Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan hidayah- NYA sampai saat ini masih dirasakan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Proposal Program Studi Pendidikan Matematika
yang telah dilaksanakan di SMP ISLAM SETIA NURUL AZMI, pada periode
April 2019.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh sebab itu perlu dicari jalan keluar dari permasalahan yang sering
terjadi untuk meningkatkan keaktifan siswa. Salah satunya model
pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (stad) ini,
yang dimana dalam model pembelajaran ini siswa ditempatkan dalam tim
belajar yang beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut
tingkat kinerjanya, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran
kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota
tim telah menguasai pelajaran tersebut .
B. Identifikasi Masalah
Salah satu pelajaran matematika yang masih tergolong rendah yaitu materi
operasi aljabar. Hal ini dikarenakan karena siswa hanya bisa menghafal rumus
dalam pelajaran matematika, tetapi siswa tidak mengetahui maknanya.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa
melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas VII Smp
Islam Setia Nurul Azmi?
2. Bagaimana hasil belajar matematika siswa setelah menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas VII Smp Islam Setia Nurul
Azmi?
3. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui
model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas VII Smp Islam Setia
Nurul Azmi?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam meningkatkan hasil
belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe
STAD kelas VII Smp Islam Nurul Azmi.
2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa setelah menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas VII Smp Islam Nurul
Azmi.
3. Untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa
melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas VII Smp
Islam Nurul Azmi.
E. Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORITIS
A. Kerangka Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar dapat di definisikan sebagai proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Dari definisi tersebut
dapat diketahui bahwa belajar adalah suatu proses,artinya bahwa hasil dari belajar
tidak langsung dapat dirasakan hasilnya sekarang,namun pada waktu yang akan
datang. Belajar pada hakikatnya adalah proses latihan melalui pengalaman yang
diberikan oleh pengajar.
Howard kingskey yang dalam Syaiful Bachri Djumaroh mengatakan
bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku ( dalam arti luas ) ditimbulkan
atau diubah melalui praktek dan latihan 1. Belajar adalah merupakan perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan2. Berdasarkan pendapat
tersebut dapat ditarik pengertian bahwa belajar itu tidak hanya sekedar untuk
mencari pengalaman atau pengetahuan tetapi lebih dari itu yaitu adanya
perubahan sikap atau tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut dilakukan
secara kontiniu,yang merupakan suatu tujuan pendidikan.
Belajar itu bukan sekedar mencari pengalaman,belajar adalah suatu proses
bukan suatu hasil. Secara aktif dan integrative denagn menggunakan berbagai
bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan pendidikan pemerintah RI, dijelaskan
bahwa belajar adalah proses interaksi peserta didik dan pendidik dan sumber
belajar pada satu lingkungan belajar3.
Menurut uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar bukan sekedar
mencari pengalaman tetapi merupakan suatu proses dimana pembelajaran
berlangsung,dimana guru menyampaikan materi pembelajaran sedang peserta
didik menerimanya. Pembelajaran secara aktif ialah baik guru maupun peserta
didik sama-sama menyadari tugas dan kewajiban untuk melaksanakannya.
1
Syaiful Bachri Djumaroh dan Aswan Zain, (2004), Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta, hal.98.
2
Hamalik Omar, (2006), Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, hal.154.
3
UU Sisdiknas dan PermenDiknas RI no 20 tahun 2003, Jakarta: Depdiknas 2005, hal 8.
Apabila proses pembelajaran dialakukan dengan kesadaran tinggi kiranya tujuan
pendidikan akan tercapai.
Pendidikan yang dilakukan dengan kesadaran itu adalah menyiapkan
peserta didik untuk masa yang akan datang dan bermanfaat bagi kehidupan.
Pendidikan berlangsung menyangkut tiga aspek,yaitu : pertama Aspek Kognitif
yang menyangkut masalah penguasaan dan ilmu pengetahuan, kedua Aspek
Afektif yaitu menyangkut masalah sikap atau tingkah laku yang dilakukan melalui
bimbingan disamping memberikan pengetahuan, ketiga Aspek Psikomotorik yaitu
menyangkut maslah jenis keterampilan.keterampilan akan dapat dikuasai jika
sering diadakan latihan-latihan yang kontiniu.
2. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip dalam belajar yaitu : kematangan,kesiapan belajar dan
motivasi berperan penting dalam keberhasilan belajar,perubahan tingkah laku data
hasil belajar dapat diperkuat melalui penggunaan hadiah (reward), sebalikanya
dapat diperlemah dalam penggunaan hukuman, dalam beberapa aspek belajar
bidang kognitif ,dan bidang psikomotorik terutama dalam belajar keterampilan,
peranan Trial dan Eror cukup besar pengaruhnya.
Beberapa syarat agar siswa berhasil belajar yaitu : kemampuan berpikir
yang tinggi bagi bapara siswa, hal ini ditandai dengan berfikir
kritis,logis,sistematis, dan abjektif menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata
pelajaran,bakat dan minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai
potensinya,menguasai bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran
disekolah yang menjadi lanjutannya, menguasai salah satu bahasa asing,tidak
mengalamai masalah penyesuain diri dan seksual,kesehatan jasmani,lingkungan
yang tenang,kehidupan ekonomi yang memadai,dan mengausai tekhnik belajar
disekolah dan diluar sekolah.
3. Faktor yang mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang memepengaruhi digolongkan menjadi dua yaitu :
Faktor Interm dan Faktor Ekstren. Faktor Interm merupakan factor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar,sedangkan Faktor Ekstrem merupakan
factor yang ada dari luar individu. Faktor Interm terdiri dari factor jasmania,
factor psikologis,factor kelelahan. Faktor jasmania sendiri meliputi : kesehatan
dan cacat tubuh. Faktor Psikologis meliputi : Intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motivasi, kematangan, kesiapan. Faktor Kelelahan meliputi: kelelahan jasmanidan
kelelahan rohani.
Kemudian yang merupakan Faktor ekstren terdiri dari faktor
keluarga,faktor sekolah dan factor masyarakat. Faktor keluarga meliputi : cara
orang tua mendidik, relasi anatara anggota keluarga,Susana rumah,keadaan
ekonomi keluarga,pengertian orang tua,latar belakang budaya. Faktor sekolah
meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standart
pengajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah. Faktor
masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, masmedia, teman bergaul,
dan bentuk kehidupan masyarakat.
4. Hasil Belajar
Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan
atau diubah melalui praktek atau latihan4. Proses belajar mengajar dilakukan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Pembelajaran dikatan berhasil bila sebagian besar peserta didiknya
mengalami peningkatan prestasi belajar sesuai keteraturan lembaga pendidikan.
Bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa
yang ditentukan dalam membentuk angka5. Bahwa belajar suatu aktifitas
mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang
menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan
dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relative konstan dan berbekas6.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setalah
ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk
dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan dalam mencap[ai
suatu tujuan pendidikan.
4
W. Sumanto, (1998), Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT.Rineka Putra, hal.104.
5
Darmansyah, (2006), Penelitian Tindakan Kelas, hal.13.
6
Winkel, W.S.Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT Grasindo, hal.53.
Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan
didiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Peranan hasil belajar
yaitu7 :
a. Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan belajar
siswa setelah mengikuti PBM (Proses Belajar Mengajar) dalam jangka
waktu tertentu.
b. Hasil belajar memeberikan bahan pertimbangan apakaah siswa
diberikan program perbaikan,pengayaan,atau menjelaskan pada
program pengajaran berikutnya.
c. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang
mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pembelajaran.
d. Untuk keperluan supervise bagi kepala sekolah dan penilik agar guru
lebih berkompeten.
5. Meningkatkan hasil belajar.
Meningkatkan adalah suatu usaha untuk menjadikan sesuatu jadi lebiih
baik. Hasil adalah akibat,kesudahan dari suatu tujuan dan sebagainya. Hasil
belajar matematika adalah akibat dari suatu aktifitas yang ditunjukan dengan
nilai tes dengan nilai siklus. Meningkatkan hasil belajar adalah suatu usaha untuk
menjadikan hasil tes yang ditentukan dalam bentuk angka menjadi lebih baik.
6. Matematika
Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan
menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, atau generalisasi
untuk suatu studi atau pemecahanan masalah. Matematika juga mampu
meningkatkan kemampuan untuk berfikir jelas, logis, teratur, dan sistematis.
Ada tiga pengertian Elementer Matematika sebagai berikut:
a. Matematika sebagai ilmu pengetahuan tentang bilangan dan ruang.
b. Matematika sebagai studi ilmu pengetahuan tentang klasifikasi dan
kontruksi berbagai struktur dan pola yang dapat diimajinasikan.
c. Mamtematika sebagai kegiatan yang dilakukan oleh para
matematikawan.
7
Zainal Abidin, (2004), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, cetakan edisi ke empat, Malang:
Depdiknas, hal.2.
Matematika dipandang sebagai suatu struktur yang memerlukan
penggunaan symbol untuk hubungan-hubungannya. Symbol-simbol itu sangat
penting untuk membantu manipulasi aturan-aturan dengan operasi yang
ditetapkan. Simbolisasi menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan
keterangan uuntuk membentuk konsep baru. Konsep baru terbentuk karna adanya
pemahaman terhadap konsep sebelumnya8.
8
Sutawijaya, (2007), Pengembangan pembelajaran Matematika, Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas, hal.12.
9
Depag RI, (2004), Kurikulum 2004 Standar Kompetensi MI, Jakarta: Depag RI, hal.173.
10
Rusman, Model-model Pembelajaran, (Depok : Rajagrafindo Persada, 2014), hal . 202
dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Siswa
belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya
seorang diri. Dalam buku Rusman beberapa ahli yang memiliki pandangan
tentang pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning)yaitu Slavin, Nurul
Hayati, Sanjaya, Tom V. Savage, dan Johnson.
Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif menggalakkan para siswa
berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini membolehkan pertukaran
ide dan pemeriksaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai
dengan falsalah konstruktivisme. Menurut Nurulhayati, pembelajaran kooperatif
adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu
kelompok kecil untuk saling berinteraksi.
Lalu, menurut Sanjaya, cooperative learning merupakan kegiatan belajar
siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok
adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-
kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.Tom V. Savage mengemukakan bahwa cooperative learning
merupakan suatu pendekatan yang menekankan kerjasama dalam kelompok. Dan
menurut Johnson yang terdapat dalam Hasan, cooperative learning adalah teknik
pengelompokan yang ada didalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar
bersama dengan kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang.11
Menurut pendapat penulis, model pembelajaran kooperatif adalah bentuk
pembelajaran dengan cara membentuk siswa menjadi kelompok-kelompok secara
kolaboratif yang anggotanya dipilih secara heterogen dan melibatkan partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan pandangan Islam yang menyatakan manusia adalah
makhluk sosial.Tidak ada suatu kebutuhan manusia yang diatasi oleh dirinya
sendiri. Seorang penjual butuh pembeli, seorang guru butuh murid, seorang
pemilik pabrik butuh karyawan, dan seterusnya. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, maka Islam menganjurkan agar di antara manusia saling tolong
menolong secara konstruktif, produktif, dan positif.12
11
Ibid, hal. 202-203
12
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta : Kencana, 2014), hal.
277
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menyatakan dalam potongan surah Al-
Maidah ayat 2 yang berbunyi :
هّٰللا هّٰللا
ِ ان ۖ َواتَّقُوا َ ۗاِ َّن َ َش ِد ْي ُد ْال ِعقَا
)۲(ب ِ َوتَ َعا َونُوْ ا َعلَى ْالبِ ِّر َوالتَّ ْق ٰو ۖى َواَل تَ َعا َونُوْ ا َعلَى ااْل ِ ْث ِم َو ْال ُع ْد َو
Tabel 2.1
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif15
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1 Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang
Menyampaikan Tujuan dan akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan
Memotivasi Siswa menekankan pentingnya topik yang akan
dipelajari dan memotivasi siswa belajar.
Tahap 2 Guru menyajikan informasi atau materi kepada
Menyajikan Informasi siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui
bahan bacaan
15
Ibid, hal. 203-211
Tahap 3 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
Mengorganisasi Siswa ke caranya membentuk kelompok belajar dan
dalam Kelompok-kelompok membimbing setiap kelompok agar melakukan
Belajar transisi secara efektif dan efisien.
Tahap 4 Guru membimbing kelompok-kelompok belajar
Membimbing Kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Bekerja dan Belajar
Tahap 5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
Evaluasi yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Tahap 6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
Memberikan Penghargaan upaya maupun hasi belajar individu dan
kelompok.
16
Tukiran Taniredja, dkk, Model-model Pembelajaran Inovatif (Bandung : Alfabeta, 2011), hal.
60
17
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Jakarta :
Prenamedia Group, 2014), hal. 10
solidaritas sosial yang kuat. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu
kelompokstrategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi
untuk mencapai tujuan bersama.18
Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk
mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan
ini sangat penting untuk dimiliki dalam masyarakat dimana banyak kerja orang
dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling beragantung satu
sama lain dan di mana masyarakat masyarakat secara budaya semakin beragam.
c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
Kelebihan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan harga diri tiap individu.
2. Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar sehingga
konflik antar pribadi berkurang.
3. Sikap apatis berkurang.
4. Pemahaman yang lebih mendalam dan retensi atau penyimpanan lebih
lama.
5. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.
6. Cooperative Learning dapat mencegah keagresifan dalam sistem
kompetisi dan ketersaingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan
aspek kognitif.
7. Meningkatkan kemajuan belajar (pencapaian akademik).
8. Meningkatkan kehadiran peserta dan sikap yang lebih positif.
9. Menambah motivasi dan percaya diri.
10. Menambah rasa senang berada di tempat belajar serta menyenangkan
teman-teman sekelasnya.
11. Mudah diterapkan dan tidak mahal.
d. Kelemahan model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1. Guru khawatir akan terjadi kekacauan di kelas.
2. Banyak peserta tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang
lain.
18
Ibid, hal.109-110
3. Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik
atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan
kelompoknya.
4. Banyak peserta takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara
adil bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut.19
Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division
(STAD) dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga
hasil belajar siswa meningkat dan juga melatih siswa berkomunikasi dengan baik
dengan sesama siswa lain.
8. Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division
(STAD)
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe
kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.20
Menurut slavin model STAD (Student Team Achievement Division)
merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Model
ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam Matematika, IPA,
IPS, Bahasa Ingris, teknik dan banyak subjek lainnya, dan pada tingkat sekolah
dasar sampai perguruan tinggi.21
Tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang
siswa secara heterogen. Menurut slavin STAD terdiri atas lima komponen
utama, yaitu presentasi kelas, kerja kelompok (tim), kuis, skor kemajuan
individual, dan rekognisi kelompok.
Presentasi kelas
19
Aris Shoimin, Op.cit, hal. 48
20
Taufina Taufik, (2011), Mozaik Pembelajaran Inovatif, Padang: Sukabina Press,hal. 230
21
Rusman, (2012), Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta:
Rajawali Pers, hal. 213
benar-benar memperhatikan karena dapat membantu mereka dalam
mengerjakan kuis individu yang juga akan menentukan nilai kelompok.22
Kerja kelompok
Kuis
Setelah melakukan kuis, kita menilai skor individual dan skor tim, serta
memberi sertifikat atau berbentuk penghargaan lainya kepada tim yang
mendapat skor tinggi24. Perhitungan skor perkembangan individu tersebut
dimaksudkan agar siswa termotivasi untuk memperoleh prestasi terbaik
sesuai dengan kemampuannya.
Dari tabel tersebut dijelaskan bahwa skor dasar merupakan skor awal yang
diperoleh siswa sebelum dilakukannya tindakan. Jadi dengan tabel di atas dapat
diketahui perkembangan siswa setelah dilakukannya tindakan yaitu jika siswa
mengalami penurunan atau tetap dari skor dasar dapat dilihat pada nomor satu dan
dua. Jika perkembangan siswa menigkat dari skor dasar maka dapat dilihat pada
nomor tiga sampai dengan lima.
Rekognisi kelompok
26
Kurnia Eka Lestari, (2017), Penelitian Pendidikan Matematika, Bandung: PT Refika Aditama,
hal. 47
Kelebihan dan Kekurangan Model Cooperative Learning Tipe STAD
9. Materi ajar
1) Pengertian Bentuk Aljabar
Aris Shoimin, (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Yogyakarta: Ar-
27
2x + 3x = 5x
= 7x + 7x + 5y +12y – 3 – 1
= 14x + 17y – 4
2) Operasi perkalian
Ingat kembali bahwa pada operasi perkalian bilangan bulat terdapat sifat
distributif pada penjumlahan dan pengurangan, yaitu a(b + c)= ab + ac , dan a(b –
c) = ab – ac.
Hasil perkalian dua bilangan bulat yaitu :
Contoh :
3x(x – 3) = 3x² – 9x
Contoh :
4 × 3x = 12x
2 × 4y = 8y
2x × 3x = 6x^2
3) Operasi pembagian
Operasi pembagian pada bentuk aljabar dilakukan dengan cara membagi
konstantanya seperti biasa, namun untuk variabelnya, dilihat dulu koefisien
dari kedua variabel nya, kemudian bagi masing-masing variabelnya dengan
koefisiennya.
Contoh :
4x : 2x = 2
6x2 : 2x = 3x
8x3y : 2x = 4x2y
Contoh :
(3a)² = 9a²
B. Kerangka Berfikir
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika dengan materi
28
Salim dan Syahrun, (2016), Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bandung: Citapustaka Media,
hal.98-99.
operasi Aljabar di kelas VII SMP Islam Setia Nurul Azmi Medan. Penelitian ini
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Subjek Penelitian
kelas VII SMP Islam Setia Nurul Azmi Medan Tahun Ajaran
2018/2019 yang terdiri dari 20 siswa. Penentuan subjek diperoleh
2. Objek Penelitian
Aljabar di kelas VII SMP Islam Setia Nurul Azmi Medan Tahun
Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas, maka
peneliti memiliki beberapa tahapan yang merupakan suatu siklus. Tahapan ini
berbentuk siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus yang bergantung
dari tingkat keberhasilan dari target yang akan dicapai, dimana setiap siklus bisa
pre-test kepada siswa kelas VII. Yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
kemampuan siswa dalam menerima pelajaran cukup baik atau tidak. Ada
beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
Siklus I
Refleksi I Pengamatan/
Pengumpulan Data I
29
Suharsimi Arikunto , Suhardjono, dan Supardi. Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta :
PT. Bumi Aksara, 2012). hal. 16
30
Suhardjono, Suharsimi Arikunto dan Supardi. Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta : PT.
Bumi Aksara, 2012). h. 74
Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan Data II
Siklus II
Banyaknya siklus sebaiknya tidak kurang dari dua siklus. Pelaksanaan penelitian
ini direncanakan dalam 2 siklus dalam setiap siklus ada 2 kali pertemuan sesuai
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini ada beberapa hal yang dilakukan yaitu :
( STAD).
2. Tahap pelaksanaan
berikut :
Siklus I
1. Perencanaan I
Dalam perencanaan ini pertama kali dilakukan adalah identifikasi masalah dan
a. Peneliti melakukan tes awal dan wawancara dengan guru. Tes awal dan
wawancara ini dilakukan pada materi ajar tentang operasi aljabar untuk
2. Tindakan I
a. Memberikan materi pelajaran tentang operasi aljabar, serta melaksanakan
3. Observasi I
observasi yang telah disusun pada tahap perencanaan I dan observasi dilakukan
berlangsung.
4. Refleksi I
a. Setelah tes hasil belajar I diberikan kepada siswa maka diperoleh sejumlah
siklus berikutnya.
Siklus II
1. Perencanaan
a. Dari hasil refleksi I, maka peneliti menetapkan alternatif pemecahan
siklus II.
mengajar guru serta menyusun tes hasil belajar II yang akan diberikan
2. Tindakan II
siswa sesuai dengan yang telah disusun pada tahap perencanaan II, tes ini
3. Observasi II
yang telah disusun pada tahap perencanaan II dan observasi dilakukan oleh guru
matematika.
a. Setelah tes hasil belajar II diberikan kepada siswa maka maka peneliti
1. Tes
Tes yang digunakan adalah berbentuk tes tertulis berbentuk uraian yang
bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa pada materi pokok operasi
penelitian, terlebih dahulu tes divalidkan kepada orang yang dianggap ahli
dalam hal tersebut yaitu kepada dosen dan guru bidang studi matematika.
2. Observasi
dipersiapkan.
dipersiapkan.
3. Wawancara
4. Dokumentasi
penelitian. Dokumen tersebut dapat berupa dokumen pribadi dan foto. Pada
informasi mengenai keadaan atau situasi kelas ketika peneliti maupun siswa
kondisi awal, proses belajar dan hasil pembelajaran untuk memperoleh simpulan
termasuk data kualitatif adalah lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.
Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau bilangan, baik yang di
peroleh dari hasil pengukuran maupun diperoleh dengan cara mengubah data
kualitatif menjadi data kuantitatif. Pada penelitian ini yang termasuk data
kuantitatif adalah hasil tes tertulis baik pretest maupun tes hasil belajar.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data secara kualitatif dengan
melakukan :
1. Reduksi Data
2. Menganalisis Data
letak kesalahan jawaban siswa serta selanjutnya ditentukan jenis kesulitan apa
3. Interpretasi Data
menghitung ketuntasan hasil belajar siswa. Analisis data hasil belajar siswa
a. Seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar jika siswa tersebut telah
b. Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika kelas tersebut terdapat 85% yang
telah mencapai presentase penilaian hasil lebih dari atau sama dengan
70%.
B
PPH = X 100%
N
Keterangan :
N = Skor total
Kriteria :
31
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP),(Jakarta: Kencana,2010),hlm
241
32
Ibid, hlm 242
Ketuntasan belajar klasikal dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
T
PKK = X 100%
S
Keterangan :
Jumlah 44 39 44 43 33 35 36 35 38 40 42 428
B. Tenaga Kependidikan
TMT Di
No L/ SMP Islam
Nama Jabatan
. P Nurul Setia
Azmi
1 Drs. Julianto L Kepala Sekolah 2014
2 Drs. Ernawati Br Pinem P Waka Kurikulum 2016
M. Setiawan Senwa,
3 L Waka Kesiswaan 2014
S.Kom.
4 Hj. Yusmeri, S.Pd. P KA. Tata Usaha 2014
5 Ahmad Habibi, S.Pd. P KA. Perpustakaan 2014
6 Dra. Hilal Nur Habibah P Guru Mapel 2014
7 Mustika Wani, S.Pd. P Guru Mapel 2014
8 Fahrur Rizal, S.Pd. L Guru Mapel 2016
9 Rosmaya Sari, S.Pd. P Guru Mapel 2015
10 Muliadi, S.Pd. L Guru BK/BP 2014
11 Ika Kurniasih, S.Pd.I. P Guru Mapel 2014
12 M. Koko Khadafi, S.Pd.I. L Guru Mapel 2014
13 Ervaningsih, S.Pd. P Guru Mapel 2014
14 Ranny Puspita, S.Pd. P Guru Mapel 2014
15 Muhammad Ichsan, S.Pd. L Guru Mapel 2014
16 Nurul Husna, S.Kom. P Guru Mapel 2014
17 Doni Andriyan Z, S.Pd. L Guru Mapel 2015
18 Inrawati Pasaribu, S.Pd. L Guru Mapel 2015
19 Rusyda Laila, S.Pd. P Guru Mapel 2014
20 Sofiyan Zuhri, S.Pd. L Guru Mapel 2015
C. Guru Matematika
Doni Andriyan Zunaeidy, S.Pd.
Inrawati Pasaribu, S.Pd.
Ika Kurniasih S.Pd
D. Hasil Wawancara
a. Nama Guru : Doni Andriyan Zunaeidy, S.Pd
b. Alumni : Universitas Al-Washliyah Medan
c. Lama Mengajar : 4 tahun
d. Kegiatan Mengajar diluar : SMK PAB 2 Helvetia
e. Kelengkapan Mengajar : Buku paket, Laptop.
E. Roster
SENIN SELASA
1. Upacara Bendera 1. Matematika ( VII-A )
2. Matematika ( VII-A ) 2. matematika ( VII-A )
3. Matematika ( VII-A ) 3.
4. Matematika ( VII-C ) 4.
5. Matematika ( VII-C ) 5.
6. Matematika ( VII-B ) 6. Matematika ( VII- D )
7. Matematika ( VII-B ) 7. Matematika ( VII-D )
RABU KAMIS
1. 1. Matematika ( VII-B )
2. 2. Matematika ( VII-B )
3. 3.
4. Matematika (VII-C) 4. Matematika ( VII-D )
5. Matematika (VII-A) 5. Matematika ( VII-D )
6. 6. Matematika ( VII-C )
7. 7. Matematika ( VII-C )
JUMAT SABTU
1. Matematika ( VII-B ) 1.
2. Matematika ( VII-D ) 2.
3. Matematika ( VII-D ) 3.
4. 4.
5. 5.
F. Letak Geografis
NPSN : 69874378
NSS :-
Nama : SMP Islam Setia Nurul Azmi Mrdan
Akreditas :B
Kodepos : 20242
Nomer Faks :-
Email :-
Jenjang : SMP
Status : Swasta
Situs :-
Lintang :-
Bujur :-
Daya Listrik :1300 watt
Ketinggian : 15
Waktu belajar : 5 jam 20 menit
Waktu Penyelenggara : Pagi
Kota : Medan
Propinsi : Sumatera Urata
Kecamatan : Medan Deli
Kelurahan : Mabar Hilir
Uraian Komentar
Visi Menjadi sekolah
unggul dalam prestasi,
terdepan dalam budi
pekerti, berwawasan
global berdasarkan Al-
Quran dan Al-Hadist.