MT. PEMATANG
SKRIPSI
Untuk Ujian Akhir Semester Praktek atau UAS (P)
Metodologi Penelitian
Disusun Oleh :
NAUFAL AHMAD TSANI
NIT. 582111218030 T
i
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tua, kualitas air yang buruk, dan kelalaian engineer dalam melakukan
perawatan. Sebuah ketel uap harus cukup kuat supaya dapat bekerja dengan
aman pada tekanan tertentu karenanya juga harus dapat dilengkapi pesawat-
pesawat keamanan.Perawatan dalam segi operasional yang sudah
direncanakan meliputi pengopakan, mematikan dan menjalankan alat-alat
yang berhubungan dengan ketel uap bantu kemudian perawatan bagianbagian
utama ketel uap bantu yang meliputi antara lain: air pengisian ketel, burner,
F.D Fan/Blower, kran-kran dan alat penunjang lainnya. Dengan perawatan
yang baik selain dapat menjamin kelancaran pengoperasian kapal, juga dapat
menjadikan ketel uap menjadi tahan lama dan mengurangi terjadinya
kerusakan-kerusakan pada bahan. Dan apabila kondisi seperti ini bisa
terlaksana dengan baik maka akan mengurangi perbaikan-perbaikan yang
mungkin memerlukan penggantian suku cadang. Pada umumnya prinsip
kerja boiler cukup sederhana dan sama seperti pada saat kita sedang
mendidihkan air menggunakan panci. Proses pendidihan air ini akan selalu
diiringi proses perpindahan panas serta melibatkan bahan bakar, udara,
material wadah air, serta air itu sendiri. Dalam tahapannya terbagi lagi
menjaditiga jenis perpindahan panas yang sudah sangat familiar dengan kita
yakni konduksi, konveksi, dan radiasi. Proses pertama adalah konduksi, di
mana ini terjadi saat boiler mendapatkan energi panas untuk mengubah air
menjadi uap dari penghantar panas. Selanjutnya, Bahan bakar gas yang
mengandung energi panas terus mengalir ke sisi knalpot mengikuti bentuk
boiler. Panas yang terkandung dalam gas buang diserap oleh permukaan
tabung ketel dan dipindahkan ke air di dalam tabung. Air secara bertahap
mengubah fase menjadi uap basah (jenuh) dan selanjutnya dapat bertransisi
menjadi uap kering (super panas).
B. Perumusan Masalah
Menurut Sugiyono (2017 : 2) yang dimaksud dengan metode penelitian
tersebut diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori
yang telah di rangkum menjadi suatu rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan. Berdasarkan latar belakang yang telah di
uraikan di atas, permasalahan di atas kapal didaapat perumusan masalah
sebagai berikut :
1. Faktor–faktor apa yang menimbulkan kebocoran pipa boiler
di kapal MT. Pematang?
2. Apa dampak dari kebocoran pipa boiler di kapal MT.
Pematang?
3 . Bagaimana upaya penanggulangan kebocoran pipa boiler di
kapal MT. Pematang?
4
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan tentang masalah ini, penulis menyadari
keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan dikuasai serta waktu
penelitian. Maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam
skripsi ini, yaitu :
1. Mengidentifikasi faktor kebocoran pipa auxiliary boiler.
2. Dampak dari kebocoran pipa auxiliary boiler
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan antara lain :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan terjadinya
kebocoran pipa boiler.
2. Untuk mengetahui dampak dari bocornya pipa boiler.
3. Untuk mengetahui upaya penanggulangan dari bocornya pipa boiler.
E. Manfaat Penelitian
Kualitas kandungan air pada boiler sangat berpengaruh
terhadap kebocoran pipa boiler yang berakibat buruk terhadap segala
aktifitas kapal, maka dari itu perawatan secara rutin boiler harus di
optimalkan untuk menjaga kinerja boiler tetap stabil. Khususnya kepada
taruna pelayaran di Indonesia untuk menjadi bahan saran ataupun ide jika
menemui masalah yang sama.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan jalan penulisan dalam membahas permasalahan yang
Penulis amati, maka sangat diperlukan sistematika dalam penulisannya .
Adapun susunannya adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika
Penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yang
berisikan teori-teori atau pemikiranpemikiran yang melandasi judul
penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga menjadi
kesatuan utuh yang mampu dijadikan landasan penyusunan
kerangka pemikiran, atau istilah lain yang dianggap penting.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan pustaka
Menurut Djokosetyardj M.J (1990), boiler merupakan alat yang digunakan
untuk menghasilkan uap/steam untuk berbagai keperluan sedangkan Boiler
adalah sebuah konteiner dimana diberi air dan dipanaskan, sehingga air
mendidih dan menguap terus menerus menjadi uap. (Malek 2004, 2). Boiler
adalah salah satu jenis bejana yang tertutup dan memiliki fungsi utama
sebagai alat konversi energi dari air menjadi uap. Bejana ini mampu
membentuk uap dengan tekanan lebih dari 1 atmosfir dengan cara
memanaskan air yang ada di dalamnya menggunakan gas-gas steam hasil
dari hasil pembakaran. Singkatnya, alat ini mengubah energi kimia menjadi
energi lain menghasilkan tenaga untuk kerja dan dirancang untuk melakukan
atau mentransfer panas dari sumber bahan bakar, yang biasanya berupa
bahan bakar yang terbakar.
Jenis Boiler berdasarkan fungsinya
1. Main Boiler : “Menurut Hanavie (2012), ketel uap induk yaitu suatu
instalasi uap utama yang digunakan sebagai penggerak turbin-turbin uap
yang akan memutar baling-baling kapal, sehingga kapal dapat bergarak maju
atau mundur.”
2. Auxlary Boiler : Menurut Hanavie (2012), ketel uap bantu yaitu suatu
instalasi uap yang digunakan sebagai pemanas tanki bahan bakar, pemanas
ruangan, pemanas untuk galley atau dapur, serta sebagai penggerak mesin-
mesin bantu di atas kapa
Jenis Boiler berdasarkan cara kerjanya
1. Water Tube Boiler
Dalam ketel tabung air, air umpan ketel mengalir melalui tabung ke dalam
drum. Gas bahan bakar memanaskan air yang bersirkulasi, menyebabkan uap
terbentuk di area uap drum. Ketel ini dipilih pada saat kebutuhan uap dan
tekanan uap sangat tinggi, seperti pada ketel listrik. Ketel tabung air canggih
dirancang untuk produksi uap 4.500-12.000 kg/jam pada tekanan sangat
6
tinggi. Banyak boiler tabung air dibangun dalam bundel ketika bahan bakar
minyak dan gas digunakan. Bukan kebiasaan merancang paket untuk boiler
pipa air yang menggunakan bahan bakar padat.
2. Fire Tube Boiler
Dalam fire tube boiler, gas panas mengalir melalui tabung dan air umpan
ketel berada di dalam selubung untuk diubah menjadi uap. Boiler ini
umumnya digunakan untuk kapasitas steam yang relatif kecil pada tekanan
steam rendah atau sedang. Sebagai panduan, boiler tabung api dengan laju
uap hingga 12.000 kg/jam dan tekanan hingga 18 kg/cm2 adalah kompetitif.
Jenis ini dapat menggunakan bahan bakar minyak, gas atau bahan bakar
padat untuk pengoperasiannya.
Apendasi ketel merupakan alat-alat kelengkapan ketel uap yang dapat
bekerja sendiri dan dipasang dengan maksud utnuk menjamin agar ketel uap
dapat bekerja dengan aman. Untuk ketel uap tidak harus mempunyai macam
dan jumlah apendase yang sama. Tetapi disesuaikan menurut keadaan dan
ketentuan yang berlaku. Beberapa alat-alat keamanan pada boiler yaitu :
1. Drum Ketel
Drum ketel berfungsi sebagai reservoir air panas dan sebagai tempat
pembangkit uap. Di dalamnya berisi steam dan air jenuh dengan
perbandingan 50% air dan 50% steam.
Drum ketel dibagi sedemikian rupa sehingga air tidak bergerak bersama uap.
Air bersuhu rendah tenggelam ke dasar dan air bersuhu tinggi naik ke atas
lalu menguap.
2. Furnace (Tungku Pengapian)
Pada bagian ini dibakar bahan bakar yang merupakan sumber panas, proses
penyerapan panas dengan media air terjadi melalui tabung yang dialiri air,
tabung tersebut ditempelkan pada dinding tungku. Di dalam tungku, ruang
bakar terbagi lagi menjadi dua bagian, terdiri dari ruang pertama dan ruang
kedua. Pada chamber pertama, pemanasan langsung disediakan oleh sumber
panas yang diserap oleh pipa, sedangkan pada chamber kedua, panas yang
diserap di bagian atas berasal dari udara panas hasil proses pembakaran di
chamber pertama. Tugas dari ruang pemanas kedua ini adalah menyerap
limbah dari ruang pemanas pertama, sehingga energi panas yang terbuang
percuma tidak menjadi terlalu besar, dan mengatur suhu cairan yang
dipanaskan di ruang pertama. ke dalam ruangan agar tidak mengalami
kehilangan panas yang berlebihan.
3. Superheater
Komponen ini memiliki tempat pengeringan steam, karena steam yang
7
keluar dari badan boiler masih basah sehingga tidak dapat digunakan.
Pemanas tubular digunakan pada preheater, yang dipanaskan hingga suhu
260-350°C. Pada suhu ini, uap mengering dan dapat digunakan untuk
menggerakkan turbin dan peralatan lainnya.
4. Airheater
Selanjutnya, adalah airheater yang merupakan alat yang memanaskan udara
yang digunakan untuk meniup/menghembuskan bahan bakar sehingga
terbakar sempurna. Sebelum melewati pemanas udara, udara yang
dihembuskan memiliki suhu yang sama dengan suhu udara normal (suhu
luar), yaitu 38 °C. Namun setelah melewati pemanas udara, suhu udara naik
menjadi 230 °C untuk menghilangkan kandungan air yang dikandungnya,
karena uap air dapat mengganggu proses pembakaran.
5. Economizer
Fungsi economizer adalah untuk menyerap panas dari gas hasil pembakaran
setelah melewati superheater. Pemanasan air ini berlangsung sedemikian
rupa sehingga perbedaan temperatur antara air pengisi dan air di dalam drum
boiler tidak terlalu besar, sehingga tidak terjadi thermal stress (tegangan
akibat pemanasan) di dalam drum utama. Selain itu, dengan menggunakan
sisa bahan bakar gas, efisiensi boiler meningkat dan proses pembangkitan
uap dipercepat.
6. Sight Glass (Gelas Penduga)
Gelas penduga ini dipasang pada drum bagian atas. Sight glass digunakan
agar kita dapat mengetahui ketinggian air yang berada di dalam drum.
Tujuannya adalah untuk memudahkan kita dalam mengontrol ketinggian air
dari dalam ketel selama boiler sedang beroperasi. Untuk menggunakannya,
gelas ini wajib dicuci secara berkala untuk menghindari terjadinya
penyumbatan yang dapat membuat level air tidak dapat dibaca.
7. Safety Valve (Katup Pengaman)
Komponen yang satu ini digunakan untuk membuang uap apabila tekanan
uap telah melebihi batas maksimal atau batas yang ditetapkan. Safety valve
ini bisa diatur sesuai dengan aspek maksimum yang telah ditentukan. Katup
ini terdiri dari dua jenis. Yang pertama adalah katup pengaman uap basah,
biasanya diatur pada tekanan 21 kg per cm kuadrat. Yang kedua adalah
katup pengaman uap kering, umumnya diatur pada tekanan 20,5 kg per cm
kuadrat. Safety valve ini bisa diatur sesuai dengan aspek maksimum yang
telah ditentukan.
8
beberapa jenis keausan dan kerusakan mekanis yang terjadi pada boiler :
1. Keausan atau erosi: Aliran fluida yang cepat dan tekanan tinggi dalam
boiler dapat menyebabkan keausan atau erosi pada permukaan logam. Ini
dapat mengakibatkan penipisan dinding pipa atau komponen lainnya, yang
pada gilirannya dapat menyebabkan kebocoran atau kelemahan struktural.
2. Retakan: Tekanan dan suhu yang berfluktuasi secara berulang dalam
operasi boiler dapat menyebabkan retakan pada logam. Retakan ini bisa
bersifat kecil seperti retakan permukaan atau lebih serius seperti retakan
melintang yang mengancam integritas struktural boiler.
3. Deformasi termal: Perubahan suhu yang cepat dan ekstrem dalam boiler
dapat menyebabkan deformasi termal pada komponen, seperti pipa atau
tabung. Hal ini bisa mengakibatkan retakan, kebocoran, atau bahkan
kegagalan struktural jika tidak ditangani dengan baik.
4. Kegagalan tabung: Tekanan tinggi dan suhu yang ekstrem dapat
menyebabkan kegagalan tabung boiler. Hal ini bisa termasuk kebocoran
pada sambungan tabung, retakan pada dinding tabung, atau bahkan pecahnya
tabung.
5. Kerusakan pada katup dan klep: Vibrasi atau beban yang berlebihan
dapat menyebabkan keausan, kebocoran, atau kerusakan pada katup dan klep
yang mengatur aliran fluida dalam boiler. Ini dapat mengurangi efisiensi
operasi atau bahkan menyebabkan gangguan operasional.
Metode yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah
metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah prosedur
pemecahan masalah atau kejadian yang diselidiki dengan
menggambarkan subjek atau objek yang pada penulisan ini terjadi di atas
kapal sesuai kondisi saat itu dimana terjadinya kebocoran pipa pada MT.
PEMATANG. Dengan teknik analisis ini diharapkan skripsi ini dapat
menghasilkan pemecahan masalah terhadap permasalahan mengenai
burner ketel uap yang dibahas dalam skripsi ini.
Dibawah ini merupakan beberapa konsep yang digunakan untuk
melakukan penelitian antara lain :
a. Studi Kasus
Penelitian yang telah dilakukan oleh penulis berdasarkan pengalaman
praktek diatas kapal mengenai masalah yang terjadi dalam studi kasus
ini akan menyebutkan mengenai masalah-masalah yang terjadi pada
saat kapal dalam pelayaran.
1) Faktor–faktor apa yang menimbulkan kebocoran pipa boiler di
kapal MT. Pematang?
2) Apa dampak dari kebocoran pipa boiler di kapal MT.
PEMATANG?
3) Bagaimana upaya penanggulangan kebocoran pipa boiler di kapal
MT. PEMATANG?
b. Pemecahan Masalah
Dari beberapa masalah di atas terjadi sesuai dengan penelitian yang
dilakukan selama praktek di atas kapal bahwa disetiap masalah pasti
ada penyebab masalah tersebut dan sebab dari masalah tersebut. Oleh
karena itu, untuk mencari solusi pemecahahan masalah harus sesuai
dengan fakta-fakta yang terjadi antara lain sebagai berikut :
c. Deskripsi Kualitatif
Deskripsi kualitatif ini berfungsi untuk memahami dalam suatu
penjelasan masalah, terhadap suatu penggambaran atau deskripsi.
Tentang bagaimana awal mula masalah tersebut terjadi dan penyebab
apa saja sehingga permasalahan itu muncul. Dengan mempelajari
ketel uap di atas kapal MT.PEMATANG maka diharapkan dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian pada
skripsi ini.
a. Observasi
Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan
maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari
sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah
diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang
dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian, yang kemudian hasil
pengamatan akan disimpulakan dengan sistematika yang terperinci
sehingga data yang diperoleh bersifat objektif adanya.
b. Wawancara
Pengumpulan data dengan melalui teknik wawancara ini dilakukan
untuk memperoleh informasi secara langsung melalui tanya jawab.
Kegiatan wawancara ini dilakukan terhadap para masinis dan oiler
yang sedang berdinas jaga tepatnya ketika sedang dalam
pengoperasian ketel uap saat kapal sedang dalam pelayaran dilaut
ataupun dipelabuhan. Adapun masalah yang sedang diungkapkan
dalam wawancara tersebut adalah penyebab kebocoran pipa boiler.
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang menjadi topik pembahasan
di dalam wawancara yang dilakukan penulis:
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan kepada subjek penelitian tetapi dengan mengkaji
dan mempelajari dokumen-dokumen yang sudah tersedia. Dalam hal
ini dokumen-dokumen yang sudah tersedia. Dalam hal ini dokumen-
dokumen yang ada diatas kapal khususnya semua buku referensi yang
mendukung semua operasional ketel uap yang sesuai dengan buku
panduan pengoperasian (instructionmanualbook) dan buku dari
penerbit lain.
Adapun dokumen yang menjadi sumber pendukung dalam proses
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) EngineLogBook (Buku catatan harian kegiatan dikamar mesin)
2) Monthlyreports (buku catatan bulanan yang harus dilapor)
3) Boiler Manual book (Buku panduan operasional ketel uap
dari pembuat) SUBJEK PENELITIAN