Anda di halaman 1dari 15

Modul 05

Akuntansi Keuangan Dasar 1 (Elementary Financial Accounting 1 )


Digunakan untuk memperjelas literature dan pengayaan materi ajar on-line 2021
Fakultas Ilmu Administrasi – Prodi Administrasi Bisnis Univ Brawijaya
Oleh : DR Drs M Dzulkirom AR

Tujuan Pengajaran.
Pada Modul 05 ini menjelaskan pengikhtisaran transaksi bisnis , setelah menjelaskan tehnik
akuntansi (pada modul 04) dengan menggunakan “ Account “ / Akun / Perkiraan “ didalam
pencatatan transaksi dengan menggunakan tehnik Perkiraan dan posting ke Buku Besar (
Ledger )

Setelah mempelajari Modul 05 ini diharapkan mahasiswa dapat :


1. Menjelaskan tahapan dan proses penyesuaian. serta menyusun Jurnal Penyesuaian.
2. Menjelaskan Dasar Kas ( Cash Basis) dan Dasar Waktu ( Accrual Basis).
3. Membuat , menggunakan dan mengisi Neraca Lajur ( Kertas Kerja Akuntansi ). / Work
Sheet / Working Paper.
4. Membuat dan menyusun Laporan Keuangan ( Financial Statement ).
5. Membuat Jurnal Penutup.

Jurnal Penyesuaian. ( Adjusmen Entry )

Seluruh transaksi bisnis yang dapat di nyatakan dengan nilai uang , semuanya harus dibuatkan
pertanggung jawaban didalam Laporan Keuangan . Laporan Keuangan adalah bentuk sejarah
kegiatan perusahan yang dibagi dalam periode waktu, misal : bulanan , triwulanan, semester atau
tahunan. Konsep Periode Waktu (Accounting Period Concept) , mengharuskan seluruh
pendapatan yang terjadi dan semua beaya-beaya yang menjadi beban perusahaan harus
dilaporkan pada periode yang tepat. Hal ini sesuai dengan Standart Akuntansi Keuangan (SAK)
yang diadopsi dari IFRS ( International Financial Reporting Standart) yang mengharuskan
penggunaan Accrual Basis ( Dasar Waktu) sebagai dasar pencatatan dan pengakuan pendapatan
dan beaya
.
Akuntansi yang Berbasis Waktu ( Accrual Basis ) , menyatakan bahwa beaya dilaporakan dan
dibebankan pada periode yang sama dengan pendapatan yang terkait dengan pendapatan
tersebut. Namun demikian pada perusahaan jasa dan perusahaan dagang yang berskala kecil dan
masih belum menguasai akuntansi masih dapat menggunakan Cash Basis ( Dasar Kas) , walau
laporan keuangan yang berbasis Kas ini tidak akan menghasilkan Laporan Keuangan yang akurat
untuk memenuhi keinginan para steakholder ( pengguna)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya , Pembukuan akuntansi di dasarkan satu diantara :
“Dasar Kas” ( Cash Basis ) atau atas “Dasar waktu” (Accrual Basis ). Sesuai dengan
ketentuan di dalam Standart Akuntansi Keuangan ( SAK) , maka dasar yang di gunakan dalam
akuntansi keuangan adalah Dasar Waktu ( Accrual Basis ). Dengan penggunaan Dasar Waktu ,
“penghasilan” atau pendapatan harus diakui bila hal itu sudah menjadi hak perusahaan pada
periode yang bersangkutan walau uang nya belum diterima. , demikian pula suatu “beaya” yang
sudah menjadi kewajiban perusahaan pada periode itu, maka beaya tersebut harus benar-benar
diakui sebagai beaya yang terjadi pada periode yang bersangkutan.

Apabila selama periode berjalan “Penghasilan”(Revenue) dan “Beaya-beaya” ( Expenses) belum


dicatat semuanya dengan tepat , maka akan berakibat data yang ada pada Neraca Saldo belum
menunjukkan dan belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya secara wajar ( proper) .
Untuk itu pada akhir periode akuntansi perlu dilakukan suatu “proses penyesuaian” atas data
keuangan yang tercantum di Neraca Saldo dengan cara membuat dan menyusun “Jurnal
Penyesuaian” ( adjustmen entry ), sehingga akhirnya pembukuan perusahaan yang dilaporkan di
Laporan Keuangan ( Financial Statement) dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan
wajar ( proper ).

Pencatatan dan Dasar Pengakuan di dalam Akuntansi Keuangan.


Cash Basis
( Dasar Kas )
Financial and Accounting Base
Accrual Basis
( Dasar Waktu )

Seperti yang telah di jelaskan sebelum nya bahwa didalam akuntansi dan Keuangan dikenal 2
( dua ) Dasar Pengakuan dan Pencatatan :
1. Dasar Kas ( Cash Basis ).
2. Dasar Waktu ( Accrual Basis ).

(1). Dasar Kas ( Cash Basis )


Adalah dasar pencatatan dan pengakuan bahwa pencatatan hanya dilakukan apabila nyata-
nyata terjadi “Penerimaan kas” atau terjadi adanya “Pengeluaran kas”.

(2). Dasar Waktu ( Accrual Basis ).


Akuntansi mengakui adanya pengaruh pada transaksi “pada saaat transaksi itu terjadi”
Manakala pada saat tanggal transaksi tersebut terjadi adanya Penjualan barang dagangan ,
penjualan hasil produksi , penjualan jasa maka saat itu pula harus diakui adanya Pendapatan
( Revenue ) yang berasal dari penjualan jasa , penjualan barang dagangan atau penjualan
hasil produksi , walaupun dari penjualan tersebut perusahaan belum menerima pembayaran
uang tunai.

Demikian juga apabila nyata-nyata “terjadi adanya beaya-beaya” maka transaksi-transaksi


tersebut harus dianggap sebagai beaya , walaupun belum terjadi pengeluaran kas sebagai
pembayaran atas beaya yang terjadi tersebut , hal yang seperti itu , beaya harus di catat dan
bebankan pada periode yang bersangkutan..

Standart Akuntansi Indonesia ( SAK ) , menghendaki perusahaan menggunakan dasar


pencatatan dengan Dasar Waktu (Accrual Basis) , dengan penjelasan bahwa pendapatan
“harus diakui” sebagai pendapatan ( revenue ) pada saat (tanggal) dimana Penjualan barang
dan jasa telah dilakukan sudah dilakukan penyerahan nya kepada konsumen tanpa
menunggu uang dari hasil pendapatan tersebut dibayar secara tunai , demikian juga hal nya
pada Beaya yang nyata-nyata sebagai beaya harus diakui sebagai beaya.

Seperti pada contoh kasus dan soal-soal yang saudara kerjakan bahwa , pada perusahaan tersebut
dimana (pada tanggal terjadinya) penyerahan jasa yang telah dilakukan tetapi uang dari hasil
pendapatan penjualan jasa tersebut belum di terima saat itu oleh perusahaan , maka akan
mengakibatkan adanya “Piutang Dagang” yang merupakan hak perusahaan untuk menagih
kepada pembeli jasa.

Disisi yang lain , Pertanyaan nya mengapa uang hasil penjualan yang belum diterima uang nya
diakui sebagai “Pendapatan Jasa “ ? , hal ini karena perusahaan telah “selesai menyerahkan
jasanya” tetapi uang nya yang belum diterima tersebut yang “ tidak di catat “ , maka akan
mengakibatkan akuntansi tidak dapat memberikan gambaran sebenarnya tentang terjadi nya
suatu transaksi .

Penerapan “pengakuan” adanya “beaya” yang terjadi pada saat tanggal terjadinya transaksi beaya
tersebut , harus diakui adanya (adanya) “beaya” , tanpa menunggu pembayatran pengeluaran kas
( uang tunai ). Contoh nya “Beaya Gaji” bulanan karyawan yang pembayaran nya setiap tanggal
satu di setia bulan nya , maka untuk Beaya Gaji bulan Desember 2019 , yang pada tanggal 31
Desember ( akhir bulan ) uang gaji nya belum diserahkan pada karyawan , harus dakui terjadi
nya “Hutang Gaji” , yang hutang gaji tersebut akan hilang/lunas manakala saat tanggal 02
Januari 2020 (karena tgl 1 Januari hari libur) pembayaran gaji karyawan tsb diserahkan secara
tunai untuk gaji nya karyawan di bulan Desember . Sehingga pada saat pembayaran tunai gaji
karyawan , “Hutang Gaji” harus didebit.

Dengan demikian ada transaksi-transaksi yang sudah di catat ( di jurnal ) pada saat terjadinya
transaksi , namun transaksi tersebut akibatnya melebihi / melampoi rentang waktu periode
akuntansi 31 Desember , sehingga pada akhir tahun memerlukan “penyesuaian” Transaksi yang
demikian itu saya katakana sebagai “Unfinished Transaction” . Guna memberikan gambaran
yang mudah di mengerti , dapat di jelaskan sebagai berikut :
” Unfinised Transaction ”

Akhir Periode Akuntansi


31 Desember

Periode akuntansi
periode akuntansi yang akan datang
2010 2011
Finised transaction
Finised transaction
Finished Transaction

bulan 8 9 10 11 12 bulan 7

Unfinised Transaction

01 Jan 2010 31 Desember 2010

Adjusment entry
Jurnal Penyesuaian
31 Desember

Financial Statement
Balance Sheet
Income Statment

Ada 4 ( empat ) macam entry untuk mencatat Unfinised Transaction

1. Perubahan Assets ( harta ) menjadi Expense ( beaya ).


2. Expense ( beaya ) yang timbul bersamaan dengan timbulnya Leabilities
( hutang )
3. Perubahan Leabilities ( Hutang ) menjadi Revenue ( Pendapatan ).
4. Assets ( Harta ) yang timbul bersamaan dengan timbulnya Revenue ( Pendapatan ).
(1). PERUBAHAN ASSETS ( HARTA) MENJADI EXPENSE (BEAYA).
Contoh :
Perusahaan Biro Perjalanan ‘’Travel Kilat Jaya’’ melakukan transaksi sebagai berikut :
01-Agustus 2010 , Perusahaan Menyewa ( kontrak ) tempat Garasi kendaraan sebagai tempat
parkir untuk malam hari. Sewa (Kontrak) sebesar Rp.12.000,- selama 1 tahun , yang dimulai
mulai 01-Agustus 2010.dibayar lunas

01-08-2010. Sewa Dibayar dimuka…………………12.000,- **


Kas………………………………………………..12.000
( Sewa Garasi selama 1 tahun mulai 01-08-2010 s/d 31-07-2011 )

Misal tidak ada transaksi lain , selama satu tahun 2010.

Posting Jurnal ke buku besar  sbb :

Buku Besar :
****
 K a s
Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
01-01-2010 Saldo (misal)…………………………………100.000……………..
01-08-2010 Sewa Garasi 1 tahun……………….12.000… 88.000……………..

Sewa Dibayar Dimuka **


Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
01-08-2010 Sewa Garasi 1 tahun 12.000 ………………...12.000………………

Misal sampai 31-Desember 2010 tidak ada transaksi lain , maka “saldo-saldo buku besar Kas” dan
“Sewa dibayar dimuka” , pada 31 Desember 2010 disusun lah Neraca Saldo sbb :

BIRO PERJALANAN TRAVEL KILAT JAYA


Neraca Saldo
per 31-Desember 2010

Nama Rekening Debet Kredit


K a s………………………………………………88.000……………
Piutang Dagang……………………………………..-…………...-….
Perlengkapan kantor………………………………..-……………-….
Sewa Dibayar dimuka…………………………….12.000…………...

XXX XXX

Keterangan tambahan.
Sewa dibayar dimuka adalah kontrak sewa selama satu tahun mulai 01-08-2010 s/d 31-07-2011

Maka disaat tiba (posisi di 31-12 2010 ) atau pada tanggal 31 Desember 2010 , bagian akuntansi
keuangan harus melakukan perhitungan terhadap kontrak sewa garasi tersebut. Berapa lama Garasi
tersebut sudah ditempati , dan berapa lama lagi untuk tahun depan garasi tersebut masih bisa dipakai
parkir kendaraan nya di malam hari.

Maka Bag Akuntansi Keuangan melakukan perhitungan sbb :

Kontrak sewa yang telah di lunasi untuk masa kontrak 1th (12 bulan)……………12.000,-
Mulai 01-08-2010Sampai pada tgl 31-Desember 2010, telah di tempati (5 bln)……5.000**,- (-)
Sisanya , masih dapat ditempati parker sampai 31-Juli-2011……………………..7.000,-

** menjadi Beaya Sewa , karena sudah dinikmati dan telah digunakan sebagai tempat parkir.

31 Desember 2010 , harus di buat pengakuan terjadi nya beaya sewa dari Sewa yang telah di bayar
dimuka pada tanggal 01-08-2010.

Jurnal Penyesuaian :
31-12-2010. Beaya Sewa…………………….........5.000,-
Sewa Dibayar Dimuka…………………………….5.000,-
( Beaya sewa mulai 01-08-2010 s/d 31-12-2010 , selama 5 bulan pemakaian
Garasi ).

Demikian juga untuk transaksi lain yang sudah berubah menjadi Beaya pada akhir periode akuntansi 31
Desember , harus dihitung dengan cermat dan dilakukan “penyesuaian ( Adjustment)” dengan
menggunakan Jurnal Penyesuaian , seperti :

-Asuransi dibayar dimuka . . . . . . . . . .( Prepaid Insurance / Unexpired Insurance )


-Sewa dibayar dimuka . . . . . . . . . . . . . ( Prepaid Rent )
-Supplies Kantor . . . . . . . . . . . . . . . . . ( Office Suplies on hand )
-Persediaan Suku Cadang . . . . . . . . . . ( Suplies spare part on hand )
-Bunga dibayar dimuka . . . . . . . . . . . (Prepaid Interest / Prepaid Interest Receivable)
-Suplies Toko . . . . . . . . . . . . . . . . . . .( Store Suplies on hand ).
-dll

Mohon hati-hati dan menjadi perhatian , bahwa dalam penyesuaian tersebut diatas , pada akhir tahun 31
Desember , perusahaan tidak mengeluarkan uang tunai atau tidak memerlukan akun Kas di kredit ,
karena perusahaan tidak membayar pada 31-Desember.
Disini pada akhir tahun terjadi perubahan “Uang Muka” berubah menjadi “Beaya”

2. Expense ( beaya ) yang timbul bersamaan dengan timbulnya Leabilities


( hutang ).
Pada akhir periode akuntansi 31 Desember, ada kemungkinan beaya-beaya yang belum terbayar
(terhutang) sehubungan dengan sistim pembayaran yang ada di perusahaan ataupun karena
adanya keadaan kemungkinan beaya yang timbul , belum sempat di catat., Untuk beaya yang
seperti itu harus diakui merupakan beban dari periode akuntansi.
Suatu contoh , gaji karyawan biasanya di bayarkan pada awal bulan selama karyawan tersebut
bekerja di setiap bulan nya . Gaji bulan Desember pada tanggal 31 Desember 2010 ( akhir
periode akuntansi ) yg belum di bayarkan kepada karyawan (terhutang) dan masih akan di
bayarkan pada tanggal 2 Januari 2011 (pada periode akuntansi berikut nya) , maka gaji bulan
desember harus diakui sebagai beaya gaji yang masih terhutang pada akhir periode akuntansi
di pembukuan perusahaan. Untuk itu maka pada tgl 31 Desember perlu dilakukan jurnal
penyesuaian untuk mencatat terjadi nya biaya gaji yang masih terhutang sebagai berikut :

Contoh : Misal Gaji karyawan bulan desember pada tgl 31 Desember 2010 , masih belum
dibayar (terhutang) sebesar Rp.25.000,-

Jurnal Penyesuaian :
31-12-2010 Beaya Gaji............................................25.000
Hutang gaji....................................................25.000,-
( gaji karyawan bulan Desember yang terhutang ).

Demikian kemungkinan pada akhir periode akuntansi , manakala masih terjadi beaya-beaya yang
terhutang dan menjadi beban periode akuntansi 2010 , harus diakui sebagai beaya periodik yang
terhutang di akhir tahun , misal :
-Beaya sewa
-Beaya bunga
-Pajak yang terhutang ( Hutang Pajak ) .
-dll

Penyusutan Aktiva Tetap./ Fixed Assets Depreciation.

Hendak nya di ketahui, bahwa Aktiva Tetap dapat di klasifikasikan dalam 2 kelompok, yaitu :
1. Aktiva Tetap Berwujud ( Tangiable Assets)
Contoh : Tanah , Gedung , Peralatan kantor, mesin , kendaraan dll
2. Aktiva Tetap Tidak berwujud ( Intangiable Assets )
Contoh : Merk Dagang , fransaise, paten dll

