Anda di halaman 1dari 21

TOKSISITAS OBAT

PENDAHULUAN
• Toksisitas adalah kemampuan bahan kimia untuk
menyebabkan kerusakan, tergantung pada jumlah
unsur kimia yang terabsorpsi (besar paparan dan
dosis).
• Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
sifat-sifat racun zat kimia terhadap makhluk hidup
dan lingkungan.
• Toksikologi obat adalah ilmu yang mempelajari
tentang sifat-sifat racun yang dihasillkan dari obat
yang disebabkan oleh kesalahan dalam penggunaan
obat, baik dosis yang berlebihan maupun kesalahan
dalam mengkombinasikan obat.
• Menurut Paracelsus (1493-1541) “semua zat adalah
racun; tidak ada yang tidak beracun. Dosis yang
tepat membedakan racun dan obat”
Penyebab keracunan obat
• Keracunan obat biasanya terjadi pada
pasien yang mengkonsumsi lebih dari 1
jenis obat, sehingga mengalami efek
interaksi obat, khususnya pada pasien
lansia, anak-anak atau orang yang memiliki
masalah kejiwaan.
• Meminum obat disertai dengan minumam
atau makanan yang dapat membuat obat
tersebut menjadi senyawa beracun,
misalnya alkohol
• Kesensitivan seseorang terhadap zat
tertentu yang ada di dalam obat, sehingga
dosis normal dapat mengakibatkan
keracunan (Over dosis).
TOKSIKOLOGI
KLINIK Bidang ilmu toksikologi yang
mempelajari suatu penyakit
yang disebabkan suatu agen
toksik
Efek yang diinginkan dari suatu obat.
Ex : Paracetamol 500mg 3xsehari ➔ EFEK
panas dan meredakan nyeri
TERAPI
Efek yang dapat menimbulkan toksik
jika diberikan melampaui dosis.
Ex : Gentamisin➔ ginjal EFEK
PCT, INH ➔ Hati TOKSIK
Efek yang tidak diinginkan pada
dosis terapi (tidak terjadi pada tiap
orang). EFEK
Ex : Amplodipin ➔ Jantung berdebar
dan nyeri perut
SAMPING
Zat-Zat Toksik
ALKOHOL
METANO DL : 30- Asam format sulit
50ml(100ml) dieksresi➔Asidosis
L parah

1. Menurunkan Metanol Oksidasi As.Format


konsentrasi metanol Alkoholdehidrogenase
dalam darah

v
Dihambat secara
Dialisis peritonial dan
v

kompetitif oleh etanol


ekstrakorporal 30-40ml/ dlm darah
:1mg/ml selama 5 hari
2. Menghilangkan
asidosis
v

3. Menghambat
Infus lar. NaHCO3 / oksidasi metanol
Na2HPO4
1. Pernapasan buatan
ETANO 2. Pengontrolan cadangan
ETANOL
L alkali, keseimbangan Alkoholdehidrogenase
Oksidasi
Monoksigenase
v

cairan, dan regulasi


(dapat diinduksi)
panas
3. Dianjurkan pemberian Asetaldehide
infus levulosa (Sedative
v

Aldehidoksidase
dan klometiazol tidak
boleh diberikan) As.Asetat
10g/100ml = Produksi HCL
>20g/100ml = sebaliknya Disulfiram
>40% = gastritis
KI : Pasien DM serta
insufisiensi jantung dan
Bumil : Memperlambat sistem sirkulasi.
pertumbuhan janin, efek Pemberian harus
teratogen, gangguan sepengetahuan pasien
perkembangan intelegensia.
Konsentrasi
Gejala
mg/ml darah
0,1 – 0,5 Banyak bicara, peningkatan refleks
Berkurangnya ketajaman penglihatan dan adaptasi
0,5 – 1,0 gelap, perpanjangan waktu reaksi, terbatasnya
ketrampilan mengemudi pd sekitar 0,8 mg/ml
Euforial,tidak ada rasa segan, besarnya bahasa
1,0 – 1,5
kecelakaan lalu lintas
Waktu reaksi amat diperpanjang, gangguan bicara,
1,5 – 2,0
kesetimbangan dan koordinasi
Ketagihan hebat, gangguan keseimbangan dan
2,0 – 2,5
koordinasi lebih menonjol
Gejala kelumpuhan, gangguan kesetimbangan dan
2,5 – 3,5 gangguan koordinasi kasar, kesadaran berkurang,
tidak ada kemampuan mengingat
3,5 – 4,0 Koma yang dalam dan dapat mematikan
Depresan SSP ➔ Sedasi ringan - Anastesi total
BARBITURAT Indikasi lain ➔ Kejang, eklamsia, epilepsi,
anti konvulsan
➔ Efek yang luas
DL : 3g
Short Bilas lambung Intoksisitas :
Acting 30g MgSO4 • Tidak sadar, napas lambat <->
Sekobarbital dalam usus. Hambatan pernapasan sentral.
Pentobarbital Bila perlu 2ml • TD <-> Efek depresif pada peredaran
niketamid darah
• Fgs ginjal – gagal ginjal
Penanganan
Long DL : 5g • Norit ➔ antidotum
Acting Bilas lambung • Bilas lambung
30g MgSO4 • Intubasi dan O2 u/ pasien hipoksemis
Fenobarbital dalam usus. • Infus dgn plasmaexpander ->
Kopi tubruk. Mempertahakan sirkulasi dan fungsi
Diuresis paksa ginjal
• Diuresis dgn Furosemid i.v dan infus yg
mgndung NaHCO3
Mekanisme terjadinya keracunan
Absorpsi
(racun dari tempat paparan menuju sirkulasi
sistemik tubuh atau pembuluh limfe. Jalur utama
absorpsi adalah saluran cerna, paru-paru dan kulit.

Distribusi Biotransformasi
(melewati membran sel / Metabolisme
menuju sistem organ atau (eliminasi melalui
kejaringan-jaringan tubuh) hati)

Ekskresi
(melalui ginjal, empedu, saluran pencernaan,
dan jalur ekskresi lainnya, seperti kelenjar
keringat, kelenjar mamae, kelenjar ludah, dan
paru-paru.
Efek Racun Terhadap Tubuh
Kulit
(Kulit memerah, sakit ketika kulit disentuh, tapi tidak menyebabkan
rasa terbakar ketika sudah dicuci, dan kulit berubah warna menjadi
abu-putih atau coklat

Mata
(mata akan terlihat merah dan berair, pasien yang terkena racun
mungkin tidak ingin membuka matanya dan cahaya akan
menyebabkan rasa sakit di mata)
Lokal

Usus
(Sakit perut, muntah, diare dan fesesnya mungkin mengandung
darah)

Saluran Udara dan Paru-Paru


(Batuk, sulit bernafas, dan edema paru)

Lokasi Injeksi
(Rasa sakit dan bengkak pada lokasi injeksi)
Cont....

Merusak organ-organ seperti otak, saraf, jantung,


hati, paru-paru, ginjal atau kulit. Kebanyakan
racun memiliki efek lebih besar pada 1 atau 2
organ dari pada bagian lain tubuh. Organ yang
Sistemik

paling terpengaruh disebut organ sasaran.

Dengan memblokir pesan antar syaraf.

Dengan menghentikan tubuh bekerja dengan baik


misalnya dengan memblokiir pasokan energi atau
suplai oksigen.

Efek sistemik hanya terjadi ketika jumlah racun dalam tubuh lebih
besar dari jumlah yang dapat tubuh tangani. Biasanya bila kontak
dengan racun berlangsung hanya dalam waktu singkat (akut), efek
terjadi segera setelah terpapar dan tidak berlangsung lama. Namun,
dalam beberapa kasus, efek racun yang tidak terlihat selama
beberapa jam atau bahkan hari setelah akut.
Gejala Keracunan
Gejala klinis akibat keracunan dapat bervariasi, hal ini
tergantung dari penyebabnya. Contoh berbagai macam
gangguan klinis dan penyebab keracunan dapat dilihat pada
Tabel berikut:

Lysergic acid diethylamide (LSD)


Methylene dioxy methamphetamine (MDMA)
Cont...

(Moffat et al, 1986)


PENATALAKSANAAN UMUM KERACUNAN

• Faktor yang paling banyak berpengaruh terhadap kematian akibat


overdosis obat dan keracunan adalah karena kehilangan refleksi
perlindungan jalur nafas dengan obstruksi jalur nafas yang disebabkan
oleh lidah yang kaku
Airway • Penggunaan segera naloxon atau flumazenil dapat menyadarkan
pasien yang keracunan opioid atau benzodiazepin

• Pada pasien yang memiliki kadar CO2 darah naik (misalnya


>60mm Hg) mengindikasikan pernafasan perlu dibantu dengan
ventilasi
Breathing • Jangan menunggu sampai CO2 pasien diatas 60mmHg untuk
memulai ventilasi

• jika terjadi aritmia dan shock. Berikan infus cairan dengan ringert
laktat, larutan dekstrosa 5% dalam air atau normal salin
• Pada pasien yang memiiki sakit yang serius (koma, hipotensi, kejang)
Circulation pasang alat kateter di kandung kemih dan urin diambil untuk uji
toksisitas racun dan pengeluaran urin tiap jam
Cont....
Kulit

Dekontaminasi
Mata
Permukaan

Inhalasi

Dekontaminasi
Muntah

Bilas lambung
Dekontaminasi
Saluran Cerna
Katarsis

Arang Aktif
Cont....

• Kenakan alat pelindung (sarung tangan, pakaian, dan


kacamata) dan mencuci daerah yang terkena dengan
segera. Lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan
daerah yang terkena dialirkan dengan air yang banyak.
Kulit Cuci dengan hati-hati di belakang telinga, di bawah kuku,
dan lipatan kulit. Gunakan sabun dan sampo untuk zat
berminyak

• Mata yang terkena disiram dengan air keran yang banyak


atau salin. Jika tersedia, berikan anestesi lokal tetes
Mata

• berikan oksigen bila tersedia. Lakukan ventilasi bila perlu.


Amati edema saluran nafas bagian atas yang ditandai
Inhalasi oleh suara serak
Cont....

• Sirup ipekak dapat diberikan untuk merangsang muntah


dan akan efektif jika racun sudah tertelan kurang dari satu
Muntah jam dan diberikan dengan cepat. Setelah sirup ipekak
diberikan muntah akan terjadi dalam waktu 20-30 menit

• Bilas lambung dapat dilakukan bila pasien dalam keadaan


Bilas sadar atau apabila napas telah dilindungi oleh pipa
lambung endotrakeal

• Katarsis dilakukan untuk mempercepat pengeluaran toksin


dari dalam saluran cerna namun hal ini masih kontroversi
karena belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan hal
tersebut.
Katarsis • Agen katarsis (10% magnesium sitrat 3-4ml/kg atau 70%
sorbitol 1-2 ml/kg) diberikan bersamaan dengan arang aktif
atau dicampur membentuk bubur
Cont....

• Arang aktif banyak digunakan sebagai


penyerap racun. Hanya beberapa
racun yang sedikit diserap oleh arang
aktif seperti alkali, sianida,vetanol,
fluorida, litium dan besi.
• Berikan arang aktif 60-100g (1g/kg)
Arang Aktif per oral atau melewati gastric tube.
• Jika jumlah racun yang tertelan
diketahui pasti, berikan paling tidak 10
kali dosis racun.
• Tambahkan satu atau dosis arang aktif
pada interval 1-2 jam untuk
dekontaminasi lambung yang adekuat
ANTIDOTUM
Antidotum hanya tersedia untuk beberapa obat dan racun. Antidotum yang
paling sering digunakan adalah Asetilsistein untuk keracunan parasetamol
dan naloxon untuk keracunan opioid. Berikut tabel antidotum lain yang juga
digunakan dalam praktek klinis :

Anda mungkin juga menyukai