Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA

RUMAH SAKIT UMUM BAHAGIA MAKASSAR


NOMOR : 002/SK/RSB/I/2021
TENTANG
RUANG ISOLASI BERTEKANAN NEGATIF

Menimbang : a. bahwa penlaran mikroorganisma melalui penyebaran partikel kecil ke


udara baik secara langsung atau melalui partikel debu yang mengandung
mikroorganisme infeksius
b. bahwa partikel ini dapat tersebar dengan secara batuk.bersin dan
berbicara
c. bahwa partikel infeksius dapat menetap di udara selama beberapa jam
dan dapat disebrakan secara luas dalam suat ruangan atau dlam jarak
yang lebih jauh
d. bahwa pengelolan udara dan ventilasi secara khusus diperlukan untuk
mencegah transmisi melalui udara
e. bahwa kewaspadaan berbasis transmisi harus dilaksanakan sebagai
tambahan dari kewaspadaan standar apabila merawat pasien yang
menular secara airbone.
f. Bahwa pemberlakuan kebijakan tersebut perlu ditetapkan dengan
peraturan Rumah Sakit Umum Bahagia.
Mengingat :
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang
Praktek kedokteran (lembaran Negara Republik Indonesia) tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4431;
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan (lembran Negara Republik Indonesia) tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran republik Indonesia Nomor 5056;
3. Undang – Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/Menkes/Per/IV/2007 tentang ijin praktik dan pelaksanaan praktik
kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/IV/2008 tentang rekam medis;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
590/Menkes/Per/IV/2008 tentang Ijin Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 tahun
2013 tentang Pedoman Manajemen Terpadu Pengendalian
Tuberkulosis Resisten Obat;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
203/Menkes/SK/III/1999 tentang Gerakan Terpadu Nasional
Penanggulangan Tuberculosis;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/KMK/SK/XII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia Nomor
364/Menkes/SK/V/2009 tentang Pedoman Penanggulangan
Tuberculosis;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional;
13. Keputusan Nomor tentang Izin Operasional Tetap Rumah Sakit
Umum Bahagia , tanggal 12 Desember 2012
14. Peraturan Nomor 001/SK/RSB/I/2015/tentang Struktur Organisasi dan
Tata Kerja RS Umum Bahagia.
MENETAPKAN
Kesatu : Ruang isolasi bertekanan Negatif adalah
1. Ruang Perawatan dengan satu bed (pasien terpisah dengan
pasien lain)
2. Memiliki jarak antar bed
3. Memiliki fasilitas sediri terpisah dari fasilitas/ ruang pasien lain

: Indikasi Perawatan Isolasi


Kedua
1. Semua pasien dengan TB paru kecuali pada pasin anak atau
pasien dewasa dengan :
- BTA positif (+) yang Sudha mendapatkan terapi selama 1
bulan
- BTA negatif (-) dengan lesi luas dan sudah mendapatkan
terapi selam 1 bulan
2. TB extraparu yang berat dan dari klinis yang mendukung
3. Pasien partus/inpartu dengan BTA (+) / TB (+)

Ketiga : pasien dengan indikasi tersebut diatas harus dirawat ke dalam


ruangan isolasi betekanan negatif.jika ruangan tersebut tidak tersedia/
penuh maka pasien harus di rawat di :
1. Ruang perawatan biasa di pisahkan dengan pasien lain yang
bukan TB
2. Tata laksana perawatan diruangan pasien tersebut diatas,
mengikuti sama dengan tata laksana ruang isolasi bertenkanan
negatif
3. Jika ruangan perawatan dengan kriteria diatas tidak tersedia
maka pasien di rujuk ke rumah sakit lain.

Penatalaksanaan pasien di ruangan


1. Petugas Kesehatan
a. Kewaspadaan standar wajib diterapkan
b. Wajib memakai dan melepas Alat Pelindung Diri (APD)
sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan di ruangan
isolasi
c. Menutup pintu setiap kali masuk ruangan
d. Staf yang merawta pasien tidak dalam resiko menularkan
penyakit ( demam, Flu, batu, ISPA)
e. Edukasi Kepada keluarga memakai APD selama dalam
ruangan
f. Edukasi kebersiha tangan kepada keluarga sebelum dan
ssudah di dala, ruangan
g. Edukasi pasien etika berbicara, batuk, dan bersin
h. Memisahkan Linen habis paki dan di beri label infeksius
i. Pisahkan fasilitas atau alat Kesehatan dari pasien yang
lain
j. Dilakukan medical check up sesuai dengan ketentuan
rumah sakit
2. Kelurga pasien/ Pengunung :
a. Wajib melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah
dari ruangan
b. Memakai dan melepas masker (APD) di ruang Isolasi
c. Batasi pengunjung terutama dengan pasien dengan Imun
rendah (anak anak, orang tua, danpengunjung yang
beresiko menularkan penyakit
3. Pasien
a. Pembatasan mobilisasi bicara
b. Wajib memakai APD masker bila keluar dari ruangan.
Misalnya ke ruangan radiologi, dan lain lain

Peraturan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan, apabila di kemudian hari terdapat perubahan
dalam peraturan ini maka aka di perbaiki sebagaimana mestinnya

Di tetapkan : di Makassar
Pada Tanggal : 20 Agustus 2021
Direktur

drg.Hj. Sukamawati Dahlan, MM

Anda mungkin juga menyukai