Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PPKN TAHUN 2023

BALI
Guru matapelajaran PPKN : Ilo Rohayati, S.Pd

Kelompok 2 :
1. Fitriyah
2. Syafa Aulia Sherin
3. Shafira
4. Ameliyah
5. Dewi Agustina
Kelas 7B

SMP NEGERI 1 SUSUKAN


Jl. Ki Bagus Rangin Desa Bojongkulon Susukan Cirebon 45166
Tahun 2023
1. BALI
a. PULAU BALI

b. SUKU DI BALI
- Suku Sasak
- Suku Alon
- Suku Sumba

c. RUMAH ADAT BALI BALE DAUN

Bale Dauh adalah rumah adat Bali yang digunakan untuk menerima tamu dan juga sebagai
tempat tidur untuk anak remaja laki-laki. Bale Dauh terletak di bagian barat rumah utama
dengan ketinggian lantai yang lebih rendah dari Bale Manten.

d. BUDAYA BALI

Budaya Bali adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh masyarakat Bali dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Kebudayaan Bali pada hakikatnya dilandasi oleh nilai-
nilai yang bersumber pada ajaran agama Hindu.
e. PAKAIAN ADAT BALI PAYAS AGUNG

Payas agung adalah pakaian tradisional masyarakat Bali. Payas agung ini biasanya dipakai
ketika upacara pernikahan atau potong gigi. Pakaian ini memiliki kesan mewah dan spesial,
maka dari itu payas agung tidak ditujukan untuk berbagai aktivitas.

f. ADAT ISTIADA BALI Ngaben

Ngaben merupakan adat istiadat Bali yang biasa dilakukan ketika salah satu anggota
keluarganya meninggal dunia. Upacara ini dilakukan dengan membakar mayat atau kremasi
jenazah.

Makna dari ngaben adalah mengembalikkan roh yang telah meninggal dunia ke tempat
asalnya, sebagai tanda keikhlasan dari keluarga yang ditinggalkan.
g. AGAMA DI BALI

Agama Hindu Bali (disebut pula Agama Hindu Dharma atau Agama Tirtha ("Agama Air


Suci")[1] adalah bentuk agama Hindu yang dipraktikkan oleh mayoritas penduduk Bali.[2]
 Hal ini terutama terkait dengan masyarakat Bali yang tinggal di pulau tersebut, dan
[3]

merupakan bentuk yang berbeda dari pemujaan Hindu yang menggabungkan animisme lokal,


pemujaan leluhur atau Pitri Paksha, dan penghormatan untuk orang suci Buddha
atau Bodhisatwa.
Populasi pulau-pulau Indonesia sebagian besar Muslim (86%).[4] Pulau Bali adalah
pengecualian di mana sekitar 87% penduduknya beragama Hindu (sekitar 1,7% dari total
penduduk Indonesia).[4]
Setelah merdeka dari penjajahan Belanda, Undang-Undang Dasar 1945 menjamin kebebasan
beragama bagi semua warga negara.[5] Pada tahun 1952, kata Michel Picard,
seorang antropolog dan sarjana sejarah dan agama Bali, Kementerian Agama
Indonesia berada di bawah kendali kaum konservatif yang sangat membatasi definisi "agama"
yang dapat diterima.[5] Agar dapat diterima sebagai agama resmi Indonesia, kementerian
mendefinisikan "agama" sebagai agama monoteistik, telah mengkodifikasi hukum agama dan
menambahkan beberapa persyaratan.[5][2]

Anda mungkin juga menyukai