Aktiva tetap adalah harta perusahaan yang di gunakan dalam kegiatan normal perusahaan , serta
memiliki manfaat secara ekonomis lebih dari satu periode akuntansi.
Contoh :
- Gedung : yang di pakai oleh perusahaan sbg kantor & tempat usaha
- Bangunan Pabrik : yang digunakan untuk memproduksi barang perusahaan
- Mesin pabrik : yang dipakai sebagai alat untuk memproduksi
- Kendaraan / mobil / truk : yang digunakan untuk angkutan perusahaan
- Peralatan kantor : yang di gunakan dalam kegiatan administrasi persh sehari-hari
- dll
Aktiva tetap tersebut diatas , biasanya digunakan dalam kegiatan normal usaha perusahaan.
Karena Aktiva Tetap tsb di pakai dan digunakan dlm kegiatan operasi perusahaan , maka
( gedung, mesin , kendaraan, peralatan kantor dll ) , akan mengalami keausan secara fisik
maupun tehnologi . Keausan akan menurunkan Nilai aktiva tetap. Penurunan Nilai Aktiva
tetap disebut dengan : Penyusutan atau Depresiasi ( Depreciation). Kecuali tanah tidak pernah
diperlukan adanya penyusutan untuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan perdagangan ,
karena manfaatnya tanah tidak terbatas. Tetapi Tanah untuk tanah ”Tanah pertambangan” ,
misal Batu Bara, Nikel, Sirtu, perlu disusutkan dengan istilah berbeda yakni Deplesi (Depletion)

Untuk lebih jelas nya , berikut ini contoh , penyusutan aktiva tetap berwujud dan Aktiva Tetap
tidak berwujud sebagai berikut :

Aktiva Tetap berwujud ( Tangiable Assets) , turun nya nilai karena keausan dan faktor
ekonomis di sebut Depreriasi / Penyusutan
-Tanah : Deplesi / Depletion (khusus tanah pertambangan)
-Gedung : Depresiasi / Depreciation
-Mesin : Depresiasi
-Kendaraan : Depresiasi
-Peralatan Kantor : Depresiasi
-Peralatan Bengkel : Depresiasi
-dll

Aktiva Tetap tidak berwujud ( Intangiable Assets ) , turun nya nilai karena faktor ekonomis
dan peraturan disebut Amortisasi / Amortization
Merk Dagang.......................: Amortisasi / Amortization
Fransice................................: Amortisasi
Formula................................: Amortisasi
Paten....................................: Amortisasi
Dll
Sehingga secara skematis dapat digambarkan sbb : Depresiasi

Penyusutan Nilai Deplesi

Amortisasi

Untuk menentukan Besarnya (jumlah) Nilai Penyusutan , harus diketahui lebih dahulu :
1. Harga Perolehan (at cost) aktiva tetap yang bersangkutan.
2. Taksiran Umur Ekonomis (Estimate Usefull life ) Aktiva tetap yang bersangkutan
3. Taksiran Nilai Sisa / Nilai Residu ( Estimate Solvage Value )

Sedangkan untuk menghitung besar nya Nilai Penyusutan, ada beberapa cara ( metode ) yang
dapat di gunakan untuk menentukan penyusutan :
1. Metode Garis Lurus ( Straight Line Method )
2. Metode Angka Digit Tahun ( Sum of the year digit method )
3. Metode Saldo Menurun ( Decline Method )
4. Metode Saldo Menurun Berganda ( Double Decline Method )
5. Metode Jumlah Satuan Produksi ( Production Output Method )
6. Methode Jam Pemakaian ( Service Hours Method ).

Contoh :
Biro Perjalanan Travel Kilat Jaya , pada tanggal 01-Agustus -2010 , membeli Mobil Angkutan
penumpang baru merk ” Amazon ” dengan harga Rp.365.000.000,- tunai. Mobil tersebut
langsung di gunakan untuk mengangkut wisatawan pada tanggal itu juga.
Mobil Amazon tersebut di taksir dapat digunakan selama 3 tahun dan Ditaksir memiliki Nilai
Sisa sebesar Rp.5.000.000,- Metode Penyusutan Garis Lurus.

Jurnal :
01-08-2010 Mobil ..........................................365.000.000
K a s ....................................................................365.000.000
( Pembelian Mobil baru Merk Amazon ).

Setelah jurnal di lakukan , selanjut nya di posting ke Buku Besar dan pada 31 Desember di
ichtisarkan pada Neraca Saldo untuk masing-2 akun buku besar.
Misal pada 31-12-2010 , Persh Biro Perjalanan Travel Kilat Jaya , membuat kebijakan bahwa
penyusutan dilakukan dengan menggunakan Methode Garis Lurus, maka harus di hitung besar
nya penyusutan pada akhir periode akuntansi 31-12-2010 sbb :

Hitungan : Harga Perolehan Mobil Amazon..........................Rp.365.000.000,-


Taksiran Umur Ekonomis (sejak digunakan)......5 tahun
Taksiran Nilai Sisa...............................................Rp.5.000.000,-

Penyusutan tahun 2010 sebagai berikut :


Pemakaian dalam tahun 2010 , mulai 01-08-2010 s/d 31-12-2010 = 5 bulan.

