Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

DISUSUN OLEH

INDAH FITRIASARI
NPM. 2026040012

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021
1. Silahkan sebutkan dan jelaskan apa saja gangguan psikologis pada ibu post
partum saat kelahiran anak pertama ?
Jawab :
Jenis gangguan psikologis setelah melahirkan pada ibu post partum saat melahirkan
anak pertama antara lain adalah :
a. Baby blues syndrome
Sekitar 40-80% wanita mengalami baby blues syndrome setelah
melahirkan. Baby blues syndrome ditandai dengan rasa khawatir atau keraguan
yang berlebihan terhadap kemampuannya merawat anak.
Selain itu, penderita baby blues kerap bersikap gelisah, tidak sabar, lekas marah,
bahkan bisa menangis tanpa alasan yang jelas, hingga sulit tidur. Sebagian
penderita baby blues juga merasa sulit membangun ikatan dengan bayinya.
Baby blues biasanya berlangsung selama beberapa hari dan dapat hilang dengan
sendirinya dalam waktu 1 hingga 2 minggu. Bertukar pikiran dengan sesama ibu
atau teman yang mampu memahami beban seorang ibu, kemungkinan dapat
membantu pemulihannya.
b. Depresi pascamelahirkan
Jika baby blues terjadi lebih dari dua minggu, maka bisa jadi yang dialami
bukanlah baby blues, melainkan depresi pascamelahirkan atau postpartum
depression. Gangguan psikologis setelah melahirkan ini memang memiliki
gejala yang hampir sama dengan baby blues, namun jauh lebih berat.
Sebagian wanita yang mengalami depresi pascamelahirkan dapat memiliki rasa
bersalah atau penyesalan yang mendalam. Penderita depresi pascamelahirkan
sering kali tidak mampu mengurus dirinya sendiri, terlebih bayinya. Saat
mengalami kondisi ini, kerap kali mereka juga tidak mampu melakukan aktivitas
sehari-hari.Seorang wanita berisiko mengalami depresi pascamelahirkan,
terutama jika memiliki riwayat depresi sebelumnya atau bila ada anggota
keluarga yang pernah terkena depresi. Permasalahan rumah tangga, rasa percaya
diri yang rendah, dan kehamilan yang tidak direncanakan juga bisa memperbesar
risiko terjadinya depresi pascamelahirkan. Kondisi ini perlu segera
mendapat penanganan dari psikiater atau psikolog, karena jika dibiarkan,
berisiko membahayakan nyawa sang ibu maupun anaknya.
c. Psikosis pascamelahirkan
Gangguan kesehatan psikologis ini tergolong berat, dan dapat terjadi pada para
ibu baru. Psikosis pascamelahirkan dapat terjadi dalam waktu yang cepat,
umumnya sekitar tiga bulan pertama setelah melahirkan. Gejala yang muncul
hampir sama dengan baby blues dan depresi pascamelahirkan, yaitu muncul rasa
gelisah, cepat marah, dan sulit tidur. Namun selain gejala tersebut, penderita
psikosis pascamelahirkan dapat mengalami halusinasi dan gangguan persepsi.
Misalnya melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata, serta meyakini hal
yang tidak masuk akal. Wanita yang dicurigai mengalami psikosis
pascamelahirkan harus segera mendapat pengobatan, bahkan kemungkinan perlu
dirawat. Sebab, penderita kondisi ini berisiko menyakiti dirinya atau orang lain,
termasuk bayinya. Untuk menangani psikosis pascapersalinan dokter mungkin
akan memberikan obat antidepresan, antipsikotik, dan obat yang membantu
menstabilkan suasana hati. Dokter perlu memberikan obat-obat tersebut dengan
pertimbangan yang tepat, karena berisiko terserap ke dalam air susu ibu
(ASI) yang akan diberikan pada bayi.

2. Sebutkan dan jelaskan apa saja gangguan psikologis pada ayah saat kelahiran
anak pertama ?
Jawab :
Saat ibu mengalami depresi, ayah juga memiliki kemungkinan yang tinggi untuk
mengalami depresi postpartum, perubahan hormon seperti menurunnya testosteron
dan naiknya estrogen, kurang tidur, masalah finansial, tekanan peran ayah yang
begitu besar dari keluarga, kerabat, pasangan, riwayat depresi dalam keluarga atau
pernah mengalami sebelumnya, hubungan yang kurang erat dengan pasangan, dan
istri yang juga mengalami depresi pasca melahirkan, mudah marah dan berkonflik
dengan orang lain, menjauhkan diri dari keluarga, teman, dan pergaulan, tidak bisa
mengendalikan emosi (mengemudi sembarangan sampai selingkuh), mengeluhkan
keadaan fisik, kurang konsentrasi dan motivasi, kehilangan gairah seks, mencari
alasan untuk tidak berada di rumah bersama bayi misalnya dengan bekerja hingga
larut malam. sering menangis, cenderung melakukan kekerasan fisik (melempar atau
membanting barang), dan muncul pikiran untuk bunuh diri
3. Apa saja tahapan dalam memberi dukungan awal dari orang tua ke anak ?
Jawab :
a. Kenali dan beri perhatian
Tujuan: mengenali dan memenuhi kebutuhan anak agar merasa nyaman dan
tenang
 Menanyakan kondisi anak
 Membangun kelekatan atau kedekatan dengan anak
 Mengenali permasalahan anak
 Mengenali kebutuhan anak
 Membuat suasana nyaman
b. Dengarkan
Tujuan: memahami penyebab anak merasa tidak nyaman
 Mendengar sepenuh hati perasaan anak
 Menyimak penjelasan anak
 Merespons cerita anak
 Memberi pengetahuan dan pengertian tentang hal yang terjadi

Dukungan Psikologis Awal Anak Usia Dini


a. Lakukan
Tujuan: Melakukan aktivitas bermakna untuk mengurangi dampak dari
situasi sulit pada anak
 Mengajak anak bermain atau melakukan aktivitas di rumah (misalnya
masak bersama, berkebun, membersihkan tempat tidur, dan menata
mainan)
 Mendongeng dan membacakan buku cerita
 Menonton film bersama yang sesuai dengan usia anak
b. Menghubungkan
Tujuan: Merencanakan dukungan lanjutan apabila orang tua masih
mengalami kesulitan dalam membantu anak
 Menghubungi anggota keluarga lain, guru atau orang tua lain yang
dinilai bisa membantu
 Menghubungi pihak yang memiliki kapasitas profesional untuk
membantu (misalnya psikolog, dokter, Puskesmas, Puspaga, dan
P2TP2A)

