Anda di halaman 1dari 8

Nama: Clara Fernanda Kusuma

NPM: 260110190082

Shift: C

Tugas untuk: Selasa, 17 Maret 2020

Tugas Pendahuluan Praktikum Farmakologi Dasar Modul 2: Percobaan Cara


Penanganan dan Pemberian Obat pada Hewan Percobaan

1. Sebutkan keuntungan serta kerugian pemakaian masing-masing hewan


tersebut di atas.
a. Mencit
Keuntungan:
 Spesis mencit dapat dikembangbiakkan secara invitro
 Merupakan salah satu spesies di mana genomic sequence nya tersedia dan
dapat secara virtual be altered, yang dapat disesuaikan dengan keinginan
experimenter. Sehingga banyak sifat yang dapat diuji.
Kerugian:
 Ukuran dari mencit kecil sehingga pemberian perlakuan secara oral tidak
semudah pada hewan uji yang lain
b. Tikus
Keuntungan:
 Tikus dapat dikembangbiakkan dengan cukup mudah
 Dapat diuji coba karena memiliki sifat yang varian
Kerugian:
 Cukup agresif saat ditangani
 Memiliki sifat yang lebih resisten terhadap infeksi
(Hedrich, 2012)
c. Kelinci
Keuntungan:
 Tidak sering mengeluarkan suara apabila merasakan sakit/nyeri
Kerugian:
 Untuk diperkembangbiakkan agak sulit
 Suhu badan tidak konsisten (berubah-ubah) tergantung pada lingkungan
untuk menyesuaikan diri.
d. Marmot
Keuntungan:
 Tidak terlalu sulit untuk ditangani
 Jinak
Kerugian:
 Termasuk mahal
 Suhu tubuh dari marmot termasuk agak tidak mirip dengan suhu tubuh
manusia
e. Katak
Keuntungan:
 Kulit termasuk yang bersifat licin serta lembut
Kerugian:
 Cenderung melompat-lompat sehingga cukup sulit untuk ditangani
(Katzung, 2001)

2. Mencit adalah hewan yang paling banyak digunakan dalam percobaan di


laboratorium. Mengapa ?
Mencit banyak digunakan dalam eprcobaan karena variasi sifat yang dapat
dihasilkan ketika diujo coba. Mencit juga memiliki genom, alel, dan varian
genes function pada bidang biomedical research, dan ketika digunakan untuk
uji coba dapat menghasilkan sifat yang berbeda-beda dan dapat dirancang
sesuai keinginan penguji coba. (Hedrich, 2012)
Mencit juga disebutkan memiliki kemiripsan bahkan kesamaan secara
fisiologis dengan manusia, juga hewan lain (seperti mamalia) yang mudah
dalam penanganan, serta siklus reproduksi yang stabil dan mudah. (Priyanto,
2008)
3. Faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan dalam memilih spesies hewan
percobaan yang berifat skrining ataupun pengujian suatu efek khusus.
Dalam memilih spesies hewan percobaan, faktor-faktor yang harus
diperhatikan adalah seperti rasio kawin dari hewan uji, kemudahan untuk
dipelihara, kemampuan reproduksi yang stabil, mudah, lebih cepat dan lebih
banyak, tingkat kematian yang rendah, perhitungan usia dewasa kelamin
untuk reproduksi yang harus tepat, umur penyapihan, serta jumlah konsumsi
makanan dan minuman dari hewan percobaan.
(Priyanto, 2008)

4. Jelaskan secara spesifik dengan contoh-contoh, mengenai karakteristik


lingkungan fisiologis, anatomis, dan biokimiawi yang berada pada daerah
kontak mula antara obat dan tubuh.
a. Jumlah suplai darah yang berbeda:

Contoh akibat:

 Apabila suplai darah meningkat, distribusi obat menuju seluruh tubuh


akan meningkat dan menjadi lebih cepat
 Apabila suplai darah menurun, distribusi obat menuju seluruh tubuh akan
menurun dan menjadi lebih lambat

b. Struktur anatomi yang berbeda:

Contoh Akibatnya:

 Kulit katak yang licin dan basah: Pemberian obat yang melalui kulit akan
menjadi lebih cepat, serta pendistribusian obat pada kulit pun akan lebih cepat

c. Enzim-enzim dan getah-getah fisiologis yang berbeda

Contoh Akibatnya :