Metode Penyusutan Garis Lurus = Harga Perolehan – Taks Nilai Sisa


Taks.Umur Ekonomis

Besar nya Penyusutan = 365.000.000 - 5.000.000


5 tahun
= 72.000.000
= 5/12 x 72.000.000
= 30.000.000,-

Jurnal Penyesuaian :

31-12-2010 Beaya Penyusutan-Mobil………………….30.000.000*


Cadangan Penyusutan-Mobil…………………………..30.000.000**
( Penyusutan Mobil Amazon selama 5 bulan, mulai 01-08-2010 s/d 31-12-2010)

*. Beaya Penyusutan mobil masuk ke Rugi / Laba


** Cadangan Penyusutan merupakan akun / rekening “ off set account “ yaitu rekening / akun yang sifat
nya mengurangi pada akun yang berhubungan dng akun tersebut di dalam Penyajian nya dalam Laporan
Keuangan “NERACA” per 31-12-2010 , “Cadangan Penyusutan –Mobil” , MENGURANGI Akun
“Mobil”

Saudara harus berhati-hati menempatkan akun Cadangan Penyusutan / Akumulasi Depresiasi


didalam Kertas Kerja Akuntansi ( Neraca Lajur ).

Beberapa akun Cadangan / Akumulasi / Allowance / Accumulated yang sering di jumpai , misal :
- Cadangan Penyusutan Gedung …………………( Akumulasi Depresiasi-Gedung )
- Cadangan Penyusutan Mesin …………………...( Akumulasi Depresiasi-Mesin )
-Cadangan Penyusutan Peralatan Kantor……….. ( Akumulasi Depresiasi-Peralatan Kantor
-Cadangan Penyusutan Kendaraan ……………....( Akumulasi Depresiasi-Kendaraan )
-Cadangan Kerugian Piutang ( Allowance for Bad Dabt / Allowance for doubfull account)
dll…………. (akan di bicarakan dan di jelaskan pada saat perkuliahan )

Metode Penyusutan secara detail akan di jelaskan dalam akuntansi keuangan II - Intermediate Accounting

3. Perubahan Leabilities ( Hutang ) menjadi Revenue ( Pendapatan ).

Porsekot Penjualan barang dan jasa ( Uang muka yang di terima dari penjualan barang dan
jasa ) yang diterima dari pelanggan , dinamakan Pendapatan yang diterima dimuka
( Subsciption Revenue Receipt in Advance) . Dimana Pendapatan yang di terima dimuka ini
adalah Hutang (leabilities) , bahkan ada beberapa literature mengatakan sebagai “Hutang
Pendapatan”
Dengan demikian maka Subscription Received in advance ( uang langganan yang di terima
dimuka ) , merupakan suatu Revenue receipt in advance (Pendapatan di terima dimuka.apabila
Barang dan jasa “sudah diserahkan dan sudah dilakukan” , maka Hutang ( leabilities )
tersebut berubah menjadi “Pendapatan” ( Revenue ).

Guna memberikan pemahaman yang jelas, dibawah ini dapat di berikan contoh transaksi tersebut
sebagai berikut :

Contoh :
Perusahaan Biro Penjualan Majalah & Perjalanan Travel Kilat jaya , adalah perusahaan bidang
jasa pengantaran penumpang disamping itu juga menjalankan usaha lain yaitu Agen Penyaluran
Majalah-majalah terkenal.
Pada tanggal 01 Juni 2010 perusahaan menerima uang tunai dari pelanggan baru sebesar
Rp.120.000,- untuk berlangganan Majalah, untuk jangka waktu 1 tahun kedepan , setiap bulan
“Kilat Jaya” mengirimkan 1 eksplar majalah untuk setiap bulan nya.

Pada saat menerima uang dari pelanggan pada 01-06-2010 , Rp.120.000 , Biro Perjalanan Kilat
Jaya akan mencatat sebagai berikut :

Jurnal :
01-Juni-2010. K a s …………………………120.000,-
Pendapatan yang di terima dimuka…….120.000***
( mencatat uang muka dari pelanggan / Penerimaan tunai porsekot
dari pelanggan majalah selama 1 tahun ).

