Anda di halaman 1dari 11

25

BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN

A. VISI PUSKESMAS
Visi Puskesmas adalah gambaran arah pembangunan masa depan yang ingin dicapai dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun. Visi puskesmas disusun berdasarkan visi Dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Adapun Visi puskesmas susut II tahun 2021 :

“ Mewujudkan Masyarakat Susut Yang Sehat Dan Mandiri”


Menuju masyarakat susut yang sehat dan mandiri yang dimaksud adalah dengan pelayanan
Puskesmas UKM dan UKP dapat memfasilitasi masyarakat sehingga menyadari kebutuhan akan
kesehatan, mau dan mampu mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatannya
sendiri
Visi Puskesmas Susut II memiliki keterkaitan dengan visi Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli yaitu “
TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN BANGLI YANG MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT
“ Puskesmas Susut II mendukung Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli dengan meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan menjadi lebih bermutu.
Keterkaitan visi Puskesmas dengan Visi Pemerintah Kabupaten Bangli yaitu : “TERWUJUDNYA
MASYARAKAT YANG SEHAT DAN MANDIRI”. Visi tersebut akan diwujudkan dengan misi ke-4
yaitu : “Mendorong kemandirian dan membudayakan masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat”.
Visi Puskesmas Susut II sejalan dengan cita-cita Pemerintah Kabupaten Bangli mewujudkan
kehidupan berkualitas melalui pemerataan, layanan kesehatan harus lebih bermutu sehingga
masyarakat menerima pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kehidupan masyarakat lebih baik dan
terdorong untuk berferan aktif dan mandiri untuk menjadi lebih sehat.

B. MISI PUSKESMAS
Misi Puskesmas adalah langkah-langkah yang akan diambil untuk mewujudkan visi Puskesmas.
Adapun misi untuk mencapai visi Puskesmas adalah dengan :
1. Menggerakan kecamatan yang berwawasan kesehatan
2. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata
3. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat beserta
lingkungannya
4. Mendorong kemandirian dan membudayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat

Agar dapat mencapai misi tersebut Puskesmas Susut II melakukan berbagai upaya mulai dari
perencanaan sumber daya baik sumber daya manusia dan sarana prasarana lainnya melalui
perencanaan tingkat Puskesmas. Perbaikan dan peningkatan mutu layanan dilaksanakan melalui
penyesuaian standar layanan dengan selalu memperhatikan isu isu strategis dan kebutuhan serta
harapan masyarakat, Pelaksanaan fungsi Puskesmas dengan tetap mengedepankan upaya promotif
dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif dilakukan dalam rangka
memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya serta
26

mencapai kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, Menggerakan kecamatan yang
berwawasan kesehatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan kegiatan promkes dan kesling serta
meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector. Monitoring dan evaluasi kegiatan
Puskesmas dilaksanakan melalui penilaian kinerja Puskesmas.

C. TUJUAN PUSKESMAS
Tujuan dan sasaran pada hakekatnya merupakan penegasan kembali visi dan misi RPJMD Kabupaten
Bangli secara lebih detail, terinci, lebih tergambar dengan jelas yang selanjutnya akan menjadi dasar
penyusunan kerangka kinerja pembangunan secara keseluruhan. Rumusan tujuan dan sasaran
merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk
mengevaluasi pilihan tersebut.

Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi organisasi yang
mengandung makna :
- Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu sampai tahun
terakhir renstra.
- Menggambarkan arah strategis organisasidan perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan
sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi.
- Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah saran dan strategi organisasi berupa
kebijakan, program operasional dan kegiatan pokok organisasi selama kurun waktu renstra.
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan Puskesmas Susut II adalah sebagai berikut : “Meningkatkan
derajat kesehatan ibu dan anak, status gizi dan pengendalian dengan pelayanan
kesehatan bermutu”

D. SASARAN PUSKESMAS
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan hal-hal yang ingin
dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara operasional.
Sasaran dan indicator sasaran Puskesmas Susut II berdasarkan tujuan sebagai berikut :
27

E. TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN


STRATEGI SASARAN INDIKATOR SASARAN
PUSKESMAS
Meningkatkan derajat Meningkatkan 1 Angka Kematian Ibu (AKI)
kesehatan ibu dan kesehatan keluarga,
anak, status gizi dan perbaikan gizi, 2 Angka Kematian Bayi (AKB)

pengendalian dengan kesehatan 3 Persentase balita gizi buruk


pelayanan kesehatan lingkungan, 4 Pelayanan kesehatan usia sekolah
bermutu pengendalian dan remaja
penyakit menular dan 5 Pelayanan kesehatan pada usia
tidak menular serta lanjut > 60 tahun
kualitas pelayana 6 Persentase desa siaga aktif
Purnama Mandiri
7 Persentase desa STBM dan PHBS
8 Persentase desa yang mencapai
UCI
9 Persentase KLB yang ditanggulangi
< 24 jam
10 Persentase keberhasilan
pengobatan TB
11 RFT penderita kusta
12 Case Fatality Rate DBD
13 Orang beresiko terinfeksi HIV
mendapatkan pemeriksaan HIV
14 Cakupan temuan kasus
pemasungan pada ODGJ berat
15 Persentase desa yang memiliki
Posbindu PTM
16 Penyehatan makanan dan
minuman
17 Fasilitas pelayanan kesehatan,
tenaga kesehatan dan
fasyankestrad memiliki ijin
18 Mutu pelayanan Puskesmas

19 Mutu pelayanan Pustu dan


Poskesdes

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang


bagaimana Puskesmas Susut II mencapai tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien. Dengan
pendekatan komprehensif, strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan
transformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi.

Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk


mewujudkan visi dan misi. Strategi menjadi salah satu rujukan penting dalam perencanaan
pembangunan daerah (strategyfocussed-management). Sedangkan arah kebijakan adalah
pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai
28

tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan
merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan
pelaksanaannya.

Strategi dan kebijakan dibentuk untuk mencapai tujuan dan sasaran.


Analisis SWOT untuk meningkatnya kesehatan keluarga, perbaikan gizi, kesehatan lingkungan,
pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta kualitas pelayanan kesehatan
Faktor Internal Kekuatan ( S ) Kelemahan ( W )
1. Adanya sistem manajemen yang 1. Ketrbatasan jumlah tenaga
berlaku (akreditasi FKTP) dokter, perawat, bidan,
2. Adanya komitmen pimpinan tenaga administrasi umum
3. Adanya alat kesehatan yang dan pelaksana program
mencukupi untuk beragam jenis disbanding beban kerja
layanan (alat pemeriksaan umum, pelayanan UKP dan
pemeriksaan penunjang EKG, program
pemeriksaan penunjang 2. Kurangnya jenis
USG,pemeriksaan laboratorium peningkatan kapasitas
canggih) (pelatihan) petugas yang
4. Adanya sarana yang memadai sudah terpenuhi
(gedung, kendaraan pusling, sarana 3. Keterbatasan anggaran
IPAL) operasional (listrik, air,
5. Adanya jenis ketenagaan yang internet, kebersihan,dll)
mencukupi (dokter, apoteker, dokter 4. Keterbatasan anggaran
gigi, perekam medis, perawat, pemeliharaan sarana
bidan, ahli gizi, perawat gigi, (gedung, alat kesehatan,
sanitarian, analis medis, kesehatan kendaraan, IPAL,dll)
masyarakat dan administrasi) 5. Rendahnya gaji/jasa
6. Adanya akses yang mudah pelayanan pegawai non
terjangkau masyarakat PNS
7. Adanya tariff pelayanan yang 6. Rendahnya kemampuan
terjangkau dengan subsidi dan non Puskesmas menjangkau
subsidi peserta JKN di luar wilayah
8. Adanya layanan program yang Puskesmas
mendukung,promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative,
(pencegahan HIV, kaker leher
Rahim, hepatitis, tuberculosis, dll)

Faktor Eksternal
Peluang (O) SO WO
1. Meningkatnya 1. Mengoptimalkan mutu pelayanan 1. Mengatasi keterbatasan jumlah
daya beli melalui system manajemen mutu tenaga kesehatan melalui
masyarakat yang baik dan peningkatan strata peluang peningkatan
terhadap akreditasi Puskesmas (S1, O1) pendapatan Puskesmas (W1,
29

kesehatan 2. Mengoptimalkan ketersediaan O1)


alat kesehatan dan jenis layanan 2. Mengatasi keterbatasan
yang dapat dipenuhi (S3, O1) anggaran operasional melalui
3. Mengoptimalkan kondisi sarana peluang peningkatan
pelayanan melalui pemeliharaan pendapatan Puskesmas (W3,
dan perawatan yang baik (S$, O1)
O1) 3. Mengatasi keterbatasan
4. Mengoptimalkan tenaga anggaran pemeliharaan sarana
pelayanan dengan panduan SOP melalui peluang peningkatan
pelayanan (S5, O1) pendapatan Puskesmas (W4,
5. Mengoptimalkan Informasi tariff O1)
pelayanan yang terjangkau 4. Mengatasi rendahnya gaji/jasa
kepada masyarakat luas (S7, O1) pelayanan pegawai Non PNS
melalui peluang peningkatan
pendapatan Puskesmas (W5,
O1)
2. Adanya Mengoptimalkan adanya komitmen 1. Mengatasi keterbatasan
dukungan pimpinan dengan memanfaatkan anggaran operasional melalui
kebijakan adanya dukungan kebijakan daerah perencanaan sesuai kebijakan
daerah tentang melalui perencanaan dan daerah (W3,O2)
pemenuhan manajemen yang baik (S@, O2) 2. Mengatasi keterbatasan
sarana dan anggaran pemeliharaan
operasional sarana melalui perencanaan
Puskesmas sesuai kebijakan daerah (W4,
O2)

3. Adanya 1. Mengoptimalkan ketersediaan alat 1. Mengatasi keterbatasan


kebijakan kesehatan dan jenis layanan yang jumlah tenaga melalui
Universal Health dapat dipenuhi (S3, O3) peluang peningkatan
Coverage (UHC) 2. Mengoptimalkan kondisi sarana pendapatan kapitasi JKN
sistem Jaminan pelayanan melalui pemeliharaan (W1, O3)
Kesehatan dan perawatan yang baik (S4, O3) 2. Mengatasi keterbatasan
Nasional tahun 3. Mengoptimalkan tenaga pelayanan kapasitas petugas kesehatan
2020 dengan panduan SOP pelayanan melalui peluang peningkatan
(S5, O3) pendapatan kapitasi JKN
4. Mengoptimalkan informasi (W2, O3)
keberadaan, layanan JKN dan 3. Mengatasi keterbatasan
keunggulan Puskesmas melalui anggaran operasional melalui
berbagai sarana informasi (S6, peluang peningkatan
O3) pendapatan kapitasi JKN
5. Mengoptimalkan informasi layanan (W3, O3)
program yang dapat diperoleh 4. Mengatasi keterbatasan
masyarakat di Puskesmas (S8, O3) anggaran pemeliharaan
melalui peluang peningkatan
pendapatan kapitasi JKN
30

(W4, O3)

