Anda di halaman 1dari 44

PENGELOLAAN SAMPAH

(LIMBAH PADAT NON B3)


Wawasan Teknologi dan Lingkungan. 05/03/2018. Cut Keumala Banaget
Revised by Chandra Suryani 04/03/2019
OUTLINE

Definisi

Peraturan Terkait

Jenis Sampah

Hirarki Pengelolaan Sampah

Pengelolaan Sampah
DEFINISI SAMPAH
Sampah : sesuatu yang tidak dapat
digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang terbuang
yang berasal dari kegiatan manusia dan
tidak terjadi dengan sendirinya.
APHA (American Public Health
Association)

Sampah : bahan buangan padat atau


semi padat yang dihasilkan dari Sampah : sisa kegiatan sehari-hari
aktifitas manusia atau hewan yang manusia dan/atau proses alam yang
dibuang karena tidak diinginkan atau berbentuk padat.
digunakan lagi. (UU no 18 Tahun 2008)
(Tchobanoglous, 1993)
PERATURAN TERKAIT

• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008


Tentang Pengelolaan Sampah
• Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, dan
Reuse dan Recycle Melalui Bank Sampah
POTENCY AS DISASTERS*
ENVIRONMENTAL POLLUTION
(Water, Land, Groundwater)
Heavy metals, various chemical
substances, various processing chemicals,
carcinogens, pathogens, radioactives

**if unmanaged
POTENCY AS RESOURCES**
• RECYCLES : metals, plastics, rubbers,
papers etc.
• BIODEGRADABLES  compost, biogas
• ENERGY : RDF, Biogas

**if well-managed
Berdasarkan
JENIS SAMPAH Sumbernya

Sampah Domestik Sampah Industri Sampah Klinis Sampah Pertanian


dan Peternakan

Sampah Sampah Sampah Kota


Pertambangan Perkebunan
Berdasarkan
JENIS SAMPAH Sifatnya

SAMPAH ORGANIK SAMPAH ANORGANIK


Sampah yang terdiri dari bahan-bahan Sampah yang terdiri dari bahan-bahan
yang bisa terurai secara yang sulit terurai secara biologis. Proses
alamiah/biologis, seperti sisa makanan penghancurannya membutuhkan
dan guguran daun. penanganan lebih lanjut di tempat
khusus, misalnya plastik, kaleng dan
Styrofoam.
UU No 18
JENIS SAMPAH Tahun 2008

Sampah Sejenis Rumah


Sampah Rumah Tangga Sampah Spesifik
Tangga
• Sampah yang berbentuk • Sampah rumah tangga • Sampah rumah tangga
padat yang berasal dari yang berskala bukan atau sampah sejenis
sisa kegiatan sehari-hari dari rumah tangga dan rumah tangga yang
di rumah tangga, tidak lingkungan rumah karena sifat,konsentrasi
termasuk tinja dan tangga melainkan dan/atau jumlahnya
sampah spesifik dan dari berasal dari sumber lain memerlukan
proses alam yang seperti pasar, pusat penanganan khusus,
berasal dari lingkungan perdagangan, kantor, meliputi, sampah yang
rumah tangga. sekolah, rumah sakit, mengandung B3,
rumah makan, hotel, sampah akibat bencana,
terminal, pelabuhan, puing bongkaran, dan
industri, taman kota, sampah yang secara
dan lainnya. teknologi belum dapat
diolah.
HIRARKI PENGELOLAAN SAMPAH

Metode
Konvensional

Paradigma Modern
PARADIGMA PENGELOLAAN SAMPAH

REDUCE
SAMPAH
REUSE SAMPAH RECYCLE
Kumpul
RESIDU
Angkut
Angkut

Buang Pengolahan

Sanitary Landfill/ Pengendalian gas


Waste to Energy Methan &CO2
PENGELOLAAN SAMPAH
Pengelolaan Sampah:
manajemen atau kontrol Prinsip-prinsip terbaik untuk
terhadap timbulan sampah, kesehatan, ekonomi,
pewadahan, pengumpulan, keteknikan/ engineering,
pemindahan dan konservasi, estetika,
pengangkutan, proses dan lingkungan dan juga terhadap
pembuangan akhir sampah sikap masyarakat

Tchobanoglous (1993)

Tujuan Pengelolaan Sampah (UU no 18 Tahun 2008)


Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai
sumber daya.
KELEMBAGAAN

TEKNIK HUKUM DAN


OPERASIONAL PERATURAN
PENGELOLAAN
SAMPAH

PERAN SERTA
MASYARAKAT PEMBIAYAAN
Aspek
PENGELOLAAN SAMPAH Peraturan

Manajemen sampah perkotaan membutuhkan kekuatan dan dasar hukum,


seperti dalam pembentukan organisasi, pemungutan retribusi, ketertiban
masyarakat, dan sebagainya. Peraturan yang diperlukan dalam
penyelenggaraan sistem pengelolaan sampah di perkotaan antara lain adalah
yang mengatur tentang:
• Ketertiban umum yang terkait dengan penanganan sampah
• Rencana induk pengelolaan sampah kota
• Bentuk lembaga dan organisasi pengelola
• Tata-cara penyelenggaraan pengelolaan
• Besaran tarif jasa pelayanan atau retribusi
• Kerjasama dengan berbagai pihak terkait, diantaranya kerjasama antar
daerah, atau kerjasama dengan pihak swasta.
Aspek Teknis
PENGELOLAAN SAMPAH Operasional

PENGELOLAAN SAMPAH

 Pengurangan
o Pembatasan jumlah timbulan
sampah
o Pendaurulangan sampah
o Pemanfaatan kembali

 Penanganan
o Pemilahan
o Pengumpulan
o Pengangkutan
o Pengolahan
o Pemrosesan akhir

(UU No 18 Tahun 2008)


Pengumpulan/Pengangkutan Pengolahan/Pemrosesan Akhir

TPST

RESIDU

WTE

TPA
Industri

Sekolah

Rumah
Sakit
TIMBULAN & KOMPOSISI SAMPAH

 Untuk kota-kota di Indonesia, timbulan sampah rata-rata adalah


2,5-3,5 L/orang/hari
 Sampah rumah tangga pada umumnya mengandung bahan
mudah membusuk yang tinggi (bisa mencapai 75-80%) dan kadar
air yang tinggi (65-70%)
TIMBULAN & KOMPOSISI SAMPAH

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH SAMPAH


Tingkat taraf pendapatan | Pola/ gaya hidup | Lokasi geografis
Adat istiadat | Iklim/ cuaca | Kebiasaan | Pertumbuhan penduduk
KARAKTERISTIK SAMPAH DARI RATA-RATA
SAMPAH YANG ADA DI KOTA BESAR, INDONESIA
 Kadar kering dan kadar air
 Kadar volatil dan kadar abu
 Nilai kalor
 Kadar karbon organik
 Kadar nitrogen organik
TIMBULAN & KOMPOSISI SAMPAH KALIMANTAN TIMUR
TIMBULAN & KOMPOSISI SAMPAH KALIMANTAN TIMUR
PENGURANGAN SAMPAH

Daur ulang kertas Tas belanja daripada


kantong plastik
Daur ulang kaca Kotak makan daripada
bungkus nasi
Daur ulang plastik
Tumbler daripada air
Daur ulang logam minum kemasan

Sapu tangan daripada


tisu

Limbah botol plastik Limbah stik es krim


PENGURANGAN SAMPAH
PEWADAHAN SAMPAH

 Pewadahan : penampungan sementara sampah yang


dihasilkan di sumber baik individual atau komunal.
 Dengan adanya pewadahan yang baik, maka:
 Bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik
datangnya lalat dapat diatasi.
 Air hujan yang berpotensi menambah kadar air di sampah
dapat dikendalikan.
 Pencampuran sampah yang tidak sejenis dapat dihindari.
PEWADAHAN SAMPAH

Teknik Operasional Perwadahan :


o Hindari pencampuran sampah yang tidak sejenis.
o Berdasarkan letak dan kebutuhan dalam sistem penanganan sampah,
maka pewadahan dapat dibagi ke dalam :
1. Level 1 wadah sampah yang menampung sampah langsung dari
sumbernya (misalnya diletakkan di dapur, ruang kerja, dll)
2. Level 2 bersifat sebagai pengumpul sementara, menampung sampah
dari wadah level 1 maupun langsung dari sumbernya (misalnya
diletakkan di luar kantor, sekolah atau pinggir jalan)
3. Level 3 merupakan wadah sentral, biasanya bervolume besar yang
akan menampung sampah dari level .
PENGUMPULAN SAMPAH

 Pengumpulan : pengumpulan sampah dari wadah-wadah di sumber sampah,


dengan berbagai sarana seperti gerobak dan truk.
 Pola pengumpulan sampah terdiri atas :
1. Pola individual langsung oleh truk pengangkut menuju ke tempat
pemrosesan.
2. Pola individual tidak langsung, dengan menggunakan pengumpul sejenis
gerobak sampah
3. Pola komunal langsung oleh truk pengangkut
4. Pola komunal tidak langsung
5. Pola penyapuan jalan
BEST PRACTICE PENGELOLAAN SAMPAH

BANK SAMPAH MALANG

Tujuan: mengonversi sampah menjadi BSM memiliki sarana yang lengkap


sesuatu yang bernilai ekonomis. seperti alat timbang, mesin penghancur
Program BSM: botol plastik, mesin pembersih, truk/alat
• Beli Sembako Bayar Pake Sampah angkut skala kecil dan besar, kantor dan
• Utang Duit Bayar Pake Sampah unit-unit cabang, gudang serta memiliki
• Nabung uang dengan menyetor jaringan distribusi produksi akhir sampah.
sampah/limbah.
PEMINDAHAN SAMPAH

 Pemindahan : penampungan sementara sampah sebelum diangkut oleh truk.


Sarana yang digunakan dapat berupa sebuah area pemindahan, atau sebuah
wadah besar yang peletakkannya terpusat atau tersebar.
 Biasanya pemindahan dilakukan di TPS/TPST yang dilengkapi dengan
beberapa fasilitas, seperti area komposting, mesin pencacah, area pemilahan,
dan rumah jaga beserta toilet atau sarana sanitasi lainnya.
PENGANGKUTAN SAMPAH

 Pengangkutan : pengangkutan sampah dari lokasi pemindahan ke tempat daur


ulang atau ke tempat pengolahan atau ke tempat pemrosesan akhir. Sarana
yang digunakan misalnya truk atau kereta api.
 Sistem pengangkutan sampah dapat dilakukan dengan metode :
o Hauled Container System (HCS) sistem pengumpulan sampah yang wadah
pengumpulannya dapat dipindah-pindah dan ikut dibawa ke tempat
pemrosesan akhir. HCS merupakan sistem wadah angkut untuk daerah
komersil.
o Stationary Container System (SCS) sistem pengumpulan sampah yang
wadah pengumpulannya tidak dibawa berpindah-pindah (tetap). Wadah
pengumpulan ini dapat berupa wadah yang dapat diangkat atau yang tidak
dapat diangkat. SCS merupakan sistem wadah tinggal ditujukan untuk
melayani daerah permukiman.
PENGANGKUTAN SAMPAH
PENGANGKUTAN SAMPAH

https://www.youtube.com/watch?v=BMQ1NfjPauw

https://www.youtube.com/watch?v=2N9RtZBunmU

https://www.wsj.com/articles/taiwan-the-worlds-geniuses-of-
garbage-disposal-1463519134
PENGOLAHAN SAMPAH

 Menurut Tchobanoglous, (1993) :


Pengolahan sampah adalah mengubah bentuk sampah menjadi
bentuk lain, misalnya proses komposting mengubah sampah menjadi
kompos dan energi

 Pengolahan bertujuan untuk memroses sampah agar :


o Berkurang volume atau beratnya, seperti insinerasi, pengomposan
o Berkurang sifat bahayanya terhadap manusia atau lingkungan
o Lebih memudahkan dalam penanganan selanjutnya, seperti
penghalusan (grinding) atau pemadatan
PENGOLAHAN SAMPAH

Pengolahan sampah yang dapat dilakukan :


1. Transformasi fisik : pemisahan komponen sampah organik dan
anorganik, non B3 atau B3 pemadatan
2. Transformasi kimia : pembakaran
3. Transformasi biologis : komposting secara aerobik dan anaerobik
BEST PRACTICE PENGELOLAAN SAMPAH

TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH

PENGOMPOSAN SAMPAH
ORGANIK
(PASAR DAN HALAMAN)

PEMANFAATAN GAS METAN


BEST PRACTICE PENGELOLAAN SAMPAH

PEMILAHAN SAMPAH DI JEPANG


Collected twice a week.
COMBUSTIBLE Includes paper, plastic bags
and wrappers, rubber and
leather, tubes and other plastic containers.

Collected once a month,


INCOMBUSTIBLE non-burnable trash
includes long plastics,
ceramic wares, metals, glass, and small appliances.

Home furniture such as


OVERSIZED GARBAGE cupboards, bookshelves,
sofas, beds, tables, and
BOTTLES AND CANS
others, over 50-centimeter long stuffed toys, bicycles,
below 60cc motorcycles, electric fans, vacuum cleaners,
Collected twice a month. Bottles include carpets, and bedding.
empty glass containers (caps must be
removed), tin cans, and aluminum cans.
PEMILAHAN SAMPAH DI JEPANG
PEMROSESAN AKHIR SAMPAH

 Pada umumnya masih menggunakan sistem pembuangan di atas tanah terbuka


(sistem open dumping)
 Pada awal tahun 1990 mulai diperkenalkan Controlled Landfill sebagai perbaikan
dari sistem open dumping
 Pada akhirnya akan diganti dengan sistem yang tidak merusak lingkungan seperti
sistem sanitary landfill (masih terbatas dalam studi-studi dan aplikasi di beberapa
kota saja)

Open dumping Controlled landfill Sanitary landfill


TERIMA KASIH
DISKUSI KELOMPOK

1. Membuat ringkasan jurnal (nasional/internasional) mengenai inovasi yang


dilakukan dalam sistem pengelolaan sampah dengan pembagian berikut.
(Note: selain yang di contohkan)
• (3 kelompok) : Pengurangan Sampah (contoh: peraturan pemerintah soal
pelarangan penggunaan kantong plastik)
• (3 kelompok): Pewadahan, Pengumpulan, Pemindahan Sampah (contoh:
Bus Suroboyo, inovasi TPS)
• Kelompok 5,6 : Pengangkutan Sampah (contoh: truk sampah keliling
Taiwan)
• Kelompok 7 : Kelompok 8,9 : Pengolahan, Pemrosesan Akhir Sampah
(Inovasi TPA, Inovasi Ecobrick)
Aspek
PENGELOLAAN SAMPAH Kelembagaan

Aspek kelembagaan bertumpu pada prinsip teknik dan manajemen yang menyangkut
aspek-aspek ekonomi, sosial, budaya, dan kondisi fisik wilayah kota, dan memperhatikan
pihak yang dilayani yaitu masyarakat kota. Perancangan dan pemilihan bentuk organisasi
disesuaikan dengan:
• Peraturan pemerintah yang membinanya
• Pola sistem operasional yang diterapkan
• Kapasitas kerja sistem
• Lingkup pekerjaan dan tugas yang harus ditangani.
Bentuk institusi pengelolaan persampahan kota yang dianut di Indonesia:
• Seksi Kebersihan di bawah satu dinas (biasanya Dinas PU)
• Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di bawah suatu dinas (jika tidak ada seksi khusus
kebersihan di suatu dinas)
• Dinas Kebersihan (jika aktivitas dan volume pekerjaan yang sudah meningkat)
• Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan (bila permasalahan di kota tersebut sudah cukup
luas dan kompleks)
Aspek
PENGELOLAAN SAMPAH Pembiayaan

Komponen pembiayaan sistem pengelolaan sampah kota secara ideal dihitung


berdasarkan: Biaya investasi; Biaya operasi dan pemeliharaan; Biaya manajemen; Biaya
untuk pengembangan; Biaya penyuluhan dan pembinaan masyarakat.
Aspek pembiayaan merupakan sumber daya penggerak agar roda sistem pengelolaan
persampahan di kota tersebut dapat bergerak dengan lancar. Diharapkan bahwa sistem
pengelolaan persampahan di Indonesia akan menuju pada 'pembiayaan sendiri', termasuk
disini dengan pembentukan perusahaan daerah. Sektor pembiayaan ini menyangkut
beberapa aspek, seperti:
• Proporsi APBN/APBD pengelolaan sampah, antara retribusi dan biaya pengelolaan
sampah
• Proporsi komponen biaya tersebut untuk gaji, transportasi, pemeliharaan, pendidikan
dan pengembangan serta administrasi
• Proporsi antara retribusi dengan pendapatan masyarakat
• Struktur dan penarikan retribusi yang berlaku.
Aspek
PENGELOLAAN SAMPAH Pembiayaan

Tanpa adanya partisipasi masyarakat penghasil sampah, semua program


pengelolaan sampah yang direncanakan akan sia-sia. Salah satu pendekatan
kepada masyarakat untuk dapat membantu program pemerintah dalam
kebersihan adalah bagaimana membiasakan masyarakat kepada tingkah laku
yang sesuai dengan tujuan program itu. Hal ini antara lain menyangkut:
- Bagaimana merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah
yang tertib dan teratur
- Faktor-faktor sosial, struktur, dan budaya setempat
- Kebiasaan dalam pengelolaan sampah selama ini.

Anda mungkin juga menyukai