PENDAHULUAN
Dalam praktik kedokteran gigi, dokter gigi selalu diawasi oleh Konsul Kedokteran
Gigi Indonesia dan bekerja dibawah naungan PDGI. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak
diinginkan maka dokter gigi perlu merancang suatu konsep strategi serta manajemen praktik
Setiap dokter gigi yang akan melakukan praktik wajib memiliki SIP dan dalam
menyelenggarakan praktik wajib mengikuti standar profesi dan standar prosedur operasional
serta kebutuhan medis pasien. Standar pelayanan ini diatur dalam UU No. 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran diatur berbagai hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan
praktik.
Dalam praktik dokter gigi dibutuhkan keseriusan dalam mengelolanya, baik tahap
permasalahan dan menemukan jalan keluarnya perlu dilakukan untuk menilai kondisi masa
depan dokter gigi. Pasar dokter gigi sangat dipengaruhi oleh pergeseran tingkat sosial
ekonomi dan perubahan kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan gigi. Dokter gigi harus
mengetahui prinsip-prinsip dan konsep dari management praktik dokter gigi untuk diterapkan
Pelayanan kesehatan saat ini memiliki paradigma baru yaitu menempatkan pasien
sebagai pelanggan dan menjadi fokus pelayanan, yang berarti kepuasan, keselamatan dan
kenyamanan merupakan hal utama bagi pasien. Harapan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan mencakup pelayanan yang indikatif dan bermutu, diberikan oleh dokter dan dokter
gigi dengan sikap dan perilaku yang profesional dan bertanggung jawab. Dokter sebagai
pemberi pelayanan kesehatan harus menghargai hak-hak pasien, transparan, akuntabel dan
920/Menkes/Per/XII/1986 adalah sarana layanan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan
kepada masyarakat. Penyelenggaraan klinik gigi dilaksanakan oleh pemerintah dan swasta,
Oleh karena itu, perencanaan dalam pembahasan di bawah ini adalah untuk membuat
perencanaan praktik dokter gigi dibutuhkan adanya analisis praktik. Melalui analisis praktik
ini diharapkan dokter gigi mampu menganalisis faktor-faktor dan mengidentifikasi masalah
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui serta mempelajari cara
menyusun konsep praktik dokter gigi berkelompok serta penerapan manajemen praktik
dokter gigi agar tetap dapat bertahan dalam menghadapi persaingan jasa tanpa meninggalkan
gigi Indonesia Pasal 3 Ayat 6 terdapat 4 model praktik kedokteran gigi. Berdasarkan hasil
diskusi, kami memutuskan untuk membuat perencaaan praktik berkelompok dokter gigi.
rumah toko (ruko) yang terletak di Jl. Raya Jatinangor, Cikeruh, Jatinangor, Kabupaten
Sumedang, Jawa Barat yang dekat dengan kampus, IPDN, IKOPIN, dan tempat kost
mahasiswa/pegawai. Area ini terletak di pinggir jalan besar, posisinya berseberangan dengan
IPDN, dekat dengan ruko, perbankan, toko, klinik umum, apartemen, kost mahasiswa, dan
pusat perbelanjaan.
Pertimbangannya adalah karena mahasiswa yang tinggal dari daerah tersebut lebih
mudah untuk memeriksakan diri ke klinik karena letak yang strategis, letak dengan praktik
dokter gigi lainnya berjarak 1 km dari rencana lokasi praktik. Setting tempat dibuat
menarik dengan alat dan bahan yang memadai. Klinik dilengkapi dengan unit manajerial, unit
pelayanan (fungsional, front office, promotif medik, sterilisasi). Prinsip pelaksanaan praktik
adalah holistic and safe care dan juga good managerial. Sebagai langkah awal, penulis ingin
memiliki perawat gigi yang bertugas membantu dalam perawatan gigi kepada pasien, bagian
administrasi yang bertugas mengurusi pendaftaran pasien, mengurus bagian keuangan (kasir),
dan pengaturan rekam medis serta pembantu umum yang berfungsi sebagai CS dan juru
1. Permodalan
Bangunan dan tanah kontrak dengan lokasi yang cukup strategis dengan luas
ruang praktik 3x5 m2 dan terdapat ruang tunggu yang cukup nyaman.
Dana
2. Skill
3. Pelayanan
Memberikan pelayanan sesuai dengan indikasi medis dan profesional serta rasa
4. Manajemen
1.314.310,96 per bulan. Daya beli masyarakat di daerah tempat yang penulis
rencanakan cukup baik, dengan pertimbangan dekat pertokoan (ruko), dan mall.
dokter gigi.
Berdasarkan pengamatan pada satu praktik dokter gigi diketahui jumlah pasien
per hari sekitar 8-15 pasien (17.00 selesai). Sepengetahuan penulis, belum terdapat
banyak pelayanan kesehatan gigi yang ada disekitar, hanya beberapa tempat praktik
dokter gigi yang berjarak 1 km dan puskesmas Jatinangor yang berjarak 2 km dari
tempat praktik. Namun, pelayanan tersebut belum ada yang melayani masyarakat 24
jam. Apabila dilihat dari jumlah pasien kunjungan per hari, masyarakat di Jatinangor
memiliki tingkat kebutuhan yang tinggi terhadap perawatan dokter gigi, namun belum
diimbangi juga dengan ada pelayanan kesehatan gigi. Hal ini dapat menjadi peluang
Indikator tempat yang berkembang dengan baik dapat dilihat dari pertambahan
perumahan serta ekonomi tempat praktik. Kecamatan Jatinangor merupakan salah satu
tempat dengan beberapa institut dan kampus, terdapat pula objek bersejarah dan
tempat wisata.
penduduk tahun 2010-2015 sebesar 3,70% dan jumlah tempat praktik dokter gigi yang
ada sekitar 3, yaitu Bandung Dental Centre, Klinik Padjadjaran, dan Puskesmas
Jatinangor. Berdasarkan jumlah tersebut, diperkirakan rasio dokter gigi dan jumlah
Cileunyi yang berjarak 1,8 km dari lokasi renacana tempat praktik. Terdapat klinik
praktik umum yang memberi pelayanan kesehatan umum (dokter dan dokter spesialis)
yakni Klinik Insanimedika (1,2 km), Klinik Istra Health Care (1,3 km), Klinik
Padjadjaran Jatinangor (1,5 km), Amanda Clinic Husada (3 km), Apotek & Klinik Al
Tahun Kerja
No. Goals
1 2 3 4 5 6
1. Survival X X
2. Growth X X
3. Profitability X X
2. Mencapai tingkat survival, dimana praktik dokter gigi berhasil menempatkan diri
sebagai pilihan tempat pelayanan kesehatan pasien sesuai jenis pelayanan yang
dibutuhkan.
3. Mencapai tingkat growth dalam kondisi persaingan usaha yang terbuka dan sehat,
4. Mencapai taraf profitability dalam jangka waktu yang ditetapkan berdasarkan kondisi