Ancaman ( T ) ST WT
1. Tingginya jumlah 1. Mengoptimalkan adanya 1. Mengatasi keterbatasan
Fasilitas Kesehatan system manajemen mutu tenaga untuk mengatasi
Tingkat Pertama (FKTP) akreditasi Puskesmas (S1, jarak Fasilitas Kesehatan
competitor dan jarak T1) Kompetitor yang terlalu
yang terlalu dekat antar 2. Mengoptimalkan jenis dekat (W1, T1)
FKTP layanan dan keunggulan 2. Mengatasi keterbatasan
Puskesmas (S6, T1) Puskesmas menjangkau
3. Mengoptimalkan layanan peserta JKN di luar
program dan kegiatan luar wilayah dengan
gedung sebagai differensiasi tekhnologi komunikasi
layanan Puskesmas (S8, T1) untuk mengatasi
competitor FKTP (W6,
T1)
2. Kesadaran masyarakat 1. Mengoptimalkan mutu Mengatasi rendahnya
tentang hokum pelayanan melalui system gaji/jasa pelayanan
manajemen mutu, panduan pegawai Non PNS untuk
SOP pelayanan dan mengatasi kesadaran
pelaksanaan akreditasi masyarakat tentang hukum
Puskesmas sebagai dasar (W5, T2)
hokum kinerja pelayanan
Puskesmas (S1, T2)
2. Mengoptimalkan komitmen
pimpinan tentang masalah
perlindungan hokum (S2,
T2)
3. Kebijakan pelayanan JKN 1. Mengoptimalkan mutu Mengatasi rendahnya
yang berubah-ubah dan pelayanan melalui system gaji/jasa pelayanan
tidak menguntungkan manajemen mutu, panduan pegawai Non PNS untuk
SOP pelayanan dan mengatasi kebijakan
pelaksanaan akreditasi pelayanan yang berubah-
Puskesmas sebagai ubah dan tidak
kebijakan pelayan JKN di menguntungkan (W2, T2)
Puskesmas (S1, T3)
2. Mengoptimalkan komitmen
pimpinan tentang kebijkan
pelayanan JKN di Puskesmas
(S2, T3)
31

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN


Meningkatkan Meningkatnya 1. Peningkatan 1. Menetapkan Layanan One
derajat kesehatan pelayanan kesehatan Stop Service untuk lansia
kesehatan ibu keluarga, ibu, anak, remaja dan posyandu lansia
dan anak, status perbaikan gizi, dan lansia dengan pemenuhan alkes
gizi dan kesehatan dan bahan habis pakai
pengendalian lingkungan, posyandu lansia
dengan pengendalian
pelayanan penyakit 2. Penanganan masalah 2. Menetapkan layanan untuk
kesehatan menular serta gizi kurang dan ibu dan anak seperti ANC
bermutu kualitas buruk pada bayi, terpadu, persalinan 24 jam,
pelayanan balita, ibu hamil dan konseling laktasi, konseling
kesehatan ibu menyusui gizi, pemeriksaan MTBS,
KB, pasca salin, skrining
risti, pre eklamsia
3. Peningkatan upaya 3. Menetapkan anggaran
promosi kesehatan peningkatan kapasitas
dan pemberdayaan kader setiap tahun dan
masyarakat meningkatkan promosi
kesehatan melalui media
sosial
4. Peningkatan 4. Menetapkan layanan
pengendalian pemeriksaan infeksi
penyakit menular menular seksual dan HIV,
dan tidak menular layanan IVA, Posbindu
serta kesehatan
lingkungan
5. Peningkatan 5. Membentuk jejaring
pembinaan dan kerjasama dengan BPM,
kerjasama jejaring klinik dan RS melalui
dan jaringan supervise dan pembinaan
Puskesmas
6. Peningkatan mutu 6. Menganggarkan pelatihan
pelayanan, SDM kesehatan, mencukupi
kecukupan dan kebutuhan jenis SDM
kualitas SDM, sarana sesuai standar akreditasi
prasarana dan Puskesmas dan pengadaan
perbekalan obat serta perbekalan
kesehatan kesehatan melalui kapitasi
JKN
7. Pengembangan 7. Menetapkan layanan klinik
layanan sesuai IMS-HIV dan UGD dan
kebutuhan persalinan 24 jam
32

