Anda di halaman 1dari 55

PENYESUAIAN SKALA USAHA

UKM EKSPOR
LAPORAN AKHIR

UKM CENTER FEB UI

Agustus 2018
ALUR PEMBAHASAN

1. Latar belakang
2. Metodologi
3. Gambaran UKM dan Kegiatan Ekspor
4. Kendala dan Tantangan Ekspor
5. Proyeksi Kontribusi UKM Ekspor 2023
6. Redefinisi UKM dan Pendefinisian UKM Ekspor
7. Kesimpulan
8. Implikasi
1. LATAR BELAKANG
KINERJA EKSPOR INDONESIA SEMESTER I 2018

1 2

Sumber BPS Sumber Reuters

3
137,500
131,980 1 Trade balance defisit USD 2,83 bn (Jan – May)
130,000 128,059
126,003 124,862
122,914
122,500 119,839
2 IDR depresiasi 5,60%

115,000 3 Cadangan Devisa merosot USD 12 bn


107,500

100,000
Sumber BI Jan Feb Mar Apr Mei Jun
PERAN UKM DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)


memainkan peran penting dalam ekonomi
Proporsi UKM Indonesia terpusat
Indonesia menyumbang: di usaha kecil dan mikro.
– 99,99% dari total entitas bisnis, Namun, potensi ekspor terbesar
– 97% kesempatan kerja terdapat pada usaha menengah
– 50% investasi
– berkontribusi sekitar 56-59% PDB

Permasalahan:
• Kontribusi UMKM terhadap ekspor
(langsung) hanya kurang dari 10%!
• Tingkat kontribusi ini juga lebih
rendah dari UMKM di negara
berkembang lain (dan negara maju)

Hammer & Stamps (2010), Wignaraja (2012)


DEFINISI UKM DI INDONESIA

Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Besar


UU No. 20
omzet/th (Rp) ≤ 300 jt 300 jt – 2,5 M 2,5 M – 50 M > 50 M
Tahun 2008
Asset (Rp) ≤ 50 jt 50 jt – 500 jt 500 jt – 10 M > 10 M

Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Besar


BPS
Tenaga Kerja (org) 1–4 5 – 19 20 – 99 ≥ 100

LK Bank
Kredit Mikro Kredit Kecil Kredit Menengah Kredit Korporasi
BMRI BNI BMRI BNI BMRI BNI BMRI BNI

Nilai (Rp) ≤ 200 jt ≤ 25 M ≤ 15 M ≤ 250 M ≤ 300 M > 250 M > 300 M

GAS (Rp)
≤ 50 M ≤ 50 M 50 M – 2,000 M 50 M – 1,250 M > 2,000 M > 1,250 M
(size)

Permasalahan:
• Belum sinkronnya definisi UMKM antar Lembaga
• Perlunya pemutakhiran definisi UMKM
TUJUAN
Peran LPEI

Perlu upaya mendorong peningkatan ekspor UKM

LPEI (Indonesian Eximbank) berdasarkan UU 2/2009 di beri


1 mandat untuk membiayai kegiatan ekspor

Salah satu misi LPEI adalah membangun kapasitas dunia


2 bisnis, termasuk UKM untuk menghasilkan produk ekspor
yang berdaya saing
TUJUAN
Tujuan Kajian

Tujuan umum
 Mendukung upaya peningkatan ekspor nasional melalui
peningkatan peran UKM ekspor

Tujuan khusus
 Menyusun definisi UKM baru yang telah disesuaikan dengan
perubahan kondisi ekonomi dan pasar dalam negeri
 Merumuskan definisi UKM Ekspor sesuai dengan kondisi
dan tantangan ekspor
2. METODOLOGI
ANALYTICAL FRAMEWORK

MANUFAKTUR NON-MANUFAKTUR

TENAGA KERJA
EXPORTER
DIRECT

1 omzet
2
ASET

TENAGA KERJA
EXPORTER
INDIRECT

3 omzet 4
ASET

1. Manufaktur – Direct Exporter: 2. Non-manufaktur – Direct Exporter:


UKM yang mengekspor produk olahan dalam bentuk final goods, UKM yang mengekspor produk non-olahan seperti produk
intermediate goods, atau raw goods. Industri mencakupi pertaninan dan pertambangan dan jasa pendukung.
makanan/minuman, tekstil, mebel, dsb.

