Sebagai langkah awal untuk pendirian klinik di Korean Center, maka disusunlah
studi kelayakan untuk menganalisis kelayakan proyek Klinik Rumah Hati untuk
memastikan dan menjabarkan visi dan misi dari Klinik Rumah Hati sekaligus
gambaran bagaimana strategi atau langkah-langkah mencapai visi tersebut.
I.1.5 Pembatasan
Penyusunan proposal ini merupakan interpretasi dan analisis kami atas
data dan informasi yang diperoleh dan tersedia yang kami anggap benar
pada saat penyusunan proposal ini dilakukan. Asumsi asumsi yang
digunakan mungkin tidak lagi berlaku apabila terjadi sesuatu atau kondisi
tertentu yang mempengaruhi ketepatan asumsi asumsi tersebut, seperti
diberlakukannya peraturan peraturan pemerintah yang baru maupun
perubahan perubahan penting di bidang politik, sosial dan ekonomi.
Proposal ini ditujukan kepada pihak penyandang dana dalam rangka
pendirian Klinik Rumah Hati.
Proposal ini tidak bertujuan untuk disirkulasikan atau didistribusikan secara
umum dan tidak untuk direproduksi serta digunakan untuk tujuan lain,
kecuali atas persetujuan Medex Health Care secara tertulis. Medex Health
Care tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kehilangan yang diderita
akibat penggunaan oleh pihak lain tanpa persetujuan kami secara tertulis.
N
Keterangan Status
o
1 Rumah Sakit Medistra Swasta
2 Rumah Sakit Tebet Swasta
3 Rumah Sakit MMC Swasta
4 RSIA Hermina Jatinegara Swasta
5 Klinik Advent Swasta
6 Korean Medical Center Swasta
3. Risiko Persaingan
Dalam hal memasuki pasar, Klinik Rumah Hati menghadapi persaingan
yang ketat, tidak saja dari Rumah Sakit lain yang berada jakarta selatan
daerah pancoran, tetapi juga yang berada di luarnya, misalnya : Jakarta
timur dan Jakarta pusat. Oleh karena itu Klinik Rumah Hati harus
melakukan strategi pemasaran yang insentif.
2. Kelemahan (Weakness)
Klinik Rumah Hati merupakan klinik baru, sehingga belum memiliki
Brand name.
Luas lahan yang terbatas, menyulitkan pengembangan Klinik.
Belum memiliki dokter tetap yang akan berpraktek di Klinik Rumah Hati.
3. Kesempatan (opportunity)
Meningkatnya kebutuhan akan fasilitas dan kualitas pelayanan
kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat.
Berkembang dan bertambahnya tingkat kesejahteraan dan
kesadaran konsumen merupakan peluang bagi sarana layanan
kesehatan yang dapat memberikan pelayanan yang prima.
Belum adanya klinik-klinik sekitar yang memiliki palayanan kesehatan
yang memadai.
II.1 Visi
II.2 Misi
1. Memberikan pelayanan terbaik dengan selalu berupaya meningkatkan
kualitas SDM.
2. Mengembangkan layanan unggulan.
3. Melakukan upaya menjadi institusi andalan dengan berlandaskan
prinsip yang dikelola secara sosioekonomi.
1 PraKS : 0%
2 KS 1 : 10%
3 KS 2 : 50%
4 KS 3 : 30%
5 KS 3+ : 10%
Kategori yang digunakan adalah kategori standar yang banyak digunakan oleh
pemerintah untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan dimulai dari pra keluarga
sejahtera atau miskin sampai golongan keluarga sejahtera 3+ atau kaya. Fasilitas
dan interior yang disiapkan juga sebaiknya mendukung kelompok tersebut. Lokasi
Klinik Rumah Hati sendiri sudah sangat mendukung untuk mentargetkan mereka
karena Jakarta Selatan sendiri memiliki jumlah keluarga miskin yang paling sedikit
di provinsi DKI Jakarta dan jumlah tersebut semakin berkurang dari tahun ke
tahun, begitu juga dengan Jakarta Barat seperti dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
Selain itu, Karena letak Klinik berada di gedung Korean Center, komunitas warga
Korea yang berada di sekitaran Pancoran, tebet dan mampang menjadi sasaran
dan target pasar Klinik Rumah Hati, dengan jumlah sekitar 15.000 jiwa di Jakarta.
