Anda di halaman 1dari 42

Perenc Penjadwalan dan

Pengendalian Proyek (P3Pro)


1. Perenc Jadwal Proyek
2. Pengendalian Jadwal Proyek
– 2 sks
– Praktikum dgn Komputer
• Software Penjadwalan
– Primavera
– MS Project
– Artemis
– Harvard Project Manager
Jadwal/ Schedulle….. Penting??
PERENCANAAN

• Proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan


dan sasaran termasuk menyiapkan segala
sumber daya untuk mencapainya

• Secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk


meletakkan dasar sasaran proyek, yaitu
penjadwalan, anggaran dan mutu
PENJADWALAN

• Perangkat untuk menentukan aktivitas yang diperlukan


untuk menyelesaikan suatu proyek dalam urutan serta
kerangka waktu tertentu
• Proses untuk merencanakan durasi (duration) proyek
• Menetapkan hubungan antar kegiatan atau pekerjaan dalam
suatu proyek.
• Menentukan kemajuan pelaksanaan proyek.
• Sebagai dasar dari penghitungan cashflow proyek
MANFAAT PENJADWALAN

Bagi Pemilik Proyek / Owner :


1) Mengetahui waktu mulai dan selesainya proyek.
2) Merencanakan aliran kas.
3) Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya
proyek.

Bagi Kontraktor:
1) Memprediksi kapan suatu kegiatan yang spesifik dimulai dan diakhiri.
2) Merencanakan kebutuhan material, peralatan, dan tenaga kerja.
3) Mengatur waktu keterlibatan sub-kontraktor.
4) Menghindari konflik antara sub-kontraktor dan pekerja.
5) Merencanakan aliran kas
6) Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya
proyek.
PENGENDALIAN

• Memantau dan mengkaji agar langkah-langkah kegiatan terbimbing


kearah tujuan yang ditetapkan
• Untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan.
• Antisipasi keterlambatan jadwal
• Pembengkakan biaya proyek dapat dihindari
Macam Jadwal Proyek/ Project Schedulling:

1. Gantt Chart/ Bar Chart


2. NWP (Network Planning) / Arrow Diagram
3. CPM (Critical Path Methode)
4. PERT (Program Evaluation Review Technique)
5. PDM (Precedence Diagram)
6. LoB (Line of Balance)
PENJADWALAN

PENDAHULUAN
Sejarah singkat teknik schedulling
Henry Gantt memperkenalkan Bar Chart
1956 CPM dikembangkan oleh Du Pont Co,
1957 Charles Clark memperkenalkan PERT
1967 Prof. John Fondahl dari Stanford University memperkenalkan PDM.

Awalnya, teknik schedulling diciptakan untuk keperluan militer, dalam hal


ini US Army pada proyek pembuatan peluru kendali Polaris. Melibatkan
250 kontraktor dan lebih dari 9000 sub kontraktor. Masalah perencanaan
koordinasi dan pengendalian terhadap sumber2 yg dibutuhkan, jauh lebih
penting dari masalah teknisnya. Dengan adanya teknik penjadwalan yang
baik, Proyek Polaris dapat diselesaikan 2 th lebih cepat dari jadwal
rencana
Membuat jadwal
• Menginventaris kegiatan (WBS)
• Menetapkan urutan (Network)
– Bebas, logis, efektif dan efisien
• Menetapkan waktu perkegiatan (durasi)
– Satuan waktu → seragam (hari, minggu, jam,
dst)
• Hitung waktu total
WBS
• Untuk Inventarisasi Kegiatan pada proyek
konstruksi, digunakan WBS (Work
Breakdown Structure)
• Pada master schedule, hanya dimuat
pekerjaan pokok saja (breakdown level 1)
• Pada schedule mingguan, dibuat detail
pekerjaan (breakdown level 2, 3, dst)
Pek. Rmh Tinggal Level 1
Level 1
Persiapan Pembetonan
Level 2
Level 2
Bouwplank/ Uitzet Bekisting

Level 2 Gali Pondasi


Sloof Kolom
Pondasi
Level 2 Ring Balk Level 3

Pembesian

Cor Beton

Pasangan & Plester Atap

Pasang Bata

Plesteran/ Aci

Listrik/ Pipa/ Taman Pengecatan


Durasi/ waktu
• Disyaratkan menggunakan satu macam satuan waktu: jam, hari, minggu, dst.
• Waktu/ durasi menggunakan rumus: Volume pekerjaan/ kapasitas kerja/ 
orang.
• Faktor-faktor yg berpengaruh dlm penentuan durasi: faktor teknis & non teknis.
• Faktor teknis:
– Kuantitas/ volume dan kualitas pekerjaan. (pasang Bata Bali dengan Bata Lokal)
– Kesesuaian antara tenaga kerja dgn pekerjaan yg harus diselesaikan.
– Kondisi lingkungan fisik. (Bandingkan: Cor beton basement dengan lantai I)
– Lamanya waktu kerja (7 jam atau 8 jam/ hari)
– Waktu/ saat kerja. (Siang/ malam)
– Sistem pergantian kerja: (Makin sering pergantian, makin makan waktu lama).
– Jenis pekerjaan (Pembetonan yg membutuhkan waktu pengerasan)
– Jenis peralatan dan sumber daya lain (makin canggih alatnya, umumnya makin
cepat)
– Dan lain-lain.
• Faktor non teknis: *)
– Banyaknya hari kerja perminggu
– Banyaknya hari libur dalam masa konstruksi
– Cuaca
– Keterlambatan material, alat.
– Dan lain-lain
– Preman…
Penentuan kapasitas kerja diantaranya dengan
menggunakan metoda:
Work Study, Time Study, Motion Analysis, dan lain-
lain.

• Work Study
– Ex: Mengerjakan 1 m3 beton membutuhkan waktu
berapa?
• Time Study
– Ex: Tukang batu, untuk membuat pekerjaan beton,
dalam waktu 1 jam, memperoleh berapa m3?
• Motion Analysis
– Ex: Mencatat kegiatan / aksi/ aktivitas/ motion tukang
batu dalam jangka waktu 1 jam.
PRECEDENCE DIAGRAM

• Suatu model yg digunakan dlm penyelenggaraan proyek yg


produknya adlh informasi mengenai kegiatan yg ada dlm network
diagram proyek ybs.
• Precedence Diagram mampu menterjemahkan kegiatan2 yg bersifat
overlapping, seperti yang banyak terjadi pada proyek konstruksi.
• Successor = Kegiatan yang mengikuti
• Predecessor = Kegiatan yang mendahului.
• Awal kegiatan dimulai dengan Start/Mulai, akhir kegiatan dengan
Finish/ Selesai
• Kepala anak panah hanya menunjukkan arah kegiatan dengan
jurusan dari kiri ke kanan.
• Kemiringan dan panjang anak panah tidak mempunyai arti.
• Urutan kegiatan, bebas, logis. (Efektif-efisien tercapai)
MEMBUAT NETWORK

A B C

AOA = Activity on arrow

A B C

AON = Activity on Node


• Penggambaran AON pada prinsipnya sama
dengan AOA. Berikut adalah beberapa
contoh penggambaran jaringan dari AOA ke
AON.
Kegiatan Predecessor
1) A START Berikan
contoh
B A
C B

AOA / NWP
1 4
START 2 3 FINISH

AON / PDM
A B C
2) Kegiatan Predecessor
A - B C
B A
C A A

AOA/NWP 3
Finish

1
START 2
4
Finish

AON/PDM
B
A

C
3) Kegiatan Predecessor
A START
B START
C
C A, B

A B

Start A
C
1 Finish

Start B

A
C
B
4) Kegiatan Predecessor
A START
B A
C A
D B
E C

2 D
B
A Finish
Start 1
C 3 E

B D
A
C E
5) Kegiatan Predecessor
A START
B A
C A
D B
E B, C AOA/CPM
2
D
B A
A X Finish 1 2
Start 1 (dummy)

C E
3
AON A
D
2 Finish

B
A X
Start 1 (dummy)

C E
3 Finish
CONTOH

1 3 Aktivitas Tergantung dari


Aktivitas Tergantung dari A Start
A Start B A
B Start C A
C A dan B D B dan C
D C E C
F D dan E
2
Aktivitas Tergantung dari Aktivitas Tergantung dari
4
A Start A Start
B Start B Start
C A C A
D A dan B D A dan B
E C dan D E B
F C, D dan E
Aktivitas Predecessor
A Start
B Start
A
C A dan B
C D
D C
B

AON

Start A
C D
1 2 Finish

Start B
Aktivitas Predecessor

A C
A Start
B Start
C
D
A
A dan B
E
B D
E C dan D

A C
Start 1 3
dummy

B D E
Start 2 4 Finish
Aktivitas Predecessor B D
A Start
B
C
A
A
A F
C E
D B dan C
E C
F D dan E

A B
Start 1 2

C D
E F
3 4 Finish
Aktivitas Predecessor C
A Start
B Start
C A
D A dan B A D F
E B
F C, D dan E

B E

A
Start 1
C
D F
3 4 Finish

E
B
Start 2
Jadwal proyek, terlambat…..
Boleh?
• Sangsi: denda permil perhari
keterlambatan dari nilai kontrak (kontrak
standar di Indonesia)
CPM (Critical Path Methode)/
Metoda Lintasan Kritis
• Lintasan kritis: dapat terjadi pada PDM,
NWP maupun PERT
• Lintasan Kritis adalah lintasan yg
menghubungkan aktifitas kritis
• Lintasan kritis lintasan yg tdk boleh
terlambat
• Aktivitas kritis apabila: FF=0; TF = 0;
ES=LS; EF=LF
NOTASI PADA PDM

ES EF
Aktivitas
TF FF
Durasi
LS LF

ES = Earliest Start = Saat Paling Cepat memulai kegiatan


EF = Earliest Finish = Saat Paling Cepat selesainya kegiatan
LS = Latest Start = Saat Paling lambat memulai kegiatan
LF = Latest Finish = Saat Paling lambat selesainya kegiatan
Hitungan dari Depan ke Belakang
▪ ES = Maks EF Aktivitas yg didepannya.
▪ EF = ES + Durasi
Hitungan dari Belakang ke Depan
▪ LF = Min LS Aktivitas yg dibelakangnya.
▪ LS = LF – Durasi
Float
• FF=Free Float: sejumlah waktu untuk penundaan/ waktu untuk
terlambat pada suatu kegiatan, dimana kegiatan tsb dpt terlambat/
diperlambat tanpa mempengaruhi dimulainya kegiatan yang
langsung mengikuti
• TF=Total Float: sejumlah waktu untuk penundaan/ waktu untuk
terlambat pada suatu kegiatan, dimana kegiatan tsb dpt terlambat/
diperlambat tanpa mempengaruhi selesainya kegiatan keseluruhan

FFi = Min (ESj - EFi)


ESi EFi ESj EFj
TFi = Min (LSj - EFi)
TFi Akt i FFi TFj Akt j FFj Dihitung mundur
di dj
LSi LFi LSj LFj
CPM/ lintasan kritis dan Float

Aktivitas Tergantung dari Durasi

A Start 3
B A 4
C A 2
D B dan C 5
E C 1
F D dan E 6
3 7 7 12
B D
0 0 0 0
4 5

3 7 7 12

0 0 0 3 12 18 18 18
A F FINISH
0 0 0 0 0 0 0 0
START 3 6

0 0 0 3 12 18 18 18

3 5 5 6
C E
2 0 6 6
2 1

VISUAL BAR CHART 5 7 11 12

0 3 5 6 7 12 18
TF dan FF
0 5 5 11 11 15 15 15
A C F
0 0 0 0 0 0 0 0
5 6 4 FINISH

0 5 5 11 11 15 15 15

0 0

0 0
START

0 0

0 3 3 6 11 13
B D G
5 0 7 5 2 2
3 3 2

5 7 10 13 13 15

3 8
E
5
5
3 Aktifitas kritis:
Start; A; C; F; Finish
8 13
OVERLAPPING
1. Finish to Start
2. Start to Start
3. Finish to Finish
4. Start to Finish

Predecessor Successor

FTS

STS

FTF

STF
FINISH TO START
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Cetak dan Cor Plat Lantai

Rawatan Beton
LT= 3 Pasang Keramik Lantai

MODEL HUBUNGAN TUNGGAL

10 16 16 19 19 23
Cetak dan Cor Rawatan Beton Pasang Keramik
Plat Lantai Lantai
6 3 4

MODEL OVERLAPPING

10 16 19 23
Cetak dan Cor Pasang Keramik FS ij
Plat Lantai Lantai
6 LT=3 4 i j
ESDj = EFDi + LT
START TO START
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Gali Pondasi

LT= 2 Pasang Pondasi Batu Kali

MODEL HUBUNGAN TUNGGAL

10 12 12 16
Mulai Gali Lanjutkan Galian
2
4
12 22
Pasang Pondasi
Batu Kali
10
MODEL OVERLAPPING

10 16 12 22
Gali Pondasi LT=2 Pasang Pondasi
Batu Kali i
6 10

SSij
ESDj = ESDi + LT j
FINISH TO FINISH
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Memperbaiki Dinding
LT=5

Pasang Lemari di Dinding

MODEL HUBUNGAN TUNGGAL

10 15 15 20
Memperbaiki Lanjutkan
Dinding Pasang Lemari
5 5
12 15
Mulai Pasang
Lemari Dinding
3

MODEL OVERLAPPING

10 15 12 20 FFij
Memperbaiki LT=5 Pasang Lemari
i
Dinding Dinding
5 8
j
EFDj = EFDi + LT
START TO FINISH
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Pasang Trafo
LT=5 LT=2

Kontrol Kabel

MODEL HUBUNGAN TUNGGAL

12 17 17 23
Mulai kontrol Selesai Kontrol
kabel Kabel
5 6
11 17 17 19
Mulai Pasang Selesai Pasang
Trafo Trafo
6 2

MODEL OVERLAPPING

12 23 11 19
Kontrol Kabel LT=5 LT=2 Pasang Trafo
i SFij
11 8

EFDj = ESDi + LTi + LTj


j
FTS
ESi EFi ESj EFj
i j
LT
di dj
ESi EFi ESj EFj

Aktivitas Tergantung Durasi Overlapping LT


STS dari
ESi EFi ESj EFj
i j A Start 3 - -
LT
di dj
B A 4 STS 2
ESi EFi ESj EFj

C A 2 FTF 6

B STF 3 dan 2
D 5
FTF C FTS 2
ESi EFi ESj EFj
i
LT
j STS 2
di dj E C 1
FTF 5
ESi EFi ESj EFj

F D dan E 6 - -

STF
ESi EFi ESj EFj
i j
LT LT
di dj
ESi EFi ESj EFj
11 CD 16 *
2 6 2 BD 7
B D
0 LT=3 LT=2
4 5

11 15 11 16
14 EF 20
0 0 0 3 16 DF 22 * 22 22
A F

=2
0 0 0

LT
START 3 6 FINISH

0 0 0 3 16 22 22 22

FTS 13 FTF 14 *

2
LT=
ESi EFi ESj EFj
i
LT
j 7 9 11 STS 12
LT

di dj C E
LT=4
=6

ESi EFi ESj EFj


2 1
LT=5
7 CD 9 11 12
STS 7 CE-STS 9
ESi EFi ESj EFj
i
LT
j 7 CE-FTF 9
di dj
ESi EFi ESj EFj

FTF
ESi EFi ESj EFj
i j
LT
di dj
ESi EFi ESj EFj

STF
ESi EFi ESj EFj
i j
LT LT
di dj
ESi EFi ESj EFj
BAR CHART dan KURVA S
Dinamakan Kurva S, karena kurva yg terbentuk mirip dgn huruf S.
Nama Kegiatan/ Pekerjaan → berdasar WBS, dibuat logika ketergantungan/ network
diagram
% Bobot pekerjaan = (nilai pekerjaan/  nilai tot pekerjaan) x 100%
Durasi rencana: dari Volume/ kapasitas kerja/  Orang
Kurva Rencana
Bobot prestasi tiap minggu = % bobot pekerjaan/ durasi (Dibuat Bar Chart)
Contoh: Pekerjaan persiapan, bobot = 2,428; durasi = 5 minggu,
 Bobot tiap minggu = 2,428/5 = 0,4856  0,5 (tercetak di contoh)
Pekerjaan pondasi, bobot = 3,376; durasi = 5 minggu,
 Bobot tiap minggu = 2,428/5 = 0,6752  0,6 (tercetak di contoh)
Prestasi tiap minggu (rencana) =  bobot tiap minggu
Contoh: Bobot minggu ke 2 = 0,486 + 0,6752 = 1,1612
Kumulatif (rencana) =  bobot minggu sebelumnya +  bobot minggu ini.
Contoh: Kumulatif minggu ke 2 = 0,486 + 1,1612 = 1,6468
Kumulatif minggu terakhir harus 100%
Gambar kurva berdasarkan kurva rencana dan kurva realisasi.
Fungsi x = minggu atau durasi; fungsi y = bobot kumulatif.
Kurva Realisasi
Di dalam kenyataan di lapangan, bobot prestasi tiap minggu (realisasi),
jarang terjadi seragam. (tdk seperti di dalam contoh)
Pengisian bobot prestasi tiap minggu (realisasi), berdasarkan
kenyataan yg ada di lapangan, misalnya:
Pekerjaan Pondasi, volume = 100 m3, Nilainya = Rp. 1.868.000,-
Minggu ke-2, selesai 15%  15 m3  Rp. 280.200  (Rp.
280.200x100)/Rp. 5.5327.500 = 0,506
Minggu ke-3, pek. bertambah 10%  10 m3  Rp. 186.800  0,338
Minggu ke-4, pek. bertambah 20%  20 m3  Rp. 373.600  0,675, dst
Bobot prestasi tiap minggu, dibuat bar chart.
Bobot Kumulatif dan kurva realisasi mengikuti, perhitungan bobot
prestasi tiap minggu
Durasi realisasi mengikuti prestasi pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai