Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam praktik kedokteran gigi, dokter gigi selalu diawasi oleh Konsul Kedokteran

Gigi Indonesia dan bekerja dibawah naungan PDGI. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak

diinginkan maka dokter gigi perlu merancang suatu konsep strategi serta manajemen praktik

dokter gigi agar dapat mengikuti dalam masyarakat.

Setiap dokter gigi yang akan melakukan praktik wajib memiliki SIP dan dalam

menyelenggarakan praktik wajib mengikuti standar profesi dan standar prosedur operasional

serta kebutuhan medis pasien. Standar pelayanan ini diatur dalam UU No. 29 tahun 2004

tentang Praktik Kedokteran diatur berbagai hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan

praktik.

Dalam praktik dokter gigi dibutuhkan keseriusan dalam mengelolanya, baik tahap

perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi. Untuk tahap perencanaan, mengidentifikasi

permasalahan dan menemukan jalan keluarnya perlu dilakukan untuk menilai kondisi masa

depan dokter gigi. Pasar dokter gigi sangat dipengaruhi oleh pergeseran tingkat sosial

ekonomi dan perubahan kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan gigi. Dokter gigi harus

mengetahui prinsip-prinsip dan konsep dari management praktik dokter gigi untuk diterapkan

pada bisnis praktik dokter gigi.

Pelayanan kesehatan saat ini memiliki paradigma baru yaitu menempatkan pasien

sebagai pelanggan dan menjadi fokus pelayanan, yang berarti kepuasan, keselamatan dan

kenyamanan merupakan hal utama bagi pasien. Harapan masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan mencakup pelayanan yang indikatif dan bermutu, diberikan oleh dokter dan dokter

gigi dengan sikap dan perilaku yang profesional dan bertanggung jawab. Dokter sebagai
pemberi pelayanan kesehatan harus menghargai hak-hak pasien, transparan, akuntabel dan

memperhatikan aspek hukum.

Klinik gigi berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI nomor

920/Menkes/Per/XII/1986 adalah sarana layanan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan

kepada masyarakat. Penyelenggaraan klinik gigi dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta,

dimana klinik swasta dapat berupa praktik berkelompok maupun perorangan.

Oleh karena itu, perencanaan dalam pembahasan di bawah ini adalah untuk membuat

perencanaan praktik dokter gigi dibutuhkan adanya analisis praktik. Melalui analisis praktik

ini diharapkan dokter gigi mampu menganalisis faktor-faktor dan mengidentifikasi masalah

yang dapat mempengaruhi selama proses praktik dokter gigi.

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui serta mempelajari cara

menyusun konsep praktik dokter gigi berkelompok serta penerapan manajemen praktik

dokter gigi agar tetap dapat bertahan dalam menghadapi persaingan jasa tanpa meninggalkan

etika dari kedokteran gigi itu sendiri.

Dalam Surat keputusan SKEP/034/PB PDGI/V/2008 tentang kode etik kedokteran

gigi Indonesia Pasal 3 Ayat 6 terdapat 4 model praktik kedokteran gigi. Berdasarkan hasil

diskusi, kami memutuskan untuk membuat perencaaan praktik berkelompok dokter gigi.

1.2 Situasi Lokasi Tempat Praktik

Sekelompok dokter gigi ingin praktik dengan memanfaatkan ruangan kosong di

rumah toko (ruko) yang terletak di Jl. Raya Jatinangor, Cikeruh, Jatinangor, Kabupaten

Sumedang, Jawa Barat yang dekat dengan kampus, IPDN, IKOPIN, dan tempat kost

mahasiswa/pegawai. Area ini terletak di pinggir jalan besar, posisinya berseberangan dengan

IPDN, dekat dengan ruko, perbankan, toko, klinik umum, apartemen, kost mahasiswa, dan

pusat perbelanjaan.
Pertimbangannya adalah karena mahasiswa yang tinggal dari daerah tersebut lebih

mudah untuk memeriksakan diri ke klinik karena letak yang strategis, letak dengan praktik

dokter gigi lainnya berjarak 1 km dari rencana lokasi praktik. Setting tempat dibuat

menarik dengan alat dan bahan yang memadai. Klinik dilengkapi dengan unit manajerial, unit

pelayanan (fungsional, front office, promotif medik, sterilisasi). Prinsip pelaksanaan praktik

adalah holistic and safe care dan juga good managerial. Sebagai langkah awal, penulis ingin

memiliki perawat gigi yang bertugas membantu dalam perawatan gigi kepada pasien, bagian

administrasi yang bertugas mengurusi pendaftaran pasien, mengurus bagian keuangan (kasir),

dan pengaturan rekam medis serta pembantu umum yang berfungsi sebagai CS dan juru

parkir. Rencana praktik adalah sebagai berikut:

Sebelum menentukan tempat praktik, terdapat beberapa yang harus dipertimbangkan

dan dipersiapkan, antara lain:

1. Permodalan

Menginventarisasi alat yang sudah ada dan yang belum ada.

