Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori
Rosemarie Rizzo Parse”.
Makalah ini kami susun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Falsafah dan Teori Keperawaatan. Selain untuk memenuhi tugas kami juga menjadikan bahan
ajar tentang bagaimana teori Rosemarie Rizzo Parse. Dalam penyusunan makalah ini
tentunya tidak lepas dari bimbingan, arahan, koreksi, saran, dan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada  Ns. Istiqomah, S.Kp, MM selaku dosen
pembimbing mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan, Universitas Islam As-Syafi’iyah.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi penulis dan dapat
bermanfaat bagi pembaca serta dapat memberi informasi mengenai teori Rosemarie Rizzo
Parse . Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih kurang sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran sangat kami perlukan dari  Ibu dosen serta dari pembaca untuk
menjadikan makalah ini lebih baik.

08 Januari 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
A. Biografi Rosemarie Rizzo Parse 5
B. Sumber Teori Rosemarie Rizzo Parse 6
C. Teori Human Becoming Rosemarie Rizzo Parse 6
D. Prinsip dan Konsep Teori Human Becoming 7
E. Kelemahan dan Kelebihan Teori Human Becoming 9
F. Asumsi Dasar Paradigma Keperawatan 9
BAB III PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pelayanan yang dilakukan haruslah bersifat
humanistic, berlandaskan ilmu keperawatan, dan berorientasi terhadap kebaikan klien, keluarga,
masyarakat yang berpedoman pada etika profesi keperawatan. Pelayanan keperawatan dapat
dikatakan berkualitas apabila dilandaskan pada pengembangan teori dan model konseptual
keperawatan, pengembangan riset keperawatan, dan diimplementasikan dalam praktek keperawatan.
Teori adalah kumpulan konsep atau definisi dari suatu peristiwa yang dihubungkan sehingga
dihasilkan sesuatu yang mudah dipahami berupa pernyataan, kata-kata, penjelasan, perkiraan terhadap
suatu fenomena. Teori keperawatan sendiri merupakan sekumpulan pernyataan yang berhubungan
dengan ilmu keperawatan  dan merupakan body of knowledge yang digunakan untuk mendukung
praktik keperawatan.  Sedangkan menurut  Barnum (1990), teori keperawatan merupakan usaha-usaha
untuk menguraikan atau menjelaskan mengenai keperawatan.
Model konseptual adalah suatu kerangka kerja konseptual yang dilakukan secara sistematis
yang menjelaskan serangkaian gagasan secara global tentang keterlibatan individu, atau kelompok
terhadap suatu ilmu dan pengembanganya. Model konseptual keperawatan merupakan cara untuk
memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat didalamnya. Model konseptual ini
bertujuan untuk memberikan informasi supaya perawat peduli terhadap hal apa saja yang akan terjadi
pada pasien, keluarga, kelompok maupun lingkungan klien.
Teori dan model konseptual keperawatan ini sangatlah penting sebagai acuan dan dasar dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan sendiri merupakan pendekatan ilmiah dan
rasional dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di dunia keperawatan. Pendekatan tersebut
bertujuan untuk menyelesaikan masalah secara terarah dan terencana. Tahap asuhan keperawatan
meliputi pengkajian, diagnose, perencanaan ilmplementasi,dan evaluasi. Dalan pengembangan teori
keperawatan perlu dilandasi dengan teori keperawatan sebelumnya. Banyak  teori yang telah
dikemukakan oleh ahli keperawatan salah satunya adalah  Rosemarie Rizzo Parse.
Teori yang dikemukakan oleh Rosemarie Rizzo Parse berupa teori human becoming
(Alligood, 2010).  Asumsi yang mendasari teori ini disintesis dari karya-karya filsuf  Eropa. Teori ini
disusun sekitar tiga tema: makna, rhythmicity, dan transendensi. Tema ketiga, transendensi,
dinyatakan dalam prinsip ketiga humanbecoming, yang menyatakan bahwa "Cotranscending dengan
possibles adalah powering dan berasal dari transformasi" (Parse, 2007, hal. 309).  Prinsip ini berarti
bahwa bergerak di luar saat "sekarang" yang menempa jalur pribadi yang unik untuk diri sendiri di
tengah-tengah ambiguitas dan perubahan terus-menerus.
Human becoming merupakan human science dasar. Teori ini memandu perawat untuk fokus
pada kualitas hidup dari sudut pandang setiap orang sebagai tujuan keperawatan. Ini memberikan
alternatif bagi sebagian besar teori-teori lain dari keperawatan, yang mengambil pendekatan bio-
medis atau bio-psiko-sosial-spiritual. Teori human becoming adalah kombinasi dari faktor biologis,
psikologis, sosiologis, dan spiritual, dan menyatakan bahwa seseorang adalah makhluk kesatuan
dalam interaksi terus menerus dengan lingkungannya itu. Teori ini juga berfokus terhadap
pengalaman manusia. Inti dari teori ini adalah manusia melaksanakan proses mutualisme dengan
alam, memiliki arti multidimensional, bebas memilih hal berdasarkan harapan dan impian. Hal lebih
lanjut mengenaiteori Human becoming akan disampaikan secara terperinci oleh penulis dalam
makalah ini.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah biografi dari tokoh Rosemarie Rizzo Parse ?
2. Bagaimanakah penjelasan dari teori human becoming yang dikembangkan Rosemarie Rizzo
Parse?
3. Bagaimanakah prinsip dan konsep teori human becoming Rosemarie Rizzo Parse ?
4. Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan  teori human becoming ?
5. Bagaimanakah asumsi dasar paradigma keperawatan Rosemarie Rizzo Parse ?