***golongan hutang jangka pendek

Pada saat posisi di tgl 31-12-2010 , bagian akuntansi keuangan harus menghitung bahwa “Kilat
jaya “ sudah mengirim 7 eksplar majalah ( mulai juni s/d desember ), maka pada akhir periode
akuntansi tersebut sebagian uang muka dari langganan yang telah di terima pada tgl 01 juni 2010
tersebut , berubah menjadi Pendapatan (Revenue) , karena majalah telah diserahkan kepada
pelanggan. Untuk itu pada tgl 31 Desember 2010 perlu dilakukan pencatatan pengakuan
pendapatan sebesar = 7/12 x Rp.120.000,- = Rp.70.000,- dan harus dicatat dalam jurnal
penyesuaian sbb:

Jurnal Penyesuaian :
31-12-2010 Pendapatan diterima di muka…………..70.000***
Pendapatan jasa – langgan majalah……………70.000,-*
( pendapatan jasa langganan selama 7 bulan dengan mengirim 7 majalah )

*Ke Rugi / laba


*** ke Neraca , golongan hutang jangka pendek

Setelah jurnal dilakukan , langkah selanjutnya posting jurnal kedalam buku besar dan pada saat
pada tgl 31 desember 2010 , akun saldo buku besar di ikhtisarkan kedalam Neraca Saldo ( trial
balance ).

4. Assets ( Harta ) yang timbul bersamaan dengan timbulnya Revenue


( Pendapatan ).

Beberapa Pendapatan ( Revenue ) dapat timbul secara teratur sepanjang masa sebelum terjadi
penerimaan uang nya . Misal nya bunga yang diperoleh dari suatu investasi , bunga tersebut
setiap hari akan timbul tetapi penerimaan uang nya menunggu sampai tanggal jatuh tempo
pembayaran bunga . Pendapatan (Revenue) semacam ini dinamakan ‘’ Accrued Revenue’’
( Pendapatan yang masih harus di terima ).

Untuk memberikan penjelasan yang mudah di cerna , berikut ini saya berikan contoh sebagai
berikut :
Biro perjalanan « Kilat Jaya » menerima bunga dari investasi Obligasi yang ditanamkannya pada
setiap tanggal 01 Mei dan 01 November , masing-2 setiap tanggal jatuh tempo peneriaan bunga
nya sebesar Rp.1.800.000,- tunai.
Pada saat posisi di akhir periode akuntansi, tgl 31 Desember 2010, masih ada pendapatan bunga
tetapi uang nya belum diterima . Maka pada tanggal 31 Desember 2010 pendapatan bunga yang
uang belum diterima «  Kilat Jaya » tsb di akhir periode akuntansi 31-12-2010 , perlu di susun
dan di buatkan Jurnal Penyesuain nya sbb :

Jurnal Penyesuaian
31-12-2010 Piutang bunga yang harus diterima……….600.000
Pendapatan bunga…………………………………600.000
(piutang bunga dari investasi selama Nop dan Desember 2010
2/6 x Rp.1800.000,- = Rp.600.000,- )

Masuk Ke Income Statement (RUGI/LABA)


sisi credit sbg Pendapatan

Masuk ke Neraca sebelah Debet di NERACA


Golongan Aktiva Lancar ( Current Assets)
Catatan : Nama Rekening (Akun) Aslinya :
Piutang Bunga yang harus diterima = Accred Interest Receivable
Pendapatan Bunga = Interest Earned

Jurnal Penutup ( Closing Entries ).

Pada akhir Periode Akuntansi ( 31-Desember ) perusahaan harus melakukan penutupan buku-
buku nya , sebagai tanda telah berakhirnya pencatatan dan pelaporan dalam satu periode
akuntansi . Proses Penutupan pembukuan keuangan perusahaan dengan cara yang lazim harus
digunakan jurnal , yang dikenal dengan jurnal penutup , sebagai berikut :

Akun-akun / Rekening Nominal ( Akun Pendapatan dan Akun Beaya ) saldo nya di tutup ke
Akun : Rugi/Laba ( Akun Ichtisar Rugi Laba ) , dengan menggunakan Jurnal Penutup yang
kemudian jurnal penutup tersebut di posting ke Akun Buku Besar nya masing-2 rekening
Nominal tersebut.

Contoh :

31 Desember 2010. Pendapatan Jasa........................xx


Rugi/Laba..........................................xx
( menutup Rekening Pendapatan Jasa Usaha ke Ictisar Rugi/Laba)

31 Desember 2010 Pendapatan Bunga....................xx


Rugi/Laba..........................................xx
(menutup Rekening Pendapatan bunga deposito bank ke Rugi/Laba)

31 Desember 2010 Pendapatan Sewa.....................xx


Rugi/Laba.........................................xx
(menutup Rekening Pendapatan sewa kendaraan ke ichtisar R/L)

31 Desember 2010 Rugi/Laba................................xx


Beaya Gaji........................................xx
(menutup Rekening Gaji Karyawan ke Ictisar R/L)

31 Desember 2010 Rugi / Laba..............................xx


Beaya Iklan......................................xx
( menutup Beaya advertensi ke ichtisar R/L)
Dan seterus nya sampai semua Saldo Akun Pendapatan dan Beaya secara keseluruhan.
Setelah jurnal tsb di posting ,maka Saldo Buku Besar Akun Pendapatan dan Akun Beaya = 0
selanjutnya Saldo Buku Besar “Rugi/Laba-” ditutup ke “Rekening Modal-Ali” , dengan
menggunakan Jurnal Penutup sbb :

31- Desember 2010 Rugi/Laba.................................xx


Modal-Ali...........................................xx
(menutup dan membebankan Laba yang diperoleh selama periode ke
Rekening Modal – ini apabila perusahaan memperoleh laba ).

31-Desember 2010 Modal – Ali..............................xx


Rugi/Laba............................................xx
(menutup dan membebankan Kerugian yang didapat perusahaan dalam
menjalankan operasinya selama periode-ini jurnal apabila perusahaan
mengalami kerugian )

31-Desember 2010 Modal – Ali..............................xx


Prive-Ali...............................................xx
( menutup dan membebankan pengambilan prive oleh tuan Ali untuk
kepentingan Pribadinya )

Apabila sdr sudah lancar dan memahami akuntansi , maka “jurnal penutup” ini bisa
diselenggarakan / dilakukan dengan cara menggabungkan ( combined Journal Entry ) semua jurnal
penutup ini dalam satu kesatuan jurnal, dan bukan di jurnal satu per satu , yang dalam akuntansi di
sebut : “Combined Journal Entries” atau Jurnal Gabungan.

Kesimpulan sementara :
(1).Bahwa saldo-saldo buku Besar untuk Akun/Rekening Nominal ( Nominal Account) , saldo nya di
tutup dan di bebankan ke Rekening /Akun Rugi/Laba ( Ichtisar Rugi Laba) dengan
menggunakan Jurnal Penutup ( for Nominal account , the balance to close to Profit and Loss
with Closing Entries )

(2) Saldo-saldo Buku Besar untuk Akun-akun Rekening Akun Riel ( Riel Account ) , Saldo nya di
pindahkan ke Neraca ( to tranfer to Balance sheet )

(3). Saldo Akun Rugi/Laba ( Ictisar Rugi/Laba ) di tutup dan di bebankan ke Akun/Rekening Modal-Ali
dengan menggunakan Jurnal Penutup.

(4). Saldo Buku Besar Rekening/Akun Prive-Ali , di tutup dan di bebankan pada Modal Ali dengan
menggunakan Jurnal Penutup.
Secara skematis dapat di gambarkan sebagai berikut : Per 31 Desember
Akun saldo Buku
Per 31-Desember , Saldo Besar “R/L” atau
Akun-akun Buku Besar Per 31 Desember .
“IchtisarRugi/laba”
Pendapatan : 1 Saldo Pendapatan dan
ditutup dengan
-Penjualan Beaya-beaya ditutup
“jurnal Penutup “
-Pendapatan Jasa dengan “jurnal penutup”
dan di bebankan ke
-Pendapatan Sewa dan di bebankan ke
“Modal”
-Pendapatan Bunga Rekening : Rugi/Laba
.
-Pendapatan lain-lain (atau akun : Ichtisar
Misal :
Rugi/Laba)
“MODAL-ALI’
Ditutup dan di bebankan dng “Jurnal Penutup”

“Jurnal Penutup” 3 Jurnal Penutup”
2
Per 31-Desember , Saldo 4
Akun-akun Buku Besar
Beaya-beaya :
-Beaya Gaji
Per 31 Desember Rekening
Saldo Akun Buku Besar MODAL
-Beaya listrik
-Prive
-Beaya Penjualan 5
Misal : Prive Ali
-Beaya Penyusutan
-Beaya lain-lain
Ditutup dan di bebankan
dengan Keterangan :
Ditutup dan di bebankan dng
“jurnal Penutup”
“Jurnal Penutup”
Ke Modal 12345 Jurnal Penutup

mdzulkirom
Cc file

Anda mungkin juga menyukai