Bangunan dan tanah kontrak dengan lokasi yang cukup strategis dengan luas

ruang praktik 3x5 m2 dan terdapat ruang tunggu yang cukup nyaman.

Dana

2. Skill

Kemampuan yang memadai untuk melakukan perawatan dengan baik, bersifat

evidence based serta mengikuti perkembangan alat dan bahan.

3. Pelayanan

Memberikan pelayanan sesuai dengan indikasi medis dan profesional serta rasa

aman dan nyaman.

4. Manajemen

Memperhitungkan feasibility cost


5. Ability to pay (daya beli masyarakat)

Indikator yang dapat digunakan adalah pendapatan per kapita terendah di

Kecamatan Jatinangor adalah sebesar Rp 15.771.731,54 per tahun atau sebesar Rp

1.314.310,96 per bulan. Daya beli masyarakat di daerah tempat yang penulis

rencanakan cukup baik, dengan pertimbangan dekat pertokoan (ruko), dan mall.

6. Willingness to pay (kemauan membayar)

Indikator yang dipakai adalah selalu ramainya pembeli di toko-toko yang

menyediakan kebutuhan tersier. Dapat dilihat dari kunjungan masyarakat ke praktik

dokter gigi.

7. Need & demand (kebutuhan dan permintaan)

Berdasarkan pengamatan pada satu praktik dokter gigi diketahui jumlah pasien

per hari sekitar 8-15 pasien (17.00 selesai). Sepengetahuan penulis, belum terdapat

banyak pelayanan kesehatan gigi yang ada disekitar, hanya beberapa tempat praktik

dokter gigi yang berjarak 1 km dan puskesmas Jatinangor yang berjarak 2 km dari

tempat praktik. Namun, pelayanan tersebut belum ada yang melayani masyarakat 24

jam. Apabila dilihat dari jumlah pasien kunjungan per hari, masyarakat di Jatinangor

memiliki tingkat kebutuhan yang tinggi terhadap perawatan dokter gigi, namun belum

diimbangi juga dengan ada pelayanan kesehatan gigi. Hal ini dapat menjadi peluang

yang besar dalam melakukan pelayanan kesehatan gigi.

8. Daerah yang potensial

Indikator tempat yang berkembang dengan baik dapat dilihat dari pertambahan

perumahan serta ekonomi tempat praktik. Kecamatan Jatinangor merupakan salah satu

tempat dengan beberapa institut dan kampus, terdapat pula objek bersejarah dan

tempat wisata.

9. Rasio Dokter Gigi dengan Jumlah Populasi


Jumlah penduduk di Jatinangor tahun 2016 berdasarkan data dari Badan Pusat

Statistik Kabupaten Sumedang adalah 112.612 jiwa, dengan tingkat pertumbuhan

penduduk tahun 2010-2015 sebesar 3,70% dan jumlah tempat praktik dokter gigi yang

ada sekitar 3, yaitu Bandung Dental Centre, Klinik Padjadjaran, dan Puskesmas

Jatinangor. Berdasarkan jumlah tersebut, diperkirakan rasio dokter gigi dan jumlah

penduduk belum cukup memadai.

10. Daya Dukung Fasilitas yang Ada

Kecamatan Jatinangor memiliki 1 rumah sakit yaitu RS Annisa Medical Center

Cileunyi yang berjarak 1,8 km dari lokasi renacana tempat praktik. Terdapat klinik

praktik umum yang memberi pelayanan kesehatan umum (dokter dan dokter spesialis)

yakni Klinik Insanimedika (1,2 km), Klinik Istra Health Care (1,3 km), Klinik

Padjadjaran Jatinangor (1,5 km), Amanda Clinic Husada (3 km), Apotek & Klinik Al

Masoem Dangdeur (1,8 km).


BAB II

GAMBARAN UMUM PRAKTIK DOKTER GIGI

2.1 Tujuan pelayanan kesehatan

Tahun Kerja
No. Goals
1 2 3 4 5 6

1. Survival X X

2. Growth X X

3. Profitability X X

2.2 Target yang diharapkan

1. Memasyarakatkan praktik dokter gigi dengan mendayagunakan seluruh sumberdaya

yang dimiliki dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang profesional.

2. Mencapai tingkat survival, dimana praktik dokter gigi berhasil menempatkan diri

sebagai pilihan tempat pelayanan kesehatan pasien sesuai jenis pelayanan yang

dibutuhkan.

3. Mencapai tingkat growth dalam kondisi persaingan usaha yang terbuka dan sehat,

sehingga mampu mandiri dalam mengembangkan usaha pelayanan kesehatan.

4. Mencapai taraf profitability dalam jangka waktu yang ditetapkan berdasarkan kondisi

objektif dan kemampuan sumberdaya yang dimiliki di daerah masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai