Anda di halaman 1dari 16

233

Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 7, No. 2, April 2022, hlm 233-248

INSTAGRAM SEBAGAI MEDIUM PERLAWANAN PETANI


DI ERA DIGITAL

Aprilianti Pratiwi1, Cikal Dara Pangestu2


Universitas Pancasila
Jl. Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia
aprilyantipratiwi@univpancasila.ac.id

ABSTRAK

Telah terjadi pergeseran cara dalam melakukan perlawanan petani. Dahulu, aktivis petani hanya
mengandalkan cara konvensional seperti demonstrasi ke lapangan untuk menuntut hak mereka. Saat
ini cara lama itu didukung pemanfaatan digitalisasi, yaitu dengan menggunakan media sosial. Salah
satu media sosial yang digunakan sebagai medium perlawanan petani adalah Instagram. Instagram
digunakan oleh Akmisosial, sebuah organisasi politik independen, sebagai medium bagi perlawanan
petani Telukjambe, Karawang, Jawa Barat yang lahannya telah dirampas oleh pihak swasta secara
semena-mena. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan Instagram sebagai medium
perlawanan petani di era digital. Penelitian ini menggunakan pendekatan Analisis Media Siber (AMS)
dengan metode etnografi virtual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlawanan petani yang
dilakukan melalui media sosial tidak hanya sebatas jari saja, namun juga dapat menjadi aksi nyata,
baik dalam bentuk materi seperti penggalangan dana bagi petani yang sedang berada di pengungsian
atau aksi nyata dengan ikut langsung ke lapangan. Hal tersebut dapat ditemukan pada respon-respon
yang diberikan oleh followers. Instagram sebagai media sosial yang mengandalkan aspek visual,
dengan unggahan berupa foto dan video, mampu menggugah atensi para followers untuk
berpartisipasi. Diharapkan kepada aktivis-aktivis perlawanan petani lain agar dapat memanfaatkan
media sosial dalam melakukan aksi perlawanan supaya partisipan yang lebih luas dapat terjangkau.

Kata-kata Kunci: Analisis Media Siber; era digital; etnografi virtual; Instagram; perlawanan petani

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


234
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 7, No. 2, April 2022, hlm 233-248

INSTAGRAM AS PEASANT RESISTANCE MEDIUM


IN THE DIGITAL ERA

ABSTRACT

The way of peasant resistance has changed. So far, peasant activists have relied solely on traditional
methods such as field demonstrations to claim their rights. Currently, the old method is supported by
the use of digitization, especially social media. One of the social media used to support the peasant
resistance is Instagram. It’s being used by Akmisocial, an independent political organization, as a
means of protest by peasant in Telukjambe, Karawang, West Java, whose land has been arbitrarily
expropriated by private owners. Aim of this study is to explore the use of Instagram as a means of
protest for peasant in the digital age. This study uses Cyber Media Analysis approach and uses virtual
ethnographic techniques. The results show that peasant resistance through social media is not only
typing, but also actual actions in the form of materials such as financing for farmers in refugee camps
and direct participation. These found in the answers given by Instagram followers. Instagram is a
social media based on visual aspects, with uploads photos and videos, able to arouse the attention of
subscribers to engage. It’s hoped that other peasant resistance activists can use social media to
conduct resistance activities to reach more participants.

Keywords: Cyber Media Analysis; digital era; Instagram; peasant resistance; virtual etnography

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


235
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 7, No. 2, April 2022, hlm 233-248

PENDAHULUAN
Sebagai negara agraris, konflik lahan merupakan isu yang tidak akan pernah absen di
Indonesia. Catatan Akhir Tahun 2021 Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) pada 2021
menyebutkan masih tingginya jumlah konflik lahan di tahun kedua Pandemi Covid-19, yaitu
dengan 207 konflik. Jumlah konflik tersebut terjadi di 32 provinsi dan tersebar di 507 desa
atau kota (KPA 2021).
Umumnya konflik lahan terjadi secara struktural, yaitu antara masyarakat desa atau
masyarakat adat, atau petani berbenturan dengan badan usaha milik negara ataupun swasta
(Widapratama & Darwis 2019; Pratiwi et al 2019a; Pratiwi et al 2019b; Pratiwi et al 2020;
Pratiwi 2021; Mustopa et al 2020). Sebagaimana di awal tahun 2022 ini, kita disambut
dengan bentrok antara petani dengan polisi di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah. Bentrok
ini terjadi dikarenakan penolakan warga atas kegiatan penambangan batu andesit guna
pembangunan Bendungan Bener yang merupakan proyek strategis nasional (Sibuea 2022).
Masih kuat dalam ingatan bagaimana perlawanan petani yang dilakukan oleh petani
Telukjambe, Karawang, Jawa Barat pada 2017 lalu. Kala itu mereka harus melakukan aksi
kubur diri di depan Istana Negara, RI selama berhari-hari akibat tuntutan mereka tidak juga
diindahkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Karawang. Peristiwa ini merupakan akibat
dari perampasan lahan yang dilakukan oleh PT Pertiwi Lestari atas lahan yang telah puluhan
tahun ditinggali dan digarap oleh petani Telukjambe, Karawang, Jawa Barat. Para petani
beserta anak dan keluarga mereka pun diusir dan harus mengungsi ke sejumlah lokasi.
(Pratiwi et al 2019a; Pratiwi et al 2019b; Pratiwi et al 2020; Pratiwi 2022).
Ternyata perlawanan yang dilakukan oleh petani Telukjambe ini tidaklah dilakukan
sendiri. Terdapat sejumlah aktivis yang turut membantu perjuangan mereka, namun melalui
jalur digital, salah satunya adalah Akmisosial. Berdasarkan pengamatan virtual yang
dilakukan, Aksmisosial memanfaatkan sejumlah sosial media sebagai upaya dalam
membantu menyebarkan informasi terkait perjuangan yang dilakukan petani Telukjambe.
Salah satu media sosial yang digunakan Akmisosial adalah Instagram.
Penelitian terdahulu menemukan bahwa Instagram memang telah digunakan sebagai
media gerakan sosial, diantaranya terkait isu hak pejalan kaki (Ramadhanti dan Setyanto
2018), isu kejahatan seksual (Maharani et al 2021), dan isu politik (Sibaweh dan Cangara
2021). Selain itu Instagram juga telah banyak digunakan sebagai media penyebaran informasi
terkait isu Covid-19 (Dianita et al 2021) dan media promosi kegiatan pariwisata (Pratiwi dan
Madanacaragni 2020). Penelitian ini hendak membuktikan bahwa Instagram kini telah

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


236
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 7, No. 2, April 2022, hlm 233-248

dijadikan sebagai media perlawanan bagi para aktivis dalam melakukan gerakan perlawanan
petani.
Di era digital ini penting untuk melakukan gerakan perlawanan secara digital. Hal ini
dikarenakan tingginya angka pengguna internet di Indonesia, yaitu 82 juta jiwa (Kementrian
Komunikasi dan Informatika 2022). Berdasarkan data tersebut Indonesia kini menaungi
posisi ke-8 pengguna internet tertinggi dunia. Sayangnya saat ini masih minimnya literatur
ilmiah -khususnya penulis di Indonesia- mengenai perlawanan petani melalui media online di
Indonesia. Padahal telah ada sejumlah aktivis perlawana petani yang melakukan aksi melalui
media sosial. Terlebih kegiatan mobilisasi yang dilakukan aktivis melalui media online
adalah gerakan awal untuk dapat menjaring massa yang lebih luas (Pratiwi et al 2019a).
Maka penting untuk dikaji apa saja konten-konten yang disajikan oleh aktivis perlawanan
petani melalui media sosial, bagaimana interaksi yang dilakukan dengan followers-nya dan
apakah aksi di media sosial tersebut seiring dengan aksi di dunia nyata.
Nasrullah (2017) menyatakan bahwa dalam menganalisis media sosial dapat
menggunakan empat level Analisis Media Siber (AMS), yaitu ruang media, dokumen media,
objek media dan pengalaman. Perangkat teknologi internet tak hanya melulu menyodorkan
bentuk-bentuk medium saja, akan tetapi dapat pula bertransformasi menjadi bagian dari
budaya, hubungan sosial serta beragam praktek komunikasi di dunia maya (Nasrullah 2018).
Berdasarkan penjabaran yang telah dikemukakan tersebut maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui penggunaan Instagram oleh Akmisosial sebagai medium
perlawanan petani di era digital.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah etnografi digital atau dikenal pula
dengan etnografi virtual. Kozinets (2009) menjelaskan bahwa etnografi virtual merupakan
metode penelitian kualitatif yang merupakan bentuk penyesuaian dari sejumlah karakteristik
khusus pada etnografi tradisional yang bertujuan untuk mempelajari budaya dan praktek-
prakteknya yang hadir dalam komunikasi berbasis teks via media komputer. Penelitian ini
menggunakan empat level Analisis Media Siber (AMS) (Nasrullah 2017) dalam menganalisis
Instagram yang digunakan Akmisosial sebagai media gerakan perlawanan petani, yaitu level
ruang media, dokumen media, objek media dan pengalaman. Pada level ruang media
menganalisis media sosial apa saja yang dimiliki Akmisosial serta pengelolaan akun
Instagram @akmisosial. Pada level dokumen media menganalisis konten-konten unggahan

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


237
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 7, No. 2, April 2022, hlm 233-248

@akmisosial terkait perlawanan petani Telukjambe. Pada level ketiga, yaitu level objek
media, digambarkan interaksi yang terjadi antara admin akun @akmisosial dengan follower
atau pengikutnya. Terakhir, pada level pengalaman, dianalisis sinergitas antara gerakan
offline dan online yang dilakukan oleh Akmisosial.
Adapun tahapan pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut: (1) Mengidentifikasi media sosial yang terdapat #savepetanitelukjambe sebagai
lingkungan penelitian. Penulis pada awalnya melakukan pencarian #savepetanitelukjambe
pada laman pencarian di internet. Hasil pencarian menunjukkan bahwa terdapat tiga media
sosial yang menampilkan #savepetanitelukjambe, yaitu Instagram, Twitter dan Facebook.
Dari ketiga media sosial tersebut Instagram merupakan media sosial yang paling banyak
ditemukan #savepetanitelukjambe. Hal ini dapat diidentifikasi dari jumlah
#savepetanitelukjambe pada tiap-tiap media sosial. Pada media sosial Facebook hanya
ditemukan 15 akun yang menggunakan #savepetanitelukjambe, sedangkan pada media sosial
Twitter hanya ditemukan dua postingan yang menggunakan #savepetanitelukjambe. Kedua
postingan tersebut juga hanya berasal dari dua akun saja, yaitu akun @AKMIsosial dan
@adiepoernama913. Berdasarkan pencarian di Instagram, terdapat 40 postingan yang
menggunakan #savepetanitelukjambe. Keempatpuluh postingan yang menggunakan
#savepetanitelukjambe tersebut berasal dari sejumlah akun yang berbeda sebagaimana
terlihat pada Gambar 1.

Sumber: Instagram #savepetanitelukjambe


Gambar 1 Hasil pencarian #savepetanitelukjambe pada Instagram

Melalui hasil identifikasi tersebut penulis memutuskan untuk memilih media sosial
Instagram sebagai lingkungan yang diteliti. Hal ini berdasarkan banyaknya jumlah

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


238
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 7, No. 2, April 2022, hlm 233-248

#savepetanitelukjambe pada media sosial Instagram dibandingkan dengan dua media sosial
lainnya, yaitu Twitter dan Facebook. (2) Menentukan akun media sosial untuk menjadi
komunitas yang diteliti. Penulis selanjutnya melakukan pengamatan lebih rinci terhadap
#savepetanitelukjambe yang terdapat pada sosial media Instagram. Terdapat 26 akun yang
menggunakan #savepetanitelukjambe, yaitu @akmisosial, @yudafebrians, @alkhamer_,
@rizzarezpect, @si.encer, @jomblo_berontak, @raynata_21, @perpus_tangsel,
@deriick.red, @perpustakaanjalanan_krw, @saman.krm2, @a.adi_nugraha,
@senjakalabahasa, @sutractions, @lukisan_masa, @serikatrakyat, @infotanmalaka,
@saputraalvin7, @classstruggle.id, @koalisimelawantambang, @utusanrevolusi,
@himaseafpunw, @pmiifisipunsika, @dpkteknikunsur, dan @berdikaribook. 26 akun
tersebut merupakan akun pribadi maupun akun komunitas atau organisasi. Terdapat enam
akun yang memposting #savepetanitelukjambe lebih dari dua kali, yaitu @akmisosial,
@yudafebrians, @alkhamer_, @rizzarezpect, @deriick.red, dan @serikatrakyat. Selain dari
keenam akun tersebut hanya menggunakan #savepetanitelukjambe hanya satu kali.
Tabel 1 Akun Instagram yang menggunakan #savepetanitelukjambe lebih dari satu kali
No Nama Akun Jumlah postingan Jumlah Follower
. #savepetanitelukjambe
1. @akmisosial 9 2.121
2. @yudafebrians 4 1.726
3. @alkhamer_ 2 3.428
4. @rizzarezpect 2 657
5. @deriick.red 2 343
6. @serikatrakyat 2 256
Sumber: Olahan Peneliti, 2022

Pada Tabel 1 dapat dilihat nama keenam akun yang menggunakan


#savepetanitelukjambe. Urutan nama akun berdasarkan jumlah penggunaan
#savepetanitelukjambe. Dari keenam akun tersebut, akun @akmisosial merupakan akun
dengan jumlah #savepetanitelukjambe terbanyak, yaitu sebanyak sembilan tagar. Sedangkan
urutan kedua adalah akun @yudafebrians dengan jumlah empat #savepetanitelukjambe.
Sedangkan empat akun lainnya yaitu @alkhamer_, @rizzarezpect, @deriick.red, dan
@serikatrakyat masing-masing dua #savepetanitelukjambe.
Hasil pengamatan secara virtual juga menunjukkan bahwa unggahan akun @akmisosial
yang menggunakan #savepetanitelukjambe dikirim ulang (re-post) oleh akun-akun lainnya.
Total terdapat 14 unggahan yang merupakan kiriman ulang (re-post) dari akun @akmisosial,
yaitu berupa video dan foto kondisi yang dialami oleh petani Telukjambe kala itu. Hal ini

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


239
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 7, No. 2, April 2022, hlm 233-248

sebagaimana yang terlihat pada Gambar 2. Pada Gambar 2 terdapat unggahan dari akun
@berdikaribook yang merupakan kiriman ulang (re-post) dari @akmisosial.

Sumber: Akun Instagram @berdikaribook


Gambar 2 Unggahan akun @berdikaribook yang merupakan kiriman ulang (re-post)
dari @akmisosial

Berdasarkan data tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa akun @akmisosial


merupakan akun awal yang mengunggah sejumlah kondisi yang dialami oleh petani
Telukjambe. Unggahan aktual yang dikirim oleh akun @akmisosial kemudian menjadi
referensi bagi akun-akun lainnya sehingga mereka pun mengirimkan ulang (re-post)
unggahan dari @akmisosial tersebut.
Berdasarkan data pada Tabel 1 (banyaknya jumlah penggunaan #savepetanitelukjambe)
dan Gambar 2 (unggahan yang dikirim ulang (re-post)), dapat disimpulkan bahwa akun yang
akan diteliti pada penelitian ini adalah @akmisosial.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Mengelola Akun yang Berpihak kepada Rakyat sebagai Level Ruang Media

Sebagaimana dikutip dari lensaakmi.wordpress.com, Akmisosial atau Aksi Kaum Muda


Indonesia merupakan sebuah organisasi masyarakat yang memiliki independens, nasionalis,
terbuka, demokratis, kerakyatan yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945 serta
Trisakti. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh Akmisosial meliputi bidang pendidikan,
kebudayaan, pelayanan kesehatan dan lainnya. Visi Akmisosial adalah ‘Kesetaraan sosial,
ekonomi, pendidikan, kesehatan sesuai dengan nilai Pancasila’.
Berdasarkan penelusuran virtual yang dilakukan, Akmisosial setidaknya memiliki dua
akun media sosial, yaitu Instagram (@akmisosial) dan Twitter (@AKMIsosial). Jika

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


240
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 7, No. 2, April 2022, hlm 233-248

keduanya dibandingkan, unggahan dari akun Instagram Akmisosial lebih update


dibandingkan akun Twitter-nya. Bahkan beberapa kiriman pada akun Twitter Akmisosial
merupakan unggahan yang dikirim ulang (re-post) dari akun Instagramnya. Hal ini dapat
dilihat dari Gambar 3 yang menunjukkan unggahan akun Twitter @AKMIsosial. Pada
gambar tersebut terlihat sejumlah unggahan yang merupakan kiriman ulang (re-post) dari
akun Instagramnya.

Sumber: Akun Twitter @AKMIsosial


Gambar 3 Unggahan Akun Twitter @AKMIsosial

Hingga Maret 2022, akun Instagram @akmisosial telah melakukan unggahan sebanyak
737 kali. Jumlah pengikutnya adalah 2.175 dan jumlah akun lain yang diikuti sebanyak 166
akun. Sebagaimana disajikan pada Gambar 4, pada laman bio akun @akmisosial terdapat
tulisan “Political Organization” yang menegaskan bahwa akun ini merupakan akun organisasi
politik. Selain itu pada laman bio akun ini juga terdapat pula quotes: “Di tangan rakyat yang
berjuanglah kemenangan itu berada”, BELAJAR, BERGERAK, BERJUANG. Pada bagian
bawah laman bio akun ini juga terdapat alamat website Akmisosial yaitu
lensaakmi.wordpress.com.

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


241
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 7, No. 2, April 2022, hlm 233-248

Sumber: Akun Instagram @akmisosial


Gambar 4 Laman Bio Akun Instagram @akmisosial
Pada Analisis Media Siber, level ruang media tak hanya menjadi perantara atau medium
saja, namun juga perwujudan dari seseorang atau suatu organisasi di dunia online. Nasrullah
(2018) menyebut level ruang media ini sebagai ‘nonhuman dalam membentuk realitas di
dunia online’. Dengan kata lain, apa yang ditampilkan dalam bio akun @akmisosial
merupakan bentuk realitasnya di dunia maya, sama dengan yang ditampilkan di dunia nyata.
Pada keterangan di laman bio, @akmisosial sudah menegaskan bahwa mereka merupakan
organisasi politik yang memiliki keberpihakan kepada rakyat. Hal ini sejalan dengan kinerja
Akmisosial di dunia offline yang diunggah pada akun Instagramnya bahwa mereka
merupakan organisasi politik yang berpihak pada rakyat.
Konten Perlawanan yang Informatif dan Persuasif sebagai Level Dokumen Media
Secara umum, akun Instagram @akmisosial mengandalkan foto dan video pada setiap
unggahannya. Sedangkan cuitan pada akun Twitter @AKMIsosial hanya berisi kiriman ulang
(re-post) dari akun Instagram @akmisosial. Sebagaimana terlihat pada Gambar 4, akun
Twitter @AKMIsosial menambahkan link Instagram dari cuitan tersebut tanpa diikuti dengan
foto atau video terkait. Penampilan akun Twitter @AKMIsosial ini nampak sepi dan terkesan
membosankan, berbeda jauh dengan penampilan akun Instagram @akmisosial yang terkesan
ramai oleh foto-foto dan video. Hal inilah yang membuat tidak adanya respon berupa like
atau comment pada akun Twitter @AKMIsosial.
Perbandingan antara penampilan akun Instagram @akmisosial dengan akun Twitter
@AKMIsosial ini secara visual diungguli oleh akun Instagram @akmisosial. Hal ini selaras
dengan temuan Susilawati et al (2022) yang menyatakan bahwa Instagram memang fokus
pada dimensi visual seperti foto dan video. Beberapa fitur yang dimiliki Instagram pun
memang dirancang guna menjadikan unggahannya lebih menarik dengan penambahan filter,
stiker, dan lain-lain.

