Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

HUBUNGAN MASYARAKAT

OLEH:
LOLYTA MAORINA
044781394

TUTOR:
AHMAD SYARIF
02004601

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL, DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
1. Hubungan merupakan salah satu elemen penting dalam hubungan masyarakat
(Humas). Elemen hubungan tersebut pada dasarnya memiliki beberapa dimensi yang
menggambarkan bagaimana posisi suatu organisasi terhadap publiknya yang disebut
dengan dimensi hubungan asimetris dan simetris.

a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hubungan simetris dan hubungan asimetris
dalam Humas!

Di bidang Public Relations (PR), hubungan simetris dan asimetris digunakan


untuk menggambarkan metode dalam berhubungan dengan publik organisasi.
Grunig dan Hunt (1984) mendefinisikan komunikasi asimetris sebagai komunikasi
satu arah yang digunakan untuk membujuk atau memanipulasi khalayak.
Komunikasi simetris, di sisi lain, memerlukan proses komunikasi dua arah yang
digunakan untuk menumbuhkan saling pengertian dan menguntungkan kedua
belah pihak.

Dalam hubungan asimetris, organisasi dianggap memiliki kontrol dan otoritas


yang lebih besar daripada publiknya. Biasanya, komunikasi bersifat searah, dan
tujuan organisasi adalah membujuk publiknya untuk mengambil tindakan tertentu
atau mengadopsi sikap tertentu. Untuk mencapai tujuannya, organisasi dapat
menggunakan periklanan, propaganda, atau hubungan masyarakat. Komunikasi
asimetris sering dikritik karena bersifat manipulatif dan tidak membina hubungan
yang saling menguntungkan antara organisasi dengan publiknya.

Hubungan simetris, di sisi lain, ditandai dengan proses komunikasi dua arah di
mana kedua belah pihak dipandang memiliki otoritas dan kontrol yang sama.
Komunikasi organisasi dengan khalayaknya didasarkan pada dialog dan kerjasama
dalam upaya menumbuhkan saling pengertian. Kampanye hubungan masyarakat
yang bertujuan untuk membangun hubungan jangka panjang yang saling
menguntungkan antara organisasi dan publiknya sering menggunakan komunikasi
simetris. Bentuk hubungan ini biasanya dianggap lebih etis dan efektif daripada
komunikasi asimetris.
b. Identifikasilah mengapa hubungan yang simetris dianggap ideal dalam praktik
Humas!

Dalam PR, hubungan simetris dianggap ideal karena beberapa alasan. Hubungan
simetris didasarkan rasa saling menghormati dan pemahaman antara organisasi
dan publiknya. Dalam hubungan yang simetris, kedua belah pihak dipandang
memiliki kekuatan dan kendali yang setara, artinya masing-masing memiliki suara
dalam proses komunikasi. Hal ini menghasilkan proses komunikasi yang lebih etis
dan berimbang yang dapat meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas publik.
Kedua, hubungan simetris mendorong keterbukaan dan transparansi dalam
komunikasi. Ketika sebuah organisasi terlibat dalam proses komunikasi simetris,
lebih mungkin bagi mereka untuk mengungkapkan informasi dan menerima
umpan balik publik. Hal dapat membantu organisasi mengembangkan reputasi
positif dan memperkuat hubungannya dengan audiensnya. Terakhir, hubungan
simetris memupuk kolaborasi dan kerja sama antara organisasi dan pesertanya.
Ketika kedua belah pihak merasa bahwa mereka memiliki otoritas dan kontrol
yang sama, mereka lebih mungkin berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
Hal ini dapat menghasilkan pengembangan hubungan jangka panjang yang saling
menguntungkan yang menguntungkan bagi organisasi dan publiknya.

2. Sebuah pabrik tekstil mendapatkan protes keras dari warga setempat karena tidak
mengelola limbah produksi dengan benar. Warga, melalui tokoh masyarakat,
menyampaikan beberapa tuntutan ganti rugi kepada perusahaan atas pencemaran
lingkungan yang mereka rasakan. Warga menyampakian keluhan dan tuntutan
tersebut langsung kepada pemilik pabrik agar kasus tersebut mendapatkan perhatian
serius dari perusahaan. Humas mengenal beberapa jenis publik yang di antaranya
diidentifikasi berdasarkan aktivitasnya. Berdasarkan hal tersebut, termasuk dalam
jenis publik apakah kelompok warga yang digambarkan dalam kasus di atas? Berikan
alasannya!

Jenis publik yang digambarkan dalam kasus di atas adalah single issue public. Seperti
yang dikemukakan oleh Grunig (1992), single-issue public adalah sekelompok orang
yang terfokus pada penanganan isu atau masalah tertentu yang mempengaruhi mereka
dan tidak tertarik pada isu-isu lain yang berkaitan dengan organisasi atau perusahaan.
Dalam hal ini yang menjadi perhatian utama warga sekitar adalah pencemaran
lingkungan yang diakibatkan oleh praktik pengelolaan limbah pabrik tekstil, dan
mereka menuntut ganti rugi atas kerusakan yang diakibatkan oleh pencemaran
tersebut. Mereka tidak tertarik dengan isu-isu lain yang berkaitan dengan operasi
pabrik, seperti profitabilitas atau praktik ketenagakerjaan.

Referensi:

Cutlip, S. M., Center, A. H., & Broom, G. M. (2019). Effective public relations. Pearson.

Grunig, J. E. (1992). Keunggulan dalam Hubungan Masyarakat dan Manajemen Komunikasi.


Terjemahan oleh Mustafa Abubakar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Grunig, J. E., & Hunt, T. (1984). Managing public relations. New York: Holt, Rinehart, and
Winston.

Jiang, H., & Meng, J. (2018). Asymmetric and symmetric communication in public relations:
A review and agenda for future research. Frontiers in Communication, 3, 13.
https://doi.org/10.3389/fcomm.2018.00013

Ledingham, J. A., & Bruning, S. D. (2000). Public relations as relationship management: A


relational approach to public relations. Routledge.

Anda mungkin juga menyukai