Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KEBOCORAN PIPA BOILER DI KAPAL

MT. PEMATANG

SKRIPSI
Untuk Ujian Akhir Semester Praktek atau UAS (P)
Metodologi Penelitian

Disusun Oleh :
NAUFAL AHMAD TSANI
NIT. 582111218030 T

PROGRAM STUDI TEKNIKA DIPLOMA


IV POLITEKNIK ILMU PELAYARAN
SEMARANG
2023

i
2

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Boiler merupakan salah satu dari beberapa pesawat bantu yang ada di


kapal. Fungsi Boiler adalah sebuah bejana tertutup, yang dapat membentuk
uap dengan tekanan lebih dari 1 atmosfir, yaitu dengan jalan memanaskan air
ketel yang ada di dalamnya dengan gas-gas steam dari hasil pembakaran.saat
ini di kapal-kapal, terutama kapal tanker membutuhkan instalasi tenaga uap.
Boiler di kapal berfungsi untuk mengubah air menjadi uap. Boiler biasanya
di pakai sebagai mesin penggerak utama dan permesinan bantu untuk
peralatan pemanas. Perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan
air yang berada di dalam pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari hasil
pembakaran bahan bakar. Uap yang di hasilkan boiler mempunyai tekanan
dan temperature yang tinggi, jumlah produksi uap tergantung pada panas,
laju aliran, dan panas pembakaran yang di berikan. Tujuan dilakukannya
penelitian adalah untuk mencari tahu faktor Kebocoran pada pipa boiler,
untuk mengetahui dampak dari kebocoran pipa boiler, untuk mengetahui
upaya penanggulangan dari kebocoran pipa boiler. Metode yang digunakan
adalah deskriptif kualitatif. Data-data yang digunakan dari data primer dan
sekunder. Data primer berupa wawancarasedangkan data sekunder berupa
studi pustaka dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penyebab utama Kebocoran pipa boiler di kapal MT. Pematang adalah usia
besi yang sudah tua, terjadinya korosi pada pipa, kualitas air, perawatan, dan
pemuaian pipa di ruang bakar. Baik itu sebagai instalasi induk maupun
sebagai pengguna pesawat bantu. Sebagai instalasi induk digunakan untuk
menggerakan turbin uap yang memutar baling-baling,sehingga kapal-kapal
dapat bergerak maju atau mundur pemakaian mesin uap torak sebagai
penggerak baling-baling pada saat ini sudah jarang digunakan lagi. Sebagai
instalasi bantu, terutama pada kapal-kapal tanker uap merupakan fungsi
penting sebagai penggerak cargo pump, pemanas bahan bakar, pemanas
ruangan, pemanas air maupun untuk keperluan dapur dan lain-lain. Apabila
pada komponen boiler terjadi kebocoran salah satunya akan mengakibatkan
pemakaian air dan bahan bakar yang berlebihNamun apapun kegunaan uap di
kapal, yang pasti harus ada satu pesawat yang dapat manghasilan uap
tersebut, sehingga dapat memenuhi segala kebutuhan di kapal, yang kita
namakan ketel uap atau dapat kita artikan bahwa ketel uap adalah sebuah
bejana tertutup yang dapat membentuk uap dengan tekanan lebih dari satu
atmosfir (1 atm). Kebocoran pipa dapat terjadi karena bhana pipa yang sudah
3

tua, kualitas air yang buruk, dan kelalaian engineer dalam melakukan
perawatan. Sebuah ketel uap harus cukup kuat supaya dapat bekerja dengan
aman pada tekanan tertentu karenanya juga harus dapat dilengkapi pesawat-
pesawat keamanan.Perawatan dalam segi operasional yang sudah
direncanakan meliputi pengopakan, mematikan dan menjalankan alat-alat
yang berhubungan dengan ketel uap bantu kemudian perawatan bagianbagian
utama ketel uap bantu yang meliputi antara lain: air pengisian ketel, burner,
F.D Fan/Blower, kran-kran dan alat penunjang lainnya. Dengan perawatan
yang baik selain dapat menjamin kelancaran pengoperasian kapal, juga dapat
menjadikan ketel uap menjadi tahan lama dan mengurangi terjadinya
kerusakan-kerusakan pada bahan. Dan apabila kondisi seperti ini bisa
terlaksana dengan baik maka akan mengurangi perbaikan-perbaikan yang
mungkin memerlukan penggantian suku cadang. Pada umumnya prinsip
kerja boiler cukup sederhana dan sama seperti pada saat kita sedang
mendidihkan air menggunakan panci. Proses pendidihan air ini akan selalu
diiringi proses perpindahan panas serta melibatkan bahan bakar, udara,
material wadah air, serta air itu sendiri. Dalam tahapannya terbagi lagi
menjaditiga jenis perpindahan panas yang sudah sangat familiar dengan kita
yakni konduksi, konveksi, dan radiasi. Proses pertama adalah konduksi, di
mana ini terjadi saat boiler mendapatkan energi panas untuk mengubah air
menjadi uap dari penghantar panas. Selanjutnya, Bahan bakar gas yang
mengandung energi panas terus mengalir ke sisi knalpot mengikuti bentuk
boiler. Panas yang terkandung dalam gas buang diserap oleh permukaan
tabung ketel dan dipindahkan ke air di dalam tabung. Air secara bertahap
mengubah fase menjadi uap basah (jenuh) dan selanjutnya dapat bertransisi
menjadi uap kering (super panas).

B. Perumusan Masalah
Menurut Sugiyono (2017 : 2) yang dimaksud dengan metode penelitian
tersebut diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori
yang telah di rangkum menjadi suatu rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan. Berdasarkan latar belakang yang telah di
uraikan di atas, permasalahan di atas kapal didaapat perumusan masalah
sebagai berikut :
1. Faktor–faktor apa yang menimbulkan kebocoran pipa boiler
di kapal MT. Pematang?
2. Apa dampak dari kebocoran pipa boiler di kapal MT.
Pematang?
3 . Bagaimana upaya penanggulangan kebocoran pipa boiler di
kapal MT. Pematang?
4

C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan tentang masalah ini, penulis menyadari
keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan dikuasai serta waktu
penelitian. Maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam
skripsi ini, yaitu :
1. Mengidentifikasi faktor kebocoran pipa auxiliary boiler.
2. Dampak dari kebocoran pipa auxiliary boiler

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan antara lain :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan terjadinya
kebocoran pipa boiler.
2. Untuk mengetahui dampak dari bocornya pipa boiler.
3. Untuk mengetahui upaya penanggulangan dari bocornya pipa boiler.

E. Manfaat Penelitian
Kualitas kandungan air pada boiler sangat berpengaruh
terhadap kebocoran pipa boiler yang berakibat buruk terhadap segala
aktifitas kapal, maka dari itu perawatan secara rutin boiler harus di
optimalkan untuk menjaga kinerja boiler tetap stabil. Khususnya kepada
taruna pelayaran di Indonesia untuk menjadi bahan saran ataupun ide jika
menemui masalah yang sama.

F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan jalan penulisan dalam membahas permasalahan yang
Penulis amati, maka sangat diperlukan sistematika dalam penulisannya .
Adapun susunannya adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika
Penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yang
berisikan teori-teori atau pemikiranpemikiran yang melandasi judul
penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga menjadi
kesatuan utuh yang mampu dijadikan landasan penyusunan
kerangka pemikiran, atau istilah lain yang dianggap penting.
5

BAB III : METODOLOGI PENELITAN


Pada bab ini terdiri dari Waktu Penelitian, Tempat Penelitian,
Metode Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data yang
digunakan penulis dalam menyusun skripsi

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan pustaka
Menurut Djokosetyardj M.J (1990), boiler merupakan alat yang digunakan
untuk menghasilkan uap/steam untuk berbagai keperluan sedangkan Boiler
adalah sebuah konteiner dimana diberi air dan dipanaskan, sehingga air
mendidih dan menguap terus menerus menjadi uap. (Malek 2004, 2). Boiler
adalah salah satu jenis bejana yang tertutup dan memiliki fungsi utama
sebagai alat konversi energi dari air menjadi uap. Bejana ini mampu
membentuk uap dengan tekanan lebih dari 1 atmosfir dengan cara
memanaskan air yang ada di dalamnya menggunakan gas-gas steam hasil
dari hasil pembakaran. Singkatnya, alat ini mengubah energi kimia menjadi
energi lain menghasilkan tenaga untuk kerja dan dirancang untuk melakukan
atau mentransfer panas dari sumber bahan bakar, yang biasanya berupa
bahan bakar yang terbakar.
Jenis Boiler berdasarkan fungsinya
1. Main Boiler : “Menurut Hanavie (2012), ketel uap induk yaitu suatu
instalasi uap utama yang digunakan sebagai penggerak turbin-turbin uap
yang akan memutar baling-baling kapal, sehingga kapal dapat bergarak maju
atau mundur.”
2. Auxlary Boiler : Menurut Hanavie (2012), ketel uap bantu yaitu suatu
instalasi uap yang digunakan sebagai pemanas tanki bahan bakar, pemanas
ruangan, pemanas untuk galley atau dapur, serta sebagai penggerak mesin-
mesin bantu di atas kapa
Jenis Boiler berdasarkan cara kerjanya
1. Water Tube Boiler
Dalam ketel tabung air, air umpan ketel mengalir melalui tabung ke dalam
drum. Gas bahan bakar memanaskan air yang bersirkulasi, menyebabkan uap
terbentuk di area uap drum. Ketel ini dipilih pada saat kebutuhan uap dan
tekanan uap sangat tinggi, seperti pada ketel listrik. Ketel tabung air canggih
dirancang untuk produksi uap 4.500-12.000 kg/jam pada tekanan sangat
6

tinggi. Banyak boiler tabung air dibangun dalam bundel ketika bahan bakar
minyak dan gas digunakan. Bukan kebiasaan merancang paket untuk boiler
pipa air yang menggunakan bahan bakar padat.
2. Fire Tube Boiler
Dalam fire tube boiler, gas panas mengalir melalui tabung dan air umpan
ketel berada di dalam selubung untuk diubah menjadi uap. Boiler ini
umumnya digunakan untuk kapasitas steam yang relatif kecil pada tekanan
steam rendah atau sedang. Sebagai panduan, boiler tabung api dengan laju
uap hingga 12.000 kg/jam dan tekanan hingga 18 kg/cm2 adalah kompetitif.
Jenis ini dapat menggunakan bahan bakar minyak, gas atau bahan bakar
padat untuk pengoperasiannya.
Apendasi ketel merupakan alat-alat kelengkapan ketel uap yang dapat
bekerja sendiri dan dipasang dengan maksud utnuk menjamin agar ketel uap
dapat bekerja dengan aman. Untuk ketel uap tidak harus mempunyai macam
dan jumlah apendase yang sama. Tetapi disesuaikan menurut keadaan dan
ketentuan yang berlaku. Beberapa alat-alat keamanan pada boiler yaitu :
1. Drum Ketel
Drum ketel berfungsi sebagai reservoir air panas dan sebagai tempat
pembangkit uap. Di dalamnya berisi steam dan air jenuh dengan
perbandingan 50% air dan 50% steam.
Drum ketel dibagi sedemikian rupa sehingga air tidak bergerak bersama uap.
Air bersuhu rendah tenggelam ke dasar dan air bersuhu tinggi naik ke atas
lalu menguap.
2. Furnace (Tungku Pengapian)
Pada bagian ini dibakar bahan bakar yang merupakan sumber panas, proses
penyerapan panas dengan media air terjadi melalui tabung yang dialiri air,
tabung tersebut ditempelkan pada dinding tungku. Di dalam tungku, ruang
bakar terbagi lagi menjadi dua bagian, terdiri dari ruang pertama dan ruang
kedua. Pada chamber pertama, pemanasan langsung disediakan oleh sumber
panas yang diserap oleh pipa, sedangkan pada chamber kedua, panas yang
diserap di bagian atas berasal dari udara panas hasil proses pembakaran di
chamber pertama. Tugas dari ruang pemanas kedua ini adalah menyerap
limbah dari ruang pemanas pertama, sehingga energi panas yang terbuang
percuma tidak menjadi terlalu besar, dan mengatur suhu cairan yang
dipanaskan di ruang pertama. ke dalam ruangan agar tidak mengalami
kehilangan panas yang berlebihan.
3. Superheater
Komponen ini memiliki tempat pengeringan steam, karena steam yang
7

keluar dari badan boiler masih basah sehingga tidak dapat digunakan.
Pemanas tubular digunakan pada preheater, yang dipanaskan hingga suhu
260-350°C. Pada suhu ini, uap mengering dan dapat digunakan untuk
menggerakkan turbin dan peralatan lainnya.
4. Airheater
Selanjutnya, adalah airheater yang merupakan alat yang memanaskan udara
yang digunakan untuk meniup/menghembuskan bahan bakar sehingga
terbakar sempurna. Sebelum melewati pemanas udara, udara yang
dihembuskan memiliki suhu yang sama dengan suhu udara normal (suhu
luar), yaitu 38 °C. Namun setelah melewati pemanas udara, suhu udara naik
menjadi 230 °C untuk menghilangkan kandungan air yang dikandungnya,
karena uap air dapat mengganggu proses pembakaran.
5. Economizer
Fungsi economizer adalah untuk menyerap panas dari gas hasil pembakaran
setelah melewati superheater. Pemanasan air ini berlangsung sedemikian
rupa sehingga perbedaan temperatur antara air pengisi dan air di dalam drum
boiler tidak terlalu besar, sehingga tidak terjadi thermal stress (tegangan
akibat pemanasan) di dalam drum utama. Selain itu, dengan menggunakan
sisa bahan bakar gas, efisiensi boiler meningkat dan proses pembangkitan
uap dipercepat.
6. Sight Glass (Gelas Penduga)
Gelas penduga ini dipasang pada drum bagian atas. Sight glass digunakan
agar kita dapat mengetahui ketinggian air yang berada di dalam drum.
Tujuannya adalah untuk memudahkan kita dalam mengontrol ketinggian air
dari dalam ketel selama boiler sedang beroperasi. Untuk menggunakannya,
gelas ini wajib dicuci secara berkala untuk menghindari terjadinya
penyumbatan yang dapat membuat level air tidak dapat dibaca.
7. Safety Valve (Katup Pengaman)
Komponen yang satu ini digunakan untuk membuang uap apabila tekanan
uap telah melebihi batas maksimal atau batas yang ditetapkan. Safety valve
ini bisa diatur sesuai dengan aspek maksimum yang telah ditentukan. Katup
ini terdiri dari dua jenis. Yang pertama adalah katup pengaman uap basah,
biasanya diatur pada tekanan 21 kg per cm kuadrat. Yang kedua adalah
katup pengaman uap kering, umumnya diatur pada tekanan 20,5 kg per cm
kuadrat. Safety valve ini bisa diatur sesuai dengan aspek maksimum yang
telah ditentukan.
8

8. Pengatur Pembuangan Gas Bekas


IDF (Induced Draft Fan) menarik asap dari ruang bakar melalui pengumpul
debu dan kemudian keluar melalui cerobong asap. Katup kontrol gas buang
disesuaikan sesuai kebutuhan sebelum menyalakan IDF, karena semakin
banyak katup terbuka, semakin kuat hisap dari bagian dalam tungku.
Menurut Soegiyono (2006: 156) Bocor yaitu berlubang sehingga media (air,
udara, gas) dapat keluar atau masuk. Kebocoran yaitu keadaan bocor. Jadi
dapat disimpulkan kebocoran yaitu suatu keadaan yang berlubang sehingga
media (air, udara, gas) dapat keluar atau masuk. Penyebab kebocoran pada
boiler dapat bervariasi, dan cara mengatasinya tergantung pada sumber
masalah yang tepat. Beberapa penyebab umum kebocoran boiler meliputi:
1. Tekanan berlebih: Jika tekanan dalam boiler terlalu tinggi, katup pelepas
tekanan mungkin tidak berfungsi dengan baik, menyebabkan kebocoran.
Anda perlu memeriksa dan menyesuaikan tekanan boiler sesuai dengan
rekomendasi produsen. Tekanan berlebih pada boiler dapat terjadi ketika
tekanan dalam sistem melebihi batas yang aman atau yang ditetapkan oleh
produsen boiler. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan tekanan
berlebih pada boiler seperti masalah pada katup pelepas, gangguan sistem
pengatur tekanan dan gangguan alat pengatur
2. Kerusakan pada pipa atau sambungan: Pipa atau sambungan yang longgar,
korosi, atau aus bisa menjadi penyebab kebocoran. Memperbaiki pipa yang
rusak atau mengganti sambungan yang buruk mungkin diperlukan. jika ada
kebocoran pada pipa, Anda bisa mencoba memperbaikinya dengan
menggunakan klem pipa yang sesuai untuk menutup kebocoran sementara.
Namun, ini mungkin hanya solusi sementara, dan sebaiknya memanggil ahli
teknisi boiler untuk memperbaikinya secara permanen. Jika sambungan pipa
mengalami kerusakan, seperti fitting yang aus atau retakan pada sambungan,
Anda dapat mencoba menggantinya dengan fitting yang baru. Pastikan untuk
menggunakan fitting yang tepat sesuai dengan jenis pipa dan memperhatikan
prosedur pengencangan yang benar.
3. Kerusakan pada katup: Jika katup pelepas tekanan atau katup lainnya
rusak, itu dapat menyebabkan kebocoran. Periksa dan ganti katup yang rusak
dengan yang baru jika perlu. Perbaiki atau ganti komponen yang rusak
apabila ada komponen dalam katup yang rusak, seperti pegas atau pelat,
Anda perlu memperbaikinya atau menggantinya. Pertimbangkan untuk
menghubungi produsen atau ahli teknisi boiler untuk mendapatkan
komponen yang sesuai dan memperbaikinya dengan benar. Setelah
melakukan perbaikan atau penggantian, lakukan pengujian pada katup untuk
9

memastikan fungsinya dengan baik. Periksa apakah katup dapat membuka


dan menutup dengan lancar, serta memastikan tidak ada kebocoran yang
terjadi.
4. Korosi: Korosi pada bagian dalam boiler bisa menyebabkan kebocoran.
Dalam beberapa kasus, penggantian atau perbaikan bagian yang terkorosi
mungkin diperlukan. Korosi pada boiler adalah proses perusakan atau
degradasi material yang terjadi akibat reaksi kimia antara logam yang
digunakan dalam konstruksi boiler dan lingkungan operasionalnya. Korosi
pada boiler bisa menjadi masalah serius karena dapat menyebabkan
kebocoran, kelemahan struktural, atau bahkan kegagalan total boiler.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan korosi pada boiler meliputi :
1. Air umpan yang mengandung oksigen: Oksigen yang terlarut dalam air
dapat bereaksi dengan logam di dalam boiler, menyebabkan korosi
elektrokimia. Oksigen terlarut dalam air umpan biasanya perlu dikurangi
dengan menggunakan deaerator atau mengaplikasikan bahan kimia
penghilang oksigen.
2. Air asam atau air dengan pH rendah: Air yang bersifat asam atau memiliki
pH rendah (asam) dapat menyebabkan korosi pada permukaan logam boiler.
Penyeimbangan pH dan perlakuan air yang sesuai dapat membantu
mengurangi risiko korosi ini.
3. Temperatur dan tekanan yang tinggi: Kondisi operasional yang ekstrem
seperti suhu dan tekanan tinggi dapat mempercepat kecepatan korosi pada
boiler. Pengawasan dan pemeliharaan yang tepat pada sistem boiler penting
untuk meminimalkan risiko korosi.
4. Kontaminasi kimia: Kontaminan kimia seperti garam, asam sulfat, atau
senyawa organik tertentu dapat menyebabkan korosi pada boiler. Penting
untuk mengendalikan kualitas air umpan dan menjaga kebersihan serta
keberadaan kontaminan di dalam boiler.
5. Keausan atau kerusakan mekanis: Komponen seperti pelat, seal, atau
katup yang sudah terlalu aus atau rusak dapat menyebabkan kebocoran.
Ganti atau perbaiki komponen yang rusak. Keausan dan kerusakan mekanis
pada boiler dapat terjadi akibat berbagai faktor, termasuk tekanan dan suhu
tinggi, vibrasi, keausan, atau ketidakseimbangan beban. Penting untuk
dicatat bahwa memperbaiki boiler memerlukan keahlian khusus. Jika Anda
tidak memiliki pengetahuan teknis yang memadai, disarankan untuk
menghubungi ahli teknisi boiler atau penyedia layanan yang berkualifikasi
untuk memperbaikinya. Mereka akan dapat mendiagnosis masalah dengan
tepat dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi
kebocoran dan memastikan boiler berfungsi dengan aman. Berikut adalah
10

beberapa jenis keausan dan kerusakan mekanis yang terjadi pada boiler :
1. Keausan atau erosi: Aliran fluida yang cepat dan tekanan tinggi dalam
boiler dapat menyebabkan keausan atau erosi pada permukaan logam. Ini
dapat mengakibatkan penipisan dinding pipa atau komponen lainnya, yang
pada gilirannya dapat menyebabkan kebocoran atau kelemahan struktural.
2. Retakan: Tekanan dan suhu yang berfluktuasi secara berulang dalam
operasi boiler dapat menyebabkan retakan pada logam. Retakan ini bisa
bersifat kecil seperti retakan permukaan atau lebih serius seperti retakan
melintang yang mengancam integritas struktural boiler.
3. Deformasi termal: Perubahan suhu yang cepat dan ekstrem dalam boiler
dapat menyebabkan deformasi termal pada komponen, seperti pipa atau
tabung. Hal ini bisa mengakibatkan retakan, kebocoran, atau bahkan
kegagalan struktural jika tidak ditangani dengan baik.
4. Kegagalan tabung: Tekanan tinggi dan suhu yang ekstrem dapat
menyebabkan kegagalan tabung boiler. Hal ini bisa termasuk kebocoran
pada sambungan tabung, retakan pada dinding tabung, atau bahkan pecahnya
tabung.
5. Kerusakan pada katup dan klep: Vibrasi atau beban yang berlebihan
dapat menyebabkan keausan, kebocoran, atau kerusakan pada katup dan klep
yang mengatur aliran fluida dalam boiler. Ini dapat mengurangi efisiensi
operasi atau bahkan menyebabkan gangguan operasional.

B. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka berfikir yang disusun dalam uapaya memudahkan pembahasan


laporan penelitian terapan. Dirangkum menjadi skripsidengan mengambil
pembahasan mengenai auxiliary boiler di MT. Pematang. . Di dalam kerangka
pikir penelitian akan dijelaskan mengenai tahapan pemikiran kronologis dalam
menjawab pokok masalah penelitian berdasarkan pengalaman dan pemahaman
penulis pada saat praktek laut.
ANALISI KEBOCORAN PADA PIPA BOILER DI MT.
PEMATANG

Faktor-faktor yang Dampak dari Upaya


menimbulkan bocornya pipa penanggulangan dari
terjadinyakebocoran boiler bocornya pipa boiler
pipa boiler

1Pemuaian pada pipa Dengan melaksanakan


furnace perawatan yang teratur
2. Perawatan yang kurang 1. Kegagalan pembakaran serta perbaikan yang
maksimal (flame failure) dilakukan oleh crewkapal
3. Usia besi yang sudah 2. Munculnya asap putih
tua pekat pada cerobong
3. Kerusakan pada burner

Kinerja dari auxiliary boiler menjadi optimal


BAB III
METODELOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah
metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah prosedur
pemecahan masalah atau kejadian yang diselidiki dengan
menggambarkan subjek atau objek yang pada penulisan ini terjadi di atas
kapal sesuai kondisi saat itu dimana terjadinya kebocoran pipa pada MT.
PEMATANG. Dengan teknik analisis ini diharapkan skripsi ini dapat
menghasilkan pemecahan masalah terhadap permasalahan mengenai
burner ketel uap yang dibahas dalam skripsi ini.
Dibawah ini merupakan beberapa konsep yang digunakan untuk
melakukan penelitian antara lain :
a. Studi Kasus
Penelitian yang telah dilakukan oleh penulis berdasarkan pengalaman
praktek diatas kapal mengenai masalah yang terjadi dalam studi kasus
ini akan menyebutkan mengenai masalah-masalah yang terjadi pada
saat kapal dalam pelayaran.
1) Faktor–faktor apa yang menimbulkan kebocoran pipa boiler di
kapal MT. Pematang?
2) Apa dampak dari kebocoran pipa boiler di kapal MT.
PEMATANG?
3) Bagaimana upaya penanggulangan kebocoran pipa boiler di kapal
MT. PEMATANG?

b. Pemecahan Masalah
Dari beberapa masalah di atas terjadi sesuai dengan penelitian yang
dilakukan selama praktek di atas kapal bahwa disetiap masalah pasti
ada penyebab masalah tersebut dan sebab dari masalah tersebut. Oleh
karena itu, untuk mencari solusi pemecahahan masalah harus sesuai
dengan fakta-fakta yang terjadi antara lain sebagai berikut :

1. Terjadinya korosi pada pipa boiler di MT.PEMATANG sehingga


dari korosi tersebut menyebabkan suatu kebocoran. Pada dasarnya
korosi pada bagian dalam boiler bisa menyebabkan kebocoran.
Dalam beberapa kasus, penggantian atau perbaikan bagian yang
terkorosi mungkin diperlukan. Korosi pada boiler adalah proses
perusakan atau degradasi material yang terjadi akibat reaksi kimia
antara logam yang digunakan dalam konstruksi boiler dan
lingkungan operasionalnya. Korosi pada boiler bisa menjadi
masalah serius karena dapat menyebabkan kebocoran, kelemahan
struktural, atau bahkan kegagalan total boiler.
2. Dampak yang terjadi pada boiler MT.PEMATANG adalah borosnya
penggunaan air tawar pada boiler tersebut Kebocoran pada pipa
boiler dapat menyebabkan penurunan efisiensi dalam proses
pemanasan atau penghasilan uap. Kehilangan air atau uap yang
tidak terkontrol dapat mengurangi kinerja boiler dan menyebabkan
peningkatan biaya operasional.

3. Pada kasus kebocoran boiler MT. PEMATANG dapat diatasi


dengan cara mengelas pipa bagian dinding furnace dan pipa bagian
luar sampai air tidak bocor lagi dari pipa tersebut.

c. Deskripsi Kualitatif
Deskripsi kualitatif ini berfungsi untuk memahami dalam suatu
penjelasan masalah, terhadap suatu penggambaran atau deskripsi.
Tentang bagaimana awal mula masalah tersebut terjadi dan penyebab
apa saja sehingga permasalahan itu muncul. Dengan mempelajari
ketel uap di atas kapal MT.PEMATANG maka diharapkan dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian pada
skripsi ini.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data dan informasi yang lengkap, objektif, dan dapat dipertanggung


jawabkan sangat diperlukan agar dapat diolah dan disajikan menjadi
gambaran dan pandangan yang benar-benar objektif adanya. Didalam
mengolah data empiris diperlukan teori yang diperlukan untuk menyusun
skripsi ini dapat terkumpul dengan baik maka penulis menggunakan
teknik pengumpulam data yang diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Observasi
Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan
maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari
sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah
diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang
dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian, yang kemudian hasil
pengamatan akan disimpulakan dengan sistematika yang terperinci
sehingga data yang diperoleh bersifat objektif adanya.
b. Wawancara
Pengumpulan data dengan melalui teknik wawancara ini dilakukan
untuk memperoleh informasi secara langsung melalui tanya jawab.
Kegiatan wawancara ini dilakukan terhadap para masinis dan oiler
yang sedang berdinas jaga tepatnya ketika sedang dalam
pengoperasian ketel uap saat kapal sedang dalam pelayaran dilaut
ataupun dipelabuhan. Adapun masalah yang sedang diungkapkan
dalam wawancara tersebut adalah penyebab kebocoran pipa boiler.
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang menjadi topik pembahasan
di dalam wawancara yang dilakukan penulis:

1). Penulis: mohon ijin bertanya bass ?

Fourth engineer : iya det gimana.

Penulis : apa yang menyebabkan adanya sisa bahan bakar di dalam


furnace bass dan mengapa suhu di dalam furnace naik bass ?

Fourth engineer : yang menyebabkan adanya sisa bahan bakar


didalam furnace yaitu tidak sempurnanya pengabutan bahan bakar
pada burner akan menyebabkan adanya sisa bahan bakar yang tidak
terbakar dan itu akan mengakibatkan kenaikan suhu di dalam
furnace pada saat proses pembakaran karena sisa bahan bakar ikut
terbakar dan menjadi bara api.

Penulis :terimakasih bass.

2). Cadet : mohon ijin bertanya bass ?

Fourth engineer : iya det gimana.

Cadet : apa yang menyebabkan adanya sisa bahan bakar di dalam


furnace bass dan mengapa suhu di dalam furnace naik bass ?

Fourth engineer : penyebabnya adalah sisa bahan bakar di dalam


furnace yaitu tidak sempurnanya pengabutan bahan bakar pada
burner akan menyebabkan adanya sisa bahan bakar yang tidak
terbakar dan itu akan mengakibatkan kenaikan suhu di dalam
furnace pada saat proses pembakaran karena sisa bahan bakar ikut
terbakar dan menjadi bara api.

Cadet : terimakasih bass


3). Cadet : mohon ijin bertanya chief ?

Chief engineer : iya det gimana.

Cadet : apa yang menyebabkan pipa auxiliary boiler bocor chief ?

Chief engineer : bocornya pipa boiler disebabkan oleh tidak


kuatnya bahan pipa yang sudah tua dan berkarat lama-kelamaan
mengikis besi dan menjadi lubang kecil yang mengakibatkan
kebocoran.

Cadet : terimakasih chief.


4). Cadet : selamat malam bass.

Fourth engineer : iya det selamat malam.

Cadet : mohon ijin bertanya bass ?

Fourth engineer : iya det gimana.

Cadet : mengapa di kapal kita jarang melakukan pengetesan pH air


boiler bass ?

Fourth engineer : karena tidak adanya alat pengetesan air boiler di


atas kapal det maka dari itu membuat engineer tidak melakukan
pengetesanpada air boiler secara berkala det.

Cadet : terimakasih bass.

c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan kepada subjek penelitian tetapi dengan mengkaji
dan mempelajari dokumen-dokumen yang sudah tersedia. Dalam hal
ini dokumen-dokumen yang sudah tersedia. Dalam hal ini dokumen-
dokumen yang ada diatas kapal khususnya semua buku referensi yang
mendukung semua operasional ketel uap yang sesuai dengan buku
panduan pengoperasian (instructionmanualbook) dan buku dari
penerbit lain.
Adapun dokumen yang menjadi sumber pendukung dalam proses
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) EngineLogBook (Buku catatan harian kegiatan dikamar mesin)
2) Monthlyreports (buku catatan bulanan yang harus dilapor)
3) Boiler Manual book (Buku panduan operasional ketel uap
dari pembuat) SUBJEK PENELITIAN

B. TEKNIK ANALISIS DATA


Dalam skripsi ini telah disebutkan diatas bahwa dalam melakukan penelitian
dan analisa dilakukan dalam waktu keadaan praktek jadi tidak membutuhkan
waktu yang khusus, hal ini dikarenakan terbatasnya waktu yang ada diatas
kapal dengan melakukan aktivitas pekerjaan setiap hari yang membutuhkan
keseriusan serta kedisiplinan yang sangat tinggi. Metode yang digunakan
untuk menganalisis data yang ada yaitu dengan menggunakan metode
deskriptif. Dalam skripsi ini penulis berusaha memaparkan kejadian dan
peristiwa yang terjadi saat penulis melaksanakan praktek laut diatas kapal
yang difokuskan pada burner ketel uap dalam proses pembakaran pada ketel.

Anda mungkin juga menyukai