Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TUTORIAL

SGD 8 LBM 1
KAIDAH PROFESI DAN PRAKTIK KEDOKTERAN GIGI

ANGGOTA KELOMPOK :

1. DEFINA SHEVA FELISA (31102200029)


2. FIRDA ZURFAFILLAH ERSA (31102200046)
3. KERINA HANIFA MURDIANTO (31102200069)
4. MUHAMMAD RIZKY BINTANG P (31102200084)
5. NAJWA MIDA (31102200097)
6. RACHEL ATMANAGARA (31102200109)
7. RIFKA AMALIA (31102200113)
8. RRIZKA FANDINA DAMAYANTI (31102200115)
9. SALVA ABIAN KAMAL (31102200118)
10. ZAKIYA NUROKHMAH RABANI (31102200138)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN TUTORIAL
SGD 8 LBM 1

PUBERTAS

Telah disetujui oleh :

Tutor Tanggal

Drg. .RA.Miranti Widya A,SH,MH -------------------------


DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN 2
BAB 1 4
PENDAHULUAN 4
A. LATAR BELAKANG 4
B. SKENARIO 4
C. IDENTIFIKASI MASALAH 4
BAB II 5
TINJAUAN PUSTAKA 5
A. LANDASAN TEORI 5
B. KONSEP MAPPING 13
BAB III 14
KESIMPULAN 14
DAFTAR PUSTAKA 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi
spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi, baik didalam maupun diluar
negeri yang diakui Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. (Pasal 1, ayat 2, UU RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran).
Persatuan Dokter Gigi Indonesia sebagai organisasi yang menaungi seluruh dokter gigi
yang ada di Indonesia, bertanggungjawab terhadap mutu dan kualitas pelayanan
kedokteran gigi yang ada di Indonesia. Mutu dan kualitas pelayanan yang dimaksud adalah
pemenuhan standar profesi dimana standar etika atau kode etik menjadi salah satu
unsurnya. Seorang dokter gigi harus memegang teguh etika kedokteran gigi yang menjadi
penentu keluhuran profesi ini.

Meskipun pendidikan profesi kedokteran gigi telah dilakukan dengan serangkaian


proses dan standar yang ketat, tetapi ketika seseorang telah lulus dari Pendidikan
kedokteran, dan mulai terjun di dunia praktik mandiri, masih memerlukan panduan.
Panduan yang berupa pedoman atau aturan yang disebut juga dengan kaidah profesi,
dimaksudkan untuk professional yang mengandung aspek kognitif, efektif dan psikomotor,
dan terjaga kualitasnya akan secara langsung berakibat pada pasien, berupa perlindungan
pasien dari praktik kedokteran yang tidak bermutu. Keselamatan pasien, perhatian terpusat
kepada pasien (patient centredness) menjadi fokus setiap praktik kedokteran yang baik.

B. SKENARIO
Seorang pasien datang ke praktik dokter gigi dengan keluhan sakit gigi. Setelah dilakukan
pemeriksaan intra oral, dokter menyusun suatu rencana perawatan. Dalam menyusun hal
tersebut, dokter harus mempertimbangkan kadiah profesi dan praktik kedokteran gigi.
Selain itu praktik kedokteran gigi juga memiliki keterkaitan yang erat dengan norma
hukum dan kaidah-kaidah yang berlaku di Masyarakat.

C. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa yang dimaksud kaidah profesi dan praktik kedokteran gigi
2. Mengapa dalam Menyusun rencana perawatan pasien dokter gigi harus
mempertimbangkan kaidah, profesi dan praktik kedokteran gigi
3. Bagaimana kaidah profesi mempengaruhi praktik kedokteran gigig dan bagaimana
dokkter gigi menjaga integritasprofesi mereka
4. Bagiamana dokter gigi menangani situasi dimana kaidah profesi mereka bertentangan
dengan keingan pasien
5. Apa yang dimaksud dengan norma hukum
6. Bagaimana dokter gigi memastikan bahwa meeka mematahui kaidah profesi dalam
praktik sehari hari
7. Apa yang maksud dengan kaidah masyarakat
8. Apa yang termasuk dalam kaidah masyarakat
9. Jelaskan mengapa dalam pelaksanaan praktik kedokteran gigi berhubungan dengan
kaidah masyarakat
10. Apa yang maksud dengan mal praktik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Kaidah profesi dan praktik kedokteran gigi

A. Autonomy ( otonomi ) Prinsip “Autonomy” (self-determination) yaitu prinsip yang


menghormati hakhak pasien, terutama hak otonomi pasien (the rights to self
determination) dan merupakan kekuatan yang dimiliki pasien untuk memutuskan
suatu prosedur medis.
B. Beneficience ( Berbuat baik ) adalah prinsip moral yang mengutamakan tindakan
yang bertujuan untuk kebaikan pasien atau penyediaan keuntungan dan
menyeimbangkan keuntungan tersebut dengan risiko dan biaya
C. “Non-maleficence” adalah prinsip menghindari terjadinya kerusakan atau prinsip
moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien
D. Confidentiality ( kerahasiaan) adalah informasi tentang pasien harus dijaga. Segala
sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan pasien hanya boleh dibaca
dalam rangka pengobatan pasien.
E. Fidelity ( Menepati janji ) fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain.
F. Fiduciarity ( Kepercayaan ) Adalah hukum hubungan atau etika kepercayaan antara
dua atau lebih pihak. Kepercayaan dibutuhkan untuk komunikasi antara professional
kesehatan dan pasien.
G. Justice (Keadilan) Yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan
dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya (distributive justice)
atau pendistribusian dari keuntungan, biaya dan risiko secara adil.
H. veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk
meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti.

2. Penyusunan rencana perawatan pasien kedokteran gigi harus


mempertimbangkan kaida,profesi dan praktik kedokteran gigi

Karena Dalam menyusun rencana perawatan pasien, dokter gigi harus


mempertimbangkan kaidah profesi dan praktik kedokteran gigi untuk memastikan
bahwa mereka menjalankan tugas mereka dengan etika, integritas, dan standar yang
tinggi. Pertimbangan ini penting untuk menjaga hubungan yang baik antara dokter gigi
dan pasien, serta memastikan pelayanan kesehatan yang aman dan efektif.
 Etika dan Moralitas: Kaidah profesi dan kode etik memberikan pedoman moral
yang harus diikuti oleh dokter gigi dalam praktik mereka. Mempertimbangkan
kaidah profesi membantu memastikan bahwa dokter gigi menjalankan tugas
mereka dengan integritas, menghormati otonomi pasien, menjaga kerahasiaan,
dan mematuhi prinsip-prinsip etika yang relevan. Ini penting untuk memastikan
bahwa perawatan yang diberikan adalah etis dan sesuai dengan nilai-nilai moral
yang diharapkan oleh masyarakat.
 Standar Profesional: Kaidah profesi dan praktik kedokteran gigi mencakup
standar profesional yang harus diikuti oleh dokter gigi. Ini termasuk standar
keamanan, kualitas, dan efektivitas dalam pelayanan perawatan gigi.
Mempertimbangkan kaidah profesi membantu dokter gigi dalam memastikan
bahwa rencana perawatan pasien sesuai dengan standar tersebut, sehingga
pasien menerima perawatan yang aman dan efektif.
 Hubungan dengan Pasien: Mempertimbangkan kaidah profesi dan praktik
kedokteran gigi membantu membangun hubungan yang baik antara dokter gigi
dan pasien. Dalam menyusun rencana perawatan, dokter gigi harus
memperhatikan kebutuhan dan preferensi pasien, serta menjelaskan dengan
jelas opsi perawatan yang tersedia. Ini mencerminkan prinsip-prinsip
penghormatan terhadap pasien, partisipasi pasien dalam pengambilan
keputusan, dan komunikasi yang efektif
 Karena dalam menyusun rencana perawatan pasien, dokter gigi harus
mempertimbangkan kaidah profesi dan praktik kedokteran gigi karena kaidah-
kaidah tersebut mengatur perilaku dan tindakan dokter gigi dalam
melaksanakan praktik kedokteran gigi, serta memastikan bahwa pasien
menerima perawatan kesehatan gigi yang aman, efektif, dan etis. Dengan
mempertimbangkan kaidah profesi dan praktik kedokteran gigi, dokter gigi
dapat memastikan bahwa mereka mematuhi standar etika yang tinggi dalam
memberikan perawatan kesehatan gigi kepada pasien mereka. Dokter gigi juga
harus memperhatikan kesehatan dan keamanan pasien, serta menjaga privasi
dan kerahasiaan pasien, dan berkomunikasi secara jelas dan terbuka dengan
pasien. Selain itu, dokter gigi harus mempertimbangkan kompetensi dan
keterampilan yang mereka miliki dalam merencanakan dan melaksanakan
perawatan gigi, serta memperhatikan keadaan kesehatan dan kondisi khusus
dari pasien mereka. Dokter gigi juga harus memperhatikan hukum dan
peraturan yang berlaku dalam praktik kedokteran gigi.

3. Kaidah profesi mempengaruhi praktik kedokteran gigig dan bagaimana dokkter


gigi menjaga integritasprofesi mereka

 Kaidah profesi memiliki peran yang sangat penting dalam mempengaruhi


praktik kedokteran gigi, karena kaidah-kaidah tersebut menetapkan standar
etika dan perilaku yang harus diikuti oleh dokter gigi dalam praktik kedokteran
gigi mereka. Kaidah profesi juga membantu menjaga integritas dan reputasi
profesi kedokteran gigi secara keseluruhan. Salah satu cara dokter gigi menjaga
integritas profesi mereka adalah dengan mematuhi kaidah-kaidah profesi
tersebut dalam praktik kedokteran gigi mereka. Dokter gigi harus mematuhi
standar etika yang tinggi, seperti menjaga privasi dan kerahasiaan pasien,
berkomunikasi secara jelas dan terbuka dengan pasien, menghindari konflik
kepentingan, serta memberikan perawatan gigi yang berkualitas tinggi dan
aman. Selain itu, dokter gigi harus menjaga hubungan yang baik dengan pasien
mereka dan memperoleh kepercayaan pasien. Hal ini dapat dilakukan dengan
mendengarkan kebutuhan dan kekhawatiran pasien dengan seksama,
memberikan informasi yang jelas dan akurat tentang kondisi kesehatan pasien
dan perawatan gigi yang direkomendasikan, serta membangun hubungan yang
berbasis pada saling pengertian dan kepercayaan
 Pengaruh Kaidah Profesi terhadap Praktik Kedokteran Gigi:
A. Standar Etika: Kaidah profesi menyediakan kerangka kerja etika yang harus
diikuti oleh dokter gigi. Ini mencakup prinsip-prinsip seperti kejujuran,
integritas, keadilan, dan penghormatan terhadap hak pasien. Dokter gigi harus
memastikan bahwa praktik mereka mencerminkan nilai-nilai etika ini dalam
interaksi dengan pasien, sesama profesional, dan masyarakat umum.
B. Kerahasiaan dan Privasi Pasien: Kaidah profesi menekankan pentingnya
menjaga kerahasiaan dan privasi informasi pasien. Dokter gigi harus menjaga
kerahasiaan catatan medis dan informasi pribadi pasien serta memastikan
bahwa hanya orang yang berwenang yang memiliki akses ke informasi
tersebut.
C. Hubungan Pasien-Dokter yang Profesional: Kaidah profesi menekankan
pentingnya hubungan yang saling menghormati antara dokter gigi dan pasien.
Dokter gigi harus mendengarkan dengan seksama kekhawatiran dan kebutuhan
pasien, memberikan informasi yang jelas dan komprehensif tentang kondisi dan
opsi perawatan, serta memperlakukan pasien dengan empati dan rasa hormat.
 Dokter Gigi Menjaga Integritas Profesi Mereka yaitu sebagai berikut
A. Mengikuti Kode Etik: Dokter gigi menjaga integritas profesi mereka dengan
mematuhi kode etik yang ditetapkan oleh organisasi profesi gigi setempat atau
lembaga yang relevan. Mereka harus mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip
etika dalam praktik sehari-hari mereka.
B. Pendidikan Berkelanjutan: Dokter gigi menjaga integritas profesi mereka
dengan terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka melalui
pendidikan berkelanjutan. Mereka harus mengikuti perkembangan terbaru
dalam bidang kedokteran gigi, teknologi, dan praktik terbaik untuk
memberikan perawatan yang optimal kepada pasien.
C. Transparansi dan Komunikasi yang Jujur: Dokter gigi menjaga integritas
profesi mereka dengan berkomunikasi secara jujur dan transparan dengan
pasien. Mereka harus memberikan informasi yang jelas tentang kondisi pasien,
opsi perawatan, serta manfaat dan risiko yang terkait dengan setiap prosedur
yang direkomendasikan

4. Dokter gigi menangani situasi dimana kaidah profesi mereka bertentangan


dengan keingan pasien

A. Dalam situasi di mana kaidah profesi dokter gigi bertentangan dengan


keinginan pasien, dokter gigi harus berpegang pada standar etika dan praktik
kedokteran gigi yang telah ditetapkan oleh profesi mereka. Hal ini dikarenakan
dokter gigi memiliki tanggung jawab moral dan etika untuk memberikan
perawatan kesehatan gigi yang berkualitas tinggi, aman, dan etis.Namun,
dokter gigi juga harus memperhatikan kebutuhan dan keinginan pasien dalam
proses perawatan gigi. Dokter gigi dapat mencoba untuk berkomunikasi dengan
pasien dengan jelas dan terbuka tentang keuntungan dan risiko dari perawatan
gigi yang direkomendasikan, serta membantu pasien memahami implikasi dari
setiap pilihan perawatan yang tersedia.
B. Dokter gigi juga dapat membantu pasien untuk mengambil keputusan yang
tepat dengan mempertimbangkan keadaan kesehatan dan kebutuhan pasien
secara menyeluruh, serta memberikan opsi alternatif perawatan yang dapat
memenuhi kebutuhan pasien. Hal ini dapat membantu pasien merasa lebih
nyaman dan terlibat dalam proses perawatan mereka, serta membantu
mengurangi konflik antara keinginan pasien dan kaidah profesi dokter gigi.
Namun, jika pasien meminta perawatan yang jelas-jelas tidak sesuai dengan
kaidah profesi dan praktik kedokteran gigi, maka dokter gigi harus menolak
permintaan tersebut. Dokter gigi harus menjelaskan kepada pasien bahwa
mereka tidak dapat melakukannya karena alasan keamanan, etika, dan moral,
dan memberikan informasi yang jelas tentang risiko dan konsekuensi dari
tindakan yang diminta oleh pasien.
C. Dalam situasi seperti itu, dokter gigi dapat merujuk pasien ke dokter gigi lain
yang mungkin lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan mereka atau
memberikan bantuan yang dibutuhkan dalam memahami opsi perawatan yang
tersedia.
D. Komunikasi dan Edukasi: Dokter gigi harus berkomunikasi secara efektif
dengan pasien dan menjelaskan mengapa keputusan atau rekomendasi mereka
didasarkan pada kaidah profesi. Mereka harus menyampaikan informasi medis
yang relevan, risiko dan manfaat dari setiap opsi perawatan, serta konsekuensi
yang mungkin terjadi jika keinginan pasien bertentangan dengan kaidah
profesi.
E. Berdiskusi dan Mendengarkan: Penting untuk mendengarkan keinginan dan
kekhawatiran pasien secara seksama. Dokter gigi harus menciptakan
lingkungan yang memungkinkan pasien merasa didengar dan memberikan
ruang bagi pasien untuk mengungkapkan pandangan mereka. Melalui diskusi
yang terbuka dan empati, dokter gigi dapat mencoba memahami perspektif
pasien dan menjelaskan dampak dari keputusan yang diambil.
F. Menyediakan Alternatif: Jika keinginan pasien bertentangan dengan kaidah
profesi, dokter gigi dapat mencari alternatif perawatan yang memenuhi
keinginan pasien sejauh memungkinkan, sambil tetap mempertimbangkan
prinsip etika dan standar medis. Dalam beberapa kasus, ada ruang untuk
bernegosiasi dan menemukan kompromi yang memuaskan bagi semua pihak.
G. Konsultasi dan Kolaborasi: Jika situasi masih kompleks dan sulit untuk
diselesaikan, dokter gigi dapat mencari konsultasi dari kolega seprofesi atau
mencari pendapat dari dewan etika atau komite profesional. Kolaborasi dengan
tim medis lainnya juga dapat membantu mendapatkan sudut pandang yang
beragam dan memperoleh pemahaman yang lebih luas tentang situasi yang
kompleks.

5. Norma Hukum

A. Norma hukum adalah aturan atau peraturan yang dibuat oleh otoritas hukum
dan mempunyai kekuatan mengikat untuk mengatur perilaku manusia dalam
suatu masyarakat atau negara. Norma hukum menetapkan standar perilaku
yang harus dipatuhi oleh individu atau kelompok dalam masyarakat, dan
melindungi hak dan kepentingan individu atau kelompok tersebut.
B. Norma hukum merujuk pada aturan-aturan yang ditetapkan oleh pemerintah
atau lembaga hukum yang mengatur perilaku masyarakat dan memberikan
konsekuensi hukum jika dilanggar. Norma hukum bertujuan untuk menjaga
ketertiban sosial, melindungi hak-hak individu, dan memfasilitasi keadilan
dalam masyarakat.
6. Dokter gigi memastikan bahwa mereka mematahui kaidah profesi dalam praktik
sehari hari

Dokter gigi dapat memastikan bahwa mereka mengetahui dan mematuhi kaidah profesi
dalam praktik sehari-hari dengan cara :
A. Terus menerus mengikuti perkembangan terbaru dalam praktik kedokteran gigi,
serta memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka melalui pelatihan dan
pendidikan yang berkelanjutan.
B. Dokter gigi juga dapat bergabung dengan organisasi profesi dan komunitas praktik
yang terkait dengan praktik kedokteran gigi untuk memperoleh informasi terbaru
tentang kaidah profesi dan praktik terbaik dalam praktik kedokteran gigi. Melalui
organisasi profesi ini, dokter gigi dapat berpartisipasi dalam seminar, konferensi,
dan workshop untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka, serta
memperoleh informasi tentang perkembangan terbaru dalam praktik kedokteran
gigi.
C. Dokter gigi juga dapat membaca buku, jurnal, artikel, dan publikasi lain yang
terkait dengan praktik kedokteran gigi, serta mengikuti berbagai platform media
sosial dan forum diskusi yang terkait dengan profesi mereka. Hal ini dapat
membantu mereka terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka, serta
menjaga kualitas praktik mereka sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh kaidah
profesi.
D. Selain itu, dokter gigi juga dapat melibatkan pasien mereka dalam proses
perawatan gigi dengan memberikan informasi yang jelas dan terbuka tentang
perawatan yang direkomendasikan, serta memberikan kesempatan bagi pasien
untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan umpan balik tentang pengalaman
mereka selama proses perawatan. Hal ini dapat membantu dokter gigi memperbaiki
praktik mereka sesuai dengan kaidah profesi, serta memberikan perawatan yang
lebih baik dan berkualitas tinggi bagi pasien mereka.
E. Pendidikan dan Pelatihan: Dokter gigi harus melewati pendidikan formal yang
memenuhi standar profesi dan menjalani pelatihan klinis yang relevan. Selama