(data imigrasi 2005)
Karena berasal dari Balanced Scorecard, tidak heran jika Strategy Map juga
memiliki empat perspektif. Bagi Klinik Rumah Hati yang akan dikelola secara
profesional, peningkatan profitabilitas menjadi fokus yang perlu diperhatikan.
Karena itu perspektif financial berada pada urutan paling atas dari Strategy Map.
Seperti terlihat pada Gambar di bawah ini, ada beberapa lingkaran dalam
setiap perspektif. Lingkaran ini adalah berbagai tindakan yang harus diambil oleh
Eko S.Nugroho. | Proposal Pembangunan Klinik Rumah Hati 13
pihak manajemen agar dapat mencapai visi dari rumah sakit. Tindakan tindakan
ini kita kenal dengan sebutan objectives.
Korean Community
Gambar
Strategy Map KRH
Financial Perspective
KRH akan dikelola secara professional di bawah pengawasan dari Yayasan
Rumah Hati, karena itu penting bagi YRH untuk bisa memonitor peningkatan
profitabilitas dari KRH dan juga returnnya bagi YRH.
Untuk bisa meningkatkan profitabilitas, salah satu yang bisa dilakukan adalah
meningkatkan revenue. Untuk itu peningkatan revenue menjadi tujuan kedua
dalam perspektif financial. Peningkatan revenue dilakukan dengan melayani
kelompok-kelompok dengan kebutuhan yang tinggi akan layanan kesehatan, yaitu
usia reproduksi (15-39 tahun) dan lansia (50-64 tahun). Kelompok tersebut
menjadi sasaran, karena saat ini di catchment area KRH, populasi paling besar
adalah dari kelompok umur 20 29 tahun. Selain itu kelompok usia lansia,
walaupun saat ini jumlah populasinya kecil, tetapi tingkat pertumbuhannya sangat
tinggi dibanding kelompok umur yang lain sehingga dalam 10 tahun ke depan pasti
akan memiliki volume yang signifikan.
Karena itu penting bagi KRH untuk dapat menyediakan layanan yang dibutuhkan
oleh kelompok umur tersebut diantaranya: kebidanan dan kandungan serta
kedokteran keluarga dan komunitas (health plan) dan bagi manula layanan
geriatric care.
Perspektif Customer
Dari pengguna asuransi tersebut, lebih dari 50% adalah pengguna Askes, diikuti
dengan Jamsostek. Karena itu penting bagi KRH untuk bisa bekerjasama dengan
provider-provider tersebut.
Salah satu trend yang berkembang di masyarakat saat ini adalah penyembuhan
menyeluruh mind. body, and soul. Trend ini sejalan dengan meningkatnya
kesadaran akan hidup sehat dan juga dengan semakin tingginya tingkat stress
akibat pekerjaan dan berbagai hal lainnya. Terutama mereka yang berada pada
Generasi Y (usia 20 34 tahun) dimana mereka lebih kritis, pekerja keras, dan
akses terhadap informasi sangat luas. Karena itu penting bagi BMC untuk dapat
memberikan pendekatan holistic bagi mereka dalam artian preventif, promotif, dan
kuratif. Layanan kedokteran keluarga dan komunitas (health plan) bisa menjawab
hal tersebut.
Perspektif Internal
Jika pada perspektif sebelumnya pembahasan difokuskan pada customer,
perspektif ini akan difokuskan pada internal organisasi. Pada perspektif ini akan
dibahas apa saja yang perlu dilakukan dalam organisasi untuk memberikan
layanan yang dikehendaki kelompok customer di atas.
Untuk dapat memberikan kualitas layanan medis yang baik, KRH harus
dapat menciptakan clinical excellence. Ada 7 hal yang perlu dilakukan untuk
bisa mendapatkan clinical excellence ini yaitu:
1. Memiliki dokter dan dokter spesialis full timer yang mencukupi, yaitu: anak,
kebidanan dan kandungan,dokter umum dan dokter gigi.
2. Menjalin kerjasama dengan layanan kesehatan lain baik dalam negri
maupun di luar negri terutama dalam hal pertukaran dan pengembangan
ilmu pengetahuan.
3. Terus mereview dan memperbaiki SOP klinis yang dimiliki.
4. Mengembangkan patient safety.
5. Menyediakan peralatan penunjang secukupnya.
6. Mengembangkan medical staff by laws yang baik dan diikuti oleh seluruh
staff medis.
Kesemuanya itu harus dapat dikembangkan dan dilakukan dengan sangat baik
oleh KRH dalam rangka mencapai clinical excellence.
Menjalin kerjasama dengan rumah sakit dalam dan luar negri sebagai
rujukan bagi pelanggan yang membutuhkan. KRH harus dapat memberikan
informasi jika pelanggan menghendaki perawatan di sarana lain baik dalam
dan di luar negri, rumah sakit mana yang sesuai untuk mereka, berapa
perkiraan biayanya, dan tentu saja membantu membuatkan appointment
agar setibanya pasien disana, semua sudah pasti dan jelas
Kerjasama yang luas dengan perusahaan asuransi juga menjadi salah satu
kunci dalam memberikan layanan terbaik bagi pelanggan, perlu juga
diusahakan agar proses claim tidak berbelit-belit.
Berikutnya adalah pelayanan yang lebih luas lagi tidak hanya sekedar
kuratif tetapi juga preventif dan promotif melalui program kesehatan
masyarakat dan kedokteran keluarga. Dengan begitu KRH akan lebih dekat
dan fokus pada masyarakat.
Standard service excellence juga perlu dikembangkan dan dijalankan
dengan fokus pada layanan yang compassion. Standar ini minimal
menyamai dengan standard service excellence yang biasa kita jumpai di
berbagai bank ternama di Indonesia.
Di masa krisis, banyak perusahaan yang terpaksa membatasi biaya
promosi mereka. Sebagai gantinya mereka lebih fokus pada pelanggan
yang loyal. KRH juga harus bisa memberikan sesuatu yang lebih bagi
pelanggan loyal mereka sehingga pelanggan tersebut akan terus kembali
ke KRH jika membutuhkan layanan kesehatan. Untuk itu KRH harus
membuat program customer retention.
Ada tiga objective dalam pespektif ini yaitu: peningkatan profit, peningkatan
revenue, dan peningkatan efisiensi. Peningkatan revenue dipantau melalui jumlah
revenue per tahun (Rp.) dan persentase peningkatannya (%). Hal ini sudah
cukup jelas, dengan indikator jumlah revenue per tahun dan revenue growth per
tahun, kita bisa menetapkan target dan memonitor perkembangan dari
peningkatan revenue.
Bagi komunitas warga Korea, beberapa hal penting yang perlu ditangkap
adalah masukan mereka dalam hal: kecepatan layanan KRH, kemudahan
administrasi, kualitas layanan medis, dan pelayanan customer service.
Kesemuanya itu harus tercantum dalam survey kepuasan pelanggan. Sebagai
contoh untuk mengetahui kemudahan layanan administrasi bisa ditanyakan
apakah anda setuju dengan pernyataan berikut ini, layanan administrasi bagi
Warga Korea di KRH sangat mudah. Jawaban yang tersedia mulai dari sangat
tidak setuju sampai sangat setuju.
Bagi masyarakat umum hal penting yang perlu dimonitor adalah: kecepatan
layanan, kualitas layanan medis, pelayanan customer service, harga yang
value for money, cakupan asuransi, dan pendekatan holistic. Sebaik apa KRH
dapat memberikan kesemua hal tersebut dari sudut pandang customer.
Bagi perusahaan rekanan hal penting yang perlu dimonitor adalah: kecepatan
layanan, kualitas layanan medis, pelayanan customer service, dan billing
yang cepat dan akurat.
Implementasi dari MSBL yang disusun dilihat dari kepatuhan para staff
medis terhadap MSBL tersebut. Adalah tugas dari manajemen untuk semakin
mengurangi pelanggaran-pelanggaran pada MSBL, karena itu indikator yang
dimonitor adalah jumlah pelanggaran MSBL yang terjadi. Kecukupan dan
kelangkapan dari peralatan medis dapat selalu kita pantau melalui employee
satisfaction survey terhadap kelengkapan alat medis, tentu yang diinginkan
adalah agar score survey tersebut semakin tinggi. Survey ini diedarkan di internal
KRH terutama pada para staff medis. Perlu dikembangkan pertanyaan yang
sesuai dan hindari terjadinya ajang penuntutan alat akibat pertanyaan survey yang
salah atau kurang sesuai. Patient safety dapat kita monitor dari clinical incident
report. Jumlah insiden harus semakin berkurang dan pengulangan insiden yang
sama juga harus diminimasi.
Kerjasama dengan perusahaan asuransi dari sisi internal dapat dinilai melalui
jumlah perusahaan asuransi yang memiliki MOU dengan KRH. Targetnya dari
tahun ke tahun harus terus bertambah. Holistic approach, karena ini merupakan
suatu pendekatan atau produk yang kita tawarkan, maka yang bisa menilai adalah
customer melalui survey kepuasan pelanggan. Pelaksanaan service excellence
dinilai melalui kepatuhan staff terhadap SOP service excellence. Sama seperti
sebelumnya, bentuk konkrit untuk hal ini adalah penilaian kinerja perorangan dan
tentu berkaitan dengan insentif. Customer retention dimonitor melalui jumlah
pelanggan loyal KRH. Jika pelanggan loyal semakin meningkat maka bisa
dikatakan secara internal sudah berhasil melakukan program tersebut.
Penyusunan sistem-sistem SDM dan implementasi CIS adalah one time project,
jadi yang perlu dimonitor adalah ketepatan project tersebut dengan jadwal yang
sudah direncanakan. Kesuksesan pelatihan service excellence dilihat dari
persentasi kehadiran peserta dibandingkan dengan rencana yang sudah
ditetapkan, begitu juga dengan pelatihan-pelatihan untuk menciptakan budaya
yang profesional. Hasil dari pelatihan itu sendiri juga perlu dimonitor untuk melihat
apakah staff mengimplementasikan pelatihan tersebut atau tidak. Monitoring
tersebut dilakukan melalui performance appraisal staff.
Masyarakat umum :
Customer Satisfaction Score: Baseline +10% +15%
Kecepatan layanan
Kualitas Layanan Medis
Kemudahan administrasi
Customer Layanan customer service
Perspective Harga yang value for money
Cakupan asuransi
Pendekatan holistik
Perusahaan rekanan:
Corporate Sastisfation Score: Baseline +10% +15%
Kecepatan layanan
Kualitas Layanan Medis
Kemudahan administrasi
Layanan customer service
Akurasi billing
Operational Excellence:
Employee satisfaction score baseline +10% +10%
Tingkat kepatuhan pada SOP
akuntansi keuangan 65% 85% 98%
Jumlah error dalam audit
keuangan baseline -15% -15%
Target bagi indikator jumlah revenue (Rp.), revenue growth (%), dan ROE (%),
disesuaikan dengan proyeksi keuangan yang akan dibahas pada bab berikut.
Penyediaan Sarana dan prasarana untuk Klinik Rumah Hati terdiri dari 4 aspek
yaitu :
1. Renovasi ruangan
2. Pengadaan alkes
3. Penyediaan non medis
Dalam rangka penyediaan Sarana dan Prasarana ini, akan dibentuk Panitia
Pengadaan Barang dan Jasa yang ditentukan oleh Yayasan Rumah Hati selaku
pengawas Klinik Rumah Hati. Panitia terdiri dari unsur- unsur perwakilan Yayasan,
dan Konsultan Manajemen Klinik.
BAB IV
A. Modal Investasi
a. Sewa Ruangan
Sewa ruangan seluas 150 m2 dengan biaya sewa per tahun sebesar
Rp.60.000.000,- (enampuluh juta rupiah). Biaya renovasi ruangan termasuk
desain interior dan pemasangan mechacical electrical dengan biaya per
satuan Rp. 2.000.000./ m2 sehingga total biaya menjadi Rp300.000.000,-
(tiga ratus juta rupiah)
Nilai Investasi yang dibutuhkan untuk memenuhi sarana dan prasarana di Klinik
Rumah Hati yaitu :
D. Analisa Investasi
Dengan menggunakan asumsi terhadap seluruh aspek pembiayaan, kinerja dari
setiap program layanan, serta dilakukan perhitungan proyeksi selama 5 tahun,
analisa investasi Klinik Rumah Hati sebagai berikut :
INDIKATOR NORMAL/PROPORSI
Kesimpulan dari studi kelayakan (aspek teknis dan aspek financial) menunjukkan
bahwa pembangunan Klinik Rumah Hati adalah LAYAK direalisasikan.