencana nasional
3. Kepmenkes RI No. 224/MENKES/SK/II/2007 tentang spesifikasi teknis MP-ASI
4. Kepmenkes RI No. 145/MENKES/SK/I/2007 tentang pedoman penanggulangan
bencana bidang kesehatan
4. Referensi 5. Permenkes No. 741/MENKES/PER/VIII/2008 tentang standar pelayanan
minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota
6. Permendagri No. 19/2011 tentang pedoman pengintegrasian layanan sosial dasar
di posyandu
7. Surat Edaran dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral
Pelayanan Kesehatan No : HK.02.02/II/2518/2020 tentang pelayanan Puskesmas
di Era Tatanan Baru dalam Pandemi COVID-19
5. Langkah - langkah 1. Setiap posyandu wajib menyediakan tempat cuci tangan
Prosedur 2. Setiap petugas, kader dan pengunjung wajib mencuci tangan pakai sabun dan
air mengalir dan memakai masker ketika masuk wilayah posyandu
3. Tempat tunggu pengunjung diberi jarak min 1 meter
4. Petugas menggunakan APD level 2
5. Bayi dan balita membawa sarung timbang sendiri dari rumah
6. Balita sakit tidak diperbolehkan datang ke posyandu

7. Setelah dilakukan penimbangan dan pemantauan pertumbuhan balita yang


tidak saatnya SDIDTK dan imunisasi langsung diminta pulang supaya tidak
terjadi kerumunan
8. Petugas menggunakan APD level 2
9. Selesai melakukan pemantauan cuci tangan pakai sabun/hand sanitizer
6. Hal-hal yang perlu Koordinasi lintas sektoral untuk mengkampanyekan pelayanan posyandu di masa
diperhatikan tatanan new normal produktif dan aman corona (virus covid-19)
Petugas gizi
7. Unit terkait Bidan kelurahan
Kader posyandu
Buku KIA (KMS balita)
8. Dokumen terkait Kohort balita
Laporan bulanan gizi (LB3 Gizi)
9. Rekam historis
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

1. Judul Judul
Penambahan kalimat
DALAM TATANAN
NEW NORMAL
PRODUKTIF DAN
AMAN CORONA
VIRUS DISEASE
(COVID-19)

Penambahan kalimat
“masa new normal
produktif dan aman
2. Tujuan corona (virus covid-
19) tetap berjalan”

Penambahan
referensi
“Keputusan Presiden
No.12 tahun2020
tentang Penetapan
Referensi Bencana Nonalam
Penyebaran Corona
Virus Disease 2019
(Covid-19) sebagai
bencana nasional”
“Surat Edaran dari
Kementrian
Kesehatan Republik
3. Indonesia Direktorat
Jendral Pelayanan
Kesehatan No :
HK.02.02/II/2518/20
20 tentang pelayanan
Puskesmas di era
Tatanan Baru dalam
Pandemi COVID-19”

1. Setiap posyandu
wajib
menyediakan
tempat cuci
tangan
2. Setiap petugas,
kader dan
pengunjung
wajib mencuci
tangan pakai
sabun dan air
mengalir dan
memakai masker
ketika masuk
Langkah-langkah wilayah
prosedur posyandu
3. Tempat tunggu
pengunjung
diberi jarak min
1 meter
4. Petugas
menggunakan
APD level 2
5. Bayi dan balita
membawa
sarung timbang
sendiri dari
rumah
6. Balita sakit tidak
4. diperbolehkan
datang ke
posyandu
7. Setelah
dilakukan
penimbangan
dan pemantauan
pertumbuhan
balita yang tidak
saatnya
SDIDTK dan
imunisasi
langsung
diminta pulang
supaya tidak
terjadi
kerumunan
8. Petugas
menggunakan
APD level 2
9. Selesai
melakukan
pemantauan cuci
tangan pakai
sabun/hand
sanitizer
10.
5. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
Koordinasi lintas
sektoral untuk
mengkampanyek
an pelayanan
posyandu di
masa tatanan
new normal
produktif dan
aman corona
(virus covid-19).

Hal-hal yang perlu


diperhatikan
INSPEKSI SANITASI
TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN (TPM)
DALAM TATANAN NEW NORMAL

Nomor : 441/ /SOP/D-2.U.5/ /2020


Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
:
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Rochayani, S.ST.,M.Kes
Iringmulyo NIP.197005081989122001

1. Pengertian Kegiatan pemeriksaan Hygiene sanitasi di tempat pengolahan makanan seperti


restouran, Makanan jajanan, kantin, depot air minum isi ulang, jasa boga.

2. Tujuan Sebagai pedoman Dalam Kegiatan Inspeksi Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan
(TPM) Dalam tatanan New Normal

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Iringmulyo No. 800/ /D-2.U.5/2020


Tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat.
a. UU Kesehatan No. 36 tahun 2009
4. Referensi
b. Permenkes No. 128 Tahun 2004
c. PP No. 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
d. Permenkes RI No. 1096/MENKES/PER/VII/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasa
Boga
e. Kepmenkes No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Higiene Sanitasi Makanan
Jajanan
f. Peraturan Ka.BPOM RI No. HK.00.06.1.52.4011 tentang Pedoman Persyaratan
Higyene Sanitasi Makanan
5. Langkah- 1. Alat dan Bahan
langkah prosedur a. Alat Tulis
b. Formulir pemeriksaan
c. Sanitarian Kit
2. Langkah – langkah
a. Petugas menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan
b. Petugas menyiapkan formulir pemeriksaan sesuai dengan jenis TPM
c. Petugas melaporkan kepada Kasubbag TU agar dibuatkan surat tugas
d. Petugas mendatangi TPM dan meminta izin kepada pemilik atau pengelola
e. Petugas Menggunakan Alat Pelindung Diri Sesuai Standar
f. Petugas melakukan wawancara untuk mencari faktor resiko lingkungan dengan
tetap melakukan phsycal Distancing
g. Petugas melakukan pemeriksaan sanitasi sesuai dengan formulir pemeriksaan
h. Petugas memaparkan hasil pemeriksaan kepada pengelola/pemilik dan
memberikan masukan/saran bila diperlukan
i. Petugas membuat laporan pemeriksaan
6. Unit yang terkait a. Penanggung jawab terkait
b. Pelaksana upaya
c. Lintas sektor

7. Dokumen Form hasil kunjungan

terkait

8. Rekaman
historis perubahan No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

3
INSPEKSI SANITASI
TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU)
DALAM TATANAN NEW NORMAL

Nomor : 441/ /SOP/D-2.U.5/ /2020


Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
:
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Rochayani, S.ST.,M.Kes
Iringmulyo NIP.197005081989122001

1. Pengertian Kegiatan pemeriksaan Hygiene sanitasi di tempat-tempat umum seperti tempat ibadah,
Institusi Pendidikan, Sarana Kesehatan, Perkantoran, dll
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas Dalam dalam melakukan kegiatan pengawasan dan
Pembinaan Tempat-Tempat Umum (TTU) Dalam tatanan New Normal agar tercipta
kondisi TTU yang memenuhi syarata Kesehatan

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Iringmulyo No. 800/ /D-2. U.5/2020


Tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat.
a. UU Kesehatan No. 36 tahun 2009
4. Referensi
b. Permenkes No. 128 Tahun 2004
c. PP No. 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
d. PMK RI No. 13 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas
e. Kepmenkes No. 288 Tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri
f. Kepmenkes No. 1405 Tahun 2003 tentang pedoman Penyehatan Sarana dan
bangunan Umum
g. Kepmenkes No. 1429 Tahun 2006 tentang pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah

5. Langkah- 1. Alat dan Bahan


langkah a. Alat Tulis
prosedur b. Formulir pemeriksaan TTU
c. Sanitarian Kit

2 . Langkah – langkah

a. Petugas menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan


b. Petugas menyiapkan formulir pemeriksaan sesuai dengan jenis TTU
c. Petugas melaporkan kepada Kasubbag TU agar dibuatkan surat tugas
d. Petugas mendatangi TTU dan meminta izin kepada Pengelola atau
penanggungjawab TTU
e. Petugas Menggunakan Alat Pelindung Diri Sesuai Standar
f. Petugas melakukan wawancara untuk mencari faktor resiko lingkungan
dengan tetap melakukan phsycal Distancing
g. Petugas melakukan pemeriksaan sanitasi sesuai dengan formulir pemeriksaan
h. Petugas memaparkan hasil pemeriksaan kepada pengelola/pemilik dan
memberikan masukan/saran bila diperlukan
i. Petugas membuat laporan pemeriksaan

6. Unit terkait a. Penanggung jawab terkait


b. Pelaksana upaya
c. Lintas sektor

Hasil Pemeriksaan
7. Dokumen
terkait

8. Rekaman histori
perubahan No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

3
KUNJUNGAN RUMAH/
PEMBINAAN RUMAH SEHAT
DALAM TATANAN NEW NORMAL

Nomor : 441/ /SOP/D-2.U.5/ /2020


Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
:
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Rochayani, S.ST.,M.Kes
Iringmulyo NIP.197005081989122001

1. Pengertian Pembinaan rumah sehat adalah suatu upaya kegiatan yang mengintegrasikan
pelayanan kesehatan antara promotif, preventif, rehabilitatif dan kuratif yang
difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi untuk mengatasi penyakit berbasis
lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan pemukiman.
2. Tujuan Sebagai cpedomanc teknis pelaksanaan kunjungan rumah/pembinaan dalam tatanan
New Normal

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Iringmulyo No. 800/ /D-2. U.5/2020


Tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat.
a. PMK No. 13 tahun 2015 tentang penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di
4. Referensi
Puskesmas
b. Permenkes No. 66 Tahun 2015 tentang Kesehatan Lingkungan
5. Langkah – 1. Alat dan Bahan
langkah a. Alat Tulis
prosedur b. Dokumentasi
c. Format Pemeriksaan

2 . Langkah – langkah
a. Menentukan waktu dan lokasi kegiatan
b. Menyiapkan perlengkapan pembinaan
c. Menggunakan APD sesuai Standar
d. Melakukan kunjungan rumah dengan memberi salam dan memperkenalkan
diri terlebih dahulu
e. Menjaga Jarak Minimal dengan Tuan Rumah/Phsycal Distancing
f. Menjelaskan tujuan kunjungan
g. Melaksanakan pemeriksaan SAB, Air minum, SPAL, TPS, Jaga, dan kondisi
rumah (pencahayaan, ventilasi)
h. Mencatat hasil pemeriksaan
i. Memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan
j. Melakukan pembinaan tentang rumah sehat dan perilaku hidup bersih dan
sehat
k. Membuat laporan hasil pemeriksaan
6. Unit yang a. Penanggung jawab terkait
terkait b. Dinas Kesehatan
c. Laboratorium Daerah
Hasil Pemeriksaan
8. Dokumen
terkait

9. Rekaman histori
perubahan No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

3
PEMICUAN SANITASI TOTAL BERBASIS
MASYARAKAT (STBM)
DALAM TATANAN NEW NORMAL

Nomor : 441/ /SOP/D-2.U.5/ /2020


Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
:
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Rochayani, S.ST.,M.Kes
Iringmulyo NIP.197005081989122001

1. Pengertian Strategi dalam pencapaian STBM melalui pendekatan perubahan perilaku Hygiene dan
sanitasi secara kolektif melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan

2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas dalam melaksanakan pemicuan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) Dalam tatanan New Normal

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Iringmulyo No. 800/ /D-2. U.5/2020


Tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat.
b. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
4. Referensi
c. Permenkes Nomor 3 Tahun 2014 tentang STBM
d. Permenkes No. 66 Tahun 2015 tentang Kesehatan Lingkungan
5. Langkah – 1. Alat dan Bahan
langkah b. Alat Tulis
prosedur c. Kertas warna
d. Kertas Karton
e. Lem
f. Tepung Terigu
2 Langkah – Langkah :
a. Petugas Mengenakan APD Sesuai Kebutuhan
b. Petugas melakukan perkenalan dan menyampaikan maksud dan tujuan
c. Petugas Menyampaikan tentang protokol kesehatan di era New Normal
d. Petugas melakukan pencairan suasana agar lebih akrab/dekat dengan
masyarakat
e. Petugas meminta izin ke masyarakat bahwa kita boleh belajar bersama
f. Petugas menanyakan kepada masyarakat tentang kondisi dan permasalahan
kesehatan yang ada di wilayah tersebut
g. Petugas memimpin pelaksanaan pemetaan wilayah
h. Petugas mengajak masyarakat melakukan penelusuran lokasi pilar STBM jika
kondisi memungkinkan
i. Petugas memainkan alur kontaminasi
j. Petugas melakukan simulasi kontaminasi
k. Petugas melakukan diskusi dengan masyarakat yang dipicu
l. Petugas mencatat hasil pemicuan bagi yang mau berubah dan dibuat
kesepakatan pelaksanaan pembuatan jamban atau sarana STBM lainnya
m. Merumuskan rencana tindak lanjut pemicuan
n. Masyarakat Melakukan penandatangan kontrak hasil rencana tindaklanjut
pemicuan
o. Penutup

6. Unit terkait a. Penanggung jawab terkait


b. Pelaksana upaya
c. Lintas sektor

7. Hal - hal yang Prinsip STBM harus diterapkan yaitu tidak membawa bantuan, tidak menggurui, dan
pelru untuk belajar bersama
diperhatikan
Dokumen kontrak kesepakatan
8. Dokumen
terkait

9.

No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai


diberlakukan

3
RESPON KEWASPADAAN DAN
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
INFEKSI DI FASYANKES PRIMER DI
PUSKESMAS TERHADAP COVID-19

Nomor : 441/ /SOP/D-2.U.5/U/ /2020


Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
:
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Rochayani, S.ST.,M.Kes
Iringmulyo NIP.197005081989122001

Virus Corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari
1. Pengertian
gejala ringan sampai berat. Ada dua jenis yang diketahui menyebabkan penyakit yang
dapat menimbulkan gejala berat yaitu Middle East Respiratory Sundrome (MERS-CoV)
dan Severe Acute Respiratory Sundrome (SARS 2-CoV) yang dapat menimbulkan
komplikasi peneumonia, dan maslah pernapasan parah lainnya bula tidak ditangani
dengan cepat dan tepat.

Pasien Dalam Pengawasan (PDP)

1. Seseorang yang mengalami :

a Demam (≥ 38 °C) atau ada riwayat demam

b Batuk /pilek/nyeri tenggorokan

c Pnemonia ringan hingga berat berdasarkan gejala klinis dan/atau gambaran


radiologi perlu waspada pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh
(immunocompromised) karena gejala dan tanda tidak jelas. Dan memiliki
riwayat perjalanan ke negara yang terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum
timbul gejala.

2. Seseorang yang dengan demam (≥38°C) atau riwayt demam atau ISPA ringan
sampai berat dan pada 14 hari sebelum timbul gejala, memiliki salah satu dari
paparan berikut:
a Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19
b Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien
konfirmasi COVID-19
c Riwayat perjalanan ke Propinsi Bubel, China (termasuk Kota Wuhan)
d Kontak dengan orang yang memiliki riwayat perjalanan pada 14 hari terakhir ke
Propinsi Hubei, China (termasuk Kota Wuhan)
Dalam kegiatan Surveilans, jika ditemukan Pasien Dalam Pengawasan, hendaknya
dilakukan terhadap keluarga maupun petugas kesehatan yang kontak erat.

Orang Dalam Pemantauan(ODP)

Adalah seseorang yang mengalami gejala demam (≥38°C) atau ada riwayat demam
atau ISPA tanpa Pnemonia dan memiliki riwayat perjalanan ke negara yang
terjangkit/melaporkan COVID-19/daerah yang melaporkan transmisi lokal pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala.
Orang dalam pemantauan harus melakukan isolasi diri di rumah. Petugas Kesehatan
dapat melakukan pemantauan melalui telepon namun idealnya dalap melakukan
kunjungan secara berkala (harian).

Orang Tanpa Gejala(OTG)

Adalah sesorang yang tidak bergejala dan memiliki resiko tertulat dari orang
konfirmasi COVID_19. Orang tanpa gejala (OTG) merupakan kontak erat dengan
kasus konfirmasi COVID-19.

Terhadap OTG dilakukan pengambilan spesimen pada hari ke-1 dan ke-14 untuk
pemeriksaan RT PCR. Dilakukan pemeriksaan Rapid Test apabila tersedia fasilitas
pemeriksaan RT PCR, apabila hasil pemeriksaan pertama menunjukkkan hasil :

a Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah karantina mandiri dengan menerapkan PHBS


dan physical distancing; pemeriksaan ulang pada 10 hari berikutnya. Jika
pemeriksaan ulang positif, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak
2 kali selama 2 hari berturut-turut, di Laboratorium pemeriksaan yang mampu
melakukan pemeriksaan RT PCR.

b Positif, tatalaksana selanjutnya adalah karantina mandiri dengan menerapkan PHBS


dan physical distancing; pada kelompok ini juga akan dikonfirmasi dengan
pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut, di Laboratorium
pemeriksa yang mampu melakukan pemeriksaan RT PCR.

Termasuk Kontak Erat adalah :

- Petugas Kedsehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan membersihkan


ruangan di tempat perawatan khusus.
- Orang yang merawat atau menunggu pasien di ruangan
- Orang yang tinggal serumah dengan pasien
- Tamu yang berada dalam satu ruangan dengan pasien
- Orang yang berpergian dalam satu alat angkut
Orang yang bekerja bersama dengan pasien

Sebagai Respon Kewaspadaan Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi di Fasyankes


2. Tujuan
Primer (Puskesmas) terhadapa Penyakit COVID-19

3. Kebijakan
g. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
h. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.43 tahun 2019 Pasal 59 yang menyatakan
bahwa Puskesmas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dapat melaksanakan
rujukan.Rujukan meliputi upaya kesehatan masyarakat dan rujukan upaya
kesehatan perorangan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem rujukan dilaksanakan sesuai dengan
standart dan ketentuan perundang-undangan.
i. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/104/2020 tentang
Penetapan Infeksi Novel Corona Virus (infeksi N Cov) sebagai penyakit yang
dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya.

4. Referensi
1. Pedoman kesiapsiagaan menghadapi Corona Virus Disease (COVID-19)
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian
Kesehatan RI tanggal 27 Maret 2020 (Revisi 04)
2. pedoman Teknis PPI Transmisi Udara di Fasilitas Kesehatan tingkat Pertama.