 Apabila enzim yang dihasilkan berbeda: Hasil metabolit yang dihasilkan juga
berbeda dan efeknya juga berbeda. (Mariyam, 2012)
5. Uraikan secara terperinci kondisi-kondisi penerimaan obat yang menentukan
rute pemberian obat yang dipilih.
Obat dapat diberikan dengan pemberian rute yang berbeda – beda, dan metode
pemberian tersebut bergantung pada kondisi pasien , sifat kimiawi dan fisik obat,
serta tempat kerja efektif obat.
Rincian rute – rute pemberian obat adalah sebagai berikut:
a. Pemberian secara oral
Rute tipe yang paling lazim/umum dipakai akhir-akhir ini adalah cara
pemberian oral. Pemberian secara oral ini dilakukan dengan cara
diminum. Pemberian obat secara oral ini efektif ketika obat mudah
untuk diabsorpsi rongga mulut. Bentuk sediaan yang digunakan untuk
tipe pemberian obat ini dapat berupa tablet , kapsul , larutan (solution),
sirup , elixir, suspension, magma , gel, dan bubuk.
b. Pemberian secara parental
Rute pemberian obat secara parental digunakan untuk obat yang
memiliki kemampuan absorbsi kurang bagus melalui saluran cerna
serta dilakukan dengan cara memberikan obat dengan injeksi pada
jaringan tubuh . Obat yang digunakan pada tipe rute ini disebutkan
sebagai obat yang tidak boleh melalui saluran pencernaan terlebih
dahulu karena akan menyebabkan zat aktif berubah atau hilang.

c. Pemberian secara subkutan

Pemberian obat secara subkutan adalah dengan cara menaruhnya di


bawah kulit. Obat tersebut biasanya berupa tablet atau suspensi ,
diabsorpsi lama sehingga efeknya bertahan lama dan tidak boleh iritatif

(Husada, 2013)
d. Pemberian secara rektal

Pemberian obat rute rektal digunakan jika obat menginduksi muntah ketika
diberikan secara oral atau juga apabila penderita sering muntah-muntah.
Bentuk sediaan obat untuk pemberian rute ini biasanya adalah suppositoria
dan ovula.

e. Pemberian secara sublingual

Rute pemberian obat secara sublingual dilakukan dengan cara


menempatkan obat di bawah lidah. Tujuan pemberian dengan cara seperti
ini adalah agar obat tersebut berdifusi kedalam anyaman kapiler dan karena
itu secara langsung masuk ke dalam sirkulasi sistemik.

f. Pemberian secara inhalasi

Pemberian secara inhalasi dapat memberikan pengiriman obat yang cepat


melewati permukaan luas dari saluran nafas serta epitel paru-paru, yang
dapat menghasilkan efek hampir sama dengan efek yang dihasilkan oleh
pemberian obat secara intravena. Rute pemberian secara inhalasi ini
bergantung dari ukuran partikel dalam aerosol yang digunakan.

(Noviani dan Nurilawati, 2017)

6. Sebutkan implikasi-implikasi praktis dari rute pemberian obat


(umpamanya persyaratan sediaan farmasi yang diberikan dengan rute
tertentu, dosis obat jika dipilih rute pemberian tertentu dsb).
Pada percobaan pada laboratorium, experimenter menggunakan hewan
percobaan di mana tujuannya adalah agar dapat melihat, mengamati perbedaan,
serta menentukan rute pemberian obat yang akan mempengaruhi onset, lama
waktu dan kerja maksimum obat. Rute pemberian obat juga dipengaruhi serta
bergantung pada tujuan terapi, sifat obat, serta kondisi pasien. Maka dari itu harus
dipertimbangkan tujuan terapi yang menghendaki efek lokal atau efek sistemik,
bagaimana kerja awal obat yang dikehendaki, apakah cepat atau masa kerjanya
termasuk lama, kestabilan/stabilitas obat di dalam lambung dan atau usus,
bagaimana keamanan relative dalam penggunaan dengan rute yang bermacam-
macam karena keamanan merupakan salah satu poin yang harus diperhatikan, rute
yang baik bagi baik pasien serta dokter, dan kemampuan dari pasien untuk
menelan obat melalui rektal

(Anief, 1990)
Daftar Pustaka

Anief, M. 1990. Perjalanan dan Nasib Obat dalam Badan. Yogyakarta: UGM Press

Hedrich, H.J. 2012. The Laboratory Mouse. Italy: Academic Press Elsevier

Husada. 2013. Rute Pemberian Obat. Tersedia online di


http://diajengdianhusada.com/2013/04/makalah-sifat-kerjaobat-rute-
pemberian.html [Diakses pada 16 Maret 2020]

Katzung, B.G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika

Mariyam, S. 2012. Modul Praktikum Farmakologi. Bandung: Universitas Padjadjaran

Noviani, N dan Nurilawati, V. 2017. Bahan Ajar Keperawatan Gigi : Farmakologi.


Tersedia Online di
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/11/Farma
kologi_bab_1-3.pdf. [Diakses pada tanggal 16 Maret 2020]

Priyanto. 2008. Farmakologi Dasar Edisi II . Depok: Leskonfi

Anda mungkin juga menyukai