Anda di halaman 1dari 4

Resume Fenomenologi, filosofi, metodologi dan penerapan dalam

perencanaan arsitektur

Zaki Mumtaz Abiyyu


225060507111028

Fenomenologi sebagai pemikiran filsafat dikenalkan Husseri pada tahun 1954, ada
juga seorang yang membawa fenomenologi dalam arsitektur Noberg Schulz penjelasan
tentang hubungan erat identitas masyrakat dengan bangunan, menjadi terkenal oleh Genius
Luci dalam towards a phenomenology of Architecture yang menekankan pada spirit dari
suatau ruang ada juga bahwa kaitan antara kaitan ruang dan karakter menjadi sangat penting .
Domain arsitektur bukan hanya fisik, tapi berdimensi tiga, Ketika manusia
membangun melalui ruang lalu aktivitas, aktivitas diulang ulang dia akan menjadi suatu nilai

Dari nilai-nilai tersebut manusia dapat mempelajari suatu ruang atau sejarah suatu ruang,
maka harus dipahami ruang perilaku keseharian dan manusia itu sendiri
Beberapa pangkal berfikir sebagai landasan membangun teori perancangan arsitektur
1. Monoisme vs dualism
2. Kategorisasi vs analogi
3. Induktif dan deduktif
4. Denotasi dan notasi
5. Fenomenologi vs positivism
Prinsip fenomenologi dalam perancangan arsitektur
1. Prinsip life world atau dunia kehidupan
bahwa dunia adalah suatu peristiwa kebersamaaan yang menyebutkan banyak pihak,
kita memposisikan pada sesuatau yang ada bahwa mereka mempunyai sesuatau yang
ada di sana, suatau cara pandang bahwa kita paham, melihat lalu berfikir lalu
mendesain, dipahami juga sebagai suatau dunia budaya, ada 3 lapis dunia, yang
pertama adalah kehadiran yang menjumpai kita dan arsitektur dalam bentuk material
suara, warna, bau dan lainnya, yang kedua apa yang dibalik perjumpaan indrawi,
ruang kosong, kesadaran bahwa ada sesuatau yang hadir tapi tersembunyi yaitu tujuan
dan konsep yang menjelaskan apa dan mengapa, yang ketiga pintu kesadaran yang
transendental
2. Prinsip temporalis, kausalitas, dan individualis,
Beraani untuk meletakkan ruang dan waktu disana di tempatnya bukan dalam alam
fikiran kita, bahwa jika kita kekosongan taapi itu temporalitas, fenomenologi melihat
kausalitas tidak dalam garis lurus namun pada tempo yang berputar, individualitas
arsitektur merupakan keterangan individu dalam konteks arsitektur bahwa mereka
adalah penyumbang suatu fenomena,
3. Prinsip intensiaonalitas
Bahwa setiap perihal itu pasti ada intensi tertentu untuk hadir, memberikan satu nilai
yang dipesankan dalam arsitektur atau dapat dipahami sebagai konsep
4. Prinsip epoche, bracketing dan eidetic reduction
Kita harus mempunyai suatu upaya untuk menemukan esensi yang transeden diatas
yang konsepsual bracketing mengkatagorikan bagaimana hubungan dengan suatu
fenomena dan fenomena lain, reduksi editik mencoba memasuki lapis dunia,
pemikiran konsepsual dan kesadaran transcendental
5. Prinsip analisis eksemplar
6. Prinsip self evidence
Bahwa penyampaian apa dirinya
7. Prinsip kesadaran transcendental
Kisi kisi dalam bentuk filosofi dan kosmologi
Berada kita harus hadir secara langsung merasakan arsitektur tersebut, mengapa dia
berada kareana dia mengada kesadaran tujuan dan konsep, kesadarfan tujuan dimensi
ke 3 dpat dimasuki dengan riset mendalam
Kategorisasi sebagai tata berfikir fenomenologi
- Tata berfikir adalah suatau gerak berfikir yang memiliki arah menyalukan
berbagai fenomena dan memiliki keterhubungan satu dengan yang lain
- Kategorisasi memberikan perspektif yang jelas bagaimana suatu obyek dapat
diantisipasi perubahannya di masa depan
- Kategorisasi membawa kita pada capaian pemahaman segala sesuatu yang ada di
sekitar kita

Anda mungkin juga menyukai