C. Tujuan Penulis
1. Mengetahui biografi dari tokoh Rosemarie Rizzo Parse.
2. Memahami dan dapat menjelasan teori human becoming yang dikembangkan Rosemarie
Rizzo Parse.
3. Mengetahui prinsip dan konsep teori human becoming Rosemarie Rizzo Parse.
4. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan  teori human becoming Rosemarie Rizzo Parse.
5. Mengetahui asumsi dasar paradigma keperawatan Rosemarie Rizzo Parse.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Rosemarie Rizzo Parse


Rosemarie Rizzo Parse lulus dari Duquesne University di Pittsburgh,
dan meraih Master dan gelar Doktor dari University of Pittsburgh.
Antara 1983 dan 1993, beliau adalah seorang profesor dan
koordinator Pusat Penelitian Keperawatan di Universitas Hunter
College Kota New York. Dia juga seorang profesor dan Ketua
Niehoff di Loyola University di Chicago dari 1993 sampai 2006.
Dimulai pada Januari 2007, ia telah bekerja sebagai konsultan dan
sarjana tamu di Universitas New York College of Nursing. Parse
adalah pendiri dan editor saat Triwulanan Ilmu Keperawatan, dan
sebagai presiden dari Discovery International, Inc. Dia juga
merupakan Fellow aktif dalam American Academy of Keperawatan. Sepanjang karirnya, Parse telah
menerbitkan sembilan buku dan lebih dari 100 artikel dan editorial tentang bidang keperawatan.
Penghargaannya termasuk dua Penghargaan Lifetime Achievement diberikan dari Society Riset
Keperawatan Midwest dan Asosiasi Amerika Asia Pasifik Kepulauan Perawat. Perhimpunan
Cendekiawan Rogerian memberinya Martha Rogers E. Penghargaan Emas Slinky. Kemudian, pada
tahun 2008, ia menerima New York Times Pendidik Perawat of the Year Award. (McEwen&Wills,
2014).
Rosemarie Rizzo Parse adalah tokoh pencetus teori Human Becoming Parse. Ia memiliki
banyak pengalaman yang banyak dalam penilitian, teori, administrasi, dan praktik keperawatan.
Teorinya telah digunakan untuk memandu praktik di banyak Negara, termasuk Kanada, Finlandia,
Swedia, dan Amerika Serikat. Sebagai pendiri dan presiden Discovery International, Inc., dia
mempromosikan standar kualitas yang baik dalam ilmu keperawatan dan memberikan layanan
bimbingan kesehatan untuk individu, kelompok dan keluarga di Pittsburg. Parse pertama kalinya
mempulikasikan teorinya dalam Man- Living- Health: A Teory of Nursing ( Parse, 1981) dan
kemudian mengubahnya menjadi teori  human becoming. Mengganti human untuk manusia dan
becoming untuk kesehatan. Teori yang diberi judul baru tersebut dipublikasikan dalam The Human
Becoming School of Thought: A Perspective for Nurse and Other Health Professionals ( Parse, 1998).
Orang yang berpengaruh besar pada karyanya meliputi ahli filosofi eksistensial seperti Martin
Heidegger, Jean- Paul Sartre, dan Maurice Merleau- Ponty. Rosemarie Rizzo Parse memiliki
pengalaman yang banyak dalam teori , penelitian , administrasi , dan praktik keperawatan . Teorinya
telah digunakan untuk memandu praktik di banyak negara , termasuk Kanada , Filandia , Swedia dan
Amerika Serikat . Sebagai pendiri dan presiden dari Discovery Internasional , Inc., dia
mempromosikan standar kualitas yang baik dalam ilmu keperawatan dan memberikan layanan
bimbingan kesehatan untuk individu , keluarga , dan kelompok di Pittsburgh . Parse pertama kali
mempublikasikan teorinya dalam Man-Living-Health: A Theory of Nursing ( Parse ,1981 ) dan
kemudian mengubahnya menjadi teori Human Becoming , mengganti human untuk manusia dan
becoming untuk kesehatan .
Teori yang diberi judul baru tersebut dipublikasikan dalam The Human Becoming School of
Thought : A Perspective for Nurse and Orther Health Professionals ( Parse, 1998) . Orang
berpengaruh besar pada karyanya meliputi ahli filosofi eksitensial seperti Martin Heidegger, Jean Paul
Sartre dan Maurice Merleau - Ponty . Parse mengambil konsep dan asumsi teori dari Martha Rogers
mengenai Makhluk Hidup sebagai Unit . Dia telah menggabungkan integralitas , resonansi , helicy ,

5
komplementer , medan magnet , keterbukaan , pola dan pandimensionalitas ( Rogers ) dengan
keyakinan berikut dari teori eksistensial - fenomenologik : subyektifitas manusia , intensionalitas , ko-
konstitusi , ko-eksistensi dan kebebasan situasional . Subyektivitas manusia (human subjectivity)
berarti orang orang tumbuh dalam hubungan dialetik ( penalaran ) dengan dunia yang memberikan
makna terhadap apa yang muncul dalam proses becoming . Intensionalitas ( intentionality ) adalah
keterlibatan dengan dunia melalui sifat dasar dari memahami , ada , dan terbuka . Ko - konstitusi
( coconstitution ) mengacu pada ide bahwa makna yang muncul dalam situasi apapun berkaitan
dengan komponen atau konstituen tertentu dari situasi tersebut . Ko-eksistensi (coexistence) berarti
manusia sebagai makhluk nyata berada di dunia bersama sama dengan yang ainnya . Kebebasan
situasional (situasional freedom )mengacu pada ide bahwa orang berpartisipasi dalam memilih situasi
yang mereka hadapi serta sikap mereka terhadap situasi . Oleh karena itu , manusia selalu memilih .

B. Sumber Teori  Rosemarie Rizzo Parse


Parse menyusun teori human becoming dari prinsip-prinsip dan konsep-konsep dari Rogers.
Dia juga memasukkan konsep dan prinsip-prinsip dari phenomenologic eksistensial seperti yang
diungkapkan oleh Heidegger, Sartre, dan Merleau-Ponty. Teori ini berasal dari pengalamannya dalam
keperawatan dan dari sintesis prinsip-prinsip teoritis dari ilmu manusia (McEwen & Wills, 2014).

C. Teori Human Becoming Rosemarie Rizzo Parse


Menurut McEwen & Wills (2014) Teori Human Becoming diperoleh dari pengalaman
Rosemarie Rizzo Parse di bidang keperawatan, prinsip teoritis dari ilmu manusia, prinsip dan konsep
teori Rogers dan phenomenologic eksistensial seperti yang diungkapkan oleh Heidegger, Sartre, dan
Merleau-Ponty. Teori Human Becoming merupakan alternative pendekatan bio-psyco-social-spiritual.
Human Becoming Theory popular pada tahun 1992. Teori ini berasal dari Man-living-health
theory. Teori ini dikembangkan berdasarkan teori keperawatan tradisional mengacu pada teori pakar
keperawatan Eropa yaitu dari Heidegger, Sartre, Merleau-Ponty, dan Gadamer yang bekerja sama
dengan pakar keperawatan dari Amerika Martha Rogers. Terdapat tiga prinsip pada teori Human
Becoming. Setiap prinsip berisi 3 konsep yang diperlukan untuk mengeksplorasi pengertian yang
lebih mendalam tentang theory human becoming. Teori ini terdiri dari 3 bagian besar yaitu:
structuring, cocreating rhythmical pattern, and cotranscendence. (McEwen & Wills, 2014).
Parse tidak memisahkan secara spesifik asumsinya tentang alam semesta karena dia yakin
bahwa alam semesta adalah multidimensi dan proses yang saling menguntungkan pada manusia dan
juga tidak dapat dipisahkan dari manusia. Kejadian ini membuktikan bahwa asumsi tentang manusia
dan prosesnya adalah sebagai berikut (McEwen & Wills, 2014):
1. Manusia adalah ada selama pola secara teratur dari pembentukan (proses) alam semesta
(keberadaan, pembentukan, dan pola).
2. Manusia adalah mahluk terbuka, menentukan makna situasi secara bebas, bertanggung jawab
untuk keputusan (situasi bebas, terbuka, dan energi).
3. Manusia adalah unit terkecil, terjadi pola hubungan yang teratur (energi, pola, dan
pembentukkan).
4. Manusia adalah mempunyai cakupan yang luas (melihat lebih jauh) secara multidimensi terhadap
berbagai kemungkinan-kemungkinan (terbuka, pandimensional, dan situasi yang bebas).
5. Menjadi unit terkecil dari kehidupan kesehatan manusia (terbuka, situasi bebas dan
pembentukkan).
6. Menjadi bagian proses pembentukkan manusia-alam semesta secara terarur (pola pembentukan
dan pandimensional).
7. Menjadi adalah pola yang terbentuk dari prioritas nilai dari hubungan (siatusi bebas, pola, dan
keterbukaan).

6
8. Menjadi adalah proses dalam diri terhadap berbagai kemungkinan (keterbukaan, situasi bebas, dan
keberadaan).
9. Menjadi adalah proses menjadi manusia sebagai suatu unit (keberadaan, energi, dan
pandimensional).
                       
Parse (1998) mensintesis 9 asumsi dasar tentang manusia dan prosesnya menjadi 3 asumsi
dasar, yaitu :
1. Proses menjadi manusia adalah pilihan setiap individu secara bebas terhadap makna akan suatu
situasi dalam proses nilai kehidupan manusia.
2. Proses manusia menjadi adalah pola yang diciptakan secara teratur dalam hubungan proses
menguntungkan antara manusia dan alam semesta.
3. Proses menjadi manusia adalah proses multidimensi yang menggabungkan berbagai
kemungkinan-kemungkinan (McEwen & Wills, 2014).

D. Prinsip dan Konsep Teori Human Becoming


Tiga prinsip pada teori Human Becoming. Setiap prinsip berisi 3 konsep yang diperlukan
untuk mengeksplorasi pengertian yang lebih mendalam tentang theory human becoming. Teori ini
terdiri dari 3 bagian besar yaitu: structuring, cocreating rhythmical pattern, and cotranscendence
(McEwen & Wills, 2014).
1. Structuring
Pada komponen ini terdapat tiga bagian penting antara lain
a. Imaging
Menurut Parse manusia memiliki rasa ingin tahu yang luarbiasa tinggi.Dalam memenuhi
hasratnya akan suatu hal tersebut manusia mencoba untuk mencari tahu ataupun menduga jawabanya.
Jawaban dari pertanyaan muncul dari penggalian manusia terhadap realita dan pandangannya terhadap
suatu fenomena. Imaging adalah intepretasi personal dari arti, kemungkinan dan konsekuensi. Perawat
tidak dapat mengetahui imaging secara lengkap tetapi perawat mampu mengungkap, menghormati,
dan memberi kesaksian sebagai pertahanan manusia dengan proses membentuk, mencari,
mengintegrasi, menolak dan mengintepretasi
b. Valuing
Valuing merupakan konsep tentang bagaimana seseorang menegaskan kepercayaanya atau
tidak mengenai perspektif personal atau pandangan dunia. Manusia menegaskan pemikiran mereka
tentang bagaimana manusia berpikir, betindak dan merasakan dan pilihan mereka mungkin menjadi
menetap sebagai pilihan utama dan mereka mungkin berbeda secara radikal dan mencari perpindahan
nilai.
c. Languaging
Manusia berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal. Setiap tindakan seperti cara
berbicara, melihat, bergerak, bahkan ketika mereka diam mengisyaratkan terjadinya komunikasi .
Perawat dapat memahami beberapa bahasa dimana manusia tersebut memperlihatkan, tetapi mereka
tidak mampu mengetahui arti dari bahasa tersebut. Untuk mengerti bahasa, perawat harus bertanya
kepada orang tersebut apa maksud dari kata-kata, tindakan dan gerak-gerik tersebut. Sesuatu yang
mungkin terjadi ketika seseorang belum mengetahui maksud dari bahasa mereka, dimana perawat
menghormati proses yang sedang berjalan untuk mengerti maksud dari situasi tersebut. Jelaslah
bahwa untuk mengerti itu membutuhkan waktu, dan manusia tahu kapan untuk menjelaskan arti yang
sesuai pada saat itu.

2. Cocreating

7
Maksud dari prinsip ini adalah kehidupan manusia menciptakan pola-pola dari hari ke hari
dan pola-pola tersebut memberitahukan tentang arti dan nilai secara personal. Dalam pola yang saling
berhubungan manusia menciptakan, banyak kebebasan dan pembatasan pada pilihan; semua pola
terlibat dalam ikatan yang komplek dan tidak terikat dengan manusia, pikiran dan pilhan. Prinsip
kedua ini memiliki 3 konsep yaitu :
a. Mengutarakan–menyembunyikan (Revealing-Concealing)
Mengutarakan-membunyikan adalah cara seseorang untuk memperlihatkan dan sembunyi,
sekaligus, untuk menjadi manusia (Parse,1981,1998). Digunakan untuk menceritakan dan lebih
mengenalkan tentang diri sendiri kepada orang lain. Terkadang manusia mengetahui apa yang ingin
dikatakan dan mereka menyalurkannya dengan begitu jelas dan terkadang juga manusia memiliki hal
yang mengejutkan diri mereka sendiri dengan kata-kata yang mereka lontarkan.
b. Tidak ada batasan–terbatas (Enabling-Limiting)
Kemungkinan–keterbatasan adalah tentang memilih dari kemungkinan  dan hidup dengan
konsekuen  pada pilihan yang telah dipilih. Perawat dapat membantu untuk oranglain seperti
merenungkan pilihan dan antisipasi dari konsekuen pada pilihan yang sulit.
c. Berhubungan– terpisah (Connecting-Separating)
Konsep ini berhubungan dengan bagaimana manusia menciptakan pola dari yang
berhubungan dan terpisah antara manusia dan  proyek. Pola ini menciptakan nilai prioritas yang
diungkapkan. Saling berhubungan dan terpisah ini adalah tentang  komunitas-kesendirian dan orang
yang terpisah dari perkumpulan untuk bergabung bersama. Berhungan-terpisah juga menjelaskan
antara 2 orang dapat lebih dekat dan belum terpisahkan antara 2. Kadang-kadang terhubungkan ketika
orang terpisah karena seseorang dapat menghuni atau mendiami  dengan kehadiran seseorang dengan
kedekatan yang besar, terutama ketika berduka untuk orang lain. (Burnes, 200a; Cody, 1995b;
Pilkington, 1993). Nurses belajar mengenai pola seseorang dari terhubung-terpisah dengan
menanyakan tentang pentingnya arti suatu hubungan dan proyek.

3. Cotranscending
Dalam pengambilan keputusan pastilah akan ada keterlibata norang lain baik mengenai
bagaimana menjadi, sikap apa atau pendekatan untuk memiliki, untuk berhubungan dengan siapa,
minat apa atau keprihatinan untuk diganggu. Pilihan mencerminkan cara orang bergerak dan berubah
dalam proses menjadi.
Tiga konsep prinsip ini adalah sebagai berikut
a. Powering
Makna tentang kehidupan dan perjuangan dan kemauan untuk terus berjuang meskipun
menemui  kesulitan dan ancaman.  Parse (1981, 1998) menggambarkan powering sebagai proses
mendorong - menolak yang selalu terjadi dan yang menegaskan keberadaan kita dalam kemungkinan
ketidakberadaan. Orang secara  terus-menerus terlibat dan ketidakberadaan (tentang hilang dan risiko
kematian dan penolakan). Powering adalah gaya yang diberikan, yang mendorong untuk bertindak
dan kemungkinan hidup dengan tujuan di tengah untuk menegaskan dan memegang apa yang
disayangi, sementara secara bersamaan hidup dengan kehilangan dan ancaman ketidakberadaan
(nonbeing). Selalu ada perlawanan dengan kekuatan mendorong powering, karena orang-orang yang
hidup dengan orang lain yang juga menghadapi terhadap berbagai kemungkinan.
b. Originating
Konsep tentang keunikan manusia dan memegang dua paradoks berikut: (1) sesuai-tidak
sesuai dan (2) kepastian-ketidakpastian. Orang berjuang untuk menjadi seperti orang lain, namun
mereka juga berusaha untuk menjadi unik. Pilihan tentang originating terjadi dengan realitas
kepastian-ketidakpastian. Tidak mungkin mengetahui semua yang mungkin datang dari memilih
untuk menjadi berbeda atau dari memilih untuk menjadi seperti orang lain.  Originating dan

8
menciptakan lagi adalah pola yang berdampingan dengan keteguhan dan kesesuaian (Parse, 1981,
1998). Pola originating kerajinan manusia yang unik ketika kemungkinan mereka terlibat kehidupan
sehari-hari. Perawat saksi  originating bersama orang-orang yang sedang dalam proses memilih
bagaimana mereka akan dengan mengubah pola kesehatan.
c. Transforming
Transforming adalah tentang perubahan yang disengaja dan pergeseran pandangan bahwa
orang-orang memiliki tentang hidup mereka. Orang selalu berjuang untuk mengintegrasikan yang
tidak biasa dengan yang biasa terjadi dalam keseharian kehidupan mereka. Ketika penemuan-
penemuan yang baru dibuat, orang mengubah  pemahaman mereka, kadang-kadang, pola hidup dan
pandangan dunia dapat bergeser dari wawasan misteri dan situasi yang sering terjadi dalam kehidupan
mereka. Transformasi adalah perubahan yang berkelanjutan dengan karakteristik mutual process dan
kecerdikan manusia sebagai orang-orang yang  menemukan cara untuk mengubah arah harapan dan
impian mereka (Parse, 1981, 1998). Perawat, dengan  cara mereka hadir dengan orang lain, membantu
atau menghalangi upaya orang untuk mengklarifikasi harapan, impian, dan arah yang diinginkan
mereka.

E. Kelemahan dan Kelebihan Teori Human Becoming


Berbeda dengan model yang lain yang sudah establish, Human Becoming belum digunakan
secara luas dalam prakteknya. Bagaimanapun juga sebuah teori tentunya mempunyai kelemahan dan
kelebihan, seperti halnya teori “Human Becoming” dari parse ini.
A. Kelebihan
1. Membedakan keperawatan dari disiplin lain.
2. Praktek - Menyediakan pedoman perawatan dan administrasi yang berguna.
3. Berguna dalam Pendidikan.
4. Model ini menyediakan metodologi penelitian.
5. Menyediakan kerangka kerja untuk membimbing penyelidikan teori lain.

B. Kelemahan
1. Penelitian dianggap berada dalam "lingkaran tertutup" .
2. Jarang kuantitatif hasil - Sulit untuk membandingkan dengan studi penelitian lain, tidak ada
kelompok kontrol, pertanyaan standar, dll .
3. Tidak dimanfaatkan proses keperawatan / diagnosa .
4. Meniadakan gagasan bahwa setiap orang terlibat dalam pengalaman hidup yang unik.
5. Tidak dapat diakses oleh perawat pemula .
6. Tidak berlaku untuk akut.

F. Asumsi Dasar Paradigma Keperawatan


McEwen & Wills (2014) menyatakan asumsi dasar paradigma keperawatan berdasarkan
konsep Parse yaitu:
1. Perawat
Keperawatan  adalah  sebuah  ilmu  pengetahuan  manusia  dan  seni  yang menggunakan
badan abstrak pengetahuan untuk melayani orang. Keperawatan dilihat sebagai komponen yang harus
ada (dihadirkan) untuk dapat memfasilitasi proses menjadi sehat dari setiap komponen yang lain.
Menulis secara luas tentang keyakinan mengenai keperawatan sebagai ilmu pengetahuan dasar selama
lebih dari 30 tahun. Parse telah mengembangkan keyakinannya bahwa keperawatan adalah ilmu
pengetahuan dasar dan bahwa perawat memerlukan teori yang berbeda dari disiplin ilmu lain.

9
2. Kesehatan
Kesehatan dipandang sebagai proses yang berubah secara terus menerus untuk menjadi tetap
sehat. Kesehatan manusia berhubugan erat dengan bagaimana perilaku dalam hidupnya
mengembangkan powering, originating, dan transforming.

3. Manusia
Manusia merupakan komponen terbuka, unik dan berbeda dari komponen yang lain secara
terpisah. Parse memandang konsep manusia universal dan kesehatan sebagai suatu kesatuan. Parse
mengatakan bahwa walaupun tiap hal ini dideskripsikan secara terpisah tetapi mereka berhubungan
dalam suatu proses. Manusia mempengaruhi dan dipengaruhi orang lain. Manusia menjadi tau dan
mengerti saat mereka bekerja dengan alam melalui orang lain dengan ide-ide,sejarah, budaya dan
harapan-harapan. Konsep manusia menurut Parse diantaranya:
1. Manusia yang hidup berdampingan sambil coconstituting pola ritmis dengan alam semesta.
2. Manusia adalah kesatuan, terus coconstituting pola berhubungan.
3. Manusia terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, yang bertanggung jawab atas keputusan.
4. Manusia ini melampaui multidimensional dengan possibles.
5. Becoming adalah proses terbuka, dipengaruhi oleh pengalaman manusia (konsep terbuka,
coconstituting dan situasi kebebasan).

4. Lingkungan
Lingkungan dipandang sebagai pemberi stimulus dalam proses timbal balik dalam hubungan
dengan manusia. Segala sesuatu secara pribadi dan pengalamannya yang mampu memberikan
hubungan timbal balik dengan

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Parse mengembangkan sebuah teori tentang caring yang dinamakan Teori Human Becoming.
Munculnya teori ini berasal dari pengalamannya dalam keperawatan dan dari sintesis prinsip-prinsip
teoritis dari ilmu manusia. Teori ini merupakan alternative pendekatan bio-psyco-social-spiritual.
Terdapat tiga prinsip pada teori Human Becoming. Setiap prinsip berisi 3 konsep yang diperlukan
untuk mengeksplorasi pengertian yang lebih mendalam tentang theory human becoming. Teori ini
terdiri dari 3 bagian besar yaitu: structuring, cocreating rhythmical pattern, and cotranscendence.
Parse menggagas teori ini untuk lebih menjabarkan tentang sikap caring yang tepat,
khususnya bagi perawat. Meski begitu, manusia tidaklah ada yang sempurna. Ada beberapa
kekurangan dan kelebihan dari teori ini. Namun, Parse telah menyumbangkan banyak kontribusi
untuk perkembangan teori caring dalam keperawatan.

B. Saran
Untuk kedepannya, perawat lebih bisa menerapkan sikap caring yang benar, salah satunya
berdasarkan teori caring dari Parse demi mewujudkan masa depan perawat Indonesia yang lebih maju.
Teori memang penting untuk dipelajari, namun praktiknyalah yang lebih penting.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/18786090/Rosemarie_Rizzo_Parse_suci
https://elitugasku.blogspot.com/2018/02/teori-rosemarie-rizzo-parse.html
https://docuri.com/download/aplikasi-teory-rosemarie-rizzo-
parse_59bf394cf581716e46c3dbe8_pdf

12

Anda mungkin juga menyukai