3. Manufaktur - Indirect Exporter: 4. Non-manufaktur - Indirect Exporter:


UKM yang menjadi bagian dari production network UKM UKM yang menjadi bagian dari value chain network UKM Direct
Direct Exporter tetapi tidak melakukan ekspor cross-border. Exporter tetapi tidak melakukan ekspor cross-border.
METODE PENELITIAN
Qualitative Research

Kajian kualitatif yang meliputi:

Studi Kunjungan
Wawancara
Literatur Lapangan

• Benchmarking • Kriteria Responden:


negara lain • Nasabah LPEI
• Terbagi atas dua kategori , yakni manufaktur dan
• Literatur pendukung non-manufaktur
tentang direct export • Merupakan Direct exporter (UKM yang melakukan
dan indirect export ekspor) atau
• Merupakan Indirect exporter (UKM pendukung
• Data sekunder UKM Ekspor)

• Cakupan Wilayah:
Medan, Jabodetabek, Solo, Surabaya, dan Makassar
METODE PENELITIAN
PENYESUAIAN DEFINISI UKM MENGGUNAKAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO

Redefinisi
Redefinisi UKM UKM
• Penyesuaian terhadap tingkat inflasi menggunakan Indeks
Harga Konsumen

Pendefinisian UKM Ekspor

1. Pendekatan Penyesuaian UU No. 20 Tahun 2008 ke Kondisi


2018
2. Pendekatan forward looking dengan backward induction
3. Pendekatan Kualitatif
3. GAMBARAN UKM DAN
KEGIATAN EKSPOR
DEFINISI UKM EKSPOR
Literature Review

UKM Ekspor dapat didefinisikan berdasarkan:


Export Intensity/
Degree of Internationalization
Foreign revenues/total revenues perusahaan
Siapa pelaku ekspor?
Ferrero & Hisgen (2014): Minimal 14,7%
Pöschl, Stehrer and Stöllinger (2009): Minimal
5%
Ekspor adalah kegiatan
mengeluarkan barang
keluar daerah pabean
sesuai dengan UU
Kepabeanan. Salah
satunya adalah Usaha
UKM tergolong sebagai pelaku ekspor jika
Kecil Menengah yang
melakukan ekspor. Export Intensity/DOI ≥ 5%
KLASIFIKASI UKM MANUFAKTUR
Literature Review

UKM terkategori atas tipe barang yang dihasilkan (berdasarkan tahap pengolahan):

UKM Manufaktur dan Direct Exporter

Barang Jadi siap


Barang Mentah Barang Setengah Jadi
Konsumsi
(Raw goods) (Intermediate goods)
(Final goods)

Sumber daya alam yang Pengolahan, baik bahan Pengolahan, baik


tidak melalui proses baku dan bahan penolong bahan baku dan bahan
pengolahan domestik maupun impor penolong domestik
maupun impor

Perlu dukungan bagi UKM eksportir yang telah


melakukan kegiatan pengolahan
KOMPARASI DEFINISI UKM NEGARA LAIN
Desk Research

Vietnam - Decree 56/2009/ND-CP

Very small
Small-sized enterprises Medium-sized enterprises
enterprises
Number of Total capital Total Capital Number of Total capital Total Capital Number of
Sector
laborers (VND) (IDR) laborers (VND) (IDR) laborers

I. Agriculture,
(>) 20 billion – (>) 12.6 billion –
forestry and ≤ 10 ≤ 20 billion ≤ 12.6 billion 11 - 200 201 - 300
fishery 100 billion 63 billion

II. Industry and (>) 20 billion – (>) 12.6 billion –


construction
≤ 10 ≤ 20 billion ≤ 12.6 billion 11 - 200 201 - 300
100 billion 63 billion

III. Trade and ≤ 10 (>) 10 billion – (>) 6.3 billion –


service
≤ 10 billion ≤ 6.3 billion 11-50 51- 100
50 billion 31.5 billion

1 Vietnamese Dong = 0.63 Indonesian Rupiah


KOMPARASI DEFINISI UKM NEGARA LAIN

Vietnam - Decree 56/2009/ND-CP

Vietnam
Total Capital Annual Turnover
Enterprise category Sector Total Capital (in Rupiah)
(in Dong) (in Rupiah)
I. Agriculture, forestry and fishery 100.000.000.000 252.000.000.000,00 63.000.000.000

Medium-sized II. Industry and construction 100.000.000.000 252.000.000.000,00 63.000.000.000

III. Trade and service 50.000.000.000 126.000.000.000,00 31.500.000.000

I. Agriculture, forestry and fishery 20.000.000.000 50.400.000.000,00 12.600.000.000

Small II. Industry and construction 20.000.000.000 50.400.000.000,00 12.600.000.000

