Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUA
1.1 Latar Belak N
Sebag a peristiwa yang
sangat dinantikan.n Sela bahan yang
terjadi, mulai darig perubahan f h lelah,
mual dan ai muntah,wanita,sering kehamilan buang a
permukaan kulit rusak
(strechmark), s,ertavneyresri itdaans kram di beberapa bagian tubuh. Selain itu
secauran·vers· c

1gul Esa Unggul


psikologis pada masa kehamilannya, wanita bahagia akan memiliki anak, namun
tak dapat dihindari ada perasaan cemas dan khawatir dalam pikirannya akan rasa
sakit saat bersalin dan keselamatan bayinya. Bahkan dampak kehamilan bisa
sa l
mempengaruhi perilaku sosial seperti mudah tersinggung, tingkah laku
menyebalkan orang lain, dan menghindar untuk melakukan hubungan seksual
dengan suaminya.(Pramukti, 2009)
Berdas arkan data dari BKKBN (2019) bahwa hingga 4,8 juta bayi
lahir setiap tahunndonesia,
di I setiap kehadirannya hal yang
membahagiakan baik itu sebagai
menjadi anak pertama maupun anak ya.
Namun tidak semua merasajika
selanjutn demikian
yang dilewati tanpa ru
akan memicu masalah lain di just
persiapan, kehidupan
Ibu dan bayinya kelak.
Fase y ang lebih panjang dibandingan saat mil adalah sesaat setelah
bersalin, wanita ha mengalami perubahan fisik antara b engkak pada beberapa
bagian tubuh, se lain mbelit dan sulit menahan buang il, serta pendarahan nifas
selama 7 – 9 mair kec inggu. (Bobak, 2010). Seiiring buh dan
berkembangnya bayi, perasaanny
bertum a menjadi lebih sensitif, mudah ung,
cemas dan
tersingg khawatir
ulihan diri, kemampuannya memikirkan pem
bayi, menjaga kelancaran
dalam rumah tangga, hingga kembali bekerja setelah cuti melahirkan bagi wanita
bekerja. U versitas Univers·tc

1gul Esa Unggul


Tuntutan untuk merawat bayi, mengurus rumah tangga maupun bekerja
dapat menjadi stressor bagi wanita pasca persalinan, sehingga membutuhkan
dukungan sosial, pada fase ini wanita pasca persalinan mengalami kebingungan,
sa l
tidak tahu cara menyikapinya, harus mencari cara agar dapat bantuan kepada
orang lain, hal ini memungkinkan wanita merasa tertekan, stres dan frustrasi
sehingga dapat menimbulkan gejala-gejala penuru nan kesehatan mental.
(Sariyudha, 201 9)
Dari d ata PPSI (Postpartum Support tional) terungkap
bahwa pasca persalina
Interna n adalah masa yang rentan anita untuk
mengalami penurunan
pada angk w a kesehatan mentalnya, i dengan
perasaan sedih dan depresi,
dimana leb
ditanda kitarnya,
kesulitan untuk bonding
dan bayinya. dengan
ih sensitif untuk marah pada orang ng alami
5 sampai 20% wanita
dise bayinya, mudah cemas dan panik,
me tidur, selalu memikirkan perasaan
versi 1
U 1ers

1gu Esa Esa


ya
r tidak dapat menjadi ibu yang baik, d
gangguan makan atau gangguan ng
menjengkelkan, lepas kendali, khawati an
dapat melukai dirinya

dan bayinya. 5 sampai 20% wanita

vers i
1
U 1ers

1gu Esa Esa


arah gangguan mental yang dapat muncul kapan saja di mulai dari sejak
hingga 12 masa pasca persalinan. (Pregnancy and Postpartum Mental,
Seper ti yang dilansir kompas.com pada 13 ril 2020 seorang Ibu asal
Buton Tengah ( Ap Sulawesi Selatan) membunuh kedua knya sendiri yang berusia
1 Tahun dan b ana ungsu berumur 4 bulan. Sehari-hari 24 Tahun) hanya bertiga
dengan anak-anaM ( u yang memeriksa kasus
ini, merekomen k jika suaminya melaut, Polres paparkan diagnosa akibat
kelelahan tak t,eratvasei,rspietraubsahan hormon dan tidak adanya dukungan
adalauhn·vers· c

1gul Esa
a Unggul
peyebab utama tindak n tersebut dilakukan oleh M. Dari hal tersebut terlihat
bahwa M membutuhkan orang- orang yang membantunya untuk mengasuh kedua
bayinya dan mengurus rumah tangganya, bahkan untuk menguatkan bahwa ia
sa l
mampu menjalani kehidupannya sebagai ibu dan istri yang baik. Artinya wanita
pasca persalinan mengharapkan untuk mendapatkan dukungan sosial agar merasa
yakin dan mampu menjalani masa pasca persalinannya.
Duku ngan sosial menurut Sarafino adalah bantuan yang
mengacu pada k (2011) g diterima seseorang
dari orang lain, beru
enyamanan, perhatian, penghargaan n, dukungan
instrumental, dukungan infor
yan pa dukungan emosional dan n sosial
tersebut berguna untuk melindunmasi dan dukungan
penghargaa negatif
dari tingkat stres yang tinggi atau
persahatan. Dukunga gi individu is dan
The Direct Effect Hypothesis. Keti
dengan melawan efek-efek ial,
maka ia akan merasa dicintai, dihargai
yang disebut The Buffering an
membutuhkan individu
Hypothes ka individu mendapatkan tersebut, sehing
arahkan individu
dukungan sos dan kepada gaya orang
berpikir bahwa hidup yan
persalinan lain pedulimendapatkan
d ga hal ini dapat dukungan sosial
tersebut menjadi sangat berarti.
menguatkan dan meng g sehat.
D ari pen e lit i an S tapleton, et al (2012) yang menunjukkan has il
U v e r s ita s U
nivers·tc
signifikan bahwa dukungan sosial dari suami yang menyebabkan adanya rasa

1gul a EU s n ggul
aman didalam diri dan kepuasan hubungan pada wanita pasca persalinan,
sehingga gan
em osiona
ggua n
l menur un.
Selain dukungan dari suami, berdasarkan penelitian Ningrum (2017)
Esa l
bahwa dukungan keluarga berpengaruh secara efektif sebanyak 30,2% terhadap
masalah mental wanita pasca persalinan. Dan pada penelitian Hidayati (2020)
menunjukan du kungan sosial keluarga berkontribusi 29,8% pada munculnya
gejala penurunan kesehatan. Hal ini dikuatkan juga penelitian yang dilakukan
di Nusa Teng oleh gara Timur menunjukkan 80% pasca persalinan dari
respondennya m wanita engalami gejala kesehatan g menurun (baby
blues) karena 70% mer mental yan (Jeli, 2015). Maka
dapat disimpulkanasakan
bah dukungan sosial yang rendah aruhi kondisi
kesehatan mental wa
wanita pa
dukungan sosial dapat
Dari h mempeng sca persalinan. orang responden (U, 26
nang al tersebut peneliti mewawancarai h, sampe gue juga
se
v e r sKomunikasi
4 bulan, i Pribadi) pada 16
2
U 1ers

1gu Esa Esa


O
arah gangguan m mulai dari sejak
hinggausia
Tahun, 12 bayi Postpartum
ktober 2019Mental,
:
“Awa watir setiap kali bayi gue

nang h, sampe gue juga

vers i
2
U 1ers

1gu Esa Esa


nang kalo bayi gue nangis. Ini bayi butuh pa ? Panik, bingung
gar g a ara pernah gue disalah-salahin imana sih masa
diemin . les gue jadi
gend :”g bocah nangis” sama laki gue dikit-dikit re
gue d Ma mana yakan,
ong, katanya sih kalo begini bayi
ributn bakal isalah-salahin, daripada kecetit n kesel kalo pulang
kerja boro-b
apa gi ya kemana-mana. Udah gitu gerjain yang lain,
malah
sibuk ma in H P a j a”
, v e r si t a s
un·vers· c

1gul Esa Unggul sa l


Namun di kesempatan yang lain peneliti juga mewawancarai responden
A (27 Tahun, usia bayi 2 bulan, Komunikasi Pribadi) pada 21 November 2019 :
“Alhamdulillah, gue nikmatin suka dukanya, begitu bayi lahir ya
berarti gue sama laki gue harus jadi orang tua yang siap kapanpun
butuhnya bayi. Udah sepakat juga nanti kalo sudah masuk kerja bakal
masukin anak ke daycare, mumpung masih 3 bulan kan belom terlalu
ngerti sama tau orang banyak-banyak. s ama laki gue ya bener-
bener Gue Capek pasti, tapi seneng
sih g urusin berdua kalo udah sampe lin, yang ngebutuhin gue,
seneng rumah. ue sekarang ada anak juga
yang ngande
Berdas dilihat bahwa
aja gitu, ngerasa berarti.”
responden U diduga mempe suaminya tidak
berempati pada rasaarkan
takutnhasil wawancara tersebut, , merasa tidak
mendapat motivasidapat
untukroleh
b dukungan sosial rendah, k dipedulikan
akan tugas- tugasnya sebagai
terlihat ya saat belajar menggendong cara
responden A elajar menggendong
bayinya diduga dan Umendapat dukun
hargai pendapatnya
merasa oleh
tida istri dan ibu. Sedangkansuami untuk m
bekerja, sehingga dapat hasil wawan
memunculkan rasa bahagianya meskipun diakuinya ada hal yang tidak nyaman, A
merasa dianUdalkanvedarnsitdaibsutuhkan, sehingga merasa dirinya berarti dalaUm
nivers·tc