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


242
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 7, No. 2, April 2022, hlm 233-248

Terdapat 42 unggahan terkait gerakan perlawanan petani Telukjambe pada akun


Instagram @akmisosial. Ke-42 unggahan tersebut berupa foto dan video yang diunggah
langsung oleh admin @akmisosial dan kiriman ulang (re-post) dari akun Instagram lain.
Adapun tema-tema unggahan pada akun Instagram @akmisosial terkait perlawanan petani
Telukjambe diantaranya adalah informasi, kondisi teraktual dan kegiatan yang dilakukan
petani Telukjambe, penggalangan dana untuk petani Telukjambe serta undangan acara
kamisan.
Unggahan pertama akun @akmisosial tentang perlawanan petani Telukjambe dilakukan
pada 14 April 2017. Unggahan tersebut, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2,
merupakan video 34 detik. Video tersebut berisi curahan hati seorang ibu yang juga
merupakan petani Telukjambe. Sang ibu sambil terisak menceritakan nasib yang mereka
alami di tempat pengungsian akibat lahan mereka dirampas pihak swasta. Caption atau teks
pada unggahan tersebut menuliskan kisah awal perampasan lahan serta sejumlah tuntutan
yang dilakukan petani Telukjambe. Walau video ini hanya mendapatkan 25 like dan satu
komentar, nyatanya unggahan ini dikirim ulang (re-post) oleh akun Instagram lain.

Sumber: Akun Instagram @akmisosial


Gambar 5 Kondisi Petani Telukjambe di Pengungsian
Unggahan terakhir akun @akmisosial tentang perlawanan petani Telukjambe adalah
pada 15 Juni 2017 (Gambar 5). Unggahan tersebut merupakan kiriman ulang (re-post) dari
akun Instagram @yudafebrians yang berisi tentang kondisi teraktual petani Telukjambe saat
itu yang cukup memprihatinkan. Unggahan tersebut berupa poto yang menampilkan petani
Telukjambe yang berada di sebuah rumah dengan tumpukan kasur dan anak-anak serta orang

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


243
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 7, No. 2, April 2022, hlm 233-248

dewasa yang sedang duduk dan rebahan. Keterangan pada gambar dapat diketahui dari
caption atau teks pada unggahan tersebut yang bertuliskan tentang luas rumah yang tidak
sebanding dengan jumlah petani yang berada di sana. Pada caption dikisahkan pula bahwa
rumah penampungan tersebut tidak disertai dengan fasilitas air bersih untuk sekedar mandi
bahkan minum. Kondisi ini membuat beberapa petani dan anak-anak mereka mengalami
gatal-gatal dan ISPA.
Konten-konten (meliputi pula teks serta maknanya), yang diunggah akun @akmisosial
tersebut dalam Analisis Media Siber menurut Nasrullah (2018) termasuk ke dalam level
dokumen media. Lebih lanjut ia menambahkan bahwa dalam teks yang diunggah tersebut
merupakan perwakilan dari opini yang disebarkan via daring. Teks-teks tersebut mampu
menampilkan ideologi, latar belakang sosial, orientasi politik serta sifat. Terdapat kesesuaian
antara teks dengan misi pada unggahan-unggahan @akmisosial, yaitu “Mewadahi para
pemuda Indonesia untuk bergerak dalam organisasi dan menumbuhkan rasa sosial di
kalangan pemuda” serta “Keberpihakan terhadap masyarakat kelas menengah ke bawah”.
Misi Akmisosial yang berbunyi: “Mewadahi para pemuda Indonesia untuk bergerak
dalam organisasi dan menumbuhkan rasa sosial di kalangan pemuda” terimplementasi dari
penggalangan dana yang dilakukan untuk petani Telukjambe. Sedangkan misi “Keberpihakan
terhadap masyarakat kelas menengah ke bawah” dapat diimplementasikan pada unggahan
pertama akun @akmisosial mengenai informasi terjadinya perampasan lahan yang terjadi
pada petani Telukjambe.
Akun @akmiosial mengelola pesan-pesan perjuangan petani Telukjambe dengan cara
mempersuasi followers-nya melalui foto dan video yang dramatis. Sejumlah unggahan
@akmisosial menunjukkan bagaimana kondisi petani Telukjambe pada saat melakukan aksi
kubur diri di depan Istana Negara RI. Unggahan lain menunjukkan bagaimana kondisi
pengungsian yang tidak layak huni menjadi tempat tinggal sementara bagi para petani (lihat
Gambar 5).
Upaya yang dilakukan @akmisosial tersebut dirancang dengan tujuan untuk
membangkitkan amarah followers-nya agar serta merasa empati dan ikut merasakan apa yang
sedang dialami oleh para petani. Upaya yang dilakukan @akmisosial tersebut juga dilakukan
oleh akun perlawanan petani lainnya. Pratiwi (2019a) menjelaskan bahwa akun perlawanan
petani umumnya merancang pesan yang bersifat informatif dan persuasif. Selain memberikan
informasi terkait perlawanan yang dilakukan, biasanya terdapat unggahan yang

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


244
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 7, No. 2, April 2022, hlm 233-248

membangkitkan sisi emosional atau emotional appeal para followers. Tema-tema unggahan
seperti ‘diskriminasi’ menjadi tema yang favorit akun-akun perlawanan petani.
Membangun Interaksi untuk Beraksi sebagai Level Objek Media
Peneliti mengamati interaksi yang terdapat pada akun Instagram @akmisosial. Interaksi
terjadi pada kolom komentar yang terdapat pada setiap unggahan dan terjadi pula pada DM
(Direct Message) atau pesan langsung yang bersifat pribadi. Pada penelitian ini, dilakukan
pengamatan pada interaksi yang terjadi pada kolom komentar yang terdapat pada sejumlah
unggahan @akmisosial terkait aksi kubur diri petani Telukjambe. Seperti yang ditampilkan
pada Gambar 6 berikut yang merupakan unggahan @akmsisosial pada 28 April 2017. Pada
unggahan tersebut terdapat sejumlah komentar dari para followers akun @akmsisosial. Jika
diamati, komentar-komentar yang diberikan oleh para followers pada unggahan tersebut
bersifat beragam. Misalnya pada komentar yang dituliskan oleh @fauzi_fk yang berbunyi:
“@emha_thoriq hanya ada Satu Kata lawan sahabat !!!”

Sumber: Akun Instagram @akmisosial


Gambar 6 Interaksi yang terjadi pada kolom komentar akun @akmisosial
Komentar tersebut bersifat dukungan yang diberikan oleh @fauzi_fk kepada
@emha_thoriq yang merupakan salah satu petani Telukjambe yang terlibat dalam aksi kubur
diri. Dukungan yang diberikan berupa ucapan semangat kepada petani Telukjambe untuk
menentang tindakan semena-mena dari korporasi dan pemerintah. Komentar yang diberikan
oleh @fauzi_fk tersebut cukup singkat, namun menggunaan tiga buah tanda seru. Tanda seru
tersebut merepresentasikan ungkapan emosional yang kuat dari @fauzi_fk. Sebagaimana
dijelaskan pada buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (2016) bahwa salah satu
pemakaian tanda seru adalah untuk mendeskripsikan emosi yang kuat.

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


245
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 7, No. 2, April 2022, hlm 233-248

Terdapat pula komentar yang bersifat sarkas, seperti pada komentar @thoriqawwali_
yang berbunyi:
“Mana presepsi pemerintah, dari rakyat? Oleh rakyat? Dan untuk rakyat?? , Yang ada
hanyalah Dari Rakyat ! Oleh Rakyat ! Dan Untuk BANGSATTT !! Hidup rakyat
Indonesia !!!! @hilmizainlm”.

Komentar tersebut merupakan kalimat sindiran atau sarkasme kepada pemerintah yang
sering kali menggunakan slogan ‘Dari Rakyat, Oleh Rakyat dan Untuk Rakyat’. Pada
komentar tersebut juga teradapat umpatan dengan menggunakan kata yang bermakna kasar,
yaitu ‘bangsat’. Ungkapan kata kasar ini merupakan suatu bentuk protes dan kekecewaan
yang diberikan atas kinerja pemerintah yang selama ini dianggap menguntungkan pihak-
pihak tertentu saja. Temuan ini sesuai dengan pernyataan Nuralifa et al (2021) yang
menjelaskan bahwa penggunaan bahasa sindiran atau sarkasme memang sering digunakan
oleh netizen. Bahasa sarkasme di sosial media ini didominasi ujaran yang tidak berkesesuaian
dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia, yaitu prinsip kesantunan.
Interaksi antara @akmisosial dan para followers-nya tidak hanya sebatas jari, namun
dapat menjadi aksi. Hal ini sebagaimana terlihat pada salah satu komentar pada unggahan
@akmisosial pada 7 Juni 2017. Kala itu, @akmisosial mengunggah sebuah foto dengan
caption berisi seruan untuk berpartisipasi dalam penggalangan dana bagi petani Telukjambe.
Salah satu followers dengan nama akun @ilhmfdllhh pun memberikan tanggapan dengan
menanyakan titik lokasi penggalangan dana dan ia segera datang ke lokasi.
Interaksi-interaksi yang terjadi pada @akmisosial termasuk dalam level objek media
dalam Analisis Media Siber. Nasrullah (2017) menjelaskan bahwa pada level ini dikaji
mengenai teks yang direspon oleh pengguna lainnya. Berdasarkan dari kedua temuan yang
telah dikemukakan terkait interaksi dalam kolom komentar akun Instagram @akmisosial,
dapat disimpulkan bahwa pada akun Instagram @akmisosial terdapat dua jenis komentar atau
respon dari followers-nya, yaitu memberikan dukungan atau semangat serta ungkapan protes
dan kekecewaan. Pratiwi et al (2019a) menjelaskan bahwa followers Instagram terkait
permasalahan isu konflik lahan cenderung mengekspresikan keresahan, hujatan dan protes.
Mereka juga sering memberikan komentar berupa doa dan harapan agar petani dapat
menghadapi masalah konflik ini dengan sabar dan tabah.
Gerakan Offline dan Online yang Seiring Sejalan sebagai Level Pengalaman Media
Sebagaimana fenomena yang seringkali terjadi di Indonesia bahwa media-media
mainstream seperti tak memiliki minat dalam menyebarluaskan pemberitaan non-komersil

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


246
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 7, No. 2, April 2022, hlm 233-248

seperti kekerasan terhadap perempuan (Resita dan Junaidi 2018), permasalahan kaum
marjinal (Maryani dan Adiprasetio 2018) serta konflik lahan (Pratiwi et al 2019a). Oleh sebab
itulah Akmisosial hadir sebagai salah satu media sosial alternatif pembela masyarakat kelas
menengah bawah, khususnya yang sedang mengalami permasalahan konflik lahan.
Unggahan-unggahan Akmisosial pada akun Instagramnya merupakan cerminan dari
ideologi mereka sebagai sebuah organisasi politik independen yang fokus membela
masyarakat menengah bawah sebagaimana tertuang dalam misi Akmisosial. Unggahan-
unggahan @akmisosial terkait informasi aksi kubur diri petani Telukjambe di Istana RI
merupakan gambar yang diambil sendiri oleh anggota Akmisosial di lapangan. Informasi
terbaru dan langsung yang didapat di lapangan menjadi keunggulan dari Akmisosial jika
dibandingkan aktivis-aktivis online lainnya yang fokus pada konflik yang dialami petani
Telukjambe. Ini menunjukkan bahwa Akmisosial ingin menjadikan akun Instagram
@akmisosial sebagai medium perlawanan petani yang aktual.
Tujuan serta motivasi yang dilakukan oleh Akmisosial sebagaimana telah dikemukakan,
dalam Analisis Media Siber masuk dalam level pengalaman media (Nasrullah 2018). Lebih
lanjut dijelaskan bahwa tujuan dan motivasi tersebut merupakan pendeskripsian dari
seseorang atau komunitas tersebut di dunia nyata. Hine (2015) menyatakan bahwa sebetulnya
tak ada perbedaan yang signifikan antara hal yang dilakukan di dunia maya dengan yang
dilakukan di dunia nyata. Dengan kata lain dapat dimaknai bahwa kegiatan yang ditampilkan
di dunia maya dapat mencerminkan kegiatan di dunia nyata.

SIMPULAN
Berdasarkan pada hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pesan-pesan yang
disampaikan terkait perlawanan petani di media online dapat menggunakan pesan yang
informatif dan persuasif. Hal tersebut agar followers tidak hanya mendapatkan informasi
terkait perlawanan petani yang dilakukan, namun juga dapat berpartisipasi dalam
memberikan bantuan, baik secara materiil atau non materiil.
Diharapkan aktivis-aktivis gerakan petani di Indonesia mulai melakukan gerakan
perlawanan petani melalui media online di era digital ini. Hal ini dilakukan supaya dapat
menjangkau para partisipan yang lebih luas lagi. Adapun saran yang dapat diberikan pada
penelitian ini adalah agar Akmisosial dapat mempergunakan fitur-fitur Instagram lainnya
seperti Instagram Story (IG Story) dan Instagram TV (IG TV) untuk dapat menarik followers
lebih banyak lagi agar menyimak konten-konten yang disajikan.

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


247
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 7, No. 2, April 2022, hlm 233-248

