Anda di halaman 1dari 5

HEGEMONI DALAM CERKAK CALEG KARYA MM.

BHOERNOMO: KAJIAN
SOSIOLOGI SASTRA (GRAMSCI)

Wahyu Tigar Purnama

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

wahyutp@students.unnes.ac.id

ABSTRAK

Cerkak Caleg karya MM. Bhoernomo dipilih untuk penelitian karena tiga keunggulan.
Termasuk dalam cerkak Caleg yang pertama, cerkak Caleg berbicara tentang karakter bernama
Kardono yang mendapat dominasi oleh kekuasaan politik menjadi caleg, ingin menjadi kaya
setelah menjadi pejabat. Kedua, tidak ada studi sastra yang menganalisis isu hegemoni dengan
menggunakan teknik penelitian sosiologi sastra pada cerkak Caleg karya MM. Bhoernomo.
Ketiga MM. Bhoernomo cenderung menulis karya mengandung unsur hegemoni. Tujuan dari
penelitian ini adalah bentuk hegemoni, jenis hegemoni, luasnya hegemoni dan dampak hegemoni
dalam cerkak Caleg karya MM. Bhoernomo. Kajian terhadap cerkak Caleg karya MM.
Bhoernomo menggunakan teori hegemoni Antonio Gramsci. Pendekatan penelitian yang
digunakan adalah pendekatan sosiologis. Metode yang digunakan dalam penelitian Ini adalah
metode kualitatif. Teknik kualitatif digunakan untuk mengumpulkan data objek yang berupa
pernyataan, mendapatkan gambaran tentang unsur-unsur hegemoni yang terdapat dalam cerkak
Caleg. metode tersebut digunakan untuk mengumpulkan subjek penelitian cerkak Caleg.
Kemudian analisisnya menggunakan teknik analisis deskriptif. Cerkak Caleg karya MM.
Bhoernomo memiliki dua bentuk hegemoni yaitu: hegemoni total dan hegemoni menurun. Dua
bentuk hegemoni dapat dilihat dari uraian subbab di bawah; pejabat sebagai simbol kekuatan dan
kekuasaan, pemilu sebagai bentuk pertempuran, nilai doktrin Jawa Sebagai budaya, kekayaan
sebagai kekuatan, dan kerja seperti studi banding sebagai simbol kemajuan. Hegemoni moral ada
selama itu ada di desa sebelum menyalonkan menjadi caleg, hegemoni intelektual berlangsung di
desa saat Kardono terpengaruh oleh Sodrun. Penyebab hegemoni muncul dalam kehidupan
Kardono adalah Sodrun. Alasan pertama Kardono mudah dihegemoni adalah pencariannya untuk
menjadi orang kaya yang awalnya disebabkan oleh keinginannya hidup mudah sebab, selama ini
Kardono sebagai petani penggarap. Pengaruh supremasi cerkak Caleg karya MM. Bhoernomo
berupa: Kehilangan kredibilitas dan harta setelah hegemoni berlebihan, hegemoni melakukan
sebaliknya sisi hegemoni dan hegemonik tidak menguntungkan kehidupan dan bahkan cenderung
melakukannya salah paham.

Kata Kunci: Hegemoni, Antonio Gramsci, Sosiologi Sastra, cerkak Caleg.

PENDAHULUAN

Tokoh dalam karya sastra memiliki perannya masing-masing. Karakter terhubung dan
terkait. Hubungan antar tokoh tersebut tergantung pada inti cerita karya sastra tersebut. Salah
satu bentuk relasi dalam sebuah karya sastra adalah relasi hegemonik. Dalam hal ini, hegemoni
identik dengan dominasi. Karakter Sodrun cenderung mendominasi karakter Kardono, dan
karakter Kardono tidak menyadari bahwa dia mengendalikan karakter lain. Proses hegemoni
terus berlangsung tanpa disadari hingga karakter hegemoni mengikuti apa pun yang dipegang
oleh karakter dominan. Sampai saat ini, ada beberapa karya sastra yang hubungan antar tokohnya
berupa hubungan hegemonik. Karya sastra tersebut adalah cerkak Caleg karya MM. Bhoernomo,
yang bercerita tentang pengaruh hegemoni berupa kekuasaan, kekuatan, dan kekayaan sebagai
pejabat. Namun pada akhir cerita, Kardono gagal atau kalah dalam pemilu caleg. Cerkak adalah
hasil peneliti membaca fenomena hegemoni, yaitu dalam kehidupan sosial. Namun cerkak
Caleg karya MM. Bhoernomo dipilih sebagai sumber data. Pemilihan sumber data didasarkan
pada tiga manfaat yang terdapat dalam cerkak Caleg. Pertama-tama, manfaat konten. Pada cerkak
Caleg berfokus pada karakter Kardono. Tokoh Kardono adalah seorang petani desa yang
menginginkan kehidupan yang mudah, mewah, dan bersuka ria. Ia mengikuti ajakan temannya
Sodrun sebagai penghegemoni terhadap Kardono. Kepribadian Kardono didominasi oleh
kekuatan ajakan dari Sodrun untuk terjun dalam dunia politik, sehingga dia ingin terjun untuk
mendapatkan kekuasaan, kekayaan, dan kekuatan, meskipun dia adalah orang desa. Kedua,
dalam kaitannya dengan kajian novel. Sejauh ini, belum ada kajian sastra yang menganalisis
persoalan hegemoni dengan metode dalam kajian sosiologi sastra cerkak Caleg karya MM.
Bhoernomo. Kajian serupa telah dilakukan oleh banyak tokoh sastra Indonesia. Tetapi dalam
kasus ini, tidak ada yang menerapkannya pada cerkak Caleg karya MM. Bhoernomo.
METODE

Menurut dari judul, pencarian, dan formulasi permasalahan di dalamnya adalah


pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan sosiologis. Dengan berinteraksi dengan
masyarakat, faktor sosiologis dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pembentukan
karakter. Dalam pendekatan sosiologis, peneliti mengambil perspektif tekstual sastra. Artinya,
peneliti menganalisisnya sebagai cerminan kehidupan masyarakat dan sebaliknya. Konteks
pendekatan sosiologis ini membuktikan bahwa karya sastra tidak dapat dipisahkan dari konteks
sosial dan tidak dapat berfungsi bagi kehidupan masyarakat. Artinya karya sastra merupakan
sarana komunikasi yang dikomunikasikan secara konkrit.