Kewaspadaan, Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Pada ODP, PDP dan OTG
5. Langkah-
Meliputi :
langkah
prosedur
j. Dilakukan oleh Petugas dengan koordinasi dengan Dinas Kesehehatan Kota
Metro
k. Apabila ODP atau kontak erat ditemukan di klinik/RS maka klinik atau RS wajib
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Metro selanjutnya Dinkes Kota
Metro berkoordinasi dengan Puskesmas.
l. Orang dalam pemantauan diberikan perawatan dirumah (isolasi diri) dan
dilarang bepergian ke tempat – tempat umum dengan tetap memperhatikan
kebutuhan fisik, mental dan medis yang diperlukan orang tersebut
m. Pastikan bahwa lingkungan tempat pemantauan kondusif untuk memenuhi
kebutuhan fisik, mental dan medis yang diperlukan orang tersebut.
n. Selama proses 14 hari pemantauan, harus selalu proaktif berkomunikasi dengan
petugas kesehatan dan petugas melakukan pemantauan kondisi kesehatan terkini
melalui telepon namun idealnya dengan melakukan kunjungan secara berkala
(harian). Petugas kesehatan yang melakukan pemantauan menggunakan APD
minimal berupa masker dan handscun.
o. Selama dalam pemantauan pasien diberikan edukasi untuk menerapkan Perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS) meliputi :
- Melakukan kebersihan tangan rutin, terutama sebelum memegang mulut,
hidung dan mata, serta memegang instalasi public
- Mencuci tangan dengan air dan sabun serta bilas setidaknya 20 detik. Cuci
dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika tidak
ada fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan alkohol 70-80% handrub
- Menutup mulut dan hidung dengan tissue ketika bersin atau batuk
- Ketika memiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan berobat ke
fasyankes
p. Bila selama dalam masa pemantauan, petugas kesehatan, petugas menemukan
orang dalam pemantauan mengalami gejala sesuai definiisi pasien dalam
pengawasan COVID-19 maka disarankan untuk menghubungi fasyankes
terdekat.
q. Orang-orang termasuk petugas kesehatan yang mungkin terpajan dangan pasien
dalam pengawasan atau konfirmasi infeksi COVID-19 harus disarankan untuk
memantau kesehatan selama 14 hari sejak perjalanan terakhir dan segera mencari
pengobatan bila timbul gejala terutama demam, batuk diserta gejala gangguan
pernafasan lainnya.

1. Dinas Kesehatan
6. Unit terkait
2. Rumah Sakit
7. Rekama histori
perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

2
3

KARANTINA DAN ISOLASI DIRI COVID-


19 DIRUMAH
Nomor : 441/ /SOP/D-2.U.5/ /2020
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
:
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Rochayani, S.ST.,M.Kes
Iringmulyo NIP.197005081989122001

Virus Corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari
1. Pengertian
gejala ringan sampai berat. Ada dua jenis yang diketahui menyebabkan penyakit yang
dapat menimbulkan gejala berat yaitu Middle East Respiratory Sundrome (MERS-CoV)
dan Severe Acute Respiratory Sundrome (SARS 2-CoV) yang dapat menimbulkan
komplikasi peneumonia, dan maslah pernapasan parah lainnya bula tidak ditangani
dengan cepat dan tepat.

Penyebaran COVID-19 yang sangat cepat menyebabkan orang yang diduga terinfeksi
COVID-19 harus isolasi diri atau di karantina dirumah atau di Rumah sakit.

Definisi Operasional Isolasi Diri dan Karantina dalam penatalaksanaan COVID-19 :

Karantina Rumah

Adalah upaya pembatasan penghuni dalam rumah beserta isinya yang diduga terinfeksi
penyakit dan/atau terkontaminasi untuk mencegah penyebaran penyakit atau
kontaminasi. Masyarakat lain diluar rumah tersebut harus menghindar dan berinteraksi
langsung dengan penghuni rumah atau tidak boleh menggunakan/bersentuhan dengan
barang yang belum di disinfeksi. Yang termasuk ke dalam daftar orang yang dilakukan
karantina rumah adalah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang memiliki gejala dan
kontak serta memiliki hasil Repid Test positif.

Isolasi Diri/Isolasi Rumah

Isolasi diri dilakukan dengan memantau kondisi kesehatan diri sendiri dengan
menghindari kemungkinan penularan dengan orang-orang sekitar termasuk keluarga,
melaporkan kepada fasyankes terdekat dengan kondisi kesehatannya.

2. Tujuan a. Mencegah terjadinya penyebaran atau penularan penyakit dan/atau


kontaminasi COVID-19 dengan penghuni dalam suatu rumah
b. Memutus rantai penularan suatu penyakit pada suatu daerah
c. Memperlambat penyebaran suatu penyakit untuk menurunkan angka kematian
yang diakibatkan oleh COVID-19

3. Kebijakan a. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan


b. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 tahu 2014 tentang Penanggulangan
Penyakit Menular.
c. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/104/2020 tentang
Penetapan Infeksi Novel Corona Virus (infeksi N Cov) sebagai penyakit yang
dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya.

4. Referensi 1. Pedoman kesiapsiagaan menghadapi Corona Virus Disease (COVID-19)


Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian
Kesehatan RI tanggal 27 Maret 2020 (Revisi 04)
2. Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di
Indonesia, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Maret 2020
Alat yang digunakan untuk Pasien
5. Langkah –
langkah 1) Alat pelindung diri pasien isolasi adalah masker
Prosedur 2) Kamar/ruangan terpisah dari anggota keluarga lain
3) Peralatan makan/minum, sprei, handuk, pakaian, peralatan mandi dan sikat gigi
terpisah.
4) Sabun, hansanitizer dan cairan untuk desinfektan untuk kebersihan diri
5) Format untuk pencatatan pengukuran suhu harian dan gejala klinis lainnya
6) Informed consent

Alat yang digunakan untuk petugas kesehatan

1. Masker
2. Sarung tangan
3. Hasmat

Karantina Rumah

1. Kriteria Karantina Rumah

a. Penghuni suatu rumah beserta isinya diduga terinfeksi COVID-19, yang tidak
bergejala (OTG) dan memiliki resiko tertular dari orang konfirmasi
COVID_19 dan merupakan kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19