pendidikan mereka, mereka mempelajari etika kedokteran gigi dan kaidah profesi
yang berlaku. Mereka harus secara aktif terlibat dalam program pendidikan
berkelanjutan untuk memperbarui pengetahuan dan memahami perubahan dalam
kaidah profesi.
F. Mengetahui Kode Etik: Dokter gigi harus menguasai kode etik yang ditetapkan
oleh organisasi profesi mereka, seperti Asosiasi Dokter Gigi atau Dewan
Kedokteran Gigi. Mereka harus membaca, memahami, dan menginternalisasi
prinsip-prinsip dan standar yang terkandung dalam kode etik tersebut. Dokter gigi
harus mengakses sumber daya yang diberikan oleh organisasi profesi mereka untuk
memahami kaidah profesi secara mendalam.
G. Pembaruan Diri: Dokter gigi harus secara teratur memperbarui diri mereka tentang
perubahan dalam kaidah profesi dan praktik terbaik. Mereka dapat membaca jurnal
ilmiah, mengikuti publikasi dan sumber informasi terkait kedokteran gigi, serta
berpartisipasi dalam diskusi online atau forum profesional untuk tetap berada di
garis depan dalam hal pemahaman tentang kaidah profesi
H. Mentoring dan Supervisi: Dokter gigi yang lebih berpengalaman dapat berperan
sebagai mentor bagi dokter gigi yang baru saja lulus atau sedang menjalani
pendidikan pascakelulusan. Dalam peran ini, mereka dapat memastikan bahwa
dokter gigi yang baru mendapatkan pemahaman yang benar tentang kaidah profesi
dan menerapkannya dalam praktik sehari-hari. Selain itu, supervisi oleh rekan
sejawat yang lebih berpengalaman juga dapat membantu memastikan kepatuhan
terhadap kaidah profesi.

7. Kaidah Masyarakat

A. Kaidah masyarakat merujuk pada aturan, norma, atau nilai-nilai yang diterima
dan diikuti oleh anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kaidah
masyarakat sering kali bersifat tidak tertulis dan berkembang secara organik
dari interaksi dan kesepakatan sosial antara individu-individu dalam suatu
kelompok atau komunitas.Kaidah masyarakat mencakup berbagai aspek
kehidupan, seperti perilaku sosial, etika, moral, tata krama, norma kesopanan,
dan nilai-nilai yang dianggap penting dalam suatu masyarakat. Kaidah
masyarakat berfungsi sebagai panduan untuk mengatur interaksi sosial,
menjaga ketertiban, mempromosikan kesatuan, dan menjaga harmoni antara
anggota masyarakat.
B. Kaidah masyarakat berperan dalam membentuk dan memelihara struktur
sosial, mengatur hubungan antarindividu, serta menciptakan kesepakatan dan
norma yang diikuti oleh anggota masyarakat. Mereka membantu menjaga
harmoni dan kerjasama dalam masyarakat serta memastikan adanya keteraturan
dan kestabilan dalam interaksi sosial

8. Apa saja kaidah masyarakat

Kaidah yang termasuk dalam masyarakat ada 4 macam yaitu:


