Anda di halaman 1dari 24

MORFOLOGI GENESIS DAN KLASIFIKASI TANAH

Dosen Pengampu: Prof. Ir. Sri Rahayu Utami, M.Sc. Ph.D

   

Disusun Oleh:

Filka Rahmadhani 205040207111083


Megaranti Fajar Agustin 205040207111098
Brigitha Najiyah Rohmatuzzahroh 205040207111146
Mochamad Reza Nefandi 205040207111163

Kelas: A

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
Karakteristik Tanah Aridisols
Aridisols jarang ditemukan di Indonesia sehingga tidak banyak jurnal dan
penelitian yang membahasnya. Umumnya aridisols ditemukan di daerah padang
pasir serta beberapa ditemukan di horizon B argilik dengan akumulasi liat yang
ditemukan di area beriklim basah. Aridisols merupakan tanah kering yang
terdapat pada daerah gersang dengan ciri warna yang terang dengan bahan organik
yang rendah. Kandungan air pada tanah cenderung sedikit, tetapi kelembaban
tanahnya masih lebih dari cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman dalam
waktu yang singkat. Horizon bawah permukaan (endopedon) terdapat akumulasi
kapur dan garam. Hal ini dikarenakan agen pencucian yang substansial kurang
sehingga bahan yang larut terurai dalam tanah dan tidak hilang yang kemudian
menumpuk pada lapisan bawah tanah. Bahan-bahan yang terakumulasi berupa
kalsium karbonat, gipsum, garam larut serta natrium yang dapat ditukar (Na-dd)
(Chowdhury et al., 2019).
Jenis tanah Aridisols umumnya ditemukan dan berkembang pada kondisi
iklim kering yaitu suhu yang tinggi dan curah hujan yang rendah, sehingga iklim
memegang peranan yang penting dalam perkembangan Aridisols. Menurut
Mohammed et al. (2020), tanah Aridisols memiliki pH tanah yang agak alkalis
berkisar 7.8-8.6 serta kandungan bahan organik rendah. Jenis tanah Aridisols
memiliki kesuburan tanah yang rendah sehingga jarang ditumbuhi tanaman yang
tidak toleran terhadap kekeringan. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Hakim
(2019), jenis tanah aridisol tidak digunakan untuk produksi tanaman untuk jenis
tanaman yang tidak toleran terhadap kekeringan, kecuali apabila terdapat irigasi
pada lahan pertanian. Tanah jenis aridisol ini biasa dimanfaatkan sebagai
penggembalaan, cagar alam, dan tempat reaksi.
Proses Pembentukan Tanah Aridisols
Proses pembentukan tanah aridisols terbentuk secara kimia dan fisika
sama dengan tanah yang terbentuk di daerah basah, tetapi dari intensitasnya cukup
lambat dikarenakan beberapa faktor salah satunya kurangnya air. Hal tersebut
menyebabkan tanah Aridisols masih memiliki sifat yang menyerupai bahan
induknya karena proses pencucian pada tanah Aridisols rendah yang
menyebabkan kejenuhan basa yang tinggi, pada horizon bawah pada tanah
aridisol terdapat akumulasi liat, kalsium karbonat dan memiliki bahan seperti
garam terlapur, gipsum, dan CaCO3 yang cenderung dapat mengalami pencucian
pada iklim lembab (Hakim, 2019). Kemudian tanah Aridisol ini biasanya
ditemukan didaerah yang tua yang mengandung horizon arguilik (Hardjowigeno,
2016).

● Iklim kering.

Daerah yang menerima curah hujan yang sangat sedikit atau terjadi penguapan air
yang tinggi cenderung memiliki tanah Aridisols. Curah hujan yang rendah
mengakibatkan adanya kekurangan air tanah, dan penguapan yang tinggi
menyebabkan peningkatan konsentrasi garam dan mineral dalam tanah.

● Proses pelapukan batuan.

Di daerah dengan iklim kering, pelapukan fisik seperti perubahan suhu ekstrem
dan angin berkontribusi terhadap pelapukan batuan. Pelapukan kimia juga terjadi
dalam bentuk yang terbatas karena kelembaban yang rendah

● Akumulasi Mineral.