4. Bagaimana cara untuk melakukan Bonding attanchment ?


Jawab :
Cara Melakukan Bounding Attachment Terdapat beberapa cara untuk membangun
bounding attachment, antara lain:
a. Pemberian ASI Ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara eksklusif segera setelah lahir,
secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang
menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh
semua manusia (Elisabeth, Endang 2015).
b. Rawat Gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu
dan bayu terjali proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan
badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan
psikologis bayi selanjutnya karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi
mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan
terlindungi merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari
(Elisabeth, Endang 2015). Rawat gabung antara ibu dan bayi setelah melahirkan
akan menimbulkan kasih sayang, rasa cinta, dan kehangatan antara ibu dan bayi.
Rawat gabung juga memberanikan seorang ibu untuk dapat memberikan air susu
ibu, menyentuh dan melakukan perawatan pada bayi (Girsang, 2016).
c. Kontak Mata
Kontak mata merupakan komunikasi verbal yang dilakukan oleh dua orang
dengan saling melihat satu sama lain dan sangat diperlukan ibu dalam
mengembangkan komunikasi dengan bayinya. Kontak mata yang dilakukan oleh
ibu dan bayinya akan membuat mereka lebih dekat sehingga bayi dapat
mengenali ibunya dan sebaliknya (Lowdermilk,dkk. 2013).
d. Suara Mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya sangat
penting.Orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang.
Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat.
Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Bayi dapat
mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengar
suara-siara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-
suara itu terhalang selama beberapa hari oleh cairan amniotic dari rahim yang
melekat pada telinga (Elisabeth, Endang 2015). Seperti yang dinyatakan oleh
Procelli dalam Suryani, dkk.(2011) bahwa ibu postpartum menyusui yang diberi
terapi musik mengalami penurunan kecemasan dan perubahan perilaku terhadap
bayinya selama menyusui secara bermakna dibandingkan dengan ibu postpartum
menyusui yang tidak diterapi musik. Kondisi ibu yang demikian dapat
mendukung terjadi bounding attachment yang baik. Kondisi ini ada kaitannya
dengan pengaruh musik sebagaimana yang dinyatakan oleh Rosch dan Koeditz
bahwa musik memengaruhi sistem limbik diotak yang menekan fungsi poros
hipotalamus, hipofisis dan kelenjar adrenal sehingga menghambat pengeluaran
hormon stres.
e. Aroma
Orang tua dan bayi akan melakukan perilaku untuk menjalin kedekatan yaitu
dengan cara merespon bau masing-masing. Ibu mengetahui bahwa anaknya
memiliki aroma yang unik dan bayi belajar mengetahui bau ibu dengan cepat
dari aroma air susunya (Stainton dalam Lowdermilk, dkk. 2013). Indra
penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan masih
memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup.
f. Gaya Bahasa (Entrainment)
Setiap bayi yang baru lahir akan bergerak mengikuti struktur pembicaraan orang
yang didengarnya. Bayi akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya
seperti menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendangkan kaki seperti
sedang berdansa, saat itulah bayi telah dapat berkomunikasi secara nonverbal
kepada orang tuanya. Hal tersebut sangat positif dalam proses pembentukan
karakter seorang anak (Lowdermilk, dkk. 2013).
g. Bioritme
Anak yang masih berada di dalam kandungan dan ketika baru lahir akan senada
dengan ritme alamiah seorang ibunya. Karenanya, salah satu adaptasi fisiologis
bayi dengan cara menangis dan dapat ditenangkan dengan dipeluk sehingga
dapat mendengar denyut jantung ibunya. Salah satu tugas bayi yang lahir adalah
membentuk ritme personal (bioritme). Kasih sayang yang konsisten dari orang
tua dapat membantu proses ini dengan memanfaatkan waktu saat bayi
mengembangkan perilaku yang responsif sehingga dapat meningkatkan interaksi
sosial dan kesempatan bayi untuk belajar (Lowdermilk, dkk. 2013).
h. Kontak dini
Kontak dini merupakan suatu yang penting bagi orang tua dan anak untuk
membangun suatu pola hubungan namun sampai saat ini belum ada penelitian
yang mampu membuktikan, diketahui bahwa kotak dini memiliki banyak
manfaat diantaranya yaitu fisiologis, dapat meningkatkan kadar oksitosit dan
prolaktin, merangsang reflek hisap sejak dini, akan munculnya kekebalan aktif,
dan dapat mempercepat bonding atau ikatan batin antara orang tua dan anak.
Kontak dini juga berfungsi sebagai body warm (kehangatan tubuh) dimana ada
kontak langsung antara ibu dan bayi sehingga bayi merasa kehangatan saat
berada dalam dekapan ibu, serta akan menambah lebih banyak kasih sayang ibu
dan sebagai stimulasi hormon. (Klaus, Kenel dalam Wahyuni, 2018).
i. Timbal Balik dan Sinkroni
Timbal balik adalah gerakan tubuh atau perilaku yang memberikan isyarat
kepada pengamat. Pengamat akan mengartikan petunjuk tersebut dan
meresponnya. Timbal balik sering kali butuh beberapa minggu untuk
berkembang pada bayi. Contohnya ketika bayi rewel dan menangis, ibu akan
merespons dengan mengangkat dan menimang bayi, bayi akan diam, bangun dan
melakukan kontak mata, ibu akan bicara, berdecak dan menyanyi sementara bayi
menjaga kontak mata. Istilah sinkron menunjukkan kecocokan isyarat bayi dan
respon orang tua. Ketika orang tua bayi mengalami interaksi yang sinkron, hal
ini akan sangat membanggakan bagi keduanya. Orang tua butuh waktu untuk
mengisyaratkan bayi dengan benar (Lowdermilk, dkk. 2013).
5. Apa saja manfaat yang didapat dengan melakukan Bonding attanchment ?
Jawab :
Adapun manfaat dari implementasi teori bounding attachment jika dilakukan
secara baik (Elisabeth, Endang 2015), yaitu:
a. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap
sosial.
b. Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.
c. Akan sangat berpengatuh positif pada pola perilaku dan kondisi psikologis
bayi kelak.

Anda mungkin juga menyukai