1. Kaidah agama atau keagamaan
Kaidah agama atau kaidah keagamaan Kaidah agama adalah sebagai peraturan
hidup yang oleh para pemeluknya dianggap sebagai perintah dari Tuhan, atau
dapat dikatakan bahwa kaidah agama berpangkal pada kepercayaan kepada
Tuhan. Kaidah agama berisi perintah-perintah, larangan-larangan dan anjuran-
anjuran, yang memberi tuntutan hidup kepada manusia agar mendapatkan
kedamaian hidup di dunia dan di akhirat.
2. Kaidah kesusilaan
Kaidah kesusilaan Kaidah kesusilaan adalah sebagai peraturan hidup yang
bersumber pada rasa kesusilaan dalam masyarakat dan sebagai pendukungnya
adalah hati nurani manusia itu sendiri. Rasa ini didorong untuk melindungi
kepentingan diri sendiri atau orang lain
3. Kaidah kesopanan atau sopan santun atau adat
Kaidah kesopanan atau kaidah sopan santun Kaidah kesopanan adalah sebagai
peraturan hidup yang bersumber pada kepatutan, kebiasaan atau kesopanan
dalam masyarakat. Kaidah kesopanan timbul atau diadakan oleh masyarakat
dan dimaksudkan untuk mengatur pergaulan hidup, sehingga tiap-tiap warga
masyarakat saling hormatmenghormati.
4. Kaidah hukum
Kaidah hukum Kaidah hukum adalah sebagai peraturan hidup yang sengaja
dibuat atau yang tumbuh dari pergaulan hidup dan selanjutnya dipositifkan
secara resmi oleh penguasa masyarakat atau penguasa negara. Kaidah hukum
diharapkan dapat melindungi dan memenuhi segala kepentingan hidup manusia
dalam hidup bermasyarakat.

9. Hubungan pelaksanaan praktik kedokteran gigi dengan kaidah masyarakat

A. Dalam pelaksanaan praktik kedokteran gigi, dokter gigi tidak hanya berhubungan
dengan pasien dan anggota profesi kedokteran gigi, tetapi juga berhubungan
dengan masyarakat luas.Kaidah masyarakat dapat mempengaruhi perilaku dan
pandangan pasien terhadap kesehatan gigi mereka. Misalnya, dalam beberapa
masyarakat, perawatan gigi dianggap kurang penting dibandingkan dengan
perawatan kesehatan lainnya. Oleh karena itu, dokter gigi perlu memahami
pandangan-pandangan ini dan berusaha untuk mengedukasi pasien tentang
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut.
B. Selain itu, kaidah masyarakat juga dapat mempengaruhi keputusan-keputusan
yang diambil oleh dokter gigi dalam praktik kedokteran gigi. Sebagai contoh,
dalam beberapa masyarakat, pengambilan keputusan tentang perawatan
kesehatan dapat melibatkan keluarga pasien dan tokoh-tokoh masyarakat. Oleh
karena itu, dokter gigi perlu memperhatikan pandangan-pandangan ini dalam
pengambilan keputusan tentang perawatan gigi.
C. Kaidah masyarakat juga dapat mempengaruhi hubungan antara dokter gigi dan
masyarakat. Dokter gigi yang menghormati kaidah masyarakat dan memahami
budaya pasien mereka dapat membantu membangun kepercayaan dan hubungan
yang baik dengan pasien. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas
perawatan gigi dan memperkuat integritas profesi kedokteran gigi
secara keseluruhan
D. Pelaksanaan praktik kedokteran gigi berhubungan dengan kaidah masyarakat
dikarenakan pada kaidah masyarakat adanya suatu kaidah agama, kaidah
kesusilaan, kaidah kesopanan, dan kaidah hukum yang hubungannya beberapa
ada dalam pelaksanaan prakitk kedokeran, disebutkan sebagai berikut:
E. Pasal 6 Martabat dan integritas profesi Dokter Gigi di Indonesia wajib menjaga
kehormatan, kesusilaan, martabat dan integritas profesi dokter gigi.
F. Pasal 11 Pelecehan dan Pengabaian Dokter gigi di Indonesia wajib peduli
dengan tanda-tanda pelecehan dan pengabaian dalam praktek kedokteran gigi
serta melaporkan dugaan kasus tersebut ke pihak berwenang sesuai peraturan
hukum yang berlaku.
G. Pasal 16 Pelayanan yang adil bagi Pasien Dokter gigi Indonesia wajib
memperlakukan pasien dengan rasa hormat dan berkeadilan.

10. Mal Praktik

 Malpraktek adalah praktik kedokteran yang dilakukan salah atau tidak tepat,
menyalahi undangundang dan kode etik kedokteran. “Malpraktik dapat
diartikan sebagai tindakan kelalaian, kesalahan atau kurangnya kemampuan
dokter dalam menangani seorang.
 Malpraktek adalah tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tidak
sesuai dengan mestinya atau tindakan diluar prosedur yang adaTerjadinya
malpraktek atau tidak bukan hanya didasarkan pada hasil “buruk” yang terjadi
setelah praktek kedokteran dilakukan terhadap pasien namun berdasarkan
prosedur atau bagaimana tindakan medis dilaksanakan. Pada peraturan
perundangan-undangan Indonesia yang sekarang berlaku tidak ditemukan
pengertian mengenai malpraktek yang jelas.
B. KONSEP MAPPING

Masalah
Kesehataan

Pemeriksaan
Intra Oral
Kaidah
Rencana Profesi
Perawatan
Praktik
Kedokteran gigi
Pelaksanaan
Perawatan

Norma Kaidah
Hukum Masyarakat
BABIII
KESIMPULAN

Dokter dan dokter gigi sebagai salah satu komponen utama pemberi pelayanan kesehatan
kepada masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting karena terkait langsung dengan
pemberian pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan yang diberikan. Landasan utama bagi dokter
dan dokter gigi untuk dapat melakukan tindakan medis terhadap orang lain adalah ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kompetensi yang dimiliki, yang diperoleh melalui pendidikan dan
pelatihan. Pengetahuan yang dimilikinya harus terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan sesuai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam
Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran I. Umum.

Dokter dan dokter gigi dengan perangkat keilmuan yang dimilikinya mempunyai
karakteristik yang khas. Kekhasannya ini terlihat dari pembenaran yang diberikan oleh hukum yaitu
diperkenankannya melakukan tindakan medis terhadap tubuh manusia dalam upaya memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan. Tindakan medis terhadap tubuh manusia yang dilakukan bukan
oleh dokter atau dokter gigi dapat digolongkan sebagai tindak pidana.
DAFTAR PUSTAKA

"Buku Ajar Patologi Mulut" (Edisi 6) Penulis: Soeharsono, Endang W. Penerbit: Penerbit Buku
Kedokteran EGC Tahun Terbit: 2019

Buchari A, Wijaya IP, Haryadi, et al. (2014). Aspek Hukum Kedokteran Gigi di Indonesia.
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

(Agung, I. (2019) Prinsip Etika Kedokteran Gigi.UNIVERSITAS MAHASARASWATI


DENPASAR)

Badriyah, S. M. (2022). Sistem penemuan hukum dalam masyarakat prismatik. Sinar Grafika.

GIGI, DOKTER DAN DOKTER. "BUKU SAKU PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI DI
INDONESIA."

Kanya, A. P. (2022). Hubungan pengetahuan kaidah dasar bioetika dan sikap penilaian moral: kajian
pada mahasiswa Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Trisakti. SKRIPSI-2018

Sezia Nur Aini, M., & Suryono, A. (2020). Akibat Hukum Malpraktik Terhadap Dokter Ditinjau
Dari Hukum Perdata. Jurnal Privat Law, 8(2), 287.

Sutrisno, E., Hartini, I., & Erika, E. (2020). Perlindungan Hukum dalam Malpraktik untuk
Pelayanan Kesehatan Gigi. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(8), 549-554

Kusdhany, L., & Mardiyono, A. (2020). Etika dan Hukum Kedokteran Gigi. Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai