Anda di halaman 1dari 18

 

/  4

f860df58743f039

4gen
 
Hewan sebagai model atau sarana percobaan haruslah memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu,antara lain persyaratan genetis/ keturunan dan
lingkungan yang memadai dalam pengelolaannya, di sampingf a kt o r e k o n o m i s ,
m u d a h t i d a k n y a di p e r o l e h , s e r t a m a m p u m e m b er i k a n r e a k s i
b i o l o g i s y a n g m i r i p kejadiannya pada manusia (Sulaksono, M.E.,
1987).Farmakologi merupakan sifat dari mekanisme kerja obat pada
sistem tubuh termasuk menentukant o k s i s i t a s n y a . B e n t u k s e d i a a n d a n
cara pemberian merupakan penentu dalam memaksimalkan
p r o s e s absorbsi obat oleh tubuh karena keduanya sangat menentukan efek
biologis suatu obat seperti absorpsi,kecepatan absorpsi dan
bioavailabilitas (total obat yang dapat diserap), cepat atau lambatnya obat
mulai  b e k e r j a (
o n s e t of a c t i o n
), lamanya obat bekerja (
duration of action
) , i n t e n s i t a s k e r j a o b a t , r e s p o n s farmakologik yang dicapai serta dosis yang
tepat untuk memberikan respons tertentu (Anonim I., 2008).Obat sebaiknya dapat
mencapai reseptor kerja yang diinginkan setelah diberikan melalui rute
tertentuyang nyaman dan aman seperti suatu obat yang memungkinan diberikan
secara intravena dan diedarkan didalam darah langsung dengan harapan dapat
menimbulkan efek yang relatif lebih cepat dan bermanfaat.Jalur
pemakaian obat yang meliputi secara oral, rektal, dan parenteral serta
yang lainnya harus ditentukanuntuk mencapai efek yang maksimal (Anonim I.,
2008).D i t i n j a u d ar i s e g i s i s t e m p e n g e l o l a a n n y a a t a u c a r a
p e m e l i h a r a a n n y a , d i m a n a f a kt o r k e t u r u n a n d a n lingkungan
berhubungan dengan sifat biologis yang terlihat/karakteristik hewan
percobaan, maka ada 4golongan hewan, yaitu1). Hewan liar.2). Hewan yang
konvensional, yaitu hewan yang dipelihara secara terbuka.3) . H e w a n y a n g
b e b a s k u m a n s p e s i f i k p a t o g e n , y a i t u h e w a n y a n g d i p e l i h ar a
dengan sistim
barrier 
(tertutup).4). Hewan yang bebas sama sekali dari benih kuman, yaitu
hewan yang dipelihara dengan sistem isolator Sudah barang tentu
penggunaan hewan percobaan tersebut di atas disesuaikan dengan macam
percobaan  b i o m e d i s y a n g a k a n d i l a k u k a n . S e m a k i n m e n i n g k a t c a r a
p e m e l i h a r a a n , s e m a k i n s e m p u r n a p u l a h a s i l  percobaan yang dilakukan.
Dengan demikian, apabila suatu percobaan dilakukan terhadap hewan
percobaanyang liar, hasilnya akan berbeda bila menggunakan hewan percobaan
konvensional ilmiah maupun hewanyang bebas kuman (Sulaksonono, M.E.,
1987).Jenis-jenis Hewan percobaan: NoJenis hewan percobaan Spesies1.
Mencit (Laboratory mince)
Mus musculus

 
2. Tikus (Laboratory Rat)
 Rattus norvegicus
3 Marmut
Cavia porcellus (Cavia cobaya)
4 Kelinci
Oryctolagus cuniculus
5 K a t a k  
 Rana sp.
Cara memegang hewan (handling) dan penentuan jenis kelamin
Masih dalam rangka pengelolaan hewan percobaan secara keseluruhan, cara
memegang hewan sertacara penentuan jenis kelaminnya perlu pula
diketahui. Cara memegang hewan dari masing-masing jenishewan adalah
ber,eda-beda dan ditentukan oleh sifat hewan, keadaan fisik (besar atau kecil) serta
tujuannya.Kesalahan dalam caranya akan dapat menyebabkan kecelakaan atau hips
ataupun rasa sakit bagi hewan (iniakan menyulitkan dalam melakukan
penyuntikan atau pengambilan darah, misalnya) dan juga bagi orangyang
memegangnya
Identiftikasi (Pemberian tanda pada hewan).
Tujuan dari pada pemberian tanda pada hewan adalah disamping untuk mencegah
kekeliruan hewan dalamsistim pembiakannya juga untuk mempermudah
pengamatan dalam percobaan. Bermacam-macam cara yangdipakai dalam
identifikasi tergantung kepada selera dan juga lama tidaknya hewan
tersebut terpaki ataudipelihara.
(marking, ear punching, too clipping, ear tags, tattocing, coat colors)
(Sulaksono, M. E., 1992).Obat dalam tubuh akan mengalami beberapa fase yaitu:-
Fase farmasetik - Fase farmakokinetik - Fase farmakodinamik 
Rute Penggunaan Obat
Memilih rute penggunaan obat tergantung dari tujuan terapi, sifat obatnya serta
kondisi pasien. Oleh sebabitu perlu mempertimbangkan masalah-masalah seperti
berikut:a. tujuan terapi mengkehendaki efek lokal atau efek sistemik  b. apakah
kerja awal obat yang dikehendaki itu cepat atau masa kerjanya lamac. stabilitas
obat di dalam lambung dan atau ususd. keamanan relatif dalam penggunaan
melalui bermacam-macam rute

PENDAHULUAN FARMAKOLOGI I
delvina | Jumat, 04 November 2011 | 0 komentar

Farmakologi merupakan sifat dari mekanisme kerja obat pada


sistem tubuh termasuk menentukan toksisitasnya. Jalur pemakaian obat
yang meliputi secara oral, rektal, dan parenteral serta yang lainnya
harus ditentukan dan ditetapkan petunjuk tentang dosis-dosis yang
dianjurkan bagi pasien dalam berbagai umur, berat dan status
penyakitnya serta teknik penggunaannya atau petunjuk pemakaiannya.

Bentuk sediaan dan cara pemberian merupakan penentu dalam


memaksimalkan proses absorbsi obat oleh tubuh karena keduanya
sangat menentukan efek biologis suatu obat seperti absorpsi, kecepatan
absorpsi dan bioavailabilitas (total obat yang dapat diserap), cepat atau
lambatnya obat mulai bekerja (onset of action), lamanya obat bekerja
(duration of action), intensitas kerja obat, respons farmakologik yang
dicapai serta dosis yang tepat untuk memberikan respons tertentu.

Obat sebaiknya dapat mencapai reseptor kerja yang diinginkan


setelah diberikan melalui rute tertentu yang nyaman dan aman seperti
suatu obat yang memungkinan diberikan secara intravena dan diedarkan
di dalam darah langsung dengan harapan dapat menimbulkan efek yang
relatif lebih cepat dan bermanfaat.

Cara-cara pemberian obat untuk mendapatkan efek terapeutik


yang sesuai adalah sebagai berikut:

Cara/bentuk sediaan parenteral

a.    Intravena (IV) (Tidak ada fase absorpsi, obat langsung masuk ke dalam
vena, “onset of action” cepat, efisien, bioavailabilitas 100 %, baik untuk
obat yang menyebabkan iritasi kalau diberikan dengan cara lain,
biasanya berupa infus kontinu untuk obat yang waktu-paruhnya (t1/2)
pendek) (Joenoes, 2002).

b.    Intramuskular (IM) (“Onset of action” bervariasi, berupa larutan


dalam air yang lebih cepat diabsorpsi daripada obat berupa larutan
dalam minyak, dan juga obat dalam sediaan suspensi kemudian memiliki
kecepatan penyerapan obat yang sangat tergantung pada besar kecilnya
partikel yang tersuspensi: semakin kecil partikel, semakin cepat proses
absorpsi) (Joenoes, 2002).

c.    Subkutan (SC) (“Onset of action” lebih cepat daripada sediaan


suspensi, determinan dari kecepatan absorpsi ialah total luas permukaan
dimana terjadi penyerapan, menyebabkan konstriksi pembuluh darah
lokal sehingga difusi obat tertahan/diperlama, obat dapat dipercepat
dengan menambahkan hyaluronidase, suatu enzim yang memecah
mukopolisakarida dari matriks jaringan) (Joenoes, 2002).

d.    Intratekal (berkemampuan untuk mempercepat efek obat setempat


pada selaput otak atau sumbu serebrospinal, seperti pengobatan infeksi
SSP yang akut) (Anonim, 1995).
e.    Intraperitonel (IP) tidak dilakukan pada manusia karena bahaya
(Anonim, 1995).

Pemberian obat per oral merupakan pemberian obat paling umum


dilakukan karena relatif mudah dan praktis serta murah. Kerugiannya
ialah banyak faktor dapat mempengaruhi bioavailabilitasnya (faktor
obat, faktor penderita, interaksi dalam absorpsi di saluran cerna)
(Ansel, 1989). Intinya absorpsi dari obat mempunyai sifat-sifat
tersendiri. Beberapa diantaranya dapat diabsorpsi dengan baik pada
suatu cara penggunaan, sedangkan yang lainnya tidak (Ansel, 1989).

Daftar pustaka

Anief, Moh., 2000, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, hal.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi,IV, Depkes RI, Jakarta, hal.

Ansel, Howard.C., 1989 Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Universitas


Indonesia Press, Jakarta,hal.

Joenoes, Z. N., 2002, Ars Prescribendi Jilid 3, Airlangga University Press,


Surabaya, hal.

Marmot adalah sejenis hewan pengerat dari famili Sciuridae (bajing) dengan
genus Marmota.

Marmot umumnya hidup di daerah pegunungan, seperti Alpen atau Pirenia di


Eropa, Pegunungan Rocky atau Sierra Nevada di Amerika Serikat, dan Kanada
bagian utara. Marmot umumnya membuat sarang di dalam tanah dan melakukan
hibernasi selama musim dingin. Kebanyakan marmot tergolong hewan sosial;
marmot berkomunikasi satu sama lain dengan siulan nyaring, terutama jika merasa
ada bahaya.
Nama marmot berasal dari bahasa Latin mures monti ("tikus gunung"), dari bahasa
Latin Klasik mures alpini ("tikus Alpen").

Hewan lain yang berukuran serupa tetapi lebih bersifat sosial, anjing prairi, tidak
digolongkan dalam genus Marmota, tetapi dalam genus Cynomys. Sementara itu,
dalam bahasa Indonesia, tikus belanda (guinea pig) sering disebut juga sebagai
marmot, walaupun sebenarnya hewan pengerat tersebut berasal dari famili yang
berbeda.

Makanan utama marmot ialah tumbuh-tumbuhan, misalnya rumput-rumputan,


buah beri, lumut kerak, lumut daun, akar-akaran, dan bunga.

[sunting] Contoh spesies


Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mammalia

Ordo: Rodentia

Famili: Sciuridae

Upafamili: Xerinae

Bangsa: Marmotini

Genus: Marmota
Blumenbach,
1779

Species

Marmota baibacina
Marmota bobak
Marmota broweri
Marmota caligata
Marmota camtschatica
Marmota caudata
Marmota flaviventris
Marmota himalayana
Marmota marmota
Marmota menzbieri
Marmota monax
Marmota olympus
Marmota sibirica
Marmota
vancouverensis
sss [sunting] Contoh spesies

Marmota flaviventris dari Kanada barat daya dan Amerika Serikat bagian
barat

Marmot tanah, Marmota monax dari Amerika Utara

Marmota caligata dari Amerika Utara bagian barat laut


Gambar Marmota bobak, dari Eropa Tengah dan Asia Tengah

Marmota olympus dari Semenanjung Olympic, Washington, A.S.

Video seekor marmot bersiul di Gothic, Colorado, A.S.

ssBAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Marmut (Cavia cobaya) merupakan hewan dari kelas mamalia yang berdarah panas
(homoiterm). Suhu tubuhnya tetap tidak terpengaruh olehlingkungannya. Mamalia
itu sendiri dari bahasa latin yaitu mammae yang berarti buah dada, sehingga setiap
hewan kelas ini mempunyai kelenjar susu. Kelenjar susu akan berkembang dan
fungsi sekresinya akan meningkat pada hewan betina dewasa. Susu dikeluarkan
melalui kelenjar yang ada di glandula mamae. Kulityang menutupi mamalia terdiri
atas dua lapisan yaitu corium (di sebelah dalam)dan epidermis (sebelah luar).
Marmut mempunyai sifat yang spesifik yaitu mempunyai ekor yang menonjol,
pada waktu lahir anak marmut mirip marmut dewasa karena sudah berambut
danmatanya sudah terbuka. Ciri lain yang membedakan dengan hewan lain adalah
pada jantung mamalia dewasa mempunyai dua ventrikel yang berfungsi untuk
memompa darah, dengan dinding yang sengat tebal dan dua atrium. Bagian yang
menarik pada marmut adalah cara hewan ini untuk menarik lawan jenisnya, yaitu
dengan cara menyebarkan bau yang dihasilkan dari kelenjar yang terdapat pada
lekuk pirenium yang letaknya posterior dari penis ayau vulva, peristiwa inidisebut
hedonik. Praktikum ini menggunakan marmut sebagai salah satu spesies yang
mewakili mamalia karena selain mudah didapat, susunan tubuh marmut mudah
dipelajari,demikian juga fisiologinya dapat ditunjukan. Cara hidupnya sederhana
dan mudah diamati.

1.2. Acara
Acara dalam praktikum kali ini ada dua, yaitu :
1. Studi tentang bentuk luar tubuh merpati Cavia cobaya (Inspectio)
2. Studi tentang topografi alat-alat Visceral merpati Cavia cobaya (Sectio)

1.3. Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan, yaitu :
1. Agar dapat mengidentifikasi bentuk luar tubuh Cavia cobaya.
2. Agar dapat mengidentifikasi topografi alat – alat visceral Cavia cobaya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Marmut digolongkan sebagai hewan pengerat yang memakan tumbuh-tumbuhan
dan memiliki gigi pemotong seperti pahat yang berguna untuk memotong dan
mengerat. Membrana nictitans terdapat pada sudut mata. Lubang telinga luar
dilengkapi dengan daun telinga. Struktur kelenjar susu terletak di lipatan paha,
alat-alat kelamin luar dan tungkai terdapat pada badannya. Tungkai depan berjari
tiga dan tungkai belakang berjari empat. (Pratigno, 1982).

Cavia cobaya termasuk ordo Rodentia yang merupakan anggota mamalia yang
bagian caecumnya berkembang lebih baik dari semua mamalia yang ada dalam
satu spesies, jumlahnya kira-kira mencapai tiga ribu jenis. (Jasin, 1989).

Marmut termasuk mamalia, yaitu hewan yang memiliki kelenjar mamae untuk
menyusui anaknya sebagai makanan pertama setelah mereka dilahirkan. Ciri lain
yang khas dari mamalia adalah tubuhnya dilindungi oleh rambut, kulit
mengandung bermacam-macam kelenjar, jari kaki mempunyai cakar, kuku, dan
telapak. Kaki beradaptasi untuk berjalan, memanjat, menggali tanah, loncat.
Marmut merupakan hewan berdarah panas. (Brotowidjoyo, 1993).

Mamalia mempunyai tubuh berbentuk bilateral simetris dengan tulang rangkayang


mempunyai kendio okspital, pada rahangya terdapat gigi yang bentuk dan besarnya
berbeda untuk setiap individu. Kaki teradaptasi untuk berjalan,memanjat, menggali
tanah, serta berenang sehingga kakinya mempunyai cakar, kuku, dan telapak.
Jantung mempunyai empat ruang dengan sekat yang sempurna, aortanya hanya
terdapat di sebelah kiri. Ukuran paru-paru relatif besar, kompak dan kenyal yang
terdapat pada rongga dada. (Djuhanda, 1982).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
2.1. Alat Dan Bahan
a. Alat b. Bahan
1. Botol pembius 1. Marmut (Cavia cobaya)
2. Baki bedah 2. Kapas
3. Alat bedah 3. Kloroform/Eter (pembius)
4. Pisau

2.2. Cara Kerja


a. Kegiatan Inspectio
1) Menggambar bentuk luar tubuh preparat, sehingga menjadi jelas informasi
mengenai bentuk tubuh, pembagian wilayah tubuh, dan alat-alat tubuh yang
tampak dari luar.
2) Memberi keterangan lengkap bagian-bagian dari :
Caput : rima oris, vibrissae, nares, organon visus, dan bagian-bagiannya,
auriculae, dan porus austicus externus, rambut-rambut, dan sebagainya.
Cervix.
Truncus : torax, dorsum, abdomen, glutea, perineum, extremitas liberi.
Cauda : apabila ada.
3) Melengkapi pengamatan inspectio terhadap masing-masing bagian organ secara
detil.
b. Kegiatan Sectio
1) Mematikan dahulu preparat dengan uap chloroform/eter sebagai pembius, atau
menyembelihnya dengan meggunakan pisau tajam dengan mengusahakan jangan
sampai banyak alat tubuh yang rusak.
2) Sebelum membedah, rambut di daerah ventral perut, dada dan leher diusap
dengan air.
3) Melakukan pembendahan di atas papan bedah/bak parafin. Pengguntingan awal
dilakukan di depan penis (bila jantan) / clitoris (bila betina) ke arah cranial sampai
depat mandibula. Kulit disisit dengan pisau agar terlepas dari jaringan otot di
bawahnya. Memperhatikan adanya glandula mammae dan linea alba. Pembedahan
selanjutnya dilakukan terhadap jaringan otot secara bertahap. Tahap pertama
melakukan pembedahan cavum abdominale dengan cara menggunting otot di
tengan lipat paha sampai diafragma. Selanjutnya melakukan pengguntingan ke
lateral menyusul diafragma, demikian pula selanjutnya di bagian lipat paha. Tahap
ke dua membedah cavum thoraces, dengan cara mula-mula melepaskan otot-otot
yang melekat costae. Selanjutnya mulai dari medial melakukan pengguntingan ke
lateral tubuh. Dari sini melakukan pengguntingan costae ke cranial. Melakukan
dengan hati-hati jangan sampai mengenai pembuluh darah bagian ketiak, serta alat
dalam yang lain.
4) Mengamati situs viscerum (alat dalam) Cavia cobaya dari facies ventralis;
menentukan jenis kelaminnya. Selanjutnya menggambar dan memberi keterangan
secara lengkap istilah latin diikuti istilah indonesianya. : cor, pulmo, hepar, vesica
felea, gonade jantan/betina dan bagian-bagiannya, intestinum, ren, lien, anus, dll.

BAB IV
HASIL PENELITIAN
3.1. Data Hasil Pengamatan
Data hasil pengamatan berupa gambar di akhir halaman.

3.2. Pembahasan
Klasifikasi dari Marmut (Cavia cobaya) yang digunakan dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Subkelas : Placentalia
Ordo : Rodentia
Subordo : Simplicidentata
Famili : Caviidae
Genus : Cavia
Spesies : Cavia cobaya

Hasil yang diperoleh dari pengamatan morfologi marmut (Cavia cobaya), bahwa
struktur morfologi tubuh marmut terdiri :
a. Kepala (caput)
Pada bagian caput terdapat rima oris (celah mulut) yang dibatasi oleh labium
(bibir) dan terdiri dari labium superior (bibir atas) dan labium inferior (bibir
bawah). Di atas mulut terdapat nares anteriores (lubang hidung luar) yang
merupakan dua celah condong. Organon visus (mata) dilindungi oleh kelopak mata
atas (pelpebrae superior atau frontalis) dan kelopak mata bawah (palpebrae
inferior). Di sekitar moncong dan mata terdapat vibrissae berupa rambut-rambut
kasar dan panjang. Umumnya memiliki rambut halus, membrane nictitans pindah
di sudut dekat hidung dari biji mata atau sering sudah disebut pilica seminularis. Di
belakang organon visus terdapat pinna auricularis (daun telinga) sebagai corong
dari porus acusticus externa (lubang telinga luar) yang selanjutnya ke alat
pendengar.

b. Leher (cervix)

c. Badan (truncus)
Bagian truncus terdiri atas dada, dan bagian perut. Pada bagian perut di daerah
lipatan paha terdapat sepasang puting susu. Bagian-bagian yang lain yaitu:
• Anus, merupakan lubang pelepasan dari saluran pencernaan makanan.

• Lekuk perineum, terletak di depan anus. Tempat bermuaranya kelenjar perineum


yang gatahnya berbau khas dalam merangsang birahi (hedonic).
• Pada hewan betina terdapat vulva, yaitu daerah alat kelamin betina externa yang
dibatasi oleh labium mayor dan labium minor; terdapat clitoris, yang merupakan
penis yang rudimenter dan pada kepalanya terdapat lubang urine yang disebut
orificium clitoridae; lubang vagina, tempat masuknya penis pada waktu kopulasi
yang tentang lewatnya bayi pada saat melahirkan.
• Pada hewan jantan, di daerah perineum terdapat: penis, sebagai alat kopulasi.
Ujung penis disebut kepala penis yang ditutupi oleh kulit lepas yang disebut
preputium. Pada ujung kepala penis terdapat lubang untuk urine dan sperma yang
disebut orificium urethrae. Scrotum atau kantung testis baru tampak jelas bila
dilakukan pemijitan pada bagian lateral penis ke arah posterior.

d. Anggota gerak (Extremitas)


Cavia memiliki anggota gerak depan (extremitas anterior atau cranialis) yang
berjari empat dan anggota gerak belakang (extremitas posterior atau caudalis) yang
berjari 3.
Extremitas cranialis terdiri dari:

- Brachium (lengan atas) berupa humerus.


- Antibracium (lengan bawah) berupa radius dan ulna.
- Manus (tangan) berupa digiti yang berupa ossa carpalia (tulang pergelangan
tangan), ossa metacarpalia (tulang telapak tangan) dan phalangus (ruas jari-jari).
- Cingulum pelvicus berupa tulang pinggul yang menempel secara kokoh ada
sacrum dan masing-masing setengah tulang pinggul itu terdiri atas: os ichium
(sebelah posterior) dan os pubic (sebelah ventral). Pertemuan ketiga tulang itu
membentuk manglokan yang terkenal sebagai anterior dorsalis bersatu secara
senyawa, disebelah ventral dibagian vertebrae.
Extremitas caudalis terdiri dari:
- Femur sebagai tungkai atas.
- Crus sebagai tungkai bawah terdiri atas tulang tibia dan fibula.
- Pes (kaki) terdiri atas ossa tersalia (tulang pergelangan tangan), ossa metacarpalia
(telapak kaki) dan phalangus (ruas jari-jari). Jari ada yang berfucula (cakar) dan
berunggula (telacak).

Pada bagian dalam (anatominya) marmut (Cavia cobaya) hasil pengamatan kami
terdapat usus besar (colon) terbagi atas 4 bagian yaitu colon ascenden yaitu usus
yang menghadap ke atas, colon transpersum yaitu usus yang melintang/ lekukan
prepaterium, colon descenden yaitu usus yang paling ujung berbatasan dengan usus
buntu/mengarah ke bawah, dan colon sigmoedeus yaitu usus yang berhubungan
dengan sistem pengeluaran. Dalam tubuh marmut juga terdapat paru-paru (pulmo);
hati; lambung; pankreas; usus halus; caecum; rectum; jantung yang terdiri dari dua
atrium dan dua ventrikel, yang terbagi terdiri dari 3 bagian yaitu pascodia, fundus,
dan paspilorica, penis dan prepatium (perpanjangan selaput penis/testis); dan anus.
Adapun fungsi-fungsi organ tersebut menjalankan berbagai sistem seperti sistem
pencernaan, sistem sirkulasi, sistem respirasi, sistem ekskresi, sistem genitalia,
antara lain:

a. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan marmut (Cavia cobaya) terdiri dari Traches Digestivus yaitu
esophagus, ventriculus, duodenum, intestinum tenue, coecum, taenia, haustra,
incisura, intestinum crassum, rectum, dan anus. Dan Glandula Digestoria yang
terdiri dari hepar, vesic fellea, pancreas, ductus choleclochus, ductus hepaticus, dan
ductus cysticus.

b. Sistem Sirkulasi
Sistem Sirkulasi terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Jantung berbilik empat
pada Marmut mempunyai dua atrium dan dua ventrikel yang terpisah secara
sempurna. Terdapat sirkulasi ganda (sirkuit sistemik dan pulmoner) yang terdiri
atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Pengiriman oksigen ke
seluruh tubuh akan semakin meningkat karena tidak ada pencampuran darah yang
kaya akan oksigen dengan yang miskin oksigen, jadi lebih sempurna dari reptile.
Sebagai hewan endotermik, memerlukan lebih banyak oksigen per gram bobot
tubuhnya dibandingkan dengan vertebrata lain dengan ukuran tubuh yang sama.

c. Sistem Respirasi
Sistem ini terdiri dari cor, pulmo, bronchus, trachea, larynx, glandula sublingualis,
glandula submandibularis, glandula parotis. Alur-alur hidung mengandung tulang-
tulang turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori. Laring
beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru masing-
masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah
inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan elevasi dari
tulang-tulang iga (dengan gerakan melengkung keluar).

d. Sistem Ekskresi
Ginjal berbentuk seperti biji kacang, ruang median ginjal yang disebut pelvis
renalis berhubungan dengan kandung kemih melalui ureter. Dari kandung kemih
mengeluarkan uretra yang akan mngeluarkan urin melalui saluran urin. Mammalia
dominan sudah memiliki saluran yang terpisah, tidak seperti hewan vertebrata lain
yang menggunakan kloaka. Marmut memiliki saluran pembuangan sisa pencernaan
melalui anus, urin melalui uretra, dan saluran reproduksi melalui vagina dan penis.

e. Sistem Genitalia
Sistem ini terdiri dari Glandula Mammae, Fermur, Kepala susu, Batang penis,
Clitosis, Lekuk perineum, Lubang vagina, Anus, dan Skrotum. Organ genitalia
pada marmut betina terditi dari vulva yaitu suatu celah yang dibatasi oleh dua buah
bibir , yaitu labium major dan labium minor. Di suatu cranial pada kedua labium
tersebut terdapat suatu tonjolan yang disebut clitosis. Sedangkan organ genital
pada marmot jantan yaitu penis yang merupakan alat copulation dan scrotum yang
berbentuk menyerupai kantung yang di dalamnya terdapat testis.

3.3. Tugas Diskusi


A. Pertanyaan
1. Berikan alasan apa sebab marmut berada dalam susunan sistematika seperti di
atas. Jelaskan masing-masing alasannya !
2. Buatlah klarifikasi sistem-sistem organ tubuh marmut, sesuai temuan organ
ketika pengamatan struktur tubuhnya !
3. Adakah perbedaannya terhadap jenis mammalia yang lain ? Jelaskan !
4. Adakah persamaannya terhadap jenis mammalia yang lain ? Jelaskan !
B. Jawaban
1. Alasan marmut (Cavia cobaya) dimasukkan dalam klasifikasi diatas adalah :
a) Marmut dimasukkan ke dalam filum Chordata, karena marmut memiliki chorda
dorsalis.
b) Marmut dimasukkan ke dalam subfilum Vertebrata, karena marmut memiliki
ruas tulang belakang mulai dari kepala sampai bagian belakang dan ruas tulang
belakangnya mengalami penulangan dan bersegmen-segmen.
c) Marmut dimasukkan ke dalam kelas Mammalia, karena marmut merupakan
hewan yang mempunyai kelenjar susu.
d) Marmut dimasukkan ke dalam ordo Rodentia, karena marmut termasuk dalam
hewan pengerat.
e) Marmut dimasukkan ke dalam famili Caviidae, karena marmut termasuk
keluarga marmut.
f) Marmut dimasukkan ke dalam genus Cavia, karena marmut memiliki sifat
mammalian pengerat, dan tubuhnya berambut.
2. Klarifikasi marmut terdiri dari morfologi (inspectio) dan anatomi (sectio) yang
terdiri :
System morfologi tubuh marmut terdiri dari caput (kepala), cerviks (leher), truncus
(badan),ekstrimitas anterior (kaki depan) dengan empat buah digiti, ekstrimitas
posterior (kaki belakang) dengan lima digit, dan cauda yang tumbuh rudiment.
Pada bagian dalam (anatominya) marmut (Cavia cobaya) hasil pengamatan kami
terdapat usus besar (colon) terbagi atas 4 bagian yaitu colon ascenden yaitu usus
yang menghadap ke atas, colon transpersum yaitu usus yang melintang/ lekukan
prepaterium, colon descenden yaitu usus yang paling ujung berbatasan dengan usus
buntu/mengarah ke bawah, dan colon sigmoedeus yaitu usus yang berhubungan
dengan sistem pengeluaran. Dalam tubuh marmut juga terdapat paru-paru (pulmo);
hati; lambung; pankreas; usus halus; caecum; rectum; jantung yang terdiri dari dua
atrium dan dua ventrikel, yang terbagi terdiri dari 3 bagian yaitu pascodia, fundus,
dan paspilorica, penis dan prepatium (perpanjangan selaput penis/testis); dan anus.
Adapun fungsi-fungsi organ tersebut menjalankan berbagai sistem seperti sistem
pencernaan, sistem sirkulasi, sistem respirasi, sistem ekskresi, sistem genitalia,
antara lain:
a. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan marmut (Cavia cobaya) terdiri dari Traches Digestivus yaitu
esophagus, ventriculus, duodenum, intestinum tenue, coecum, taenia, haustra,
incisura, intestinum crassum, rectum, dan anus. Dan Glandula Digestoria yang
terdiri dari hepar, vesic fellea, pancreas, ductus choleclochus, ductus hepaticus, dan
ductus cysticus.
b. Sistem Sirkulasi
Sistem Sirkulasi terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Jantung berbilik empat
pada Marmut mempunyai dua atrium dan dua ventrikel yang terpisah secara
sempurna. Terdapat sirkulasi ganda (sirkuit sistemik dan pulmoner) yang terdiri
atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Pengiriman oksigen ke
seluruh tubuh akan semakin meningkat karena tidak ada pencampuran darah yang
kaya akan oksigen dengan yang miskin oksigen, jadi lebih sempurna dari reptile.
Sebagai hewan endotermik, memerlukan lebih banyak oksigen per gram bobot
tubuhnya dibandingkan dengan vertebrata lain dengan ukuran tubuh yang sama.
c. Sistem Respirasi
Sistem ini terdiri dari cor, pulmo, bronchus, trachea, larynx, glandula sublingualis,
glandula submandibularis, glandula parotis. Alur-alur hidung mengandung tulang-
tulang turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas permukaan olfaktori. Laring
beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-paru masing-
masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah
inspirasi yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan elevasi dari
tulang-tulang iga (dengan gerakan melengkung keluar).
d. Sistem Ekskresi
Ginjal berbentuk seperti biji kacang, ruang median ginjal yang disebut pelvis
renalis berhubungan dengan kandung kemih melalui ureter. Dari kandung kemih
mengeluarkan uretra yang akan mngeluarkan urin melalui saluran urin. Mammalia
dominan sudah memiliki saluran yang terpisah, tidak seperti hewan vertebrata lain
yang menggunakan kloaka. Marmut memiliki saluran pembuangan sisa pencernaan
melalui anus, urin melalui uretra, dan saluran reproduksi melalui vagina dan penis.
e. Sistem Genitalia
Sistem ini terdiri dari Glandula Mammae, Fermur, Kepala susu, Batang penis,
Clitosis, Lekuk perineum, Lubang vagina, Anus, dan Skrotum. Organ genitalia
pada marmut betina terditi dari vulva yaitu suatu celah yang dibatasi oleh dua buah
bibir , yaitu labium major dan labium minor. Di suatu cranial pada kedua labium
tersebut terdapat suatu tonjolan yang disebut clitosis. Sedangkan organ genital
pada marmot jantan yaitu penis yang merupakan alat copulation dan scrotum yang
berbentuk menyerupai kantung yang di dalamnya terdapat testis.

BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
Tubuhnya diliputi oleh kulit yang berambut. Marmut mempunyai telinga yang
pendek dan tidak memiliki ekor. Pada bagian dalam (anatominya) marmut (Cavia
cobaya) hasil pengamatan kami terdapat usus besar (colon) terbagi atas 4 bagian
yaitu colon ascenden yaitu usus yang menghadap ke atas, colon transpersum yaitu
usus yang melintang/ lekukan prepaterium, colon descenden yaitu usus yang paling
ujung berbatasan dengan usus buntu/mengarah ke bawah, dan colon sigmoedeus
yaitu usus yang berhubungan dengan sistem pengeluaran. Dalam tubuh marmut
juga terdapat paru-paru (pulmo); hati; lambung; pankreas; usus halus; caecum;
rectum; jantung yang terdiri dari dua atrium dan dua ventrikel, yang terbagi terdiri
dari 3 bagian yaitu pascodia, fundus, dan paspilorica, penis dan prepatium
(perpanjangan selaput penis/testis); dan anus. Adapun fungsi-fungsi organ tersebut
menjalankan berbagai sistem seperti sistem pencernaan, sistem sirkulasi, sistem
respirasi, sistem ekskresi, sistem genitalia, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, D.M. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda., Tatang. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan 1. Amrico, Bandung.
Jasin, Maskoeri. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Jaya,
Surabaya.
Pratigno, S. 1982. Makhluk Hidup II. Intan Pariwara, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai