Anda di halaman 1dari 6

Directing (Pengarahan)

A. Definisi Directing
“Directing (pengarahan) adalah untuk membuat orang lain mengikuti
keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara
efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan”
(Firmansyah & Mahardika, 2018-127). Directing ini memiliki hubungan yang erat
dengan pelaksanaan tugas oleh karyawan, dengan melakukan directing atau
pengarahan yang tepat maka nantinya kemampuan yang dimiliki oleh karyawan
tidak akan sia-sia dan sesuai dengan tujuan yang ada dalam perusahaan.
B. Tujuan Directing
Directing ini biasanya dilakukan oleh seorang pimpinan perusahaan kepada
bawahannya. Dalam melakukan suatu hal termasuk melakukan pengarahan kepada
bawahan pasti memiliki tujuan tertentu. Beberapa tujuan dilakukannya pengarahan
dalam suatu perusahaan yaitu sebagai berikut.
a) Untuk mengkoordinir pekerjaan yang dilakukan bawahan. Koordinir ini
artinya agar pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan bisa tetap sesuai dengan
tujuan perusahaan dan tidak terjadi penyimpangan dalam melakukan pekerjaan
tersebut.
b) Dengan melakukan pengarahan, pemimpin bertujuan untuk meempererat
hubungan baik dengan bawahannya. Karena dalam pengarahan akan terjadi
komunikasi antara pemimpin dengan bawahan, dimana pemimpin harus
menyampaikan dengan baik arahannya untuk karyawan agar karyawan bisa
menerima dengan baik juga arahan tersebut.
c) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang dimiliki oleh bawahan.
Maka dari itu, arahan yang diberikan atasan harus bermaksud untuk menambah
wawasan atau pengetahuan dari bawahannya, bukan untuk menjatuhkan
bawahannya.
d) Untuk merealisasikan tujuan perusahaan. Agar realisasi tersebut bisa terwujud
maka fungsi pengarahan harus berkaitan dengan fungsi pengawasan.
Maksudnya, setelah arahan diberikan kepada bawahan maka pekerjaan yang
dilakukan harus diawasi, agar pengarahan tersebut benar-benar dilaksanakan
oleh bawahan sesuai dengan tujuan prrusahaan.
C. Perintah
Perintah merupakan suatu intruksi yang diberikan oleh seorang atasan
kepada bawahannya mengenai hal apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan
agar tujuan perusahaan bisa terealisasi. Terdapat 4 unsur perintah yang diberikan
oleh atasan, yaitu sebagai berikut.
a) Instruksi resmi, artinya suatu perintah harus diberikan oleh seseorang yang
memang memiliki wewenang melakukannya. Yang dimaksud dengan memiliki
wewenang disini adalah atasan yang dapat memberikan sanksi kepada
bawahan yang tidak melaksanakan perintah yang diberikan.
b) Dari atasan kepada bawahan, artinya suatu perintah harus langsung muncul
dari atasan kepada bawahan, tidak boleh sebaliknya. Dimana bawahan yang
diberi perintah adalah bawahan yang bersangkutan (bukan bawahan dari atasan
lain, kecuali dalam organisasi fungsional).
c) Mengerjakan atau tidak mengerjakan suatu hal, artinya perintah yang diberikan
kepada bawahan itu bisa perintah untuk mengerjakan suatu hal atau tidak
mengerjakan suatu hal karena memang atasan tidak memerlukannya. Dimana
perintah itu harus bersifat jelas, sehingga bawahan bisa mengerti maksud dari
perintah itu dan bisa segera mengerjakan perintah tersebut.
d) Realisasi tujuan perusahaan, artinya perintah tersebut bermaksud untuk
mengkoordinir bawahan agar melakukan tugas-tugasnya sesuai dengan tujuan
perusahaan.
D. Perintah Aspek Dari Komunikasi
Suatu perusahaan bisa merealisasikan tujuannya jika para pekerja bisa
bekerja secara efisien, disamping itu diperlukan juga kerja sama antara para
pegawai dengan atasannya masing-masing. Hal ini bisa terjadi jika terjalin arus
komunikasi yang lancar antara kedua pihak, dimana dalam berkomunikasi
pimpinan harus tetap menjaga sikap dan kata-katanya. Secara garis besar,
komunikasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Komunikasi ke dalam, menyesuaikan dengan kepada siapa berita atau arahan
disampaikan. Komunikasi ini dibedakan menjadi dua yaitu
a. Komunikasi Vertikal, berarti proses komunikasi dari pihak atasan kepada
bawahan ataupun sebaliknya. Komunikasi vertikal ini dibedakan lagi
menjadi dua yaitu
 Komunikasi ke atas, artinya bawahan memberikan laporan kepada
atasannya
 Komunikasi ke bawah, artinya atasan memberikan perintah atau
arahan kepada bawahnnya
b. Komunikasi Horizontal, dimaksudkan untuk komunikasi antara pimpinan
yang setingkat dengan cara melakukan pertemuan antar pimpinan secara
berkala.
b) Komunikasi ke luar, dimaksudkan untuk menjalin komunikasi yang baik
antara para atasan dengan perusahaan lain.Komunikasi ke luar termasuk dalam
kategori external function dari seorang manajer.
E. Jenis-Jenis Perintah
a) Perintah lisan
Perintah lisan dapat diberikan apabila sesuai dengan hal-hal berikut.
a. Perintah yang diberikan merupakan perintah yang sederhana dan
penerima perintah adalah seorang buta huruf.
b. Perintah diberikan dalam keadaan darurat dan perintah sudah pernah
diberikan kepada bawahan tersebut.
c. Perintah bisa diselesaikan dalam waktu singkat.
d. Jika dalam pengerjaan perintah itu terjadi kekeliruan, tidak akan terjadi
akibat yang besar.
e. Perintah lisan diberikan dengan tujuan untuk menjelaskan perintah
tertulis.
Keuntungan atau kebaikan perintah lisan, yaitu antara lain sebagai berikut.
a. Untuk mempersiapkan perintah lisan ini, para atasan tidak membutuhkan
banyak waktu dan perintah tersebut bisa ditujukan untuk banyak orang.
b. Mempunyai kemungkinan untuk bertanya secara langsung jika terdapat
hal-hal yang kurang jelas.
b) Perintah tertulis
Perintah tertulis dapat diberikan apabila sesuai dengan hal-hal berikut.
a. Apabila ada pekerjaan yang memerlukan detail yang lebih teliti.
b. Jika pegawai yang akan diberikan perintah berada di tempat lain.
c. Perintah diberikan kepada pegawai yang sering lupa.
d. Jika tugas yang diberikan berlangsung dari suatu bagian ke bagian lain.
e. Jika dalam pengerjaan perintah terjadi kekeliruan dapat menimbulkan
akibat yang besar
Keuntungan atau kebaikan perintah tertulis, yaitu antara lain sebagai berikut.
a. Dapat mudah diperiksa, sehingga kebenarannya mudah dibuktikan.
b. Penerima perintah bisa mengetahui dengan jelas tanggung jawabnya.
c. Menjamin persamaan dan keserupaan pelaksaan di seluruh unsur
organisasi.
F. Prinsip-Prinsip Perintah
a) Perintah harus jelas, artinya perintah yang diberikan kepada bawahan itu harus
jelas dan lugas, karena seringkali perintah yang disampaikan oleh atasan
memiliki makna yang sulit diartikan sebab susunan kata yang tidak sesuai.
Suatu perintah dianggap jelas, jika sudah mengandung enam elemen yaitu
mengapa, siapa, apa, bilamana, dimana, dan bagiamana.
b) Perintah diberi satu persatu, maksunya perintah yang diberikan kepada
bawahan tidak boleh terlalu banyak apalagi dalam satu waktu yang sama.
c) Perintah harus positif, maksudnya dalam memberikan perintah, atasan harus
menggunakan kata-kata yang baik dan perintah yang diberikan tersebut tidak
bersifat negatif dalam artian bisa menjerumuskan bawahan ke hal-hal yang
merugikan.
d) Perintah harus diberikan kepada orang yang tepat, maksudnya perintah
sebaiknya diberikan kepada orang yang memang memiliki kemampuan dan
pengetahuan lebih, paling utama orang yang diberi perintah haruslah orang
yang bertanggung jawab.
e) Perintah harus erat dengan motivasi, maksudnya pemberian perintah harus
sejalan dengan motivasi yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan.
Sehingga nantinya semangat bawahan dalam mengerjakan perintah tersebut
bisa meningkat.
f) Perintah satu aspek berkomunikasi, maksudnya pemberian perintah ini
dimaksudkan juga dalam hal komunikasi antara pimpinan dengan bawahan.
Daftar Pustaka

Firmansyah, A.M & Budi W.Mahardhika. 2018. Pengantar Manajemen (Edisi 1).
Yogyakarta: Deepublish

Anda mungkin juga menyukai