2. Alur :

a. Memastikan bahwa lingkungan kondusif tempat pemantauan kondusif untuk


memenuhi kebutuhan fisik, mental dan medis yang diperlukan orang tersebut
b. Mengkomunikasikan dan mensosialisasikan tindakan yang akan dilakukan
dengan benar kepada masyarakat, untuk mengurangi kepanikan dan
meningkatkan kepatuhan dengan cara
c. Masyarakat harus diberikan pedoman yang jelas, transparan, konsisten dan
terkini serta diberikan informasi yang dapat dipercaya tentang tindakan
karantina;
d. Keterlibatan masyarakat sangat penting jika tindakan karantina harus
dilakukan;
e. Orang yang di karantina perlu diberi perawatan kesehatan, dukungan sosial
dan psikososial, serta kebutuhan dasar termasuk makanan, air dan kebutuhan
pokok lainnya. Kebutuhan populasi rentan harus diprioritaskan;
f. Dilakukan evaluasi oleh petugas Puskesmas
g. Apabila ada masyarakat yang menjalani karantina rumah maka komunikasi
dilakukan dengan keluarga lain dan petugas melalui telepon.
3. Prosedur
a. Orang-orang ditempatkan diruang dengan ventilasi cukup serta kamar single
yang dilengkapi dengan toilet. Jika kamar single tidak tersedia pertahankan
jarak minimal 1 meter dari penghuni rumah lain.
b. Meminimalkan penggunaan ruang bersama dan penggunaan peralatan makan
bersama, serta memastikan bahwa ruang bersama (dapur, kamar mandi)
memiliki ventilasi baik;

c. Pembatasan jarak sosial (lebih dari 1 meter) terhadap orang-orang yang


dikarantina;
d. Bantuan komunikasi dengan anggota keluarga;
e. Dukungan psikososial;
f. Pertimbangan khusus untuk individu yang lebih tua dan individu dengan
kondisi komorbid, karena beresiko terhadap resiko keparahan penyakit
COVID-19

Isolasi Rumah

1. Kriteria Isolasi Rumah:

a. Dilakukan terhadap orang yang bergejala ringan dan tanpa kondisi penyerta
seperti (penyakit paru, jantung, ginjal dan kondisi immunocompromised)
b. Tindakan ini dapat dilakukan pada Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang
Dalam Pemantauan (ODP) dan Kontak erat yang bergejala dengan tetap
memperhatikan perburukan.
c. Beberapa alasan pasien dirawat di rumah yaitu perawatan rawat inap tidak
tersedia atau tidak aman. Pertimbangan tersebut harus memperhatikan kondisi
klinis dan keadaan lingkungan pasien.

2.Alur :

a. Melaporkan diri ke Puskesmas, RT agar terdata sebagai OTG dan/atau ODP


serta dipasang stiker ODP dan bisa dipantau status kesehatannya.
b. Melaporkan kepada fasyankes terdekat tentang kondisi kesehatannya.
c. Mengisi informed consent terhadap pasien yang yang akan melakukan
perawatan rumah.
d. Pemantauan oleh Petugas Kesehatan oleh petugas kesehatan dengan
menggunakan APD minimal berupa masker.

3.Prosedur :

a. Tempatkan pasien/orang dalam ruangan tersendiri yang memiliki


ventilasi yang baik (memiliki jendela terbuka, atau pintu terbuka)
b. Tinggal dirumah dan tidak boleh berinteraksi dengan masyarakat.
c. Menggunakan kamar terpisah dari anggota keluarga yang lain.
d. Batasi pergerakan dan minimalkan berbagai ruangan yang sama, jika
memungkinkan jaga jarak setidaknya 1 meter dari anggota keluarga lain
dan pastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik.
e. Batasi jumlah orang yang merawat pasien. Idealnya satu orang yang
benar-benar sehat tanpa memiliki gangguan kesehatan lain atau gangguan
kekebalan.
f. Pengunjung /penjenguk tidak diijinkan sampai pasien benar-benar sehat
dan tidak bergejala (lewat 14 hari)
g. Lakukan hand hygiene (cuci tangan) segera setiap ada kontak dengan
pasien atau lingkungan pasien. Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah
menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah dari kamar mandi, dan
kapanpun tangan kelihatan kotor. Jika tangan tidak tampak kotor dapat
menggunakan hand sanitizer, dan untuk tangan yang kelihatan kotor
menggunakan air dan sabun.

h. Jika mencuci tangan menggunakan air dan sabun, handuk kertas sekali
pakai direkomendasikan. Jika tidak tersedia bisa menggunakan handuk
bersih dan segera ganti jika sudah basah.
i. Untuk mencegah penularan melalui droplet, masker bedah (masker datar)
diberikan kepada pasien untuk dipakai sesering mungkin.
j. Jangan gunakan masker atau sarung tangan yang telah terpakai.
k. Sarung tangan, masker dan bahan-bahan sisa lain selama perawatan harus
dibuang di tempat sampah dalam ruangan pasien yang kemudian ditutup
rapat sebelum dibuang sebagai kotoran infeksius.
l. Hindari kontak dengan barang-barang terkontaminasi lainnya seperti sikat
gigi, alat makan-minum, handuk, pakaian dan sprei.
m. Ketika petugas kesehatahn memberikan pelayanan kesehatan rumah,
maka selalu perhatikan APD dan ikut rekomendasi pencegahan penularan
penyakit melalui droplet.

6. Unit Terkait a. Dinas Kesehatan


b. RSU se Kota Metro
c. Petugas Surveilans Puskesmas

7. Rekaman
histori No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
perubahan diberlakukan

3
RESPON KEWASPADAAN PENCEGAHAN
DAN PENANGGULANGAN INFEKSI
DALAM TATANAN NEW NORMAL

Nomor : 441/ /SOP/D-2.U.5/ /2020


Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
:
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Rochayani, S.ST.,M.Kes
Iringmulyo NIP.197005081989122001

1. Pengertian Suatu Sistem yang dapat memantau perkembangan suatu penyakit menular potensial
KLB/Wabah dari waktu ke waktu yang mengharuskan petugas untuk melakukan
respon cepat.
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas dalam melaksanakan Respon Kewaspadaan Pencegahan
dan Penanggulangan Infeksi Dalam tatanan New Normal

Kepala UPTD Puskesmas Iringmulyo No. 800/ /D-2.U.5/2020


3. Kebijakan
Tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat.
a. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
4. Referensi
b. KepMenKes RI No. 1479 tahun 2003 tentangPedoman Penyelenggaraan
Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu
c. KepMenKes RI No. HK.01.07/Menkes/104/2020 tentang Penetapan Penetapan
Infeksi Novel Corona Virus (Infeksi N Cov) sebagai Penyakit yang dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya

5. Langkah- 1. Alat dan Bahan


langkah
a. Alat Tulis
Prosedur
b. Media Komunikasi

2. Langkah – langkah :

a. Petugas Melakukan koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor


b. Mendata dan Melaporkan jika ada Pelaku Perjalanan dari Luar Negeri atau Luar
Daerah, OTG, ODP Ataupun PDP.
c. Melakukan Edukasi terhadap ODP, OTG, PDP maupun pelaku perjalanan sesuai
dengan protokol kesehatan (isolasi mandiri selama 14 hari, memakai masker, jaga
jarak/phsycal distancing, Cuci Tangan Pakai Sabun, makan bergizi dan
berimbang)
d. Melakukan Pemantauan selama 14 hari terhadap OTG, ODP, PDP maupun
Pelaku Perjalanan
e. Selama proses 14 hari pemantauan melalui telepon dan atau kunjungan rumah
dengan menggunakan APD sesuai ketentuan
f. Selama dalam pemantauan ODP, OTG, PDP maupun Pelaku Perjalanan diberi
edukasi untuk menerapkan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
g. Berkoordinasi dengan Tim Medis jika ODP, OTG maupun pelaku perjalanan ada
Keluhan atau keluhan demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan ataupun sesak
napas .

a. UKP
6. Unit Terkait
b. Pelaksana upaya

c. Lintas sektor

7. Hal Yang Perlu


-
diperhatikan

8. Rekaman histori
perubahan No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

3
KUNJUNGAN RUMAH
KELUARGA RAWAN BERISIKO
DI ERA NEW NORMAL

Nomor : 441/ /SOP/D-2.U.5/ /2020


Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
:
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Rochayani, S.ST.,M.Kes
Iringmulyo NIP.197005081989122001

Kunjungan Rumah Keluarga Rawan Berisiko di era new normal dalam pandemi covid-
1. Pengertian
19 adalah salah satu cara puskesmas untuk tetap meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/ meningkatkan akses pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.Kunjungan rumah/ keluarga
dilakukan secara terjadwal dan rutin dengan memanfaatkan data dan informasi IKS
(Indeks Keluarga Sehat) namun dengan menerapkan protokol kesehatan masa pandemi
covid-19 di era new normal

2. Tujuan Sebagai acuan kunjungan rumah keluarga rawan kesehatan di era new normal pada
masa pandemi covid-19.

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Iringmulyo No. 800/ /D-2. U.5/2020


Tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat.

4. Referensi 1. Permenkes Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program


Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
2. Surat Edaran dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan Nomor: HK.02.02/II/2518/2020 tentang Pelayanan
Puskesmas di Era Tatanan Baru dalam Pandemi Covid-19
3. Petunjuk teknis pelayanan puskesmas pada masa pandemi covid-19
1. Menyiapkan instrumen kunjungan rumah keluarga rawan kesehatan (data KS,
4. Langkah-
pinkesga)
langkah
2. Menentukan lokus kunjungan rumah dan menetukan jadwal temu . Kunjungan
prosedur
rumah harus sangat memperhatikan prinsip PPI dan protokol kesehatan dan dalam
pelaksanaannya harus menerapkan prinsip pembinaan terintegrasi lintas program
3. Melaksanakan kunjungan keluarga rawan kesehatan. Petugas wajib menggunakan
APD level 2.
4. Petugas dan pasien wajib cuci tangan sebelum dan sesudah kunjungan rumah,
5. Petugas melakukan pengecekan suhu tubuh pasien serta mengatur jarak duduk
petugas dan pasien minimal 1-2 meter saat melakukan wawancara/ skrining
kesehatan
6. Jumlah orang dalam satu ruang terbatas hanya untuk 3 orang saja
7. Mensosialisasikan dan menjalankann prinsip universal precaution pencegahan
Covid-19
8. Hasil yang didapat diserahkan kepada tim penanggung jawab entry data Kesehatan
Keluarga

6. Hal-hal yang 1. Protokol kesehatan saat pelaksanaan kunjungan rumah


perlu 2. Estimasi waktu kunjungan rumah
diperhatikan 3. APD yang digunakan oleh petugas
4. Lokus wilayah (apakah di wilayah kunjungan tersebut terdapat pasien OTG, ODP
atau PDP)

7. Unit terkait UKM dan UKP

8. Dokumen Form hasil kunjungan

terkait

9. Rekam Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
Judul Penambahan kalimat “di era Juni 2020
1
new normal”

Pengertian Penambahan kalimat “dengan Juni 2020


menerapkan protokol kesehatan
2
masa pandemi covid-19 di era
new normal”
Tujuan Penambahan kalimat “di era Juni 2020

2 new normal pada masa


pandemi covid-19.”
Referensi Juni 2020
1. Surat Edaran dari
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan
Nomor:
HK.02.02/II/2518/2020
3
tentang Pelayanan
Puskesmas di Era Tatanan
Baru dalam Pandemi Covid-
19
2. Petunjuk teknis pelayanan
puskesmas pada masa
pandemi covid-19
Langkah- Petugas wajib menggunakan Juni 2020
langkah prosedur APD level 2 saat kunjungan,

4 penerapakan prinisp PPI dan


protokol kesehatan, estimasi
waktu kunjungan
Hal-hal yang Juni 2020
5 1. Protokol kesehatan saat
perlu
pelaksanaan kunjungan
diperhatikan
rumah
2. Estimasi waktu kunjungan
rumah
3. APD yang digunakan oleh
petugas
4. Lokus wilayah

KUNJUNGAN RUMAH PASIEN JIWA


DI ERA NEW NORMAL
Nomor : 441/ /SOP/D-2.U.5/ /2020
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
:
Terbit
Halaman :

UPTD Puskesmas Rochayani, S.ST.,M.Kes


Iringmulyo NIP.197005081989122001

Kunjungan Rumah Pasien Jiwa di Era New Normal dalam pandemi Covid-19 adalah
1.Pengertian
salah satu cara puskesmas untuk tetap meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/ meningkatkan akses pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya dengan
teknik pengumpulan data dengan jalan mengunjungi rumah pasien untuk membantu
menyelesaikan masalah yang dihadapi dan untuk melengkapi data yang sudah ada.
Kegiatan ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan masa pandemi Covid-
19 di Era New Normal.

2.Tujuan Sebagai acuan melakukan Kunjungan Rumah Pasien Jiwa di Era New Normal pada
masa pandemi Covid-19 di UPTD Puskesmas Iringmulyo.

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Iringmulyo No. 800/ /D-2. U.5/2020


Tentang Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat.

4. Referensi 1. Kesehatan Jiwa Masyarakan Dinas Provinsi Lampung.


2. Surat Edaran dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat
Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor: HK.02.02/II/2518/2020 tentang Pelayanan
Puskesmas di Era Tatanan Baru dalam Pandemi Covid-19.
3. Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas pada masa Pandemi Covid-19.

5. Langkah-
1. Petugas melakukan kunjungan rumah pasien jiwa yaitu:

langkah a. Penderita baru yang tidak bisa dibawa ke Puskesmas.

prosedur b. Penderita lama khususnya yang tidak berkunjung atau berobat.


2. Petugas wajib menggunakan APD level 2.
3. Petugas memperhatikan Lokus wilayah (apakah di wilayah kunjungan tersebut
terdapat pasien OTG, ODP atau PDP).
4. Petugas dan pasien wajib cuci tangan sebelum kunjungan rumah.
5. Petugas menjelaskan kepada keluarga pasien dan pasien apa yang akan dilakukan
dan meminta persetujuan tindakan.
6. Petugas melakukan pengecekan suhu tubuh pasien serta mengatur jarak duduk
petugas dan pasien minimal 1-2 meter saat melakukan wawancara/ skrining
kesehatan
7. Petugas mensosialisasikan dan menjalankann prinsip universal precaution
pencegahan Covid-19 .
8. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik bila perlu.
9. Untuk penderita baru, kegiatan yang dilakukan adalah petugas menentukan
diagnosa awal dan terapi, sedang penderita lama petugas memantau penderita yang
pulang dari rumah sakit jiwa dan memantau penderita yang agresif (kambuhan),
menolak minum obat, dan lain-lain serta bisa direncanakan rujukan bila perlu.
10. Petugas melakukan konseling dan penyuluhan kepada pasien serta keluarga.
11. Petugas merencanakan untuk pasien agar melakukan kontrol ke puskesmas sesuai
jadwal yang telah ditentukan.
12. Petugas membereskan peralatan dan mencuci tangan.
13. Petugas melakukan pencatatan.
1. Protokol kesehatan saat pelaksanaan kunjungan rumah .
6. Hal-hal yang
2. Estimasi waktu kunjungan rumah.
perlu
3. APD yang digunakan oleh petugas.
diperhatikan
4. Lokus wilayah (apakah di wilayah kunjungan tersebut terdapat pasien OTG, ODP
atau PDP).

7. Unit terkait UKM dan UKP

8. Dokumen Catatan hasil kunjungan

terkait

9. Rekam Histori No. Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai diberlakukan
Perubahan
Judul Penambahan kalimat “di era new Juni 2020
1
normal”

Pengertian Penambahan kalimat “dengan Juni 2020


menerapkan protokol kesehatan
2
masa pandemi covid-19 di era new
normal”
Tujuan Penambahan kalimat “di era new Juni 2020

2 normal pada masa pandemi covid-


19.”
Referensi Juni 2020
8. Surat Edaran dari Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan Nomor:
HK.02.02/II/2518/2020 tentang
3 Pelayanan Puskesmas di Era
Tatanan Baru dalam Pandemi
Covid-19
9. Petunjuk teknis pelayanan
puskesmas pada masa pandemi
covid-19
Langkah- Petugas wajib menggunakan APD Juni 2020
langkah level 2 saat kunjungan,

4 prosedur penerapakan prinisp PPI dan


protokol kesehatan, estimasi waktu
kunjungan
Hal-hal yang Juni 2020
5. Protokol kesehatan saat
perlu
pelaksanaan kunjungan rumah
diperhatikan
6. Estimasi waktu kunjungan
5 rumah
7. APD yang digunakan oleh
petugas
8. Lokus wilayah

POSBINDU PTM DALAM TATANAN NEW


NORMAL COVID- 19

Nomor : 441/ /SOP/D-2.U.5/ /2020


Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
:
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Rochayani, S.ST.,M.Kes
Iringmulyo NIP.197005081989122001

1. Pengertian Deteksi dini faktor risiko PTM di Posbindu era new normal covid-19 adalah
upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan di pos
pembinaan terpadu (Posbindu) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang
sudah ditetapkan.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan untuk melaksanakan posbindu PTM di Era tatanan baru
dalam pandemi covid-19 (new normal).

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.440/ /D2-U5/SK/2020 Tentang Pelayanan Di Era Tatanan


BaruDalam Masa Pandemi COVID-19

4. Referensi 1. Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular Tahun 2019


2. Buku pintar kader penyelenggaraan Posbindu PTM, Kemenkes RI Tahun 2013
3. Surat Edaran Dinas Kesehatan No. 443/7274/D- 02/2020 Tentang Penanganan
Orang dengan Faktor Resiko dan Penyandang Penyakit Tidak Menular (PTM)
Selama Masa Pandemi Covid-19
6.Langkah – langkah 1. Alat dan Bahan :
Prosedur
a. APD Level 2 (Penutup Kepala, Penutup Mata Google Faceshild, Surgikal
Masker,Handscoon, Gaun Jubah, Sepatu Tertutup) 2

b. Posbindu Kit

c. Register Posbindu PTM

d. Skrining COVID-19 (Termogun, Lembar Skrining COVID-19)

2. Petugas :

a. Pengelola Program PTM

b. Pengelola Program Keswa


c. Kader Posbindu

3. Langkah – langkah

a. Lapor kepada Pemimpin Lokasi/Daerah yang akan dilaksanakan Posbinu PTM


( Ketua RT/RW/Kepala Sekolah/Kepala Instansi) maksimal 2 hari sebelum
pelaksanaan Posbindu PTM.
b. Pemberitahuan kepada masyarakat/Karyawan Kantor/Siswa yang akan jadi
peserta Posbindu PTM yang hadir untuk menggunakan masker dan membawa
Fotocopy KTP.
c. Petugas, kader dan peserta posbindu PTM wajib cuci tangan pakai sabun
ditempat yang disediakan.
d. Petugas puskesmas dan kader memakai APD Level 2
e. Petugas Skrining melakukan cek suhu, mewawancara skrining COVID-19 dan
mengatur jarak peserta Posbindu yang akan masuk, jika ada peserta yan
memiliki suhu ≥ 37,5 °C dan ada tanda dan gejala batuk pilek, maka peserta tidak
dapat mengikuti kegiatan posbindu ptm.
f. Meja 1: melakukan pendaftaran → Nomorpendaftaran dibatasi untuk 20 orang
kunjungan baru, buku register 01 dan 02, pengisian biodata.
g. Meja 2 : wawancara FR PTM dicatat di register monitoring FR PTM.
h. Meja 3 : Pengukuran TB, BB, lingkar perut, cek tajam penglihatan dan
pendengaran , menghitung IMT dan dicatat di register.
i. Meja 4 : melakukan pemeriksaan tekanan darah dan gula darah sewaktu.
j. Meja 5 : identifikasi FR PTM, edukasi serta tindak lanjut.
k. Meja 6 : skrining kesehatan jiwa, konseling jiwa dan tindak lanjut.
l. Merapihkan alat-alat di posbindu kit.
m. Kader merekap pencatatan dan pelaporanposbindu PTM.

7. Hal-hal yang 1. Dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan


perlu diperhatikan penularan covid- 19.
2. Peserta maksimal 20 orang, mengurangi kerumunan dan wajib menggunakan
masker.
3. Peserta usia 15- 60 tahun.

8. Unit terkait UPTD Puskesmas Iringmulyo

9. Rekaman
histori No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
perubahan diberlakukan

3
ORANG DALAM PEMANTAUAN ( ODP )
COVID -19

Nomor : 441/ /SOP/D-2.U.5/ /2020


Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
:
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Rochayani, S.ST.,M.Kes
Iringmulyo NIP.197005081989122001

1. Pengertian Prosedur ini mencakup semua kegiatan yang terkait dengan upaya kepada Orang
Dalam Pantauan ( ODP ) Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas.

Orang dalam pemantauan adalah seseorang yang mengalamai demam (≥38° C) atau
riwayat demam ; atau gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit
tenggorokan / batuk

Dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan dan pada
14 hari terakhir timbul gejala memenuhi salah satu kritria berikut :

a. Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri yang melaporkan


transmisi lokal
b. Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal di indonesia
2. Tujuan Sebagai acuan untuk Puskesmas dalam melakukan kegiatan dan upaa kepada orang
dalam pemantauan ( ODP ) di wilayah kerja puskesmas

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.440/ /D2-U5/SK/2020 Tentang Pelayanan Di Era Tatanan


BaruDalam Masa Pandemi COVID-19

4. Referensi Pedoman kesiapsiagaan Menghadapi Corona Virus Disease

5. Langkah – 1. petugas Puskesmas menentukan status ODP


langkah prosedur
2. Petugas melakukan Tatalaksana sesuai kondisi pasien

3. Petugas Puskesmas Melakukan mencatata ODP ke formulir pemantauan harian

4. petugas 1x24 Jam ke Dinkes Kota Metro

5.Petugas melakukan komunikasi risiko kepada pasien keluarga dan masyarakat

6. petugas melakukan pemantauan melalui telepon atau melakukan kunjungan


secara berkala ( harian ) kepada ODP dan mencatat pada formulir pemantauan
harian . pemantauan dilakukan dalam bentuk pemeriksaan suhu tubuh dan skrining
gejala harian ( cek kondisi kasus setiap hari, jika tejadi perburukan segera rujuk
ke RS rujukan )

7. mencatat dan melaporkan hasil pemantauan secara rutin dan berjenjang


menggunakan formulir pemantauan

8. petugas melakukan edukasi kepada ODP untuk sosialisasi diri di rumah . Bila
gejala mengalami perburukan segera kontak petugas Puskesmas.

9. petugas mengidentifikasi kontak ODP

10.petugas melakukan pemantauan ODP yang dilakukan berkala untuk


mengevaluasi adanya perburukan gejala selama 14 hari

11. puskesmas membangun dan memperkuat jejaring kerjasama surveilans dengan


pemangku kewenanagan. Linatas sektor dan tokoh masyarakat di wilayah
puskesmas.

12. puskesmas menyiapkan peralatan pendukung dan alat pelindung diri sesuai
dengan prinsip PPI

6. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan

7. Unit terkait Bidang P2P, Bidang Yankes,Puskesmas Iringmulyo

8. Rekaman histori
perubahan No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

3
ORANG DALAM PEMANTAUAN ( ODP )
COVID -19

Nomor : 441/ /SOP/D-2.U.5/ /2020


Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
:
Terbit
Halaman :
UPTD Puskesmas Rochayani, S.ST.,M.Kes
Iringmulyo NIP.197005081989122001

No Demam/ Gejala Dan Tanda Pneumonia Tidak Ada Pada 14 Hari Terakhir Kontak Dengan
Riw Gangguan Berat/Ispa Penyebab Lain Sebelum Gejala Memilik Kasus Konfirmasi
Demam Pernapasan/Batuk/P Berat Berdasarkan Riwayat Perjalanan / Covid-19 Pada 14
ilek/Nyeri Gambaran Klinis Tinggal Hari Terakhir
Tenggorokan Dll Yang Meyakinkan Diluar Di Area Sebelum Gejala
Negeri Yang Transmisi
Melaporkan Lokal Di
Transmisi Indonesia
Lokal
1
2
3
4
ORANG DALAM PEMANTAUAN ( ODP ) COVID -19

Nomor : 441/ /SOP/D-2.U.5/ /2020


Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Rochayani, S.ST.,M.Kes
UPTD Puskesmas Iringmulyo
NIP.197005081989122001

Tgl kontak Jenis spesimen & Hasil Pemeriksaan Penunjang


Tanggal dan hasil Pemeriksaan *)
terakhir tgl (jika burubah status) Ket
No Nama JK Umur No.Telpon (diisi untuk Pengambilan (diisi upaya yang dilakukan,
Lab
kontak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Dst (jika berubah Ro’ tempat rujukan kasus, dll)
(darah, sputum)
erat) status)

Anda mungkin juga menyukai