1gul s aE U nggul Esa l


menjalani pa sca
p ersal inanny a.
Dari hal tersebut, dapat diartikan bahwa wanita pasca persalinan
memiliki dukungan sosial yang berbeda-beda, wanita yang menerima dukungan
sosial tinggi dapat merasakan bahwa mereka diperhatikan, dicintai, dihargai,
hingga perasaan bahwa diterima keberadaanya oleh orang-orang disekitarnya, hal
ini sangat dib utuhkan wanita pasca persalinan r dapat menyadari dan
mengarahkan d aga ngan optimis, menyadari
bahwa perubaha iri pada perubahan peran barunya m enjadi lebih baik untuk
dirinya. de n yang ada adalah proses
kehidupan
kehidupannya ereka merasa
knya wanita pasca persalinan yang
mem lingkungan sosial yang
v e r s
memandangi bia hnya beban
3 tugasnya, U 1ers

1gu Esatidak membantu ah hal wajar yang


tidak perlu mel
gan bantuan yang malah mengkritik
Esa
nang pa ? Panik, bingung
gar g
Sebali pimana
eroleh sih masa sosial
dukungan
rendah, misalnya sa saja dan acuh tak acuh
pada bertamba nya, menganggap pasca
persalinan adal ebih-lebihkan perlakuan
terhadapnya den sil kerjanya, memakinya,
mengejek penam mentari negatif setiap
sisi

kehidupannya ereka merasa

vers i
3
U 1ers

1gu Esa Esa


dibenci, tidak d ihargai dan tidak diperhatikan, tidak intai dan tidak diberikan
kasih sayang ya dic ng dapat memicu mereka tertekan, es dan frustrasi sehingga
memberikan pel str uang untuk mengalami gangguan ringan seperti babyblues.
Berdasmental arkan uraian dan penjelasan ka peneliti tertarik
untuk mengetahuidiatas,
gam ma baran dukungan sosial pada a persalinan.
wanita pasc
1.2 Perumusan
Adap,un pveerurmsuitsansmasalah dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:un·vers· c

1gul sa l
1. Bagaimana gambaran dukungan sosial pada wanita pasca persalinan ?

Esa Unggul
2. Bagaimana gambaran dimensi dominan dari dukungan sosial pada wanita
pasca persalinan ?

1.3 Tujuan dan Manfaaat Penelitian


1.3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dukungan sosial pada
wanita pasca per salinan sekaligus dimensi dominan dari dukungan sosial.

1.3.2 Manfaat P enelitian


1. Manfa at Teoritis
P enelitian ini diharapkan dapat emb erikan sumbangan
pengeta m huan khususnya bidang psikologi atan, psikologi keluarga,
psikologi keseh n psikologi pendidikan
mengenai perkembangan, psikologi sosial dasalinan.
2. Manfa dukungan sosial pada wanita pasca per
P at Praktis :
a. Wenelitian ini diharapkan dapat t mengembangkan dan
U menv e r s i ta s
gu a tk a n k ondisi psikologis emosional serta perilaku diri agUar
nivers·tc

1gul Esa Unggul


dapat menghadapi permasalahannya dengan dukungan sosial yang
ada. 1
K
b. Orang-orang di lingkungan terdekat dan sekitar wanita pasca
a
persalinan dalam memberikan dukungannya sehingga dapat
membantu menyelesaikan permasalahan dalam masa pasca
pe rsalinan.
Pasc dihadapkan pada
a erpikir wanita
yang baru saja h persalinan merupakan fase transisi diharapkan bisa
bayinya, yang melahirkan bayinya. Dimulai am tidur yang
peruba lagi dari cara an berat badan dan kondisi berkurang,
seperti sebe kulit yang lum hamil dan melahirkan, a suaminya. Untuk
tugas rumah kebiasaan j g lebih banyak, hingga dapat sosial sangatlah
pelayanan pad lahannya pasca
persalinan, dukungan pasca
vpersalinannya.
ersi Dimulai
4 dukung
U 1ers

1gu Esa Esa


sa l

Pasc dihadapkan pada


a wanita
yang baru saja h diharapkan bisa
bayinya, am tidur yang
peruba lagi berkurang,
seperti sebe a suaminya. Untuk
tugas rumah dapat sosial sangatlah

vers i
4
U 1ers

1gu Esa Esa


kita mengangga p bahwa hanya bantuan suamilah yan g paling penting didalam
melewati masa persalinannya, namun faktanya duku ngan dari satu kesatuan
lingkungan sek itar wanita pasca persalinan juga ngatlah penting, seperti
keluarga, teman, sa tetangga, dan lingkungan jaringan l mereka.
Duku sosia ngan sosial pada wanita pasca n dapat berupa pemberian
saran, bantuan persalina keuangan, bantuan langsung apat meringankan tugas
mereka, bantu yang d persalinan untuk bisa
berinteraksi leb,ih lvuaesrbsuikta anshanya disibukan dengan bayinya saja. Saat
waniutan·vers· c

1gul Esa Ung


nggul
pasca persalinan memiliki orang-ora g yan mau mendengarkan keluh-kesahnya,
berbagi cerita dan pengalaman, mendampingi mereka dalam menghadapi masalah,
dan mau dilibatkan dalam menghadapi masa pemulihannya dan mengasuh
sa l
bayinya. Hal ini akan membuat wanita pasca persalinan merasa dicintai,
disayangi, dipedulikan, merasa dipercayai, merasa berharga, merasa mampu untuk
melakukan sesuatu karena adanya dukungan dari orang-orang yang ada di
sekitarnya, serta at bantuan, dan merasa
merasa tidak sendiri karena
didukung. mendap
Sedan yang tidak peduli
kepada wanita pasca pe
gkan orang-orang terdekat dan sekitar persalinan
merasa tidak dipedulikan, mer membuat wanita pasca
rsalian, akan asa tidak
berarti, merasa sendiri, mereka
asa tidak dicintai, tidak disayang, ja yang
padahal bayinya mengandalkan
mer merasa hanya d hidup dengan mpati
dan simpati dari lingkungan
bayinya sosi akibat dari tidak
sa irinya, n
mereka yang
adanya e sedang pemulihan, men
ah lazim al yangdialami wanita
tidak peduli dengan sehingga diperl
an awal keadaakembali,
ganggap proses tanpa
pasca perbedaan bahw
lebih berupa dukungan,
persalinan adal akukan layaknya
padahal mereka dalam proses yang cukup berat karena bukan hanya pemulihan
fisik namunUjuga psvikeisr.sHitaal tsersebut akan membuat wanita pasca persalinan tidaUk
nivers·tc

1gul Esa Unggul


mampu untuk menyesuaikan dirinya dengan situasi dan kondisinya tersebut,
sehingga mereka mud h terguncang secara emosional, tidak tahu apa yang harus
dilakukan, tidak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan tugas-tugas barunya
sa l
sebagai istri dan ibu, yang bila dibiarkan lengah berakibat pada gangguan
kesehatan mental dirinya, terbengkalainya tumbuh kembang bayinya, menurunnya
kahan hingga hubungan sosial yang
b

vers i
5
U 1ers

1gu Esa Esa


kepuasan perni uruk dengan lingkungan
sosialnya.

vers i
5
U 1ers

1gu Esa Esa


Berik ut adalah bagan kerangka berpikir dari ambaran dukungan sosial
pada wanita pasc g a persalinan :

Wanita pasca persalinan


/

Ur iv rsitas Univ rsit•

1gul Esa U n g gul


Duku gan S osial

Esa l
Dimensi dukungan sosial:
 Emosional dan
penghargaan
 Instrumental

Informasi
 Persahabatan

Dukungan sosial rendah:


sosial tinggi:
 M erasa diabaikan
Dukungan
 M erasa sendiri
UrNyiaerasa
vmedicintai
anrs  Tertekan Univ rsit:
itas

g g u Es
1gul l a U n Esa l
 Bahagia  Stres

K erang ka Be rpiki r G mbar 1.1 Sk ema

U iversita 6
U iversit

1gu Esa Esa

Anda mungkin juga menyukai