Air hujan yang jarang dan tingginya penguapan menyebabkan air tanah dalam
jumlah terbatas. Ketika air meresap ke dalam tanah, penguapan yang cepat
meninggalkan residu mineral yang terakumulasi di permukaan tanah. Proses ini
dikenal sebagai "pengendapan mineral" atau "salinisasi".
Klasifikasi Tanah Aridisols
Pedon 1: Typic Haplargids
Brigitha Najiyah R. (20504020711146)
Lokasi : Miandoab, Iran
Koordinat : long 46°0’0” – 46°15’0” E; lat 36° 52’30” – 37°2’30” N
Penggunaan Lahan : Pertanian yang didominasi kebun kacang-kacangan dan
serealia
Elevasi : 1283-1325 mdpl
Rejim Lengas Tanah : Aridik
Rejim Suhu Tanah : Mesik
Epipedon : Okrik
Endopedon : Argilik
Ordo : Aridisols
Sub ordo : Argids
Grup : Haplargids
Sub Grup : Typic Haplargids

Ap 0-40 cm Coklat Pucat (10 YR 6/3)


lembab; tekstur lempung
berliat; struktur granular,
lemah, sangat halus

Bt1 40-70 Coklat (10 YR 5/3)


cm lembab; tekstur liat
berdebu; struktur gumpal
bersudut, sedang, halus;
terdapat selaput liat
Bt2 70-170 Coklat keabuan (10 YR
cm 5/2) lembab; tekstur liat;
struktur gumpal
bersudut, sedang, halus;
terdapat selaput liat

C 170-200 Coklat (10 YR 5/3)


cm lembab; tekstur lempung;
struktur masif

Horizon Ap Bt1 Bt2 C

Kedalaman 0-40 40-70 70-130 130-200


(cm)

pH H2O 7,9 8,3 8,4 8,5

CaCO3 (%) 12,8 13,4 13,1 13,2

C-org (%) 0,9 0,5 0,5 0,3

SAR (%) 10,6 12 32,3 37,5

ECe (dSm-1) 3,8 3,8 8,7 7,4

KTK (cmol/kg) 19,7 17,1 18,7 16,7

% Pasir 19,9 15,7 16,9 47,4

% Debu 49,8 42,2 23,1 27,4

% Liat 30,2 42 59,9 24,1


Klasifikasi Tanah
Horizon Utama
1. Ap
Merupakan horizon A karena terdapat pada permukaan tanah (horizon
permukaan) serta horizon suffix berupa p karena terdapat pengolahan tanah
yang ditandai dengan penggunaan lahan berupa tanaman budidaya.
2. Bt1
Merupakan horizon B karena terdapat proses akumulasi liat yang ditandai
dengan tingginya presentase liat dari horizon diatasnya, serta horizon suffix
berupa t karena terdapat selaput liat
3. Bt2
Memiliki sifat yang mirip dengan horizon di atasnya dengan penambahan
suffix t karena terdapat selaput liat
4. C
Merupakan horizon C karena struktur berupa batuan masif
Rejim Lengas Tanah
Aridik, karena kondisi kelembaban tanah kering lebih dari setengah jumlah
hari-hari kumulatif pertahun dan kondisi lembab dalam jangka waktu kurang dari
90 hari konsekutif..
Rejim Suhu Tanah
Mesik, karena suhu tanah tahunan rata-rata 8-15 derajat celcius dan perbedaan
antara suhu tanah musim panas dan musim dingin rata-rata 6 derajat celcius.
KTT
1. Epipedon : Okrik
Termasuk epipedon okrik karena tidak memiliki sifat yang mirip dengan
epipedon lain. Tidak termasuk epipedon Antropik karena tidak terdapat
proses pengangkutan oleh manusia atau penimbunan sampah. Tidak termasuk
epipedon Folistik karena tidak memiliki lapisan yang jenuh air selama kurang
dari 30 hari kumulatif dan bukan termasuk tanah organik. Tidak termasuk
epipedon Histik karena tidak memiliki lapisan yang dicirikan oleh adanya
saturasi (selama 30 hari atau lebih, kumulatif) dan reduksi selama sebagian
waktu dalam tahun-tahun normal. Tidak termasuk epipedon Melanik karena
tidak memiliki horison permukaan dengan tebal 30 cm, dan tidak mempunyai
sifat tanah andik. Tidak termasuk epipedon Umbrik karena nilai KB nya
bukan kurang dari 50%. Tidak termasuk epipedon Plaggen karena
ketebalannya < 50 cm dan juga tidak terjadi pengangkutan bahan pertanian.
2. Endopedon : Argilik
Termasuk endopedon Argilik karena terjadi iluviasi liat pada horizon B,
ketebalan lebih besar sama dengan 7,5 cm , serta kandungan liat meningkat
secara signifikan lebih dari 3% pada horizon kedua. Tidak termasuk
endopedon Agrik karena tidak terdapat langsung di bawah lapisan olah yang
mengandung akumulasi debu, liat dan humus. Tidak termasuk endopedon
Albik karena tidak tersusun oleh bahan albik. Tidak termasuk endopedon
spodik karena bukan merupakan horizon iluvial sangat lanjut dan tidak
mengandung bahan spodik. Tidak termasuk endopedon Anhidritik karena
tidak didominasi oleh kalsium sulfat.
3. Ordo : Aridisols
Termasuk ordo Aridisols karena memiliki rejim kelembaban tanah aridik,
epipedon antropik, serta horizon argilik. Tidak termasuk ordo Gelisol karena
tidak terdapat lapisan permafrost. Tidak termasuk ordo Histosol karena bukan
tanah yang terbentuk dari pelapukan bahan organik. Tidak termasuk ordo
Spodosol karena tidak terdapat besi dan aluminium oksida pada subsoil
tanahnya. Tidak termasuk ordo Andisol karena tidak memiliki sifat tanah
andik pada 60% atau lebih ketebalannya. Tidak termasuk ordo Oxisol karena
tidak memiliki horizon oksik. Tidak termasuk vertisols karena tidak memiliki
bidang kilir.
4. Sub ordo : Argids
Termasuk sub ordo argids karena memiliki horizon argilik. Tidak termasuk
cryids karena tidak memiliki rejim suhu tanah cryik. Tidak termasuk salids
karena tidak memiliki horizon salik. Tidak termasuk durids karena tidak
terdapat duripan. Tidak termasuk gypsids karena tidak terdapat horizon
gipsik/petrogipsik.
5. Grup : Haplargids
Termasuk grup haplargids karena termasuk argids yang lain
6. Sub grup : Typic Haplargids
Termasuk sub grup chromic haploxererts karena termasuk haplargids yang
lain
7. Family : Typic Haplargids, clay, mesik

KTN
1. Jenis Tanah
Termasuk Nitosol karena memiliki horizon B argilik dengan kadar liat yang
tinggi dengan penurunan kadar liat <20% terhadap liat maksimum dalam
penampang 150 cm dari permukaan serta tidak mempunyai plinthit, sifat
vertik dan ortoksik
2. Macam Tanah
Termasuk Nitosol distrik karena pada horizon B nilai KB < 50%
WRB
1. RSG: Nitisols
Termasuk nitisols karena memiliki horizon bawah permukaan nitic
(kandungan liat tinggi, terlihat mengkilap karena selaput liat, ketebalan > 30
cm, struktur dari sedang ke kuat) yang dimulai dari ≤ 100 cm dari permukaan
tanah, tidak terdapat petroplinthit, pisoplinthit, plinthit dan horizon vertic
2. Principal Qualifiers: dystric
Termasuk dystric karena memiliki KB <50% yang dapat diduga melalui
pendekatan KTK.
3. Supplementary Qualifiers:
-
4. Final Classification:
Dystric Nitisols
Pedon 2: Typic Haplocalcids (Filka Rahmadhani - 205040207111083)
Lokasi : Kabupaten Miandoab, Provinsi Azerbaijan Barat, Iran
Koordinat : Long 46o0’0”– 46o15’0” E & lat 36o52’30”– 37o2’30”N
Penggunaan Lahan : Pertanian yang didominasi kacang-kacangan,buah-buahan,
tanaman serealia
Elevasi : 1286 mdpl
Rejim Lengas Tanah : Aridik
Rejim Suhu Tanah : Mesik
Epipedon :
Endopedon : Kalsik
Ordo : Aridisols
Sub ordo : Calcids
Grup : Haplocalcids
Sub Grup : Typic Haplocalcids

Horizon Kedalaman Deskripsi Profil

A 0-30 cm Warna coklat keabu-abuan (10 YR 5/2) kering; coklat


tua (10 YR 3/3) lembab; tekstur lempung berdebu;
struktur granular, sedang, sedang; konsistensi
gembur, agak lekat, agak plastis; pH agak alkalis 7.9;
batas rata dan baur; beralih ke-

Bk1 30-70 cm Warna coklat keabu-abuan (10 YR 5/2) kering; coklat


sangat gelap (10 YR 2/2) lembab; tekstur lempung;
struktur gumpal bersudut, sedang, sedang;
konsistensi agak teguh, agak lekat, agak plastis; pH
agak alkalis 7.8; terdapat akumulasi karbonat
sekunder <50%; batas rata dan baur; beralih ke-

Bk2 70-160 cm Warna coklat muda kekuningan (10 YR 6/4) kering;


coklat tua kekuningan (10 YR 4/4) lembab; tekstur
lempung; struktur gumpal bersudut, sedang, kuat;
konsistensi agak teguh, agak lekat, agak plastis; pH
agak alkalis 8.5; terdapat akumulasi karbonat
sekunder <50%; batas rata dan baur; beralih ke-

C 160-200 cm Warna coklat keabu-abuan (10 YR 5/2) kering; coklat


tua (10 YR 3/3) lembab; tekstur pasir; struktur butir
tunggal; konsistensi lepas, tidak lekat, tidak plastis;
pH agak alkalis 7.9
Data Kimia

Parameter Horizon

A Bk1 Bk2 C

Kedalaman (cm) 0-30 cm 30-70 cm 70-160 cm 160-200 cm

pH H2O 7.9 7.8 8.5 7.9

C-organik (%) 1.8 1.2 0.1 0.8

CaCO3 11.5 13.3 14.0 14.1


Equivalent (%)

KTK (cmol/kg) 12.6 13.3 8.3 3.1

SAR (%) 4.5 10.3 11.9 8.6

Data Fisika

Parameter Horizon

A Bk1 Bk2 C

Kedalaman 0-30 cm 30-70 cm 70-160 cm 160-200 cm

Warna Grayish Grayish brown Light yellowish Grayish


kering brown 10 YR 5/2 brown brown
10 YR 5/2 10 YR 6/4 10 YR 5/2

Warna Dark brown Very dark Dark yellowish Dark brown


lembab 10 YR 3/3 brown brown 10 YR 3/3
10 YR 2/2 10 YR 4/4

Tekstur Lempung Lempung Lempung Pasir


berdebu

Struktur Granular, Gumpal Gumpal Butir tunggal


sedang, bersudut, bersudut, (single grain)
sedang sedang, sedang sedang, kuat

Konsistensi Gembur, Agak teguh, Agak teguh, Lepas, tidak


agak lekat, agak lekat, agak agak lekat, lekat, tidak
agak plastis plastis agak plastis plastis

% Pasir 25.3 38.9 48.0 93.2

% Debu 55.8 46.9 44.9 2.69

% Liat 18.9 14.0 7.0 4.0


Horizon Utama
1. A
Merupakan horizon permukaan (tanah mineral) yang berwarna gelap dan
tidak adanya pengolahan tanah.
2. Bk1
Merupakan subsoil horizon yang dicirikan adanya proses akumulasi kalsium
karbonat.
3. Bk2
Memiliki sifat yang hampir mirip dengan horizon diatasnya tetapi terdapat
perbedaan warna dan struktur serta adanya akumulasi kalsium karbonat.
4. C
Merupakan lapisan tanah yang bahan penyusunnya masih serupa dengan jenis
batuan pada lapisan di bawahnya (lapisan batuan induk) yang ditandai dengan
tekstur pasir dan struktur butir tunggal.

Rezim Kelembaban Tanah


Aridik, karena tanah aridisols merupakan jenis tanah yang berada di daerah
dengan tingkat kekeringan yang ekstrem yang ditandai dengan kondisi iklim
seperti suhu dan curah hujan yang rendah (suhu rata-rata tahunan 12,8oC dan
curah hujan rata-rata tahunan 272,3 mm). Selain itu, kondisi tanah selalu dalam
keadaan kering lebih dari setengah jumlah hari-hari kumulatif pertahun dan
kondisi lembab dalam jangka waktu kurang dari 90 hari konsekutif
(berturut-turut).

Rezim Suhu Tanah


Mesik, karena suhu tanah rata-rata tahunan berkisar antara 8-15 oC

Epipedon
Okrik, karena tidak memiliki sifat yang sama dengan epipedon lainnya.
Tidak termasuk epipedon Antropik karena tidak terbentuk dari alterasi dan
pengangkutan oleh manusia. Tidak termasuk epipedon Folistik karena tidak
memiliki lapisan yang jenuh air selama kurang dari 30 hari kumulatif. Tidak
termasuk epipedon Histik karena tidak memiliki lapisan yang dicirikan oleh
adanya saturasi (selama 30 hari atau lebih, kumulatif) dan reduksi selama
sebagian waktu dalam tahun-tahun normal. Tidak termasuk epipedon Melanik
karena tidak memiliki horison permukaan dengan tebal lebih dari 30 cm,
kandungan c-organik tidak lebih besar dari 6%, dan tidak mempunyai sifat tanah
andik.

Endopedon
Kalsik, karena memiliki ketebalan ≥ 15cm pada horizon permukaan, memiliki
kalsium karbonat ≥ 5% pada horizon yang memiliki kandungan liat < 18% dan
kandungan pasir ≥ 15%.
Tidak termasuk Albik karena tidak memiliki horizon eluvial dengan ketebalan ≥ 1
cm. Tidak termasuk spodik karena tidak memiliki pH ≤ 5,9 serta tidak
mengandung bahan spodik. Tidak termasuk Anhidritik karena tidak mengandung
kalsium sulfat. Tidak termasuk Argilik karena tidak terdapat adanya iluviasi liat
serta kandungan liat tidak meningkat secara signifikan.

KTT
1. Ordo Aridisols
Memiliki rezim kelembaban tanah aridik dan berada pada kondisi iklim yang
kering, serta pada batas atas di dalam 100 cm dari permukaan tanah memiliki
horizon kalsik.
Tidak termasuk Gelisol karena tidak terdapat lapisan permafrost dan
bahan-bahan gelik di dalam 100 cm dari permukaan tanah. Tidak termasuk
Histosol karena bukan tanah organik. Tidak termasuk Spodosol karena tidak
memiliki horizon spodik. Tidak termasuk Andisol karena tidak memiliki
bahan andik. Tidak termasuk Oxisol karena tidak memiliki horizon oksik.
Tidak termasuk Vertisol karena tidak terdapat bidang kilir.
2. Subordo Calcids
Aridisols lain yang mempunyai horizon kalsik di dalam 100 cm dari
permukaan tanah.
Tidak termasuk Cryids karena tidak mempunyai rejim suhu tanah cryik. Tidak
termasuk Salids karena tidak mempunyai horizon salik di dalam 100 cm dari
permukaan tanah. Tidak termasuk Durids karena tidak mempunyai duripan di
dalam 100 cm dari permukaan tanah. Tidak termasuk Gypids karena tidak
mempunyai horizin gipsik atau petrogipsik di dalam 100 cm dari permukaan
tanah. Tidak termasuk Argids karena tidak mempunyai horizon argilik atau
natrik di dalam 100 cm dari permukaan tanah.
3. Grup Haplocalcids
Calcids yang lain (tidak memiliki sifat yang sama dengan grup lain).
Tidak termasuk Petrocalcids karena tidak memiliki horizon petrokalsik di
dalam 100 cm dari permukaan tanah.
4. Subgrup Typic Haplocalcids
Termasuk haplocalcids yang lain (tidak memiliki sifat yang sama dengan
subgrup lain).
Tidak termasuk Lithic Xeric Haplocalcids karena tidak terdapat kontak litik di
dalam 50 cm dari permukaan tanah dan tidak memiliki rejim kelembaban
xerik. Tidak termasuk Lithic Ustic Haplocalcids karena tidak terdapat kontak
litik di dalam 50 cm dari permukaan tanah dan tidak memiliki rejim
kelembaban ustik. Tidak termasuk Lithic Haplocalcids karena idak terdapat
kontak litik di dalam 50 cm dari permukaan tanah. Tidak termasuk Vertic
Haplocalcids karena tidak terdapat rekahan-rekahan di dalam 125 cm dari
permukaan tanah. Tidak termasuk Aquic Durinodic Haplocalcids karena tidak
memiliki kondisi akuik dan tidak mengandung durinod. Tidak termasuk
Aquic Haplocalcids karena tidak memiliki kondisi akuik. Tidak termasuk
Duric Xeric Haplocalcids karena tidak mempunyai duripan dan tidak
memiliki rejim kelembaban xerik. Tidak termasuk Duric Haplocalcids karena
tidak memiliki duripan. Tidak termasuk Petronodic Xeric Haplocalcids karena
tidak mengandung nodul atau konkresi dan tidak memiliki rejim kelembaban
xerik. idak termasuk Petronodic Ustic Haplocalcids karena tidak mengandung
nodul atau konkresi dan tidak memiliki rejim kelembaban ustik. Tidak
termasuk Petronodic Haplocalcids karena tidak mengandung nodul atau
konkresi. Tidak termasuk Sodic Xeric Haplocalcids karena tidak memiliki
persentase Na-dd sebesar 15% atau lebih dan tidak memiliki rejim
kelembaban xerik. Tidak termasuk Ustic Xeric Haplocalcids karena tidak
memiliki persentase Na-dd sebesar 15% atau lebih dan tidak memiliki rejim
kelembaban ustik. Tidak termasuk Sodic Haplocalcids karena tidak memiliki
persentase Na-dd sebesar 15% atau lebih. Tidak termasuk Vitrixerandic
Haplocalcids karena tidak mengandung gelas volkan dan tidak memiliki rejim
kelembaban xerik. Tidak termasuk Vitrandic Haplocalcids karena tidak
mengandung gelas volkan. Tidak termasuk Xeric Haplocalcids karena tidak
memiliki rejim kelembaban tanah berbatasan dengan xerik. Tidak termasuk
Ustic Haplocalcids karena tidak memiliki rejim kelembaban tanah berbatasan
dengan ustik.

KTN
1. Jenis Tanah : Regosol
Karena tanah bertekstur kasar (pasir, pasir berlempung), mempunyai horizon
A okrik, umbrik, atau histik dengan ketebalan > 25 cm.
Tidak termasuk Organosol karena bukan tanah organik. Tidak termasuk
Litosol karena kedalaman tanah tidak < 20 cm. Tidak termasuk Umbrisol
karena bukan tanah dangkal yang memiliki horizon A umbrik. Tidak
termasuk Renzina karena bukan tanah dangkal yang memiliki horizon A
molik. Tidak termasuk Aluvial karena tanah tidak terbentuk dari bahan
endapan muda (aluvium)
2. Macam Tanah : Regosol Distrik
Memiliki KB <50% pada kedalaman 20-50 cm dari permukaan.
Tidak termasuk Regosol Gleik karena tidak memiliki ciri hidromorfik di
dalam 100 cm dari permukaan. Tidak termasuk Regosol Ustik karena tidak
memiliki rejim kelembaban ustik. Tidak termasuk Regosol Humik karena
C-organik kurang dari 12 kg/m3. Tidak termasuk Regosol Kalkarik karena
tidak memiliki tanah berkapur pada kedalaman 20-50 cm dari permukaan.
WRB
1. RSG : Calcisols
Memiliki horizon kalsik mulai ≤ 100 cm dari permukaan tanah dan tidak
horizon argik di atas horizon kalsik.
2. Principal Qualifiers : Skeletic
Memiliki ≥ 40% fragmen kasar rata-rata di atas kedalaman 100 cm dari
permukaan tanah, lapisan tersementasi atau indurasi. Horizon tersementasi
oleh kalsium karbonat.
3. Supplementary Qualifiers : Hypocalcic
Memiliki horizon kalsik dengan ekuivalen kalsium karbonat dalam fraksi
tanah halus < 25% dan mulai ≤ 100 cm dari permukaan tanah.
4. Final Classification : Skeletic Calcisols (Hypocalcic)
Pedon 3: Typic Haplocambid (Megaranti Fajar Agustin - 205040207111098)
Lokasi : Kabupaten Miandoab, Provinsi Azerbaijan Barat, Iran
Koordinat : Long 46o0’0”– 46o15’0” E & lat 36o52’30”– 37o2’30”N
Penggunaan Lahan : Pertanian yang didominasi kacang-kacangan,buah-buahan,
tanaman serealia
Elevasi : 1286 mdpl
Rejim Lengas Tanah : Aridik
Rejim Suhu Tanah : Mesik
Epipedon : Okrik
Endopedon : Klasik
Ordo : Aridisols
Sub ordo : Cambid
Grup : Haplocambid
Sub Grup : Typic Haplocambid

Deskrispi Profil

A 0-25 cm Coklat (10YR3/4)


lembab; tekstur liat;
struktur sedang, kasar,
gumpal bersudut;

Bw1 25-60 Coklat (10YR4/3)


cm lembab; tekstur tanah
lempung berliat; struktur
moderat, kasar, gumpal
bersudut;
Bw2 60-110 Coklat tua kekuningan
cm (10YR4/6) lembab;
tekstur tanah lempung;
struktur moderat, sedang,
gumpal bersudut;

C 110-200 Coklat tua kekuningan


cm (10YR4/4) lembab;
tekstur tanah lempung;
struktur moderat, sedang,
gumpal bersudut, masif;

Horizon A Bw1 Bw2 C

Kedalaman 0-25 25-60 60-110 110-200


(cm)

pH H2O 8.0 8.0 8.5 9.0

CaCO3 (%) 7.0 11.5 17.0 13.6

C-org (%) 1.0 0.8 0.4 0.4

SAR (%) 4.8 8.0 12.1 9.2

ECe (dSm-1) 1.4 1.4 3.0 1.7

KTK (cmol/kg) 29.4 16.4 13.1 11.9

% Pasir 41.4 34.0 42.0 43.0

% Debu 18.5 27.8 36.9 44.0

% Liat 40.0 38.1 21.0 12.8

Horizon Utama
1. A
Merupakan horizon permukaan (tanah mineral) yang berwarna gelap dan
tidak adanya pengolahan tanah.
2. Bw1
Merupakan horizon yang terletak dibawah horizon A dengan adanya
perbedaan warna tanah.
3. Bw2
Merupakan horizon B dengan perbedaan warna dari horizon sebelumnya.
4. C
Merupakan horizon C karena struktur berupa batuan masif.

Rezim Kelembaban Tanah


Aridik, karena tanah aridisols merupakan jenis tanah yang berada di daerah
dengan tingkat kekeringan yang ekstrem yang ditandai dengan kondisi iklim
seperti suhu dan curah hujan yang rendah (suhu rata-rata tahunan 12,8oC dan
curah hujan rata-rata tahunan 272,3 mm). Selain itu, kondisi tanah selalu dalam
keadaan kering lebih dari setengah jumlah hari-hari kumulatif pertahun dan
kondisi lembab dalam jangka waktu kurang dari 90 hari konsekutif
(berturut-turut).

Rezim Suhu Tanah


Mesik, karena suhu tanah rata-rata tahunan berkisar antara 8-15 oC.