PEMBAHASAN

Bentuk Hegemoni

Intisari dari cerkak Caleg karya MM. Bhoernomo berfokus pada satu karakter, Kardono.
Kardono berjuang untuk menjadi orang yang kaya yang tergiur dengan ajakan Sodrun temannya.
Kardono dengan isterinya Siap membantu mewujudkan keinginannya menjadi pejabat. Kardono
adalah orang desa yang kesehariannya sebagai petani garapan. Dilanjutkan dengan suatu hari
bertemu temannya Sodrun yang hidup di wilayah perkotaan dan sedikit banyak berkecimpung
dalam dunia politik dengan partai yang Sodrun ikuti. Latar belakang Sodrun tersebut
menghegemoni Kardono yang notabene orang desa menginginkan hidup mewah, kaya, serba
mudah dengan pekerjaan yang mudah pula, bagaimanapun, Kardono memutuskan untuk ikut
mencalonkan sebagai caleg. Tekad Kardono adalah Hegemoni yang dia terima selama dia tinggal
di desa. Selain itu, ada hegemoni lain ini adalah kekayaan, kemudahan, kemewahan tanpa harus
bersusah payah bekerja.
Caleg sebagai solusi yang menggiurkan
Kardono menetapkan buat sebagai calon legislatif & siap beradu nasib di pemilu. Bersama
temantemannya sesama calon legislatif, Kardono terhegemoni oleh Sodrun temannya yang
menceritakan dan menawarkan untuk terjun di dunia politik. Kardono tergiur akan apa yang
didapatkan nanti seperti kekuasaan, kekayaan, kemewahan yang sebetulnya itu sebagai anugerah
yang menyertai dan bukan sebagai tujuan untuk menjadi pejabat. Kardono yang kesehariannya
sebagai petani penggarap sawah merasa kurang dengan hasil atau upah yang ia dapatkan,
sehingga Kardono memiliki hasrat yang kuat untuk memperbaiki ekonomi keluarganya.
Disamping itu juga, isteri Kardono memiliki kemauan yang sama dengan Kardono. Secara
intelektual orang desa sebagai orang dengan intelektual yang kurang, bisa dilihat pada tingkat
pendidikan yang pernah mereka enyam. Selebihnya adalah bergantung pada tata krama etika,
lahan-lahan kosong di desa dan atau warisan dari orang tua untuk menyambung kehidupan pada
hari-hari berikutnya. Tawaran Sodrun kepada Kardono melalui hegemoni politik terdapat pada
kutipan cerkak berikut,
“Sawah rong hektar kuwi arep dienggo modhal politik. Jare Sodrun, saiki yen kepengin dadi
wakil rakyat pancen kudu duwe modal sing akeh. Saya akeh modale saya gampang golek
dukungan rakyat. Yen wis dadi wakil rakyat, bakal gelis balik modal jalaran akeh anggaran
proyek sing bisa dikrakup utawa disinggek.”
Bahwasanya Kardono secara tidak langsung terhegemoni oleh Sodrun yang membawa pengaruh
hegemoni politik karena ia adalah ketua cabang partai baru.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari studi ini menunjukkan hegemoni kekuasaan melalui kelompok sosial (
mendominasi dan didominasi), dominasi kekuatan intelektual dan moral melalui pendidikan, dan
agama, serta konflik politik. Mendominasi dan didominasi oleh kelompok yang dikuasai.
Kelompok yang menguasai status pemerintah tidak serta merta menguasai daerah sekitarnya.
Namun, pada penelitian ini sebaliknya, yaitu mendominasi.
Keunggulan kepemimpinan intelektual dan moral ditunjukkan kepada mereka yang dominan
tetapi mungkin dominan. Sodrun dari kota yang berkecimpung dalam dunia politik mendominasi
Kardono, Sodrun harus mendominasi, oleh pendidikan dan intelektual Kardono. Selain itu, teman
Kardono, mendominasi Kardono melalui harta terkait dengan konteks politik yang tidak sehat
dari. mengarah pada hukum yang ditunjukkan melalui hasil yang akan didapat nanti. Ini adalah
sebagai akibat dari tindakan yang diambil. Konflik politik ditunjukkan oleh fakta bahwa berusaha
merebut kursi kekuasaan, yaitu sebagai calon legislatif. Perselisihan akibat ini ditunjukkan
dengan tindakan Kardono terhadap keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA
Afkar. 2009. Aspek kekuasaan dalam Memoar ‘Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur’ Karya
Muhidin M. Dahlan: kajian Hegemoni Antonio Gramsci. Skripsi. Program Sarjana Universitas
Negeri Surabaya
Fitroh. 2012. Hegemoni dalam novel ‘Noda Tak Kasat Mata’ Karya Agnes Jessica: Kajian
Antonio Gramsci. Skripsi. Program Sarjana UniversitasNegeri Surabaya

Anwar, Ahyar. 2010. Teori Sosial Sastra. Yogyakarta: Ombak

Gramsci, Antonio. 2013. Prison Notebook (Catatan- Catatan Dari Penjara). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Djumingin, Sulastriningsih, Sukardi Weda, & Juanda. 2019. Anxiety in Classroom Presentation
in TeachingLearning Interaction in English for Students of Indonesian Study Program at Higher
Education. International Journal of Education and Practice, 7(1): 1-9, DOI: 10.18488/journal
61.2019. 71.1.9

Juanda, J. (2018). Fenomena Ekspilotasi Lingkungan Cerpen Koran Minggu Indonesia:


Pendekatan Ekokritik. AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 22 (2), 168- 169.

Juanda, J. (2018). Ekspolrasi Nilai Pendidikan Lingkungan Cerpen Daring Republika: Kajian
Ekokritik. Jurnal Sosial Humaniora, 11 (2), 70.

Wijakangka, Angga Ramses. Analisis Hegemoni Kekuasaan Dalam Novel Pabrik Karya Putu
Wijaya.Universitas Negri Malang.

Falah, F. 2018. Hegemoni Ideologi dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih Karya Habiburrahman el
Shirazy (Kajian Hegemoni Gramsci). NUSA, 13(4), 533–542.

Rahmat, L. I. 2019. Kajian Antropologi Sastra dalam Cerita Rakyat Kabupaten Banyuwangi pada
Masyarakat Using. Jurnal Kredo, 3(1), 83–93.

Putra, C. R. W. 2018. Cerminan Zaman dalam Puisi (Tanpa Judul) Karya Wiji Thukul: Kajian
Sosiologi Sastra. Kembara: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, Dan Pengajaranya, 4(1), 12–20.

Anda mungkin juga menyukai