masyarakat dan
kebijakan bidang
kesehatan

F. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN


Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 51 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan
organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Daerah. Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli
merupakan salah satu perangkat daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi. Dalam rangka
menunjang pelaksanaan tugas Bupati Bangli dalam kurun waktu Tahun 2021-2026 memerlukan
adanya suatu pedoman pelaksanaan kegiatan.
Sejak ditetapkannya Undang–undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5887) yang diikuti dengan beberapa aturan turunannya seperti Peraturan
Pemerintah, RPJM Nasional, maka Pemerintah Kabupaten Bangli wajib menyusun RPJMD
Kabupaten Bangli Tahun 2021-2026 yang menjadi acuan Perangkat Daerah dalam penyusunan
Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah.
Proses Penyusunan RENSTRA Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli berdasarkan
Permendagri Nomor 505-3708 Tahun 2020 diawali dengan pembentukan Tim Penyusun,
pengumpulan/informasi, penyusunan rancangan, perumusan rancangan, pengolahan
data/informasi, analisis gambaran pelayanan, permasalahan dan perumusan isu-isu strategis
perangkat daerah, Tujuan dan Sasaran, strategi dan arah kebijakan, program dan kegiatan selama
5 (lima) tahun, melaksanakan diskusi mendalam antar bidang pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Bangli
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupten Bangli tahun 2021–2026 adalah dokumen
perencanaan yang merupakan penjabaran lebih lanjut Rencana Pembangunan jangka Menengah
Daerah Kabupaten Bangli tahun 2021 – 2026 dalam bidang kesehatan.
Berkaitan dengan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang
merupakan instrumen pertanggungjawaban, Renstra ini merupakan langkah awal untuk
melaksanakan program kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli dan sekaligus langkah awal
untuk melakukan pengukuran kinerja Instansi Pemerintah.
Arah kebijakan Puskesmas Susut II mengikuti arah kebijakan Dinas Kesehatan
Kabupaten Bangli dengan memprioritaskan masalah mengunakan metode USG diperoleh prioritas
masalah pada program Kesehatan Lingkungan dan Program Pencegahan Penyakit Tidak
Menular(PTM).
1. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
a. KEBIJAKAN
Arah kebijakan kementerian kesehatan yang terkait Penyehatan Lingkungan adalah
penguatan pelayanan kesehatan primer. Kemampuan Puskesmas diarahkan untuk
meningkatkan mutu sistem informasi kesehatan mutu perencanaan di tingkat Puskesemas
dan kemampuan teknis untuk pelaksanan deteksi dini masalah kesehatan, pemberdayaan
masyarakat dan pemantauan kualitas kesehatan lingkungan. Secara teknis kebijakan
kegiatan penyehatan lingkungan adalah peningkatan keterpaduan program preventif dan
promotif penyehatan lingkungan.
33

b. STRATEGI
Strategi meningkatnya kesehatan lingkungan berdasarkan Renstra adalah :
1. Penyusunan regulasi daerah dalam bentuk peraturan Gubernur, Walikota/Bupati yang
dapat menggerakkan sektor lain di daerah untuk berperan aktif dalam pelaksanaan
kegiatan penyehatan lingkungan seperti peningkatan ketersediaan sanitasi dan air minum
layak serta tatanan kawasan sehat
2. Meningkatkan pemanfaatan teknologi tepat guna sesuai dengan kemampuan dan
kondisi permasalahan kesehatan lingkungan di masing-masing daerah
3. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam wirausaha sanitasi
4. Penguatan POKJA Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) melalui pertemuan
jejaring AMPL, Pembagian peran SKPD dalam mendukung peningkatan akses air minum
dan sanitasi
5. Peningkatan peran Puskesmas dalam pencapaian desa/kelurahan Stop Buang Air Besar
Sembarangan (SBS).
6. Meningkatkan peran daerah potensial yang melaksanakan strategi adaptasi dampak
kesehatan akibat perubahan iklim
Sedangkan secara teknis strategi Penyehatan Lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan review dan memperkuat regulasi tentang baku mutu kesehatan
lingkungan dan persyaratan kesehatan media lingkungan
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi bidang penyehatan lingkungan
3. Melaksanakan intensifikasi, akselerasi dan inovasi program penyehatan lingkungan 4.
Meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia di bidang penyehatan lingkungan 5.
Memperkuat jejaring kerja dan kemitraan bidang penyehatan lingkungan
6. Memperkuat manajemen logistik dan aset bidang penyehatan lingkungan
7. Meningkatkan surveilans dan aplikasi teknologi informasi bidang penyehatan
lingkungan
8. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pendampingan teknis bidang penyehatan
lingkungan
9. Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan program
10. Meningkatkan pengembangan teknologi tepat guna, rekayasa lingkungan dan analisis
risiko kesehatan lingkungan serta analisis dampak kesehatan lingkunga
c. PERMASALAHAN
Adapun permasalahan yang terdapat pada program Kesling meliputi : Desa ODF
masih kurang, Cakupan akses jamban sehat belum mencapai target, Persentase TTU
memenuhi syarat kesehatan dan persentase TPM memenuhi syarat kesehatan masih
kurang.
c. STRATEGI
 Memberikan KIE kepada lintas sektor, Penanggung jawab tenpat umum kader dan
masyarakat tentang kesehatan lingkungan.
 Peningkatan Advokasi kepada lintas sektor
 Peningkatan koordinasi kepada lintas program
 Bekerjasama dengan program promkes dalam pengadaan media promosi, dan
penyuluhan
 Meningkatkan kerjasama dengan kader kesling di desa
34

 Update data dasar kesling.


 Advokasi dukungan dana kepada lintas sektor
 Advokasi kepada Puskesmas
 Meningkatkan tenaga kesehatan terutama dibidang kesehatan lingkungan
 Memberikan penyuluhan pada pengelola makanan dan minuman tentang cara
menjaga hygiene makanan dan minuman
 Memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya memelihara kebersihan
lingkungan.
2. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PTM
a. KEBIJAKAN
1. Meningkatkan advokasi kebijakan yang berpihak terhadap program P2 PTM
2. Melaksanakan upaya promotif, prepentif, kuratif dan rehabilitative secara
komprehensif.
3. Meningkatkan kapasitas SDM
4. Mengembangkan dan memperkuat system surveilen
5. Penguatan jejaring dan kemitraan melalui pemberdayaan masyarakat
b. STRATEGI
1. Meningkantan advokasi kebijakan yang berpihak terhadap program P2 PTM
a. Mendorong penguatan komitmen dari pengambil kebijakan untuk mendukung
program PTM
b. Menumbuhkan kesadaran bahwa masalah kesehatan adalah tanggung jawab
bersama
c. Mendorong advokasi lintas sector untuk mewujudkan pembangunan berwawasan
kesehatan

2. Melaksanakan upaya promotif, prepentif, kuratif dan rehabilitative secara


komprehensif.
a. Melakukan deteksi dini dan tindak lanjut dini factor resiko PTM
b. Menyebarluaskan secara masif sosialisasi pencegahan dan pengendalian factor
resiko PTM
c. Melakukan penguatan tata laksana kasus sesuai standar
3. Meningkatkan kapasitas SDM
a. Meningkatkan kapasitas SDM sesuai dengan jenjang faskes dan kompetensi
b. Mendorong ketersediaan SDM secara kualitas dan kuantitas
c. Mendorong kemanfaatan SDM yang ada di masyarakat
4. Mengembangkan dan memperkuat system surveilen
a. Melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai ketentuan
b. Melakukan evaluasi dan menindaklanjuti hasil pendataan secara berkala
c. Mendorong dilakukannya penelitian PTM yang diperlukan
5. Penguatan jejaring dan kemitraan melalui pemberdayaan masyarakat
a. Melibatkan peran serta tokoh masyarakat dan kelopok potensial
b. Berkoordinasi dengan lintas program terkait untuk memastikan ketersediaan
sarpras obat dan SDM
c. Berkoordinasi dan menguatkan kemitraan dengan pihak swasta
35

C. PERMASALAHAN
Adapun permasalahan yang terdapat pada program PTM meliputi : belum
terdapatnya posbindu di setiap desa, partisipasi masyarakat dalam posbindu
masih kurang.
D. Strategi
 Memberikan KIE mengenai pentingnya minum obat rutin untuk penderita
HT dan DM
 Mengingatkan pasien untuk control kunjungan ulang secara rutin
 Melaksanakan advokasi ke desa untuk mengaktifkan posbindu
 Mengajak perangkat desa guna meningkatkan partisipasi masyarakat
untuk melakukan screening kesehatan.
 Menyebarluaskan informasi tentang posbindu melalui sarana leaflet.

Anda mungkin juga menyukai