Epipedon
Epipedon Okrik, karena epipedon yang tidak memenuhi definisi salah satu dari
tujuh epipedon yang lain, disebabkan karena terlampau tipis atau terlalu kering,
memiliki value warna atau kroma terlalu tinggi, mengandung terlalu sedikit
karbon organik, memiliki nilai-n atau indeks melanik terlalu tinggi, atau bersifat
masif dan keras atau lebih keras jika kering. Banyak epipedon okrik yang
memiliki value warna, lembab, 4 atau lebih, dan value warna, kering, 6 atau lebih,
atau kroma 4 atau lebih; atau epipedon mencakup horizon A atau Ap yang
memiliki nilai value warna dan kroma rendah, tetapi terlampau tipis untuk
ditetapkan sebagai epipedon molik atau umbrik (dan fraksi tanah-halusnya
memiliki kalsium karbonat eqivalen kurang dari 15 persen).

Endopedon
Endopedon Klasik, karena horizon dimana illuvial dari kalsium karbonat
sekunder atau (senyawa) karbonat yang lain, telah terakumulasi dalam jumlah
yang signifikan.

KTT
1. Ordo Aridisols, karena memiliki rezim kelembaban tanah aridik dan
berada pada kondisi iklim yang kering, serta pada batas atas di dalam 100
cm dari permukaan tanah memiliki horizon kalsik.
Tidak termasuk Gelisol karena tidak terdapat lapisan permafrost dan
bahan-bahan gelik di dalam 100 cm dari permukaan tanah. Tidak termasuk
Histosol karena bukan tanah organik. Tidak termasuk Spodosol karena
tidak memiliki horizon spodik. Tidak termasuk Andisol karena tidak
memiliki bahan andik. Tidak termasuk Oxisol karena tidak memiliki
horizon oksik. Tidak termasuk Vertisol karena tidak terdapat bidang kilir.
2. Subordo Cambids, karena aridisols yang lain.
3. Grup Haplocambids, karena cambids yang lain.
4. Subgrup Typic Haplocambid, karena masuk haplocambids yang lain.

KTN
1. Jenis Tanah: Regosol
Karena tanah bertekstur kasar (pasir, pasir berlempung), mempunyai
horizon A okrik, umbrik atau histik, ketebalan > 25 cm.
2. Macam Tanah: Regosol Kalkarik
Karena tanah berkapur pada kedalaman 20-50 cm dari permukaan.
Pedon 4: Typic Haplosalids (Mochamad Reza Nefandi - 205040207111163)
Lokasi : Azrak
Koordinat : Lat 311480 N - Long 361490 E
Penggunaan Lahan : Sporadic vegetation
Bahan Induk : Lacustrine marl parent material
Relief :-
Lereng : 0%
Elevasi : 520 mdpl
Batuan Permukaan :-
Drainase :-
Aliran Permukaan :-
Permeabilitas :-
Erosi :-
Rejim Lengas Tanah : Aridik
Rejim Suhu Tanah : Mesik
Epipedon : Okrik
Endopedon : Argilik
Ordo : Aridisols
Sub ordo : Cambid
Grup : Haplosalids
Sub Grup : Typic Haplosalids

Horizon Kedalaman Deskripsi

A1 0-12 Coklat gelap (7,5 YR 4/6), tanah liat; platy kasar


sedang yang kuat, sedikit akar vertikal yang sangat
halus, keras, sangat kokoh, lengket, sangat plastis,
berbuih keras;

A2 12-22 Coklat gelap (7,5 YR 4/6), tanah liat; platy sedang


kuat, akar halus umum, bawah cakrawala kehadiran
arang biasa; keras, sangat keras, lengket, sangat
plastis, sangat berbuih

Bz 22-92 Coklat gelap (7,5 YR 4/6), tanah liat; gumpal


bersudut sangat kasar yang kuat; sedikit akar halus,
kulit tanah liat yang menonjol; karbonat tahap I
yang langka; oksida mangan; sangat keras, keras,
lengket, sangat plastis, sangat berbuih;

Bg 92-150 1 gley 6/10 tahun; tanah liat; prismatik kasar yang


kuat; tidak ada akar; kulit tanah liat yang buruk;
sangat keras; tegas; sangat plastik; lengket; berbuih
dengan keras

Data Kimia

Rezim Kelembaban Tanah


Aridik: tanah aridisols merupakan jenis tanah yang berada di daerah dengan
tingkat kekeringan yang ekstrem dengan kondisi tanah selalu dalam keadaan
kering lebih dari setengah jumlah hari-hari kumulatif pertahun dan kondisi lembab
dalam jangka waktu kurang dari 90 hari konsekutif (berturut-turut).

Rezim Suhu Tanah


Mesik, karena suhu tanah rata-rata tahunan berkisar antara 8-15 oC

Epipedon
Okrik : dikarenakan tidak termasuk kedalam 7 epipedon sehingga dapat disebut
dengan epipedon okrik yang tidak memiliki ciri tertentu seperti epipedon lainnya.

Endopedon
Argilik : memiliki ketebalan >7,5 cm. terdapat tanda iluviasi liat dengan bukti
lapang adanya clay film pada pori atau liat terorientasi di permukaan butir pasir.
kandungan liat akan meningkat secara signifikan pada jarak vertikal <30 cm. pada
peningkatan minimum antara 3-8% dari kandungan liat pada horizon eluvial.

KTT
Ordo Aridisol : tanah dengan rezim kelembaban kering yang terjadi secara
normal di iklim kering. Beberapa terletak di iklim semi-kering. Tanah Aridisols
merupakan tanah dengan satu atau lebih horizon pedogenik yang khas yang telah
diperkaya atau dikuras kandungannya oleh air yang bergerak.
Sub Ordo Cambid : karena memiliki horizon petrokalsik atau horizon petrogipsik
di dalam >100 cm dari permukaan tanah dan termasuk aridisol lain.

Grup Haplosalids : termasuk haplosalids yang lain (tidak memiliki sifat yang
sama dengan grup lain). Tidak termasuk Petrocalcids karena tidak memiliki
horizon petrokalsik di dalam 100 cm dari permukaan tanah.

Sub Grup Typic Haplosalids : karena termasuk Haplosalids yang lain


dikarenakan Tidak memiliki horizon kalsik di dalam 100 cm dari permukaan
tanah dan tidak memiliki horizon petrogipsik di dalam 100 cm dari permukaan
tanah.

KTN
Jenis Tanah Regosol : Tanah bertekstur kasar (pasir, pasir berlempung),
mempunyai horison A okrik, umbrik atau histik, ketebalan > 25 cm.
Dikategorikan sebagai jenis tanah regosol karena memiliki sifat yang berbeda
dengan dominasi tekstur tanah pasir dan kering.

Macam Tanah Regosol Distrik : Regosol lain yang mempunyai KB < 50%
(NH4OAc) sekurang-kurangnya dalam beberapa bagian lapisan tanah antara
20-50 cm dari permukaan.

WRB
Jenis tanah Regosol : tidak ada perkembangan profil tanah yang signifikan.
Principal qualifiers Dystric : memiliki KB < 50% dalam setengah atau lebih
bagian dari 20 - 100 cm dari permukaan. Supplementary qualifiers Clayic :
Memiliki kelas tekstur liat, liat berpasir, lempung berliat dengan ketebalan > 30
cm dalam ketebalan < 100 cm dari permukaan.
Permasalahan Tanah Aridisols
1. Potensi kehilangan air yang tinggi akibat iklim yang kering. Selain itu,
kondisi tanah yang kering juga dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
2. Kesuburan tanah yang rendah akibat kurangnya bahan organik
3. Tanah mudah tererosi akibat tidak tertutupi

Pengelolaan Untuk Mengatasi Permasalahan


1. Membuat irigasi untuk menyalurkan air ke lahan-lahan pertanian sehingga
kebutuhan air tanaman dapat tercukupi serta kondisi tanah menjadi
lembab.
2. Pemberian bahan organik atau pupuk organik untuk meningkatkan
kesuburan tanah serta pengolahan tanah untuk menggemburkan kondisi
tanah.
3. Pemanfaatan lahan dengan membudidayakan tanaman penutup tanah
seperti tanaman kacang-kacangan.
DAFTAR PUSTAKA

Chowdhury, A., Adak, M.K., Mukherjee, A., Dhak, P., Khatun, J., Dhak, D., 2019. A
critical review on geochemical and geological aspects of fluoride belts, fluorosis
and natural materials and other sources for alternatives to fluoride exposure. J.
Hydrol. 574, 333–359.

Goydaragh, M. G., Taghizadeh-Mehrjardi, R., Golchin, A., Jafarzadeh, A. A., & Lado,
M. (2021). Predicting weathering indices in soils using FTIR spectra and random
forest models. Catena, 204, 105437.

Hakim, D. L. (2019). Ensiklopedi Jenis Tanah di Dunia. Uwais Inspirasi Indonesia.


Ponogoro.

Hardjowigeno, Sarwono. 2016. Edisi Revisi Klasifikasi Tanah dan Pedogenensis.


Akademika Pressindo. Jakarta.

Mohammed, S., Khallouf, A., Kiwan, S., Alhenawi, S., Ali, H., Harsányi, E., Katai, J.,
& Habib, H. (2020). Characterization of major soil orders in Syria. Eurasian Soil
Science, 53, 420-429.

Anda mungkin juga menyukai