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dianita, I.A., Rizky Camalia, Musadad Musadad, Ikrima Nurfikria, Iris Fatia Maharani. (2021) The
influence of information on @kemenkes_ri instagram account towards mask purchase
decisions among indonesian millennials. Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian
Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi. Vol. 6(3), Juli 2021, hlm 275-270.
DOI: http://dx.doi.org/10.52423/jikuho.v6i3.18094
Kozinets, R. V. (2002) “The Field Behind the Screen: Using Netnography for Marketing Research in
Online Communities”. Journal of Marketing Research, 39(1), p. 61–72. doi:
10.1509/jmkr.39.1.61.18935.
KPA. (2021). Catatan Akhir Tahun 2021 Konsorsium Pembaruan Agraria: Penggusuran Skala
Nasional (PSN). Jakarta: Konsorsium Pembaruan Agraria.
Haharani, R., Nadika Muhammad Ardiansyah, Rista Bella Annisa, Zidan Hizbullah. (2021). Media
Sosial sebagai Gerakan Sosial Digital: Studi Kasus Akun Instagram @Aliskamugemash
dalam Menyuarakan Kejahatan Seksual LWD terhadap Perempuan. International Journal of
Demos, Vol. 3(2): 111-124. DOI: https://doi.org/10.37950/ijd.v3i2.96
Maryani, E., & Justito Adiprasetyo. (2018). Literasi.co sebagai Media Alternatif dan Kooperasi Akar
Rumput. Jurnal Kajian Komunikasi, Vol. 6(2), 261-276.
https://doi.org/10.24198/jkk.v6i2.18722.
Mustopa AJ. Dwi Sadonom dan Dwi Retno Hapsari. (2020). Komunikasi gerakan sosial melalui
penyadaran petani dalam konflik agraria. Jurnal Komunikasi Pembangunan, Vol. 18(01):80-
93 DOI: https://doi.org/10.469 37/18202028111.
Nasrullah, R. (2017). Etnografi Virtual. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
-----------------. (2018). Riset khalayak digital: perspektif khalayak media dan realitas virtual di media
sosial. Jurnal Sosioteknologi, Vol. 17(2). https://doi.org/10.5614/sostek.itbj.2018.17.2.9
Nuralifa, Abd. Rahman Rahim & Darwis Muhdina. (2021). Penggunaan Bahasa pada Media Sosial
(Medsos): Studi Kajian Pragmatik. Gema Wiralodra, Vol 12(2).
https://doi.org/10.31943/gemawiralodra.v12i2.188
Pratiwi A, Sarwititi S, Endriatmo S, & Nurmala P. (2019a). Fantasy Themes in peasant movement.
International Conference ACHITS 2019, July 30-31, Surabaya, Indonesia.
https://eudl.eu/pdf/10.4108/eai.30-7-2019.2287573
----------------------------------------------------------------. (2019b). Strategi Komunikasi Gerakan
Perlawanan Petani di Media Sosial (Studi Etnografi Virtual pada akun Instagram
@jogja_darurat_agraria). Jurnal Pekomas, Vol 4(2):165- 176.
-----------------------------------------------------------------. (2020). The Credibility of Communicators as
Leaders in the Peasant Movement. Journal of Social and Political Sciences, Vol.3(3), 605-
612. 10.31014/aior.1991.03.03.195.
Pratiwi, A., dan M. Girindra Madanacaragni. (2020). Instagram sebagai media promosi festival
pariwisata kota Bogor (studi etnografi virtual pada akun @cgmbogor_fest). Jurnal Audience:
Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol 03(01): 117-145. http://dx.doi.org/10.33633/ja.v3i1.3728
Ramadhanti, R., dan Yugih Setyanto. (2018). Pemanfaatan Instagram dalam sosialisasi gerakan
selamatkan pejalan kaki (studi pada komunitas koalisi pejalan kaki). Jurnal Prologia, Vol.
2(2), Desember 2018 (400-407).
Resita, D., & Ahmad Junaidi. (2018). Analisis strategi pemberitaan media alternatif untuk isu-isu
berkaitan dengan kekerasan pada perempuan (Studi kasus Magdalene sebagai media online).
Jurnal Koneksi, Vol 2(2), 269-276. http://dx.doi.org/10.24912/kn.v2i2.3895.
Sibaweh, N. dan Hafied Cangara. (2021). Makna gerakan sosial meme “jokowi: the king of lip
service” pada akun instagram BEM UI. Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian
Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi, vol. 6, No. 4, Oktober 2021, hlm 364-382.
DOI: http://dx.doi.org/10.52423/jikuho.v6i4.19985

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index


248
Jurnal Ilmu Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi.
Volume 7, No. 2, April 2022, hlm 233-248

Sibuea, HYP. (2022). Konflik agraria di Desa Wadas: pertimbangan solusi. Info Singkat, Kajian
Singkat Terhadap Isu Aktual Dan Strategis, Vol. XIV, No.4/II/Puslit/Februari/2022.
Susilawaty, FT., Sartika Sari Wardanhi, Faturachman Alputra Sudirman, La Ode Herman Halika.
(2022). Persuasi fitur instagram: Stay on screen. Jurnal Ilmu Komunikasi UHO: Jurnal
Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi dan Informasi. Vol.7(1), hlm 107-116.
Widapratama FR, & Rudi Saprudin Darwis. (2019). Penerapan manajemen konflik dalam
penyelesaian sengketa lahan antara petani dengan korporasi properti di Kabupaten Karawang.
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, Vol. 01(1): 1-70.

ISSN: 2527-9173. Website: http://ojs.uho.ac.id/index.php/KOMUNIKASI/index

Anda mungkin juga menyukai