Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN LIMBAH PADAT DAN Hanya menyerapkan Linear Economic Model 1.

Industrial
BERBAHAYA Take -> Make -> Dispose - Tergantung jenis industri
Bagaimana cara menyelesaikannya? - Biasanya dikategorikan menjadi:
Seiring dengan berjalannya waktu, limbah padat Dengan menerapkan Circular Economy a. Industri makanan
maupun limbah berbahaya semakin mengalami b. Industri kimia
pertambahan/meningkat. c. Industri yang menggunakan logam dan
Populasi manusia termasuk salah satu plastik sebagai komponen utama
penyebab peningkatan jumlah limbah padat dan d. Konstruksi dan industri terkait
berbahaya. - Industri a-b intensif air, c kurang intensif, d
Awal mula manajemen limbah penggunaan air sedikit tapi permintaan air
1. Mesopotamia 6500 BC tetap tinggi
2. Roman 500 BC - Industri b menggunakan bahan kimia yang
3. Revolusi industri lebih berbahaya
- Produksi barang massal - Industri a mirip dengan municipal waste
- Peningkatan konsumsi masyarakat 2. Municipal (perkotaan)
- Penemuan (inovasi) produk atau Variasi tergantung pada:
material baru ➢Lokasi geografis
LIMBAH PADAT: SUMBER, KOMPOSISI, DAN ➢Musim
PROPERTIES ➢Frekuensi pengumpulan
➢Keragaman populasi
Jenis limbah dibedakan menjadi limbah
➢Tingkat penyelamatan dan daur ulang
biodegradable (dapat terdegradasi) dan non
biodegradable (tidak dapat terdegradasi). ➢Sikap publik
➢Legislasi

FAKTA TENTANG TIMBULAN SAMPAH


DI INDONESIA
➢2019 → 67,8 juta ton/tahun (Kem. KLH)
Manajemen limbah padat/sampah di Indonesia ➢ Fraksi Limbah: 57% organik, 15% plastik, 11%
hanya sampai pada tahap membuang sampah kertas, 11% lainnya
pada tempatnya atau mendaur ulang sampah.
Namun hanya melakukan itu tidaklah cukup
karena sampah yang didaur ulang nantinya akan Sumber limbah:
tetap menjadi sampah. 1. Perkotaan
2. Industri
3. Pertanian (agriculture)
Komposisi umum limbah • Rasio C / N: 20-30.
• Suhu: 37 C (mesofilik), 55 C (termofilik)
• pH: 6.8-7.2

Khas
• Besar/tebal
• Serat tinggi
• Kandungan silika tinggi (Cerealia)
• Berbagai kadar air (kering-basah)
Komposisi umum limbah, kelembaban, dan • Rasio C/N tinggi
densitas
CARA NGITUNG PADINYA GIMANA WOY !?

ANAEROBIC DIGESTION OF SOLID WASTE

Mikroba dibedakan berdasarkan,


- Sumber karbon: autotrofik dan heterotrofik
- Sumber energi: fototrofik dan kemotrofik
- Kebutuhan oksigen: aerobik dan anaerobik
Anaerobic digestion?
Degradasi tanpa adanya gas oksigen
Banyak diaplikasikan untuk air limbah, limbah
padat organik, dan lindi TPA
Limbah di United States lebih banyak berupa
Bahan baku lainnya: lumpur limbah, residu
kertas (paper 27%). Sedangkan di Indonesia
hewan, pertanian, dan limbah makanan
lebih banyak sampah makanan (food waste
Menghasilkan energi: Biogas (metana (50-90%,
39,7%)
hidrogen (1-5%), CO2)
3. Agricultural (pertanian)
Kondisi optimal anaerobic digestion
Dari grafik, manusia hanya memanfaatkan
• Hanya sampah organik. Beberapa fraksi non-
tanaman padi sebanyak 10%, sedangkan
organik mungkin bisa, tapi dalam jumlah kecil
sisanya terbuang menjadi limbah.
Wet vs dry (solid state) anaerobic digestion Upflow Anaerobic Sludge blanket

Tipe reaktor anaerobic digestion


1 stage vs 2 stage

INHIBITOR
• Amonia (NH3)
• Sulfida (H2S)
• Ion logam ringan: litium, berilium, natrium,
magnesium, aluminium, kalium dan kalsium
• Logam berat (dens >5 g cm−3): Arsenik,
kadmium, kromium, tembaga, nikel, timbal dan
merkuri
• Racun organik.

1 vs 2 in solid state TANTANGAN


• Pra-perawatan: limbah pertanian, bahan
lignoselulosa
• Bahan lignoselulosa: silika tinggi→ menghambat
proses
• Menekan→ amonia, sulfida
• Peningkatan biogas
• Pisahkan organik dari seluruh sampah
COMPOSTING rumput - Tanaman hias - Hay dan jerami - Daun –
Serbuk gergaji – Serpihan kayu – Kain Katun dan
Komposting adalah pembuatan kompos. Wol – Pengering dan serat penyedot debu -
Pengomposan adalah proses aerobik (perlu Rambut dan bulu - Abu perapian
oksigen) yang terkontrol
- Sasaran: untuk mengubah bahan organik Apa yang Tidak Menjadi Kompos ?
menjadi nutrientrich atau mulsa melalui • Daun pohon kenari hitam atau Ranting
dekomposisi alami • Abu batubara atau arang
- Produk akhirnya adalah kompos: gelap, • Produk susu
gembur, bahan berbau tanah. • Tanaman yang sakit atau penuh serangga
- Mikroorganisme memakan bahan yang • Lemak, lemak babi, atau minyak
ditambahkan ke tumpukan kompos selama • Tulang dan sisa daging atau ikan
proses pengomposan. Mereka menggunakan • Limbah hewan peliharaan
karbon dan nitrogen untuk tumbuh dan • Hiasan halaman yang dirawat dengan pestisida
bereproduksi, air untuk mencerna bahan, dan kimia
oksigen untuk bernapas.
- Bahan baku: sebagian besar limbah organik Manfaat Pengomposan
dan biodegradable (sisa makanan, limbah - Memperkaya tanah, membantu memper
pertanian, limbah kebun) tahankan kelembaban dan menekan penyakit
- Membutuhkan oksigen tanaman dan hama.
- Organisme: mikroba dan cacing - Mengurangi kebutuhan pupuk kimia.
(vermicomposting) - Mendorong produksi bakteri menguntungkan
- Organisme yang membantu pembusukan dan jamur yang memecah bahan organik
membutuhkan empat elemen kunci untuk untuk membuat humus, bahan yang kaya
berkembang: Nitrogen, Karbon, Kelembaban, nutrisi.
Oksigen - Mengurangi emisi metana dari tempat
- Skala: kecil hingga industri pembuangan sampah dan menurunkan jejak
- Membunuh sebagian besar patogen karbon.
(keuntungan)
- Membutuhkan energi tambahan (untuk aerasi
dan pencampuran)

Apa yang harus dibuat kompos ?


Buah dan sayuran - Kulit telur - Bubuk kopi dan
filter – Kantung teh - Kulit kacang - Koran parut -
Kardus - Kertas - Hiasan halaman - Potongan
Apa itu Rasio C:N?
(Coklat : Rasio Hijau)
Pasokan karbon total dibandingkan dengan total
nitrogen dalam bahan baku kompos
- Jika C:N terlalu tinggi maka proses kompos
akan melambat
- Jika C: N terlalu rendah, lebih mungkin
kehilangan nitrogen sebagai gas amonia atau
lindi
Kisaran campuran C: N awal yang ideal adalah 20
– 30: 1 Jenis komposting
a. Bin-less composting
• Hanya tumpukan tanpa partisi
Kapan kompos selesai?
• Disarankan tidak lebih dari 1,5 lebar dan 1 m
- Tumpukan mendingin
dalam
- Volume berkurang menjadi sekitar sepertiga dari
• Sulit untuk mempertahankan kedalaman
volume aslinya (tergantung pada bahan)
yang cukup untuk mencapai suhu yang cukup
- Tumpukan gelap, gembur, dan bau tanah
• Membutuhkan waktu lebih lama
• Tipe paling sederhana
Kandungan Oksigen
• Membutuhkan oksigen untuk proses yang paling
efisien
• 21% oksigen di udara
• 5% -10% optimal untuk proses kompos
• <5% proses sangat melambat
b. In-vessel composting
• Saat tumpukan memanas, lebih banyak oksigen
akan dikonsumsi oleh mikroba

Cara lain untuk melihat Pengomposan


• Semua pengomposan membutuhkan tiga bahan
dasar
a. Coklat - daun mati, cabang, dan ranting.
b. Hijau - potongan rumput, limbah sayuran, sisa
buah, dan ampas kopi.
c. Air.
• Memiliki jumlah air, sayuran yang tepat dan
coklat penting untuk perkembangan kompos
c. Trench composting f. Vermicomposting
Bergantung pada cacing tanah dan
mikroorganisme untuk membantu menstabilkan
bahan organik aktif dan mengubahnya menjadi
komponen tanah yang berharga dan sumber hara
tanaman.
Cacing tanah akan mengkonsumsi sebagian
besar bahan organik, termasuk makanan
persiapan sisa dan sisa makanan, kertas bekas,
kotoran hewan, residu tanaman pertanian, produk
d. Windrow composting sampingan organik dari industri, dan hiasan
halaman.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

e. Automatic composting technology

Anda mungkin juga menyukai