Anda di halaman 1dari 2

Nama : Iris Agripina Zen

NIM : 1404622037
Prodi: Pendidikan Agama Islam

Apa upaya/strategi yang dapat anda lakukan untuk memperkuat integrasi nasional?
Kemukakan alasannya! (min 500 kata)

1. Mewujudkan good governance dalam pengelolaan kepemerintahan.


Good governance adalah suatu konsep pemerintahan yang membangun serta
menerapkan prinsip profesionalitas, demokrasi, transparansi, efisiens, akuntabilitas,
efektivitas, pelayanan prima, serta bisa diterima oleh seluruh masyarakat. Dalam
kacamata awam, pemerintahan yang baik identik dengan pemerintahan yang mampu
memberikan pendidikan gratis, membuka banyak lapangan kerja, mengayomi fakir
miskin, menyediakan sembako murah, memberikan iklim investasi yang kondusif dan
bermacam kebaikan lainnya. Dengan kata lain, pemerintah dianggap baik apabila ia
mampu melindungi dan melayani masyarakatnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pelayanan umum yang berkualitas merupakan ukuran untuk menilai sebuah
pemerintahan yang baik, sedangkan pelayanan umum yang buruk lebih mencerminkan
pemerintahan yang miskin inovasi dan tidak memiliki keinginan untuk
menyejahterakan masyarakatnya (bad governance). Good governance biasanya lebih
dekat dengan masalah pengelolaan manajemen pemerintahan dalam membangun
kemitraan dengan stakeholder (pemangku kepentingan). Oleh karena itu, good
governance menjadi sebuah kerangka konseptual tentang cara memperkuat hubungan
antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat dalam nuansa kesetaraan. Hubungan
yang harmonis dalam nuansa kesetaraan merupakan prasyarat yang harus ada. Sebab,
hubungan yang tidak harmonis antara ketiga pilar tersebut dapat menghambat
kelancaran proses pembangunan. Pelaksanaan otonomi daerah yang didasarkan pada
konsep good governance akan lebih dapat menekan adanya konflik dan sikap radikal
yang timbul dari personal maupun kelompok tertentu. Secara konseptual, bahwa
pelaksanaan otonomi daerah dengan baik akan mampu membangun integritas nasional
secara perlahan, hal ini didasari pada kebijakan daerah yang bersifat pluralis, atau
dengan kata lain setiap kebijakan pemerintah daerah harus mengacu pada konsep
keadilan dan persamaan. Sebab, integrasi nasional hanya dapat dicapai melalui sistem
pemerintahan yang adil dan merata, dan hal ini hanya dapat dilakukan oleh daerah yang
memiliki otonom. Jadi, integrasi nasional harus dibangun di daerah dengan menghargai
kearifan daerah yang ada. Oleh karena itu, pemerintahan yang baik (good governance)
sebagai kerangka konseptual yang dapat dijalankan dengan optimal oleh pemerintah di
wilayah otonom, sehingga pelayanan yang diberkan kepada masyarakat serta
kesenjangan yang ada dalam masyarakat dapat dikikis secara perlahan, dan secara
perlahan pula kesadaran hidup bernegara menjadi tumbuh dan berkembang.
2. Menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi antar sesama.
Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, fungsi bahasa Indonesia
di antaranya adalah untuk mempererat hubungan antar suku di Indonesia. Fungsi ini
sebelumnya sudah ditegaskan di dalam butir ketiga ikrar Sumpah Pemuda 1928 yang
berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia”. Pernyataan itu tidak saja merupakan pengakuan “berbahasa satu”, tetapi
merupakan pernyatakan tekad kebahasaan yang menyatakan bahwa kita, bangsa
Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Ini berarti pula
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional yang kedudukannya berada di
atas bahasa-bahasa daerah. Bahasa Indonesia memiliki peranan yang vital di
masyarakat umum dan nasional. Berkat adanya bahasa Indonesia, masyarakat dapat
berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai
akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa tidak perlu dikawatirkan, dan
hal ini akan menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan pada setiap kelommpok etnis.

3. Memanfaatkan peran agama sebagai upaya menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan
dalam masyarakat.
Keberadaan agama, khususnya agama Islam dalam tata kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara mempunyai peranan penting dan utama Pada strata filosofi
secara universal dalam dimensi nilai, agama Islam berisi kandungan normatif nilai-nilai
spritual dan moral dalam Hubungan tri dimensial, yakni umat Islam dengan Allah Swt,
umat Islam dengan umat agama lain, dan umat Islam dengan lingkungannya Hubungan
ini sesuai dengan penegasan Al-Qur'an Surah AiHujuraat, 13: "Hai manusia, kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki sorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal". Dalam
dimensi lain A Nian (1986) menegaskan; agama dapat membentengi manusia dari
pengaruh negatif transformasi nilai sosial budaya yang semakin kuat dan kompleks di
masa depan. Sidney Hook dkk, (1987) menegaskan; Islam mengakui bahwa masyarakat
merupakan bagian dari tujuan-tujuan, tujuan menjadi mahluk. Islam percaya bahwa
individu merupakan tujuan dalam dirinya, dan negara merupakan sarana untuk
mencapai tujuan itu. Secara historis, ajaran agama Islam mampu memotivasi umat
Islam untuk rela mengorbankan jiwa raga untuk mengusir kaum imperialisme sekaligus
merebut kemerdekaan, sedangkan secara politis, agama Islam menempati posisi yang
sangat fundamental di dalam Pancasila, dimana the founding father telah menunjukkan
kearifan pokok-pokok pikiran kebangsaan dengan menempatkan Sila Ketuhanan Yang
Maha Esa sebagai sila utama, Soemardjan. dkk. (1992).

Anda mungkin juga menyukai