III. Trade and service 10.000.000.000 25.200.000.000,00 6.300.000.000

1 Vietnamese Dong = 0.63 Indonesian Rupiah

Assumptions:
• Debt to Equity Ratio = 2x Loan
• Trade Cycle 180 days
KOMPARASI DEFINISI UKM NEGARA LAIN
Desk Research

Others categories
European Union
Market failures may occur in areas such
EU recommendation 2003/361 Market as fnance (especially venture capital),
failure research, innovation or environmental
regulations
structural barriers such as a lack of
management and technical skills,
Structural
rigidities in labour markets and a
barriers
limited knowledge of opportunities for
international expansion
entrepreneurs running micro, small or
Entrepren medium-sized enterprises, who are
eurs interested in applying for grants or
loans aimed at SMEs
Autonomous, partner, linked enterprise
Resources (with other enterprises exceed the 50 %
threshold)

European Union
Enterprise Annual Turnover Annual Turnover Annual Balance Sheet Annual Balance Sheet
category (in Euro) (in Rupiah) (in Euro) (in Rupiah)

Medium-sized 50,000,000.00 825,000,000,000 43,000,000 709,500,000,000

Small 10,000,000.00 165,000,000,000 10,000,000 165,000,000,000

1 Euro = 16,500 Indonesian Rupiah


DEFINISI USAHA MENENGAH

Jika dibandingkan dengan negara tetangga, definisi usaha menengah di


Indonesia relatif memiliki batasan lebih rendah.
UKM INDIRECT EXPORT
Temuan Lapangan

• Keberlangsungan kegiatan ekspor memerlukan jaminan pasokan


input bahan baku, bahan penolong dan barang modal
SITUASI • Produk ekspor cenderung memiliki spesifikasi yang khusus sehingga
membutuhkan input yang juga spesifik

Rantai pasokan dalam negeri untuk mendukung ekspor masih lemah:


Kegiatan produksi untuk ekspor masih memerlukan input impor
Kenaikan ekspor barang cenderung diikuti oleh kenaikan impor
Sekitar 75% nilai impor barang merupakan bahan baku dan bahan
penolong, sekitar 16% berupa barang modal (BPS, 2018)
MASALAH
Ekspor berdasarkan kontrak/pesanan membutuhkan kontinuitas dan
kepastian input bahan baku, bahan penolong dan jasa pendukung

Tidak selalu tersedia banyak pilihan untuk pemasok input esensial yang
dibutuhkan untuk produksi. Dalam beberapa kasus, hanya tersedia satu
pemasok input esensial di lokasi yang terjangkau
UKM INDIRECT EXPORT
NECESSARY CONDITIONS UNTUK MENDUKUNG UKM EKSPOR

Indirect Exporter - Input


Manufaktur
Intermediate Goods/
Supplier Komponen: Final Goods
Kancing, kertas, spare parts dll. Direct Exporter Market
Produksi/Finishing
Indirect Exporter –
Input/Final Goods
Non-Manufaktur
Intermediate Goods
1. Supplier Bahan Baku:
Kebun kelapa sawit, dll.
2. Jasa-jasa pendukung:
Pengemasan, angkutan, dll.

• Penguatan ekspor memerlukan penguatan produksi barang dan jasa pendukung


ekspor, terutama di sisi hulu

• Untuk mempertahankan kinerja ekspor UKM, diperlukan kepastian kelangsungan


usaha seluruh pelaku di rantai pasokan UKM ekspor

• Usaha yang produknya, baik barang maupun jasa, diperlukan oleh UKM ekspor
untuk menjamin kelangsungan ekspor, perlu mendapatkan akses keuangan untuk
kelangsungan usahanya
4. KENDALA DAN TANTANGAN EKSPOR
TYPOLOGY OF EXPORT BARRIERS

Leonidou (1995) Leonidou (2004) OECD (2012)

Informational Barriers Informational Barriers


Human Resources Barriers
Functional Barriers
Financial Barriers
Internal Barriers
Product and Price Barriers
Marketing Barriers Distribution, Logistics and Promotion
Barriers

Procedural Barriers Procedural Barriers


Governmental Barriers Governmental Barriers
Customer and Foreign Competitor
Task Barriers
External Barriers Barriers

Business Environment Barriers


Environmental Barriers
Tariff and Non-Tariff Barriers
TANTANGAN EKSPOR
Literature Review

PRE-EXPORT POST-EXPORT

• UKM menghadapi berbagai tantangan • Tantangan UKM tidak berhenti saat


untuk memulai ekspor. berhasil mengekspor, tetapi terdapat
tantangan lain bagaimana UKM dapat
• (Negrusa, 2009) UKM harus mempertahankan dan
menjawab pertanyaan why mengembangkan ekspor. (Sousa, et
(motivasi/stimulus ekspor); firm al., 2008; Revindo, 2017)
situation (SWOT analysis); what (jenis
produk yang akan diekspor); where
(negara tujuan ekspor pertama); how • Bantuan akses keuangan, teknis
(mencari informasi, mencari kontak, produksi, jaringan usaha dan
memilih cara ekspor – ekspor peningkatan keterampilan manajerial
langsung atau tidak langsung; when masih diperlukan oleh UKM Ekspor
(kapan memulai ekspor).
TANTANGAN EKSPOR
Literature Review

PRE-EXPORT POST-EXPORT

• UKM menghadapi berbagai tantangan • Tantangan UKM tidak berhenti saat


untuk memulai ekspor. berhasil mengekspor, tetapi terdapat
tantangan lain bagaimana UKM dapat
• (Negrusa, 2009) UKM harus mempertahankan dan
menjawab pertanyaan why mengembangkan ekspor. (Sousa, et
(motivasi/stimulus ekspor); firm al., 2008; Revindo, 2017)
situation (SWOT analysis); what (jenis
produk yang akan diekspor); where
(negara tujuan ekspor pertama); how • Bantuan akses keuangan, teknis
(mencari informasi, mencari kontak, produksi, jaringan usaha dan
memilih cara ekspor – ekspor peningkatan keterampilan manajerial
langsung atau tidak langsung; when masih diperlukan oleh UKM Ekspor
(kapan memulai ekspor).
5. PROYEKSI KONTRIBUSI UKM
EKSPOR 2023
SKENARIO PERTUMBUHAN EKONOMI 2035

Skenario Pertumbuhan Ekonomi Tinggi


Menuju negara pendapatan tinggi di 2035 dan PDB keempat terbesar dunia

Trade Openness = [(X+M)/PDB]%

Sumber: Bappenas

• Dengan skenario dasar pertumbuhan ekspor mencapai 5,6% per tahun dan
keterbukaan ekspor mencapai 34%.
• Dengan skenario tinggi pertumbuhan ekspor mencapai 7,9% per tahun dan
keterbukaan ekspor mencapai 54%.
• Pada skenario pertumbuhan tinggi, tahun 2020 target pertumbuhan mencapai 5.5%,
tahun 2025 mencapai 6.5%, dan tahun 2030-2035 mencapai 7%.
PROYEKSI DAYA SAING INDONESIA

• Sulitnya pemulihan sektor investasi dan


ekspor juga disebabkan oleh lemahnya daya
saing nasional
• Lemahnya daya saing tersebut, juga
diakibatkan oleh rendahnya produktivitas
SDM serta rendahnya penguasaan dan
penerapan teknologi di dalam proses
produksi.

Sumber: Bappenas

Krisis global yang perlu dicermati untuk masa lima tahun mendatang

Krisis di kawasan Eropa Harga komoditas dunia Proses normalisasi


masih dalam mild recovery masih menunjukan tren kebijakan moneter AS di
dikhawatirkan belum penurunan ataupun flat dan tahun 2014 dan rencana
mampu meningkatkan adanya indikasi berakhirnya kenaikan suku bunga
permintaan dunia, sehingga era supercycle juga akan acuan The Fed di tahun
akan menyulitkan ekspor mempengaruhi ekspor dan mendatang
Indonesia tumbuh lebih investasi Indonesia
cepat
PROYEKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

123.2
Indeks harga
komoditas energi 1.3
2015 - 2019
121.9

Indeks harga
komoditas non
energi
2015 - 2019
115.4
Indeks harga Sumber: RPJMN 2015-2019
produk manufaktur 6.4
2015 - 2019
109 Mengembangkan fasilitasi perdagangan yang lebih efektif,
Sumber: World Bank terutama guna mempercepat proses perizinan dan
memperlancar aktivitas ekspor dan impor melalui pemanfaatan
teknologi informasi, pengembangan skema pembiayaan ekspor,
Hal ini tentunya menjadi alasan skema harmonisasi regulasi terkait ekspor dan impor.
penting bagi Indonesia untuk segera
menggeser struktur ekspornya, dari
berbasis komoditas menjadi berbasis
manufaktur
PROYEKSI SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI 2020

INDIKATOR PROYEKSI SUMBER


GDP 2020 : 1150 USD Billion https://tradingeconomics.com/indonesia/forecast

GDP (Constant Price) 2020 : Rp 2.918.253 juta https://tradingeconomics.com/indonesia/forecast

Exports 2020 : 16.500 USD Million https://tradingeconomics.com/indonesia/forecast

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-
GDP (PPP) 2030 : US$ 5.424 triliun 3930816/pwc-ekonomi-indonesia-bisa-menyalip-rusia-
dan-jerman-di-2030

Gross domestic product, https://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2018/01/we


2023 : Rp 22.834.117,985 juta
current prices odata/download.aspx

Growth GDP (World Bank) 2020 : 5,4% https://knoema.com/yubthm/indonesia-gdp-growth-


Growth GDP (IMF) 2023 : 5,6% forecast-2013-2015-and-up-to-2060-data-and-charts

2023 : 1,471.25 Billion US dollars


GDP Riil https://knoema.com/forecasts/real-gdp
2030 : 2,070.19 Billon US dollars
6. REDEFINISI UKM DAN
PENDEFINISIAN UKM EKSPOR
PENDEKATAN PENYESUAIAN UU NO. 20
TAHUN 2008 KE KONDISI 2018
PENYESUAIAN BATASAN
Penyesuaian Batasan Nilai omzet Ukm Terhadap Tingkat Inflasi Domestik

Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tingkat Inflasi
11.06 2.78 6.96 3.79 4.3 8.38 8.36 3.35 3.02 3.61 3.5
Nasional

Indeks Harga
100.00 111.06 114.15 122.09 126.72 132.17 143.24 155.22 160.42 165.26 171.23 177.22
Konsumen

Keterangan:
• Indeks dihitung ulang dengan tahun dasar 2007 (2007 = 100)
• Tingkat inflasi menggunakan data BPS, angka tahun 2018 berupa estimasi
• Sejak akhir tahun 2007 hingga tahun 2018 terjadi kenaikan tingkat rata-rata harga barang
dan jasa di Indonesia sebesar 77,22%

Inflasi dari tahun 2008 sampai 2018 diperkirakan mencapai 77,22%


PENYESUAIAN NILAI omzet UKM EKSPOR
Pengertian UKM Ekspor dan Export Intensity

Pengertian UKM Ekspor


• UKM yang menjual sekurangnya 5% dari produknya ke pasar
internasional

Intensitas Ekspor
• Usaha kecil di Indonesia rata-rata mengekspor 39,3% dari
keseluruhan produknya
• Usaha menengah di Indonesia rata-rata mengekspor 41,98% dari
keseluruhan produknya
Sumber: Revindo (2017)
PENYESUAIAN NILAI omzet UKM EKSPOR
Penyesuaian Nilai omzet UKM Ekspor terhadap Perbedaan Tingkat Harga Antar Negara

Comparative Price Level Indices


Year
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Average
Indonesia 27 28 37 39 39 37 34 34 35 36 34.60
USA 94 98 98 95 99 102 103 113 114 114 103.00
Japan 106 121 124 128 129 105 100 96 105 101 111.50
Korea 67 63 71 73 75 81 85 87 86 88 77.60
China 43 45 48 52 55 58 59 63 59 59 54.10
EU28 109 104 99 100 96 99 101 94 93 93 98.80
OECD 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100.00

Ratio of Price Level


Year
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Average
USA/Indonesia 3.481 3.500 2.649 2.436 2.538 2.757 3.029 3.324 3.257 3.167 3.014
Japan/Indonesia 3.926 4.321 3.351 3.282 3.308 2.838 2.941 2.824 3.000 2.806 3.260
Korea/Indonesia 2.481 2.250 1.919 1.872 1.923 2.189 2.500 2.559 2.457 2.444 2.243
China/Indonesia 1.593 1.607 1.297 1.333 1.410 1.568 1.735 1.853 1.686 1.639 1.564
EU28/Indonesia 4.037 3.714 2.676 2.564 2.462 2.676 2.971 2.765 2.657 2.583 2.910
OECD/Indonesia 3.704 3.571 2.703 2.564 2.564 2.703 2.941 2.941 2.857 2.778 2.890

• OECD digunakan sebagai pembanding, karena telah merupakan gabungan negara-negara tujuan ekspor UKM
Indonesia
• Dalam kurun waktu 2008-2017 rata-rata harga barang dan jasa di negara-negara OECD 2,89 kali lebih mahal
dibanding Indonesia

Secara rata-rata, produk UKM Indonesia yang diekspor memiliki harga jual 2,89 kali lipat
dibanding harga di pasar domestik
PENYESUAIAN NILAI OMZET UKM EKSPOR
Penyesuaian Nilai omzet UKM Ekspor terhadap Depresiasi Rupiah

Appreciation against Weighted by Export


Currency
Rupiah (2008-2018) Value 2008-2017
Chinese Yuan (Renmingbi) 50.205% 16.28%
US Dollar 43.697% 14.14%
Japanese Yen 35.184% 21.93%
Euro 17.922% 15.28%
Korean Won 57.396% 9.69%
Singaporean Dollar 52.494% 13.09%
Malaysian Ringgit 20.962% 8.09%
UK Poundsterling 6.297% 1.48%
Weighted Average Appreciation 39,04%

• Digunakan metode nominal effective exchange rate untuk melihat rata-rata perubahan nilai tukar
negara-negara tujuan ekspor utama UKM Indonesia terhadap Rupiah
• Secara rata-rata, dalam kurun 2008-2018 nilai tukar mata uang negara-negara tersebut mengalami
apresiasi sebesar 39,04% terhadap Rupiah

Secara rata-rata, produk UKM yang diekspor mengalami nilai jual yang meningkat sebesar
39,04% sejak 2008 jika dinilai dalam Rupiah
PERHITUNGAN PENYESUAIAN OMSET

𝑋= 𝑥 × 41.98% × 177.22% × 2.89 × 139.04% + 𝑥 × 58.02% × 177.22%

Indonesia’s Estimated Ratio of Weighted Average Percentage Estimated


Average DOI Inflation Rate Price Level Appreciation of non-exported Inflation Rate
2008-2018 OECD to Indonesia of 8 Currencies goods 2008-2018

Adjusted Annual Adjusted Annual


Foreign Revenue Domestic Revenue

Description:
- X = Adjusted Annual Revenue or Gross Annual Sales
- x = Gross Annual Sales according to UU No. 20/2008
SIMULASI PERHITUNGAN

Baseline Revenue

50
* 41.98% * 58.02%

21 29
* 177.22% * 177.22%

37 51
* 139.04% * 2.89

149.59

200.54
Adjusted Revenue
PENDEKATAN FORWARD LOOKING
PERAN UKM DALAM PDB TAHUN 2023

24,8 Ribu Triliun (Visi)


22,8 Ribu Triliun
(IMF)
PDB 2023

16,01% (IMF) 83,99%


Share of Merchandise Export Share of others

Setara dengan Rp 730,1


triliun (Visi) atau Rp 403,6 25% (Visi), 15% 75% (Visi), 85%
triliun (BaU) (BaU) (BaU)
Share of SMEs Share of others

73,6% (Kemenkop
26,4%
& UKM)
Share of MEs Share of SEs and MiEs
KEBUTUHAN PERAN USAHA MENENGAH DALAM PDB 2023

Visi (Rp 730,1 triliun) BaU (Rp 403,6 triliun)


• Estimasi 65.000 unit UM di 2023 • Estimasi 60.000 unit UM di 2023
• 5% dari UM adalah eksportir • 4% dari UM adalah eksportir
(3.250 unit) (2.400 unit)
• Tiap UM ekspor harus mampu • Tiap UM ekspor harus mampu
memiliki export sales Rp 224,6 memiliki export sales Rp 168,2
miliar miliar
• Dengan export intensity 41,98%, • Dengan export intensity 41,98%,
maka tiap UM rata-rata memiliki maka tiap UM rata-rata memiliki
GAS Rp 535,1 miliar GAS Rp 400,6 miliar
PENDEKATAN KUALITATIF
JUMLAH TENAGA KERJA

Definisi Temuan Lapangan Kesimpulan

Definisi UKM dari


Sejumlah besar usaha Jumlah pekerja yang
BPS menggunakan
memiliki dua jenis lebih dapat dijadikan
jumlah tenaga kerja
pekerja: pekerja tetap acuan atas skala usaha
yang merujuk pada
dan tidak tetap/ adalah tenaga kerja
jumlah pekerja rata-
musiman tetap
rata harian
KERAGAMAN SEKTOR USAHA

Definisi Temuan Lapangan Kesimpulan

Definisi UKM pada UU • Kepadatan tenaga Keragaman sektor usaha


No. 20 Tahun 2008, BPS kerja, modal dan dapat terakomodir jika
maupun Kemenkeu teknologi bervariasi definisi UKM cukup
tidak membedakan antar sektor mengacu pada
sektor usaha • Terdapat trade-off setidaknya salah satu
(agribisnis, manufaktur, antara definisi yang kriteria UKM (omzet,
jasa) detil untuk tiap sektor asset, tenaga kerja)
dan applicability dan
implementability dari
definisi yang
sederhana
CORPORATE GOVERNANCE

• Suatu UKM mungkin memiliki omzet yang


besar tetapi masih banyak yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
– Tidak ada pemisahan antara tanggung jawab dan
kewajiban pemilik dan perusahaan
– Tidak ada pemisahan antara pemilik (principal)
dan pengelola perusahaan (agent/manager)
– Tidak memiliki pencatatan keuangan yang rapi
– Tidak memiliki dokumen perencanaan
– Tidak memiliki SOP untuk penjaminan mutu
7. KESIMPULAN
REDEFINISI UMKM

1 Belum terdapat sinkronisasi definisi UKM yang digunakan berbagai lembaga pemerintah di
Indonesia:
 Terdapat keragaman dimensi pengukuran UKM. UU No. 20 Tahun 2008 mengacu pada
nilai omzet dan aset; BPS mengacu pada jumlah tenaga kerja
Pada dimensi pengukuran yang sama, masih terdapat keragaman batasan UKM.
Terdapat perbedaan batasan omzet antara UU N0. 20 Tahun 2008 dengan Kemenkeu

2 Definisi UKM di Indonesia masih berlaku umum, tidak membedakan berdasarkan sektor
usaha/industri:
Kepadatan modal dan kepadatan tenaga kerja sangat bervariasi antar sektor
usaha/industri.
Batasan UKM berdasarkan omzet kurang akomodatif terhadap jenis usaha dengan nilai
produk yang tinggi (semisal kerajinan perhiasan) dan jenis usaha pemrosesan produk di
rantai tengah atau hilir (semisal pengolahan bahan setengah jadi menjadi barang jadi)
Batasan UKM berdasarkan tenaga kerja kurang akomodatif terhadap jenis usaha padat
karya, semisal konveksi atau pengolahan awal hasil pertanian

3 Nilai omzet suatu perusahaan sangat ditentukan oleh mekanisme pasar dan tingkat inflasi:
Batasan nilai omzet yang ditentukan dalam UU No. 20 Tahun 2008 sudah tidak
mencerminkan tingkat harga barang dan jasa di tahun 2018
DEFINISI UKM EKSPOR

4 Definisi UKM yang digunakan di Indonesia saat ini, baik yang berdasarkan omzet, aset, maupun tenaga
kerja, masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan negara-negara pesaing seperti Tiongkok, Malaysia dan
Vietnam
 Suatu perusahaan dapat terkategori sebagai usaha besar di Indonesia tetapi perusahaan lain
dengan skala usaha yang sama di negara pesaing masih terkategori sebagai UKM
 Suatu perusahaan di Indonesia dapat terkecualikan dari fasilitas khusus untuk UKM (kredit
ringan, keringanan pajak, kemudahan izin, dll) karena telah tergolong usaha besar, tetapi
perusahaan lain dengan skala produksi yang sama di negara pesaing masih mendapat fasilitas
untuk UKM

5 Kegiatan ekspor memerlukan sumber daya tambahan bagi perusahaan:


a) Personel untuk administrasi dan pemasaran ekspor
b) Modal investasi untuk peralatan/permesinan khusus
c) Modal kerja untuk mengatasi masalah tenggat waktu pembayaran
UKM yang melakukan ekspor memerlukan skala usaha yang lebih besar dibandingkan dengan
UKM yang berorientasi pasar domestik

6 Nilai jual komoditi ekspor umumnya lebih tinggi dibanding produk domestik:
a) Tingkat harga yang lebih tinggi di negara pasar ekspor
b) Kecenderungan fluktuasi/depresiasi nilai tukar Rupiah
UKM yang melakukan ekspor kemungkinan memiliki nilai omzet yang lebih tinggi dibanding UKM
dengan orientasi domestik meskipun dengan skala produksi yang sama
DEFINISI UKM EKSPOR

• UKM ekspor dapat juga didefinisikan


berdasarkan visi dan sasaran pembangunan
nasional
– Peran UKM dalam ekspor nasional untuk
mendukung tingkat pendapatan nasional dan
pendapatan nasional per kapita yang diharapkan
di masa mendatang
8. IMPLIKASI KEBIJAKAN
IMPLIKASI KEBIJAKAN: REDEFINISI UKM

• Perlunya revisi/pemutakhiran batasan UKM yang dinyatakan dalam UU


No. 20/2008.
 Kriteria UKM hendaknya tidak hanya mencakup dimensi nilai omzet dan aset,
tetapi juga jumlah tenaga kerja
 Batasan nilai omzet hendaknya disesuaikan dengan mempertimbangkan
tingkat inflasi

• Perlunya redefinisi jumlah tenaga kerja, dari jumlah tenaga kerja rata-rata
tahunan menjadi jumlah tenaga kerja tetap

• Untuk mengakomodir keragaman karakteristik sektor usaha/industri,


tetapi tetap mempertahankan kesederhanaan dan kemudahan penerapan
definisi UKM, maka suatu usaha hendaknya dapat dikategorikan sebagai
UKM jika setidaknya salah satu kriteria UKM (batasan nilai omzet, nilai
aset atau jumlah karyawan) terpenuhi, meskipun pada kriteria lainnya
tergolong usaha besar
IMPLIKASI KEBIJAKAN: PENDEFINISIAN UKM EKSPOR

Untuk UKM yang melakukan ekspor langsung diperlukan definisi


tersendiri dari UKM yang berorientasi domestik. Definisi UKM ekspor
hendaknya mengakomodir hal-hal berikut:

 Perbedaaan tingkat harga antar negara:


 Komoditi ekspor memiliki harga yang lebih tinggi di negara tujuan
dibandingkan di pasar domestik
 UKM ekspor cenderung memiliki omzet yang lebih tinggi dibandingkan UKM
non-ekspor meskipun kedua perusahaan memiliki tingkat produksi yang sama

 Fluktuasi nilai tukar


 Dalam kurun sepuluh tahun terakhir, nilai tukar Rupiah cenderung mengalami
depresiasi terhadap mata uang negara-negara maju
 UKM ekspor memiliki sebagian pendapatan dalam mata uang asing sehingga
cenderung memiliki omzet yang lebih tinggi dalam Rupiah jika dibandingkan
UKM non-ekspor meskipun kedua perusahaan memiliki tingkat produksi yang
sama

 Visi dan target pembangunan nasional


REKOMENDASI REDEFINISI UKM

Jenis Usaha
Kriteria
Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah
UU No 20 Thn
2008 300,000,000 2,500,000,000 50,000,000,000
Omset Maksimal Penyesuaian 2018
(Rp) 531,668,518 4,430,570,983 88,611,419,654
Usulan Batas
Atas Tersesuaikan 550,000,000 4,500,000,000 89,000,000,000
Aset/Investasi Maksimal Selain Tanah
dan Bangunan (Rp), UU No 20 Thn
50,000,000 500,000,000 10,000,000,000
2008
BPS: Tenaga Kerja
4 19 99
Rata-rata
Tenaga Kerja Usulan
Maksimal (Orang) Penyesuaian:
4 19 99
Tenaga Kerja
Tetap
- Untuk mengakomodir perbedaan karakteristik sektor
usaha/industri, definisi UKM hendaknya mencakup tiga
dimensi/kriteria: Omset, Aset/Investasi dan Tenaga Kerja
Kriteria lain
- Suatu usaha dapat dikategorikan sebagai UKM jika memenuhi
salah satu kriteria di atas, meskipun tidak memenuhi kriteria
lainnya
REKOMENDASI DEFINISI UKM EKSPOR BERDASARKAN OMZET

Average Rasio
Share Ekspor Share UKM Share Average
PDB Nominal Jumlah Unit Jumlah Export Sales/ GAS/
Skenario Measure Barang thd thd Ekspor terhadap GAS
2023 (Miliar) Usaha Eksportir Eksportir Export
PDB Barang Ekspor UKM (Miliar)
(Miliar) Sales
Usaha Menengah
Assumption Visi 2045 16.01% 25% 73.6% 65,000 5% 2.382
Visi & Target
Value 24,783,649 3,967,669 991,917 730,051 3,250 224.63 535.09
Business as Assumption IMF WEO 16.01% 15% 73.6% 60,000 4% 2.382
usual Value 22,834,118 3,655,564 548,335 403,574 2,400 168.16 400.56

Usaha Kecil
Assumption 16.01% 25% 17.6% 700,000 3% 2.545
Visi & Target
Value 24,783,649 3,967,669 991,917 174,577 21,000 8.31 21.15
Business as Assumption IMF WEO 16.01% 15% 17.6% 650,000 2% 2.382
usual Value 22,834,118 3,655,564 548,335 96,507 13,000 7.42 17.68

Usaha Mikro
Assumption 16.01% 25% 8.8% 55,000,000 1% 2.545
Visi & Target
Value 24,783,649 3,967,669 991,917 87,289 550,000 0.16 0.40
Business as Assumption IMF WEO 16.01% 15% 8.8% 55,000,000 1% 2.382
usual Value 22,834,118 3,655,564 548,335 48,253 550,000 0.09 0.21
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai