Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.
com
YOGA UNTUK MUDA
ANAK-ANAK DENGAN BAWAH
SINDROMA
AMANDA J.MUDA LISA SILLIMAN-PERANCIS
Universitas Kristen Texas Universitas Wanita Texas
Abstrak
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan manfaat
yoga dan untuk memberikan para praktisi berbagai cara
untuk menerapkan yoga ke dalam pengaturan kelas dan
lingkungan rumah untuk anak-anak kecil dengan sindrom
Down (DS). Yoga dapat diperkenalkan ke banyak tempat
untuk meningkatkan perkembangan motorik sebagai
pemanasan atau pendinginan aktivitas fisik, teknik
manajemen perilaku, dan/atau cara inovatif untuk
membuat anak-anak dengan DS bergerak. Ada berbagai
teknik untuk mengintegrasikan yoga ke dalam kelas
pendidikan jasmani yang diadaptasi, intervensi dini atau
kelas prasekolah, serta pengaturan berbasis rumah.
Kegiatan menyenangkan untuk memasukkan yoga meliputi
cerita dan lagu yoga, kartu bergambar, yoga dengan
teknologi, bermain permainan yoga, dan melibatkan
keluarga.
Kata kunci:Cacat perkembangan, aktivitas fisik,
pendidikan jasmani, perkembangan motorik kasar, anak
usia dini
Praktik berbasis bukti terus berkembang di bidang pendidikan
khusus dan pendidikan jasmani yang diadaptasi (Cook & Cook,
2013; Jin & Yun, 2010). Anak-anak dengan sindrom Down (DS)
sering menunjukkan keterlambatan dalam perkembangan
motorik sehingga menjamin kebutuhan terus-menerus untuk
praktik tambahan yang mempromosikan peningkatan partisipasi
dan keterlibatan yang berarti dalam aktivitas fisik (Hodge,
Lieberman, & Murata, 2012; Jobling, 1994; Menear, 2007; Naznin,
Kerns, Zhou, Kapur, & Shiffrar, 2006). Latihan dan integrasi yoga
dapat digunakan untuk melibatkan anak-anak dengan DS untuk
meningkatkan perkembangan motorik. Tinjauan sistematis dari 24
studi meneliti kemanjuran yoga untuk anak-anak tanpa cacat
(Galantino, Galbavy, & Quinn, 2008). Berdasarkan hasil tinjauan ini
terdapat manfaat fisiologis yoga yang positif bagi anak-anak,
menunjukkan bahwa manfaat tersebut dapat membantu
perkembangan motorik kasar anak (Galantino et al., 2008).
Manfaat yoga lainnya yang mungkin termasuk menurunkan stres
dan tekanan darah, meningkatkan kesehatan jantung, dan
meningkatkan positif
18 PALAESTRA | 2017 | Vol. 31, No.3
LINDY CRAWFORD
Universitas Kristen Texas
perilaku (Drever, 2008; Telles, Singh, Bhardwaj, Kumar, &
Balkrishna, 2013; White, 2009).
Terlepas dari kenyataan bahwa semakin banyak anak dengan
DS yang berpartisipasi dalam yoga (Feldman, 2005; Murray, &
Ryan-Krause, 2010), dan yoga menjadi lebih populer di lingkungan
sekolah dan komunitas (Rogers, 2011; Toscano, & Clemente,
2008), literatur yang diterbitkan tentang bagaimana menerapkan
kegiatan yoga untuk anak-anak dengan DS masih kurang. Yoga
adalah penyatuan pikiran dan tubuh dan karena itu memberikan
manfaat fisik dan mental tidak hanya untuk anak-anak dengan DS
tetapi semua anak. Yoga menekankan kinerja individu daripada
kompetisi kelompok, oleh karena itu menjadikan yoga aktivitas
yang tepat untuk semua anak dan remaja, termasuk penyandang
disabilitas seperti DS (White, 2009). Yoga dapat memfasilitasi
konsentrasi, keseimbangan, dan pengendalian diri dalam
kehidupan sehari-hari anak (Sumar, 1998). Dalam lingkungan
berbasis sekolah, yoga dapat memberi anak-anak DS aktivitas
yang menyenangkan, tidak kompetitif dan dapat diadopsi sebagai
aktivitas fisik seumur hidup (Drever, 2008). Oleh karena itu, tujuan
dari makalah ini adalah untuk menjelaskan manfaat khusus dari
yoga dan untuk memberikan praktisi dan/atau pengasuh berbagai
cara untuk menerapkan yoga ke dalam pengaturan kelas dan
lingkungan rumah untuk anak-anak dengan DS menggunakan
pembelajaran lintas-kurikuler.
Manfaat Yoga
Selama beberapa tahun terakhir, banyak anak dengan
disabilitas perkembangan, termasuk mereka dengan DS, telah
berpartisipasi dalam berbagai program latihan termasuk yoga di
lingkungan sekolah atau komunitas (Fugler et al., 2015). Para
peneliti telah meneliti penggunaan yoga untuk anak-anak dan
mengeksplorasi berbagai manfaat. Fugler et al. (2015) melakukan
tinjauan literatur secara sistematis terkait penggunaan yoga
untuk anak autis. Melalui tinjauan ini, para peneliti melaporkan
peningkatan dalam keterampilan motorik kasar, keseimbangan,
postur, kontak mata, keterampilan meniru, perhatian, waktu yang
dihabiskan untuk tugas, tidur, kebiasaan bermain dengan teman
sebaya, kecemasan, dan pernapasan, selain penurunan
kecenderungan autis yang tidak diinginkan. Manfaat yang sama
dapat diaktualisasikan untuk anak-anak dengan keterlambatan
perkembangan lainnya termasuk anak-anak dengan DS (Drever,
2008). Dengan demikian,
mendorong pembangunan di daerah tersebut. Selanjutnya, yoga dapat dengan mudah
dimasukkan ke dalam banyak kurikulum yang dirancang untuk anak-anak prasekolah untuk
memasukkan pembelajaran lintas-kurikuler.
Roopnarine dan Johnson (2013) membahas pengaturan anak usia dini apa pun untuk memberikan pembelajaran kurikulum yang
menyenangkan, kreatif, dan penting pada anak usia dini. kegiatan yang menyenangkan untuk anak kecil dengan DS.
pengaturan, dengan penekanan pada inklusi, keragaman, dan
kesadaran multikultural. Tren kurikulum saat ini mencakup
pengajaran interdisipliner dan/atau pembelajaran lintas kurikulum di
mana topik serupa tercakup dalam berbagai kelas dan mata pelajaran
(Alexander, Walsh, Jarman, & McClune, 2008). Selain perkembangan
motorik, yoga dapat memberikan pembelajaran lintas-kurikuler untuk
anak-anak dengan DS dalam beberapa cara, termasuk namun tidak
terbatas pada perkembangan bicara, kognisi, dan penerapan
teknologi, dan terapi musik (Lavay, French, & Henderson, 2016). Jika
suatu kelas atau kelompok sedang belajar tentang bagaimana
tanaman tumbuh, konsep yang sama ini dapat didiskusikan di tempat
tambahan, seperti kelas pendidikan jasmani atau kelas aktivitas fisik
dengan melakukan gerakan yoga yang meniru urutan pertumbuhan
tanaman. Jika ada siswa di kelas yang sedang belajar tentang binatang
hutan di kelasnya, “cerita yoga” tentang penjelajahan hutan dapat
ditambahkan ke pembelajaran lebih lanjut. Misalnya, guru dapat
membimbing siswa melalui pose yang berbeda dari hal-hal yang
hidup di hutan (misalnya ular, singa, katak, pohon) atau guru dapat
menggunakan cerita yoga yang diterbitkan sepertiPetualangan Hutan
di Kirsten Hall Yoga Kids: Menjaga Anak-Anak yang Sibuk Bugar dan
Santai(2011). Dengan cara ini, anak-anak dengan DS dapat
menggeneralisasi pengetahuan dari satu kelas/setting dan membuat
koneksi serupa di kelas atau setting lain. Anak-anak dapat melatih
kesadaran hewan, membuat suara hewan yang berhubungan dengan
perkembangan bicara dan bahasa dan menggerakkan tubuh mereka
seperti setiap hewan untuk perkembangan fisik. Dukungan visual
untuk menekankan konsep ini dapat diberikan melalui presentasi
PowerPoint sederhana, atau melalui penggunaan gambar yang
disimpan ke iPad (lihat Gambar 1). IPad dapat digunakan oleh anak-
anak secara individu atau difasilitasi oleh orang dewasa dalam
pengaturan kelompok kecil. Dukungan visual adalah alat tambahan
yang bermanfaat untuk anak-anak dengan DS dengan memberikan
dukungan tambahan (Hodge et al., 2012). Presentasi PowerPoint juga
dapat diproyeksikan di ruang kelas, di komputer, papan tulis interaktif,
atau TV, jika perlu.
Gambar 1.Contoh presentasi PowerPoint yang dibuat untuk melengkapi instruksi kelas
dan pose yoga.
Yoga dapat membantu anak mengeksplorasi gerakan tubuh, mempelajari
keterampilan baru, melengkapi kurikulum kelas, dan meningkatkan fungsi
motorik kasar. Yoga dapat dengan mudah diimplementasikan ke dalam
Yoga dalam Pendidikan Jasmani yang Diadaptasi
Pemanasan
Kelas pendidikan jasmani teradaptasi (APE) atau pendidikan
jasmani umum (GPE) yang biasanya terstruktur dimulai dengan
beberapa bentuk kegiatan pemanasan. Kegiatan ini melibatkan
banyak kelompok otot dan mempersiapkan siswa untuk aktivitas fisik
(Walter, Quint, Fischer, & Kiger, 2011). Alih-alih rutinitas peregangan
klasik, yoga dapat dengan mudah digunakan untuk memfasilitasi
aktivitas pemanasan. Pemanasan yoga bisa berupa kombinasi pose
yang ditujukan untuk meregangkan berbagai bagian tubuh dan otot,
termasuk "cerita yoga", atau "lagu yoga". Contoh kombinasi
sederhana dari pose yoga untuk pemanasan mungkin termasuk (a)
twist pretzel (duduk santai + twist bharadvaja yang dimodifikasi), (b)
lilin (pahlawan), (c) tupai (pose anak-anak), (d) kucing, (e) anjing (anjing
menghadap ke bawah), (f) air terjun (berdiri membungkuk ke depan +
salut ke atas + membungkuk ke belakang), (g) burung (penyelam), dan
(h) prajurit.Kit Yoga untuk Anak-Anakoleh Imaginazium (nd) dapat
digunakan sebagai alat bantu visual untuk membantu anak mengikuti
(lihat Gambar 2). Pose yoga yang berbeda melibatkan bagian tubuh
yang berbeda; oleh karena itu, pemanasan dapat disusun untuk
menjangkau kelompok otot yang berbeda yang sesuai untuk kelas
yang berbeda. Ide lain untuk pemanasan yoga adalah membaca
"cerita yoga" dari buku-buku sepertiYoga Kids: Menjaga Anak-Anak
yang Sibuk Bugar dan Santaioleh Hall (2011), atauYoga Kecil: Buku
Yoga yang Mengantuk Balitaoleh Whitford (2007) [lihat Tabel 1].
Penting untuk dicatat bahwa beberapa materi yang diterbitkan
memiliki nama berbeda untuk pose ramah anak. Misalnya, satu pose
mungkin memiliki nama yang berbeda menurut cerita yang
diterbitkan berbeda; rock and mouse keduanya nama yang digunakan
untuk pose anak menurut materi terbitan terpisah. Guru disarankan
untuk memilih gaya atau versi dan tetap konsisten dalam latihan yoga
untuk anak kecil dengan DS.
Gambar 2.Siswa melihat kartu bergambar yoga.
Vol. 31, No.3 | 2017 | PALAESTRA 19
 Yoga juga bisa dipadukan dengan keterampilan lokomotor untuk Tabel 1 (lanjutan)
anak yang mobile. Contoh pemanasan alat gerak dengan yoga bisa
Gambar/Kartu Kegiatan
berupa jenis lagu freeze (mis., TheMembekukan, oleh Greg & Steve,
Ruang Kelas Yoga 4 Lisa Flynn (2011)
1987), dengan pose yoga disisipkan di antara setiap keterampilan
Dek Kartu Aktivitas
lokomotor.

Anak Yoga: Menjaga Balai Kristen (2011)

Tabel 1
Anak Sibuk Bugar
Hambatan Mengajar Siswa Penyandang Disabilitas*
dan Santai
Sumber Daya Yoga
Judul Pengarang Gambar
(Tanggal penerbitan)
Buku Anak
Anak Yoga: Menjaga Balai Kristen (2011)
Kit Yoga untuk Anak-Anak Imaginazium
Anak Sibuk Bugar
dan Santai

Puisi Tubuh Royco

Ayah saya adalah Pretzel Baron Baptis (2012) Kartu Yoga

Yoga Kecil: Buku Yoga
yang Mengantuk Balita
Aplikasi
Rebecca Whitford (2005)
Yoga Pertama Saya – Grup Atom
Pose Hewan untuk Anak-Anak

Yoga Kecil yang Mengantuk: Rebecca Whitford (2007)

Buku Mengantuk Balita
dari Yoga
Yoga Peregangan Super Petualangan Super
Peregangan, LLC

Buku Sumber Dewasa

Yoga untuk Anak-anak:
200+ Pose Yoga,
Latihan Pernapasan,
dan Meditasi untuk
Lebih Sehat, Lebih Bahagia,
Lisa Flynn (2013)
Kids Yogaverse: Saya Konsultan Gramercy
Matahari, Saya Bulan

Lebih Tangguh
Anak-anak
Kids Yogaverse: I Am Konsultan Gramercy
Yoga untuk Anak Sonia Sumar (2007) Love
Istimewa

Musik
Terapi Yoga untuk Louise Goldberg (2013) Musik Peregangan dan Yoga Jalur Christy (2008)
Anak-anak dengan Autisme untuk Anak-Anak (Musik
dan Kebutuhan Khusus CD)

Kesenangan Kebugaran YogaKids Marsha Wenig

Lagu CD

20 PALAESTRA | 2017 | Vol. 31, No.3

Tabel 1 (lanjutan) Transisi. Semua siswa membutuhkan beberapa bentuk
transisi untuk membantu perpindahan antar kelas atau aktivitas kelas;
Ayo Mainkan CD Yoga Karma Kids Yoga Studio
yoga memberikan rutinitas yang sempurna untuk anak kecil dengan
(2008)
DS. Musik yang lembut dan santai dapat dipasangkan dengan
pendinginan yoga untuk membantu anak memberi sinyal perubahan.
Kombinasi yoga dan musik dapat membantu anak mengalihkan fokus
dari aktivitas fisik ke aktivitas lain, membuat transisi harian menjadi
Yoga Musik Linda Lara (2007)
lancar dan rutin. Sungguh menakjubkan bahwa, dengan latihan, yoga
Petualangan
dapat digunakan untuk mendapatkan kelas anak usia 5 dan 6 tahun
dengan DS berbaring telentang dalam diam, membiarkan tubuh
mereka rileks, dan bersiap untuk kembali ke kelas (lihat Gambar 3).

Yoga Musik Linda Lara (2011)

Petualangan: Dunia
Perjalanan

Sumber Daya Yoga Do-It-Yourself (DIY).

Foto-foto

Gambar 3.Siswa diakhiri dengan pose istirahat/tidur.

iPad
Manajemen Perilaku
Pendekatan biofisik untuk manajemen perilaku adalah
pelatihan relaksasi. Pelatihan relaksasi digunakan di
sekolah dan di rumah ketika anak kecil perlu tenang. Stres
dan kecemasan seringkali dapat menimbulkan perilaku
Kartu Gambar yang bermasalah; oleh karena itu, pelatihan relaksasi
mungkin diperlukan untuk meredakan respons fisik
tersebut (Lavay et al., 2016). Yoga bisa menjadi latihan yang
sempurna untuk latihan relaksasi. Sementara beberapa
aktivitas yoga melibatkan bergerak dari duduk ke berdiri ke
keseimbangan ke berbaring di lantai, disarankan agar yoga
pelatihan relaksasi tetap di tanah atau lantai, baik pose
duduk atau berbaring. Pose yoga khusus membantu anak
Buku bergambar untuk tetap fokus pada pernapasan, peregangan, dan
menenangkan diri dan akibatnya dapat digunakan sebagai
strategi menenangkan dalam rencana intervensi perilaku.

Menjaga siswa tetap terlibat.Ada dua komponen kunci saat

Pendinginan
Saat melakukan aktivitas fisik, pendinginan sama pentingnya
dengan pemanasan. Pendinginan memandu anak-anak dalam
transisi bertahap dari aktivitas fisik intensitas tinggi ke keadaan
tenang/istirahat dan detak jantung yang lebih rendah (Costa,
Medeiros, & Fukuda, 2011). Yoga dapat memberikan cara yang
menyenangkan dan interaktif untuk memberi anak-anak DS
cooldown setelah aktivitas fisik tidak hanya di PE, tetapi juga di
kelas, setelah istirahat atau bermain bebas, dan selama aktivitas
di rumah. Cerita-cerita yoga tadi diakhiri dengan pose tidur/
mayat/savasana dengan anak berbaring telentang dalam keadaan
istirahat. Transisi melalui pose membantu dalam proses bertahap
memperlambat detak jantung anak-anak, diakhiri dengan pose
tidur.
mengajar anak kecil dengan DS. Yang pertama adalah memiliki
harapan yang sangat tinggi untuk semua siswa, dan yang kedua
adalah membuat pembelajaran menjadi menyenangkan (Lavay et al.
2016; lihat Gambar 4 & 5). Dengan dua komponen penting ini, guru
dapat menciptakan lingkungan belajar yang sukses bagi siswanya.
Guru harus mengatur rutinitas saat melakukan aktivitas yoga agar
anak tahu apa yang diharapkan saat datang ke kelas. Guru GPE/APE
juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil
peran kepemimpinan dan membuat pilihan cerita atau kartu yoga
yang berbeda, atau pilihan musik tergantung pada aktivitasnya, dan
membuat mereka tetap terlibat, memberikan siswa rasa bangga dan
investasi dalam aktivitas tersebut. Selain itu, kartu bergambar yang
dipersonalisasi dapat digunakan

Vol. 31, No.3 | 2017 | PALAESTRA 21

Gambar 4.Siswa berlatih pose lilin.
untuk melibatkan siswa dalam kegiatan. Guru harus
menggunakan penguat bila perlu termasuk stempel/stiker
sebagai penghargaan serta pujian verbal dan non-verbal.
Sikap dan antusiasme pribadi juga membantu menciptakan
aktivitas fisik atau lingkungan kelas yang menarik dan menarik
bagi anak-anak (Lavay et al., 2016).
Strategi Aktivitas Yoga Spesifik
Postur
Hatha yoga adalah gaya yoga yang paling umum dimasukkan ke
dalam sekolah dan dikenal dengan postur yang berbeda, yang disebut
asana. Postur-postur ini dibagi menjadi beberapa kategori termasuk
(a) berdiri, (b) duduk, (c) keseimbangan, (d) memutar, (e) terlentang
(berbaring), (f) membungkuk ke depan, (g) membungkuk ke belakang,
dan (h) inversi (Putih, 2009). Mirip dengan banyak aktivitas fisik, yoga
harus dilakukan dengan mempertimbangkan keseimbangan.
Misalnya, jika satu pose keseimbangan dilakukan di sisi kanan, itu
harus dilakukan dengan waktu yang sama di sisi kiri. Menciptakan
keseimbangan ini membantu anak berkembang secara simetris dan
menjaga tubuh dalam keselarasan alaminya. Perlu diingat, nama-
nama yang terkait dengan postur dan pose yang berbeda mungkin
berbeda dari pose yoga yang biasa dilakukan oleh orang dewasa. Saat
berlatih yoga dengan anak-anak, nama dan pose lebih ramah anak,
lebih mudah dipahami dan dihubungkan.
Cerita dan Lagu Yoga
Dalam pengaturan anak usia dini, hampir semua hal dapat dilakukan
dengan menggunakan lagu atau cerita (misalnya, waktu lingkaran, hari
dalam seminggu, lagu transisi, lagu bersih-bersih, cerita sosial) dan tidak
terkecuali yoga. Saat lagu dipadukan dengan tema mingguan dan yoga,
satu aktivitas sederhana dapat mengatasi masalah fisik,
22 PALAESTRA | 2017 | Vol. 31, No.3
Gambar 5.Siswa berlatih pose singa.
sosial, dan perkembangan kognitif. Beberapa "lagu yoga" dan/atau
"cerita yoga" dapat dibuat dengan memodifikasi sajak atau lagu anak-
anak yang umum, seperti "McDonald Tua", dan "Beruang Coklat,
Beruang Coklat, Apa yang Anda Lihat?" (dibaca sebagai cerita atau
dinyanyikan sebagai lagu). Ini memperkuat siswa ketika lagu
dimodifikasi untuk memasukkan nama sekolah mereka dan / atau
nama siswa tertentu yang berpartisipasi di kelas. Ini juga
menyediakan kolaborasi dengan terapis musik dan wicara. Misalnya:
“Teman yoga, teman yoga, apa yang kamu lihat?
– Saya melihat Ryan, melakukan pose anak anjing untuk
saya Teman yoga, teman yoga, apa yang kamu lihat?
– Saya melihat Madison, melakukan pose pohon untuk
saya… Teman yoga, teman yoga, apa yang Anda lihat?
– Saya melihat semua teman saya, melakukan pose istirahat / tidur untuk saya”
Urutan pose harus selaras dengan tingkat keterampilan fisik
anak dan aktivitas hari itu. Satu kemungkinan perkembangan
pose untuk "Teman Yoga, Teman Yoga, Apa yang Anda Lihat?"
mungkin termasuk: tikus, lilin, anjing, jembatan, gunung, burung,
kincir angin, air terjun, pohon, dan istirahat. Kartu bergambar,
atau gambar anak-anak, dapat dengan mudah mendukung lagu
dan cerita yoga. Sebagian besar anak senang melihat foto mereka
sendiri dan foto rekan, teman, atau keluarga mereka. Saat
menggunakan "cerita yoga" atau lagu untuk latihan pendinginan
atau relaksasi, cerita/lagu harus selalu diakhiri dengan istirahat
atau pose tidur, membantu transisi antar aktivitas.
Contoh lain bisa menggunakan lagu klasik Old
McDonald:
“McDonald tua memiliki
peternakan EIEIO
Dan di ladangnya dia punya
sapi EIEIO
Dengan moo moo di sini
 Dan moo moo di sana Di sini
moo, di sana moo Di mana-
mana moo moo Old
MacDonald memiliki
peternakan EIEIO…”
Progresi yang mungkin untuk Old McDonald mungkin termasuk:
tikus, tupai, kucing, sapi, anjing, dan burung. Lagu ini dapat dengan
mudah dikaitkan dengan tema atau unit pertanian di kelas atau di
rumah. Berbagi ide dengan orang tua, mengirimkan salinan gambar
secara elektronik, atau bahkan memposting video aktivitas secara
online dapat dengan mudah mendukung aktivitas yang sama seperti
di rumah. Mengintegrasikan aktivitas yoga semacam ini tidak hanya
membuat anak-anak menjadi hangat, tetapi juga memberi mereka
latihan mengenali cara mengidentifikasi hewan (ditambah dengan
kartu bergambar) dan berbagai suara yang dibuat hewan, serta
berlatih dengan bahasa isyarat.
Contoh lain dari lagu yoga mungkin:
“Paxton melakukan pose tupai, pose tupai, pose tupai,
Paxton melakukan pose tupai, sepanjang hari.
Hudson melakukan pose katak, pose katak, pose katak, Hudson
melakukan pose katak, sepanjang hari. . .
Semua orang melakukan pose tidur, pose tidur, pose tidur, semua
orang melakukan pose tidur, Sepanjang hari!”
Dengan contoh ini, siswa tidak hanya mendapatkan peran
kepemimpinan dengan memilih pose favorit mereka, mereka juga diakui
tetapi rekan, teman, dan / atau keluarga mereka. Pengenalan nama yang
dipasangkan dengan yoga membantu anak-anak berhubungan dengan
individu yang berinteraksi dengan mereka. Mengubah lagu/cerita menjadi
buku Do-It-Yourself (DIY) dapat membantu mendukung anak-anak
sepanjang hari; individu lain yang bekerja dengan setiap anak tertentu
sering suka menyimpan salinan untuk digunakan dalam berbagai cara
(lihat Tabel 1). Guru kelas dapat menyimpan salinan cerita di pusat buku
atau perpustakaan mereka. Orang tua mungkin ingin menyimpan
salinannya di rumah agar mereka dapat belajar tentang teman sebaya
anak mereka serta melengkapi instruksi sekolah. Terapis bahasa mungkin
menyimpan salinan buku di kamar mereka untuk membantu anak-anak
mempelajari nama, pengucapan, dan pengenalan teman sebaya.
Yoga dengan Teknologi
Teknologi harus digunakan sebagai strategi untuk mendukung
kegiatan di ruang kelas dan pengaturan berbasis rumah, dan
dapat diintegrasikan secara efektif ke dalam bidang studi tertentu
dengan dukungan dari praktisi, orang tua, atau pengasuh yang
berpengetahuan luas (Janiu, 2011). Banyak perangkat dan strategi
teknologi baru dan menarik selalu tersedia; oleh karena itu,
teknologi dapat berfungsi sebagai strategi menarik yang menarik
perhatian anak-anak. Yoga dapat dikombinasikan dengan pilihan
teknologi tinggi untuk anak kecil dengan DS, termasuk
penggunaan televisi/proyektor dan iPad/tablet. DVD instruksional
tentang pose yoga dapat diputar di televisi atau proyektor dalam
berbagai pengaturan. Layar dan proyektor juga dapat digunakan
untuk terhubung ke presentasi PowerPoint buatan guru atau
salinan digital kartu yoga bergambar. Kartu bergambar yoga juga
dapat dibuat menggunakan gambar masing-masing anak
tertentu, ketika gambar pribadi muncul di layar digital (mis. iPad,
proyektor), anak-anak lebih terlibat. Banyak perangkat game
memiliki slot untuk kartu memori yang dapat dimasukkan dan
dilihat menggunakan sistem game. Untuk
misalnya, sistem permainan Wii memiliki pembaca kartu digital
(SD) aman yang tertaut ke saluran foto Wii. Saluran foto dapat
digunakan untuk melihat gambar, menyisipkan musik, dan mem-
flash gambar yoga setiap anak.
Menggunakan yoga dengan teknologi dapat dimodifikasi untuk
individu atau kelas tergantung pada pengaturannya. Banyak aplikasi yoga
yang dikembangkan untuk anak kecil ada di perangkat iPad/tablet (lihat
Tabel 1 untuk aplikasi yang direkomendasikan). Sebagian besar aplikasi
interaktif menyediakan gambar dan suara atau permainan yang menarik
dan merangsang di mana anak-anak dapat mengikuti atau bermain
bersama. Foto atau kartu bergambar juga dapat dimuat di tablet untuk
digulir oleh beberapa anak secara mandiri atau dengan teman sebaya atau
anggota keluarga. Pengetahuan dan pengalaman sebelumnya tentang
cara menggunakan tablet dapat membantu anak-anak menggunakan
teknologi secara tepat dan aman.
Permainan dan Aktivitas Yoga
Yoga dapat memberikan banyak manfaat bagi anak-anak
penderita DS, dan karenanya dapat diimplementasikan ke dalam
permainan dan/atau aktivitas. Beberapa permainan tambahan yang
disukai anak-anak kecil yang termasuk yoga adalah kata Simon,
stasiun / rotasi yoga, tarian beku dengan keterampilan lokomotor,
atau musik hula-hoop dengan yoga. Simon berkata adalah permainan
klasik di mana satu orang adalah Simon, mereka dapat mengarahkan
anak-anak lain untuk melakukan pose yoga yang berbeda, "kata
Simon lakukan pose katak." Semua anak harus melakukan pose Katak.
Permainan berlanjut dengan berlatih berbagai pose dan keterampilan;
anak-anak dan orang dewasa bisa bergiliran menjadi Simon. Jika
Simon berkata, "Lakukan pose kucing" tanpa mengatakan, "Simon
berkata", anak-anak tidak seharusnya melakukan pose tersebut.
Permainan ini menggabungkan keterampilan mendengarkan dan
membantu anak-anak memperhatikan instruksi permainan.
Stasiun yoga.Stasiun berputar dapat digunakan untuk membagi
kelompok besar siswa menjadi kelompok yang lebih kecil, berpasangan,
atau individu, dengan masing-masing kelompok berfokus pada
keterampilan atau pose yoga yang berbeda. Jika ada ruang di ruangan
yang digunakan, matras yoga dapat dibentangkan dan kartu yoga dapat
disebarkan di setiap stasiun (satu kartu per stasiun). Setiap matras yoga
mewakili satu stasiun, dengan musik yang menenangkan di latar belakang;
siswa dapat memiliki waktu 30 sampai 60 detik untuk melihat kartu dan
berlatih pose yoga, baik secara mandiri atau dengan pasangan/kelompok
kecil. Setelah 30 detik, instruktur akan membunyikan bel yang
menandakan siswa untuk bergiliran. Kegiatan ini berakhir ketika semua
siswa telah digilir ke setiap stasiun. Kartu yoga sepertiYoga Kids: Menjaga
Anak-Anak yang Sibuk Bugar dan Santai(Hall, 2011) berikan anak gambar
dan deskripsi tentang bagaimana melakukan setiap pose. Saat
mengerjakan unit keseimbangan atau senam dengan stasiun, yoga dapat
digunakan sebagai salah satu stasiun khusus yang dapat diputar anak-
anak sambil melatih keterampilan dalam satu unit. Seperti disebutkan
sebelumnya, keterampilan lokomotor pemanasan atau permainan tarian
beku dapat mencakup pose yoga di antara keterampilan, memungkinkan
anak mengatur napas, dan melatih keterampilan tambahan, seperti
keseimbangan dan koordinasi. Sebuah permainan musik hula hoop
(misalnya, kursi musik) dapat dimainkan dan ketika musik berhenti, anak-
anak tidak hanya berdiri atau duduk di lingkaran, melakukan pose yoga
yang ditentukan di dalam lingkaran. Ketrampilan yang ditujukan dan
dipraktikkan dalam sejumlah pengaturan dan aktivitas memberikan lebih
banyak kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Vol. 31, No.3 | 2017 | PALAESTRA 23
Gambar 6.Siswa melakukan pose pohon menggunakan modifikasi yang berbeda.

Keterlibatan Keluarga dan Masyarakat ketidakstabilan toaksial yang menghasilkan peningkatan mobilitas
antara vertebra serviks pertama dan kedua (Fegan, 2011). Anak-anak
Keluarga dapat dengan mudah terlibat dalam berlatih yoga dengan
dengan DS yang memiliki bukti yang menunjukkan rontgen serviks
anak kecil mereka atau saudara kandung dengan DS, sebagai bentuk
positif ketidakstabilan atlantoaxial tidak boleh berpartisipasi dalam
rekreasi (Mactavish & Schleien, 2004). Anak-anak dengan sindrom Down
pose yoga apa pun yang membahayakan leher mereka, atau
dapat memperoleh manfaat dan menikmati yoga sebagai kegiatan rekreasi
menempatkan leher atau punggung mereka dalam posisi kompromi
di luar sekolah. Beberapa kelas yoga ditawarkan di banyak komunitas
(yaitu, pose ikan, pose jembatan, headstand). pose). Namun, anak-
untuk menyertakan individu dengan keterlambatan perkembangan dan
anak dengan DS dapat memperoleh banyak manfaat saat berlatih
keluarga. Keluarga didorong untuk menemukan pengaturan inklusif untuk
yoga dengan aman dan menggunakan modifikasi bila diperlukan.
anak-anak dengan DS untuk berpartisipasi dalam yoga dengan teman
Tinjauan sistematis oleh Galantino et al. (2008) melaporkan bahwa
sebaya tanpa cacat. Yoga dapat melibatkan anak-anak dengan DS karena
yoga dapat digunakan untuk anak-anak dengan dan tanpa cacat, dan
dapat dilakukan secara individual dan dipraktikkan dengan modifikasi bila
meskipun cedera ortopedi sering disebabkan oleh kurangnya
diperlukan. Saudara kandung dapat berfungsi sebagai model rekan untuk
kekuatan dan fleksibilitas pada anak-anak, masih ada efek positif dari
saudara laki-laki atau perempuan mereka dengan DS. Orang tua dapat
yoga. Tidak ada laporan tentang cedera atau masalah keamanan yang
berperan sebagai mitra dan memberikan bantuan bila diperlukan. Sekolah
dilaporkan dalam tinjauan sistematis. Namun, praktisi dan guru harus
atau kelompok dapat mengadakan malam yoga keluarga di mana keluarga
menyadari sepenuhnya kebutuhan medis anak-anak sebelum
dapat berkumpul dan berpartisipasi dalam sesi yoga aktif secara fisik yang
berpartisipasi dalam aktivitas fisik.
menyenangkan, dan mengembangkan komunitas individu yang aktif.
Dengan mempertimbangkan keamanan, yoga merupakan
Keluarga yang berpartisipasi dalam aktivitas bersama dan menjadikan
kegiatan yang ideal untuk anak-anak penderita DS, karena semua
aktivitas fisik sebagai prioritas memberikan banyak peluang pertumbuhan
posenya dapat dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan individu
dan perkembangan fisik dengan cara yang positif.
masing-masing anak. Pose dapat dilakukan selama beberapa detik,
tetapi respons tubuh setiap individu perlu memandu setiap individu
Modifikasi Yoga melalui pose tertentu. Saat berlatih yoga, anak-anak harus diingatkan
Keselamatan adalah komponen kunci dan harus dipertimbangkan bahwa mereka tidak boleh memaksakan pose atau kesakitan (White,
saat bekerja dengan anak-anak penderita DS. Beberapa anak dengan 2011). Pose mudah diadaptasi melalui modifikasi yang dapat
DS memiliki stabilitas yang terganggu dan potensi atlan- dilakukan pada setiap pose. Misalnya, pose pohon itu bagus

24 PALAESTRA | 2017 | Vol. 31, No.3

pilihan untuk pose keseimbangan. Pose pohon dapat dilakukan
dengan banyak modifikasi, termasuk penempatan kaki (semakin
rendah kaki ke tanah, semakin stabil), dan penempatan lengan
(dijulurkan ke samping, di atas kepala, dekat ke jantung), dan/atau
pilihan keseimbangan statis atau dinamis (lihat Gambar 6). Modifikasi
lebih lanjut dengan pose lain bisa menggunakan guling, balok, dan/
atau tali pengikat tergantung kebutuhan masing-masing.
Ringkasan
Yoga dapat memberi anak-anak DS pengalaman yang
menyenangkan, tidak kompetitif, dan sosial dalam lingkungan
pendidikan (Drever, 2008), bermanfaat bagi perkembangan fisik dan
motorik, perkembangan sosial dan emosional, serta kognisi melalui
pembelajaran lintas-kurikuler. Kreativitas dan eksplorasi yang dibawa
oleh yoga membuat anak-anak tetap terlibat dan aktif. Ketika
diimplementasikan ke dalam setting APE/GPE intervensi awal, yoga
dapat digunakan sebagai aktivitas pemanasan atau pendinginan. Cara
lain untuk menerapkan yoga termasuk teknik manajemen perilaku
seperti pelatihan relaksasi, dan cara baru dan menarik untuk
membuat belajar dan bergerak menjadi menyenangkan. Dengan tips
dan modifikasi keselamatan yang tepat, yoga juga dapat dimasukkan
ke dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk pengaturan
berbasis sekolah dan komunitas serta di rumah (misalnya, di taman,
penitipan anak, setelah program sekolah). Cara yang menyenangkan
untuk memasukkan yoga ke dalam perkembangan sehari-hari
termasuk cerita yoga, kartu bergambar, menggunakan yoga dengan
teknologi, bermain game yoga, dan melibatkan keluarga di sepanjang
jalan. Diharapkan para praktisi dan pengasuh memahami manfaat
yoga dan telah diberikan berbagai cara untuk mengimplementasikan
yoga ke dalam pengaturan kelas dan lingkungan rumah untuk anak-
anak dengan DS.
Referensi
Alexander, J., Walsh, P., Jarman, R., & McClune, B. (2008). Dari retorika
dengan kenyataan: Memajukan keaksaraan dengan cara lintas-kurikuler.Jurnal
Kurikulum,19(1), 23–35.
Masak, BG, & Masak, SC (2013). Mengungkap praktik berbasis bukti di
Pendidikan luar biasa.Jurnal Pendidikan Khusus,47(2), 71–82. Costa, PB,
Medeiros, HBO, & Fukuda, DH (2011). Pemanasan, peregangan-
ing, dan strategi pendinginan untuk olahraga tempur,Jurnal Kekuatan dan
Pengkondisian,33(6), 71–79.
Drever, LC (2008). Yoga dan anak usia 5-12 tahun dengan sindrom Down: An
DVD instruksional yoga dan manual orang tua.Disertasi & Tesis
ProQuest,t/a, 1–55.
Fegan, P. (2011). Cacat intelektual. Dalam J. Winnick (Ed.),Diadaptasi
pendidikan jasmani dan olahraga(hlm. 151–172). Champaign, IL: Kinetik
Manusia.
Feldman, HM (2005). Mengajar yoga untuk anak usia sekolah: Prinsip-
ples dan pengalaman pribadi.Jurnal Internasional Terapi Yoga,15(1) 87–
95.
Fugler, J., Martel, K., Wheeler, A., Yarbrough, K., Young, A., Liu, H., & Sa-
lem, Y. (2015).Penggunaan yoga pada anak autis: Tinjauan sistematis
literatur.Presentasi poster pada Pertemuan Bagian Gabungan Asosiasi
Terapi Fisik Amerika 2015. Indianapolis, IN.
Galantino, M., Galbavy, R., & Quinn, L. (2008). Efek terapi yoga
untuk anak-anak: Tinjauan sistematis literatur.Terapi Fisik Anak, 20(1),
66–80.
Hodge, SR, Lieberman, LJ, & Murata, NM (2012).Esensi pengajaran-
pendidikan jasmani yang diadaptasi: Keanekaragaman, budaya, dan inklusi.
Scottsdale, AZ: Holcomb Hathaway.
Janiu, S. (2011). Penggunaan teknologi pedagogis dalam pendidikan jasmani.
Jurnal Pendidikan Jasmani, Rekreasi & Tari,82(9), 41–49. Jin, J., & Yun, J.
(2010). Praktik berbasis bukti dalam pendidikan fisik yang diadaptasi
pendidikan.Jurnal Pendidikan Jasmani, Rekreasi & Tari,81(4), 50–54. doi:
10.1080/07303084.2010.10598465
Pekerjaan, A. (1994). Pendidikan jasmani untuk orang dengan sindrom down:
Lebih dari sekedar bermain game.Penelitian dan Praktek Down Syndrome, 2
(1), 31–35.
Lavay, BW, Perancis, RW, & Henderson, H. (2016).Perilaku positif
manajemen dalam pengaturan aktivitas fisik(3rded.). Champaign, IL: Kinetik
Manusia.
Mactavish, JB, & Schleien, SJ (2004). Menyuntikkan kembali spontanitas dan
keseimbangan dalam kehidupan keluarga: Perspektif orang tua tentang
rekreasi dalam keluarga yang mencakup anak-anak dengan disabilitas
perkembangan.Jurnal Penelitian Disabilitas Intelektual,48(2), 123–141.
doi:10.1111/j.13652788.2004.00502.x
Menear, KS (2007). Persepsi orang tua tentang kesehatan dan aktivitas fisik
kebutuhan anak down syndrome.Penelitian dan Praktek Down
Syndrome,12(1), 60–68.doi:10.3104/reports.1996.
Murray, J., & Ryan-Krause, P. (2010). Obesitas pada anak down syndrome
drome: Latar belakang dan rekomendasi untuk manajemen.Keperawatan
Anak, 36(6), 314–319.
Naznin VB, Kerns, K., Zhou, E., Kapur, A., & Shiffrar, M. (2006) Persepsi
defisit tual-motor pada anak-anak dengan sindrom Down: Implikasi
untuk intervensi.Penelitian dan Praktek Down Syndrome, 10(2), 74–82.
Rogers, D. (2011).Pendekatan baru untuk pendidikan jasmani holistik:
jogja di dalam kelas(Tesis master, University of Toronto, ON, Kanada).
Diambil dari https://tspace.library.utoronto.ca/bitstream/
1807/29488/6/Rogers_Deborah_C_20116_MA_thesis.pdf Roopnarine, J.,
& Johnson, JE (2013).Pendekatan untuk anak usia dini
pendidikan(6thed.). Upper Saddle River, NJ: Merrill/Prentice Hall. Scelsa, G.
(1978) Pembekuan [Direkam oleh Greg & Steve]. PadaAnak-anak bergerak
[CD]. Los Angeles, CA: Little House Music untuk Greg & Steve
Productions.
Sumar, S. (1998).Yoga untuk anak istimewa: Pendekatan terapeutik untuk
penggemar dan anak-anak dengan sindrom Down, cerebral palsy, dan
ketidakmampuan belajar. Publikasi Yoga Khusus, Buckingham, VA: Yoga
Khusus. Telles, S., Singh, N., Bhardwaj, AK, Kumar, A., & Balkrishna, A. (2013).
Pengaruh yoga atau latihan fisik pada tindakan fisik, kognitif dan
emosional pada anak-anak: Uji coba terkontrol secara acak.Psikiatri
Anak dan Remaja dan Kesehatan Mental,7(1), 1–16. doi: http://dx.doi.
org/10.1186/1753-2000-7-37
Toscano, L., & Clemente, F. (2008). Anjing, kucing, dan anak-anak: Mengintegrasikan yoga
ke dalam pendidikan jasmani dasar.Strategi: Jurnal untuk Pendidik Fisik
dan Olahraga, 21(4), 15.
Walter, T., Quint, A., Fischer, K., & Kiger, J. (2011). Gerakan aktif
rutinitas pemanasan.Jurnal Pendidikan Jasmani, Rekreasi & Tari, 82(3),
23–31. DOI: 10.1080/07303084.2011.10598594
Putih, LS (2009). Yoga untuk anak-anak.Keperawatan Anak, 35(5), 277–295.
Amanda J.Young,PhD, CAPE, pendidikan jasmani yang
diadaptasi, Sekolah Lab KinderFrogs & Starpoint, Universitas
Kristen Texas, Fort Worth, Texas.
Lisa Silliman-Prancis, adalah seorang profesor di Departemen
Kinesiologi, Texas Woman's University, Denton, Texas.
Lindy Crawfordadalah seorang profesor di Sekolah Tinggi
Pendidikan, Universitas Kristen Texas, Fort Worth, Texas.
Vol. 31, No.3 | 2017 | PALAESTRA 25